Kami saling bertatapan, meski terasa lama sebenarnya waktu baru berjalan sebentar. Ketika Roni keluar dari kamar mandi, penisku masih dalam genggaman diana.
"Napa bro?"
" Aku keluar bro, ga tahan lagi..! Ku keluarkan dikamar mandi daripada kena sprei! Ini terlalu enak, aku gugup sekali"
Aku mau tertawa, tapi kutahan..maklum sih. Situasi ini mungkin terlalu menegangkan. Aku aja rasanya juga mau keluar berhubung belum dicoblos aja aku masih bertahan. Diana memandangku seolah menunjukkan ekspresi kecewa, karena belum puas.
Diana bangkit, mendorong tubuhku hingga terbaring di atas ranjang, kemudian diraihnya penisku, dikulum sebentar hingga mulai keras lagi dan kemudian ia mengambil posisi diatas tubuhku. Bersiap-siap hendak memasukan kontolku ke mekinya yang udah protes sejak tadi karena terasa tanggung.
Roni duduk di kursi sambil garuk garuk kepala dan hanya menyaksikan dengan wajah cengar cengir serba salah. Ekspektasinya tak sesuai kenyataannya, rencana hendak membuat diana teriak minta ampun, eh malah dia terlalu cepat crot!
Kami tak membuang waktu, kali ini aku yang harus melakukan sentuhan akhir atas kerjaan roni yang tidak selesai. Kali ini kami lebih rileks, meski ada roni di sudut ruangan yang menyaksikan, tapi puncak acara sudah lewat. Diana menggoyangkan tubuh nya bak pemain film biru professional. Ia sudah tak peduli imej lagi sejak tadi yang penting hasrat menuju puncak ini harus dituntaskan. Belum pernah aku melihat diana seliar dan seaktif ini, dengan posisi woman on top, ranjang terasa bergoyang demikian hebat dan aku agak kelabakan mengimbangi permainannya. Diana mendesah desah, menggelinjang tak karuan, penisku terasa mentok menggedor dinding vagina diana. Aku tidak tau apakah ini efek kejadian barusan bersama roni yang jelas ini enak sekali.
Diana melambatkan gerakannya sebentar, ia memberi kode kepada roni untuk mendekat.
"Sini ron, aku bangunkan lagi titit kamu"
Roni mendekat dengan tersenyum getir, ia berdiri disamping diana yang masih duduk diatas tubuhku. kemudian tanpa perlu ijin lagi, diana menurunkan kembali celana dalam roni dan memegang penis yang sepertinya udah tak ada nyawanya lagi. Diana berusah mengocok batang itu, terakhir ia mengulum penis tak berdaya itu tapi sepertinya pertandingan untuk titit roni udah selesai hari itu.
Aku sendiri sudah tidak tahan sejak tadi. Hanya tertunda tunda karena memperhatikan diana berusaha membangunkan onderdil roni. Akhirnya aku kembali fokus kenikmatan sendiri, acara ini harus segera diselesaikan. Ku balik posisi diana menungging, kemudian kumasukan batangku yang sepertinya udh tak lama lagi akan memuntahkan lahar panas. Diana mendesah desah sembari tetap mengulum penis roni yang tak juga berdiri. Tak lama kemudian aku klimaks dengan menyemburkan segala kesumat kedalam rahim diana.
Kami sempat berbincang bincang sebentar yang pada intinya sama sama maklum kalau ini masih pengalaman pertama tentu semua masih sangat gugup dan tidak sesuai rencana. Meski demikian tetap kejadian pertama ini sangat membekas bagi kami bertiga.
Kami berencana akan melakukan sekali lagi dilain waktu. Tentu dengan harapan mental dan fisik lebih siap.
Setelah kejadian itu, hampir selama sebulan, aku dan diana seperti selalu birahi. Setiap hari setiap saat ketika aku teringat adegan adegan diana dan roni, hasratku bangkit lagi. Ternyata hal yang sama dirasakan diana. Dalam sehari kami bisa melakukan hubungan 2-3 kali! Yang tak terpikirkan olehku adalah efek kejadian kemarin itu, justru membuat aku dan diana semakin mesra, semakin sayang dan diana semakin lengket dengan ku. Diana semakin manja dan bergairah ketika ada aku. Bahkan meski ditempat umum sekalipun diana menempel mesra.
