Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sensasi Cewek Desa

Mantep sih..tapi agak geli bacanya, mual" jijik..​ƗƗɑ=DƗƗɑ=))ƗƗɑ\=D/
 
Kisah ini bisa dikatakan fiksi, namun inspirasinya sy dpt dr pengalaman sy dgn teman sy yg menghabiskan akhir pekan dgn cewek didaerah luihliang...dan sedikit dibumbui dgn hayalan otak mesum sy, hingga jdnya sperti ini... jd kl agan2 tanya, lebih aman sy jwb sj ini cuma kisah fiktif...

Saya penggemar fetish agan blackmore yg natural, halus tidak cenderung kasar.
Jadi kesannya enak dgn bumbu joke yg sederhana khas agan blackmore tapi pas dgn momentnya :beer::beer::beer:
 
Kisah ini bisa dikatakan fiksi, namun inspirasinya sy dpt dr pengalaman sy dgn teman sy yg menghabiskan akhir pekan dgn cewek didaerah luihliang...dan sedikit dibumbui dgn hayalan otak mesum sy, hingga jdnya sperti ini... jd kl agan2 tanya, lebih aman sy jwb sj ini cuma kisah fiktif...

keren gan ceritanya, seandainya aja ada di dunia nyata ada desa x. googling ah daerah luihliang...
 
rada ad Realny nih.. dl pernah kesana ngater ank buah lamaran..

dn ane pun d tawarin.."nikah" dgn janda abg, mahar cm 1.5 jt

setelah itu terserah mau lnjut atw cut off :D
 
rada ad Realny nih.. dl pernah kesana ngater ank buah lamaran..

dn ane pun d tawarin.."nikah" dgn janda abg, mahar cm 1.5 jt

setelah itu terserah mau lnjut atw cut off :D
 
Mantap ..... bener2 imajinasi tingkat Dewa...
Ane acungin jempol 5...
 
Wahh... Gan kalo agan ada rencana ke desa x lagi, jgn lupa ajak ajak ane gan... Mantap ceritanya cuman ke ujung nya agak menyeramkan... Tapi untuk keseluruhannya mantap gan.. Top
 
Namanya leuwiliang tuhh...
Mantebhh...trnyt eh trnyt dsono...wisata dah ksono
:D
 
*************
14 Desemberber 2013,

Sudah hampir tiga tahun aku menjalin hubungan dengan lilis dan kokom, entah apa nama hubungan kami itu, apakah itu hubungan kekasih, hubungan asmara, ataukah hanya hubungan bisnis semata, ah, aku tak peduli dengan itu semua, yg pasti kami sudah bagaikan satu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan lagi, bagiku mereka sangatlah lengkap, lengkap dalam artian mereka adalah penghiburku, pelayanku, tempatku berkeluh kesah dan lain sebagainya, bersama mereka jiwaku rasanya tenang dan damai, rasanya aku tak bisa hidup tanpa mereka, seolah mereka bagaikan udara dalam nafasku, terdengar klise memang.

Entah ini hanya kebetulan atau tidak, semenjak aku mengenal mereka, rejekiku mengalir dengan begitu lancarnya, minggu pertama setelah aku baru mengenal mereka, tenderku untuk perusahaan gol semua, sehingga bonus 1% mengalir dengan manis kekantongku, dan itu terjadi 3 kali dalam satu minggu, padahal sebelumnya sebulan sekalipun itu sudah untung, dan hal itu berlanjut pada hari-hari berikutnya, hingga akhirnya sekitar 6 bulan kemudian dengan modal yg ada aku beranikan diri untuk membuat perusahaan sendiri, karna aku sudah paham betul dengan cara kerja perusahaan itu, dan aku telah memiliki chanel-chanel yg bagus untuk usahaku ini, intinya aku sudah dapat “lobang”nya, sehingga hanya tinggal menjalankannya saja, semuanya pasti akan lancar, dan betul memang, dalam jangka waktu satu tahun perusahaanku mengalami kemajuan yg cukup signifikan, dan itu berlanjut sampai saat ini, kini perusahaanku telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan yg cukup diperhitungkan, walaupun belum termasuk perusahaan besar.

Kini aku telah memiliki rumah sendiri, rumah yg cukup mewah dikawasan cibubur, aku juga memiliki beberapa bidang tanah dan beberapa rumah yg aku kontrakan, yg sengaja kubeli sekedar untuk infestasi.

Sebagai seorang bujangan yg masih muda dan cukup mapan, dan, ehemm… lumayan ganteng, sudah barang tentu banyak gadis-gadis yg ingin mendapatkan cintaku, namun tak satupun yg dapat menggoda hatiku, hati ini rasanya hanya untuk lilis dan kokom.
Bahkan herman, temanku yang dulu membawaku pertama kali kedesa X itu kini telah menikah dengan teman sekantornya, dan terakhir aku ketahui kini dia telah memiliki seorang momongan, sementara Euis “gacoan”nya didesa X dulu, kini telah menjadi istri simpanan seorang pengusaha timur tengah.
Hingga aku dengar selentingan yg beredar, yg mengatakan bahwa aku adalah seorang gay, namun aku tak ambil pusing soal itu. yg aku pusingkan adalah orang tuaku, yg setiap kali aku mengunjunginya, selalu kata itu yg ditanyakan padaku “kapan kamu menikah hen..?” “ sudah adakah calonmu hen..?” “ inget hen, usiamu sudah kepala tiga..dan kamu sudah cukup mapan..” “ hen, ayahmu sudah tak sabar tuh untuk menggendong cucu..” kata-kata itulah yg sampai saat ini membuatku bingung, apa yg harus aku lakukan? Menikahi lilis? Nyaliku masih terlalu pengecut untuk berani melakukan itu, orang tuaku tergolong orang yg selalu memandang jodoh berdasarkan bibit,bobot, dan bebet, bila mereka tau status dan dari mana lilis berasal sudah barang tentu mereka akan menolaknya mentah-mentah, bagaimana mungkin mereka rela anak yg menjadi kebanggaannya ini harus menikah dengan seorang janda yg asal muasalnyapun dari daerah yg enggak jelas.

Setahun yg lalu rumah lilis telah aku rombak total, kini berdiri rumah yg cukup manis, walaupun tidak dapat dikatakan sebagai rumah mewah, paling tidak cukup nyaman untuk acara akhir pekanku, dengan fasilitas yg aku buat senyaman mungkin, seperti pada kamar lilis yg sengaja kubuat cukup luas, beserta kamar mandi didalamnya lengkap dengan bathtube untuk kami berendam, karna dikamar itulah yg kami gunakan bertiga saat berakhir pekan disana, dan untuk pengairan kupasang pompa listrik, setelah sebelumnya menggunakan sumur timba, intinya rumah itu sudah cukup layak bagiku untuk indehoy dengan lilis dan kokom diakhir pekan, sesuai dengan angka 300juta yg aku habiskan untuk biaya pembangunannya.

Kolam ikan pak engkos kini bertambah lebar, dan ikan-ikannyapun bertambah banyak, sehingga hasil panennyapun kini meningkat, bahkan masih bisa disisihkannya untuk menabung, itu karena suntikan modal yg kuberikan pada pak engkos sekitar satu setengah tahun lalu.

Karta, kakak lilis yg sebelumnya bekerja dijakarta sebagai buruh bangunan kini kupekerjakan diperusahaanku, sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya tentunya, tak mungkin aku menempatkan karta sebagi menejer atau jabatan penting lainnya, walaupun dia adalah kakak lilis. Sehingga aku pekerjakan dia sebagai pengawas gudang, kejujurannya dapat kuandalkan untuk pekerjaan itu, aku rasa itu jauh lebih baik daripada dia harus bekerja sebagai buruh bangunan dijakarta, dan sikap karta sangat hormat sekali padaku, walau sudah berkali-kali kuingatkan padanya untuk bersikap wajar saja.



********
Untuk pertama kalinya sejak hampir tiga tahun aku berhubungan dengan lilis dan kokom mereka ingin kejakarta, setelah sebelumnya akulah yg selalu datang kedesa X untuk mengunjungi mereka, alasannya adalah kokom ingin belanja dipasar tanah abang, yg menurut tetangga-tetangga disana pasar tanah abang banyak dijual berbagai pakaian dengan segala model dan dengan harga yg relative murah, untuk itulah sehingga kokom memintaku untuk mengantarnya kepasar tanah abang.

