Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SECRETUM TENEBRIS (UPDATE PAGE 103)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Aku cemburu pada mereka yang bisa bersamamu
Sedangkan aku hanya bisa memeluk bayangmu
Aku iri dan marah pada dia yang mencengekram tanganmu
Sedangkan aku disini menawarakan cintaku

Chapter V
LUPUS HAESITANS​



“didi bangun udah pagi….bangunn…bangun..”
emma kecil mencoba membangunkan ku untuk segera bersiap bekerja. “udah pagi looo….didi work loooo” tangan kecil nya mengguncang tubuhku, mulut mungilnya sibuk berceloteh dan mecium wajahku berharap aku segera bangun.

“ok ok didi bangun emma…sini dulu…mmmmuuuuuaaahhh” aku memeluk emma erat dan mencium gemas anak kesayangan ku. Aku segera bangkit menuju ke kamar mandi dan bersiap. Semua pasti akan bertanya di mana Claire…. Jangan heran. Dia sudah berada di meja riasnya….ya meja khusus yang tak seorangpun boleh menyentuhnya, kaca rias dengan lampu lampu warm light yang menyokongnya….jajaran make up ber merek, kuas kuas yang entah buat apa, lipstick dari berbagai warna….yess harganya tidak ada yang di bawah 400 ribu untuk kelas lipstick yang dipakainya.

Aku bergegas bersiap. Seperti biasa aku mengenakan setelan jas hitam, dan kemeja hitam. Selalu semua serba hitam yang kugunakan. Termasuk mobil tua kesayanganku, mobil diesel 2006, berwarna hitam. Berbeda dengan motor kesayangan ku, motor 2 tak dengan modifikasi mesin dan exhaust nya. Free Flow dengan suara menggelegar. Bolehlah motorku 2 tak, tapi jangan sembarangan menantang adu cepat di jalanan. Masih sanggup menembus top speed 200km/jam untuk ukuran kapasitas mesin 150cc.

“didi berangkat dulu ya sayang, jangan nakal di sekolah, nurut sama guru sama mama ya?” ujarku seraya menggendong emma
“didi puyang cepet yaaa….emma mau jalan2 ama didi…emma kangen” emma memang manja karena waktuku tersita dengan pekerjaan ku.

“oke hari ini didi pulang cepat buat emma” jawabku.

Claire berteriak dari ruang riasnya “jangan lupa ambil uang buat gaji ART, sama aku juga transferin aku, udah mulai tipis rekeningku”

“ya…”
jawabku datar. Sudah hal biasa, pagi tanpa hal yang lain selain uang dan uang.

Aku menyalakan mobilku dan mencium emma berkali kali. Aku sangat merindukan emma, ingin rasanya aku cuti dari RS dan mengajaknya jalan jalan. Tapi hari ini banyak yang harus segera aku bereskan.
Aku mengendarai mobilku menuju RS Tri Karya Husada. Dalam perjalanan aku banyak melamun. Entah kenapa bayangan dokter Luna hadir dalam benakku. Senyumnya…teduh matanya….aku jadi mengingat kembali saat aku pertama mengenal dirinya

FLASHBACK
“CODE BLUE BED 3…..CODE BLUE BED 3” raung alarm code blue yang ditekan oleh salah satu perawat IGD.
“pasien bed 3 Ventricular tachycardia dokter…nadi tidak teraba..tekanan darah tidak teraba..tidak ada nafas” teriak perawat tersebut seraya memposisikan pasien untuk segera mendapatkan Resusitasi Jantung Paru.(RJP)
Dokter jaga yang cantik dengan sigap berlari dan langsung melakukan pijat jantung pada pasien seraya memberikan intruksi “ pasang infus 2 line dengan kateter besar…guyur cairan infus nya…persiapkan intubasi..pasang selang kencing” seluruh detil intruksi dia teriakkan kepada perawat disana.
Aku sedang berkeliling dan melihat kejadian itu di IGD. Keluarga pasien berteriak histeris tak terkendali sekuriti kewalahan dan nampak mengganggu sekali kinerja tenaga medis. Spertinya aku perlu turun tangan.
“bapak ibu sekalian mohon menunggu di luar. Bantu kami dengan berdoa. Beri ruang petugas kami untuk melakukan pertolongan kepada pasien” nadaku tegas dan lantang. Keluarga pasien cukup terhenyak mendengar suaraku. Dan merekapun segera menunggu di ruang tunggu IGD.

“aku yang akan intubasi” aku memerintahkan kepada perawat. “siapkan ETT no 7,5…laringoskop, obat sedasi sedacum dan trachium untuk pelumpuh otot” ujarku dingin.
“dokter saya yang akan pimpin siklus RJP sekarang” aku memberitahu dokter jaga aku mengambil alih lead RJP.
“arya kamu lakukan kompresi dada, dokter bantu saya persiapkan patency airway pasien ini”
“siap dok”
ujar mereka. Sepertinya dokter baru yang cantik ini cukup cerdas, untuk tidak berurusan denganku.
“masih Trismus ini mulutnya, masukkan sedacum 5mg dan trachium 0,25 micro, lanjutkan kompresi dada, kamu siska masukkan adrenalin 2 ampul sekarang” perintahku.
Perawat Siska nampak ragu “2 ampul dok?” dengan terbata dia bertanya

“APA AKU KURANG JELAS…2 AMPUL ADRENALIN..PERINTAH DOKTER ALVARO KALINGGA!!!” teriakku keras.
“bb.ba…baik dok” Perawat siska bergegas melakukan tugas yang aku perintahkan.

“saatnya intubasi” aku mengangkat tangan kiriku..dan dokter cantik ini menyerahkan laringoskop yang aku butuhkan unutk membuka mulut pasien dan meneropong hingga ke awal saluran nafasnya.
“oke ketemu” aku mengangkat tangan kananku, kembali dokter wanita ini menyerahkan ETT tanpa kuminta. Selang yang akan ku masukkan dari mulut langsung ke pangkal percabangan paru paru. Yang akan memberikan bantuan nafas langsung untuk pasien. Dan selesai kumasukkan. Dengan sigap dokter cantik ini melakukan cek bunyi nafas pada dua lapang paru kanan dan kiri…

“imbang dokter alvaro” sahutnya.
“ok fiksasi” perintahku.
“cek all” aku memberikan perintah lagi. “EKG masih Ventricular Tachycardi, nadi tak teraba, tekanan darah tak teraba” jawab dokter Luna…akhirnya aku mengetahui nama si cantik dari nametag yang disandang di dada kirinya.

“adrenalin 2 ampul infus cepat, persiapkan alat kejut jantung” kembali aku memberikan perintah lanjutan. “setting biphasic 200 joule shock pertama, .,….airway clear,….. circulation clear,….. all clear, SHOCK!!” JDERRRRRR….aku melakukan kejut jantung kepada pasien ini.

“tunggu sebentar” cegahku saat dokter Luna hendak bergegas kembali melakukan pijat jantung.
……..tit….tit……tit…..tit……bunyi monitor pasien menunjukkan jantung mulai berdenyut…
“nadi 88 tekanan darah 90/60 irama jantung sinus nafas masih dengan ETT” laporan dari perawat jaka.

“oke pasang mesin bantu nafas… Mode SIMV (synchronized intermittent mandatory ventilation), Control 12 Support 10 Resperatory rate 20 PEEP 5, oksigen 100% turunkan bertahap tiap 2 jam. 2 jam lagi cek analisa gas darah, laporkan pada dokter luna” perintahku pada Jaka

Pasien mulai stabil dan aku beranjak menuju meja IGD untuk melepas sarung tangan dan mencuci tanganku.

“maaf dokter, jika diperkenankan boleh saya tau siapa anda? Karena dari bagian HRD tidak memberikan informasi tentang adanya dokter baru” ada nada kesal dalam kalimatyang di lontarkan dokter Luna.

Aku melirik ke belakang sembari mencuci tanganku. Aku sengaja berlama lama mencuci tanganku dan mengeringkannya. Aku membalikan badan seraya memperkenalkan diri.
“saya dokter alvaro kalingga, direktur umum RS ini….dokter..?” aku coba memancingnya memperkenalkan diri.
“well, okay…perkenalkan saya dokter Luna..Cynthia Luna. Dokter umum jaga IGD pagi ini yang bertanggung jawab atas keselamatan pasien di IGD pagi ini” ucapnya seraya mengulurkan tangan. Aku menjabat tangannya,terasa tegas jabatan anak ini. hahahahaha bagus juga ada yang berani menantang serigala gila di RS ini.
“saya berterima kasih atas bantuan dokter. Tapi sejujurnya I’ll be fine on my own. Sampai seorang direktur harus turun tangan membantu saya di IGD padahal bukan tugasnya…” mata nya yang indah tak sanggup menyembunyikan amarah dan ego nya yang tersenggol oleh kelakuanku. “Biarlah kami dokter Umum yang bertindak dan bekerja sesuai dengan fungsi kami dok. Dan saya yakin dokter alvaro menyalahi aturan karena dokter pasti juga tidak memiliki SIP di RS ini” tambahnya.

Aku tersenyum….senang…hahahaha…amat senang..wanita cantik ini sangat cerdas…mampu membungkamku “ baik dokter luna, saya memohon maaf jika sudah menyinggung dokter…saya mohon maaf sekali lagi karena tidak bermaksud apa apa hanya ingin membantu dokter”
Perawat yang ada di IGD saat itu sudah pucat pasi melihat kelakuan dokter Luna. Pasti dalam pikiran mereka habislah IGD kali ini, ada dokter muda berani melawan serigala rabies ini.
“silakan kembali bertugas dok…saya pamit dulu dan sekali lagi..Maaf” kataku tegas dan dingin seraya meninggalkan ruang IGD.
“ya dok sama sama, Jaka! Tambah cek darah rutin, cek urin yang keluar, setelah RJP pastikan hemodinamik pasien tecukupi jangan asal main tinggal aja. Siapkan transfer ke ICU” tambah dokter luna kepada perawatnya. Aku cukup sadar bahwa dia sengaja unjuk gigi atas otoritasnya sebagai dokter IGD saat itu. Well…well….Cynthia Luna kamu hebat…

Flashback end.
Aku memasuki ruangan kerjaku dan menghempaskan badanku pada kursi kerjaku. Cukup rusak moodku pagi ini sehingga membuatku malas bekerja. Meski banyak hal yang harus segera aku selesaikan. Tapi rasa malas ini lebih menguasaiku….ah sudahlah mungkin segelas Martell mampu memperbaiki moodku.
Aku mengambil botol martell dan gelas dari laci penyimpananku. Menyesap aroma cordon bleu yang fruity…hmmmm…nikmat, rasa panas yang mengalir ke tenggorokan ku dan menghangatkan perutku beberapa saat kemudian.
Aku masih memikirkan luka luka pada tubuh Luna. Itu jelas bukan perbuatan pasien….dari bentuk luka bekas tangan di pergelangannya….jelas ada tangan lain yang mencengkeram pergelangan tangan luna…
Bekas memar di leher belakang…bekas cupang yang sangat kasar…bekas kuku yang mencengkeram…ini jelas bukan pasien.. so suaminya suka bermain kasar kah? Dan Luna hanya diam tak melawan? Hmmmmm……
Lelaki macam apa yang menyakitimu…..kenapa aku merasa marah? Merasa tidak rela Luna diperlakukan seperti ini? aku ingin melindungimu…entah kenapa…entah rasa apa ini…..aku ingin menjagamu dan membuatmu bahagia…
Aku mulai memeriksa meja ku. Tumpukan berkas dan surat surat yang harus aku periksa dan verifikasi.
Wait..! mataku tertuju pada satu surat dari HRD……surat pengunduran diri dokter Cynthia Luna. Aku tertegun diam…tanpa sadar aku meremas surat itu. Aku meremas kuat surat itu hingga hampir robek.
Aku kecewa..marah…takut….bimbang….entah apa rasa ini aku belum pernah merasakan sekacau ini. aku mencoba menenangkan diriku. Menarik nafas panjang. Aku harus segera menghubungi HRD dan mencari tahu apa sebabnya.

“halo pak roy, aku may bertanya?” aku menghubungi Roy Priadi kepala HRD ku. Orang yang juga cukup dekat denganku.
“siang bos, aku tau bos mau nanya apa” jawab roy dari seberang sana.
“apa alasan luna resign?” aku bertanya tanpa basa basi, dan Roy tau aku sedang dalam kondisi emosi.
“gini bos, ane udah coba nanya…tapi masalah keluarga boss….ya mau gimana boss…ane udah maksimal” jelas Roy mencoba menenangkanku.
“oke gue panggil dulu dokter Luna” jawabku
“siap bos…jangan kasi kendor…kerjaan bagus, body bagus, perfect bosss” Roy mencoba mencairkan suasana dengan bercanda.
Aku tersenyum dan sedikit tertawa “gigi lu bau menyan Roy”


Aku memanggil Tika sekretarisku, dan memerintahkannya untuk memanggil dokter Luna mengahadap ku sekarang juga. Aku juju gusar dengan keputusan dokter Luna, aku mulai bertanya tanya, lelaki macam apa suami Luna ini.
Setahuku dari keluarga Godjali…ya keluarga yang “cukup” kaya dan merasa dirinya penguasa area kota utara. Kenapa kubilang cukup kaya…karena diatas langit pasti ada langit. Aku mengenal penguasa kota ini dari tingkat jalanan hingga Penguasa kaya raya. Dibandingkan dengan Susilo Hadi Cahyono, penguasa property kota ini, jelas Godjali masih bukan apa apa.
Tapi ya jelas dia lebih kaya dari aku yang cm kelas karyawan. Setidaknya aku masih bersyukur, generasi 2 Gojali boleh dilahirkan di keluarga kaya, dan diwariskan banyak hal…..tapi aku sangat bersyukur orang tuaku mewariskan kepadaku Mental Baja dan Hati yang Kuat., untuku bertahan dalam gempuran hidup ini.
Jabatan yang kuraih bukan pemberian Cuma Cuma. Aku merangkak dari bawah, dari dokter jaga bangsal, dokter jaga IGD, hingga bisa menduduki posisiku saat ini. Semua karena berkat Tuhan saja aku bisa merangkak naik, tapi aku tegaskan juga dengan jerih payahku.

Tok… tok… tok..
Pintu kantorku diketuk…terdengar lirih ketukannya, aku yakin ini dokter Luna.

“Masuk!” sahut ku lantang dari balik pintu.
Aku melihat Luna sangat berbeda kali ini. Tidak tampil Luna yang garang, Luna yang kuat, Luna yang percaya diri. Entah kenapa dia nampak sangat berbeda, wajahnya pucat, keringat dingin menetes di pelipisnya, dan jalan pun nampak gugup.
“Selamat siang dokter Alvaro, dokter Alvaro memanggil saya?” ujarnya lirih. Sangat nampak sekali dia panic dan gelisah.
“Siang dok. Silakan duduk” jawab ku singkat dan tegas.
Luna nampak lebih gelisah dan ketakutan melihat aku menggenggam surat pengunduran dirinya yang kuremas hingga hampir robek.


“So… Adakah yang mau dokter Luna bicarakan pada saya terlebih dulu? Sebelum saya memulai pembicaraan siang ini.” aku bertanya padanya dengan nada datar.
“ahmm… ya… itu…” jawabnya terbata-bata.

Aku menatap tajam Luna. Aku ingin mencari tau ada masalah apa, aku ingin menggali lebih jauh. Instingku mengatakan dia sedang terluka...dan bodohnya aku tidak suka bila Luna terluka.
Indra ku mengendus…selama ini Luna nampak sempurna tapi tidak dengan hatinya. Aku melihat sorot matanya di waktu dia sendiri, sering terlihat kosong. Dia memang pandai dalam menempatkan diri dan mengontrol emosi. Aku akui itu…tapi yang di hadapanmu ini serigala…pemciumanku jauh lebih tajam dari binatang lainnya…dan aku mencium ada luka di hatimu Luna.

“Well…?” aku kembali bertanya memancing penjelasan Luna. Aku tidak akan berhenti hingga aku bisa membalut lukamu Luna.
“Ya dok… saya mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari RS ini…. Terhitung mulai dari esok hari.”
“Dokter Luna tahu kan ada aturan perusahaan yang melarang itu
.” potong ku cepat.
“Untuk itu tadi pagi saya menghadap pak Roy untuk memohon toleransi……….”
“TIDAK. Ada. Toleransi. apapun itu terkait kontrak kepegawaian”
aku langsung menutup negosiasi. Nada tegas tanpa kompromi.

Air mata nya mulai menetes. Aku terdiam seribu bahasa, aku tidak pernah suka melihat wanita menangis. Ingin aku membasuh air matanya, tapi seluruh tubuhku mengejang menahan ku bergerak. Aku harus menunjukan kekuatan ku, aku tau Luna wanita kuat, dia tidak akan menyerah begitu saja. Untuk mendapatkan kepercayaan nya aku harus menunjukkan kekuatan yang layak dipercaya untuk nya bersandar.

“Mohon maaf dok. Saya juga paham kalau itu sangat tidak etis dan tidak professional untuk saya seolah ‘mengancam’ RS ini untuk mengikuti mau saya. Tadi pagi pun pak Roy sudah cukup menjelaskan bahwa akan butuh rapat direksi terkait permohonan saya ini… Tapi sebetulnya bukan itu maksud saya” jawab nya dengan menahan emosi nya, jelas aku lihat emosi dan ego nya bergolak antara bertahan atau menyerah.

“Dokter Luna ngomong kok muter2 seperti ini. Tak seperti biasanya… sebetulnya ada apa sih dok?” aku mencoba melunak sedikit. “Apa masalah yang membuat dokter Luna mendadak mengeluarkan surat pengunduran diri?” selidikku.

Luna pasti tau dan paham aku tidak percaya dengan alasan omong kosong yang dibuatnya. Jelas ada sesuatu yang mengganggunya sehingga dia memilih untuk mengorbankan pekerjaan. Aku tau dia sangat mencintai pekerjaanmya, dari cara dia menangani pasien, memberikan informasi pada pasien. Bahkan aku pernah melihatnya, menolong anak kecil yang jatuh saat berlari lari di foodcourt..saat semua orang tidak ada yang peduli anak itu menangis. Luna dengan lembut menolong anak itu dan mengantarkannya kepada orang tuanya.

Luna menghela nafas panjang….“Suami saya yang meminta saya mengundurkan diri dok…. Keluarga saya, anak saya sangat membutuhkan saya dirumah” ujarnya seraya menunduk.

BINGO! Ternyata benar dugaanku. Lelaki nya yang mengahalangi nya meniti kariernya. Typical anak keluarga Godjali yang seenaknya, yang merasa semua masalah adalah ujungnya duit dan bisa di bereskan dengan duit.


“…… RS ini pun masih memerlukan dokter Luna, apa tak bisa dinegosiasi dulu dok? Mencari jalan keluar bersama…” aku mengajukan pertanyaan kembali setelah beberapa saat hening.

“Mmm… kalau boleh dok… sebenarnya saya… mmm…. Kalau bisa memohon untuk tidak dinas malam lagi….” Ujar Luna lirih sembari memejamkan kedua matanya erat. Takut menyulut amarah ku mungkin. “Mungkin sembari menunggu keputusan direksi dok, saya mohon satu ini saja”
Aku jelas tidak tega melihatnya seperti ini. ingin aku merengkuhnya dalam pelukanku dan memberi tahunya semua akan baik baik saja. KEPARAT! Aku Alvaro Kalingga, serigala jahanam, kenapa jadi mellow begini…..aku serigala jahat…..ada apa ini ? rasa apa ini? aku jadi pusing sendiri, kepalaku mendadak terasa berat, terasa sangat pening.
“Tidak jaga malam… hmm” dokter Alvaro bergumam. “Ok, kalau gitu pembicaraan saya dengan dokter Luna saya rasa cukup. Silakan melanjutkan pekerjaan dokter hari ini.”

Luna memohon diri dengan gontai. Aku tahu aku tidak memberikan jawaban yang Luna inginkan. Aku tahu ini melukai Luna untuk saat ini. tapi aku butuh ketenangan.

Aku mengambil Martell dari laciku. Menenggak satu gelas penuh. Vapor ku kunyalakan, aku menghisap dalam dalam liquid El MALAGA, hhhhhuuuffffh…….nikotin 9mg….Smoant cylon dan RDA Dead Rabbitku….andalanku saat aku memerlukan otakku. Aku menghisap dalam dalam kembali Vapor ku. Dan kembali 2 gelas Martell ku tenggak.

Akhirnya……ide pun muncul….Luna kamu bisa jadi pedangku….kamu bisa membongkar pengadaan yang kucium ada permainan busuk di dalamnya. Satu posisi di logistic masih koskong menurut garis koordinasi ku. Kepala Logistik Farmasi.
Aku segera menghubungi Roy untuk membuat surat mutasi jabatan dokter Luna. Dan memintanya memberikan kabar kepada dokter Luna segera tentang perpindahan jabatan ini.

Satu masalah selesai…..
Aku kembali melanjutkan pekerjaan ku. Kembali aku membuka dan memilah berkas yang ada di mejaku. Aku memeriksa satu per satu mana yang harus kudahulukan. DAN, satu surat menarik perhatian ku kembali. Surat pengunduran diri Nilam. Hmmmm… memang masih untuk 1 bulan ke depan. Aku akan panggil Nilam sore ini.

Saat sore tiba…

Tok…tok..tok… belum sempat aku menjawab dan pintu sudah terbuka. Nilam masuk ke kantor ku dan langsung mengunci pintu kantorku. Aku paham apa yang dia mau, selain pembicaraan pribadi. Well… aku juga menginginkan sex saat ini, kepalaku sangat pusing, karena masalah dokter Luna. Kebimbangan ku atas hatiku sendiri…..aku butuh sex untuk melampiaskan smeua ini.
“tidak usah telp pak tris…aku sudah memintanya lock down lantai ini, dan memang lantai ini sudah kosong hanya ada kita” Nilam memberi tahuku saat aku hendak menelepon pak Tris.
“hmmm…..makin cerdas rupanya kamu” jawabku
“percuma berkali kali aku menikmati batangmu dan kamu menikmati lubangku jika aku tidak bisa sedikit mengambil ilmumu” Nilam duduk di sofa dengan seragam suster nya yang sedikit ketat. Dada nya membusung menantang untuk di remas. Dia duduk menyilangkan kaki jenjanngnya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.

“oke….resign? benar itu maumu?” tanyaku

“iya….” Nilam melihat ke jendela…matanya menerawang dan diam
“mau menjelaskan alasanya?” tanyaku sambil mengepulkan asap vaporku. Aku sudah cukup pening. Aku tidak perlu tambahan drama.

“suamiku dipindahkan ke area luar kota ini…
.”

Ah kerjaan si bangsat Hartana… sahabatku memang dia…aku tau perpindahan ini hanya alasan agar nilam tidak terlalu dalam bermain dengan ku. Agar tetap bisa terlepas dengan smooth tanpa harus repot. Jika bisa menikmati sate kambing dengan lunas, tidak perlu memelihara kambingnya……itu kata kata Hartana yang selalu ku ingat. Baiklah kawan…terima kasih sudah memberi jalan keluar.
“efektif mulai bulan depan?” tanyaku datar sambil aku membuka Kratingdaeng dan mencampurkan dalam gelas yang sudah kutuangi vodka dan es. “kamu mau minum apa nilam?”

“air mineral masih ada kan di kulkas miras mu itu?”
tanyanya. Aku mengambil dan memberikan pada nilam.

“iya efektif bulan depan aku mundur dan mengikuti suamiku….dia tidak mau aku tetap disini dan berbeda kota” Nilam meminum air mineralnya terburu buru…sedikit air meleleh dari sudut bibirnya dan mengalir di leher putihnya.

“baguslah kehidupan kalian mulai membaik..ingatkan suami mu jangan berbuat bodoh lagi” ujarku
“hanya itu kalimat perpisahanmu?” tanya Nilam sambil membuka kancing baju atasnya.

“kan masih sebulan lagi kamu pergi” jawabku santai
“mulai besok aku akan sering cuti. Aku harus ke kota sebelah mempersiapkan sekolah anakku dan rumah yang akan kami tinggali” Nilam berkata sambil nafasnya menderu…”sikap dingin mu ini yang selalu membuat aku basah dok….tiduri aku malam ini…keluarkan spermamu sebanyak banyaknya di memekku malam ini” wajahnya memerah….entah setan mana yang menguasai nya…atau permainan pikiranku kepadanya telah merusak akal sehatnya.

“itu maumu?” tanyaku “kamu bawa bajukan ditas mu itu?”
Nilam mengangguk. Aku segera berdiri, menyergap tubuh Nilam. Menelikung tangannya ke belakang “akhh…aduh….dok,…kenapa ini” Nilam kaget. Aku mengunci tangannya di punggungnya dan mengikatnya dengan dasiku.

BREETTT…..BREETTT….aku merobek seragam Nilam…. Seluruh kancingnya bertebaran di lantai…:”AKHHH….MMHHHHH…perkosa aku dok….perkosaaaa” Nilam meraacau saat aku menjilati leher dan dadanya. Muuchhh…slphhh…clopphh…sleph….aku mencium mulut Nilam dengan ganas, air liurku berpadu dengan air liur Nilam. Lidah kami saling beradu….”julurkan lidah mu nilam” perintahku. Aku menjilati permukaan lidah nilam…menyedotnya sambil lidahku bermain dan aku menggigit lidahnya…. Tidak terlalu keras.

“dok…hghhh…udah keras punyamu” Nilam dengan sayu berkomentar saat merasakan penisku menekan pahanya.
“diam nilam…..aku mau kamu melayani nafsuku malam ini” aku dengan setengah mabuk menjambak rambutnya…menciumnya…dan menjilati lehernya
“mhhhmhhh…ahhh…oke,….nikmati..aku…sepuasmu…aku milikmu….”

bRETTT…aku menarik bra nilam dengan kasar. “AUUU…ISHHHH…” Nilam berteriak kaget dengan tingkahku…aku mulai melihat ada rasa takut di matanya.
“kau yang mengijinkanku menikmatimu malam ini…jadi dengan caraku aku menikmatimu” aku membiskkan kata kata ini di telinga Nilam. Dengan nada datar dan dingin. Kemudian aku menggigit pundak nya dan mencupang lehernya. Aku tidak peduli jika suaminya tau. Mau apa dia….jika mau bertarung silakan saja, sudah lama juga aku tidak beradu jotos.

“ughhhh…..aduhhh….mhhhh” nilam sedikit meronta saat aku mencupangnya…tapi aku bisa merasakan badannya bergetar…entah takut…entah terangsang….
Aku meremas kedua payudara nilam. Memainkan nya….putingnya tak henti nya kugigit dan kusedot. Sebelahnya lagi kumainkan dengan kedua jariku…kujepit kucubit bahkan kutarik….aku cukup kasar mempermainkan tubuh NIlam malam ini…aku mau dia mengingat malam ini seumur hidupnya.
Dengan tetap di payudara nilam wajahku dan lidahku mempermainkan putingnya. Tanganku dengan cepat membuka celana Nilam. Dengan bantuan Nilam sendiri menngangkat pinggulnya…dengan mudah aku melolosi celananya.

Basah…sangat basah…celana dalam Nilam sudah sangat basah dengan lendir kenikmatanya. Tanpa buang waktu aku memasukkan jari tengahku ke memek nilan dan mulai mengocoknya…
Clop..clop..clop aku dengan kecepatan tinggi aku mengocok memek Nilam…dan masih aku menikmati payudaranya.
‘akkh,,,,dokkk…kahhhhhh…isshh…mhhhh..AKHHHHHHHH” Nilam mengangakat pinggulnya dan SRETTT….SRETTT…SRETTT…. cairan bening mengalir meluncur deras dari memeknya…Nilam Squirt….aku tidak berhenti mengocoknya dan terus makin cepat…

“akkkh….stopp…stop,,dok,,,,aakhhh aduh…mau..kluar…dih..aaakhhhhhhh” nilam mengejang lagi sambil menyemburkan cairan orgasme nya….Squirt ke dua kalinya.

Tubuh nilam sudah bemandikan peluh…aku bangkot berdiri menelanjangi diriku…
“gila..hghh…kamu monster..dok…hhghh..bikin aku kaya gn” nilam meracau dilanda orgasme

MOntser??? Oke baik jika itu maumu…
Aku tanpa banyak bicara meposisikan tubuh Nilam menungging. “ehhhh…aduhh…tanganku masih diikat” Nilam mencoba protes. “akhhhhhh….ahhhhh….” tubuhnya melenting saat aku dengan tiba tiba memasukkan kontolku ke dalam memeknya.
Aku menggoyang dengan kasar memek Nilam…PLAK…PLAK… dua tamparan ku layangkan ke pantat putihnya…memek nilam mengejang setiap kali tamparanku mendarat di pantatnya.
Tanganku tak henti meremas pantat Nilam sambil terus memompa memeknya. “uhhh…akh…kh…mmh..aku…keluar…..lagiihhhh” badannya mengejang kakinya gemetar.
Aku tidak berhenti memompa memeknya saat dia orgasme….bahkan kejutan kecil kuberikan….aku meremas pantat nilam keras dan melebarkannya sehingga lubang anusnye tereskpose

Aku memasukkan jempol tanganku ke lubang anusnya bersamaan dengan aku memompa memeknya dalam dalam…”AHHHHH………aenakhhh…….” Teriak Nilam…..hahahahahahaha. Nikmatiiii Nilammm kamu ga akan lupa malam ini. aku makin menggila memompa memeknya… dan ibu jariku masih di dalam anusnya memberikan rangsanagan yang membuat memek nya makin menyempit…
Aku mendekati orgasme ku…..aku mempercepat hentakanku….aku mencabut ibu jari dari anus niilam dengan tiba2 , dan memeknya merespon dengan meremas kontolku.


FUCKKKKK…..THIS IS IT
“aaarghhhhh….dammn,…..fuckkk….” aku melepaskan spermaku saat aku menusuk memek Nilam dalam dalam….
“ishhhh,,,ih…mmhhhh..” nilam tenggelam dalam ekstasi orgasmenya.
Aku memeluk nilam dari belakang. Tangan kananku mencekik lehernya. Tangan kiriku memainkan putingnya dan menarik narik nya…”ingat baiik baik … kamu menikmati ini semua..apa yang terjadi diantara kita hanya untuk kita…jika sampai menyebar….maka aku yakin kamu pasti menyesal pernah meminta bantuanku”
“hhkk….hkkk…hkk””
nilam mencoba mengambil nafas tapi tidak bisa. Wajahnya memerah….air liur mengalir dari sudut mulutnya…
ahhhhh….akjhhhhh…hghhh .hghhhh” nilam sberteriak dengan lemas saat aku melepas cekikan ku bersamaan dengan aku mecubit putingnya….dan Nilam orgasme ke sekiaan kalinya….cairan sperma dan squirt meleleh di paha dalamnya, mengalir dari memek merahnya..
“malam ini masih panjang nilam……” seringaiku……


Aku lelaki yang akan melepas topengmu
Aku lelaki yang akan membelai wajah aslimu
Aku lelaki yang akan membasuh lukamu
Meski dengan air mataku
Aku lelaki yang akan menjagamu
Aku lelakimu
 
Keren Hu. Penjelasan prosedur medisnya mantap. Ni tipikal cerita yg aku suka, jarang yg mengekspose 2 sisi manusia (yg kebanyakan mengeksplore jelas sisi terang sang pelakon utama, sedangkan sisi gelapnya terkadang hanya sebagai pelengkap jalan cerita saja).

Tetap sehat semangat dalam RL dan karya Hu..
 
Lonewolf?werewolf?or hungry like a wolf?
Whatever lah.. Detail, lugas, informatif yg jd kekuatan cerita ini.. Two thumbs up brada :jempol:

Selain coffee stuff dan vapor tentunya...

:haha:..

SMOKING IS DEATH.. VAPING IS THE FUTURE..AND THE FUTURE IS NOW.. Buahhaahaha
Gold rabbit......yummy
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd