Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Seks dengan keponakan pembantu yang montok

Bimabet
gan kalau mau ada part selanjutnya dicantumin dong di bawahnya, penasaran nih.... mana keponakannya belum digarap juga dah
 
:mantap: ditunggu lanjutannya gan..
 
nunggu keponakannya dulu ah, sambil buka sempak.
 
Daripada kentang mending ane lanjutin dah cerita ya.....


Denyut denyut itu semakin menjadi... tanpa dapat gw tahan lagi. Akhirnya.
“Mbak... Donn... mau kluuuarr nih.....”
“Donn... jangan dicabut keluarin didalam saja, jangan sia sia in sperma kamu sampai terbuat. Kluarin di dalam aja Donn.” Seru mbak Dian yang mengharapkan agar gw memuncratkan didalam liang senggamanya itu.
“Aaaahh..... Crooot... Croot.” Akhirnya sperma gw keluar didalam liang senggama mbak Dian. Bagi mbak Dian sperma yang gw semprotkan di liang kewanitaannya sangat nikmat sekali, berbeda dengan mantan suaminya yang dulu.

Karena banyaknya sperma yang keluar. Ketika gw cabut kontol gw dari lubang kewanitaan mbak Dian. Sedikit demi sedikit mengalir keluar dari selah selah belahan bibir vagina mbak Dian sperma yang tadi gw keluarin.

“Thank’s yah mbak. Mbak Dian kembali lagi menyalurkan hasrat saya untuk menyetubuhi mbak Dian yang ke sekian kalinya.” Ucap gw kepada mbak Dian sambil merebahkan badan gw yang lemas terkuras karena pertempuran yang membawa kenikmatan ini.
“Mbak yang minta terima kasih Donn. Bukannya kamu, kamu sudah mau memberikan kenikmatan yang slalu mbak dambakan ini.” Kata mbak Dian sambil meraih kembali batang kontol gw yang sudah tergulai lemas.
“Mbak suka yah sama kontol saya... nanti bangun lagi loh. Apa mbak Dian mampu meladeni hercules ini kalau nanti dia bangun kembali.” Goda gw ke mbak Dian sambil meremas remas gunung kembarnya yang berukuran 36 B itu dengan puting yang mungil seperti wanita yang belum menikah.
“Ihh.... kamu kuat banget sih. Bisa mati kalau kamu hantam lagi punya mbak sama tongkat ajaib kamu ini. Tadi saja mbak sudah berkali kali mencapai puncaknya. Sedangkan kamu hanya dua kali.”. “Donn... mungkin sungguh beruntung sekali bila nanti wanita yang menjadi istri mu.” Kata mbak Dian yang mengakui keperkasaan tongkat “Dewa Cabul” ini.
“hahahaha.... habisnya tubuh mbak sungguh mengiurkan bila hanya dipandang saja, kan lebih nikmat lagi bila dirasakan langsung.” Tawa gw.

Beberapa hari kemudian. Sepulangnya gw dari rumah temen gw di bilangan Mangga Dua, Jakarta Utara. Gw di kejutkan dengan sesosok hadirnya wanita yang memiliki paras ayu dengan mata yang bulat, seakan akan mengambarkan paras muka yang sangat mengiurkan bila di setubuhi. Bibir yang tipis merah merona bukan karena memakai lipstik, samar samar terlihat tumbuh bulu halus di pinggir bibir yang menantang untuk dicium. Memiliki postur tinggi badan sekitar 165cm, berkulit putih mulus. Memiliki rambut panjang hitam lurus sebahu, rambut halus yang tumbuh disekujur lengan putihnya pun menjadi sebuah pesonanya. Memiliki lingkaran dada 36 C yang membuat hati laki laki ingin melihat gundukan daging yang terbungkus itu secara langsung, didukung penuh dengan bongkahan pantatnya yang semok bagaikan buntut mobil BMW yang menungging kebelakang bila berjalan. Goyangannya begitu akan mengoda hati laki laki yang menatap pantulan pantatnya yang sungguh menawan itu.
Terbayang sepintas ingin menikmati tubuh indah itu meski bagaimana caranya, terlintas juga bila Rini menolak maka bakalan gw ambil jalan memperkosanya.

“Donn... kok ngelamun aja sih. Sudah makan blom, sana makan mbak Dian masak enak tuh hari ini. Katanya sih menu masakan yang paling kamu suka.”. “Sana makan dulu, jangan bengong...” tegur ibuku yang membuyarkan lamunan fantasi seks gw dengan Rini saat itu.

Akhirnya Rini mulai berkerja menjadi pembantu di keluarga gw. Sehari hari Rini suka pakai daster sedengkul. Terkadang kalau Rini lagi membersihkan ruangan keluarga, suka gw curi liat goyangan pantatnya yang bulat menantang untuk diremas itu. sekali kali kalau dia sedang menunduk membersihkan meja kaca diruangan tersebut. Terlihat dengan jelas buah dadanya yang menyembur ingin keluar dari BH yang ia gunakan, entah karena kekecilan atau buah dadanya yang terlalu besar untuk anak seusia Rini yang sekarang beranjak 17 tahun. Hingga gw nekat untuk memenuhi hasrat setan gw ini.

Pernah waktu itu ketika keadaan rumah sedang kosong. Nyokap ke Bandung ada acara arisan ibu ibu. Bokap sibuk dengan urusannya sendiri di kantornya yang terletak di kawasan perkantoran Sudirman, Jakarta. Kakak gw masing masing sudah menikah dan punya keluarga masing masing. Sedangkan mbak Dian sendiri ijin pulang kampung untuk menengok anaknya hasil dari mantan suaminya. Sebelum pulang mbak Dian meminta untuk menyetubuhi dirinya sebelum nanti ia merindukan “tongkat ajaib” ini bila nanti di kampungnya. Begitulah mbak Dian kalau menyebut adik gw dengan sebutan itu. Mungkin ini juga gue anggap kesempatan emas bagi gw, karena saat ini keadaan rumah kosong hanya tinggal gw dan seorang wanita belia putih merangsang untuk segera menikmati bongkahan daging yang terbelah dan masih terbungkus rapi di balik celana dalam Rini. Serta dua gunung kembar yang jelas jelas hampir loncat dari rumahnya yang kekecilan.

Siang itu gw pura pura tidur di kamar gw, karena gw tahu jam berapa dia bersihin kamar gw, jamberpa dia nyapu dan jam berapa saja kalau Rini akan mandi.
Waktu itu gw tidur hanya mengenakan CD ketat yang secara otomatis membentuk lekukan lekukan di luar CD gw. Rini biasanya masuk kedalam kamar gw dengan mengetuknya terlebih dahulu, lalu akan masuk bila sudah gw iya kan.
Pertama tama dia kikuk lihat gw tidur terlentang dengan hanya mengenakan CD saja. Terlebih lagi Rini suka melirik nakal kearah selangkangan gw yang saat itu makin tegang kala lihat Rini memakai daster dengan lubang leher yang agak melebar dan tinggi daster yang Rini kenakan juga amatlah minim sekali. Lebih tepatnya daster itu di sebut dengan baju tidur terusan tanpa lengan tangan. Mengaitkan antara sisi depan dan belakang hanya dengan seutas ikatan tali berwarna putih.
Melihatnya saja membuat tangan gw terasa gatal sekali ingin cepat cepat menerkam tubuh sintal itu dan menindihinya di bawah tubuh gw. Merasakan seluruh jengkal tubuhnya, terutama merasakan membelah durian kampung rasa kota metropolitan.

Sekitar 20 menit kemudian, tiba tiba Rini meninggalkan sapu yang di tangannya, tergeletak di bawah lantai. Perlahan lahan gw perhatiin gerakkannya yang mulai serba salah itu. Mengendap endap Rini berjalan menghampiri gw yang pura pura tertidur di atas ranjang gw yang berukuran no 1. Kemudian ditatap seongkongan batang yang tersembunyi menantang di balik Cd yang gw pakai.
Dalam hati gw, akhirnya dugaan gw tentang wanita berbulu halus di lengan dan pahanya ternyata benar. Bahwa memiliki hasrat seks yang tinggi untuk merasakannya.
Dengan posisi Rini berdiri di sisi ranjang, mulai perlahan tangannya ia julurkan mendekati punya gw yang tersembunyi itu. Di usap usap batang kontol gw seirama. Naik... turun... yang terkadang diselinggi dengan pijatan kecil pada katong pelir dan usapan halus di kepala kont*l gw yang membengkak karena tegang dan keluar dari sisi atas CD yang gw pakai itu.
Hati hati dia mulai menarik ke dua sisi atas CD gw, pelan pelan hingga membebaskan hercules yang sedari tadi ingin keluar.
Digenggam batang kontol gw dengan tangan kanannya dan mulai memainkan batangnya sambil menaik turunkan tangannya di barengi jilatan jilatan kecil yang menyapu permukaan kepala kontol gw yang terlihat mengkilap membengkak karena rangsangan yang diberikan oleh Rini lewat jilatan jilatan lidahnya yang sangat nikmat itu. lama lama semakin beringas Rini melahap batang kontol gw hingga masuk semuanya ke dalam mulutnya. Terasa sekali ujung batang kontol gw mneyentuh hingga kerongkongannya. Terkadang digigit kecil pada helm surga gw. Akibatnya geli seperti ingin kencing.
Tak hanya itu. samar samar terlihat tangan sebelah kirinya mulai terselip diantara dasternya dengan kaki yang terbuka agak tertekuk pada lututnya. Rintihan demi rintihan silih berganti, seperti sudah tak memperdulikan keberadaan gw yang sedang ia nikmati. Akhirnya memang gw akui sendiri permainan yang Rini lakukan sangat nikmat sekali, melebihi bibinya yang slama ini gw anggap paling pro dalam hal seperti ini. Erangan gw akhirnya keluar juga dari sekian lama gw tahan agar dia nikmatin dulu hal yang ia lakukan terhadap hercules gw.

“Rin... kamu sedang apa... kok celana dalam saya kamu buka. Dan bukannya kamu sedang membersihkan kamar saya.” Pura pura gw kaget dan memergoki Rini sedang mengoral kontol gw.

Mungkin karena malu karena tertangkap basah mengoral anak majikannya yang sedang tidur. Rini langsung keluar dengan muka yang merah karena malu. Gw pun gak tinggal diam, gw susul Rini yang keluar tanpa berkata apa apa. Terlihat di ruangan tengah. Rini sedang duduk sambil menutup mukanya karena kejadian yang tadi itu. perlahan gw mendekati Rini dan duduk sebelah kiri sampingnya.

“Kenapa Rin... kok malahan diam saja.” Tanya gw dengan nada yang sopan teratur, seakan seorang dosen fakultas yang bertanya kepada mahasiswi yang bersalah.

“Rini... malu sama kakak...” jawab Rini dengan masih menutup muka cantiknya. Dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di atas bibir merah tipisnya.
 
“Kenapa malu... apa karena tadi Rini mengoral kakak yah... kalau boleh kakak tahu. Kamu tahu hal itu dari mana Rin...” tanya gw kembali sekedar ingin tahu pengalamannya tentang oral kelamin laki laki.

“mmmmhh... Rini pernah nonton dirumah temen Rini. Rini lihat cewek menghisap punya laki lakinya dengan begitu enaknya.” Jawab Rini dengan sejujur jujurnya menceritakan pengalamannya tentang hal mengoral.

“Trus kenapa tadi... saat kak Donny sedang istirahat. Kenapa kamu membuka celana dalam kakak dan mengoral kemaluan kakak dengan begitu nikmatnya.” Tanya gw yang seperti mengintrogasi seorang tersangka pembunuhan tingkat kakap.

“Habis... punyanya kakak gede banget dan membentuk diluar celana kak Donny. Rini pertama tama hanya penasaran saja ingin melihat bentuk punya kak Donn... tapi, Rini gak tahu. Tiba tiba Rini ingin sekali memasukkan punya kak Donny kedalam mulut Rini. Layak seperti film yang pernah Rini tonton di rumah teman Rini itu.” jawab Rini dengan begitu polosnya ingin tahu dan merasakan menghisap kelamin laki laki.

“Trus sekarang Rini masih pengen... atau mau rasa yang lebih dari yang tadi Rini lakukan terhadap kak Donny barusan.” Tanya gw dengan mengusap usap paha putihnya yang terlihat hingga pangkal pahanya.

Rini bagaikan terkunci bibirnya untuk menjawab penawaran gw itu. hanya dengan menganggukna kepalanya yang berartikan iya.
Perlahan gw kecup bibir tipis yang sempat membuat gw ingin sekali merasakan nikmat bibir gadis berumur 18 tahun yang sekarang terpampang dihadapan gw.
Dengan lembut gw mengecup bibir Rini, perlahan gw sapu setiap detail bibir itu. lembut, halus, seperti makanan agar agar. Perlahan gw menurunkan celana gw bersamaan dengan CD yang tadi sempat Rini turunin.


Gw tuntun tangan kirinya menuju hercules yang telah siap sedari tadi bertahan ingin ikut merasakan kembali usapan dan hisapan gadis 18 tahun ini lagi.
Di usap usap batang kont*l gw yang menegang dengan keras, bersamaan dengan nafas yang semakin meninggi karena didera nafsu darah perawan yang belum terjamah oleh laki laki. Tak ingin kalah dengan kegiatan tangan Rini, kini tangan gw mulai mengusap lembut gunung kembar yang membusung menantang untuk diremas oleh tangan perkasa. Tanpa gw perintah atau gw kasih petunjuk. Rini dengan kesadarannya membuka daster berserta bra kekecilan yang menutupi buah dadanya yang berukuran 36 C dengan pentil merah kecil menantang ingin sesegera di hisap dan mungkin di gigit kecil.
Sesaat langsung gw tarik tubuh mungil itu ke dalam jangkauan dekapan gw. Dengan sigap gw hisap puting susu Rini yang menantang dan ternyata telah mengeras sedaritadi. Rini ternyata tak ingin hanya dia seorang yang merasakan kenikmatan ini bila pasangannya tak merasakan kenikmatan ini juga.
Disambar batang kontol gw tegang mnegacung tegak berdiri, berirama dengan desahan suaranya. Rini memanjakan kontol gw dengan sangat lembut. Seakan akan tahu benda yang kini ia genggam sekarang adalah pusaka seseorang yang sekarang memberikan ia kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Uuuuhh....ssshhh... uuuuuhhhhh.... Kak... uuuuuhhh. Enak banget kak... Uuuuuhh...” desah Rini tanpa melepaskan genggamannya dari batang kont*l gw. Seakan akan takut kehilangan tongkat pusaka warisan nenek moyang.

“Rin... enakkan. Kak Donny gak bohongkan... ini hanya pemanasan saja. Nanti... nanti permainan yang sesungguhnya Rini akan merasakan melayang ke surga tingkat tertinggi.” Seru gw memancing agar birahi Rini semakin terbakar dengan omongan gw.

“HHmmm... enak kak... enak... uuuuuhhhh....uuuuhhhh....kak. berikan Rini kenikmatan yang kakkkaak jannnjiiin iiiituuuu...” seru Rini dibarengi dengan desahan yang tertahan.
Gw gak mau permainan seks gw dengan Rini dengan hanya terpaku pada satu posisi bercinta. Tapi gw mau memberikan Rini segala variasi bercinta dari kamasutra yang pernah gw baca di salah satu website di internet.

Sekarang posisi gw dengan Rini seperti 69. namun posisi ini bukan seperti posisi senggama yang pada umumnya. Posisi kepala Rini sekarang adalah di bawah dengan posisi gw duduk di sofa ruang keluarga. Jadi persisnya kaki Rini sekarang mengantung di atas dan mengapit kepala gw yang sedang melahap liang mem*k Rini yang masih halus tak ditumbuhi oleh seutas bulu sekalipun.
Memang aroma perawan sungguh beda. Aroma harum begitu merangsang ingin menjilatinya.
Dengan kedua tangan gw menahan pinggang Rini agar posisi liang kewanitaannya tetap di hadapan gw. Sedangkan Rini mengoral batang kemaluan gw dengan sangat lahapnya. Rambutnya terurai turun menyapu hingga ke lantai. Setiap kali lidah gw menyapu klitorisnya, maka Rini pasti mengapin kepala gw dengan keras. Seakan menahan sesuatu yang ingin keluar. Gw gak perduli... apa yang dirasakan Rini. Maka dengan grutal gw buka liang kewanitaannya dengan lidah gw dan menyelipkan diantara kedua belah daging yang mengapit klitorisnya. Sesekali gw sodok sodok dengan lidah gw yang menyentuh bagian yang paling sensitif wanita.

“Uuuuhhhh... kak ..... Rini gak tahan... mau kencing....Oooohhh....” desah Rini yang bingung dengan rasa yang menjalar tubuhnya kini.

Gw tahu dia hampir mencapai puncaknya. Maka dengan gerakan yang lebih kuat gw korek korek liang kewanitaannya dengan lidah gw yang bermain di dalam memeknya. Mengisap klitorisnya. Mengigit kecil dan menarik klitorisnya dan akhirnya.....

“Kaaakkkk..... oooohhhh. Riiinni gak tahan lagiiii. Aaaaakkkkhhhh.” Desah Rini di barengi dengan mengakunya sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya mengalir sejumlah cairan benih di selah selah bibir mem*knya yang montok itu.

Namun sungguh diluar dugaan gw sendiri. Ternyata Rini dengan cepat dapat kembali meningkat staminanya. Kembali meminta ingin merasakan kenikmatan yang gw pernah janjikan.
Dengan sigap, gw suruh Rini jongkok tepat diselangkangan gw, sedangkan gw tetap duduk di atas sofa. Kemudian gw minta Rini kembali mengoral kejantanan gw. Dengan mengikuti segala arahan yang gw berikan. Rini mengoral kejantanan gw dengan ekspresi muka yang sangat merangsangkan gw. Lalu gw pegang kepalanya dengan menjambak rambutnya yang panjang. Semakin menderu nafas gw, gw coba menahan kontol gw dalam posisi hingga terasa banget kepala kontol gw masuk sampai tengorokan Rini. Oh my God.... rasa dan sensasi yang ditimbulkan lebih nikmat dibandingkan ketika gw ngentotin mbak Dian.
Setiap gesekan yang terjadi, memberikan sejuta sensasi yang nikmat sekali. Hingga tak terasa gw pun ikut mendesah karena rasa nikmat yang sangat sangat enak ini.
Gw gak mau ada tangan gw yang nganggur, dengan tangan sebelah kiri gw remas buah dada Rini yang bergelantungan layaknya buah pepaya yang siap untuk dinikmati kematangannya.

“Trus Rini hisap trus. Jilat.... enak... ssssshhhhh..... sempit banget mulut loe Rin... sssshhhhh.” Guyam gw memerintah Rini untuk semakin semangat meningkatkan gerakan naik turun.

“Oh my God.... that very Good darling.... yeah, do it again. Suck more my dick.” Kata gw, setika Rini semakin bringas melahap batang kontol gw.

“Ooohh.... sit. I’m coming.... I’m coming. fuck.” Crooot.... crooot....
Akhirnya muntah juga lahar panas berwarna putih memenuhi rongga mulutnya. Tanpa sempat Rini menghindar dari cairan kenikmatan gw itu.

“Kak kok di keluarin di dalam mulut Rini sih, iiihh kan jorok nih....” omel Rini sambil berjalan ke arak kamar mandi di lantai dua rumah gw yang gak jauh dari situ. Dengan tanpa mengenakan kembali dasternya Rini membersihkan mulutnya dari bekas muntahan sperma gw yang hampir memenuhi seluruh ruang didalam mulutnya.

Entah setan apa yang datang. Ketika melihat Rini yang sedang menungging membersihkan mulutnya. Hasrat seks gw kembali bergejolak ketika melihat lipatan daging yang terhimpit antara pahanya yang montok putih merangsangkan.
Sekejap langsung gw jongkok di belakang Rini tepat di bawah pantatnya yang bulat itu. kemudian mulai menjilat liang kewanitaannya yang tadi mengoda untuk kembali di jamah lagi.

“Kak.... Rini kan lagi bersihin mulut Rini nih... ssssshhhh.... nanti dulu dong. Uuuuuhhh....” ujar Rini yang masih dengan posisi menungging membelakangi gw.

Tanpa menghiraukan Rini berkata apa. Gw terus menjilati liang kewanitaan Rini.

“Rini kakak masukin yah punya kak kedalam memek kamu...” pinta gw dengan mengambil posisi doggie style.

“Mmmmhh.... plan... pelan yah. Kak. Rini baru kali ini di jamah sama laki laki.” Pinta Rini. Memberitahukan bahwa dirinya masih perawan dan belum terjamah oleh laki laki manapun.

Tanpa kembali menjawab pertanyaannya lagi. Gw suruh Rini memegang wastafel di hadapannya dan merenggangkan kedua kakinya agak lebar. Karena sebentar lagi hercules perkasa ini akan menerobos gerbang surga yang didambakan laki laki manapun.
Dengan tangan sebelah kanan mengenggam batang kontol gw. Mengesek gesekkan kepala kontol gw pada bibir memeknya yang masih malu malu mereka itu. perlahan lahan dengan dibantu cairan yang keluar dari sela sela memeknya, secara langsung membantu melancarkan kontol gw untuk menerobos masuk dan sesegera mungkin merasakan kehangatan memeknya Rini.
Perlahan gw dorong batang kontol gw hingga membuat kedua bibir memek Rini ikut tertekan kedalam. Terpampang muka Rini yang meringis menahan sakit ketika benda tumpul berurat hendak memaksa masuk kedalam liang kewanitaan yang selama ini slalu Rini jaga.
Dengan susah payah, akhirnya kepala kontol gw berhasil masuk. Perlahan gw tekan kembali dengan sedikit keras dengan tangan gw sebelah kiri memeras buah dadanya yang putih serta puting susu yang mengeras meruncing ke depan.

“Tahan yah Rin... ini hanya pertamanya saja yang sakit. Nanti setelah punya kak masuk ke dalam memek kamu. Bukan sakit yang akan kamu rasakan lagi, tapi kenikmatan yang pernah sebelumnya kak janjikan kepada kamu tadi.” Rayu gw untuk menenangkan sakit yang ia derita saat kontol gw akan menerobos liang surganya.
Rini tak menjawab perkataan gw. Hanya menganggukkan kepalanya dan sesekali menatap ke arah gw yang sekarang akan menyetubuhinya lebih lanjut.

“Aaaakkkhh.... kkaakk... saaakkkit. Kak. Sakit banget.” Teriak Rini setelah seluruh batang kont*l gw berhasil menembus gerbang yang tadi menintip malu malu.

Namun gw gak akan menyia yia kan usaha gw yang tadi begitu susahnya menerobos memeknya.
Pelan pelan gw tarik batang kontol gw hingga hanya menyisakan setengahnya di dalam dan kembali menekam batang kontol gw masuk kedalam lagi. Gw lakukan berkali kali biar memek Rini bisa menyesuai benda asing yang menganjal di tengah tengah rongga sempit yang masih perawan itu. selama 3 menit lebih gw lakukan pengadaptasian di memeknya Rini. Bisa gw liahat di pantulan kaca wastafel ada tetesan air mata yang mengalir di kedua pipi halusnya. Namun selang beberapa menit kemudian bukan isak tangis yang kini terdengar namun desahan yang mirip terdengar kini.

“Gimana Rin... masih sakit gak punya kamu.” Tanya gw memastikan rasa yang kini ia rasakan tanpa menghentikan penestrasi kedalam liang kewanitaannya.

“Kak... kak. Agak lebih cepat dan agak keras dong tekannya. Enak... sekarang enak kak.” Ujar Rini memberikan izin gw untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Lalu tanpa melanjutkannya gw mempercepat sodokan kontol gw ke dalam memeknya yang seirama dengan goyangan pantat Rini yang mendorong pantatnya yang putih bulat itu ke belakang.
Sodokan demi sodokan gw pompa terus menerus ke memek perawan yang sempit itu. terasa sekali di sekujur batang kontol gw timbul rasa ngilu yang begitu amat sangat nikmatnya.

Semakin lama gw percepat irama pompaan kontol gw yang diiringi desahan haus seorang wanita yang baru pertama kali merasakan surga dunia.

"uuuhhh.... ssshhhh.... kak. Lagi kak. Lebih keras.” Pinta Rini yang merasa kurang kencang menyetubuhinya.

“Gila nih perawan, segini kencangnya gw hantam pake kontol gw, dia bilang kurang!!!!” umpat gw dalam hati yang merasa heran atas hasrat seks yang terpendam dalam diri Rini ini.
Mungkin karena terasa terkuras tenaga yang ada didalam badan gw ini. Akhirnya gw minta kepada Rini untuk mengubah posisi ngent*tnya. Gw gendong Rini merapat ke dinding rumah gw. Dengan kedua tangan Rini melingkar di leher gw. Kedua kakinya melingkar dipinggang gw seperti anak kecil yang sedang ingin memanjat pohon. Dengan cepat ia meraih batang kontol gw dan meletakkan kembali ke dalam liang kewanitaannya. Seakan akan tak mau sampai kenikmatan yang tadi ia rasakan terputus sebelum ia mencapai puncak kenikmatannya yang selanjutnya. Dengan gaya mengendong Rini dan sambil berjalan menuju ke dalam kamar gw yang pertama kali Rini mengoral kontol gw tadi.

Merebahkan tubuh mungil Rini yang mengiurkan itu di atas ranjang gw. Berusaha untuk tidak merubah posisi keberadaan kontol gw yang sudah menancap didalam memeknya.
Dengan mengangkat kedua kakinya dan menaruhkannya di atas bahu gw, membuat lebih leluasa kontol gw untuk keluar masuk memeknya Rini.

“Dah gak sakit lagi’kan... enak’kan sekarang rasanya. Eeehhhhmmm... eeehhhhmm.... enak Rin. Kalau kakak sodok memek Rini kayak gini.” Tanya gw terhadap Rini dengan posisi setengah tertindih oleh badan gw.
Rini hanya menatap gw yang sedang memompanya sambil mengigit tipis bibir bawanya yang mungil. Dengan menganggukkan kepala dan mengucap usapkan kedua tangannya pada dada gw yang bidang.
Namun ada satu ekspresi muka Rini yang buat gw sungguh sungguh terangsang banget. Saat gw hentakin dengan keras batang kontol gw ke dalam liang kemaluannya. Saat itu paras ayunya semakin merangsangkan dengan bibir mungil nya yang membuka sedikit, seperti mengharapkan rasa nikmat yang lebih.

“Rin... memek kamu memang sungguh nikmat sekali... beda sekali dengan memeknya mbak Dian.” Kata gw dengan tanpa sadar mengucapkan kata kata itu.

Dengan paras muka kaget, Rini menatap gw yang masih terus memompa memeknya dengan cepat. Namun Rini hanya diam tanpa mempersoalkan bahwa gw juga sudah pernah mencicipi liang kenikmatan bibinya Dian.
Selang beberapa menit. Rini meminta agar merubah posisi senggamanya menjadi women on top. Alasannya ia lebih menikmati bila liang kewanitaannya ditikam oleh kontol gw dari bawah. Sensasi yang akan ia rasakan lebih nikmat dibandingkan dengan gaya sebelumnya.
Perlahan gw merubah posisi kembali. Namun kali ini terpaksa harus mencabut terlebuh dahulu bazzoka yang sudah tertancap di laras Rini.
Dengan berirama Rini mengoyangkan pantatnya yang bulat indah itu maju mundur, layaknya seseorang yang sedang naik kuda pacuan.
Ekspresi Rini kali ini membuat gw sungguh tergila gila akan perlakuan yang ia perbuat atas kontol gw ini. Terasa sekali kontol gw mengaduk seluruh isi liang kewanitaannya. Terkadang maju mundur, terkadang berputar putar seperti goyangan salah satu artis Inul daratista yang sedang goyang ngebor.

“Rin.... nikmat banget. Trusss Rin. Jangan berhenti.” Terasa kontol gw akhirnya mendenyut denyut akan memuntahkan sesuatu dari pangkalnya. “Gila enak banget, memek kamu memang kakak akuin lebih nikmat dibandingkan dengan mbak Dian. Uuuuhhh... damn. Trus... Rin.” Umpat gw yang merasa akan mencapai puncaknya.

“Kak... Rini mau.... mmmmauu.... sssssshhh.... kkakak.... oooooohhh.... kkllluar.” Desah Rini yang memberitahukan gw ia mau mencapai puncaknya juga.

“Rin... tahan sebentar lagi... seddiiikkit lagi. Kita keluarin samamma yah....uuuhh.”

Semakin kencang goyangan yang dibuat oleh Rini. Dan akhirnya....

“Aaakkkhhh..... kakak.” Teriak Rini sambil merebahkan tubuhnya yang lemas terkuras di atas tubuh gw. Dengan posisi batang kontol gw yang masih menancap didalam memeknya. Karena Rini tak mampu menahan dorongan yang memaksa. Akhirnya Rini mencapai puncaknya terlebih dahulu. Dengan kencang gw hujam kontol gw semakin cepat ke dalam memeknya. Tanpa memperdulikan tubuh Rini yang sudah terbujur lemas di atas badan gw.

“Crooot.... Croot....” sperma gw muncrat semuanya didalam rahim Rini. Karena banyaknya sperma yang keluar memenuhi rahimnya hingga tak tertempung. Sperma yang gw keluarin itu mengalir melalui sela sela bibir memek Rini yang montok itu.
Tanpa mencabut bazzoka yang masih menancap. Gw biarkan Rini istirahat, tidur diatas badan gw layaknya seorang anak kecil yang tertidur karena kelelahan.
Dalam satu hari penuh gw setubuhi Rini terus menerus. Mumpung rumah gak ada siapa2. hanya Rini dan gw. Dari pagi hingga malam jam 9 malam sebelum seluruh anggota keluarga gw pulang ke rumah.

“Rin... terima kasih yah. Rini sudah mau kasih kakak keperawanan Rini.” Ujar gw mengucapkan terima kasih setelah melahap keperawanan yang nikmat itu.

“Rini juga sangat terima kasih sama kak Donny. Mau izinin Rini merasakan surga dunia yang begitu indah ini.” Jawab Rini sambil masih merebahkan kepalanya di dada gw.

Sungguh beruntungnya diri gw saat ini dan nanti kedepannya. Memiliki pemuas nafsu didalam rumah sendiri. Tanpa harus membayar sepeser uangpun kepada mereka. Permainan antara keponakan dan bibinya sungguh nikmat sekali. Hingga pernah gw lakuin bertiga. Saat seluruh keluarga gw pergi ke rumah saudara gw yang ada di surabaya. Kebetulan mereka menginap selama tiga hari dua malam disana. Bisa kebayang gak nikmatnya tidur didampingi dua wanita yang memiliki hasrat seks yang tinggi. Dalam satu hari gw bisa layanin mereka berdua sebanyak 7 kali. Itu juga harus gw bantu dengan telor ayam kampung dicampur dengan madu sebelum bertempur.
Di dapur... di ruang keluarga... di balkon lantai dua... huh, pokoknya dimana mereka berada, disana juga gw entotin Rini atau mbak Dian dengan sesuka hati gw.
Namun yang paling nikmat saat gw entotin Rini di Taman Rumah gw. Diatas rumput hanya di alasin oleh handuk putih.

Nikmatnya punya pembantu yang Hot seperti Mbak Dian dan Rini yang masih berusia 18 tahun ini.

END
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd