MASIH TRAUMA
Mereka pun naik tangga ke lantai 2.
"Kamarku yang mana mbak dewi?" ucap Bayu.
"Ada di sana kang..." ucap Dewi sambil menunjuk.
Kamar Bayu terletak di depan dekat Balkon teras rumah.
"Kalian pilih sendiri ya kamarnya..." ucap Bayu.
"Injih pak kyai..." ucap Bimo,Lukman,dan Daniel.
Mereka pun memilih kamarnya masing - masing.
Bayu berjalan ke kamarnya.
"Maaf kang..." ucap Dewi.
Bayu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke Dewi.
"Iya mbak Dewi...Ada apa?" ucap Bayu.
"Apa akang mau makan." ucap Dewi.
"Hem.... Aku tanya ke teman - teman dulu mbak.." ucap Bayu.
Bayu menghampiri teman - temannya.
"Man... Kamu mau makan gak?" ucap Bayu saat di kamar Lukman yang terbuka pintunya.
"Makan di mana Bay?" ucap Lukman.
"Makan di sini..." ucap Bayu.
"Hem...Gimana ya.. Aku masih takut Bay...Ini aja aku merasa curiga sama yang punya rumah" ucap Lukman.
"Curiga gimana Man?" ucap Bayu.
"Ya curiga lah... Masa rumah segede dan semewah ini di suruh nempati secara percuma,aku takut mereka membius kita lalu organ tubuh kita di jual..." ucap Lukman.
"Hem....Kita masak aja gimana?" ucap Bayu.
Bayu pun masih trauma,ia tak mau makan pemberian dari orang tak di kenal.
"Nah...Kalau itu aku mau Bay...Ayoo kalau gitu.." ucap Lukman.
Mereka oun menghampiri Daniel,Bimo dan Paijo.
Bimo dan Daniel sama seperti Lukman. Gak mau makan dari pemberian orang lain,sedangkan Paijo tidak.
"Dapurnya di mana mbak?" ucap Bayu.
"Di bawah kang...Akang mau ngapain di dapur?" ucap Dewi.
"Mau masak..." ucap Bayu.
" Kita sudah siapkan makanan untuk akang dan teman - teman akang.." ucap Dewi.
"Maaf mbak... Bukannya kita gak mau,tapi kita kan baru di sini,dan kita masih trauma.." ucap Bayu.
"Ooo...Begitu.." ucap Dewi.
Dewi menunjukkan letak dapur berada.
Setelah sampai di dapur mereka mencari bahan untuk di masak.
"Kenapa kalian masak jika sudah di buatkan oleh mereka?" ucap Paijo heran.
"Kalau kang Paijo mau masakan mereka silahkan...Kita masak sendiri" ucap Lukman.
2 orang wanita menghampiri Bayu. usia mereka nampak berumur 40 an.
"Maaf tuan muda.. Saya sudah masakin untuk tuan muda" salah satu wanita.
"Maaf bu...Kita masak sendiri saja.. Makanan yang sudah jadi ibu makan atau berikan pada bapak - bapak yang berjaga di depan.." ucap Bayu.
"Apakah tuan muda tidak selera makanan yang Ibu masak ? Ibu bisa buatkan lagi yang baru yang sesuai keinginan tuan muda" ucap wanita itu lagi.
"Maaf bu... Kita masih trauma.. Jadi kita akan masak sendiri..." ucap Bayu.
"Sepertinya kita gak di bolehin masak Yu.." ucap Lukman.
"He eh Man...Kita beli makanan di luar aja yook.." ucap Bimo.
"Ya sudah... Kita gak jadi masak bu...Kita mau beli makanan di luar kalau gitu" ucap Bayu.
"Eh....!!!?? dua wanita itu terkejut.
"Jangan...Jangan tuan muda...Kalau tuan muda makan di luar,saya bisa di pecat.." ucap Wanita itu.
"Kita di bolehin masak sendiri apa enggak neh bu.. Kalau di bolehin... kita akan masak sendiri.. Jika tidak maka kita beli makanan di luar." ucap Bayu.
"Tapi jangan pecat saya ya tuan muda.." ucap wanita itu.
"Pecat? Saya gak mungkin memecat ibu... Jadi gimana? Boleh apa tidak kita masak di sini?" ucap Bayu.
"Boleh tuan muda..." ucap wanita itu.
"Oke...Suwun yo bu..." ucap Bayu.
Bayu dan teman - temannya melanjutkan memasak di dapur.
"Bay... Kita masak apa ini?" ucap Lukman.
"Gak tahu... Coba aja ada Sulis...Pasti gak bingung kita mau masak apa..." ucap Bayu.
"Iya... Sayang Sulis gak ikut.." ucap Daniel.
"Masak yang simpel aja Yu.." ucap Bimo.
"Hem....Ini ada sosis,telur sama nuget..Kita goreng aja ya, Kamu Man masak Nasi,Bimo buat sambal,aku goreng ini Sosis,telur sama nugetnya.." ucap Bayu.
"Tugasku apa Yu..?" ucap Daniel.
"Siapin piring,sendok,gelas..Kalau bisa buat teh sekalian.." ucap Bayu.
"Siap..." ucap Daniel.
"Tugasku opo Yu?" ucap Paijo.
"Cuci piring...Piye kang..."ucap Bayu.
"Okee..." ucap Paijo.
Mereka pun melakukan tugasnya masing - masing.
Lukman mengeluarkan nasi yang sudah masak di magic com,lalu menaruh beras kemudian di cuci.
"Lomboknya kasih berapa ini?" ucap Bimo.
"7 aja...Tomatnya 6.bawang merah 6 bawang putih 6***ramnya setengah sendok teh.Gula merah sedikit aja,terasinya 1,micin 1/4 sendok teh." ucap Daniel.
"Akeh men... Bingung aku..." ucap Bimo.
"Sini aku bantu..." ucap Daniel.
2 ART yang menyaksikan Bayu dan teman - temannya memasak menjadi gelisah karena Bayu tidak mau makan masakan yang di buatnya.
"Sri... Gimana neh.. Masa cucu bos besar di biarkan masak,kalau bos besar tahu kamu bisa di pecat.." ucap salah satu ART yang tugasnya di dapur.
"Lah gimana lagi yun (Yuni).. Aku kan dah coba melarang tadi,tapi cucu bos tetap ingin memasak" ucap Sri.
"Alamat di pecat kamu Yun." ucap Yuni.
"Semoga aja enggak,anakku butuh biaya berobat.." ucap Sri.
Bayu mendengar obrolan mereka.
"Ibu tenang saja... Mbah Zhang gak akan memecat ibu.." ucap Bayu sambil memotong sosis besar.
"Bay..." ucap Paijo.
"Iya kang..." ucap Bayu sambil memasukkan sosis ke wajan.
"Kamu cucunya mbah Zhang kah?" ucap Paijo.
"Bukan.... " ucap Bayu.
"Kenapa mereka bilang kamu cucunya bos?" ucap Paijo heran.
"Embooh....Aku itu gak punya mbah.. Kata ibuku mbahku sudah meninggal saat aku masih kecil..Terus mbah Zhang menganggap aku ini cicitnya." ucap Bayu.
"Ooo... Begitu...
"Eh...!! Cicit.. Berarti mbah Zhang itu kakek buyut donk.." ucap Paijo.
"Embooh Kang... Sampeyan kalau dibkasih rumah ini mau gak?" ucap Bayu.
"Emmoh aku Bay..***mah segede ini ribet ngurusnya plus butuh banyak biaya... Mending aku punya rumah sederhana saja... " ucap Paijo.
"Oh iya aku lupa...
Mbak Dewi..." ucap Bayu.
"Iya kang...Ada apa?" ucap Dewi.
"Melisa kemana?" ucap Bayu tak melihat Melisa.
"Sudah pulang kang..." ucap Dewi.
"Melisa kuwi sopo Yu...?" ucap Lukman.
"Cicitnya mbah Zhang...Tadi dia ikut,terus aku tinggal ke mesjid.." ucap Bayu.
"Ooo... Cicitnya mbah Zhang to.." ucap Lukman.
Tiba - tiba pocong muncul di samping Dewi.
"Kenapa tiba - tiba aku merinding ya" ucap Dewi dalam hati.
Saat Bayu hendak memgambil gelas berisi telur,Bayu melihat ke arah Dewi.
" Eh Cong...Ngapain kamu di situ...Sini bantuin aku..." ucap Bayu.
"Bay... Kamu lihat pocong?" ucap Lukman.
"Pocong...!!! " ucap Dewi,Yuni,Sri,dan Paijo.
"Iya..."ucap Bayu.
"Suruh dia jemputin Sulis Bay... Biar kita gak susah di dapur..." ucap Lukman.
"Kang... Akang bisa lihat hantu?" ucap Dewi.
"Bisa mbak... Tuh di samping mbak pocongnya..." ucap Bayu.
Dewi menoleh kesamping,tapi tak ada siapa - siapa lalu berlari ke Bayu.
"Kang....Usir dia kang... Mbak takut..." ucap Dewi sambil memegang pundak Bayu.
Sri dan Yuni kabur dari dapur.
"Cong... Kamu pergi saja jemputin Sulis... Dari pada kamu nganggur.." ucap Bayu.
Pocong tetap berdiri di tempatnya.
"Wooo... Gak mau pergi ya...Oke..." ucap Bayu.
Bayu mengambil kulit telur,mulutnya mengucapkan sesuatu lalu di tiup kulit telur tersebut,lalu Bayu melempar kulit telur ke arah Pocong .
Tuuk... Kulit telur mengenai Pocong. Lalu Pocong itu menghilang dengan meninggalkan asap.
Ruangan dapur tercium bau gosong seperti terbakar.
"Dah pergi pocongnya mbak..." ucap Bayu.
Bayu melanjutkan kembali menggorengnya.
"Serius Kang dah pergi...?" ucap Dewi masih ketakutan
"Iya...Mbak tadi mencium bau gosong apa enggak?" ucap Bayu.
"Iya.. Mbak mencium bau gosong..." ucap Dewi.
"Pocongnya terbakar kena lemparan kulit telur yang aku lempar tadi,lalu menghilang...Jadi mbak gak usah takut..." ucap Bayu.
"Ini neh yang aku gak suka di rumah besar Bay.." ucap Paijo.
"Kenapa kang..?" ucap Bayu.
"Ada penunggunya..." ucap Paijo.
"Tiap rumah itu ada penunggunya kang, tapi tergantung kitanya saja.." ucap Bayu.
"Pantesan tiap ke dapur aku kok merinding..***k tahunya ada pocong.. Untung cucu Bos bisa ngusir itu pocongnya" ucap Dewi dalam hati.
---****----
Jepang.
Kakashi Hatake kembali ke negaranya bersama anak buahnya dan seorang gadis berjalan keluar dari pintu bandara,lalu masuk kemobil kemudian mobil itu meninggalkan bandara.
Seorang pria yang sedang duduk tak jauh dari Kakashi berada melihat Kakashi bersama seorang gadis lantas mengambil hapenya.
"Bos... Putrinya Kakashi berhasil mereka temukan..." ucap Pria tersebut.
Lalu pria itu mematikan hapenya kemudian pergi.
---***---
Di rumah Hana.
"Bu... Aku lapar..." ucap Hinata.
"Di tahan sayang, buat tidur saja..." ucap Hana.
Hinata di suruh puasa oleh Hana,agar bisa meningkatkan kekuatannya.
"Gak bisa tidur Bu..." ucap Hinata.
"Ya sudah... Ibu ajarin bacaan shalat saja ya.." ucap Hinata.
Akhirnya Hinata di ajarin bacaan shalat oleh Hana.
Pelan tapi pasti,Hinata bisa memgucapkan apa yang di ucapkan oleh Hana.
---***---
Di rumah Alvin.
Alvin mendengar berita tentang penyerangan di kampus tempat Sulis kuliah,Lalu menelpon Sulis.
"Halo " suara Sulis.
"Halo sayang... Sayang lagi di mana?" ucap Alvin.
"Lagi di kamar.." suara Sulis.
"Sayang marah sama aku?" ucap Alvin ,biasanya Sulis memanggil sayang juga ke Alvin,tapi ini tidak ada kata sayang terdengar dari Sulis.
"Enggak..." suara Sulis.
"Ooo..Kirain marah.. Aku dengar dari temanku,kalau kampusmu ada yang nyerang ya sayang..." ucap Alvin.
"Iya..." suara Sulis.
"Aku kesana ya..." ucap Alvin.
"Gak usah... Aku lagi dirumah pak Haji.." suara Sulis.
"Haaah...!!!?? Rumah pak Haji....?
"Ngapain sayang di sana?" ucap Alvin.
"Aku gak mau mereka mendatangiku,jadi aku nginap di rumah temanku.." suara Sulis.
"Temanmu cewek apa cowok yank?" ucap Alvin.
"Cewek..." suara Sulis.
"Syukurlah... Aku mau sayang pindah kampus saja...Besok aku akan mengurusnya.." ucap Alvin.
"Gak usah... Aku masih mau kuliah di sana..." suara Sulis.
"Kenapa sayang gak manggil aku sayang lagi? apa kamu sudah gak sayang lagi sama aku?" ucap Alvin.
"Apaan seh... Kayak anak kecil saja.. Aku mau ke bawah,di panggil sama temanku.."suara Sulis.
"Ya sayang... Jangan lupa makan ya..." ucap Alvin.
"Iya..."suara Sulis.
"Da sayang... Emmmuaaachh..." ucap Alvin.
"Ya..." suara Sulis.
Alvin mematikan hapenya.
"Kenapa dia begitu ya...Apa dia lagi halangan?
"Kayaknya enggak deh,kan dia pakai KB... Gak mungkin halangan..
"Atau jangan - jangan dia trauma tentang penyerangan itu.." ucap Alvin.
----***----
Kediaman Melisa.
Ruang keluarga.
Melisa berkumpul bersama keluarganya. Ada Melisa,Kedua orang tuanya,dan adiknya Melisa yang masih duduk di kelas 6 SD.
"Tadi kamu ngapain Mel di sana?" ucap papanya Melisa.
"Berenang pa... Oh iya pa... Bayu ternyata bukan cowok sembarangan loh pa..." ucap Melisa.
"Bukan cowok sembarangan..Maksudnya apa Mel?" ucap ibunya Melisa.
"Pas berenang,Mel ngajakin lomba berenang,lalu tiba - tiba kakiku keram. Lalu Bayu menolong Mel. Mel di bawa ke kamar,lalu dia memijat kaki Mel,sebenarnya Bayu sudah minta tolong ke Dewi,tapi Dewinya gak bisa urut,jadi Bayu deh yang urut Mel" ucap Melisa.
"Kamu gak di apa - apain kan sama dia Nak?" ucap ibunya Melisa.
"Enggak ma... Malah Mel ke enakan gitu di pijat.." ucap Melisa.
"Ooo..Gitu ..Syukurlah.."ucap Ibunya Melisa.
"Apa kamu ada tanya tentang ilmu kebalnya dia Mel?" ucap papanya Melisa.
"Ada pa....Pas Mel tanya tentang dia yang kebal senjata,dia bilang Rahasia. Terus Mel bilang akan bayar berapapun yang dia minta,dia bilang walaupun Mel memberikan uang setinggi gunung merapi,dia gak mau kasih tahu rahasianya.." ucap Melisa.
"Jadi dia masih ngerahasiakan Mel?" ucap papanya Melisa.
"Iya pa...Mel bilang.. Kalau Mel akan memberikan kesucianku pada dia untuk memberi tahukan rahasianya. Dia bilang gak mau,padahal dia bisa memperkossaku ,tapi dia gak mau.." ucap Melisa.
"APAAA....!!!?? " ucap Kedua orang tua Melisa.
"Kamu jangan pernah memberikan kesucianmu pada orang yang baru kamu kenal Mel.." ucap papanya Melisa.
"Ya gimana lagi pa...Mel pengen tahu rahasianya... Kan bisa buat kita kebal juga.." ucap Melisa.
"Iya...Tapi gak begitu caranya..." ucap papanya Melisa.
"Papa tenang saja,Bayu sepertinya bukan tipe cowok brengsek pa..." ucap Melisa.
"Dari mana kamu tahu dia bukan tipe cowok brengsek,sedangkan kamu baru mengenalnya.." ucap Papanya Melisa.
"Kalau dia tipe cowok brengsek,Melisa gak akan bisa lagi mengobrol dengan papa dan mama hari ini.Kan papa lihat sendiri,Bayu menyelamatkan Melisa dari Ninja yang menembakkan pistol itu ke arah Mel" ucap Melisa.
Kedua orang tua Melisa terdiam. Apa yang di ucapkan oleh Melisa memang benar,jika Bayu tak bergerak cepat,maka Melisa sudah tewas terkena tembakan.
"Mel merasa nyaman saat berada di dekatnya,seperti Mel bersama Kak Aldo (Kakak sepupu). Bayu juga memberi tahu rahasianya,jika ilmu kebal itu di dapat dari pak Kyai.." ucap Melisa.
"Apa kamu menyukai Bayu nak?" ucap ibunya Melisa.
"Gak tahu ma... Mel hanya nyaman saja...Oh iya,Besok boleh gak Mel main kesana lagi pa.." ucap Melisa.
"Boleh,asal kamu di temani sama pengawal.." ucap papanya Melisa.
"Pa... " ucap Mamanya Melisa.
"Iya ma..." ucap Papanya Melisa.
"Papa merasa aneh gak seh..? " ucap mamanya Melisa.
"Aneh gimana maksud mama?" ucap papanya Melisa.
"Soal rumah yang di tempati Bayu... Itu Rumah kan banyak yang minta,tapi kakek selalu melarang,katanya seh buat tua pe (kakak tertua= Pakde)Changyi Feng Han.." ucap mamanya Melisa.
"Iya juga seh..." ucap papanya Melisa
"Apa ayahnya papa dan paman Jien tidak marah ? ucap mamanya Melisa.
"Ma..." ucap Melisa..
"Iya sayang..." ucap mamanya Melisa.
"Bayu awalnya nolak,tapi kakek buyut bersikukuh memberikan rumah itu pada Bayu.. Lalu Bayu menelpon ibunya,setelah itu Bayu mau menerima asal ada persetujuan dari keluarga kakek buyut.." ucap Melisa.
"Ooo...Begitu..." ucap mamanya Melisa.
-----***----
Rumah Bayu
Ruang makan.
Bayu memanggil pengawal yang berjaga di depan,sebab nasi dan lauk sangat banyak,Bayu dan teman - temannya hanya memakan hasil mereka masak.
Mereka pun masuk ke dalam ruang makan.Mereka enggan untuk duduk bersama dengan Bayu
"Sini pak,duduk sini...Kita makan bersama.." ucap Bayu.
"Maaf bos.. Kita masih kenyang.." ucap salah satu pengawal.
"Ya sudah... Besok gak usah kerja di sini lagi ." ucap Bayu. Bayu sengaja melakukan itu buat mengetes apakah makanan itu aman apa tidak.
"Ja..Jangan bos.... Tolong jangan pecat saya.." ucap pengawal itu lagi.
"Makanya kesini...Duduk lalu makan..Kalau gak mau,aku akan beritahu mbah Zhang..." ucap Bayu memgancam.
"I...Iya. bos...." ucap pengawal itu lagi.
Mereka pun duduk lalu makan.
"Sambelmu Jos mo..." ucap Lukman.
"Gimana gak joss... Kalau gak aku lihat di kasih 2 sendok garam sama kebo tadi.." ucap Daniel.
"Woo...Kebo... Untung Daniel ngawasin kamu buat sambal." ucap Lukman.
"Lah gimana lagi,aku kurang yakin takaran garamnya,makanya tak kasih 2 sendok garamnya..Biar asin..." ucap Bimo.
"Iya asin...Terus kita jadi darah tinggi gara - gara kamu..." ucap Lukman.
Paijo hendak mengambil Lauk yang di makan oleh para pengawal,tapi sungkan,karena Bayu dan teman - temannya hanya makan Sosis,telur dan nuget saja.
"Kalau mereka kenapa - kenapa,aku usul ke Bayu langsung pergi dari rumah ini " ucap Daniel dalam hati.
20 menit kemudian mereka selesai.
"Bos.... Kita mau balik kedepan " ucap pengawal.
"Iya...Sekalian bawakan makanan untuk teman bapak yang berjaga.." ucap Bayu.
"Siap boss.." ucap pengawal.
Mereka oun meninggalkan ruang makan.
Bayu dan teman - temannya membereskan meja makan.
Sri dan Yuni bergegas mengambil piring kotor itu.
"Biar kita saja tuan muda..." ucap Sri.
"Gakpapa bu... Kita sudah terbiasa kok.." ucap Bayu.
"Jangan tuan Muda..Nanti baju dan tangan tuan muda kotor..Biar kita saja yang membereskan meja ini.." ucap Yuni.
Bayu tetap membawa piring kotor ke dapur,lalu di ikuti teman - temannya.
"Mati aku... " ucap Yuni.
Nampak Paijo yang mencuci piring,di bantu oleh Bayu dan yang lain.
"Tuan muda jangan pecat kita ya.." ucap Sri
"Maaf loh bu.. Kita itu trauma,karena pernah di beri obat tidur oleh orang yang gak kita kenal. Makanya kita gak mau makan masakan ibu,kita mau lihat apakah makanan itu aman apa tidak,jika aman,kita mau kok makan masakan ibu.Ibu tidak akan dipecat." ucap Bayu.