Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
susah wajar punya bini banyak sih hahahah....ya dr pd cerita mandek.baiknya endingya pilih satu tp bikin party perpisahan dgn ml.rame2 sm semua gurunya.saran aja sih.
Alur cerita sudah terpahat jelas hu. Bagai mana endingnya, bagaimana si guru masuk ke jebakan Jaka, bagaimana cliff hanging untuk masuk ke SDS Season 2. Cuma, penulisannya ini loh 😭

Yaudah dah nih dikasih updatean untuk menghibur suhu2 sekalian. Cekitcrot!!
 
Part 17

Gw masih menikmati suasana ini. Bertelanjang badan di atas kasur bersama Bu Lena dan Bu Nisa. Setelah mereka berdua saling menikmati satu sama lain, Gw hanya bisa menyaksikannya sambil menunggu reaksi dari jamu yang telah dibuatkan Bu Lena.

"Enak ya kalo kita bisa begini terus." ucap Bu Nisa.



"Kasian Jakanya dong, ngelayanin kita terus. Hahaha." jawab Bu Lena.



"Gapapa, biar dia kita kurung aja jadiin budak, Bu."

"Ide bagus. Biar tiap hari kita entotin terus ya." ucap Bu Lena.

"Tiap hari, sampe bukan air mani lagi yang keluar." kata Bu Nisa.

"Terus apa dong?" tanya Bu Lena.

"Angin. Hahahaha." jawabnya lalu tertawa.

"Psikopat ya kalian." ucap Gw.

"Kan kami sayang kamu, Jak. Utuq utuq utuq." jawab Bu Nisa sambil menyuguhkan toketnya kepada Gw.

*Slurrpp slupp sluppp

Langsung saja Gw menyedoti toketnya yang masih kencang itu.

Tangan Bu Lena meraih tangan Gw lalu di arahkannya ke memek Bu Nisa, juga memeknya. Gw memainkan memek mereka berdua sambil menyusu kepada Bu Nisa. Bu Lena tak tinggal diam, dia jilatinya puting Gw seperti hal yang Gw lakukan ke Bu Nisa.

"Lucu banget ihh punya anak kayak kamu." ucap Bu Nisa sambil mengusap-usap kepala Gw.

*Slurpp slurppp slurppp

Suara jilatan Gw dan Bu Lena terdengar beriringan.

"Udah, Jak. Biar aku aja yang jilatin kamu supaya cepet bangunnya." ucap Bu Nisa.

Lalu Bu Nisa melakukan hal seperti yang dilakukan Bu Lena. Bu Nisa kini menurunkan kepalanya agar bisa menjilati puting Gw. Tangannya mengocok kontol Gw dengan lembut. Tangan Bu Lena pun juga ikut mengelus-elus buah zakar Gw.

Dan benar saya. Setelah menghadapi jilatan demi jilatan dari Bu Lena dan Bu Nisa, kontol Gw pun terasa setengah berdiri.

"Ihh, udah berdiri dikit Bu." ucap Bu Nisa.

"Syukur deh, berarti sebentar lagi." kata Bu Lena.

"Ohh iya, aku inget. Jaka kan paling suka kalo putingnya dijilatin. Pantes ajaa. Hahaha." ucap Bu Nisa.

*Slurpp slurppp slurppp

Kini mereka semakin liar menjilati puting Gw. Dada Gw pun sekarang sudah sangat basah terkena air liur mereka.

Semakin liar mereka menjilati puting Gw, semakin tegang kontol Gw dibuatnya.

"Woahh, Jaka udah kerasss." seru Bu Nisa yang tangannya masih mengocok kontol Gw.

"Belum itu, Nis. Jamunya juga bikin lebih besar kontol yang minum. Jadi ini belum finalnya." ucap Bu Lena.

"Iyakah? Wahh, punya Jaka bisa making gedee. Hii merinding saya." kata Bu Nisa.

"Tapi ada minusnya, Nis." ucap Bu Lena.

"Apa tuh?"

"Jaka bakal ngerasa kepanasan dan pengen ngentot terus." jawab Bu Lena.

"Bagus doong." kata Bu Nisa.

"Ya kalo kitanya udah capek gimana?" tanya Bu Lena.

"Oh iya juga yaa. Tapi demi Jaka biarin dehh. Mau berapa kali pun aku ladenin."

Lalu mereka kembali menjilati puting Gw. Bu Nisa beberapa kali meludahkan tangannya agar licin saat mengocok kontol Gw.

"Bu. Kontol saya panas, Bu." ucap Gw yang merasakan hawa panas di kontol Gw.

"Nis, sepongin Jaka." suruh Bu Lena.

Kini Bu Nisa memposisikan tubuhnya agar bisa menyepong Gw. Dimasukkannya perlahan kontol Gw dalam mulutnya.

"Kebiasaan deh Jaka kalo abis ngentot cepet belom di cuci dulu kontolnya." ucap Bu Nisa.

Memang tadi setelah ngentot dengan Bu Ros, Gw lupa untuk mencuci kontol Gw. Dan belum saja Gw mencucinya di rumah Bu Lena, mereka sudah menyuruh Gw meminum jamu.

"Tadi ibu enggak ngomong apa-apa waktu nyepong saya di depan TV." kata Gw.

"Baunya baru kerasa sekarang." jawab dia.

*Glock glockk glockkk

Bu Nisa membenamkan kontol Gw mentok menyentuh tenggorokannya.

"Gede ini, Bu." ucap Bu Nisa ke Bu Lena.

"Aku dulu yang main ya. Biar nanti keluar di kamu." ucap Bu Lena ke Bu Nisa.

Bu Nisa kini meranjak dari tempatnya. Menuju ke arah Gw lalu disikatnya mulut Gw. Bu Lena bangun lalu berjongkok di atas tubuh Gw. Diarahkannya memeknya tepat di kontol Gw lalu di masukkannya kontol Gw ke dalam memek Bu Lena.

*Blessss

"Ohhhhkkk, lebih gede sekarang punya Jaka." ucap Bu Lena.

Bu Lena menaik-turunkan pinggulnya. Bu Nisa hanya bisa menjilati puting Gw seperti di awal.

"Aahhh, enakk Jaaakkk." racau Bu Lena.

"Uhhhhkk. Kontol saya udah enakan, Bu. Udah enggak panas kayak tadi."

"Kalo lagi ngentot emang enggak berasa. Makanya itu yang bikin kamu nanti jadi mau ngentot terus." jelas Bu Lena sambil menggoyangkan pinggulnya.

*Slop slop slop

"Uhhhh, aaaahhhhh. Mmmhhhhh." desah Bu Lena yang sedang menikmati kontol Gw dari atas.

"Jak, kamu jilatin memek aku ya." ucap Bu Nisa.

Bu Nisa kini bangun agar Gw bisa menjilati memeknya disaat Bu Lena sedang menikmati kontol Gw.

*Slurpp slurpppp

Gw menikmati memek Bu Nisa yang disodorkannya. Bu Nisa pun juga ikut andil dengan cara menjilati leher Bu Lena.

"Aahhhhhh, Niissssss. Eeannaaakkkkkhhh." desah Bu Lena semakin keras.

"Uhhh uhhh uhhh,, sshhhhhhh." Bu Lena semakin terbuai menikmati kontol Gw yang sekarang berada di memeknya.

"Aahhh, Nissss. Jilatin toket aku, Nis. Aku mau nyampeeee." racaunya.

Dan benar saja, tak lama setelah itu Bu Lena menggelinjang keenakan hingga terasa didalam memeknya sudah sangat banjir.

"Huaahhhh. Enak bangettt, Jakkk."

"Gantian yaaa." kata Bu Nisa.

Lalu Bu Nisa meraih lengan Gw agar Gw bangun dan mengentotinya dengan posisi misionaris.

Bu Nisa merebahkan tubuhnya. Dia melebarkan pahanya agar Gw sodok memeknya dengan kontol Gw.

*Blessss

Dengan mudahnya kontol Gw terbenam didalamnya. Gw pun memulai aksi Gw dengan menggerakkan pinggul Gw.

"Aahhhh, bener Buu. Lebih gede sekarang punya Jakaaaa. Aaahhhhhh." racau Bu Nisa.

*Plokk plokk plokkk

"Memek ibu sekarang berasa rapet." ucap Gw.

"Kharena kontol kamuhhhh, Jakkk."

Melihat toketnya yang bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan pinggul Gw, Gw nikmati toket istri orang itu yang sedang menikmati hantaman kontol Gw.

"Aaahhhhhh. Enhhaakkk Jaaaakk."

Setelah beberapa menit Gw memompa kontol Gw di dalam memek Bu Nisa, keluarlah calon anak itu di dalam rahimnya.

*Croottt crottt crottttt

"Ahhh. Angett banget Jakkk."

Selesai sudah aktivitas seksual kami itu.

*Brakkk

Gw merebahkan diri di samping Bu Nisa.

"Masih berdiri tau, Jak." ucap Bu Lena.

Aahhh, bangsattt. Ternyata kontol Gw masih menginginkan memek lagi.

"Kapan rapihnya ini, Bu." tanya Gw.

"Nanti malem. Hahahaha."

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 4." jawab Bu Nisa.

Gila. Kalo begini sih namanya Gw yang dikerjain oleh mereka.

Kontol Gw pun bergantian dinikmatinya oleh mereka. Hingga jam 7 malam, aset berharga Gw itu sudah mengeluarkan 4 kali sperma di dalam memek, di perut, di wajah, lalu ada yang di telan oleh Bu Lena.

Mereka pun juga merasakan hal yang sama. Bu Lena telah merasakan orgasme dari kontol Gw sebanyak 7 kali dan Bu Nisa sebanyak 10 kali. Tetapi mereka bergantian masih saja bisa mengimbangi permainan Gw ini. Sampai

"Ahhh, Jakkk. Capek banget akuuuu." ucap Bu Lena yang sedang Gw sodok sambil berdiri bersandar tembok dengan kaki terangkat satu.

"Nanggung, Bu. Dikit lagi keluar." ucap Gw.

"Ugghhhhh. Nyesel saya ngasih jamu ituu. Aaahhhh." racaunya.

"Rasainnn, emang enakkk." ucap Gw.

"Uhhh, Bu. Mau keluar." kata Gw yang akan mengeluarkan peju Gw untuk yang ke delapan kali.

"Iyaa, ahhhh. Cepetan keluarin."

*Crott

Peju Gw hanya keluar sedikit setelah keluar beberapa kali sejak tadi.

Kini Bu Lena berjalan menuju kasur yang terdapat Bu Nisa sedang mengistirahatkan diri setelah beberapa kali orgasme akibat kontol Gw.

"Aku udah enggak sanggup, Jak." ucap Bu Nisa menyerah.

"Aku juga." saut Bu Lena.

Gw pun merebahkan diri diantara Bu Nisa dan Bu Lena sambil memikirkan sesuatu.

"Ajak Sinta sama Bu Ros. Mau, Bu?" tanya Gw ke mereka.

"Ajak deh, aku udah enggak kuat." ucap Bu Lena.

Gw pun meraih handphone Gw lalu menelepon Kak Sinta.



🧒🏻 : "Halo, Kak."

👩🏻 : "Iya, Jak. Ada apa?"

🧒🏻 : "Lagi dimana?"

👩🏻 : "Lagi nongkrong nih sama temen-temen."

🧒🏻 : "Bisa kesini sekarang gak kak?"

👩🏻 : "Kemana?"

🧒🏻 : "Ke rumah Bu Lena."

👩🏻 : "Ngapain?"

🧒🏻 : "Foursome kak. Bu Lena sama Bu Nisa udah kecapean."

👩🏻 : "Oke, aku langsung otw. Tunggu yaa."

"Bisa, Jak?" tanya Bu Nisa.

"Bisa, langsung mau kesini. Hahaha." jawab Gw.

"Lagi sange kali tuh anak." ucap Bu Lena.

"Coba deh aku telpon Bu Ros juga."

Gw pun kini mencoba untuk menelepon Bu Ros. Tetapi, sekali dihubungi, Bu Ros tidak mengangkat telepon Gw.

"Enggak diangkat, Jak?" tanya Bu Lena.

"Iya, nih. Aku coba lagi deh."

Setelah Gw hubungi beberapa kali, di percobaan yang keempat pun akhirnya Bu Ros mengangkat teleponnya.



👩🏻 : "Halo, Jak. Kenapa?"

🧒🏻 : "Lagi dimana, Bu?"

👩🏻 : "Lagi di rumah nih. Kenapa?"

🧒🏻 : "Mau ikut pesta seks gak?"

👩🏻 : "Hahh?? Enggak mau ahh. Mana saya enggak kenal."

🧒🏻 : "Ibu kenal kok orang-orangnya. Bu Lena, Bu Nisa."

👩🏻 : "Gilaaa. Serius??"

🧒🏻 : "Iya serius."

👩🏻 : "Tapi aku lagi sama anak aku nih. Suami aku belum pulang."

🧒🏻 : "Ibu titipin dulu aja. Atau gimana gitu. Pokoknya kesini yaaa."

👩🏻 : "Dimana emang?"

🧒🏻 : "Di rumah Bu Lena."

👩🏻 : "Ahh bohong ah. Enggak percaya saya."

🧒🏻 : "Yaudah, aku kirimin fotonya abis ini. Tapi langsung kesini yaa."

👩🏻 : "Iya iya."

"Bu Ros enggak percaya Bu kalo kita begini. Hahaha." ucap Gw.

"Belum tau aja dia. Abis siapa sih yang bisa kontolnya Jaka." ucap Bu Nisa.

"Bukannya kalian tadi nolak makanya saya nelponin Bu Ros sama Kak Sinta?" jawab Gw.

"Iya sih, kan karena capek Jakk."

"Makanya, jangan dipakein jamu jamuan. Jadi begini kan."

"Jamunya aja sih, Jak. Aku bikin jamunya yang kuat banget. Enggak lagi-lagi dehh." ucap Bu Lena.

"Oiya, saya kirimin nih foto-foto kita ke Bu Ros."

Gw pun mengirimkan foto kami bertiga ke Bu Ros agar dia percaya.

Bu Ros :
"Gila kamu, Jak."

Jaka :
"Percaya kan sekarang?"

Bu Ros :
"Aahhhhh, jadi sangeee."

Jaka :
"Makanya kesiniii."

Bu Ros :
"Yaudah, aku cari cara dulu buat kesana."

Tiba-tiba masuk chat dari Kak Sinta.

Kak Sinta :
"Jak, aku udah di depan."

Jaka :
"Masuk aja Kak. Gerbangnya nanti kunci lagi. Terus masuk aja ke rumahnya langsung."

Kak Sinta :
"Enggak ada orang emangnya?"

Jaka :
"Enggak ada, Kak. Aku sama Bu Lena sama Bu Nisa udah telanjang soalnya."

Beberapa menit Kak Sinta chat Gw lagi.

Kak Sinta :
"Jak. Aku udah masuk."

Gw pun keluar untuk menjemput Kak Sinta.

"Kak?" panggil Gw.

"Iya, Jak?" sautnya lalu Gw pun menghampirinya.

"Ayuk, Kak." ajak Gw.

"Pada dimana emang?"

"Di kamarnya Bu Lena."

Lalu Kak Sinta mengikuti Gw menuju kamar Bu Lena. Saat masuk ke kamarnya, Kak Sinta melihat Bu Lena dan Bu Nisa sedang terkapar di atas kasur.

"Gila kalian." ucap Kak Sinta kaget.

"Kalian main deh tuh. Ladenin Jaka ya, Sin. Aku sama Bu Lena udah capek." ucap Bu Nisa.

"Emang udah main?" tanya Kak Sinta.

"Dari jam 2, Sin." jawab Bu Lena.

"Gak habis pikir deh sama nih para pendidik bangsa."

Lalu Gw melepaskan satu persatu pakaian Kak Sinta dari tubuhnya. Setelah Kak Sinta telanjang seperti Gw, Bu Lena dan Bu Nisa, Gw rebahkan ya di kasur.

Gw ciumi mulutnya beberapa saat, lalu Gw ciumi lehernya dan menuju toketnya. Gw jilati toketnya yang ranum itu sambil memainkan memeknya agar basah.

Karena tak kunjung basah, Gw angkat kakinya ke kasur lalu Gw jilati memeknya hingga dia pun mendesah keenakan.


"Aahhh. Uhhhh. Mmppphhhhh. Hpppp."

Saat dia mendesah, Bu Nisa langsung mencium bibir Kak Sinta lalu mereka pun berciuman mesra.

*Slurpp slurrppp slurppp

Bu Lena membantu Gw dengan menjilati toket Kak Sinta.

Tak menunggu waktu lama, Gw masukkan kontol Gw ke memek Kak Sinta. Tapi kali ini Gw merasakan kalau memek Kak Sinta begitu sempit sehingga Gw kesulitan untuk menerobosnya.

"Hmmmppp. Jhakkk, pelan-pelan. Kok susah sih." ucap Kak Sinta yang menghentikan ciumannya itu bersama Bu Nisa.

"Jaka abis minum jamu, Sin. Makanya kontolnya dia jadi lebih gede. Mainnya juga enggak pernah cukup daritadi." jelas Bu Nisa.

Dengan perlahan Gw dorong masuk kontol Gw ke dalam memek Kak Sinta. Setelah beberapa lama barulah kontol Gw masuk seluruhnya.

Gw pompa perlahan kontol Gw di dalam memek Kak Sinta agar tidak menyakitkan baginya.

"Hmmmmppp." desah Kak Sinta tertahan oleh mulut Bu Nisa.

Seiring waktu, Gw mempercepat hantaman kontol Gw dalam memeknya. Sehingga Kak Sinta pun kelojotan menerimanya. Cukup lama kami bermain hingga Kak Sinta merasakan orgasmenya.

"Aahhh, Jakk. Aku keluaaaarrr." teriaknya.

Gw pun mengeluarkan kontol Gw dan menyaksikan memeknya mengeluarkan air cintanya.

"Haahhhh, huhhhh. Kamu belum, Jak?" tanya Kak Sinta.

"Belum lah. Ini mah belum seberapa." ucap Bu Lena yang menghentikan sedotannya di toket Kak Sinta.

Setelah itu, dua kali Gw mengentoti Kak Sinta sehingga skor kami 3:1. Lalu kami pun tidur sekasur berempat dengan posisi menyamping agar muat.

"Kamu minum jamu darimana sih, Jak?" tanya Kak Sinta.

"Tuh, dikasih Bu Lena." ucap Gw sambil menyusu dengan Bu Nisa.

"Parah Bu Lena emang. Ampe bisa gini." kata Kak Sinta.

"Kamu baru tiga kan, Sin?" tanya Bu Nisa.

"Iya, Bu. Kenapa?"

"Aku sepuluh. Bu Lena delapan." jawab Bu Nisa.

"Haaaaaaa. Gilaa yaa kalian." komennya.

"Jaka empat." tambah Bu Lena.

"Gila sih gilaa. 21 banding 4." kata Kak Sinta.

"Lima, Bu. Yang tadi kan sama ibu sambil berdiri." koreksi Gw ke Bu Lena.

"Ini sampai kapan Jaka bertahan?" tanya Kak Sinta.

"Nanti malam. Jam 12an." ucap Bu Lena.

"Bisa lebih bisa kurang. Tergantung orangnya." tambahnya.

"Gak deh. Aku enggak kuat." ucap Kak Sinta.

"Makanya kita enggak cuma bertiga." kata Bu Nisa.

"Terus, satu lagi siapa? Muti?" tanya Kak Sinta.

Lalu masuk chat dari Bu Ros yang mengatakan bahwa dia udah sampai di depan rumah Bu Lena.

"Tuh orangnya udah di depan, Kak. Jemput gih." suruh Gw.

"Hehh? Siapa?" tanyanya.

"Udah gih, jemput aja."

Lalu Kak Sinta pun bangkit untuk menjemput Bu Ros yang belum dia ketahui. Saat Kak Sinta ingin menggunakan pakaian Bu Lena menyuruhnya telanjang saja.

"Udah, Sin. Telanjang aja. Ngapain pake baju dulu." suruh Bu Lena.

"Ihh, malu ahhh." jawab Kak Sinta.

"Kamu ngentot berempat aja enggak malu. Hahaha."

Kak Sinta pun keluar kamar dengan bertelanjang badan. Beberapa saat kemudian dia kembali diikuti dengan Bu Ros dibelakangnya.

"Bu Lena, Bu Nisa." ucap Bu Ros yang masih merasa tidak percaya dengan kami semua.

"Kenapa, Bu?" tanya Bu Nisa yang sedang menjilati puting Gw dan Bu Lena tidak menjawab karena sedang menyepong kontol Gw.

"Kalian?" tanyanya.

"Iya doong. Malah kami lebih duluan. Hehehehe." jawab Kak Sinta.

LANJUT
 
Terakhir diubah:
Part 17

Gw masih menikmati suasana ini. Bertelanjang badan di atas kasur bersama Bu Lena dan Bu Nisa. Setelah mereka berdua saling menikmati satu sama lain, Gw hanya bisa menyaksikannya sambil menunggu reaksi dari jamu yang telah dibuatkan Bu Lena.

"Enak ya kalo kita bisa begini terus." ucap Bu Nisa.



"Kasian Jakanya dong, ngelayanin kita terus. Hahaha." jawab Bu Lena.



"Gapapa, biar dia kita kurung aja jadiin budak, Bu."

"Ide bagus. Biar tiap hari kita entotin terus ya." ucap Bu Lena.

"Tiap hari, sampe bukan air mani lagi yang keluar." kata Bu Nisa.

"Terus apa dong?" tanya Bu Lena.

"Angin. Hahahaha." jawabnya lalu tertawa.

"Psikopat ya kalian." ucap Gw.

"Kan kami sayang kamu, Jak. Utuq utuq utuq." jawab Bu Nisa sambil menyuguhkan toketnya kepada Gw.

*Slurrpp slupp sluppp

Langsung saja Gw menyedoti toketnya yang masih kencang itu.

Tangan Bu Lena meraih tangan Gw lalu di arahkannya ke memek Bu Nisa, juga memeknya. Gw memainkan memek mereka berdua sambil menyusu kepada Bu Nisa. Bu Lena tak tinggal diam, dia jilatinya puting Gw seperti hal yang Gw lakukan ke Bu Nisa.

"Lucu banget ihh punya anak kayak kamu." ucap Bu Nisa sambil mengusap-usap kepala Gw.

*Slurpp slurppp slurppp

Suara jilatan Gw dan Bu Lena terdengar beriringan.

"Udah, Jak. Biar aku aja yang jilatin kamu supaya cepet bangunnya." ucap Bu Nisa.

Lalu Bu Nisa melakukan hal seperti yang dilakukan Bu Lena. Bu Nisa kini menurunkan kepalanya agar bisa menjilati puting Gw. Tangannya mengocok kontol Gw dengan lembut. Tangan Bu Lena pun juga ikut mengelus-elus buah zakar Gw.

Dan benar saya. Setelah menghadapi jilatan demi jilatan dari Bu Lena dan Bu Nisa, kontol Gw pun terasa setengah berdiri.

"Ihh, udah berdiri dikit Bu." ucap Bu Nisa.

"Syukur deh, berarti sebentar lagi." kata Bu Lena.

"Ohh iya, aku inget. Jaka kan paling suka kalo putingnya dijilatin. Pantes ajaa. Hahaha." ucap Bu Nisa.

*Slurpp slurppp slurppp

Kini mereka semakin liar menjilati puting Gw. Dada Gw pun sekarang sudah sangat basah terkena air liur mereka.

Semakin liar mereka menjilati puting Gw, semakin tegang kontol Gw dibuatnya.

"Woahh, Jaka udah kerasss." seru Bu Nisa yang tangannya masih mengocok kontol Gw.

"Belum itu, Nis. Jamunya juga bikin lebih besar kontol yang minum. Jadi ini belum finalnya." ucap Bu Lena.

"Iyakah? Wahh, punya Jaka bisa making gedee. Hii merinding saya." kata Bu Nisa.

"Tapi ada minusnya, Nis." ucap Bu Lena.

"Apa tuh?"

"Jaka bakal ngerasa kepanasan dan pengen ngentot terus." jawab Bu Lena.

"Bagus doong." kata Bu Nisa.

"Ya kalo kitanya udah capek gimana?" tanya Bu Lena.

"Oh iya juga yaa. Tapi demi Jaka biarin dehh. Mau berapa kali pun aku ladenin."

Lalu mereka kembali menjilati puting Gw. Bu Nisa beberapa kali meludahkan tangannya agar licin saat mengocok kontol Gw.

"Bu. Kontol saya panas, Bu." ucap Gw yang merasakan hawa panas di kontol Gw.

"Nis, sepongin Jaka." suruh Bu Lena.

Kini Bu Nisa memposisikan tubuhnya agar bisa menyepong Gw. Dimasukkannya perlahan kontol Gw dalam mulutnya.

"Kebiasaan deh Jaka kalo abis ngentot cepet belom di cuci dulu kontolnya." ucap Bu Nisa.

Memang tadi setelah ngentot dengan Bu Ros, Gw lupa untuk mencuci kontol Gw. Dan belum saja Gw mencucinya di rumah Bu Lena, mereka sudah menyuruh Gw meminum jamu.

"Tadi ibu enggak ngomong apa-apa waktu nyepong saya di depan TV." kata Gw.

"Baunya baru kerasa sekarang." jawab dia.

*Glock glockk glockkk

Bu Nisa membenamkan kontol Gw mentok menyentuh tenggorokannya.

"Gede ini, Bu." ucap Bu Nisa ke Bu Lena.

"Aku dulu yang main ya. Biar nanti keluar di kamu." ucap Bu Lena ke Bu Nisa.

Bu Nisa kini meranjak dari tempatnya. Menuju ke arah Gw lalu disikatnya mulut Gw. Bu Lena bangun lalu berjongkok di atas tubuh Gw. Diarahkannya memeknya tepat di kontol Gw lalu di masukkannya kontol Gw ke dalam memek Bu Lena.

*Blessss

"Ohhhhkkk, lebih gede sekarang punya Jaka." ucap Bu Lena.

Bu Lena menaik-turunkan pinggulnya. Bu Nisa hanya bisa menjilati puting Gw seperti di awal.

"Aahhh, enakk Jaaakkk." racau Bu Lena.

"Uhhhhkk. Kontol saya udah enakan, Bu. Udah enggak panas kayak tadi."

"Kalo lagi ngentot emang enggak berasa. Makanya itu yang bikin kamu nanti jadi mau ngentot terus." jelas Bu Lena sambil menggoyangkan pinggulnya.

*Slop slop slop

"Uhhhh, aaaahhhhh. Mmmhhhhh." desah Bu Lena yang sedang menikmati kontol Gw dari atas.

"Jak, kamu jilatin memek aku ya." ucap Bu Nisa.

Bu Nisa kini bangun agar Gw bisa menjilati memeknya disaat Bu Lena sedang menikmati kontol Gw.

*Slurpp slurpppp

Gw menikmati memek Bu Nisa yang disodorkannya. Bu Nisa pun juga ikut andil dengan cara menjilati leher Bu Lena.

"Aahhhhhh, Niissssss. Eeannaaakkkkkhhh." desah Bu Lena semakin keras.

"Uhhh uhhh uhhh,, sshhhhhhh." Bu Lena semakin terbuai menikmati kontol Gw yang sekarang berada di memeknya.

"Aahhh, Nissss. Jilatin toket aku, Nis. Aku mau nyampeeee." racaunya.

Dan benar saja, tak lama setelah itu Bu Lena menggelinjang keenakan hingga terasa didalam memeknya sudah sangat banjir.

"Huaahhhh. Enak bangettt, Jakkk."

"Gantian yaaa." kata Bu Nisa.

Lalu Bu Nisa meraih lengan Gw agar Gw bangun dan mengentotinya dengan posisi misionaris.

Bu Nisa merebahkan tubuhnya. Dia melebarkan pahanya agar Gw sodok memeknya dengan kontol Gw.

*Blessss

Dengan mudahnya kontol Gw terbenam didalamnya. Gw pun memulai aksi Gw dengan menggerakkan pinggul Gw.

"Aahhhh, bener Buu. Lebih gede sekarang punya Jakaaaa. Aaahhhhhh." racau Bu Nisa.

*Plokk plokk plokkk

"Memek ibu sekarang berasa rapet." ucap Gw.

"Kharena kontol kamuhhhh, Jakkk."

Melihat toketnya yang bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan pinggul Gw, Gw nikmati toket istri orang itu yang sedang menikmati hantaman kontol Gw.

"Aaahhhhhh. Enhhaakkk Jaaaakk."

Setelah beberapa menit Gw memompa kontol Gw di dalam memek Bu Nisa, keluarlah calon anak itu di dalam rahimnya.

*Croottt crottt crottttt

"Ahhh. Angett banget Jakkk."

Selesai sudah aktivitas seksual kami itu.

*Brakkk

Gw merebahkan diri di samping Bu Nisa.

"Masih berdiri tau, Jak." ucap Bu Lena.

Aahhh, bangsattt. Ternyata kontol Gw masih menginginkan memek lagi.

"Kapan rapihnya ini, Bu." tanya Gw.

"Nanti malem. Hahahaha."

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 4." jawab Bu Nisa.

Gila. Kalo begini sih namanya Gw yang dikerjain oleh mereka.

Kontol Gw pun bergantian dinikmatinya oleh mereka. Hingga jam 7 malam, aset berharga Gw itu sudah mengeluarkan 4 kali sperma di dalam memek, di perut, di wajah, lalu ada yang di telan oleh Bu Lena.

Mereka pun juga merasakan hal yang sama. Bu Lena telah merasakan orgasme dari kontol Gw sebanyak 7 kali dan Bu Nisa sebanyak 10 kali. Tetapi mereka bergantian masih saja bisa mengimbangi permainan Gw ini. Sampai

"Ahhh, Jakkk. Capek banget akuuuu." ucap Bu Lena yang sedang Gw sodok sambil berdiri bersandar tembok dengan kaki terangkat satu.

"Nanggung, Bu. Dikit lagi keluar." ucap Gw.

"Ugghhhhh. Nyesel saya ngasih jamu ituu. Aaahhhh." racaunya.

"Rasainnn, emang enakkk." ucap Gw.

"Uhhh, Bu. Mau keluar." kata Gw yang akan mengeluarkan peju Gw untuk yang ke delapan kali.

"Iyaa, ahhhh. Cepetan keluarin."

*Crott

Peju Gw hanya keluar sedikit setelah keluar beberapa kali sejak tadi.

Kini Bu Lena berjalan menuju kasur yang terdapat Bu Nisa sedang mengistirahatkan diri setelah beberapa kali orgasme akibat kontol Gw.

"Aku udah enggak sanggup, Jak." ucap Bu Nisa menyerah.

"Aku juga." saut Bu Lena.

Gw pun merebahkan diri diantara Bu Nisa dan Bu Lena sambil memikirkan sesuatu.

"Ajak Sinta sama Bu Ros. Mau, Bu?" tanya Gw ke mereka.

"Ajak deh, aku udah enggak kuat." ucap Bu Lena.

Gw pun meraih handphone Gw lalu menelepon Kak Sinta.



🧒🏻 : "Halo, Kak."

👩🏻 : "Iya, Jak. Ada apa?"

🧒🏻 : "Lagi dimana?"

👩🏻 : "Lagi nongkrong nih sama temen-temen."

🧒🏻 : "Bisa kesini sekarang gak kak?"

👩🏻 : "Kemana?"

🧒🏻 : "Ke rumah Bu Lena."

👩🏻 : "Ngapain?"

🧒🏻 : "Foursome kak. Bu Lena sama Bu Nisa udah kecapean."

👩🏻 : "Oke, aku langsung otw. Tunggu yaa."

"Bisa, Jak?" tanya Bu Nisa.

"Bisa, langsung mau kesini. Hahaha." jawab Gw.

"Lagi sange kali tuh anak." ucap Bu Lena.

"Coba deh aku telpon Bu Ros juga."

Gw pun kini mencoba untuk menelepon Bu Ros. Tetapi, sekali dihubungi, Bu Ros tidak mengangkat telepon Gw.

"Enggak diangkat, Jak?" tanya Bu Lena.

"Iya, nih. Aku coba lagi deh."

Setelah Gw hubungi beberapa kali, di percobaan yang keempat pun akhirnya Bu Ros mengangkat teleponnya.



👩🏻 : "Halo, Jak. Kenapa?"

🧒🏻 : "Lagi dimana, Bu?"

👩🏻 : "Lagi di rumah nih. Kenapa?"

🧒🏻 : "Mau ikut pesta seks gak?"

👩🏻 : "Hahh?? Enggak mau ahh. Mana saya enggak kenal."

🧒🏻 : "Ibu kenal kok orang-orangnya. Bu Lena, Bu Nisa."

👩🏻 : "Gilaaa. Serius??"

🧒🏻 : "Iya serius."

👩🏻 : "Tapi aku lagi sama anak aku nih. Suami aku belum pulang."

🧒🏻 : "Ibu titipin dulu aja. Atau gimana gitu. Pokoknya kesini yaaa."

👩🏻 : "Dimana emang?"

🧒🏻 : "Di rumah Bu Lena."

👩🏻 : "Ahh bohong ah. Enggak percaya saya."

🧒🏻 : "Yaudah, aku kirimin fotonya abis ini. Tapi langsung kesini yaa."

👩🏻 : "Iya iya."

"Bu Ros enggak percaya Bu kalo kita begini. Hahaha." ucap Gw.

"Belum tau aja dia. Abis siapa sih yang bisa kontolnya Jaka." ucap Bu Nisa.

"Bukannya kalian tadi nolak makanya saya nelponin Bu Ros sama Kak Sinta?" jawab Gw.

"Iya sih, kan karena capek Jakk."

"Makanya, jangan dipakein jamu jamuan. Jadi begini kan."

"Jamunya aja sih, Jak. Aku bikin jamunya yang kuat banget. Enggak lagi-lagi dehh." ucap Bu Lena.

"Oiya, saya kirimin nih foto-foto kita ke Bu Ros."

Gw pun mengirimkan foto kami bertiga ke Bu Ros agar dia percaya.

Bu Ros :
"Gila kamu, Jak."

Jaka :
"Percaya kan sekarang?"

Bu Ros :
"Aahhhhh, jadi sangeee."

Jaka :
"Makanya kesiniii."

Bu Ros :
"Yaudah, aku cari cara dulu buat kesana."

Tiba-tiba masuk chat dari Kak Sinta.

Kak Sinta :
"Jak, aku udah di depan."

Jaka :
"Masuk aja Kak. Gerbangnya nanti kunci lagi. Terus masuk aja ke rumahnya langsung."

Kak Sinta :
"Enggak ada orang emangnya?"

Jaka :
"Enggak ada, Kak. Aku sama Bu Lena sama Bu Nisa udah telanjang soalnya."

Beberapa menit Kak Sinta chat Gw lagi.

Kak Sinta :
"Jak. Aku udah masuk."

Gw pun keluar untuk menjemput Kak Sinta.

"Kak?" panggil Gw.

"Iya, Jak?" sautnya lalu Gw pun menghampirinya.

"Ayuk, Kak." ajak Gw.

"Pada dimana emang?"

"Di kamarnya Bu Lena."

Lalu Kak Sinta mengikuti Gw menuju kamar Bu Lena. Saat masuk ke kamarnya, Kak Sinta melihat Bu Lena dan Bu Nisa sedang terkapar di atas kasur.

"Gila kalian." ucap Kak Sinta kaget.

"Kalian main deh tuh. Ladenin Jaka ya, Sin. Aku sama Bu Lena udah capek." ucap Bu Nisa.

"Emang udah main?" tanya Kak Sinta.

"Dari jam 2, Sin." jawab Bu Lena.

"Gak habis pikir deh sama nih para pendidik bangsa."

Lalu Gw melepaskan satu persatu pakaian Kak Sinta dari tubuhnya. Setelah Kak Sinta telanjang seperti Gw, Bu Lena dan Bu Nisa, Gw rebahkan ya di kasur.

Gw ciumi mulutnya beberapa saat, lalu Gw ciumi lehernya dan menuju toketnya. Gw jilati toketnya yang ranum itu sambil memainkan memeknya agar basah.

Karena tak kunjung basah, Gw angkat kakinya ke kasur lalu Gw jilati memeknya hingga dia pun mendesah keenakan.


"Aahhh. Uhhhh. Mmppphhhhh. Hpppp."

Saat dia mendesah, Bu Nisa langsung mencium bibir Kak Sinta lalu mereka pun berciuman mesra.

*Slurpp slurrppp slurppp

Bu Lena membantu Gw dengan menjilati toket Kak Sinta.

Tak menunggu waktu lama, Gw masukkan kontol Gw ke memek Kak Sinta. Tapi kali ini Gw merasakan kalau memek Kak Sinta begitu sempit sehingga Gw kesulitan untuk menerobosnya.

"Hmmmppp. Jhakkk, pelan-pelan. Kok susah sih." ucap Kak Sinta yang menghentikan ciumannya itu bersama Bu Nisa.

"Jaka abis minum jamu, Sin. Makanya kontolnya dia jadi lebih gede. Mainnya juga enggak pernah cukup daritadi." jelas Bu Nisa.

Dengan perlahan Gw dorong masuk kontol Gw ke dalam memek Kak Sinta. Setelah beberapa lama barulah kontol Gw masuk seluruhnya.

Gw pompa perlahan kontol Gw di dalam memek Kak Sinta agar tidak menyakitkan baginya.

"Hmmmmppp." desah Kak Sinta tertahan oleh mulut Bu Nisa.

Seiring waktu, Gw mempercepat hantaman kontol Gw dalam memeknya. Sehingga Kak Sinta pun kelojotan menerimanya. Cukup lama kami bermain hingga Kak Sinta merasakan orgasmenya.

"Aahhh, Jakk. Aku keluaaaarrr." teriaknya.

Gw pun mengeluarkan kontol Gw dan menyaksikan memeknya mengeluarkan air cintanya.

"Haahhhh, huhhhh. Kamu belum, Jak?" tanya Kak Sinta.

"Belum lah. Ini mah belum seberapa." ucap Bu Lena yang menghentikan sedotannya di toket Kak Sinta.

Setelah itu, dua kali Gw mengentoti Kak Sinta sehingga skor kami 3:1. Lalu kami pun tidur sekasur berempat dengan posisi menyamping agar muat.

"Kamu minum jamu darimana sih, Jak?" tanya Kak Sinta.

"Tuh, dikasih Bu Lena." ucap Gw sambil menyusu dengan Bu Nisa.

"Parah Bu Lena emang. Ampe bisa gini." kata Kak Sinta.

"Kamu baru tiga kan, Sin?" tanya Bu Nisa.

"Iya, Bu. Kenapa?"

"Aku sepuluh. Bu Lena delapan." jawab Bu Nisa.

"Haaaaaaa. Gilaa yaa kalian." komennya.

"Jaka empat." tambah Bu Lena.

"Gila sih gilaa. 21 banding 4." kata Kak Sinta.

"Lima, Bu. Yang tadi kan sama ibu sambil berdiri." koreksi Gw ke Bu Lena.

"Ini sampai kapan Jaka bertahan?" tanya Kak Sinta.

"Nanti malam. Jam 12an." ucap Bu Lena.

"Bisa lebih bisa kurang. Tergantung orangnya." tambahnya.

"Gak deh. Aku enggak kuat." ucap Kak Sinta.

"Makanya kita enggak cuma bertiga." kata Bu Nisa.

"Terus, satu lagi siapa? Muti?" tanya Kak Sinta.

Lalu masuk chat dari Bu Ros yang mengatakan bahwa dia udah sampai di depan rumah Bu Lena.

"Tuh orangnya udah di depan, Kak. Jemput gih." suruh Gw.

"Hehh? Siapa?" tanyanya.

"Udah gih, jemput aja."

Lalu Kak Sinta pun bangkit untuk menjemput Bu Ros yang belum dia ketahui. Saat Kak Sinta ingin menggunakan pakaian Bu Lena menyuruhnya telanjang saja.

"Udah, Sin. Telanjang aja. Ngapain pake baju dulu." suruh Bu Lena.

"Ihh, malu ahhh." jawab Kak Sinta.

"Kamu ngentot berempat aja enggak malu. Hahaha."

Kak Sinta pun keluar kamar dengan bertelanjang badan. Beberapa saat kemudian dia kembali diikuti dengan Bu Ros dibelakangnya.

"Bu Lena, Bu Nisa." ucap Bu Ros yang masih merasa tidak percaya dengan kami semua.

"Kenapa, Bu?" tanya Bu Nisa yang sedang menjilati puting Gw dan Bu Lena tidak menjawab karena sedang menyepong kontol Gw.

"Kalian?" tanyanya.

"Iya doong. Malah kami lebih duluan. Hehehehe." jawab Kak Sinta.
Makasih kaka suhuuu... ajibbb nihh
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd