Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(real story) kucoba semua fantasyku bersama diana, si amoy semok

Bangke lah ini cerita ... sempak dibikin sempit terus ... kisah ente mirip cerbung binalnya istriku dewi. Bedanya kisah ente real sementara yg itu imajinasi ...

Makasih suhu @Lubang85 susah berbagi kisahnya ... wife ente o_O bikin "puyeng"

:victory:
 
Bangke lah ini cerita ... sempak dibikin sempit terus ... kisah ente mirip cerbung binalnya istriku dewi. Bedanya kisah ente real sementara yg itu imajinasi ...

Makasih suhu @Lubang85 susah berbagi kisahnya ... wife ente o_O bikin "puyeng"

:victory:
Oh ada cerbung yang mirip ya...? 😶
Nanti aku cari dan baca ah.... kisah hidupku emang banyak kacau terpengaruh baca baca cerita dan nonton bokep jepun! 😵😵😵... Ntah harus di tangisi atau disyukuri 😅😅
 
Oh ada cerbung yang mirip ya...? 😶
Nanti aku cari dan baca ah.... kisah hidupku emang banyak kacau terpengaruh baca baca cerita dan nonton bokep jepun! 😵😵😵... Ntah harus di tangisi atau disyukuri 😅😅
Itu judul cerbung dah ane infoin .. disyukuri lah om ... btw sampe skrg petualangan ente n wife msh lanjutkah?

:victory:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jam baru menunjukkan pukul 9, tapi aku sudah gelisah tak karuan. Jujur, selama ini aku memang tidak pernah berpikiran aneh aneh seperti bermain perempuan lain diluar. Kesempatan tentu ada tapi memang aku merasa tidak nyaman kalau harus seranjang dengan perempuan yang aku baru kenal. Apalagi perempuan-perempuan yang memang menjual tubuhnya, entah mengapa tidak begitu menarik dimataku.

Wajah ku kurasa tidaklah jelek, khas chinese, putih, tinggi ku 174cm, tubuhku lumayan tegap, tidak gendut dan lembek, karena aku rutin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat. Kalau mau aku bisa dengan mudah berkencan dengan siapa saja.
Tetapi entah mengapa aku lebih tertarik dengan hal-hal mesum yang melibatkan istriku saja, terserah apapun itu, threesome, swinger, cheating dll.
Anehnya kalau dengan devi aku justru tertarik, mungkin faktor kemiripan dengan diana, atau mungkin sebagai pelampiasan dendam alam bawah sadarku terhadap masa lalu diana yang pernah nakal dengan mantannya sebelum aku. Aku tidak tau.
Devi suka curhat dengan ku, problematika khas remaja. Mulai dari masalah jerawat, soal teman, sampai urusan pacarnya. Devi suka hal hal berbau korea, k-drama, k-pop, sampai fashion nya.
Mantannya cakep cakep seperti boyband korea, termasuk pacar yang sekarang.
Aku tidak paham apa yang disukai remaja sekarang dari pria pria berbedak dan bergincu yang menari meliuk liuk dipanggung sambil bernyanyi dengan suara pas pasan.
Mungkin berbeda generasi berbeda pula seleranya.

"Menurut survey, titit orang korea paling kecil didunia!" Tulisku suatu ketika pada Devi. Devi membalas dengan emoticon tertawa.

"Emang punya David gede?"
(Devi emang kalo chat, atau berbicara berdua denganku selalu memanggil nama. Tidak pakai panggilan pangkat seperti Om sebagaimana seharusnya, dan aku membiarkan saja yang penting dia merasa lebih nyaman)

"Yang jelas punyaku lebih gede dari punya pacar pacarmu yang klemer-klemer itu!" Tangkisku.
"Nanti kamu liat aja sendiri kalo ada kesempatan"
Beberapa kali emang aku berhasil mengorek kisah devi dengan pacarnya. Intinya pacar dan mantannya tidak ada yang memuaskan! Rata rata hanya tau main coblos aja, tidak ada seninya.
Ditambah devi sering mendengar kisahku bersama diana, devi tentu kian penasaran. Remaja ini memiliki bakat binal yang kental.

Dan malam ini lah kesempatannya!
Aku menimbang nimbang apa perlu merekam kejadian ini. Apa perlu pake kondom, apa perlu minum obat kuat, apa perlu membuat pengakuan dosa pada diana terlebih dahulu.
Sebentar sebentar aku melihat jam dinding. Sebentar sebentar aku whatsapp devi, mertuaku belum tertidur dikamar.
Jam terasa sangat lambat berjalan.
Akhirnya aku menyibukkan diri nonton berita di tv sampai hampir ketiduran ketika tiba tiba devi udah ada di sampingku sambil tersenyum.

Devi mengenakan baju tidur, bercelana pendek. Ia langsung merebahkan dirinya disampingku sambil mengamati televisi. Aku yang sedari tadi sudah tidak sabar, langsung mendekap tubuhnya.

"Harum...padahal tidak pake parfum, mirip aroma diana, betul betul dari satu indukan."

Devi tersenyum genit dan merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap seolah ogah ogahan, posisi itu malah memperlihatkan bokongnya yang padat lebih menonjol. Aku langsung menindihnya dari belakang, ku sibak rambutnya yang sebahu, ku kecup tipis leher putihnya. Jantungku luar biasa berdegub kencang.
"Mimpi apa aku bisa memeluk dan mencium tubuh remaja yang baru umur 19tahun begini".

Aku biasanya tidak suka remaja, bagiku remaja belum pintar merawat diri. Ada semacam aroma tertentu pada tubuh remaja yang entah kenapa aku tidak begitu suka, mungkin aroma hormon atau apalah.
Tapi devi ini berbeda, tubuhnya seperti aroma perempuan dewasa, kulitnya halus seperti rajin perawatan mahal, tubuhnya bersih sekali tanpa ada sedikitpun aroma khas remaja yang aku tidak suka itu. Seolah devi adalah Diana junior. Dan kini remaja ini terbaring pasrah didepanku dan bisa sepuasnya ku cium.

Devi tampak diam dan menikmati kecupan lembut ku dileher dan belakang telinganya, wajahnya kini sudah tidak menghadap ke televisi, tetapi sudah terbenam diatas bantal. Aku bisa merasakan nafasnya yang lebih berat.
Penisku dari dalam celana pendek sudah sangat tegang sejak tadi, kini dengan posisi menindih devi dari belakang begini, penisku menekan diantara bongkahan bokong devi. Sesekali devi seperti mengangkat bokongnya, sesekali menggoyang goyangkan pinggulnya seperti tidak sabaran.

Sembari ku cumbu tengkuk dan lehernya, tanganku bergerak kebalik bajunya dan menyentuh payudara, devi ternyata sudah tak mengenakan bra. Payudaranya luar biasa enak disentuh, lebih berisi dari diana, padat, dan putingnya masih kecil dan terbenam. Ukuran dadanya lumayan besar tapi bukan yang besar sekali, aku bukan penggemar payudara yang besarnya tidak masuk akal. Devi sempat terkaget ketika sentuhan pertama tanganku ke putingnya, mungkin karena tanganku dingin efek dari gugup atau dinginnya AC dikamar. Devi sedikit merintih padahal aku bukan orang yang pertama menyentuh bukit keramat itu.
Sungguh luar biasa remaja belum 20tahun sudah memiliki payudara yang sempurna begini. Ini seperti mimpi.
Ku elus elus lembut permukaan dadanya,ku remas remas gemas, kumain-mainkan puting mungilnya sambil ku cium belakang telinganya. Kubiarkan devi mendengar jelas desah nafasku di telinganya. Devi tampak bernapas semakin berat. Sungguh situasi penuh birahi yang memabukkan.
Aku meski sangat terangsang tapi masih bisa bersabar dan menahan diri. Perlahan aku bangkit, menurunkan celana pendek devi, sehingga hanya terlihat celana dalam nya yang berwarna merah muda. Indah sekali, bokongnya putih bersih, halus, mulus banget! Aku tidak tahan, ku ambil hapeku, ku foto beberapa kali untuk kenang kenangan. Devi tampak diam saja menunggu aksiku. Aku tidak mau terburu buru menanggalkan celana dalam devi, aku suka melihat perempuan cantik mengenakan celana dalam yang bagus dan pas di lekuk tubuhnya. Beberapa saat aku asyik foto, kemudian mencumbu punggungnya, pinggul, pinggang, bokong, mencium lembut paha bagian dalamnya, sampai ke betis. Devi mulai menggelinjang seperti cacing kepanasan.



Devi tiba tiba bangkit, duduk didepanku, membuka baju tidurnya dan memperlihatkan kedua bongkah payudara terindah yang pernah aku lihat secara langsung sampai hari ini, sampai detik ini!
Dadanya lebih besar dari diana, tapi seolah menentang hukum gravitasi! Bentuknya bulat, berisi, padat, putih bersih dan menghadap kedepan sempurna! Sedikitpun tak merunduk. Dengan puting merah muda dan lingkaran aerola mungil yang mulai menonjol akibat tadi ku pelintir.

Aku sempat bengong sesaat, "ternyata dalam kehidupan nyata memang ada payudara sempurna begini, aku kira hanya ada di dalam komik!" Gumamku dalam hati.

"Sungguh sebuah karya agung!"

Kusentuh perlahan dada devi, kucoba menangkupkan telapak tanganku, tentu tidak bisa, padahal telapakku lumayan besar.
"Kog bisa dada segede gini tapi tidak ditarik gravitasi kebawah"

"Ih...kayak liat apaan aja !" Ucap devi mengejutkanku.
Devi memonyongkan bibirnya sehingga terlihat lucu dan menggemaskan. Ku pegang kepalanya ku kecup bibirnya dengan sangat lembut, agak tumben juga kali ini aku bisa menahan diri tidak grasa grusu, padahal jantungku berdegub kencang sekali.
Kubisikkan ditelinganya,
"Dadamu bagus sekali Dev.."

Devi seperti terhanyut dalam kecupanku, ciuman yang awalnya sengaja hanya dibibir kini mulai melibatkan lidah, dari mulut devi mulai keluar desahan dan suara nafasnya yang berat. Sepertinya tidak sia sia aku selama ini menimba ilmu dari bokep. Disetiap sentuhan di bibir kami, devi mendesah bak sudah hendak orgasme. Baru kali ini aku mencium bibir perempuan dan perempuannya berdesah desah seolah sudah penetrasi. Desahannya merangsang sekali ditelingaku. Devi tidak diam saja, bahkan semakin aktif melumat bibirku hingga dia yang lebih banyak "bekerja".

Ciumanku kini mengarah ke lehernya, sengaja aku tidak terburu buru, ingin Kutunjukkan padanya bagaimana seharusnya bercinta. Kuarahkan wajahku ke depan payudaranya, kubenamkan wajahku diantara bukit kembar itu, rasanya nyaman sekali, rasanya tak ingin lepas dari posisi itu hingga besok pagi. Ku pegang dadanya baik kiri dan kanan, bergantian ku cium gemas, ku jilat, ku hisap putingnya. Sesekali devi tersentak dan bergetar, mungkin kombinasi geli dan terangsang. Sesekali aku mencium samping payudaranya kemudian berlanjut ke ketiaknya. Ajaib..harum sekali..
Devi menekan kepalaku ke arah dadanya, mungkin masih ingin aku terus berkarya di area tersebut.

Tangan kirinya menahan kepala ku agar mencumbu dada sebelah kanannya sementara tangan kanannya memegang payudara sendiri seolah ingin menyodorkan padaku karena tidak sabar. Seperti hendak membenamkan wajahku kedalam tubuhnya.

Malam ini aku tak ingin buru buru, aku ingin melihat devi dibakar birahi sendiri, aku ingin membuat devi memohon kepadaku, kalo perlu sampai ia berbicara jorok seperti diana. Aku belum pernah mendengar devi berkata kata porno. Tutur bahasanya memang halus.

Aku sengaja berbaring, kutinggalkan devi yang sudah berwajah merah karena terangsang. Ku suruh devi membuka celanaku. Dengan cekatan devi menarik celana pendek beserta celana dalamku. Penisku sudah berdiri tegak, kini tepat berhadapan dengan wajah devi. Devi sudah tau harus bagaimana, aku tak mengarahkannya, dia sudah cukup berpengalaman.
"Ih..gede juga ya..?" Ujarnya sambil menggenggam batangku seolah sedang mengukur.
"Lebih gede dari pacar mu?"
"Iya, ini lebih gede dan keras dari pacar dan mantanku"
bisiknya tersipu.

Tanpa perlu menunggu lama, devi memasukkan kemulutnya. Well, kuluman dimulutnya tidak selihai diana, tapi yang namanya kesan pertama tentu terasa berbeda bagiku. Sembari menikmati kuluman devi, tanganku tak pernah berhenti mengelus buah dadanya. Beruntung sekali mantan mantan yang sudah pernah menyentuhnya. Suatu saat nanti mereka akan sadar betapa langkanya buah dada ini.

"Enak gak..?" Tiba tiba devi bersuara. Kepalanya terangkat dan menatapku, penisku masih dalam genggamannya.
"Enak dev, kamu berbakat persis diana, bibimu"
"Ah gombal....." Jawabnya sambil tersenyum dan kembali melaksanakan tugasnya, kali ini gerakan nya lebih cepat, membuatku agak melenguh keenakan. Aku sudah lupa dengan mertuaku dikamar sebelah. Orang tua itu memang kalau tertidur seperti pingsan.

"Enak ya kontol yang gede?" Tanyaku memancing reaksi devi.
Devi mengedipkan matanya dan tersenyum kepadaku.

"Kamu sama dengan diana, sama sama nakal. Jangan jangan suatu saat nanti kamu juga ingin merasakan kontol yang lebih gede seperti milik orang indonesia timur atau bule" aku nyerocos tak berhenti.

"Emang mereka lebih gede?" Tanya devi mendelik.

"Tanya aja ama bibimu.. Diana" Jawabku sambil terpejam. "Dia udah merasakan kontol orang sana, kontol mas mas jawa pun udah"

"Atau tanyakan pada mami mu..!"


Devi melotot.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd