Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Reborn to Fuck

Jika mendapatkan kesempatan kedua mengulang kehidupan kembali kemasa lalu apa yg akan anda lakukaan?

  • Belajar Lebih Giat

    Votes: 192 38,9%
  • Berusaha mengungkapkan perasaan yang belum sempat diungkapkan kepada orang yang pernah anda sukai

    Votes: 88 17,8%
  • Olahraga lebih giat

    Votes: 90 18,2%
  • Lebih menghormati kedua orang tua

    Votes: 94 19,0%
  • Tidak melakukan apa2, menjalankan kehidupan seperti sebelumnya

    Votes: 30 6,1%

  • Total voters
    494
  • This poll will close: .
Pov Aisah

Aku terkejut luar biasa saat aksiku dipergoki oleh mbak Ningsih, aku takut sekali melihat amarahnya. Apalagi saat ia berkata akan melaporkanku pada suamiku.

“jangan mbak…… kumohon….” Ucapku sambil berusaha bangun untuk mengejarnya yang berjalan meninggalkan kami.

Namun tiba2 tangan dik Aji menahan pundakku.

“jangan takut…. Nanti mbak Ningsih yang akan nyembah2 kepada kita meminta maaf” ucap dik Aji dengan percaya diri.

Aku tidak mempercayainya begitu saja, aku tetap bersikeras mengejar mbak Ningsih, namun dik Aji kembali membalik tubuhku untuk terlentang, dia kembali mencumbuku.

“jangan dik… mbak mohon….. mbak tidak mau kehilangan suami mbak….. “ ucapku berusaha melepaskan cumbuan dik Aji.

Tenaga dik Aji yang besar membuat rontaanku sia2 saja, saat dengan mudah dik Aji kembali menancapkan kontol besarnya kedalam memek basahku.

“aaaakkkkkhhhhhhhh…………dik Aji hentikan…………..” triakku saat memekku terasa dibelah kontol besarnya. Tanpa menjawab dik Aji langsung mempercepat ayunan kontolnya. Tidak terasa air mata putus asa mengalir dari pipiku, membayangkan kehancuran rumah tanggaku.

“akhh….dik… akhh… hentikan… akhh….cukup… akhh…mbak… akhh… tidak… akhh… mau…. akhh… rumah… akhh….tangga… akhh… mbak… akhh…. hancur….aaakkkhhhhhhhhhhhh………………………………” aku kembali mendapatkan orgasme dahsyat disela2 keputusasaanku. Pinggulku bergetar dengan hebatnya. Akhirnya aku pasrah dengan nasib yang akan menimpaku, berusaha menikmati saja yang ada saat ini.

Pov Ningsih

Aku sudah memperbaiki semua dinding triplek yang tadi aku jebol. Aku berbaring termenung didalam kamarku. ada perasaan marah dihatiku, ini tidak boleh dibiarkan, aku harus melaporkannya kepada mas Surya, agar mas Surya yang melaporkannya pada mas Pram suami Aisah.

Namun aku juga tidak dapat membohongi diriku, bahwa aku kagum melihat kontol besar dik Aji. ada satu pertanyaan yang juga mengganjal di hatiku, rumah siapa yang terhubung dengan kamar dik Aji. Tidak terasa aku tertidur pulas dikamarku.

Hari sudah siang, aku terbangun saat tiba2 pintu kamarku terbuka. Kulihat mas Surya masuk dengan muka kusut.

“ada apa mas, kok tumben sudah pulang…?” tanyaku heran sambil merapihkan tas kerjanya.

Mas Surya lalu duduk di tepian ranjang.

“maaf….. mas dipecat dik……” ucap mas Surya.

Mendengar ucapan mas Surya, membuat aku terkejut setengah mati.

“kok bisa….? Mas buat salah apa…..?” tanyaku sambil mengelus punggungnya.

“tidak tahu dik…. pak Harley tidak menjelaskannya, ia hanya berkata bahwa ia tidak bisa membantu sama sekali….. seolah2 itu bukan keputusannya….” Jawab mas Surya.

Mendengar ucapan mas Surya, membuat aku teringat dengan dik Aji. Apakah gara2 aku memergoki selingkuh mereka, membuat mas Surya di pecat? Jika bukan, apakah dik Aji bisa menolong kami kembali seperti dulu? Namun setelah mengingat kejadian di kamar itu, aku jadi menyesal, pasti dik Aji tidak akan mau menolong kami lagi.

Kepalaku langsung pusing, aku bingung harus berbuat apa…..?

“mas belum makan dik….” ucap mas Surya membuyarkan lamunanku.

“iya sebentar mas, adik hangatin dulu nasi dan lauknya” jawabku sambil membawa bakul nasi dan rantang dari meja kecil yang ada dikamar kami.

Aku terus merenung, setelah mas Surya makan, dan menghabisakan sebatang rokok, mas Surya memutuskan untuk tidur, dia bilang hari ini dia cape sekali. aku bisa mengerti perasaannya.

“adik keluar dulu ya mas…. mau belanja keperluan bulanan kita…..” ucapku berbisik di telinga mas Surya yang sudah memejamkan matanya.

“iya… hati2 dijalan dik…” jawab mas Surya tanpa membuka matanya.

Aku memutuskan untuk bertemu dik Aji, namun aku tidak mungkin menjebol dinding kamar untuk bertemu dengannya. Jadi aku memutuskan untuk menemuinya langsung dari pintu depan rumah yang ada dibelakang kos2an kami itu.

“Aku yakin ini rumahnya” bathinku sambil menatap sebuah rumah yang terlihat paling mewah diantara lingkungan kumuh disekitarnya.

Ku pencet bel rumah itu, tidak lama muncul seorang wanita muda yang cantik, terlihat bertubuh tegap.

“cari siapa mbak?” ucap wanita itu.

“saya Ningsih, saya mencari Aji mbak…..” ucapku.

“mari masuk, tuan Aji sudah menunggu…” ucapnya.

“Menunggu? Dik Aji yakin aku akan kesini untuk menemuinya?” bathinku.

Aku berjalan mengikuti mbak tadi, terlihat 2 mobil Alphard hitam terpakir didalam garasi mobil rumah itu.

“apakah dik Aji yang memiliki semua ini?” bathinku bingung.

Kami terus berjalan memasuki rumah itu, hingga kedepan sebuah pintu kamar.

“masuk aja mbak, tuan Aji sudah menunggu didalam” ucap mbak itu sambil berdiri 1 meter dari depan pintu sebuah kamar.

Akupun berjalan, kubuka pintu itu perlahan, ku tengokan kepalaku kedalam kamar itu. ku lihat dik Aji sedang duduk di sebuah sofa, yang ada didalam kamar itu, dengan hanya memakai jubah tidurnya.

“masuk mbak…” ucap dik Aji.

Aku terus melangkah masuk, kulihat mbak Aisah sedang tidur pulas dibalik selimut tebal, diatas ranjang mewah tidak jauh dari bangku sofa itu.

“duduk mbak……..” ucap dik Aji lagi.

Baru saja aku duduk, muncul dua orang wanita yang berbeda, menyuguhkan minuman dan makanan ringan untuk kami.

“ada perlu apa mbak Ning? Mau marah2 lagi?” ucap dik Aji santai sambil mengangkat gelas minumnya.

“mas Surya di pecat lagi dik…..?” ucapku sambil terisak.

“terus hubungannya dengan saya apa?” jawab dik Aji.

Aku sempat merasa terpojok oleh ucapan dik Aji.

“kali aja dik Aji bisa menolongi kami seperti waktu itu….?” ucapku sambil terisak.

“bisa aja, cuma gak salah mbak minta tolong sama saya, sementara belum lama mbak marah2 pakai ngancam segala?” ucapnya.

Aku merasa gembira mendengar dik Aji bisa membantu kami.

“mbak minta maaf dik… mbak tidak akan lapor sama mas Surya dan mas Pram” jawabku.

“kalau mau lapor, lapor aja mbak, saya tidak mencegah mbak Ning kok…..” lanjutnya santai.

“mbak minta maaf dik… mbak sudah bersikap kasar sama dik Aji…. mbak mohon…. Tolong bantu mbak…. “ ucapku sambil menjatuhkan badan berlutut diatas karpet tebal di bawah bangku sofa yang tadi aku duduki.

“maaf mbak…. saya tidak tertarik membantu mbak… lagipula tidak ada untungnya buat saya jika saya mambantu mbak…” jawab dik Aji, membuat aku semakin bingung.

Aku langsung merangkak menuju dik Aji yang masih santai di bangku sofanya. Aku bersujud dikaki pemuda itu.

“tolongin mbak dik….. mbak minta maaf…. mbak bersedia jadi pembantu dirumah ini seumur hidup mbak jika perlu…..” ucapku makin putus asa.

“mbak sudah lihatkan pembantu saya ada berapa? Kenapa saya butuh pembantu lagi?” ucap dik Aji.

“mbak akan melakukan apapun yang dik Aji minta, asal mas Surya bisa kembali bekerja lagi….. mbak mohon dik….” ucapku sambil bersimpuh dan mencium lututnya yang sedikit terbuka karena jubahnya tergeser oleh pergerakanku.

“entahlah… apa yang bisa mbak Ning lakukan buatku…..” ucapnya sambil menengok kearah ranjang, dimana mbak Aisah masih tertidur pulas.

Aku pun sempat menengokan kepalaku mengikuti pandangan dik Aji. Aku langsung paham maksud dik Aji. dan tampaknya dik Aji ingin aku yang memutuskan tanpa paksaan darinya.

Aku pun langsung bertindak cepat, kubuka lipatan bagian bawah jubah tidur dik Aji, terlihat kontol besar dik Aji yang masih tergolek lemas. Ku genggam kontol itu dengan tanganku, lalu kumasukan kepala kontolnya kedalam mulutku.

“eehhh…. Apa yang mbak lakukan……? Jangan mbak….. Aji tidak mau merusak rumah tangga mbak….” ucap Aji, seolah meledekku.

Aku tidak memperdulikan ucapannya, aku terus mengocok tanganku, bahkan sekarang aku terpaksa menggunakan kedua tanganku, karena ternyata kontol dik Aji panjang sekali, melebihi dua genggam tanganku. Sambil mulutku terus menjilat dan menghisap kontol itu.

Kontol besar dik Aji perlahan mulai ereksi maksimal, aku mulai terbawa nafsuku sendiri saat menyaksikan urat2 besar disekeliling kontol yang gagah tersebut.

“sudah mbak…. mbak tidak perlu begini…… “ ucap dik Aji tanpa ada penolakan dari tubuhnya.

Aku pun mulai membuka simpul ikatan jubah tidur yang dikenakan dik Aji, kubuka sepenuhnya jubah tidur itu, hingga menampakkan tubuh kekar dik Aji. tubuh pendeknya sangat kontras dengan ukuran kontolnya.

Aku sedikit jengkel dengan sikap dingin dik Aji, seolah2 aku tidak menarik dimatanya. Jika bukan karena mas Surya, aku sudah merasa terhina atas sikapnya ini.

Aku lalu berdiri di depan dik Aji, ku pelorotkan rok panjangku, Aji dengan santainya memalingkan wajahnya kearah Aisah. Kupelorotkan juga CD putihku, dik Aji belum juga menoleh kearahku. Kubuka baju lengan panjang yang kukenakan, dik Aji masih tetap cuek, kubuka juga BH ku, dik Aji masih tidak memandang kearahku. Aku lalu duduk di pangkuannya, kontol besarnya terselip pada celah memekku yang mulai basah. dik Aji masih memalingkan mukanya. Kedua tangannya bersender pada sandaran tangan sofa besar itu.

Dengan kedua tangan bertumpu di bahu dik Aji yang kekar, aku mulai menggoyangkan pinggulku, naik turun diatas kontol dik Aji yang terselip pada celah memek basahku. Batang kontol besar dik Aji terasa menggesek seluruh celah memekku hingga ke itilnya.

“ssstttthhhh ……. ssttthhhh…… sssttthhhh……ssssttthhhhh……..” desahku seiring goyangan pinggulku.

Tidak bisa kupungkiri, aku mulai menikmatinya.

Perlahan ku pegang kontol besar dik Aji, ku gesek2 kepala kontolnya pada celah memekku, setelah pas, kuturunkan pinggulku dengan perlahan.

“ssssttthhhhh……..”

Bless…..

“aaakkkkkhhhhhh…………..”

Kontol dik Aji terasa penuh sekali didalam memekku, kepala kontolnya menekan mulut rahimku dengan keras.

“mbak Ning… sudah hentikan……. saya akan bantu mas Surya…. Mbak Ning tidak perlu malakukan hal ini………” ucap dik Aji sambil mendorong tubuhku pelan agar turun dari pangkuannya.

Aku sudah tidak perduli lagi, yang aku inginkan adalah menuntaskan nafsuku ini. aku langsung menepis tangan dik Aji dari bahuku. Aku langsung memeluknya dengan erat, kedua payudaraku menekan kepala dik Aji. tanganku berpegangan pada sandaran kursi dibelakangnya, perlahan ku Gerakan pinggulku naik turun di atas kontol besar dik Aji.

“ssstttthhhh ……. akhhhhh……ssttthhhh…… akkkhhhhhh…… sssttthhhh……akkkkhhhhh……. ssssttthhhhh…….. akhhhhhh……. ssstttthhhh ……. “ desahku seiring ayunan pinggulku naik turun diatas kontolnya.

Tiba2 dik Aji bangkit dari duduknya, membuat aku terpaksa turun dari pangkuannya. Kontol besarnya terlepas dari jepitan memekku, ia berjalan meninggalkanku yang diam membisu menatap punggungnya. Dik Aji berjalan ke meja kerjanya, mengambil sesuatu disana, lalu berjalan kembali kearahku dengan kontol masih tegak mengacung menunjuk kearahku.

“makan ini…..” ucapnya sambil menyerahkan 2 butir obat kepadaku.

“apa ini dik…?” tanyaku sambil melihat 2 butir obat ditanganku.

“pil KB. Saya tidak mau mbak Ning hamil karena saya…” ucap Aji.

Pov Aji

Aku tidak ingin merusak kehidupan yang akan kuhadapi nanti. Aku khawatir jika sampai mbak Aisah dan mbak Ningsih hamil karena ku, akan menimbulkan banyak variable baru yang akan merugikanku kelak.

Setelah mbak Ningsih memakan obat yang ku berikan, kutarik tubuhnya kearah sofa panjang, ku baringkan tubuh telanjangnya diatas sofa itu. aku langsung menancapkan kembali kontol besarku kememek mbak Ningsih, ku pompa dengan ganas memek basah mbak Ningsih. Aku ingin menyiksanya hari ini dengan memberikan kenikmatan yang tidak akan dia lupakan seumur hidupnya.

“akhh….dik… akhh… pelan… akhh….pelan… akhh…mbak… akhh… tidak… akhh… kuat…. akhh… terasa… akhh….ngilu… akhh… memek… akhh…. mbak….aaakkkhhhhhhhhhhhh………………………………” tubuhnya langsung bergetar dengan hebat, aku tidak menurunkan tempo pompaanku. Ku goyang pinggulku dengan ritme yang sama cepatnya, namun tusukannya makin ku perkuat.

“akhh…. akhh….akhh…akhh… akhh…akhh…aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh………………………………”

“akhh…. akhh….akhh…akhh… akhh…akhh…aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh………………………………”

“akhh…. akhh….akhh…akhh… akhh…akhh…aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh………………………………”

Berkali2 mbak Ningsih mendapatkan orgasmenya, aku terus memacu kontolku, tidak memberikan waktu sama sekali untuknya beristirahat.

“akhh…. akhh….akhh…akhh… akhh…akhh…aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh………………………………”

“akhh…. akhh….akhh…akhh… akhh…akhh…aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh………………………………”

“akhh…. akhh….akhh…akhh… akhh…akhh…aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh………………………………”

“aaaakkkkkhhhhhhhhhhhh…………….” desahku keras, saat orgasme melanda tubuhku. Kutancapkan makin dalam kontolku di memek basah mbak Ningsih.

Crottt……. Crottt……. Crottt……. Crottt……. Crottt……. Crottt……. Crottt…….

Peju hangatku menyemprot dengan deras ke dalam memek mbak Ningsih.

“aaaaaakkkkkhhhhhhhhhhhh……………………….” Mbak Ningsih kembali mendapatkan orgasmenya untuk yang kesekian kalinya. Tubuhnya tergeletak lemas diatas sofa itu. aku langsung bangun menuju ke kamar mandiku, untuk cucian, kulihat mbak Aisah sudah bangun dari tidurnya. ia diam terpaku melihatku yang berjalan dalam keadaan telanjang dan berkeringat.

Pov Aisah

Aku terbangun saat mendengar jeritan2 nikmat perempuan, ku lihat tubuh dik Aji sedang berayun2 diatas sofa panjang, namun aku tidak dapat melihat siapa wanita yang sedang disetubuhi oleh dik Aji, karena terhalang oleh sandaran kursi sofa itu.

Akhirnya dik Aji terlihat mendapatkan orgasmenya diatas tubuh wanita itu, ia langsung bangkit dari sofa, meninggalkan tubuh wanita itu tergeletak lemas diatas sofa, lalu dik Aji berjalan kearah kamar mandi, dengan tubuh berkeringat, dan kontol yang masih mengacung keras. dik Aji sempat melihat kearahku, lalu hilang dibalik pintu kamar mandi.

Aku yang penasaran segera bangun dari tempat tidur, dengan tubuh berlilitkan selimut, aku perlahan berjalan kearah sofa.

“mbak Ning……….” Ucapku sambil berlari kecil lalu bersimpuh disampingnya.

Ia tersenyum menatapku.

“maafkan aku mbak, sudah berkata kasar kepada mbak……” ucapnya sambil memegang pipiku.

“mbak tidak apa2….?” Tanyaku khawatir.

“mbak baik2 saja…… sekarang mbak tahu kenapa mbak Aisah mau dientotin oleh dik Aji….. mbak khawatir sekarang mbak sudah ketagihan kontol dik Aji…..” ucapnya tanpa malu2 kepadaku.

“iya mbak, saya juga makin ketagihan sama kontol dik Aji….. terus gimana dong….. saya khawatir suatu saat akan terbongkar” ucap ku.

“entahlah mbak….. kita jalani aja…….. biar waktu yang berbicara…..” ucap mbak Ningsih kepadaku.

Aku langsung memeluk tubuhnya, mengungkapkan kebahagiaanku padanya, karena ada teman curhat bagiku kelak.

Sejak saat itu aku dan mbak Ningsih sering datang ketempat dik Aji melalui pintu depan, mas Surya kembali bekerja di pabrik sebagai kepala HRD.

Ternyata dua bulan kemudian, aku dan mbak Ningsih dinyatakan hamil. Aku dan mbak Ningsih berpikir ini pasti janin hasil dari suami2 kami, karena selama bermain dengan dik Aji, kami rutin meminum obat pemberiannya. Namun saat kami main bersama suami2 kami, kami tidak pernah meminum obat anti hamil. Suami2 kami sangat senang mendengar kehamilan kami. Sejak hamil aku dan mbak Ningsih mulai jarang ketempat dik Aji, untuk menjaga kehamilan kami. Andaikan datang pun dik Aji melakukannya dengan lembut. Dik Aji mulai berhenti memberi kami pil KB saat melihat hasil positif dari dokter kandungan setempat.






Bersambung................................
 
Terakhir diubah:
Suwun apdate suhu @dd_imut
Akhirnya mbak Ningsih dihajar orgasme sampai 9x , tapi mbak Ningsih & Aisah hamil dari siapa??? Jangan2 kena semprotan pejuhe @Kakekeot .... Soale dia kan ikut ngintip dari lobang WC .... terus coli sampai pejuhe muncrat ke seluruh tembok WC 😭😭😭
 
Suwun apdate suhu @dd_imut
Akhirnya mbak Ningsih dihajar orgasme sampai 9x , tapi mbak Ningsih & Aisah hamil dari siapa??? Jangan2 kena semprotan pejuhe @Kakekeot .... Soale dia kan ikut ngintip dari lobang WC .... terus coli sampai pejuhe muncrat ke seluruh tembok WC 😭😭😭
Bisa jadi DenMas ato pejuhe @sigitnoi yg sama² ngintip plus praktek dg @Kakekeot gegara suara menggelagar pd dinding kontrakan.. =))
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd