Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Semua ini gara-gara adik kembarku (by C4th13)

Episode 9


Petualangan bersama adik di Manado (2) - Teman-teman adik



Hanya hitungan hari di Manado, adik udah dapat cewek cantik, bukan hanya satu tapi dua gadis sekaligus. Lucunya pada hari yang sama, keduanya datang ke rumah. Yang pertama datang masih siang dan langsung ajak dia jalan dengan motor, sedangkan yang satu lagi datang sendiri ke kos agak sore menjelang malam. Gadis yang kedua ini datang dengan alasan diminta adik kasih pinjam catatan kelas. Langsung aja aku call ke adik, minta ijin untuk berpura-pura jadi dia. Adik memaklumi, karena ia gak nyangka kalo gadis itu akan datang sore itu. Ia kayaknya setengah menyesal, mengingat ia sendiri belum ngapa-ngapain dengan gadis itu.


Tapi dasar adik, masih aja menantangku untuk dapat menaklukan gadis itu. Aku layani tantangannya dengan sebuah taruhan kecil, harus mampu taklukan kedua gadis itu malam itu juga, dengan bukti foto telanjang. Adik akan kirim foto telanjang gadis yang pertama, dan aku gadis yang kedua. Aku tadi sesumbar kalo kalo gadis ini akan dapat pelayanan bintang lima, hehehe. Adik hanya tertawa.


Setelah mendapat persetujuan adik, aku langsung melaksanakan jurus-jurus ssi. Gadis itu bernama Nita bertubuh kecil tapi manis. Terus, orangnya juga agak centil dan rada agresif. Dengan cepat kami langsung akrab, dan seperti gadis-gadis lainnya, ia mengira aku Reyvan. Kami bercengkrama di ruang tamu, dan dengan cepat sudah duduk berdekatan, dan di atas sofa itu aku menidurkan dia setelah 30 menit di-ssi. Aku jadi semangat merasakan kalo onderdil cewek ini cukup mantap dan padat walau tidak sebesar Kak Tina. Tangan yang sudah lama gak pegang dada seorang gadis lain, akhirnya dapat dipuaskan kembali dengan yang kenyal-kenyal.


Sayangnya baru sebentar dicicip-cicip dan di raba-raba, Nita udah ngacir. Ia malah gak sempat mengancingkan kemejanya yang sudah terbuka lebar. Ini semua gara-gara Tono tiba-tiba pulang rumah dan mengagetkan kami. Sial deh. Untung aja sudah sempat difoto candid tadi.


Tono, sepupuku itu malah meledek kesialanku. Ia mengejek sikapku yang hanya bisa pasrah membiarkan mangsaku pergi dengan tergesa-gesa. Dan kembali ia tertawa-tawa sambil menghindari tanganku yang sempat menjitaknya beberapa kali. Ini benar-benar sial, aku malah belum sempat minta no telponnya ataupun tanya-tanya rumahnya.


“Han, kamu apain cewek itu? Sampe lupa pake bra?” Kata Tono masih tertawa-tawa menunjukkan pakaian dalam cewek itu yang ketinggalan di sofa.


Aku pun ikutan tertawa-tawa sambil memakinya, “Dasar bego, ngintip dulu kek ato masuk diam-diam! Kan kalo sudah dapat aku akan bagi dengan kamu.”


Aku sendiri merasa bego, harusnya aku bawa di kamar dari tadi, bukannya main di ruang tamu. Aku lupa kalo Tono akan nginap sini malam ini.


“Ala, mana mau kamu bagi. Barang sebagus itu palingan kamu pake sendiri, mending lihat kamu stress semalaman!” Balas Tono sambil tertawa.


“Bego, pantesan kamu masih jomblo sampai sekarang!” Aku balas mengejeknya.


“Eh, kamu kenal dari mana yang seperti itu? Tumben... baru sekarang kelihatan, udah berani ke kos cowok sendirian!” Kata Tono lagi.


“Gini bro, aku juga gak kenal, tadi baru kenalan. Namanya Nita”


“Huh?” Tono jadi kaget.


“Iya, dia teman sekelas Reyvan, datang kasih pinjam catatan kelas!”


“Terus kamu embat?” Kata Tono makin terkejut.


“Hahaha... hampir saja.”


——


“Ahhhhh… ahhhhh…. Rey… ampun!” Aku memperbesar suara video di hapeku.


Tono yang penasaran langsung mendekat, dan aku memperbesar video supaya ia dapat melihatnya.


Video panas yang berdurasi 30 detik tersebut dengan jelas menggambarkan dua sosok yang bercinta dengan hot-nya. Setelah diperhatikan dengan jelas, ternyata itu gadis yang tadi diajak adik jalan. Hebat juga saudara kembar ku ini, hanya dalam hitungan jam sudah mampu membawa gadis itu ke tempat tidur.


“Astaga Reyvan?” Tono menatap video itu dengan kaget. Mulutnya sampai terbuka lebar sambil melongo. Mungkin baru sekarang melihat adegan seperti itu secara live.


Adik sih pake pamer-pamer segala.


——


Selama lebih seminggu adik tinggal di rumah, masih ada beberapa gadis yang datang-datang, eh sayangnya tiap kali mereka datang, adik ada di rumah. Aku tanya-tanya soal janjinya waktu lalu, tapi ia hanya tertawa.


“Kan sudah aku bawa Nita ke rumah, siapa suruh kamu gak manfaatin!” Katanya. Tapi ia juga janji akan bawa cewek lagi kesini.


Tak lama kemudian adik pinjam mobil untuk pindah kos di dekat kampus barunya. Setelah adik pindah, tempatku mulai terasa sunyi kembali seperti biasa. Tono sampai kecewa karena tidak ada lagi gadis-gadis cantik yang datang menyambangi kos kami.


Untuk beberapa hari tidak ada kabar dari adik, sampai suatu kali adik tiba-tiba muncul di rumah. Datang-datang, Reyvan langsung cari makanan di dapur, dan mencari-cari kunci mobilku.


“Han, aku pinjam mobil kamu yah?” Katanya lagi. Aku jadi bingung kenapa ia mau naik mobil bututku.


Tanpa berkata apa-apa aku langsung memberikan kunci mobil kepadanya. Ia cerita kalo ia mau ke Kotamobagu, sebuah kota tang berjarak sekitar 5 jam dari Manado. Ia hanya bilang kalo ada yang harus dikerjakannya disana. Pantesan ia pinjam mobil, karena cuaca minggu ini lagi banyak hujan, dan pasti jalan jauh lebih enakan naik mobil.


“Pulang kapan, De!”


“Mungkin besok ato lusa, kamu bisa pake motorku kan?” Katanya sambil memberikan kunci notornya kepadaku.

“Aku gak ke mana-mana, kok!”


Reyhan hanya tersenyum. ”Gini aja, nanti sebentar malam, kamu temani Nita di karaoke XXX. Tadi aku suruh dia ke rumah sini, tapi ia masih malu.”


“Ok… Tapi aku pergi sendiri?”


“Bawa aja Tono, nanti Nita bawa teman, ada surprise untuk dia!”


“Oke bro!” Kataku. Ternyata rasa penasaranku atas tubuh gadis imut itu akan segera tuntas.


Tono yang mendengar percakapan tadi langsung berseri. Pasti ia sudah membayangkan akan ikutan dapat yang enak-enak.


Sorenya tanpa Tono sadari aku diam-diam sudah keluar rumah dan pergi ke Karaoke sendirian. Iya, aku malas, eh tepatnya gak sreg mau ngajak Tono. Bukan hanya wajahnya yang perlu dioperasi plastik, atau gayanya yang kampungan, tapj juga cara ngomongnya serta aksesnya yang ndeso bisa mengusir cewek jauh-jauh. Tapi ketika tiba di tempat Karaoke dan melihat siapa teman Nita, langsung ku suruh Tono kesini.


Yah, Nita jalan dengan Maya. Otak ku segera merancang strategi balas dendam kepada gadis yang membuat Kak Tina stress. Kayaknya ini kesemptan baik untuk membuat perhitungan, dan orang yang paking tepat itu adalah Tono.


Tak lupa juga ku suruh Tono membawa botol serbuk dengan label garam di kamarku. Yah hadin dari adik, obat penakluk cewek, katanya. Kalo dicampur di minuman, akan buat cewek terangsang.


Aku sempat sms ke Tono untuk atur strategi. Ku suruh cowok nyamar jadi petugas karaoke, pake pakaian rapih, dan membawa minuman yang sudah dicampur bubuk cinta untuk kedua gadis itu.


Setelah bertemu dengan Nita dan Maya, serta membooking ruangan VIP, aku merasa rencana ini akan berhasil. Tak lupa kedua cewek aku ssi, dan saat sudah mulai nyaman duduk dekat ku.


Seperti biasanya, awalnya kami hanya nyanyi-nyanyi dulu sambil bercanda ria. Dan saat itulah Tono pun masuk membawa minuman.


“Selamat malam Mas dan Mbak-mbak, ini pesanannya!” Kata Tono dengan hormat ketika memasuki ruangan kami. Pesanannya sih tiga chivas, tapi milikku sengaja di ganti dengan coca-cola, agar aku jangan mabuk.


“Makasih mas!” Kataku kepada Tono.


“Kalo ada pesanan lagi, panggil aja yah!” Kata Tono basa-basi.


“Eh mas, jangan keluar dulu. Eh siapa namanya?”


“Tono, ada apa yah?”


“Mas Tono, Eh, panggil aku Rey. Gini, kita di sini kekurangan cowok, gimana kalo mas Tono temani kita di sini!” Kataku sambil menyuruh Tono tinggal di dalam ruangan. Ia langsung mencari tempat duduk di pojokan.


Setelah beberapa waktu minum, aku melihat kedua gadis itu mulai mabuk, eh bukan hanya mabuk, tapi juga mulai terangsang. Kayaknya permainan yang sebenarnya gak lama lagi akan dimulai.


Aku mulai memilih lagu yang dance dan mengajak keduanya berjoget. Benar aja dari gerakan keduanya tampak sudah mulai memancing. Awalnya aku berdansa dengan Maya, dan berbisik kepadanya.


Setelah cukup lama berbisik-bisik dengan gadis itu, akhirnya ia mengerti apa keinginanku, dan mengapa ia ikut diajak di tempat ini. Walaupun Maya tidak bilang kalo ia setuju tawaranku, tapi aku yakin ia mau. Aku hanya tertawa dalam hati, palingan ujung-ujungnya dia tuntut ke Reyvan.


“Ayo dong, nari yang seksi!” Aku meraba pantatnya. Maya terpekik… lalu tertawa.


Tak lama kemudian Maya mulai memamerkan gerakan-gerakan sensualnya. Ia membelakangiku sambil mengoyang tubuhnya dengan seksi… membiarkan tanganku menggerayanginya dari belakang. Sambil menempelkan milikku di pantatnya, aku membalas dengan memaju-mundurkan pinggangku, dengan gaya nakal.


Aku menurunkan ritsleting dress yang dipakai gadis itu kebawah tanpa membuka knop kecil diatasnya… sehingga terbukalah punggung Maya. Ia tidak mengenakan bra, sehingga mempermudah gerakanku. Dari balik pungung, tanganku menyusup masuk dan membelai gundukan dadanya yang cukup besar. Maya makin kuat mendesah… kini kedua tanganku meremas kedua toketnya bersamaan. Maya hanya tertawa binal dan terus meliukkan tubuhnya secara seksi.

Kenakalanku tidak hanya berakhir di dada Maya. Tangan kiri ku kini merayap ke bawah, membelai perut dan pusarnya, dan terus menyelinap di balik CD yang dipakai gadis itu…

“Rey…” Maya melenguh seksi… ketika bagian terintim tubuhnya ku sentuh.

Nita menatap kami terbelalak, mungkin kaget melihat keberanian Maya. Untuk beberapa lagu kami benar-benar bergoyang dengan tanganku mampir di belahannya. Maya mendesah dengan nakalnya membuat Nita makin panas.

Kembali Maya melengguh ketika tanganku dengan nakal menusuk masuk. Sayangnya lagu telah habis dan langsung gadis itu menjauhiku dengan nafas yang tersegal-segal…

“Udah habis lagu, Rey” Katanya dengan tawa menggoda.

“Sekarang giliran Nita!” Tambahnya.

Ketika lagu berganti menjadi lagu slow, aku memanggil Nita melantai menggantikan Maya. Nita kelihatan enggan, tapi dengan tegas tanganku menarik Nita ke lantai.

Ketika lalu mulai, tanpa lama-lama aku langsung memeluk Nita dan berdansa bersama. Tubuh kami sangat erat berhimpitan serta tanganku terus membelai bahunya yang ditutupi gaun yang tipis.

“Rey, kenapa sih kamu suruh aku bawa Maya ke sini? Kamu naksir Maya ato aku sih?” Kata Nita sambil berbisik di telingaku.

“Aku mau gadis yang agresif!” Kataku balas berbisik.

“Terus aku harus gimana?”

“Kamu tahu kan maksudku!” Balasku sambil membalikkan tubuhnya dan menuntun dia bergoyang seksi. Tanganku menjelajah di tubuhnya. Nita membiarkan tanganku menggengam bongkahan dadanya sambil bibirku mencium pangkal lehernya yang putih.

“Ahhh… Rey…” Nita bergincang kegelian. Tubuhnya yang seksi kini makin berani.

Sementara tanganku mengeranyangi Nita, aku lihat Maya sudah menarik Tono untuk melantai bersama… kayaknya Maya setuju dengan penawaranku tadi.

——

Tak lama kemudian kami menyaksikan adegan panas didepan kami. Tono main dengan Maya, keduanya sudah terbakar nafsu dan saling mendominasi. Kelihatan kalo cewek udah pro sedangkan cowoknya masih takut-takut.

Dengan lincahnya Maya memaksa Tono terlentang, lalu naik keatasnya dengan gaya WOT, dan goyangannyan membuat Tono kelabakan. Aku tahu tidak lama lagi ia akan keluar. Liukan tubuh Maya serta goyangannya tak mampu ia imbangi.

Aku dan Nita nonton terus, gadis itu sampai gemetaran karena nafsu… aku tahu gadis itu sudah sangat terangsang… ini kesempatanku.

Aku langsung mengajak Nita keluar, ke kamar yang sudah disiapkan. Diluar sudah menanti tiga teman Tono, yang langsung ku ajak masuk. Rencananya malam ini Maya akan di gb Terdengar suara Maya protes, tapi ia gak bisa menolak ketika teman-teman Tono mulai ikutan mengeranyangi tubuhnya.

Sungguh balas dendam yang setimpal. Nanti aja aku dengar cerita dari Tono, gimana kejadiannya.

Sekarang fokus dulu ke Nita yang ku bawa ke kamar yang sudah ku sewa. Gadis itu terus memelukku, dan tak tahan kini aku menggendongnya masuk kamar, dan terus membopongnya ke tempat tidur.

“Ray…” Nita hanya bisa protes kecil ketika bajunya ku buka pelan-pelan sampai hanya mengenakan pakaian dalam. Tapi dari bahasa tubuhnya aku tahu kalo ia sudah pasrah.

“Ray…” Ia mendesah ketika bagian intimnya mulai digeranyangi.

“Kamu cantik sayang!” Kataku sambil membuka penutup terakhir tubuhnya.

“Ahhhh…!”

——

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd