ursagemini
Semprot Kecil
- Daftar
- 18 Mar 2021
- Post
- 61
- Like diterima
- 1.297
Cerita ini adalah remake dari cerita Karir di Dunia Modeling. Kesamaan nama tokoh, waktu, tempat kejadian, dan cerita adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Prolog
Chapter I
Prolog
Chapter I
Prolog
“Baik sebelum pelayanan dimulai ibu bisa melepas pakaian yang ibu kenakan?”
Mendengar permintaannya aku mulai melucuti pakaianku satu per satu dengan hanya menyisakan pakaian dalamku yang minim. Setelah persiapan selesai aku diminta untuk berbaring di atas ranjang dengan posisi telungkup menghadap bawah. Merilekskan tubuhku, aku mulai menikmati layanan spa yang mereka tawarkan.
Cairan yang hangat perlahan diusapkan ke arah punggungku. Dengan lembut terapis itu menuangkan minyak yang diusapkan ke setiap jengkal tubuhku. Aroma aromatik yang begitu harum membuatku merasa nyaman diikuti oleh sentuhannya yang begitu halus dalam memberikan kenikmatan bagiku.
Naik dan turun, tangannya bergerak menyusuri tubuh bagian atasku tanpa melewati satu titik pun. Jemarinya dengan mudah bergerak dan memberikan pelayanan terbaiknya.
“Ibu saya buka tali bra-nya ya..”
“Ah? Iya silahkan..”
Ikatan tali bra di punggungku ditarik olehnya dan bra yang kukenakan terlepas dan memperlihatkan payudaraku yang besar dan padat yang terhimpit oleh tubuhku yang tengah berbaring. Mengangkat tubuh bagian atasku tangannya bergerak di celah untuk mengambil bra yang sudah tidak kubutuhkan lagi.
Punggungku yang sudah telanjang tanpa ditutupi sehelai benang pun dengan mudahnya dia manjakan. Tangannya bergerak menyusuri seluruh punggungku diikuti pijatan ringan yang merilekskan otot - otot tubuhku. Tubuhku tampak basah mengkilap akibat cairan minyak yang terus dia tuangkan.
Tangannya bergerak menuju area samping tubuhku dan mulai menyentuh area pinggir dadaku. Dengan lembut dia sedikit meremas payudaraku dan memijatnya yang membuatku merasa nikmat. Gerakan tangannnya semakin intens untuk meremas dadaku.
Aku terus menikmati semua treatment yang dia berikan kepadaku. Aku yang sudah terhanyut dalam kenikmatan ini membebaskan untuk melakukan apapun kepada tubuhku. Gerakan tangannya berhasil menyentuh titik rangsangan yang membuat birahiku terus meningkat.
“Aaahh..”
Tanpa kusadari sebuah desahan halus keluar dari mulutku. Melirik ke arah belakang, aku bisa melihat celana dalamku ditarik olehnya ke bawah memperlihatkan belahan pantatku begitu padat dan kenyal. Kemudian dia kembali menuangkan cairan itu ke arah pantatku yang membuatku mendesah seiring cairan itu mengalir turun ke area privatku.
Posisi celana dalamku tidak sepenuhnya turun menyisakan setengah pantatku yang tertutup. Menuangkan cairan itu kembali dia mulai memijat bongkahan pantatku dan meremasnya. Pantatku dipijat dengan menekan dan meremasnya yang dia lakukan secara berulang-ulang sebelum akhirnya celana dalamku benar-benar terlepas dari tubuhku.
Gerakan yang sebelumnya terasa ringan dan lembut semakin terasa intens. Sentuhan yang diberikan semakin berani dan mulai menyentuh area intimku. Aku bisa merasakan cairan vaginaku yang terus menetes membasahi selangkanganku seiring gerakan yang dia berikan.
Plak.. Plak.. Plak..
Sentuhan berubah menjadi tamparan. Tangannya berhenti diusapkan kemudian dibalas dengan tamparan ringkan. Kanan dan kiri dia terus menampari pantatku yang membuat tubuhku bergetar dan bergairah. Aksi vulgar ini membuatku kesulitan untuk mengatur nafasku serta menahan birahiku.
“Uhhhh.. e-enakk ahhh..”
Aku diminta sedikit mengangkat pinggulku dan memberikan ruang yang cukup untuk tangannya meraih area selangkanganku. Membasahi tangannya, terapis itu kemudian menggerakan jarinya untuk mengusap ke area bibir vaginaku dengan lembut. Jarinya yang bersentuhan dengan bibir vaginaku yang halus terasa begitu nikmat yang membuatku meringis keenakan.
Sebelum aku bisa mencapai klimaks dia menghentikan gerakan jarinya yang membuatku merasa tanggung dan mendorong pantatku untuk kembali berbaring. Dia melanjutkan dengan gerakan pijatan sederhana ke arah punggungku kembali.
“Eh?! ghh..”
Di tengah - tengah rasa nyaman yang kudapatkan dari pijatan tangannya, aku dikejutkan oleh sentuhan jarinya tepat di arah anusku. Jari perlahan diusapkan dibibir anusku yang dia gerakan secara perlahan mengitari area pantatku. Rasanya begitu nikmat dan membuat merintih dan mendesah.
Gerakan jarinya yang menari di atas pantatku menjadi lebih intens. Mengambil botol minyak di sampingnya, terapis itu kembali menuangkan minyak itu namun dia menuangkan cairan itu tepat di atas lubang pantatku yang kemudian aku dikejutkan oleh jarinya yang dia dorong masuk.
“Aahh.. ahh.. j-jangan dimasukin..”
Seolah tidak mendengar ucapanku, dia mendorong jari tengahnya ke lubang anusku. Cairan yang membasahi pantatku selayaknya pelumas yang membuatnya dengan mudah menggerakan jarinya mencolok anusku. Aku bisa merasakan setidaknya satu ruas jari berhasil menjebol lubang anusku.
Aku sudah tidak peduli apabila dia mendengar desahanku, aku sudah tidak bisa menutupi fakta kalau aku menyukai tindakannya. Dia terus mengocok jari tengahnya maju dan mundur. Gerakannya begitu cepat dan membuat tubuhku terasa begitu panas. Aku sudah terhanyut oleh nafsu birahiku.
Meskipun jarinya tidak sepenuhnya masuk dan hanya sebagian kecil ruas jarinya, aku bisa merasakan perasaan nyeri, geli, dan kenikmatan yang kudapatkan. Dia terus menggerakkan jarinya sampai aku mencapai klimaks. Memejamkan mataku, aku tidak bisa menutupi rasa malu karena aku mencapai klimaks dan pipis dihadapannya.
Aku dibiarkan berbaring dan mengambil nafas sejenak setelah aku orgasme. Selanjutnya dia membersihkan cairan cinta yang membasahi area selangkanganku. Setelah merasa cukup, aku kembali melanjut sesi treatment selanjutnya.
Dia memintaku untuk mengubah posisiku untuk berbaring telentang. Dalam posisi ini dia bisa melihat area tubuh area depanku yang telanjang tanpa ditutupi sehelai benangpun. Kemudian dia menaburkan bunga-bunga beraroma harum ke atas tubuhku sebelum melanjutkan sesi pijatnya.
Dia kembali menuangkan minyak itu ke permukaan tubuhku dan kembali memberikan layanan seperti sebelumnya. Usapan ringan dan pijatan terus dia berikan terutama dia area pudak dan perutku. Gerakannya terasa begitu nyaman dan membuatku melupakan rasa lelah yang kurasakan sebelumnya.
“Aahh.. ahhh..”
Tubuhku menggeliat ke kanan dan ke kiri seiring tangannya bergerak menyusuri area dadaku dan berakhir di area payudaraku. Kedua gunung kembarku yang besar itu kemudian dia remas dan dipijat. Payudaraku dimanjakan olehnya dengan gerakan berputar berlawanan arah jarum jam. Jarinya bergerak dari pinggir menuju puncaknya dimana titik ini merupakan titik rangsanganku.
Menggigit bibir bawahku, aku terus mendesah seiring putingku dipilin olehnya. Putingku yang ranum itu kemudian dia pijat dan dipelintir yang membuatku mendesah. Perasaan nyeri dan nikmat terus membuat terkulai dalam kenikmatan ini. Dia terus memijat area payudaraku seolah-olah dia menikmati hal ini.
Tangannya kembali bergerak menyusuri perutku yang ramping dan berakhir di area selangkanganku, di sinilah dia benar - benar memberikan layanan spa yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
“Aaahh.. s-stopp.. ahh..”
Telapak tangannya dia arahkan ke bibir vaginaku yang kemudian diusap secara perlahan. Vaginaku dibelai olehnya dengan memberikan sentuhan di titik - titik yang merangsangkan libidoku. Bibir vaginaku dibuka olehnya kemudian klistorisku dipijat olehnya yang membuat mendesah dan berteriak.
Bibir vaginaku terus dipijat olehnya yang sudah begitu basah. Cairan vaginaku terus menetes membasahi jarinya yang terus bergerak di area intim itu. Kemudian jari telunjuknya bergerak menuju lubang vaginaku, dalam satu hitungan dia mendorongnya masuk.
“Aaaahh..”
Aku berteriak dan mendesah diikuti tubuhku yang mengejang. Tanpa basa-basi dia mempercepat tempo kocokan jarinya keluar masuk dari vaginaku. Jarinya yang mungil itu bergerak menyusuri lubang vaginaku yang sudah basah oleh cairan cinta yang terus keluar dari dalam vaginaku.
Sebelum aku bisa mengatur nafasku, dia kemudian mendorong jari tengahnya masuk yang membuat kedua jarinya berada di dalam vaginaku. Rongga vaginaku terasa penuh oleh kedua jarinya yang terus digerakkan keluar masuk. Disisi lain tangannya yang lain tidak tinggal diam, klistorisku terus dipijat bersamaan dengan jarinya yang merangsak masuk ke dalam vaginaku.
Pikiranku terasa menjauh, aku hanya merasakan perasaan nikmat dari permainan jarinya kepada tubuhku. Enak, tidak ini jauh lebih dari itu, kenikmatan ini jauh melebihi kenikmatan yang kuterima dari melakukan masturbasi. Merasakan terapis yang sudah berpengalaman untuk menjamah tubuhku membuatku terlarut dalam kenikmatan ini dan tanpa kusadari aku mencapai klimaks dan orgasme.
“Aaahh.. akuu keluaarr.. ahh..”
Lagi dan lagi aku kembali mencapai orgasmeku. Rasanya libidoku terus meningkat dan aku hanya ingin terpuaskan. Tanpa henti dia kembali mendorong jarinya ke dalam vaginaku dan kembali membuatku terasangan. Sampai kapan aku harus menikmati ini?
“.. j-jadi aku harus masturbasi di depan mbak?”
“Iya bu, silahkan nikmati waktunya..”
Sungguh ini adalah perasaan yang begitu canggung, setelah berkali-kali aku orgasme sekarang aku diminta olehnya untuk bermasturbasi sebagai bagian dari treatment spa. Meskipun memalukan, aku sudah tidak peduli lagi, aku menggerakan jariku dan langsung mendorongnya masuk ke dalam vaginaku sebelum mengocoknya. Memejamkan mataku aku hanya bermasturbasi dan seolah-olah tidak memperdulikan ada wanita lain disampingku. Yang kupikirkan kali ini hanya satu yaitu mencapai orgasme. Aku terus mengocok jariku dan mendesah sampai akhirnya mencapai klimaks dan squirting di depannya.
“Akuu k-keluaarr..”
Sesi treatment spa ini berakhir. Setelah tenagaku sedikit pulih aku beranjak berdiri dan dibantu olehnya untuk berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Membalutkan tubuhku dengan handuk, aku kemudian masuk ke dalam bathtub dan menyegarkan diriku dan membiarkan dirinya membersihkan ruangan. Ini adalah pengalaman yang begitu menyenangkan dan menggairahkan.
Terakhir diubah: