Part 47 Tersampaikan
Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan jika nanti suamiku telah pulang !!! Apa yang harus aku jelaskan jika suamiku bertanya soal apa yang sekarang telah terjadi saat suamiku kerja di luar kota. Perasaan ku saat ini benar benar takut, tak enak hati, kacau dan tak bisa berbuat apa apa lagi.
Oh ya hampir lupa aku harus segera menghubungi mang Dedi, sebelum di dului pak RT atau warga. Bisa bisa kebongkar kebohongan ku jika penjelasan mang Dedi berbeda sama apa yang sudah aku jelaskan.
Akupun dengan terpaksa mencoba menghubungi kembali mang Dedi, Berharap bisa bekerja sama soal masalah ini.
"Ya Ampun mas kenapa WhatsApp dan telepon seluler mu tidak aktif" gumam ku dalam hati
"Apa sekarang yang harus aku lakukan, ya tuhan ampunilah dosa dosa ku ini berilah aku jalan keluar yang terbaik dari masalah ini hanya padamu hambamu yang hina ini meminta pertolongan" begitulah doa'dalam tangisan ku. saat ini aku hanya bisa menangis dan pasrah dengan apa yang akan terjadi pada diriku ini.
Singkat cerita sekitar pukul 7 malam tiba tiba smartphone ku berbunyi dan akupun buru buru mencoba untuk mengecek nya, Berharap panggilan tersebut dari mang Dedi, saat aku lihat ternyata panggilan di smartphone ku itu dari pak RT.
"Ya ampun kenapa pak RT yang menghubungi ku bukan nya mang Dedi, tapiiiiiii sebentar ada apa lagi ya pak RT menghubungi ku, jangan jangan,,,,,,, oh tuhan kenapa aku tidak enak hati seperti ini" gumam ku dalam hati.
Setalah beberapa kali pak RT mencoba menghubungi ku akhir nya dengan terpaksa dan takut akupun mencoba menjawab panggilan dari pak RT yang sebelumnya sengaja aku tidak Jawab
"Asalamualaikum pak" akupun berusaha tetap tenang meski saat ini aku benar benar takut sekali.
"Waalaikumsalam Bu Liya, mohon maaf sudah mengganggu waktu nya"
"Iya pak RT tidak apa apa, ada apa lagi ya pak ??"
"Mohon maaf Bu saya harus menyampaikan nya hari ini juga"
"Maksud nya gimana ya pak"
"Biar nanti saya jelaskan di rumah ibu ya, kebetulan sekarang saya pak RW dan mang Dedi lagi menuju ke rumah Bu Liya"
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, akupun benar benar kaget sekali saat mendengar pak RT dan pak RW lagi bersama mang Dedi menuju rumahku. " APA!!! ko bisa bisanya, Mang Dedi ada bersama pak RT dan pak RW. habislah sudah nasibku ini!!! begitulah gumam ku dalam hati yang tiba tiba kembali air mataku membasahi pipiku ini.
"Hallo Buu, Bu Liya apa masih mendengar suara saya"
"liiiiyyaaaa pak masih, maaf pak kok mang Dedi bisa bersama pak RT yaaaaa??"
"Kebetulan tadi siang pas pulang dari rumah bu Liya tak sengaja saya bertemu bersama mang Dedi dan terus saya coba ajak mang Dedi ke rumah saya Bu begitupun pak RW yang saya hubungi juga untuk datang ke rumah saya"
"Oh gitu ya pak, terus kenapa harus sama mang Dedi pak ke rumah saya nya"
"Lho kan ini asal mula nya dari mang Dedi Bu"
"OHhhhhh"
"Yasudah Bu biar nanti dijelaskan lebih detail nya di rumah Bu Liya saja ya"
"Iyaa pak RT"
"Yasudah Bu assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Akhirnya pak RT pun mengakhiri panggilan nya mengingat pak RT sedang menuju ke rumah ku bersama pak RW dan mang Dedi, akupun hanya bisa terdiam dan menangis. menyesali atas penghianat ku terhadap suamiku sendiri.
Akupun hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi jika suamiku tahu soal perselingkuhan ku bersama mang Dedi, Entah seperti apa nasibku nanti setelah suamiku pulang dari luar kota.
Yang ada dalam hati ku saat ini hanya penyesalan yang terus menghantui di setiap hembusan nafas dan kedipan mataku "oh Liya begitu bodoh nya dirimu, begitu tega nya engkau menghianati suamimu sendiri kau wanita yang begitu kejam, wanita yang tak punya perasaan, tak bermoral kau hianati cinta dan kasih sayang suamimu yang begitu besar terhadapmu, hanya untuk laki laki tukang sayur, "Abiiiiii maafkanlah semua kesalahan Umi Bi" teriakan ku sambil tak hentinya air mata ku membasahi pipi ku ini.
Tiba tiba akupun dikaget kan dengan suara bell rumah ku ternyata saat ku lihat di balik jendela sudah ada pak RT, pak RW dan mang Dedi tepat berdiri di depan pagar rumah ku.
"Apa yang harus aku lakukan, Apa harus aku membukakan pintu untuk Meraka??"
Akhirnya akupun menemui mereka bertiga dan mempersilahkan untuk masuk ke rumahku.
"Iya pak RT sebentar"
"Asalamualaikum Bu Liya" sapa dari pak RW
"Waalaikumsalam pak RW"
"Apakah kita boleh masuk Bu"
"Iya bapak bapak silahkan masuk"
"Baik Bu Liya terima kasih"
Setelah mereka masuk akupun menawari air minum dan begitu bodoh nya diriku keceplosan memanggil mang Dedi dengan sebutan mas, sontak pak RT dan pak RW pun terdiam dan melotot melihat ke arah mang Dedi dan diriku.
"Pak RT, Pak RW sama mas mau minum apa??"
"Hah, sebentar sebentar Bu Liya, saya ga salah dengar ni" ucap pak RW kepadaku
"Salah dengar apa ya pak"
"Sejak kapan Bu liya manggil mang Dedi itu dengan sebutan MAS ??"
"Ehhhhhh maksud liyaaa mang kok pak"
"Ohh yasudahlah Bu"
"Iya pak, oh ya jadi minum nya mau apa ni bapak bapak??"
"Sudah bu air putih saja"
"Iya betul air putih saja" sambung pak RW
Saat ku perhatikan Mang Dedi hanya terdiam tidak menjawab tawaran dariku.
"Hey Dedi ngelamun aja kau ini" sambung pak RT
"Iya kayanya banyak pikiran tu T" sambung pak RW
"Ehhh iya iya air putih aja dek Liya" eh Bu Liya maksud nya"
"Sejak kapan kamu ded panggil Bu Liya dengan sebutan dek Liya mesra amat" jawab pak RT
"Bukan begitu pak RT maksud nya Bu
Liya kok"
"Yaudah yaudah Bu Liya air putih aja untuk kami bertiga" sambung pak RW
"Yaudah tunggu ya bapak bapak biar Liya ambilkan dulu air nya"
"Monggo Bu silahkan" sambung pak RW
Akupun bergegas mengambil air putih untuk di suguhkan kepada mereka bertiga sambil memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya akupun mengusap air mataku yang kembali menetes membasahi pipiku ini.
"Ini bapak bapak air minum nya, silahkan diminum dulu"
"Iya Bu Liya terimakasih" sambung pak RW
"Bu Liya mungkin sudah tau
kedatangan kami kesini untuk apa??"
"Iya pak Liya sudah tahu"
"Syukurlah Bu, setelah saya dan pak RW mendengarkan ke saksian ataupun penjelasan dari mang Dedi terkait isu yang lagi ramai saat ini, Ternyata apa yang Bu Liya jelaskan sebelum nya ke pada saya ternyata jauh berbeda dengan apa yang sudah mang Dedi jelaskan kepada saya dan pak RW yang sebagai saksi nya"
"Ehhhh emang apa yang sudah mang Dedi jelaskan kepada pak RT sama pak RW"
"Mang Dedi telah jujur dan mengakui semua nya Bu" sambung pak RW.
"Betul Bu bawasannya sudah terjadi perselingkuhan antara mang Dedi dan Bu Liya selama ini, Dan yang lebih parah nya telah terjadi perzinahan antara mang Dedi dan Bu Liya yang telah dilakukan di rumah
Bu Liya sendiri dan di kontrakan nya mang Dedi, saya sebagai ketua RT dan sebelah saya pak RW sebagai saksi nya hanya ingin mewakili warga biar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan Bu. Karena apa yang ibu lakukan sudah mencoreng nama baik wilayah kami".
"Lebih baik Bu Liya jujur saja seperti mang Dedi daripada nanti warga disini marah tiba tiba menyuruh Bu Liya untuk pergi dari tempat ini" sambung pak RW.
"Iya Bu, jika Bu Liya jujur dan mengakui semuanya mungkin lain lagi urusan nya" sambung pak RT
"Betul Bu lebih baik di akui saja, jadi pak RT atau saya bisa langsung menghubungi suami ibu supaya bisa pulang lebih cepat. Karena ada suatu masalah di rumah tangga pak Hadi dan Bu liya yang segera harus suami ibu bereskan, jangan sampe yang mebereskan nya warga sekitar karena sudah ada perselingkuhan dan perzinahan di tempat mereka tinggal"