Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Semua ini gara-gara adik kembarku (by C4th13)

Episode 7 - Cinta itu masih ada

Sejak saat Kak Tina mengajariku eh salah kebalik. Kami sama-sama belajar. Kak Tina makin jago mengoral kontolku sehingga kadang aku gak bisa tahan dengan permainan mulutnya. Ia juga sudah tidak malu-malu lagi meminta kepadaku ketika ia membutuhkan.

Sejak itu kami mulai ngeseks sambil lihat film bokep, supaya bisa mempraktekkan bermacam-macam gaya. Ia makin jago nyempong, dan hisapannya jadi pro. Selain itu, ia makin bisa mengimbangiku main, goyangannya makin mantap.

Kedekatannya denganku juga mungkin disebabkan karena ia putus dengan Aldo. Padahal aku tahu ia sangat mencintai cowok itu, jelas kelihatan dari foto-foto cowok itu yang memenuni kamarnya.

Di mataku, Aldo adalah cowok bajingan. Ketika mengetahui kalo Kak Tina sudah tidak perawan lagi, ia memutuskan sepupuku secara sepihak. Mungkin saja Edgar atau Maya yang cerita, aku gak tahu.

Yang pasti, setelah putus dengan Aldo Kak Tina sempat down, dan ia menumpahkan semua kekecewaannya kepadaku dalam permainan seks yang penuh emosi. Kadang ia mengucapkan kata-kata mesra sambil membayangkan kalo aku adalah pacarnya.

Akhirnya suatu malam Kak Tina bercerita.

“Aldo kena hasutan. Maya menunjukkan ke Aldo video waktu aku kehilangan perawan. Dan Aldo sangat marah, aku dianggap cewek murahan.”

“Terus Kak!”

“Maya justru menggoda Aldo, aku melihat mereka jalan berdua!” Cerita Kak Tina sambil terisak.

Kasihan sekali Kak Tina, ia ternyata korban dari kelicikan Maya.

“Apa kakak sempat ngomong baik-baik dengan Aldo?”

“Gak, ia gak mau dengarkan aku. Waktu terakhir bertemu malah ia mengata-ngatai aku sebagai pelacur di depan orang-orang. Sejak itu, aku tak mau lagi bertemu dengannya.”

Aku membiarkan ia menangis terisak di dalam pelukanku, dan terus membelai rambutnya. Kak Tina merangkul aku dengan kuatnya.

Malam itu aku tidur di kamar Kak Tina, sepanjang malam hanya tiduran. Memang sih, aku sudah tergoda dengan tubuhnya yang seksi hanya terbalut dengan pakaian tidur yang tipis. Tapi aku tidak mau memanfaatkannya.

Pagi-pagi, aku terbangun merasa nikmat. Seperti biasa pagi-pagi batangku sudah berdiri dengan tegaknya, tapi kali ini lain. Ketika mataku terbuka, aku kaget melihat apa yang terjadi.

“Eh kak, tumben pagi-pagi udah rajin!” Aku menyapa Kak Tina yang sementara menyempong rudalku. Pantesan sudah terasa nikmat dari tadi.

Kak Tina hanya diam saja, ia terus mengulum batangku dan memberikan kenikmatan.

“Ah, terus kak… enak banget!” Aku merasa kalo Kak Tima makin jago memuaskan laki-laki.

Selain bibir dan lidahnya yang bermain mengocok milikku, tangannya ikutan aktif memelintir dan menggengam bijinya. Dan kadang-kadang tangannya juga membantu mengocok waktu mulutnya harus berhenti karena mengambil nafas.

“Ahhhhh… enak kak!”

Kata-kataku memicu semangatnya. Serangannya makin cepat, dan ketika aku merasa gak tahan lagi aku memperingatkannya….

“Kak… udah, aku nyampe!”

Kak Tina masih terus mengocoknya, bahkan sampai ketika aku mengedan, ia terus mengisap pejuh yang keluar dan meminumnya seperti susu kental manis…

“Aahhh…. kak… enak!”

Aku hanya bisa merem menikmati BJ yang tak terlupakan.

“Kak makasih… enak banget. Kalo perlu tiap pagi yah seperti ini?”

Kak Tina diam aja, ia segera bergerak bangun dan memuju kamar mandi. Ketika ia kembali, ia sudah cuci muka dan bersih-bersih.

“Tumben, kak!”

“Enak kan? Hehehe…!”

Pagi-pagi ia sudah ceria. Entah apa yang terjadi dengan gadis yang sudah ganti-ganti mood seperti ini. Padahal tadi malam baru habis menangis sampai terisak-isak.

“Makasih, Kak Tina baik deh. Bisa-bisa aku jatuh cinta sama kakak!”

“Hush, gak boleh kita sepupu!” Katanya tertawa.

“Mau aku balas?” Kataku sambil meramas nenennya pelam.

“Gak… hahaha!” Ia terkekeh.

Aku kembali mengelus rambutnya dengan pelan, sambil sesekali mencium pipinya.

“Rey, makasih yah, kamu tempat curhat yang baik!”

——

Aku menceritakan peristiwa itu kepada Reyvan via telpon. Dan seperti biasanya, ia selalu memberikan solusi yang baik. Pasti ia sudah banyak pengalaman soal cinta, ia selalu tahu apa yang harus dilakukan.

Besoknya waktu kita makan siang, aku ngomong dengan Kak Tina.

“Kak, yakin gak mau ikut pesta ultahnya Merry…?”

“Sudah ku bilang kan aku gak mau ketemu Aldo di sana!”

“Sayang loh, aku sudah belikan baju baru untuk kakak, terus aku kayaknya siap menemani kakak di acara. Kali aja Aldo yang cemburu lihat kita berdua…” Kataku memberi ide kepadanya.

“Eh… maksud kamu?”

“Cowok plin-plan seperti Aldo harus melihat kalo ia yang rugi putus dengan Kak Tina!”

“Tapi Rey…”

“Udah, sekarang istirahat dulu. Jam 4 aku antar ke salon untuk dandan dengan cantik. lalu habis itu kita ke pesta bersama. Aku yang akan jadi escort kakak sepanjang malam. Nanti kakak bilang aja ke semua orang kalo aku ini pacar baru Kak Tina, gimana?” Kataku lagi memberi dia penjelasan.

Kak Tina tertunduk sebentar, ia pasti berpikir keras, Tak lama kemudian ia menatapku lalu tersenyum.

“Makasih, Rey…”

“Sip deh, tapi kakak udah tahu kan ada balasannya…”

“Iya… hahahaha… malam ini mau berapa ronde?” Katanya sambil tertawa.

“Anak pinter… hahaha!” Aku juga balas tertawa.

——

Masalah dengan Aldo dengan cepat berlalu. Hanya dalam waktu seminggu, kini Aldo kembali mengejarnya dan ingin balikan. Malah bukan cuma itu, Kak Tina jadi makin top di kampus, dan cowok-cowok makin meliriknya. Semuanya karena hasil ‘permak’ salon dan mode pakaian yang dikirim Reyvan.

Kak Tina merasa sangat beruntung bisa terus aku temani, terutama di saat dia down. Tapi efeknya juga terjadi padaku. Mungkin juga karena ada Tina yang terus bersamaku bahkan melayani kebituhan seksualku di rumah jadi aku malas cari cewek.

Apa aku memang ditakdirkan tidak merasakan cinta?

Kisah cinta aku sendiri sudah berliku-iku sejak awalnya. Dulu pernah pacaran dengan seorang cewek bernama Endang. Ia adalah teman SMP ku, tapi sekarang sudah putus. Itupun karena aku gak serius, hanya karena dijodohin teman. Sejak pisah sekolah waktu SMA, kita hanya sempat jalan beberapa kali. Dan pas libur penaikan kelas 2, kita putus, karena aku cape. Mungkin karena aku gak cinta juga sih, padahal aku tahu kalo ia sangat menyayangiku.

Mungkin juga aku putusin dia karena waktu itu aku belum tahu mau ngapain kalo pacaran. Kalo aja aku tahu, bisa-bisa Endang udah bolong, hehehe. Tetapi Endang pacaran denganku hanya untuk show-off. Selama pacaran ia selalu mengajakku nertemu dengan teman-temannya atau kelurganya. Akhirnya aku sadar, ia hanya mau pamer ke orang orang jadi pcarku.

Endang sempat marah-marah ketika aku minta putus. Tapi bagiku lebih baik seperti ini, daripada aku yang stress melulu.

Memang sih ada gadis yang ku naksir sejak dulu. Boleh dibilang, dialah sebenarnya cinta sejati ku. Namanya Leona teman SMA ku, yang menjadi cinta pertamaku yang tak kesampaian.

Leona memang lain, bukan hanya cantik, tapi semuanya sempurna di mataku.

Awalnya kita teman kelas di SMA, dan suka berantem... suka berdebat karena memang dia selalu jadi lawan debat ku di sekolah. Dan juga dkarena dia selalu. Ela teman ceweknua yang bego. Dan awalnya aku menganggap dia teman biasa aja, kita selalu ketemu di kelas karena ia duduk gak jauh dari tempatku.

Pas naik kelas tiga, entah kenapa rasa cinta dan ingin memiliki itupun muncul. Lama-lama aku perhatikan dia makin cantik aja. Terlebih ketika beberapa temanku bilang naksir dia. Entah kenapa di malam hari dia hadir di mimpi-mimpiku. Wajahnya yang tersenyum manis kini menjadi motivasiku kesekokah tiap pagi.

Sejak itu aku menaruh perhatian kepadanya. Sering ku tunggu waktu pulang sekolah, sekedar menyapa. Malah sempat pulang bersama. Ketika ku ajak, ia mau, tapi gak nyaman jalan berdua. Dia ajak teman satu lagi... aku memaklumi, mungkin aja dia malu.

Semuanya berjalan dengan baik sampai waktu Endang, mantan pacarku datang. Ternyata mereka teman baik, dan Leona memperkenalkanku kepada Endang.

Entah bagaimana, hubungan kami mulai retak sejak saat itu. Pasti Endang yang cerita kalo aku mempermainkan dia.

Sejak itu Leona mulai menjauhiku.Tapi aku tak bisa membencinya. Aku hanya memendam terus cintaku kepadanya. Cinta yang kandas, padahal aku sangat menyukainya.

Kaerna masih sekelas, aku terus bertemu dengan Leona, hanya gak pernah ngomong aja.

Leona di mataku seperti seorang dewi yang terus ku puja. Ia yang sangat cantik dengan dan tubuh yang benar-benar molek yang buat aku tergila-gila. Gadis yang sempuna… kecantikan yang khas, wajah yang istimewa… tapi yang aku gak bisa lupakan adalah senyumnya. Yah senyum yang sangat manis yang sayang sekali gak pernah ditujukan untukku. .

Gadis yang percaya diri, cantik dan sangat alim… Ramah kepada semua orang, tapi kadang juga Ia suka galak sama cowok yang iseng.

Sejak pertemuan dengan Endang, Leona sempat jalan terus dengan Emir, adiknya Endang. Mungkin aja mereka pacaran, padahal Emir masih kelas 1 SMA. Tiap kali bertemu denganku, dia suka menggandeng tangan cowok itu dengan mesra. Apa karena balas dendam?

Sejak ujian nasional waktu SMA kami sudah jarang bertemu sampai ospek… eh iya, ternyata kita satu kampus. Pertama kali aku lihat dia beberapa bulan lalu, ia tambah cantik aja. Ternyata aku masih terus mengaguminya, bahkan sampai sekarang kami masih satu tempat kuliah, eh salah. Kami masih sekelas di beberapa matakuliah.

Tetapi semuanya berubah waktu Ospek tahun lalu.

Flashback OSPEK

Ceritanya aku sempat sekelompok dengan Leona. Ini pasti karena nama belakang kami yang berdekatan menurut abjad, aku Reyhan Saputra dan dia Leona Saronde. Awalnya aku sempat deg-degan bisa berdekatan dengan dia lagi, tapi ia kayak cuek. Leona tidak memperdulikan aku dan sibuk sendiri dengan teman-teman barunya. Aku sempat penasaran kalo ia masih ingat aku atau tidak.

Di hari ke dua, entah kenapa aku jadi dekat dengan seorang kakak tingkat yang cantik, bernama Pearly. Dia adalah panitia ospek, dan salah satu pengampu kelompok kami. Awalnya aku kurang begitu suka, karena tampaknya Pearly mencari-cari kesalahanku. Dan benar aja, karena keterlambatanku, ia memanggil untuk menghukumku. Lucunya hukuman yang diberikan adalah menemani dia sepanjang hari. Siapa gak mau dekat-dekat dengan gadis yang secantik Pearly, gadis yang disebut-sebut sebagai bunga kampus, paling cantik dan ngetop di universitas.

Walaupun ‘hukuman’ ku sudah berakhir, Pearly masih aja menyuruh aku menemaninya. Ia juga sangat menaruh perhatian tetang apapun yang berhubungan dengan diriku, termasuk membawa makanan ataupun jus orange, ataupun apa yang bisa dibantunya. Aku sampe geer kelihatannya. Siapa yang gak geer, primadona kampus kayaknya lagi pdkt ke aku…

Dan besoknya, entah bagaimana , Leona sudah duduk dekat aku dan bertanya ini itu kepadaku. Ia sampai sandar-sandar di bahuku, sampai membuat aku jadi canggung berdekatan dengan dia. Aku jadi kaget dengan perubahan gadis ini, selalu tersenyum dan memberi perhatian ekstra. Leona kelihatan nyaman aja dekat-dekat aku. Apa ia sudah lupa kalo kita masih dalam mode marahan? Dan aku hanya bisa pasrah saja sambil keenakan, di mataku Leona tambah cantik aja. Apa aku harus make a move?

Dan itu terjadi lagi besoknya. Dan melihat kedekatanku dengan Leona, Pearly jadi lewat… Eh, mungkin juga ia sengaja menjauh, walau terus aku melihat ia menatapku dari jauh.

Hari ke dua terakhir OPSEK, Leona minta aku mengantarkannya pulang ke rumah. Hari itu hari sialnya, ia sempat dibentak-bentak panitia entah apa salahnya, termasuk oleh Pearly. Waktu itu ia kelihatan lagi sakit atau gak enak badan sehingga kurang focus. Aku yang merasa kasihan terus memegang tangannya, dan dibalas dengan gandengannya.

Sebelum pulang, kami sempat makan siang berdua di kantin sekolah. Saat-saat yang menyenangkan bagiku ketika kami berdua bercerita soal masa lalu. Sehabis itu, baru aku mengantarkan dia ke rumah dengan motor bututku, dan selama perjalanan. Ia memelukku malu-malu sepanjang perjalanan, walaupun tidak ada kata-kata yang keluar. Malam itu adalah pengalaman yang sangat berkesan bagiku.

Sayangnya, malam itu adalah pertemuan kita terakhir, karena besoknya Leona tidak masuk. Dengar-dengar, ia jatuh sakit. Waktu aku menjemputnya, ibunya yang bilang ia lagi butuh istirahat. Dan aku merasa bodoh sekali tidak sempat minta no telponnya.

Tapi kembali peristiwa OSPEK bersejarah itu dengan cepat berlalu, mungkin saja karena ada Kak Tina di rumah.

Seusai OSPEK, Kak Tina selalu melayaniku hampir tiap weekend. Eh, itu juga bertepatan ia putus dengan Aldo. Akibatnya, aku jadi malas cari cewek lain. Aku sempat beberapa kali berpapasan dengan Leona, tapi kebetulan lagi sibuk, jadi gak sempat ngomong apa-apa. Ia sempat menyapaku dan ku balas dengan lambaian tangan. Apalagi kita beda jurusan sehingga beda gedung kuliah dan jarang bisa ketemu.

Flashback Semester 2

Hari cepat berlalu bersama Kak Tina. Dengan cepat satu semester telah lewat, dan aku sudah masuk ke semester 2. Tibalah waktu di mana Kak Tina harus KKN, dan ia akan meninggalkanku berbulan-bulan. Aku sempat puas-puasin weekend dengan Kak Tina waktu Tono pulang kampung.

Setelah Kak Tina pergi, baru aku merasa kesepian. Aku mulai sadar kalo selama ini aku tidak memiliki teman wanita… Aku sempat mencari Leona di gedung kuliahnya, dan mendapati kalo Leona tidak kuliah semester 2. Apa ia masih sakit? Aku makin sedih mendengarnya, kembali teringat senyumnya yang ngangenin. Eh, kenapa sampai aku terpikir soal Leona lagi?

Waktu aku tanya-tanya, tidak ada yang tahu yang sebenarnya. Malah ada teman bilang ia hamil... tapi aku gak percaya. Aku tahu siapa iti Leona, gadis yang sangat teguh dalam prinsip. Gak mudah didekati cowok.

Aku sempat pergi ke rumahnya, dan melihat dia bersama seorang cowok. Ia menggandeng cowok itu yang memperlakukannya dengan mesra. Dari jauh aku hanya bisa menandang dengan galau… kenapa aku terlambat mengejarnya?

Kehilangan Kak Tina dan Leona di Semester 2 ini, membuat aku makin betah di kampus. Dan kembali aku bertemu dengan Pearly… yah, si primadona kampus. Dari jauh ia melambaikan tangan kepadaku dan mengajakku ke kantin. Setelah itu waktu aku mengantarnya pulang, tiba-tiba Pearly mencium pipiku...

Aku sampai bingung… ada apa ini?

Aku mulai membayangkan kalo aku bisa jadian dengan idola kampus! Aku gak berani mimpi. Ini terlalu sempurna…

Dan benar aja, waktu aku jalan dengan Pearly, aku bingung mau bicara apa. Cerita kita gak bisa nyambung, dia cerita tentang pengalamannya waktu SMA di Jakarta, sedangkan aku hanya bisa mendengar. Semakin jelas dalam benakku kalo Pearly bukan butuh aku menjadi pacarnya… tapi ia butuh seorang yang mau mendengarkan uneg-unegnya.

Anehnya kenapa musti aku?

Datanglah liburan paskah di bulan April… semester 2 sudah tidak lama lagi usai. Dan ditengah kegalauanku, ajakan ayah untuk liburan di Jakarta kedengaran sangat menarik. Dan benar aja… Jakarta membawa kesan yang khusus…

Benar sekali… waktu aku liburan ke Jakarta dan tinggal di apartemen adik, aku bertemu seorang gadis yang bernama Nesya, gadis yang menjadi kelinci percobaanku dalam ssi cewek. Gadis polos itu adalah kesempatan besar bagi aku mepraktekkan ilmu gombalan dari adik, dan sentuhan sensitif yang ku pelajari dari Tina.

Maafkan aku Nesya. Kamu datang di waktu aku galau sih… Eh, apa aku pacaran aja dengan Nesha? Ia sudah menerimaku, dan aku merasa mudah sekali bagiku untuk jatuh cinta dengan gadis semanis itu.

Tapi kemudian setelah ku pikir-pikir, tidak mungkin aku dan dia bisa bersatu. Yang pertama, masak aku harus LDR? Apalagi hubungan kita juga dimulai dengan kebohongan. Apa jadi yang akan terjadi waktu Nesha tahu aku bukan Reyvan?

Ahhhh… urusan percintaan ku tambah rumit aja. Dan ini semua salahnya Kak Tina.

——



Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd