Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Real Story] Sexperience Caca cantik my 20's WF - No Quote

motongnya tanggung tapi ceritanya seru euy
 
Wife cantik..
Kisah bagus ...
Jgn sampai di lepas Hu, terlepas dr masa lalu, tapi ini Langka punya,
Tp update jgn lama lama ya☺️, jgn biarkan kentang terlalu lama, ntar jd Prostat dia
 
Mntep bget critanya om.
Wf nya binal bget. Sngek beut gua.
Up lg donk?!
 
wah dulu klo ga salah suhu sering pmerin wifenya nh..muluss bgets,berhenti saat wifenya hamil besar klo ga salah...
salam ya hu
 
Tapi saat suhu nikahin minimal sih Caca masih ada satu lubang perawan kan? Apa jebol 3-3nya?
 
Wife cantik..
Kisah bagus ...
Jgn sampai di lepas Hu, terlepas dr masa lalu, tapi ini Langka punya,
Tp update jgn lama lama ya☺️, jgn biarkan kentang terlalu lama, ntar jd Prostat dia

Sudah pasti hu, cantik dan baik kok aslinya, salah pergaulan aja dulu.
Siap hu, bagi 3 ini soalnya, kerjaan, WF, semprot, hehehe.

Mntep bget critanya om.
Wf nya binal bget. Sngek beut gua.
Up lg donk?!

Sabar hu, pengennya juga sering, cuma harus colongan ini, WF gak tau soalnya.

wah dulu klo ga salah suhu sering pmerin wifenya nh..muluss bgets,berhenti saat wifenya hamil besar klo ga salah...
salam ya hu

Wah pentonton setia suhu ini, betul Hu, dulu WF mogok gak suka difoto gara2 badannya melar banget (ya namanya juga lagi isi) sekarangpun masih perlu turun 5 kg lagi buat ke BB ideal, thanks hu sudah mampir.

Tapi saat suhu nikahin minimal sih Caca masih ada satu lubang perawan kan? Apa jebol 3-3nya?

Lubang anal masih perawan hu, WF gak mau dianal, padahal ane gemes banget pengen nge-anal dia, bahkan kalo lg ane jilatin, walaupun keenakan dia gak mau, kasian ane takut jijik dan jorok katanya.
 
Terakhir diubah:
Update 8
Kidal yang tiba2 muncul entah darimana dan duduk persis di sebelahku membuyarkan lamunanku, “Gak tidur Ca?” tanyanya, “eh nggak, belum Dal” jawabku singkat, aku kembali meluruskan pandanganku ke arah layar tv melihat pertandingan PS bola yang sama sekali aku tak mengerti untuk mengatasi kecanggungan ini, aku tau Kidal memiliki rasa kepadaku bahkan dari sebelum aku berpacaran dengan Ben, akupun bisa dibilang “mau” jika saat itu Kidal menyatakan ingin menjadi pacarku, tapi aku keburu tahu dari sahabatku Tania kalau Kidal yang saat itu Kidal masih memiliki pacar yang juga adalah teman dari sahabatku, dan juga menurut Tania Kidal adalah seorang player yang sering gonta ganti pacar, bukan cap “playboy” yang membuatku menjaga jarak, aku justru senang “mempermainkan” playboy yang coba2 bermain hati denganku, yang sudah2 mereka akan memohon bahkan merengek saat mencoba menarik hatiku, lagipula Kidal adalah cowok yang sangat rupawan, perawakannya tinggi bersih, badan proporsional, kharismatic, dan juga bisa dibilang borju, penampilannya rapih dengan barang2 branded, mobilnya mobil baru keluaran eropa, dari yang aku tau dia seharusnya kuliah pilot, namun entah kenapa malah terdampar di kampusku, jadi seandainya Kidal menjadi laki2 yang singgah sementara di perjalanan masa mudaku, aku tidak keberatan. Tapi yang membuatku menjaga jarak kala itu, begitu tau dia masih punya pacar, aku mulai mengurangi intensitas komunikasiku dengannya, karna pacar dia kala itu masih circle dari teman2 mainku, aku tidak mau merusak hubungan orang lain, apalagi sampai2 mendapatkan predikat “pelakor”.

Aku melihat ke jam di dinding, sudah hampir tengah malam, tapi tak ada rasa kantuk sama sekali, dan tipsy yang kurasakan tadi juga sudah mereda, hanya sedikit rasa hangat di badanku saja, Kidal beranjak dari sofa menuju dapur, sekembalinya dia sudah membawakan gelas dan sebuah botol dengan isinya berwarna bening kemeraham , terlihat sangat segar seperti sirup m*rjan, hehe, Kidal meletakan gelas ke meja di depan sofa yang ku duduki, membuka botol tsb dan menuangkan isi botol sebanyak setengah gelas ke gelas yang berada di dekatku dan 1 gelas penuh ke gelas di depannya, “cobain Ca, enak ini rasanya”, “iya” jawabku sambil melempar senyum basa-basi, kidal mengangkat gelasnya dan meminumnya, wangi sekali berbeda dengan botol2 sebelumnya yang tadi sempat kucicipi yang aroma panas menusuk hidung, untuk menghilangkan rasa canggung, aku mengambil gelas tersebut, dan menyeruputnya sedikit untuk formalitas, “hmm lumayan juga, enteng gak sepekat yang tadi aku minum, juga terasa manis”, “Benji tidur Ca?” tanya Kidal, “iya” jawabku, “Renata mana?” lanjutku bertanya, “di kamar tuh tidur”, “ooh” balasku singkat, dari sudut mataku aku menangkap Kidal sering curi2 pandang ke arahku, terutama ke arah dadaku yang saat ini aku hanya mengenakan kaos tangan pendek yang aslinya hanya dalaman dari baju panjangku, sedangkan j*lbab sudah ku lepas sedari aku baru sampai sini, sedikit2 aku menyeruput minuman di tanganku, selain rasanya bisa ku terima, mulutku terasa sangat haus sebenarnya, selain akibat dari minuman yang tadi aku minum bersama kawan2 yang tadi, aktifitas mengoral Ben juga membuat mulutku sangat kering, Kidal yang mungkin merasa aku menjaga jarak dengannya terkadang mengkomentari kawan2 yang sedang bertanding di Playstation, dan sesekali menawariku untuk mengisi gelasku yang hampir kosong, sedikit demi sedikit ternyata aku menghabiskan minuman di gelasku, dan entahlah aku tidak menyadarinya, seingatku aku menolak, tapi yang kulihat Kidal sudah mengisinya lagi entah yang keberapa kali dan aku tak lagi menolaknya, cowok2 yang bermain PS sudah selesai bertanding, TV berganti ke siaran TV lokal, entah acara apa aku tidak bisa fokus melihatnya, wajahku panas, dan pandanganku berputar2, badanku lemas, mataku perlahan sulit ku ajak kompromi, seperti mengantuk, tidak ini lebih mirip pingsan, tapi aku masih bisa merasakan sekelilingku, TV menyala dengan suara yang aku dengar menjadi sangat bising.

Tidak ada 3 orang yang duduk di depan TV saat ku agak tersadar, gelasku kosong di meja ku, Kidal pun tidak ada di sofa, aku sedikit lega, selain aku canggung berada dekatnya yang aku tau masih penasaran denganku, tubuh dan kesadaranku sudah tidak bisa diajak kompromi, aku merebahkan diriku di atas sofa dari sisi ke sisi yang hampir tidak muat karena tinggi badanku, setelah ku memejamkan mata entah setelah berapa lama, aku merasakan lampu mulai dimatikan, aku merasa silau karna dari ruangan gelap namun ada kerlap-kerlip cahaya dari TV mengarah langsung ke wajahku, aku membalikkan tubuhku membelakangi TV agar tidak silau, tapi tiba2 dalam kondisi setengah tidur, aku merasa ada yang menduduki sofa persis sejajar dengan bokongku, aku terlalu lunglai untuk mengangkat kepala, bahkan sekedar melirik siapa di situ, yang kuinginkan saat ini hanyalah tidur. Hanya suara TV yang memekakkan telingaku yg bisa ku dengar, siapa yg berada di belakangku aku masih belum mengetahuinya, dari gesturnya aku menerka dia adalah laki2, lalu aku merasa dia meletakan tangannya di pinggulku, menggoyang2kannya pelan dan sesekali menepuk lembut, aku tak merespons, entahlah aku pura2 tertidur atau memang aku sudah tidak bisa mengontrol tubuhku, yang selanjutnya ku rasakan, tangan itu mulai membelai2 paha dan bokongku yang dibalut celana jeans ketat, “sial, siapa ini? Benji kah? Bukan, tangannya tidak selebar ini” dalam hatiku, tubuhku tidak mau diajak kompromi, matakupun lengket sekali, ingin ku angkat kepalaku untuk melihat siapa itu, namun kepalaku rasanya berputar2, tangan itu bergerak naik dari pinggul ke perutku dan 1 tangan lagi berada di pinggangku, tangan yang menjalar di perutku membelai lembut hingga membuat diriku merinding, tangan itu mengarah ke payudaraku, dan berhenti tepat di bawah cup bra-ku, nafasku mulai memburu, aku mulai panik, jika bukan Benji aku tak sudi orang lain menyentuhku disaat aku tak berdaya seperti ini, “Ca… Caca…” Aku mendengar suara setengah berbisik, dan aku mengenalinya, itu suara Kidal, “brengsek, kenapa dia membangunkanku dengan menyentuh bagian yang seharusnya tidak boleh diakses oleh sembarang orang”, aku tidak sanggup membuka mataku, mulutkupun serasa terkunci, aku hanya dapat menghela nafasku dengan berat sebagai bentuk responsku “aaahh”, “sial aku bahkan tidak bisa mengucapkan kalimat singkat” protesku dalam pikiran, Kidal semakin kurang ajar, tangannya menggenggam 1 toketku, dia meremas agak keras karna aku menggunakan hard cup bra untuk menopang dadaku untuk menjaga payudaraku agar tetap kencang, Kidal meremas toket kanan dan kiriku bergantian, dia leluasa karna aku mendengar sudah tidak ada aktifitas orang lain di rumah ini, hanya suara TV bergemuruh di balik heningnya malam.

Tidak puas menggunakan 1 tangannya, Kidal meluruskan tubuhku hingga aku sekarang terbaring dengan posisi terlentang, dia menggunakan kedua tangannya untuk meremas gundukan kembar di dadaku yang sudah pasti lebah bulat dan kencang dibanding Renata pacaranya yang cantik namun tepos seperti model fashion. Meremas kedua dadaku sepertinya tidak cukup, Kidal melipat kaos pendekku dengan sangat mudah sampai ke batas dadaku, dan aku yakin matanya pasti terbelalak melihat dadaku yang bulat, putih dan kencang ini, kidal menyelipkan jarinya untuk mencari putingku, dia agak kesulitan karena kencangnya braku dan putingku yang kecil agak tersembunyi, darahku semakin berdesir, aku tegang, takut dan khawatir seseorang akan memergokiku saat sedang di posisi seperti ini, apalagi jika yang memergoki adalah Benji, entah apa yang akan dia lakukan, seorang temannya yang mencoba menggodaku dengan ucapan saja saja habis dibogemnya, apalagi ini, wanita boneka seksnya sedang “dinikmati” oleh laki2 lain yang memang sudah lama mengagumiku. Tidak perlu lama kidal menemukan putingku, setelah memilin2nya sebentar, dia menariknya sedikit agar menggeser posisi supaya tidak terhalang bra, dan sekian detik kemudian yang dilakukannya adalah menyeruput ujung putingku “ssshhhh” mulutku mendesis, awalnya pilinan jari di puting membuatku sakit seperti dicubit, namun begitu ujung saraf sensitif putingku bertemu dengan lidah yang lunak dan berliur, uuuugh, sensasi geli langsung menerjang seluruh tubuhku, aku tak sanggup menggerakan tubuhku untuk berontak, juga mungkin dikarenakan indahnya pemandangan yang dilihat di depan matanya, Kidal semakin berani melancarkan aksinya, dia menurunkan cup braku dan melahap toketku dalam sekali suap, toketku memenuhi mulutnya serta lidahnya ia gunakan untuk menggelitik putingku, aah sial, areal sensitifku terangsang dan entah kenapa rasanya 10x lebih sensitif dan geli dari biasanya, Kidal bergantian memilin toketku yang kanan dan melahap yang kiri, dan terkadang berbarengan meremas dengan kedua tangannya sembari menjilati putingku, jujur saja, sentuhannya kalah jauh dibanding Benji pacarku, yang bahkan dengan foreplay saja bisa membuatku terkencing2 orgasme lebih dari sekali, wajar ku pikir, Kidal pasti lebih sering dilayani perempuan2 dibanding memberikan servicenya, tapi akumulasi dari sentuhan Kidal di areal sensitifku, aktifitas “kentang” yang aku dan Ben lakukan tadi serta mungkin akibat pengaruh alkohol, dadaku terasa panas, payudaraku mengeras, dan vaginaku berkedut dan sudah sangat becek, aku paksakan diriku untuk membuka mata, aku angkat kedua tanganku untuk menggapai kepala Kidal yang sedang “memakan” kedua toked bulatku, aku jambak rambutnya dan mencoba menarik kepalanya menjauhi dadaku, Kidal berhenti sejenak, menatap wajahku yang sudah sangat teler bahkan hanya bisa membuka setengah kelopak mata, “aaummmhh” aku ingin melarangnya namun entah apa yang keluar dari mulutku, Kidal hanya menatapku, memegang kedua tanganku dengan kedua tangannya ke atas kepalaku, menekannya ke sisi sofa, lalu mengatakan sesuatu dari mulutnya “I love you Ca, gw suka banget sama lo!” dan langsung menerjang mulutku dengan bibirnya.

“Shit, apalagi ini” dalam benakku, wajah Kidal saat menatapku sangat serius, tidak seperti orang yang mengatakannya karena mabuk, wajahnya ganteng, badannya tinggi dan tegap, dan posisinya bersimpuh di atas sofa mengangkang pahaku, Kidal melumat habis mulutku luar dan dalam, lidahnya menyapu semua dinding mulut dan lidahku, “uuummmmh” aku melenguh dan membuat Kidal semakin bernafsu menciumi dan menjilati mulutku, “aah persetan, aku menginginkan ini juga” dalam hatiku, aku bukan tipikal perempuan tukang selingkuh, tapi Kidal hanya kalah start dari Benji dan saat ini tubuhku luar biasa terbakar oleh birahi, aku membalas Kidal dengan menggerakkan lidahku, menciumi bibirnya dan sesekali menjilatinya, Kidal semakin beringas, Kidal duduk bersandar ke sofa, dia melepaskan tangannya dari memegangi tanganku, dia menarikku sehingga aku terduduk dan Kidal mengangkatku bersandar di pangkuannya, aku terduduk lemas menghadap kamar tempat Ben tidur dan tidak terlalu jauh di sisi kiriku ada kamar utama yang aku duga ada Renata di dalamnya,


Jika beberapa saat yang lalu aku ingin melawan perlakuan Kidal terhadapku, saat ini yang kuharapkan adalah jangan sampai orang2 yang ada di kedua kamar ini keluar memergoki aktifitas kami, aku tidak ingin Kidal menghentikan apa yang dia lakukan ke tubuhku, aku masih lunglai, kepalaku berputar2, namun sensasi geli yang kudapatkan dari tangan, mulut dan lidah kidal sangat kunikmati, aku tak kuat mengangkat kepalaku dan kusenderkan kepalaku ke bahunya seraya memeluknya agar aku tak jatuh, wajah Kidal persis berada di dadaku dan dia terus2an mengenyot-ngenyot tetekku tanpa ampun, “smooch smooch smooch” suara decitannya keras ku dengar namun tersamarkan dengan suara TV di keheningan, “brengsek, enak sekali”, aku sangat terangsang akibat toketku diserang tanpa ampun, kedua tangan Kidal mencengkram bongkahan pantatku dan meremas2nya, aku yang duduk mengangkang di perutnya merespons dengan berusaha menggerakkan pinggulku, walaupun lemah, namun Kidal menyadari gerakanku, dia menggeser pantatku dan menempatkan selangkanganku beradu dengan retsleting celananya





Kidal mengmembentur2kan selangkangannya ke arah memekku, aku dapat merasakan tonjolan yang keras di balik celana jeansnya menembus celana jeans ketatku, aku tak tahan lagi, aku ingin memekku yang sudah licin ini disumpal benda tumpul namun keras milik Kidal, aku yakin akan nikmat sekali rasanya sekalipun aku belum pernah melihat apalagi merasakannya, aku angkat pantatku dan menghujamkannya ke bawah tepat di kontol Kidal beberapa kali mengilustrasikan gaya cowgirl


Tentu saja Kidal pasti bertindak membalasku, dia yang sudah mendapatkan sinyal bahwa aku tidak menolak perlakuannya, ia memeluk tubuhku, berdiri dan membalikan posisiku menjadi terlentang di sofa dan kakiku menapak di lantai dan pantatku menggantung di udara namun tertahan oleh pelukan tangannya, ia kembali melahap mulutku, ku akui, ciumannya lumayan juga, jika Ben handal menggunakan mulut dan lidahnya untuk merangsang payudara dan vaginaku, Kidal pintar dalam berciuman, sembari melumat mulutku, ku dengar Kidal membuka kancing dan retsleting celana jeansnya, lalu menekuk pahaku ke perut, sehingga sekarang pantat dan vaginaku amat menonjol di tepi sofa, dan berhadapan lurus kelaminnya dengan kelaminku, Kidal menusukkan kontolnya yang sudah terbebas ke belahan pantatku yang masih terbalut kain denim, “ummh, ummh, ummh” lenguhku setiap kali Kidal menabrakan palkonnya ke celanaku yang hanya sekian milimeter di belakangnya terdapat lubang senggama yang sudah banjir pelumas, aku menggerakkan pinggulku naik turun yang memberikan efek vaginaku seolah2 sedang menggenjot kontolnya, Kidal langsung beranjak, dia menarik ke arah atas karet celana jeansku dengan paksa hingga sekarang celana jeans yang menutupi bagian tubuh pinggangku ke bawah sudah bergeser di setengah paha, tinggal selembar kain celana dalam putih tipis yang melekat, Kidal mengoleskan jarinya di belahan vaginaku dengan lembut, “uuuugh” aku melenguh, vaginaku berkedut, aku tak tahan lagi, aku gerakkan naik turun vaginaku mengoles2 jari Kidal walaupun dengan kekuatan lemah, “ssshhhhh aaah, ssssshhhh aaaahhhnn, mmmmh” aku mendesah2, Kidal menarik celana dalamku hingga ke arah lutut, menekuk lututku hingga lebih merapat lagi ke tubuhku, aih, sudah pasti saat ini memek dan pantatku merekah di hadapannya, walaupun lampu dimatikan masih ada pencahayaan dari TV yang menyala, aku hanya bisa melihat Kidal yang tangannya sedang mendorong kakiku, wajah dan bagian tubuh lainnya aku tak dapat melihatnya karna pandanganku terhalan pahaku sendiri, tiba2 aku merasakan sesuatu didorong merangsek ke lubang vaginaku, benda tumpul keras dengan diameter yang lebih besar dibanding yang biasa keluar masuk lubang nikmat sempit milikku ini, aku kaget dan terbelalak karna sensasi ini, Kidal mendorong pantatnya sekuat2nya dan kontolnya melesak masuk ke dalam memekku yang memang sudah licin ini, namun tetap saja, karena diameternya lebih besar tidak seperti milik Ben, aku sampai menahan nafas “hmmppff”, lalu Kidal mulai menggenjot pinggulnya maju mundur, “auuummmh, uuummmh, aaach” desahku saat memekku disodok2 Kidal, aku menekuk kakiku agar dapat melihat ekspresi Kidal, dan yang bisa kulihat, Kidal sedang menghayati aktifitas kontolnya yang sedang keluar masuk memek cewek cantik yang ditaksirnya sembari jempolnya sesekali menoel clitorisku, “ceplek, ceplekk, ceplekk” bunyi benturan memekku yang basah dan kepenuhan oleh kontol Kidal, Kidal menurunkan temponya pelan sekali hampir seperti slow motion, tarik ulur gerak lambat ini membuatku gila, memekku yang sesak kegelian, seluruh dinding vaginaku tersapu di dalam, posisi sex seperti ini juga sangat cabul menurutku, menambah sensasi seksi menurutku, aku sudah tidak peduli aku digagahi di tempat terbuka yang jika ada seseorang keluar dari kamar sudah pasti dapat melihat kami jelas dari sudut manapun,



*Caca gak dianal ya hu, cuma mulustrasi pose aja


Kidal membanting kakiku ke samping tanpa menghentikan aktifitas yang dia lakukan di dalam memekku, dia menambah temponya lagi sehingga kepalaku membentur2 sandaran sofa, “ssshhh aah, ssssh aaaah, mmmmhh aaaah” aku mendesah2 menahan geli akibat memekku yang sedang dihajar tanpa ampun oleh sang pemilik rumah, aku melirik wajah Kidal, mata kami saling beradu pandang, dia menciumku mesra dan aku membalas pagutannya, “Sorry Ca, gw gak kuat, lo cantik banget soalnya” Kidal berujar persis di depanku, aku yang GR dipuji oleh cowok ganteng sepertinya agak salting juga dibuatnya walaupun keadaannya memek dan tokedku sudah ku umbar dihadapannya, “aahhhnnn, aaaach” memeku semakin geli dibuatnya, aku menggerakan pantatku untuk menggulung kontol Kidal di dalam memekku, “ssssshhh aaah, ssssshh aaahhnnn, aaaaammmhhh, ssssshhhh, uuuuuuh” aku mulai melolong karena sudah ada rasa yang akan meledak dari dalam vaginaku, aku memutar2 pantatku dan mengocok maju mundur untuk menstimulasi g-spotku yang sudah tersentuh2 kepala penis Kidal, gila, rasanya seperti gunung merapi yang akan meletus dari dalam, menyadari aku yang sudah bergerak tidak karuan, Kidal menghantamkan kontolnya sedalam mungkin sambil memutar2 pinggulnya, daaaan “aaaiiiihh, aaaaaccccchhh sshhhhhh aaaah aaaaahhhhnnnn” aku orgasme, deras sekali di dalam, Kidal langsung melahap mulutku agar aku tidak teriak, aku gigit bibirnya dan kami saling lahap satu sama lain.



*Caca gak dianal ya hu, cuma mulustrasi gaya aja

Aku langsung terkulai lemas, Kidal masih terus memompa kontolnya “ceplok plok plok plok” suaranya bergema di sekeliling ruangan saat suara TV sedang tidak ada adegan intense, Kidal menggapai perutku, menariknya ke atas sehingga sekarang posisiku menungging di sofa, kepalaku sangat berat, aku tetap menyandarkan kepalaku, Kidal naik ke sofa dan mengangkangiku dari atas, dia mengarahkan kontolnya tegak lurus seperti tiang pancang, dan blesss, kontolnya sudah hilang tenggelam lagi di dalam memekku yang banjir, “plek… plek… plek” suara kulit bertemu kulit yang basah, Kidal melakukannya hati2 sekali dikarenakan suara TV sedang agak sunyi, aku benar2 tidak ada tenaga lagi bahkan untuk menahan tubuhku dengan lutut, untunglah Kidal berbadan tinggi dan tegap sehingga dia bisa menahanku dengan tangannya, “Ca, lo cantik dan seksi banget sih, kenapa lo malah pacaran sama Benji sih bukan sama gue? Pasti lo sering dipake ya sama Ben?!” racau Kidal sembari menggenjotku, “enak banget Ca memek lo, nge-grip banget, kontol gw sampe sesek” lanjutnya, lalu setelah mengucapkan hal itu Kidal mempercepat tempo genjotannya “plok plok plok plok, plok, cplek” bunyi benturan kontolnya dengan pantat dan bibir vaginaku, “aaaarghh, aaaarghhh, aaaahhhh, ssshhh, gw mau muncrat Ca, enak banget memek lo, nyedot2, pantesan Benji sering numpang pinjem kamar di sini, aaah Ca, enak banget memek lo, anjing gw mau muncrat Ca, Ca, aaaaasshhhhhh” Aku merasakan palkon Kidal sudah berkedut, aku menjatuhkan diriku ke sofa agar penis yang ada di dalam memekku terlepas, dan benar saja, jika terlambat setengah detik, Kidal pasti sudah menyemburku dengan pejunya ke dalam rahimku, aku tengkurap dengan Kidal menindihku dari belakang, kontolnya berada di sekitaran pantat bulatku dan “creeet, creeet, creeet” aku merasakan semburannya yang tak terkontrol entah kemana aku sudah tak perduli, itu yang terakhir ku ingat karna setelah itu aku sudah terlelap tanpa mempedulikan apa2.


Bersambung.


Disclaimer: Ane bisa dapetin ceritanya sampe detail karena emang ane suka interogasi WF dalam keadaan sange dan ane bikin WF terangsang, entah lagi petting, lg ane fingering atau pas kita lagi ML sehingga mau gak mau WF cerita detail bahkan sampai warna dalemannya ane suruh inget2 lagi pakai daleman yang spt apa.

Kalau suhu2 mau liat foto Caca versi unboxing cuma pakai lingerie, support terus thread ini, jangan bawa isi thread keluar forum dan kalau berkenan mampir2 lempar cendol ke trakteer Caca ya hu (trakt33r/mrnc33).

Thank you!
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd