Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Sang Juruk Masak Perusahaan

Izin ninggal jejak
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 1.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dari lampu merah trakindo, akhirnya aku tiba di depan perkampungan yang penduduk nya cukup padat. Gang sempit mulai ku telusuri hingga tiba di pinggiran kali dimana itu yang menjadi patokan. Dari alamat yang di tulis oleh Faizin, keponakan dari mendiang ibu.

" Maaf pak, mau tanya, rumah kontrakan nya Faiz yang mana yah? ", tanyaku pada salah seorang bapak bapak yang sedang asik mengerjakan kusen pembuatan pintu dan jendela.

"Faiz? Faiz yang mana ya mas, soalnya deretan sini gak ada yang Faiz. ", Jawaban dari bapak tersebut yang membuatku bingung.

" Faiz/Faizin yang jualan pecel lele di depan apotik mekar pak. " tutur ku menjelaskan lebih detail lagi.

" Oh kalo itu di sini gak di panggil Faiz, dia mas zain. Itu kontrakan nya yang pintu item, di tengah. Kayak nya orang nya belum bangun apa lagi ke pasar, saya juga belum liat. " ujar bapak itu.

Aku pun segera menghampiri. Rumah kontrakan yang di tunjukan oleh bapak itu. Setelah di depan pintu akupun mengetuk pintu.

" Assalamualaikum... " sambil tangan mengtuk pintu.

" Assalamualikum.....! " kali ini sedikit lebih keras. Dan akhirnya pintu di ketuk. Namun yang membuat ku terkejut bukan Faiz yang membuka kan pintu. Melaikan seorang wanita. Dengan rambut dengan lilitan handuk warna coklat. Nampak seperti habis mandi.

" Maaf cari siapa yah? " tanya wanita itu.

" Mas faiz nya ada mbak? ", tanyaku.

" Ada barusan bangun tidur, sebentar saya panggilin, " jawab wanita itu sembari menutup kembali pintunya.

Aku pun menunggu, tak lama akhirnya faiz lah yang membukakan pintu.

" Oi, Zee akhirnya km sampe juga di sini. Dari semalam tak tungguin, yuk masuk. ", ajak faiz.

Aku pun masuk dan ternyata rumah kontrakan itu cukup besar dengan fasilitas yang lumayan mewah.

" Gimana kabar km Ze, sehat? Sampe jam berapa tadi . " di berondong pertanyaan basa basi yang biasa di lakukan ketika bertemu dengan saudara. Adalah hal yang paling tidak aku sukai.

" ya beginilah keadan aku mas, setelah nenek gak ada ya aku kerja di pabrik keramik. Tapi ya disana bayaran nya kadang cukup buat ngerok sama latihan. Oya ini ada titipan dari pak Kurdi, katanya ini buat mas Faiz, aku sendiri gak boleh tau apa isi nya. " jawabku sembari memberikan bungkusan plastik hitam.

Faiz pun segera membuka bungkusan tersebut, tapi dia nampak terkejut dengan isinya dan segera berlari ke kamar. Entah apa isi bungkusan tersebut. Hingga akhirnya dia kembali lagi ke arah ruang tamu. Sambil senyum senyum selayak nya orang yang mendapat undian dengan nilai yang sangat besar.

"Zee, Mau kopi apa teh? " tanya faiz.

" Teh ajah mas. " jawab ku.

Diapun segera menuju dapur.
Tapi aku masih bingung dengan perilaku Faiz, yang tampak seperti orang kegirangan itu. Tak lama seorang wanita yang tadi aku jumpai di depan pintu muncul dengan mengunakan celana jeans putih dan kaos bernawarna biru army. Dia mebawakan aku teh dan cemilan yang nampak masih panas.

" Silahkan di minum mas teh nya, sama ini ada gorengan ubi, buat ganjel perut. Soalnya belum ke pasar. " ujar wanita itu.

" Iya makasih mba. " jawabku.

" Ini mas Naze ya? Keponaian dari mas Zaen.", tanya wanita yang tampak usia sudah kepala 3 namun dengan tubuh yang nampak sintal dan menggoda.

" Iya, saya Nazze, keponakan nya, Faizin. Kalo mbak namanya siapa ? Dan apa nya Faiz? " tanyaku pada wanita itu.

" Saya yani, temen nya mas Zain, Saya kerja sama Zain, dan ada karyawan lain juga mas. Tapi mereka tinggal di ruko. Karena mereka itu kan bagian produksi. " jawan Yani.

Batinku muncul berbagai pertanyaan tapi engan untuk di ucapkan. Ternyata faiz. Sudah menjadi bos pecel lele sekarang dia punya beberapa karyawan. Tapi kenapa Yani ini tinggal serumah dengan wanita ini? Apa dia calon isterinya. Tapi faiz tidak pernah bercerita tentang perempuan ini yah.

-II-

Tak lama faiz muncul dengan pakaian yang rapi. Dan mengajak ku untuk pergi ke pasar untuk membeli keperluan warung pecel lele nya.
Kami pun akhirnya pergi keluar gang sempit hingga sampai di sebuah lapangan bola. Disana faiz menghampiri sebuah mobil kijang panter dan Kami pun masuk kedalam nya. Di dalam perjalanan menuju pasar faiz bercerita banyak tentang bisnis pecel lele nya hingga tiba di sebuah persimpangan arah pasar minggu. Berhenti di lampu merah. Nampak anak kecil mengamen di samping mobil nya. Dan dia mengeluarkan uang 5 rb rupiah dan di berikan ke pada pengamen cilik itu. Merekapun tampak senang sekali di berikan uang sebesar 5 rb. Pada masa itu adalah dimana uang 5 rb sangat lah besar. Dan sesampai nya di pasar mobil ssegera parkir mobil nya. Di samping jejeran angkot.
kami berjalan memasuki pasar dan mulai berbelanja ke butuhan warung.
Hingga salah seorang wanita berteriak.

" Copet.... Copet.... Tolong copet. " wanita itu pun histeris meminta pertolongan aku yang pada masa itu masih polos tentang kehidupan di kota pun sontak mengejarnya.

Berlarian dI gang gang pasar yang sempit juga becek. Aku kejar sampai di belakang gedung tua bekas bioskop sepertinya. Tanpa sadar ternyata aku hanya seorang diri mengejar copet itu. Dan terjadilah pertikaian.

" Mau cari mati lu ngejar gw sendirian sampe kesini.! " bentak sang copet dengan wajah garang nya.

" Balik dompet ibu tadi ! " bentak ku pada sang copet.

Diapun mengeluarkan pisau lipat dalam saku nya dan memasang kuda kuda hendak menyerang. Namun aku yang dari dulu sering berlatih silat dan ilmu kanuragan pun memasang kuda2. Dan bersiap menghalau setiap serangan dan gerakan.

Tak butuh waktu lama sang copet pun berhasil aku kalahkan. Namun seketika pandangan ku kabur dan aku tak ingat sama sekali apa yang teriadi selanjut nya.

Ketika aku sadar aku sudah ber ada di kantor polisi bersama faiz. Dan ibu yang dompet nya di ambil oleh pencopet. Seorang polisi pun menanyai idenditas ku dan aku pun memberikan KTP berserta sim.

Menurut penuturan mereka. Aku di keroyok oleh 7 orang preman pasar. Namun aku melawan mereka dengan tangan kosong hingga mereka semua terjungkal dan Ada beberapa dari mereka yang mengalami patah tangan dan kaki. Faiz datang menghampiri dan berkata,

" Km gak harus ikut campur dalam urusan orang lain. Karena km belum tau persis kota ini sperti apa. Kalo km bertindak gegabah dan sembarangan justru kamu sendiri yang akan celaka Zee. "

Faiz menasehatiku agar aku tak lagi ikut campur dalam urusan orang lain. Namun aku tak bisa melihat seorang wanita ter aniyaya begitu saja oleh seorang pria.

Salah seorang polisi pun berkata.
" Itu orang ilmu silat nya tinggi juga yah, kalo gue yang tadi di keroyok mungkin dan koit kali " mereka membicarakan ku yang aku sendiri tidak tau kejadian apa apa. Yang terakhir aku ingat aku hanya mengalahkan satu orang copet.
Hahahaha
Kalo kata Kang Bahar "daripada aku yang remuk, lebih baik mereka saya geprek dl. Nanti mereka yang akan patuh"

Itu kalo pemeran utamanya mangkal =))=))=))
 
Keren bang ...tolong lanjutin y bang secepat nya ....gua suka cerita yg ada action nya bang
 
Chapter II

Hari itu adalah hari yang panjang bagi Faizin dan aku. Ternyata niatan baik seseorang terkadang justru menjadi bumerang untuk diriku sendiri. Sesi pemeriksaan pun akhirnya selesai Dan ibu ibu yang kena copetpun datang menghampiri dan memberikan sejumlah wang kertas yang pada waktu itu sanglah berharga setelah do landa krisis moniter hingga lengsernya sang presiden yang 35 tahun memakan uang negara.

Aku sama sekali tidak lah ragu untuk menerima lembaran kertas berharga itu. Karena aku sendiri pada masa itu memang membutuhkan uang untuk kehidupan sehari hari selama di perantauan ini, baru sehari di ibu kota yang panas dan kerjas masalah sudah datang. Dimana masalah itu di timbulkan hanya karena belas kasihan. Dimana niat baik yang berakhir dengan aksi yang buruk.

Waktu menunjukan pukul 12:00 matahari semakin meninggi serta panas nya menyengat kulit. Aku dan faiz pun tiba di ruko tempat dimana dia memulai aktifitas nya sebagai penjual pecel lele. Barang belanjaan pun di turunkan dari mobil kijang panter warna silver itu. Para karyawan pun menyambut dengan hangat sang juragan. Faiz pun mengenalkan ku pada seluruh karyawan nya.

" Ini Zee, dia ponakan saya dari kampung mau bantu-bantu bantu disini. Tapi kalo dia salah jangan ragu dan takut untuk kasih nasehat dan tegur ya. " tutur Faiz pada seluruh orang yang ada di dalam ruangan tersebut.

Nampak Yani yang juga ikut membantu, membereskan juga mencatat barang yang datang.

" Mas, Nazze. Nanti aku bawa barang2 ini ke dapur dan hitung yah berapa jumlah barang nya. " perintah Yani.

Aku pun segera mengankat barang barang itu kedalam dapur serta tak lupa menghitung. Setelah selesai aku memberikan hasil catatn ku kepada Yani, yang duduk dI meja sambil membuka buku akutansi nya. Dia mengenakan setelan celana jeans yang ketat serta kaos yang menurut ku kekecilan karena ukuran payudara nya yang terlihat sangat membusung.

" Gila yah sih yani, makin hari badan nya makin montok, kaya apa yah bentuk tete nya?. Enak kali yah kalo di remes remes " gunjingan para karyawan pria yang secara tak sengaja terdengar.

Aku yang pada waktu itu masih di jalan yang lurus, jalan yang di redhoi oleh tuhan dan aku masih memegang teguh ajaran agamaku. Karena pada dasarnya aku di didik oleh kakek dan nenek yang memang pemuka agama di daerah dimana daerah itu memang sangat terkenal dengan pondok pesantren nya.

" mbak, aku tak sholat dulu, mbak gak sholat. " ujarku pada Yani yang sibuk menghitung pengeluaran belanja hari ini.

" Eeh, silahkan mas, duluan ajah. " jawab nya singkat.

Aku pun tak lupa mengajak yang lain sholat. Namun jawaban mereka sungguh sangat mengejutkan. Ada yang bilang lupa cara nya sholat. Gak bisa karena habis mabuk semalam suntuk. Dan ada juga yang beragama non muslim. Sebenarnya mereka ini latar belakang nya seperti apa. Kemudian aku beranjak menuju mushola dan di ikuti oleh salah seorang karyawan nya Faiz.

" Mas, Nazze tunggu, bareng kita jamaah. " ujar seorang karyawan.

dan akhirnya aku dan orang itu pun melakukan sholat berjamaah.
setelah sholat Kami pun membuka pembicaraan.

" Oya mas, kenalin nama saya Bagus, " sambil menjulurkan tangan nya.

" Saya Nazze, nama panjang Nazriel Ummam Ibnu Malik. " ujarku. Pada bagus.

" Owalah nama nya mas Nazze kaya nama orang arab, apa dari keturunan arab kah " tanya bagus dengan senyuman lebarnya.

" Ya kan semua keluarga nya mas Faizin keturuan arab dari kakek. " jawab ku singkat.

" Oh gitu toh, tapi kenapa mas Zain, itu gak pernah sholat yah, suka nya minum minum sama main dukun. " ujar bagus yang sungguh sangat mengejutkan ku.

aku baru sadar, pak kurdi adalah paman dari keluarga kakek ku yang notaben nya adalah orang yang di anggap punya kemampuan sepiritual tinggi. Beliau juga salah satu guru silat yang cukup punya nama. Tapi benda apa yang di berikan oleh Pak kurdi, kepada mas Faiz adalah sebuah misteri. Aku pernah sesekali memergoki pak kurdi sedang semedi di sebuah telaga yang konon kata angker. Dan guru silat ku sendiripun menasehati agar aku tak terlalu dekat dengan pak kurdi. Yang menjadi pusat pertanyaan ku adalah sejak kapan Faiz mulai mabuk mabukan. Dan mulai memasuki dunia perdukunan yang sama sekali dulu dia tak mau tau tentang itu. Segingga tanpa sadar bagus pun mengagetkan ku.

" Tiap malam, mas Zain itu mabuk, sama belor dan Kebo, di depan warung. Mbak yani juga tiap malam tidur nya di kontarakan mas Zain, banyak gosip disini mas kalo mereka kumpul kebo. " lagi dan lagi aku di kejutkan oleh pernyataan bagus.

" Huss km gak boleh gitu, belum tentu mereka sekamar. Soalnya yang aku tau di rumah itu sejak tadi pagi. Faiz itu kamar nya di bawah dan si yani di lantai dua. Lagian itu bukan urusan kita. Kita manusia hanya bisa mengingatkan dan menegur selebih nya urusan mereka. Karena amal dan ibadah itu masing masing " ujarku menegur bagus sebelum melanjutakan ke arah hal hal yang memang sama sekali tak aku sukai sebelum aku mendengar dari orang yang bersangkutan atau melihat dari mata kepalaku sendiri. Namun tentang perdukunan yang di lakukan Faiz aku masih coba menerawang apa yang di lakukan. Apakah benar ada semacam jimat pengasihan yang di tanam di ruko ini sehingga jualan pecel lele nya sangatlah laris. Bagus pun melanjutkan aktifitasnya sementara aku masih di mushola melanjutkan berdzikir dan mencoba melihat apa yang tidak mereka lihat. Mengetahui apa yang tidak mereka tau. Mushola yang tampak hening tiba tiba seperti ada angin kencang yang mendorong paksa tubuh ini. Dan nampak sosok hitam besar dengan mata menyala mematap tajam ke arahku. Dia tidak bicara hanya menatap dengan penuh amarah karena mungkin ketenangan nya aku usik. Dan aku pun hanya diam tidak bertindak lebih jauh di karenakan aku tak ingin mencari masalah duluan dengan dedemit itu.

seketika zain datang menepuk pundak kiri ku dan. Dia nampak seperti orang yang ingin memangsa manusia.

" Zee, kamu ngapain disini. Ibadah kok lama benar bukan nya bantuin kerjaan yang lain malah di mushola. " dengan nada sedikit mengintimindasi dan mata yang menatap tajam.

Aku pun langsung bertindak, untuk menanyakan hal yang di kata kan bagus barusan.

" Sejak kapan mas mulai mabuk mabukan? Dan bungkusan apa yang di kasih pak kurdi? " tanyaku sambil berdiri menantang nya.

" itu bungkusan oleh oleh biasa, dari pak kurdi. Tidak penting juga untuk kamu tau, dan soal mabuk mabukan. Itu bukan lagi urusan kamu. Ingat km kesini hanya untuk membatu aku di warung, itu juga atas permintaan alm ibu mu. " jawab nya membela diri. Sebuah jawaban yang kemudian menyadarkan aku akan posisi ku di tempat ini. Seketika aku langsung tertunduk malu, dengan jawaban yang di berikan Faiz. Aku pun segera meminta maaf.

aku bejalan menuju kamar mandi. Tapi rupanya di kamar mandi aku bertemu dengan Yani dan Seorang karyawan lain nya. Sedang asik berpelukan sambil tangan laki laki itu memasukan tangan nya ke dalam celana panjang Yani. Yani nampak begitu menikmati perbuatan laki laki itu. Aku pun menciptakan suara seperti orang batuk. Mereka kaget tanpak pria itu panik dan segera menyudai aksinya kepada Yani. Tapi respon yang di lakukan Yani malah berlawanan dengan pria itu. Dia malah sengaja menatap ku dengan tatapan yang begitu menggoda. Membuat pria yang menatap nya ingin mengerayangi tubuh Yani yang molek menggoda. Aku hanya mendunduk dan melewatinya, namun reaksi tangan Yani malah berbeda. Tangan nya berusaha memegang ke arah kemaluan ku, tapi justru malah mental seraya berteriak.

" Auuh... Gede tapi panas. " aku pun hanya menatap tajam wajah Yani. Dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
untuk mencuci muka karena aku merasakan hawa panas yang luar biasa pedahal cuaca dI luar mulai mendung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd