Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG REMBULAN DI WAJAHMU by TheGoldfather

Ini judul novel nya rembulan tenggelam di wajahmu karya Tere Liye


Disadur mungkin atau pengarang nya suka visit ke semprot juga qakakak
 
wedew, keren ceritanya. walau alurnya maju mundur bikin rada puyeng, tapi enak dibaca.

we're created for some reason.
every action has impact.

lanjut suhuuuu...
 
Wadidawwww ini mah harus dipantengin.... Ijin nggelar lapak ya, sapa tau ada yang mau ngopi... :beer:
 
Maaf sekali sebelumnya jika lancang, namun sungguh ini makin terasa unsur plagiatnya. Di cerita sebelumnya 'Kebun sawit stories', sosok Jonathan benar-benar mengingatkan saya akan sosok Ray di novel "Rembulan tenggelam di wajahmu", namun saya masih berbaik sangka, sebab toh hanya unsur karakter saja yang mirip. Namun sungguh, di bab 1-4 cerita kali ini benar-benar mirip dengan novel "Rembulan tenggelam di wajahmu" karya tere liye. Mohon penjelasannya hu, maaf lancang.
BAB 4 - Bayi yang diselamatkan

13 tahun lalu..

Seperti anak-anak panti lainnya, dia tidak tahu siapa orang tuanya. Dia datang ke panti itu saat masih bayi merah, tepatnya 5 tahun yang lalu. Kemudian Taufik datang setelah Jojo berumur 5 tahun.

Hampir semua anak-anak disini adalah anak terbuang. Entah Ibunya hamil diluar nikah atau hal apalah. Tapi Jojo berbeda, Jojo tidak mengetahui asal usulnya itu selama 23 Tahun. Asal usulnya tertutup dengan sangat rapat.

Jojo kemudian tumbuh berbeda, dibanding dengan anak lainnya. Fisiknya berkembang dengan lebih cepat. Menjelang usia 16 tahun, tingginya hampir segadu orang dewasa. Badannya kekar dan kulitnya putih bersih. Mata yang hitam tajam dihiasi dengan rambut lurus. Jojo sangat pintar dan cerdas. Kalau saja ia memasuki dunia pendidika dari kecil, pasti sudah banyak prestasi yang ia torehkan, sayang penjaga panti tidak memberikan pendidikan bagi anak-anak panti itu.

Sejak umur 14 tahun, Jojo sudah jadi pesuruh di panti itu. Disuruh mencuci piring, mencuci baju, bahkan disuruh membersihkan panti. Jojo masih mending dibanding anak-anak panti lainnya, yang hidup tertekan. Jojo tumbuh melawan. Kepintaran dan kecerdasannya, menjadi sebuah perlawanan bagi intimidasi dan penindasan para penjaga panti.

##

Disaat para penghuni panti sedang pergi ke lapangan untuk menunaikan Sholat hari raya, Jojo menyelinap ke ruangan penjaga panti. Ia membuka laci dan memeriksa semua rak-rak yang ada diruangan itu. Ia menemukan sebuah amplop yang bertuliskan namanya, Jonathan Arthasena.

Dia membuka amplop itu dan menemukan setengah potong koran dengan menampilkan foto sepasang manusia. Setelah menyimpan potongan koran itu, Jojo kemudian mengambil uang yang tersimpan di laci penjaga panti itu.

"Uang yang cukup banyak"Desahnya.

Setelah itu Jojo pergi meninggalkan panti itu, membawa sebuah tas yang berisi beberapa potong pakaian, dia pun menghilang dari panti yang sangat dibencinya itu.

##

"Dimana kita? Dan apa yang kau inginkan?" Tanya pasien 28 tahun itu.

"Tidak dimana-mana, kita hanya sedang melakukan perjalanan mengenang masa lalu, dan inilah yang pertama. Harusnya di mulai dari panti itu, tapi kau sangat benci jika kembali lagi kesana. Terminal ini adalah pilihan terbaik selanjutnya" Jelas orang yang ditanya itu.

"Siapa kau sebenarnya?"Tanyanya kembali.

"Tidak perlu kau tahu Jo, yang harus kau tahu, kau adalah orang yang sangat beruntung Jo. Tahukah kau? Semua orang selalu diberi kesempatan untuk kembali sebelum maut menjemput. Sebelum semuanya terlambat, semua manusia diberi kesempatan mendapatkan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang menganjal di hidupnya. Ada yang mendapat penjelasan dari buku, dari orang-orang disekitarnya dan dari apa yang terukir dilangit tergurat dibumi" Orang dengan wajah menyenangkan itu menjelaskan.

Jojo terlihat semakin binggung. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.

"Beruntung? Dan apa yang akan di jelaskan?" Ucap pasien itu.

"Ya, kau beruntung Jo. Kau akan dapat penjelasan dari perjalanan yang hebat ini. Nanti diakhir perjalanan, kau akan dapat penjelasan. Baiklah, kita mulai saja" Ujar orang dengan wajah menyenangkan itu, menakupkan kedua belah telapak tangannya ke dada Jojo.

"Syuuuuuuuu" Suara sinar putih merambat menyilaukan.

##

Tidak jauh dari terminal, terdapat deretan ruko- ruko yang dijadikan tempat berniaga. Dibelakang bangunan yang banyak diisi orang-orang keturunan itu, terdapat sebuah tempat yang dijadikan tempat perjudian kelas bawah.

Jojo merapikan uang taruhannya untuk pertama kali itu. Bandar yang sedang memasukan tiga buah dadu menyeringai tersenyum melihat mangsa baru yang berusia belasan tahun itu. Orang-orang mulai mendekati Jojo saat dia berhasil menang tiga kali berturut-turut. Bagi mereka yang tidak punya uang atau sudah kalah dalam permainan, melihat orang lain berjudi, menjadi tontonan yang sangat mengasyikan. Para sopir, kondektur dan para pedagang, mulai menyesaki Jojo yang sedang bertarung di meja judi itu.

Entah langit berencana apa, lebih dari tiga puluh putaran Jojo sempurna memenangkan semua taruhan. Tangannya gemetar saat memegang uang jutaan. Bandar judi menghentikan pertarungan mereka karena tidak ada yang bisa mengalahkan keberuntungan anak muda yang baru pertama datang ke tempat judi itu.

Setelah pergi dengan membawa uang banyak untuk pertama kalinya itu, Jojo berjalan ke arah sudut terminal sambil menghiraukan panggilan dari beberapa wanita yang berpakaian mengoda itu. Ia tersenyum dan mendesis.

"Beginilah seharusnya hidup, bisa memilih, bisa memutuskan apa yang akan dilakukan"

Bagaimana mungkin dia belasan tahun dia harus tinggal di panti tak berguna itu, teraniaya oleh penjaga panti. Meski banyak tempat penampungan dan panti lainnya, mengapa dia harus sampai berada di panti sialan itu?.

##

"Kau sudah menyebutkan berulang kali, pertanyaan pertama dalam hidupmu Jo. Kenapa harus di panti itu, di tempat seperti itu kau harus melalui masa kanak-kanakmu, tempat paling kau benci seumur hidupmu" Terdengar kata-kata dari orang yang menyenangkan itu kembali.

Jojo menatap orang yang berdiri disampingnya itu dengan tajam. Dia sangat menantikan jawaban, kenapa dia tidak bisa memilih untuk tumbuh besar dan menghabiskan masa kanak-kanak yang menyenangkan ditempat lain.

"Tidak ada yang sia-sia didunia ini Jo. Bayangkan sebutir padi yang tergeletak sendirian karena jatuh dari karung-karung yang diangkat para kuli. Kemudian datang orang menyapu lantai, dan menutup butir padi itu dengan ember. Tidak peduli serapat apa ember dan atap melindungi butir apa itu. Kering atau basah butir padi itu telah ditentukan, semua sudah ditentukan Jo" Jelas orang itu membuat Jojo semakin binggung.

"Mengapa kau harus tumbuh dan menghabiskan masa kanak-kanak kau di panti itu? Mengapa?. Karena kau menjadi sebab bagi garis kehidupan Taufik dan Seruni" Lanjutnya.

Menjadi garis kehidupan Taufik dan Seruni?, pikir Jojo heran. Lalu bagaimana orang ini bisa mengetahui tentang Taufik dan Seruni?, pikir keras Jojo.

"Kau menjadi penyelamat hidup Taufik dan pengakhir hidup Seruni" Ujar orang dengan wajah yang menyenangkan itu.

Seruni. Seruni datang ke panti itu saat Jojo berusia 13 tahun. Gadis kecil berusia 5 tahun itu di punggut penjaga panti dari panti penampungan yang sudah bangkrut. Sulit sekali untuk menenangkan Seruni yang baru beradaptasi di tempat baru baginya itu. Gadis kecil yang sudah kehilangan kedua orang tuanya sejak lahir itu, akhirnya bisa akrab dengan Jojo dan Taufik. Mereka akhirnya tinggal di kamar yang sama bertiga. Jojo dan Taufik menjadi sosok pelindung bagi Seruni, sekaligus Kakak.

"Kau ingat Jo, Saat kau terkapar tidak berdaya dirumah sakit setelah melindungi Seruni yang akan di tabrak mobil. Usahamu saat memeluknya dengan erat ketika kalian berdua akhirnya ditabrak oleh mobil yang melaju ugal-ugalan itu" Tanya orang dengan wajah menyenangkan itu, sambil di ikuti oleh silauan cahaya putih.

##

"Apa dia akan baik-baik saja?" Tanya penjaga panti kepada Dokter.

"Kita hanya bisa berdoa" Jawab Dokter yang sedang memeriksa Seruni, sambil mengeleng pelan.

Kunjungan penjaga panti yang arogan itu ke rumah sakit kali ini membuat dadanya sesak. Dua anak panti sekaligus terbarung dengan badan remuk, bengkak dan berdarah.

Setelah hampir sebulan menghilang, Jojo kembali ke panti secara diam-diam untuk memberikan Seruni sebuah boneka baru. Akhirnya penjaga panti tahu kedatangan Jojo itu. Setelah terjadi cek-cok mulut, Jojo pergi berlari keluar panti bejat itu. Seruni yang tidak ingin kehilangan orang pertama yang tulus memberikannya kasih sayang dan perhatian itu, mengejar Jojo yang sudah berada diseberang jalan panti. Saat itu lah sebuah mobil melaju dengan tanpa terkendali ke arah Seruni. Seruni sempat berteriak saat Jojo berusah melindungi Seruni di dalam pelukannya. Hantaman keras mobil itu membuat tubuh kedua anak itu terlempar.

Hatinya yang tidak pernah tersentuh sama sekali, tersentuh pertama kali melihat kepolosan dua anak pantinya yang tergolek lemah menyayat hati. Hatinya yang hitam itu, perlahan mengelupas, berubah warna. Sudah empat hari anak-anak ini tidak sadarkan diri. Selama empat hari itu pulan pekat hati penjaga panti yang kejam itu pun hilang.

Penjaga panti itu dengan setia menunggui Jojo dan Seruni.

"Ya, itulah penjelasan kenapa kau harus berada di panti itu Jo. Kau menjadi sebab bagi garis hidup Seruni, gadis kecil ringkih itu menjemput maut dengan baik malam itu. Ribuan malaikat mengukung langit Jo, itu tidak pernah terjadi selama ratusan tahun. Gadis polos yang menjemput maut menjadi penjelasan dari pertanyaan penjaga panti yang hidup tanpa perasaan kasih sayang di hatinya itu"

##

Malam itu, 13 tahun yang lalu. Diruangan Jojo dan Seruni tergolek lemah tidak berdaya. Di ruangan itu juga penjaga panti dengan setia mengawasi kedua anak pantinya itu. Ruang penjelasan sebab akibat.

"Dingin" Ucap pelan Seruni menatap langit-langit ruangan.

"Kak Jo, apa itu Kak Jo" desah tertahan Seruni yang berusaha dengan sangat keras untuk menoleh ke ranjang sebelahnya.

"Kau baik-baik saja nak?" Tanya penjaga panti dengan mulut tertahan.

Dia sangat terkejut mendengar pertanyaan Seruni yang sangat aneh menurunya. Selama berada di panti, Seruni tidak pernah bertanya sekali pun kepadanya. Seruni hanya bertanya kepada Kak Dian, bukan kepada dirinya.

"Apakah Kak Jojo baik - baik saja?" Suara Seruni terdengar patah-patah.

Penjaga panti takjub dengan gadis kecil itu. Bagaimana mungkin gadis kecil itu lebih mempedulikan orang lain ketimbang dirinya yang terluka lebih parah. Dia berusaha tersenyum sambil menahan tusukan tajam yang berhasil menusuk hatinya yang sangat keras itu.

"Tolong selamatkan dia.. tolong" Rintih gadis kecil itu.

"Dia satu-satunya yang tulus kepadaku. Dia, dia yang selalu melindungiku, bahkan Kak Jojo mengorbankan dirinya untuk Bapak pukuli karena kesalahanku yang memecahkan guci Bapak. Kak Jojo mengakui kesalahan yang tidak dia perbuat, maafkan aku"Kata gadis kecil itu berusaha dengan susah payah.

Penjaga panti itu terpana dengan kata-kata itu. Dia kemudian mengambil tissu untuk mengelap air mata Seruni yang mengalir dengan sendirinya.

"Tolong selamatkan dia"Ulang Seruni.

Butiran air mata mulai menetes diwajah penjaga panti yang keras itu. Bagaimana tidak, gadis kecil yang berwajah lebam itu, justru sibuk mencemaskan orang lain.

Tangan Seruni mencoba meraih tangan penjaga panti itu. Dengan sisa-sisa tenaga terakhir gadis kecil itu, dia akhirnya bisa memegang telapak tangan penjaga panti itu, seperti sedang menyalami.

"Maafkan Seruni Pak, maafkan aku yang sudah merusak guci kesayangan Bapak. Maafkan Seruni yang nakal dan tidak mendengar kata Bapak. Padahal Bapak sudah melakukan kebaikan kepada Seruni, kepada anak-anak panti. Semoga tuhan membalas kebaikan itu, maafkan Seruni Pak"

Perlahan pegangan tangan Seruni melemah, dan Seruni pergi untuk selamanya.

Ruangan menjadi senyap, penjaga panti berusaha memangil Seruni, memanggil sisa sisa hidupnya. Tapi sayang, tangannya sudah membeku. Hati yang digerumuti noda hitam, rontok menerima cahaya-Mu.

Penjaga panti itu terenyuh saat mendengar kata gadis kecil itu tadi.

"Bapak sudah melakukan kebaikan".

Bersambung..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd