Oiya, sebagai hiburan buat suhu.
Waktu itu sekitar tahun 1984-1986
Ane punya ortu (bapak) beristri 2. Istri pertama diceraikan karena ketahuan selingkuh sama cowok lain.
Saat itu bapak ane sempat depresi karena memikirkan anak-anaknya yang masih belia (3 anak, cewek 10th, cowok 8th dan 5th). Berat buat bapak ane untuk ceraikan istri karena faktor anak. Dengan kondisi bapak ane tugas sebagai guru di pelosok (hutan belantara perjalanan 2 hari naik kuda). Mau boyong anak, gak mungkin. Ditinggakan sama mantan istri, gak akan dirawat.
Bapak ane sempat mau kabur ke luar daerah, bahkan sempat ingin bunuh diri karena bingung dengan nasib anak-anaknya.
Akhirnya..skip skip...bapak ane kenal dengan wanita lain (ibu ane) dan curhat ttg masalahnya.
Waktu itu ibu ane gak ada rasa sama bapak ane, malah ibu ane masih punya pacar.
Ibu ane nyaranin bapak ane untuk minta mutasi ke luar pulau (kalimantan/sulawesi/papua) jika itu bisa bikin bapak ane move on.
Masalah anak-anak, ibu ane siap jagain karena kebetulan ibu ane suka anak anak dan dia punya hobi nampung anak anak trus diajarin keahlian seperti jahit, rajut, bikin bunga dll.
Skip skip...malah bapak ane terkesima dengan ibu ane dan entah bagaimana ceritanya mereka nikah dan atas "kerjasama" yang baik dari mereka lahirlah ane.
Sampai sekarang ketiga anak bapak ane (kakak ane tapi lain ibu) masih tunggal sama ibu ane dan mereka dianggap anak kandung sendiri. Bahkan ane ngerasa ibu ane lebih sayang sama mereka. Mereka pun lebih sayang sama ibu ane (ibu tiri mereka) dibandingkan ibu kandungnya.
Yaaa ane berharap suhu bisa ambil pelajaran dari kisah bapak ane, bahwa masalah anak anak, mereka punya takdir masing masing. Ane yakin banyak wanita yang sadar bahwa image ibu tiri / anak tiri hanya skenario sinetron