Saya sudah lama mengenal Lia, dulu kami sempat menjalin hubungan FWB dari sekitar tahun 2012 sampai tahun 2013an akhir. Saya mengenal Lia dari seorang teman di acara pernikahan. Waktu itu saya tidak menyangka bisa mengenal Lia di acara yang tergolong membosankan. Di perayaan pernikahan salah satu teman saya itu, saya dikenalkan ke Lia oleh adiknya teman saya. Lia berumur 23 tahun pada saat itu, seorang wanita keturunan tionghoa Kalimantan yang tinggal di ibukota, bekerja sebagai staff kantor sebuah bisnis. Yang saya sangat suka dari Lia adalah lekuk tubuhnya yang bagus, langsing dan kulitnya yang mulus. Dadanya yang berukuran 36b, dan pantatnya yang montok, saya senang wanita dengan tipe seperti ini. Wajahnya tergolong biasa saja, berbentuk lonjong dan rambutnya lurus panjang. Lia sebenarnya tergolong perempuan baik2, tetapi memang seks adalah suatu kebutuhan manusia yang membuat saya akhirnya bisa bercinta dengan Lia berkali2 sampai terakhir tahun baru 2015 lalu, salah satu kenangan terindah yang saya ingat sampai sekarang. Cerita ini adalah tentang malam terakhir saya dengan Lia, walau saya sangat berharap malam tersebut bukan malam terakhir saya dengan Lia.
Yang terakhir selalu mempunyai kesan istimewa, mungkin itu sebab mengapa saya lebih memilih untuk menceritakan malam terakhir saya bercinta dengan Lia, walaupun sebelumnya kita sudah bercinta berkali-kali dikesempatan lain tetapi saya tetap lebih ingin menceritakan kenangan terakhir saya bersama Lia. Setelah kita menjaga jarak sekitar November 2013, Lia memutuskan untuk menyusul ibunya ke Taiwan sekitar Februari 2014. Walau tidak mengobrol, saya suka melihat dia update status & foto di sebuah messenger yang sudah tak asing dipakai orang Indonesia. Lia tergolong wanita yang sangat menjaga tubuhnya, saya ingat dia selalu bilang dulu, “gw pengen suami gw nanti selalu senang, jadi gak kabur main sama cewek lain”. Dalam hati aku berpikir cukup beruntung juga aku sempat menikmati Lia dengan mindset seperti itu dan disaat lebih muda, di banding laki-laki yang nantinya akan bersama Lia dimasa yang lebih tua. Sampai sekarangpun terkadang pada saat saya bercinta dengan pacar atau wanita lain, saya sering flashback pada saat diranjang dengan Lia, membuatku rindu kepadanya, bisa dibilang Lia adalah salah satu wanita yang paling kurindukan di ranjang. Desahan dan attitudenya di ranjang membuatku ketagihan, bukan hanya karena tubuhnya yang sexy. Akhirnya, saya beranikan diri untuk memanggil Lia lagi sekitar bulan Juni 2014. Karena memang cocok dan pendekatan yang sangat diperhitungkan, kami akhirnya terus mengobrol, terkadang kuajak dia bercanda nakal, “kangen banget deh sama kamu.” Dia membalas dengan lebih menantang “kangen apanya nih” sambil tertawa. Berbulan2 saya bertemu Lia hanya lewat internet saja, sering sekali akhir dari chat atau video call kami berakhir lemas untuk saya, karena Lia suka menggoda saya, sesekali kami bertukar foto, dan sesekali Lia memberikan foto sensual. Kita juga sering berhayal fantasi bersama untuk kesenangan seksual masing2, mengungkit2 moment seksual yang pernah saya dan Lia lakukan.
“sayang, aku mau balik ke Jakarta nanti akhir tahun, tapi cuma 2 hari. Kamu mau ketemu ga?” pesan tersebut saya terima dari Lia pagi2 di bulan desember 2014. Ternyata Lia hanya balik 3 hari karena dia mau liburan akhir tahun dengan keluarganya ke pulau dewata, sehingga dari Taiwan langsung ke bali, lalu pulang ke Jakarta hanya sebentar bertemu keluarga dan setelah itu berencana langsung kembali ke Taiwan lagi. Setelah mengobrol panjang lebar, akhirnya Lia setuju untuk check in bersama saya di hotel sekitar bandara 1 hari sebelum flightnya ke Taiwan. Pada saat hari tersebut tiba, saya menjemput Lia dari apartmentnya, sekaLian membantu Lia membereskan barang yang akan dia bawa. Saat bertemu, Lia masih saja cantik seperti pertama kulihat, bodynya sexy memakai jeans skinny dan t-shirt putih yang ketat. Sesekali saat Lia menunduk membereskan koper, bokongnya yang montok membuat penisku tegang, namun aku tidak bisa melakukan apapun pada saat itu karena di apartement tersebut ada keluarga Lia. Lia juga memiliki kulit yang kencang, selalu teringat jika sedang bercinta dengan Lia ada sensasi berbeda jika aku merememas beberapa bagian tubuhnya yang masih sangat terasa kencang membuatku semakin bergairah.
Setelah itu kita pergi makan ke suatu restoran, yang tentunya selama makan dan mengobrol pikiran saya hanya memikirkan yang akan kita lakukan malam itu. Pada saat tiba di hotel, aku langsung memeluk Lia setelah menutup pintu kamar, kucium lehernya, sambil meremas bokongnya, namun Lia menahanku dan menolak ku secara pelan. “ih kamu gak sabaran banget, habis beres2 keringetan tau. Aku mandi dulu ya.” Sambut Lia, dan aku turuti saja perkataannya. Aku menyalakan TV, Lia mempersiapkan dirinya untuk bersih-bersih, membuka kopernya untuk mencari peralatan mandi. “aduh, aku lupa bawa celana santai tau gak..entar tidur pake apa lagi..” keluh Lia dengan bingung. Aku menyaut “pake celana dalem aja, gak ada yang Liat ini kan Cuma aku, nanti AC nya aku kecilin aja biar gak terlalu dingin.” Lia setuju, dan dia masuk ke kamar mandi. Sekitar 30 menit kemudian, Lia keluar dengan t-shirt berwarna putih yang ketat dan celana dalam hitam, pemandangan tersebut benar-benar yang sangat kuharapkan.
Lia menghampiriku diranjang, terkejut aku saat dia langsung menyentuh penisku, “udah lama nih aku gak pegang punya kamu” dengan nada yang sedikit genit. Biasanya Lia tidak se aggresif ini, membuatku merasakan sensasi yang berbeda. Aku langsung menggenggam bokong Lia yang montok itu, dengan posisi saling menyamping, Lia memainkan penisku dari luar celana, kuremas pelan2 bokongnya sambil menatap wajahnya. “buka celananya sayang” kata Lia kepadaku, namun aku tidak menurutinya, aku ingin membuat Lia keenakan dulu. Aku masukan jariku kedalam celana dalamnya, kumainkan diluar bibir vaginanya dengan pelan sambil menciumi lehernya. Lia mendesah pelan dan panjang, membuatku semakin bernafsu. Kumasukan jariku kedalam vagina Lia dan memainkannya keluar masuk dengan tempo yang terkadang pelan terkadang cepat, sambil kulumat bibirnya “ehm…ouhh…” desahan Lia yang sangat sensual sulit untuk ku ungkapan dengan kata-kata di cerita ini. Hanya bisa kubilang ada yang berbeda dengan desahan Lia dibanding wanita-wanita lain, desahan Lia benar-benar membuatku sangat bernafsu.
Setelah cukup lama kumainkan vagina Lia, kulucuti baju dan bra Lia, kulumat buah dadanya yang putih dan berpentil warna cokelat itu. Lia mendesah lumayan kencang pada saat kumainkan payudaranya bergantian kiri kanan dengan mulut dan tanganku. “gantian dong…aku pengen puasin kamu juga” kata Lia dengan suaranya yang sensual rada memelas. “ Lia dengan cepat membuka celanaku, dan langsung melumat penisku yang sudah sangat keras. Benar-benar sungguh nikmat perasaan pertama Lia melumat penisku. Lia menjilati seluruh bagian penisku pelan2, mulai dari ujungnya sampai ke buah zakarku. Ujung penisku benar-benar basah dan lengket dibuat oleh Lia.
Sungguh tak tahan aku dibuat oleh Lia dengan blowjobnya yang sangat telaten, aku duduk di pinggir ranjang dengan Lia berlutut sambil mengisap penisku, pemandangan indah yang tak terlupakan. Aku segera berdiri menarik badan Lia, dan aku selipkan penisku diantara celana dalamnya dan kupacu Lia dengan posisi doggy style dimana Lia berpegangan pada ujung ranjang dan aku berdiri di belakangnya. “ouhh….enak…terus sayang…ouhh”. Desah Lia dengan enak. Sesekali kuremas pantatnya yang montok dan kencang itu. Setelah sudah lumayan pegal menggenjot Lia, aku meminta Lia untuk merubah posisi menjadi MOT. Lia menunggangi ku dengan Liar dan desahan yang pelan tapi panjang, sungguh sensual. “ehmm….uh….” desah Lia. Melihat Lia dari bawah membuatku semakin bernafsu, kutarik badannya lalu kulumat payudaranya sambil menggenjot Lia. Kuremas punggung dan pantatnya dan kugenjot dengan tempo yang cepat “ahhh…sayang..sayang….” dengan suara Lia yang rada lebih kencang dari biasanya, sepertinya dia sampai.. “ahh…” kurasakan sedikit cairan hangat yang mengguyur penisku keluar dari vagina Lia.
“Sayang kamu belum mau keluar?” Lia bertanya sambil menggenjot pelan2. Aku meminta Lia untuk memghisap penisku sampai aku keluar, sebab Lia benar-benar jago dalam melakukan hal itu, salah satu hal yang tidak bisa di lakukan semua wanita. Aku bersihkan penisku di kamar mandi, aku kembali tiduran diranjang lalu Lia menghisap penisku dengan telaten sambil sesekali menurunkan lidahnya kebawah menjilat lubang anusku. Aku benar-benar harus menahan sensasi enak yang dibuat Lia pada saat itu, dia menjilati lubang anusku sambil mengocok penisku pelan2. Saat Lia kembali menjilati penisku, aku keluarkan air mani yang pekat kedalam mulut Lia, pada saat penisku mengeluarkan air mani, Lia tidak berhenti malah semakin kencang menyedot penisku membuatku sangat lemas. Lia menelan seluruh air maniku sambil tersenyum. “udah?enak?” kata Lia sambil dengan nada meledek. Aku hanya meng iya-kan saja sambil tersenyum.
Setelah bersih-bersih, kita mengobrol tentang beberapa hal lalu tidur. Keesokan paginya kita bercinta lagi sebelum aku mengantarkan Lia ke airport dan berpisah. Pemandangan Lia dipagi hari saatku terbangun membuatku sangat bernafsu sehingga aku langsung memeluknya dari belakang ditempat tidur, merabanya, membuatnya basah dan menggenjotnya dengan posisi dari samping, Lia mendesah sangat ke enakan pada saat itu. Sampai sekarang, aku belum pernah lagi bertemu Lia, terakhir aku lihat di salah satu messenger yang ada, Lia sudah memiliki pacar. Mungkin Lia juga sudah memutuskan pada saat itu bahwa apa yang dia lakukan denganku akan ditinggalkannya sebagai kenangan, bukan sesuatu yang berkelanjutan.
Yang terakhir selalu mempunyai kesan istimewa, mungkin itu sebab mengapa saya lebih memilih untuk menceritakan malam terakhir saya bercinta dengan Lia, walaupun sebelumnya kita sudah bercinta berkali-kali dikesempatan lain tetapi saya tetap lebih ingin menceritakan kenangan terakhir saya bersama Lia. Setelah kita menjaga jarak sekitar November 2013, Lia memutuskan untuk menyusul ibunya ke Taiwan sekitar Februari 2014. Walau tidak mengobrol, saya suka melihat dia update status & foto di sebuah messenger yang sudah tak asing dipakai orang Indonesia. Lia tergolong wanita yang sangat menjaga tubuhnya, saya ingat dia selalu bilang dulu, “gw pengen suami gw nanti selalu senang, jadi gak kabur main sama cewek lain”. Dalam hati aku berpikir cukup beruntung juga aku sempat menikmati Lia dengan mindset seperti itu dan disaat lebih muda, di banding laki-laki yang nantinya akan bersama Lia dimasa yang lebih tua. Sampai sekarangpun terkadang pada saat saya bercinta dengan pacar atau wanita lain, saya sering flashback pada saat diranjang dengan Lia, membuatku rindu kepadanya, bisa dibilang Lia adalah salah satu wanita yang paling kurindukan di ranjang. Desahan dan attitudenya di ranjang membuatku ketagihan, bukan hanya karena tubuhnya yang sexy. Akhirnya, saya beranikan diri untuk memanggil Lia lagi sekitar bulan Juni 2014. Karena memang cocok dan pendekatan yang sangat diperhitungkan, kami akhirnya terus mengobrol, terkadang kuajak dia bercanda nakal, “kangen banget deh sama kamu.” Dia membalas dengan lebih menantang “kangen apanya nih” sambil tertawa. Berbulan2 saya bertemu Lia hanya lewat internet saja, sering sekali akhir dari chat atau video call kami berakhir lemas untuk saya, karena Lia suka menggoda saya, sesekali kami bertukar foto, dan sesekali Lia memberikan foto sensual. Kita juga sering berhayal fantasi bersama untuk kesenangan seksual masing2, mengungkit2 moment seksual yang pernah saya dan Lia lakukan.
“sayang, aku mau balik ke Jakarta nanti akhir tahun, tapi cuma 2 hari. Kamu mau ketemu ga?” pesan tersebut saya terima dari Lia pagi2 di bulan desember 2014. Ternyata Lia hanya balik 3 hari karena dia mau liburan akhir tahun dengan keluarganya ke pulau dewata, sehingga dari Taiwan langsung ke bali, lalu pulang ke Jakarta hanya sebentar bertemu keluarga dan setelah itu berencana langsung kembali ke Taiwan lagi. Setelah mengobrol panjang lebar, akhirnya Lia setuju untuk check in bersama saya di hotel sekitar bandara 1 hari sebelum flightnya ke Taiwan. Pada saat hari tersebut tiba, saya menjemput Lia dari apartmentnya, sekaLian membantu Lia membereskan barang yang akan dia bawa. Saat bertemu, Lia masih saja cantik seperti pertama kulihat, bodynya sexy memakai jeans skinny dan t-shirt putih yang ketat. Sesekali saat Lia menunduk membereskan koper, bokongnya yang montok membuat penisku tegang, namun aku tidak bisa melakukan apapun pada saat itu karena di apartement tersebut ada keluarga Lia. Lia juga memiliki kulit yang kencang, selalu teringat jika sedang bercinta dengan Lia ada sensasi berbeda jika aku merememas beberapa bagian tubuhnya yang masih sangat terasa kencang membuatku semakin bergairah.
Setelah itu kita pergi makan ke suatu restoran, yang tentunya selama makan dan mengobrol pikiran saya hanya memikirkan yang akan kita lakukan malam itu. Pada saat tiba di hotel, aku langsung memeluk Lia setelah menutup pintu kamar, kucium lehernya, sambil meremas bokongnya, namun Lia menahanku dan menolak ku secara pelan. “ih kamu gak sabaran banget, habis beres2 keringetan tau. Aku mandi dulu ya.” Sambut Lia, dan aku turuti saja perkataannya. Aku menyalakan TV, Lia mempersiapkan dirinya untuk bersih-bersih, membuka kopernya untuk mencari peralatan mandi. “aduh, aku lupa bawa celana santai tau gak..entar tidur pake apa lagi..” keluh Lia dengan bingung. Aku menyaut “pake celana dalem aja, gak ada yang Liat ini kan Cuma aku, nanti AC nya aku kecilin aja biar gak terlalu dingin.” Lia setuju, dan dia masuk ke kamar mandi. Sekitar 30 menit kemudian, Lia keluar dengan t-shirt berwarna putih yang ketat dan celana dalam hitam, pemandangan tersebut benar-benar yang sangat kuharapkan.
Lia menghampiriku diranjang, terkejut aku saat dia langsung menyentuh penisku, “udah lama nih aku gak pegang punya kamu” dengan nada yang sedikit genit. Biasanya Lia tidak se aggresif ini, membuatku merasakan sensasi yang berbeda. Aku langsung menggenggam bokong Lia yang montok itu, dengan posisi saling menyamping, Lia memainkan penisku dari luar celana, kuremas pelan2 bokongnya sambil menatap wajahnya. “buka celananya sayang” kata Lia kepadaku, namun aku tidak menurutinya, aku ingin membuat Lia keenakan dulu. Aku masukan jariku kedalam celana dalamnya, kumainkan diluar bibir vaginanya dengan pelan sambil menciumi lehernya. Lia mendesah pelan dan panjang, membuatku semakin bernafsu. Kumasukan jariku kedalam vagina Lia dan memainkannya keluar masuk dengan tempo yang terkadang pelan terkadang cepat, sambil kulumat bibirnya “ehm…ouhh…” desahan Lia yang sangat sensual sulit untuk ku ungkapan dengan kata-kata di cerita ini. Hanya bisa kubilang ada yang berbeda dengan desahan Lia dibanding wanita-wanita lain, desahan Lia benar-benar membuatku sangat bernafsu.
Setelah cukup lama kumainkan vagina Lia, kulucuti baju dan bra Lia, kulumat buah dadanya yang putih dan berpentil warna cokelat itu. Lia mendesah lumayan kencang pada saat kumainkan payudaranya bergantian kiri kanan dengan mulut dan tanganku. “gantian dong…aku pengen puasin kamu juga” kata Lia dengan suaranya yang sensual rada memelas. “ Lia dengan cepat membuka celanaku, dan langsung melumat penisku yang sudah sangat keras. Benar-benar sungguh nikmat perasaan pertama Lia melumat penisku. Lia menjilati seluruh bagian penisku pelan2, mulai dari ujungnya sampai ke buah zakarku. Ujung penisku benar-benar basah dan lengket dibuat oleh Lia.
Sungguh tak tahan aku dibuat oleh Lia dengan blowjobnya yang sangat telaten, aku duduk di pinggir ranjang dengan Lia berlutut sambil mengisap penisku, pemandangan indah yang tak terlupakan. Aku segera berdiri menarik badan Lia, dan aku selipkan penisku diantara celana dalamnya dan kupacu Lia dengan posisi doggy style dimana Lia berpegangan pada ujung ranjang dan aku berdiri di belakangnya. “ouhh….enak…terus sayang…ouhh”. Desah Lia dengan enak. Sesekali kuremas pantatnya yang montok dan kencang itu. Setelah sudah lumayan pegal menggenjot Lia, aku meminta Lia untuk merubah posisi menjadi MOT. Lia menunggangi ku dengan Liar dan desahan yang pelan tapi panjang, sungguh sensual. “ehmm….uh….” desah Lia. Melihat Lia dari bawah membuatku semakin bernafsu, kutarik badannya lalu kulumat payudaranya sambil menggenjot Lia. Kuremas punggung dan pantatnya dan kugenjot dengan tempo yang cepat “ahhh…sayang..sayang….” dengan suara Lia yang rada lebih kencang dari biasanya, sepertinya dia sampai.. “ahh…” kurasakan sedikit cairan hangat yang mengguyur penisku keluar dari vagina Lia.
“Sayang kamu belum mau keluar?” Lia bertanya sambil menggenjot pelan2. Aku meminta Lia untuk memghisap penisku sampai aku keluar, sebab Lia benar-benar jago dalam melakukan hal itu, salah satu hal yang tidak bisa di lakukan semua wanita. Aku bersihkan penisku di kamar mandi, aku kembali tiduran diranjang lalu Lia menghisap penisku dengan telaten sambil sesekali menurunkan lidahnya kebawah menjilat lubang anusku. Aku benar-benar harus menahan sensasi enak yang dibuat Lia pada saat itu, dia menjilati lubang anusku sambil mengocok penisku pelan2. Saat Lia kembali menjilati penisku, aku keluarkan air mani yang pekat kedalam mulut Lia, pada saat penisku mengeluarkan air mani, Lia tidak berhenti malah semakin kencang menyedot penisku membuatku sangat lemas. Lia menelan seluruh air maniku sambil tersenyum. “udah?enak?” kata Lia sambil dengan nada meledek. Aku hanya meng iya-kan saja sambil tersenyum.
Setelah bersih-bersih, kita mengobrol tentang beberapa hal lalu tidur. Keesokan paginya kita bercinta lagi sebelum aku mengantarkan Lia ke airport dan berpisah. Pemandangan Lia dipagi hari saatku terbangun membuatku sangat bernafsu sehingga aku langsung memeluknya dari belakang ditempat tidur, merabanya, membuatnya basah dan menggenjotnya dengan posisi dari samping, Lia mendesah sangat ke enakan pada saat itu. Sampai sekarang, aku belum pernah lagi bertemu Lia, terakhir aku lihat di salah satu messenger yang ada, Lia sudah memiliki pacar. Mungkin Lia juga sudah memutuskan pada saat itu bahwa apa yang dia lakukan denganku akan ditinggalkannya sebagai kenangan, bukan sesuatu yang berkelanjutan.
maybe sometime later ok? thanks for dropping by.
