Ku lihat Bi Asih berjalan melewati ku. Sepertinya dia gak ngeh melihat keadaan ku. Rambut ku awut2an. Baju sekolah ku sudah terbuka. Bahkan tanktop dan beha ku sudah tersingkap memperlihatkan bukit kembar ku yg mulus.
Aku buru2 merapikan baju ku. Sebelum adik ku masuk ke dalam rumah. Sebelum Bi Asih melihat ku begini. Sedangkan Aji sudah loncat ke sofa di seberang ku. Gesit banget dia. Celana nya udah dia pake lengkap.
"Hai Kak.."
"Ada teman Kakak ya?"
"Kamu kemana aja Dek?"
"Pulang sekolah langsung pulang.."
Adik ku masuk sambil salim cium tangan ku. Duh.. kira2 dia ngeh ga dengan noda sperma di baju ku? Aku takut.
Adik ku berhenti sebentar. Sepertinya dia memperhatikan ku dgn seksama. Seakan ingin menyelidiki sedang apa aku tadi.
"Heh. Ganti baju sana sebelum Papa dan Mama pulang! " Perintah ku.
"Siap Boss!"
Dia pun segera naik ke lantai 2.
"Neng Putri, temannya mau dikasih minum apa?" Ternyata Bi Asih udah berdiri di hadpan ku.
"Aku pulang aja ya Put. Kamu harus istirahat. Kaki mu kan masih sakit."
"Beneran pulang kan? Ga pacaran ke cewe lain?"
"Gak lah."
"Sumpah???"
"Sumpah mati ditabrak Truk deh.."
Aji pun bergegas pamit. Bi Asih hanya bengong aja. Merasa bersalah karena ada tamu tapi gak dikasih minum.
Aku mengantarkan Aji sampai ke mobil nya.
"Masih marah?"
Aku diam saja.
Tiba2 Aji reflek menarik pinggang ku dan mengecup bibir ku. Aku tersentak.
"Heh! Ntar diliatin tetangga lo.."
Aku masih risih diperlakukan seperti ini.
Aji pun tidak melanjutkan aksinya. Dia segera masuk mobil.
"Bye sayang. I love you."
Aku diam saja.
Aji pun menjalankan mobilnya. Aku tetap di depan rumah ku sampai mobil nya hilang dari pandangan ku.
Aku baru tersadar, baju seragam ku masih belepotan sperma Aji. Ku sentuh sperma yg mulai mengering itu dengan tangan ku. Rasanya kenyal. Ku ambil sedikit dan ku dekatkan ke hidung ku.
"Oohh.. ini ternyata bau sperma itu? Bau benih lelaki.."
Rasanya aku ingin memasukkan jari telunjuk ku ke dalam mulut ku.
Supaya aku tau rasanya sperma.
Tapi ku urung kan niat ku. Aku takut ada yg liat.
Ketika aku mau masuk ke dalam rumah, ku liat Om Hardi, tetangga sebelah rumah ku sedang memperhatikan aku.
Apakah Om Hardi melihat aku dicium Aji barusan?
"Hai Om" aku sksd aja sama dia
"Udah pulang Put?" teriak nya dari halaman rumahnya.
Aku hanya melempar senyuman dan bergegas masuk sambil ku kunci pintu.
Sesampainya aku di kamar ku, segera ku buka semua baju ku. Aku pun berdiri di depan cermin di dalam kamar ku. Ku perhatikan tubuh telanjang ku. Dengan tinggi 165cm dan berat 49kg aku tergolong kurus utk anak SMA. Payudara ku berukuran 34B dengan puting berwarna cokelat muda. Kemudian ku coba meraba kemaluan ku. Ada sisa lendir yg mengering di selangkangan ku. Bulu2 kemaluan ku masih sedikit yang tumbuh.
"Ahh.." aku mendesah ketika jari2 ku menyentuh kemaluan ku.
Oya, Om Hardi adalah tetangga baru ku. Ku taksir usia nya baru 35 - 38 tahun. Badan nya biasa aja. Typikal orang kantoran. Menikah. Tapi belum dikaruniai anak. Wajahnya menarik dengan sedikit kumis dan jenggot yg dipotong rapi mengikuti bentuk mulutnya menambah kesan macho.
Tapi, kenapa jam segini dia udah ada di rumah?
Ahh.. sudahlah.. Akhirnya aku putuskan utk segera mandi. Karena aku harus mencuci seragam sekolah ku yg telah ternoda oleh sperma Aji.
(bersambung)