Rencana ke dua yang kami rencanakan agak sedikit terlupakan karena kami seperti sepasang pengantin baru lagi. Aku bahagia bukan kepalang, semua kekhawatiranku tak terbukti.
Kami masih sering berjumpa roni, roni masih sering chat diana. Isinya tentu selalu membahas kejadian kemarin, roni masih penasaran, ia masih ingin membuktikan diri, banyak yang ia rencanakan supaya harga dirinya kembali.
Aku sengaja tidak terburu buru karena melihat hubunganku dengan diana sedang dipuncak-puncaknya.
Semua tetap harus melalui kendaliku, aku yang harus menentukan kapan dan dimana.
Sebagaimana kujelaskan kepada diana sejak jauh hari, semua kuberikan selama itu semua masih dalam pengawasanku, aku tidak terima hubungan yang dibelakang ku, curi curi, gombal gombal di hape okay selama itu hanya lucu lucuan. Sex is okay, tapi tidak boleh melibatkan perasaan dan harus seijin pasangan. Komitmen ini harus di pegang masing masing.
Hampir dua bulan berlalu, kami merencanakan partai ke dua. Kali ini kelihatannya udah lebih siap mental. Gugup? Tentu masih ada. Kali ini aku memutuskan tidak akan ikut bermain. Aku ingin fokus nonton dan membiarkan diana menikmati sepuasnya. Kamera udah kusiapkan, waktu dan kondisi sudah sangat mengijinkan. Bahkan tetangga kiri kanan rumah sedang tidak ada karena bertepatan dengan liburan liburan idul fitri. Jadi diana bisa bebas berteriak kalo mau.
Sejak masuk kekamar, aku hanya duduk didepan meja komputer, diana dan roni asyik menonton dvd bokep jepun dengan aktris idolaku Takako Kitahara. Diana berpakaian sangat minim. Tanktop putih dan hotpants super ketat dan pendek. Aku tau dia udah sangat mempersiapkan diri, bahkan celana dalamnya udah yang paling sexy, G-string warna pink. Karena mereka berdua masih duduk berdua dan masih asyik berbincang ringan, fokusku lebih ke arah layar monitor, aku sibuk membaca berita nasional hari itu,
"toh mereka belum mulai juga biarlah lebih rileks"
Entah berapa lama waktu berlalu, ketika aku menoleh kebelakang, ku lihat ternyata diana dan roni udah saling berciuman bibir!
Sialan, hampir saja luput aku dokumentasikan.
Kali ini mereka ciuman lama sekali, diana seakan sengaja mau mengejekku karena dia tau bagaimana perasaan ku kalau melihat adegan begituan, atau mungkin emang diana sedang ingin menikmati sekali.
Yang aku saksikan didepanku ini bukan adegan bokep..ini seperti adegan sepasang kekasih! Aku mulai gelisah, cemburuku mulai menggelora!
Ingin kuteriak, "Oi udahan ciumannya, cepetan ngentotnya!"
Tapi tentu ku urungkan, merusak suasana aja..
Kali ini terasa sekali diana memegang kendali. Diana seperti sudah sangat profesional. Ia membuka celana roni kemudian langsung saja mengulum batang yang sempat membuat diana mengap mengap karena bentuknya. Roni masih posisi duduk setengah bersandar sambil menyaksikan Takako Kitahara memblowjob tukang ledeng di televisi. Diana sangat aktif mengulum penis roni. sesekali roni cengar cengir kearahku, bahkan ia mengacungkan tanda jempol ke arah kameraku, aku cuma bisa tersenyum pahit. Sementara itu penisku meronta-ronta ingin keluar ikutan nonton.
Roni mengelus elus kepala diana, mengelus bahu putih diana, kemudian mulai merambah ke paha mulus diana. Diana sedikitpun tak kehilangan fokus dengan urusannya. Bahkan sempat diana memandangku sambil tersenyum untuk menunjukkan betapa senangnya dia.
Aku cuma bisa tersenyum tolol.
Kali ini roni sudah membuka celana pendek diana,
"Wow..sexy!" Ceplosnya ketika melihat G-string diana yang emang sangat sexy dan cocok dipakainya.
Tapi celana dalam itu tak berlama lama menggantung ditubuh Diana. Roni langsung menarik turun G-string tersebut dan terpampanglah meki diana didepan wajahnya. Kali ini roni bisa lebih konsentrasi menghapal bentuk meki diana yang tembem seperti milik remaja. Maklum, diana belum melahirkan, onderdilnya masih sangat kenceng dan tidak ada gelambir yang menggantung. Nyaris seperti milik anak anak remaja baru akil balik. Apalagi warnanya kemerahan dan rambut kemaluannya selalu dipotong rapi dan pendek.
Posisi mereka sekarang udah bolak balik seperti angka 69, diana diatas, roni dibawah. Diana masih mengulum batang roni seperti anak kecil menikmati es krim batangan. Diana menghadap kearahku, sementara kepala roni dibelakang sana. Agak lama mereka diposisi itu.. aku kurang tau apa persisnya yang dilakukan roni pada vagina diana, yang jelas diana sesekali berhenti mengulum, meringis, kemudian kembali mengulum. Beberapa kali aku melihat diana seperti hendak klimaks tapi tidak jadi.
Ya, diana mudah sekali klimaks, terutama kalau bagian bagian tertentu vaginanya di jilat dengan tepat dan benar. Diana mudah sekali memuncratkan cairan bening orgasme yang banyak sekali. Tapi ya itu, syaratnya adalah sang pria harus tau cara bagaimana!.
Roni meski playboy, ternyata tidak lihai menjilat organ intim wanita! Dia tidak tau harus bagaimana yang tepat. Ia serampangan menjilat sana sini tanpa paham titik mana saja yang harus diperlakukan khusus, bagaimana ritmenya, bagaimana membaca bahasa tubuh diana. Bahkan Roni tidak pernah melihat langsung seorang perempuan ejakulasi cairan seperti di bokep jepun! Selama ini ia mengira itu hanya tipuan kamera.
So, beberapa kali kulihat diana meringis seperti hendak klimaks tapi tidak jadi, mereka berada dalam posisi demikian dengan sangat lama, sampai akhirnya diana memandang ke arahku dan dengan ekspresi nya yang lucu seperti memelas memberitahu aku sesuatu. Tapi aku paham maksudnya... Ia terus terusan tidak jadi klimaks karena roni kayaknya kebingungan!.
"Baiklah" gumamku dalam hati,
"biar aku turun tangan sebentar, biar diana plong dulu, kasian dari tadi gak jadi jadi klimaksnya"
Ada rasa bangga juga ternyata aku masih lebih unggul kalo urusan ginian. Tidak sia sia juga selama ini aku banyak nonton JAV. Hihihi...
Ku dekati mereka, diana bangkit, roni keringetan mungkin karena capek melakukan sesuatu yang tidak dia pahami.
Ku tuntun diana terlentang di tepian ranjang, ku beri kode agar roni mencumbu diana dan aku menyelesaikan urusan bagian bawah. Ku cium cium meki wangi diana, sesekali kumasukan lidahku dan kujilat klitorisnya dengan ritme yang udah kuhapal diluar kepala. Kulihat roni asyik mencium kedua payudara diana dan sesekali mencumbu leher dan bibirnya. Sayang sekali pelajaran berharga ini tak sempat ia perhatiin.
Tak sampai lebih dari 7menit, diana menunjukan tanda hendak klimaks, tubuhnya melengkung keatas, ototnya menjadi tegang, tangannya mencengkram rambut dikepala ku dengan sangat keras. Roni kaget dan bingung. Napas diana menjadi terburu buru, tiba tiba tertahan dan memekik kecil dan dari arah vaginanya menyembur cairan bening keluar seperti air yang menyembur dari selang yang bocor. Tinggi sekali mirip dengan pipis laki-laki. Setelah itu diana lemas dan lunglai, roni shock. Seumur umur baru kali ini melihat cewek ejakulasi seperti ini. Aku tertawa bangga. Lantai kamar basah seperti atap rumah bocor terkena hujan. Aku menyingkir mengambil kain untuk membersihkan lantai. Sementara diana masih berusaha mengembalikan napas.
"Kaget ya ron?" Tanya diana.
"Ya.. kog bisa gitu ya?" Roni melongo.
Diana tertawa.
Kemudian diana bangkit, ia menuntun roni ke kamar mandi dibawah shower.
Aku udah kembali ke meja komputer, momen ejakulasi diana tidak sempat kuabadikan karena kamera udah kuletakkan sejak tadi. Sekarang aku fokus kembali merekam. Agak bingung juga ngapain diana ke kamar mandi, mau mandi bareng?
Ternyata diana ingin bercinta di depan cermin besar dikamar mandi, diana berdiri menghadap cermin, tangannya bertumpu didinding kamar mandi dan membelakangi roni. Roni tau apa yang harus dilakukan, roni bersiap siap memasukan penis yang masih keras dan sepertinya performanya akan lebih menjanjikan kali ini. Dengan bentuk penis yang melengkung keatas, tentu tidak sulit memasukannya ke organ intim diana meski posisi nya agak berdiri begitu. Tak berapa lama terjadilah adegan terbaik selama ini. Tanganku yang memegang kamera gemetar karena erotisnya pemandangan. Rupanya begini indahnya tubuh diana ketika diliat dari sudut pandang orang ke 3. Aku ngaceng, sengaceng-ngacengnya.
Diana mendesah desah, ditambah oleh gaung suara yang dipantulkan dinding kamar mandi membuat suasana menjadi jauh lebih sensasional.
"Yess. Ron.. fuck me ron.. sodok ron."
Desah diana kali ini yang udah tidak pake acara jaim.
Disela sela desah birahinya, sesekali diana memandang kesamping, kearah ku. Ia tersenyum penuh arti. Aku hanya bisa melongo.
Saat itu tiba tiba diana menoleh kebelakang, sementara penis roni masih menancap, diana menarik kepala roni mendekat dan lalu diana inisiatif mencium bibirnya. Sampai detik ini, adegan itu tak bisa aku lupakan! Aku tidak tau harus senang atau sedih. Inisiatif diana untuk mencium bibir roni itu seperti menampar kesadaranku. Ada rasa cemburu yang luar biasa.
Roni masih memeluk erat Diana dengan penis keluar masuk cukup lama. Tiba tiba diana bergerak melepaskan pelukan roni, penis roni terlepas. Diana klimaks lagi, cairan cintanya menyembur deras ke lantai kamar mandi..beberapa detik diana gemetar sambil bertumpu didepan cermin. Ia hampir terjatuh karena kedua kakinya lemas kehilangan daya untuk berdiri, untung roni sigap memeluknya dari belakang.
Roni tetap takjub melihatnya.
Dan ya .. biasanya cewek kalo udah klimaks sekali, berikutnya akan terus berulang dan mudah terjadi. Mungkin organ intimnya menjadi lebih sensitif. Ditambah lagi dengan suasana yang mendukung, maka cewek bisa orgasme berulang ulang. Sungguh keajaiban alam.
Setelah itu, diana menuntun roni keluar dari kamar mandi. Diana terlentang dan roni udah tau apa yang harus dilakukan. Posisi favorit buat penis roni!
Diana kelojotan, terpekik kecil, sesekali ekspresinya berubah ubah seirama dengan sodokan roni. Kali ini teman karibku itu bertahan cukup lama sampai diana kembali orgasme dan membasahi sprei. Sekitar 15 menit kemudian roni sudah tidak tahan lagi, ia memberi tanda kepada diana, mau dikeluarkan dimana, diana menatapku, aku pun bingung.
Aku dan diana udah menikah selama hampir 5 tahun waktu itu dan belum dikaruniai anak, sebetulnya tidak ada masalah kesehatan hanya mungkin belum berjodoh saja, sempat terpikirkan kalo emang tidak bisa hamil denganku ya udah ama orang lain aja, yang penting diana hamil! . Dan sekarang ada kesempatannya! Hal ini tak pernah kuceritakan kepada roni lagian dulu itu hanya setengah becanda dengan diana. Tapi sekarang malah sepertinya momennya tepat! Kali aja Diana bisa hamil!
Tapi gila aja kalo beneran ini jadi anak Roni !!
"Mau keluarkan dimana?" Desis roni sudah tidak tahan lagi.
"Didalam aja !!" jawabku mengagetkan diriku sendiri, diana terkejut, apalagi roni.