Dari desa X aku membawa lilis dan kokom meluncur menuju kepasar tanah abang, kali ini aku tidak lagi menumpang hartop tua milik temanku, kini aku telah memiliki kendaraan sendiri, seperti biasa untuk berkunjung ke desa X ini selalu aku gunakan jeep wrangler, jenis kendaraan yg handal walaupun melintasi kubangan kerbau sekalipun, walaupun dirumahku masih ada kendaraan sedan yg biasa aku gunakan untuk ketempat kerja, dan satu lagi yaitu mobil kijang inova sekedar untuk keperluan keluarga bila dibutuhkan, namun selama ini inovaku itu lebih sering menjadi penghuni garasi.

Penampilan kokom dan lilis saat ini sungguh berbeda dengan tiga tahun lalu, aku selalu menyempatkan untuk mengantarnya kesalon dikota bogor setiap kali kali aku berkunjung kesana dengan maksud untuk “memoles” penampilan mereka, mereka kini tampil lebih modis, potongan rambut kokom jauh berbeda dengan yg dulu, dengan semir rambut berwarna kemerahan dibeberapa bagian rambutnya menambah seksi penampilannya, serasi dengan celana hotpan ketat yg sebatas lutut, sehingga memperlihatkan betisnya yg putih indah, dan lekuk pantatnya yg besar tampak menyembul, dipadu dengan sandal hak tinggi menghiasi kakinya yg jari jemari kukunya diwarnai dengan cat kuku berwarna merah, begitupun kuku jari tangannya juga dihiasi dengan pewarna kuku berwarna merah muda, dan telapak tangannya itu tidak lagi kasar seperti dulu, telapak tangannya kini halus bak tangan priyayi, dan apa yg dikenakan oleh kokom dan juga lilis semua aku yg membelikannya, tentunya bukanlah dipasar tanah abang ini, melainkan kubeli digerai-gerai pakaian ternama.

Hampir dua jam kami mengubek-ubek dipasar tanah abang yg cukup ramai itu, begitu banyak sudah yg kami belanjakan, “mumpung disini mas, sekalian untuk oleh-oleh tetangga-tetangga dirumah” begitu alasan kokom. Penampilan dua gacoanku yg seksi ini menjadi perhatian beberapa lelaki disana, kulihat tatapan mereka yg nanar kearah bokong kokom yg semok atau kearah belahan dada lilis, entah apa yg ada didalam benak dan hayalan mereka, aku hanya tersenyum saja melihatnya. Aku sadar bahwa penampilan mereka terbilang terlalu hot, sehingga terkesan norak bila berkunjung kepasar tanah abang yg sumpek seperti ini dengan penampilan seperti itu, sehingga wajar bila mereka menjadi pusat perhatian laki-laki yg melihatnya, namun aku tak mempermasalahkannya.

Menjelang pukul satu siang kami memborong beberapa potong pakaian, cukup banyak juga, sampai-sampai kami harus menggunakan jasa kuli panggul untuk membawakannya hingga sampai kemobil, namun tak beberapa banyak uang yg kuhabiskan untuk itu, tak sampai 8 juta, tak apalah, toh selama inipun mereka tak pernah meminta atau menuntut macam-macam, mereka hanya menerima apa yg aku berikan, tanpa pernah protes atau meminta yg lain, apalagi berusaha untuk mengeret aku, itulah salah satu yg membuatku simpati pada mereka.

Sekitar pukul 3 sore kami tiga dirumahku dikawasan cibubur, rasa lelah berputar dipasar tanah abang yg sumpek dan padat membuat kami langsung terlelap tidur selama kurang lebih dua jam.


Selama tiga tahun aku berhubungan dengan lilis dan kokom tak sedikitpun aku merasa bosan atau jenuh dalam berhubungan seks dengan mereka, entah mengapa mereka selalu membuat birahiku bangkit, dan disamping itu pula , kami selalu melakukan berbagai fariasi dan inovasi dalam berhubungan seks, sehingga membuat kehidupan seks kami selalu bergairah. Seperti misalnya dalam setiap aku berkunjung kesana aku membawa uniform dan aksesoris dokter atau perawat yg aku beli dan di design khusus dengan model yg seksi dan ketat, lengkap dengan peralatan dokter seperti stetoskop dll, biasanya kokom berperan sebagai dokter dan lilis sebagai perawat, sementara aku sebagai pasiennya, dan untuk selanjutnya terjadilah hubungan seks sesuai dengan sekenario yg kami buat, walaupun biasanya sekenario yg kami rencanakan akan berubah oleh improfisasi kami. Atau pada minggu berikutnya aku membawa seragam sekolah SMU untuk kokom dan lilis yg juga didesign khusus dengan model yg super seksi, sementara aku berperan sebagai seorang guru, dan akhirnya terjadi hubungan seks antara guru dan murid dikamar yg telah kami buat sedemikian rupa sehingga agak mirip dengan ruang kelas. Atau aku akan membawa pakaian funk yg ekstrim itu, dan kami dandani diri kami sehingga menyerupai kaum funk lengkap dengan sepatu boot tinggi dan rambut mohak dengan menggunakan cream pengkaku rambut, dan masih banyak lagi fariasi-fariasi yg kami perankan dalam setiap kami berhubungan seks, seperti pakaian ala koboy, tentara, bahkan ala hantu, dan aku juga melengkapinya dengan berbagai alat bantu seks seperti dildo, anal bead, dll.

Seusai tidur siang aku duduk bersantai diruang tengah sambil berbincang-bincang dengan lilis, sementara kokom masih berkeliling kesekitar ruangan dirumahku, sepertinya dia sangat mengagumi dengan gaya interior rumahku ini, kulihat dia begitu antusia keluar masuk ruangan dan naik turun tangga, sesekali memegang beberapa aksesoris yg kupajang sebagai hiasan dinding atau pemanis ruangan. Setelah puas dia berkeliling dihempaskannya pantatnya disofa empuk disampingku, celana pendek ketat yg dikenakannya membuat aku terangsang, ditambah lagi lilis yg saat itu mengenakan rok pendek dan kakinya diangkat sedemikian rupa sehingga celana dalamnya terlihat, birahiku timbul, apalagi sudah satu minggu aku belum menikmati tubuh mereka, tadi pagi setibanya aku didesa X, kami langsung meluncur kepasar tanah abang, sehingga aku belum sempat melakukan apapun dengan mereka.

“ Main dokter-dokteran yuk..!” ujarku, sambil megelus-elus paha kokom

“ Iya nih mas, mamih juga udah kangen sama kontol mas hendi..” jawab kokom, sambil mengurut-urut batang kontolku yg masih terbungkus celana pendek.

“ Iya mas, memek ilis juga udah gatel nih pingin dientot, abis mamih tadi buru-buru sih, mestinya tadi sebelum berangkat kita ngentot dulu ..” ujar lilis, sambil mengelus-elus memeknya yg masih dibalut celana dalam.

Kata-kata lilis yg vulgar itu membuatku semakin terangsang, seraya kusuruh mereka untuk kekamar, untuk mengganti pakaiannya dengan seragam dokter.

“ Ayo cepat kalian kekamar, disitu sudah aku siapkan seragam kalian..” perintahku, segera mereka menuju kekamarku. Sementara aku menurunkan benda-benda yg ada diatas meja makan, termasuk taplak. Lalu kupinggirkan semua kursi-kursi yg mengelilinginya. Rencanaku meja makan ini akan kufungsikan sebagai tempat tidur pasien untuk acara dokter-dokteran yg akan kami lakoni. Dan permainan seks dokter-dokteran ini adalah salah satu lakon paforitku, dan sudah beberapa kali kami melakukannya, hingga kami sudah hafal betul sekenarionya, walaupun setiap kami melakoninya ada saja improfisasi yg kami lakukan, sehingga melenceng dari scenario sebelumnya, namun itu justru yg aku suka.

Tak lama kemudian dokter dan perawat palsu itu tiba, seragam dokter kokom dengan rok mininya yg super ketat sehingga memperlihatkan lekuk pantatnya yg besar, begitu pula dengan bajunya yg ngepres memperlihatkan pusarnya serta belahan buah dadanya yg tentu saja sudah tidak lagi memakai BH, seperti halnya juga dia tak memakai celana dalam, dipadu dengan sepatu hak tinggi serta make up yg seksi dan mencolok, sehingga sosok kokom berubah menjadai sosok dokter yg menurutku adalah dokter paling seksi didunia, plus dengan stetoskopnya yg tergantung dileher. Begitupun lilis dengan seragam susternya, yg tak jauh berbeda dengan kokom, hanya lilis memakai topi khas suster dengan lambang palang merah, dan dileher lilis tidak tergantung stetoskop.

Aku rebahkan diriku telentang diatas meja makan, kugunakan bantal sofa untuk alas kepalaku.

“ Apa keluhannya pak..? “ tanya kokom, layaknya seorang dokter sungguhan

“ Lemas dok, kurang bergairah..” jawabku, seraya kokom menempelkan stetoskop pada dadaku, yg kiri dan kanan, tiba-tiba dikerutkan alisnya sepertinya “sang dokter” mendeteksi adanya yg tidak beres dengan tubuhku, kemudian ditempelkannya lagi stetoskopnya seolah ingin meyakinkan. benar-benar acting yg menawan si kokom ini, begitu natural, tidak kaku atau tampak seperti dibuat-buat, mungkin karna hobinya menonton acara sinetron barangkali, dan kuakui kokom memang memiliki bakat terpendam dalam seni peran. Berbeda sekali dengan beberapa pemain sinetron pendatang baru yg hanya bermodalkan tampang saja namun dengan kualitas acting yg memprihatinkan.

“ Coba tarik nafasnya yg dalam ya pak..iya, tahan… sekarang hembuskan.. sekali lagi..” perintah kokom, yg juga aku turuti. Beberapa saat kemudian kokom menarik nafas panjang, seolah seolah hasil dari pemeriksaannya padaku mendapatkan hasil yg buruk, atau aku dinyatakan positif menderita penyakit tertentu.

“ Aduuhhh… sayang sekali pak, bapak terlambat memeriksakan diri bapak, penyakit bapak telah mencapai pada stadium yg menghawatirkan..” ujarnya lesu

“ Lalu bagaimana dok, apa masih bisa disembuhkan..? “ jawabku, dengan ekspresi wajah berpura-pura tegang tentunya, walaupun actingku tidak sebaik kokom.

“ Akan saya coba pak, doakan saja semoga cara kami membuahkan hasil, sekarang coba buka semua pakaian bapak..” perintah kokom

“ Semuanya dok..? “ tanyaku

“ Iya semuanya, telanjang..” ujar kokom, seraya kulucuti semua pakaianku hingga bugil.

“ Sekarang kami akan coba melakukan terapi dengan cara kami, kami harap bapak tetap koorporatif dan mengikuti setiap sesi terapi yg kami lakukan, dan jangan banyak protes, karna itu justru akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan bapak.. tapi kami tetap yakin bahwa metode kami ini adalah yg terbaik untuk bapak, dan saya yakin akan bisa berhasil selama bapak tetap koorporatif tentunya..” terang sang dokter, sungguh luar biasa, begitu fasih sekali kokom dengan dialog itu, yg sebenarnya memang aku yg membuat skenarionya, tapi aku tak menyangka kalau dia dapat menghafal dan mengucapkannya dengan sesempurna itu, mungkin seorang sutradara film tak akan terlalu repot mengarahkan bila artis-artisnya sehebat kokom ini, karna kokom sangat bisa menjiwai peran yg dia mainkan.

“ Suster..coba kamu tempelkan memek kamu kemulut bapak ini..” perintah kokom pada lilis, seraya sang perawat palsu itu naik keatas meja makan, lalu berdiri mengangkangi wajahku, disingkapnya rok mini yg membungkus pantat seksinya, tampaklah memeknya karna memang lilis sudah tidak memakai celana dalam sebelumnya, lalu lilis jongkok sehingga memeknya tepat berada didepan mulutku.

“ Ayo pak, bapak jilatin memek saya, biar cepat sembuh..” ujar lilis manja, sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya dengan genit, membuat aku begitu gemas hingga kugigit pelan klitorisnya yg mencuat bagaikan kacang , yg membuatnya sedikit terpekik.

“ Aaawwww.. ih, bapak nakal ya, disuruh jilatin memek koq malah gigit itil suster sih..” ujarnya.

Kini mulai kujilati seluruh area memek lilis, hingga lidahku kugelitik-gelitik sampai kedalam lubang senggamanya, kulihat lilis tampak merintih kenikmatan dengan aksiku itu.

“ Zzzzzz..aaaahhh… iya terus paaakkk… terus jilatin memek suster, biar bapak cepet sembuh ya pak aahhh..” rintih lilis sambil kedua tangannya meremas-remas rambutku, sementara itu kulihat kokom dengan buku dan pulpen ditangannya sedang mengamati aksi kami, wajahnya tampak begitu serius, tak terkesan sama sekali kalau dia sesungguhnya sedang berakting, sesekali ia menuliskan sesuatu dibukunya itu, persis bagaikan seorang ilmuan yg sedang melakukan penelitian ilmiah, “macam betul saja kau, kokom..” dalam hatiku tertawa.

“ Suster.. selanjutnya kamu berikan anus kamu..” perintah kokom supaya lilis menyodorkan lubang anusnya untuk aku jilat. Seraya kokom menyibakan lubang duburnya itu dengan kedua tangannya, sehingga lubang anusnya tampak menganga tepat didepan hidungku, aromanya yg khas membuatku semakin bernafsu.

“ Ayo pak.. sekarang bapak jilatin lubang anus saya ya pak..” ujar lilis dengan mesra, masih dengan gaya genitnya yg menggemaskan.

Kujulurkan lidahku pada anus lilis yg tepat berada dihadapanku itu, kujilati dengan rakus, kutusu-tusuk lidahku hingga menembus kebagian dalamnya, tampak lilis mengelinjang-gelinjang nikmat.

“ Aaaaaaaahhhhh…terus pak, jilatin lubang anus suster, lubang tai suster.. aaaahhhh bapak pinter deh, aaahhh pasti bapak cepat sembuh nih…aaaahhhh..” ujar lilis, semakin bernafsu aku mendengar ocehan vulgar suster palsu itu.

“ Ayo suster, sekarang kamu ubah posisi, sekarang kamu membelakangi pasien..” perintah kokom kepada lilis, seraya lilis membalikan badannya memunggungiku, sehingga kini aku dapat melihat bokongnya yg bulat, dan masih kujilati lubang anusnya itu.

“ Sekarang kamu menunduk dan kamu hisap kontol pasien..” perintah kokom pada lilis

Sambil aku masih menikmati lubang anus lilis, kini lilis mengoral batang kontolku, sehingga kini kami melakukan posisi 69.
Kulihat tangan kanan kokom menjambak rambut lilis, sementara tangan kirinya digunakan untuk memegang tengkuk lilis sambil mendorong-dorongkannya kebawah, sehingga batang kontolku tandas masuk sampai kepangkal tenggorok lilis.

“ Iya kamu hisap yg dalam suster.. seperti ini.. iya..terus iya.. tahan…iya..” ujar kokom sambil mendorong-dorong tengkuk lilis, dan menahannya beberapa saat saat seluruh batang kontolku masuk seluruhnya didalam mulut lilis, tampak air mata lilis mulai menetes, karna ujung kontolku yg menyentuh tenggorokannya, begitu banyak air ludah lilis yg kental menetes dari sela-sela bibjirnya, hampir muntah lilis dibuatnya oleh aksi kokom itu.

“ Ayo suster, sekarang kamu tumpahkan air ludahmu itu kedalam mulut pasien…” perintah kokom, dibimbingnya lilis kearah wajahku dengan cara menjambak rambutnya, dan tangan satunya masih memegang tengkuknya, lilis hanya mengikuti tuntunan kokom.

“ Coba buka mulut bapak yg lebar..” perintahnya, kuturuti apa yg diperintahkan kokom, kubuka mulutku lebar-lebar.

Dan, tumpahlah cairan ludah kental dari mulut lilis kedalam mulutku, kureguk dan kutelan dengan rakusnya, sesuatu yg sebenarnya amatlah menjijikan bila dipikir dengan akal sehat, tapi tidak disaat aku sedang menikmati seks seperti ini, disaat jiwaku sedang dipenuhi oleh nafsu birahi seperti ini hal menjijikan seperti itu justru membuatku semakin bergairah, semakin terbuai, apalagi oleh wanita-wanita cantik dan seksi seperti lilis dan kokom ini, rasanya segala yg dikeluarkan dari dirinya selalu ingin kureguk habis (kecuali tainya tentunya..he..he..he..).

“ Bagus pak.. telan semua, itu bagus untuk mengembalikan stamina bapak agar lebih segar…” ujar kokom.

“ Coba suster, sekarang kamu masukan kontol bapak ini dalam memek kamu ya.. kamu lakukan dari atas sambil berjongkok…” perintah kokom kepada lilis

Segera lilis mengangkangi tubuhku, diposisikan dirinya berjongkok diatas batang kontolku yg berdiri tegak, lalu digenggamnya batang kontolku sambil dibimbingnya kearah lubang senggamanya, dan bless…masuklah seluruh kontolku.

“ Ayo suster, kamu entot kontol bapak ini yg keras… “ ujar kokom kepada lilis yg langsung diikuti oleh lilis.

nikmat rasanya setelah satu minggu kontol ini belum merasakan nikmatnya lubang-lubang memek mereka, hingga sedikit mataku terpejam menikmati goyangan pantat lilis yg naik turun memompakan batang kontolku.

“ Bagaimana pak… enak kan..? simulasi ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah bapak agar kembali seperti sediakala…” terang kokom, yg tentunya kata-kata itu sudah tertulis dalam sekenario yg kubuat, yg sudah dihafal mati oleh “dokter palsu” ini.

Sementara lilis dengan gencar memompa batang kontolnya dengan posisi WOT, kokom yg sedari tadi hanya bertindak sebagai “mandor” kali ini mulai naik keatas meja dan berjongkok tepat diatas wajahku, sehingga dari bawah kulihat belahan memeknya yg merekah sudah mulai basah oleh cairan birahi, dan aahh.. aroma khasnya itu yg membuatku semakin bernafsu.

“ ayo pak, sambil kontol bapak dintot oleh suster, bapak jilati memek saya pak…” perintahnya, yg segera kuraih pantat montok yg tepat berada diatas wajahku itu, dengan rakus kubenamkan mulutku kedalam liang senggamanya, sementara lidahku mulai lincah bergerilya didalamnya menjilati seputar area memek kokom.

Dengan kokom berjongkok diatas wajahku praktis kini kokom berhadap-hadapan dengan lilis yg sedang mengentot batang kontolku dengan posisi WOT, terinspirasi dari tayangan film porno yg sering ditonton oleh kokom, yg memang sengaja sering aku bawa dvd-dvdnya dari Jakarta, membuat kokom tanpa canggung mengecup dengan mesra bibir putri kandungnya itu, yg oleh lilis juga disambut dengan tak kalah hotnya, sehingga terjadilah adegan lesbi yg hot dari ibu dan anak itu, hal yg membuat gairahku semakin bangkit tentunya.

“Ayo pak.. jilatin lubang anus saya…” ujar kokom beberapa menit kemudian setelah puas memeknya menerima jilatan lidahku, seraya agak digeser sedikit posisi pantatnya sehingga lubang anusnya tepat mengarah pada mulutku, dengan rakus kujilati lubang anus kokom, aroma khasnya membuatku bertambah bersemangat, sesekali kusedot-sedot seluruh permukaan duburnya yg membuatnya bergelinjang-gelinjang menahan geli.

Sementara lilis masih dengan tandas menaik turunkan bokongnya mengocok batang kontolku sambil tetap berpilin lidah dengan kokom.

Hampir sepuluh menit kami berasik masuk dengan posisi seperti ini, untuk kemudian kokom meminta untuk bertukar posisi dengan lilis.

“ Baik suster, sekarang biar saya yang mengentot kontol pasien, sekarang suster yg duduk diwajah pasien…” perintah kokom kepada lilis.
 
Terakhir diubah:
Kini kokom beralih posisi dengan lilis, kokom mulai memacu batang kontolku naik turun dengan irama yg cukup cepat, sementara kini lilis yg berganti menempatkan memeknya dimulutku.


Hingga beberapa menit kami melakukan aksi seperti itu, sampai akhirnya kokom memberikan perintah untuk sesi berikutnya.

" Aku rasa sudah cukup untuk sesi terapi yang ini pak... selanjutnya bapak turun dari meja ini.." perintahnya padaku, yg langsung kuturuti.

Sejurus kemudian kokom dan lilis memposisikan diri menungging secara berjejer diatas meja makan, pantat keduanya yg montok dan putih tampak bulat dan begitu menggoda serasi dengan sepatu hak tinggi yg dikenakannya sehingga tampak begitu menantang.

" Sekarang bapak entot memek kami dari belakang secara bergantian, dimulai dari suster terlebih dahulu.." ujar kokom.

Segera kuposisikan diriku berdiri menghadap bokong lilis yg berada dalam posisi menungging ditepi meja makan, kupegang buah pantatnya dengan kedua tanganku, kuremas sesaat, seksi sekali kulihat lilis saat itu dengan posisi menungging sementara pipi kirinya bertumpu pada meja sambil mulutnya menghisap-hisap jari telunjuk kanannya, suatu ekspresi yg menggemaskan bagiku.

Kuarahkan batang kontolku yg sudah mengacung tegang keubang memeknya yg sudah basah, blesss.. tanpa banyak kesulitan masuklah dengan mudahnya batang kontolku menembus liang senggamanya diikuti dengan lenguh manja lilis yg merasakan nikmatnya hantaman kontolku.

Segera kupompa pinggulku maju mundur, nikmat kurasakan batang kontolku berpenetrasi didalam liang memek lilis dalam posisi doggie style seperti ini, kulihat mata lilis mulai separuh terpejam sambil mulutnya terus mengulum-ngulum dengan manja jari telunjuknya, disertai dengan erangan nikmat yg keluar dari mulutnya.

" Mmmmmm... uuuuhhh.... Terrruuuss..paaaakk... entotin terus memek saya paaakkk...aaahh.." erangnya lilis sambil jari telunjuknya masih berada didalam mulutnya.

Sementara kokom yg juga masih dalam posisi menungging disamping lilis memberikan support kepadaku untuk lebih semangat menghantam lubang memek lilis.

" iya terus pak.. lebih kuat pak.. supaya otot-otot dan peredaran darah bapak cepat kembali normal... nah..bagus, begitu pak.. bapak memang jagoan deh.. suster sampai terbuai tuh pak..." oceh kokom yg membuatku semakin bersemangat menghujami kontolku.

Sekitar lima menit sudah aku menghantam memek lilis dari belakang, kini kokom menyuruhku untuk melakukan hal yg sama kepadanya.

" Ayo sudah..sudah.. sekarang gantian memek saya yang bapak entot, saya juga udah kepingin lho pak..." ujar kokom genit sambil mengerlingkan sebelah matanya.

Segera kulepaskan tancapan kontolku dari lubang memek lilis, yg langsung kuberalih kearah kokom dan tanpa banyak basa-basi segera kutancapkan kelubang memek kokom dan langsung kugoyang maju mundur, pantatnya yg besar dan putih membuatku gemas hingga sambil pinggulku bergerak maju mundur kuremas bokong kokom dengan keras.

" Aaaahhh... terus hantam yg kuat pakk...uuuuhhhh... sedaaaapppp...." Erang kokom

" Ayo suster kamu hisap-hisap puting susu saya... " perintah kokom kepada lilis, yg segera dituruti oleh lilis dengan bergeser kearah buah dada kokom, lalu lilis merebahkan dirinya telentang sehingga wajahnya berada tepat dibawah buah dada kokom yg besar dan bergelantung, sejurus kemudian dikulumnya puting susu ibunya itu.

Semakin terangsang aku melihat adegan lilis mengulum-ngulum puting susu kokom, sementara kokom kulihat semakin "on fire" merasakan dua organ sensitifnya yaitu memek dan teteknya yg mendapatkan sentuhan yg membuatnya merasa nikmat, hingga hanya sekitar tiga menit aku menghujamkan batang kontolku keluarlah lenguhan panjang dari mulutnya yg menandakan dirinya telah mencapai puncak kenikmatan.

" Aaaaaaaaaaaaahhh.... Eeennnaaaaaaakkkkkkkk....." lenguhnya dengan suara sedikit parau.

Setelah mendapatkan puncak kenikmatannya kulihat kokom hanya diam tak bereaksi saat pan tatku terus menghujami lubang memeknya yg sudah sangat basah itu.

" Ayo pak..sekarang bapak entotin suster aja, bu dokter sudah kecapean tuh..." pinta lilis sambil menarik lenganku, segera kucabut batang kontolku yg masih menancap dalam memek kokom.


Aku beralih pada lilis yg kini dalam posisi mengangkang, langsung kuhujamkan batang kontolku kedalam lubang memeknya dan kupompakan maju mundur dengan kecepatan tinggi sehingga tubuhnya tampak bergoyang-goyang maju mundur seirama dengan gerakan pinggulku.

" aaahhh... iya pak, terus entotin memek suster biar bapak cepet sembuh ya pak..." ujar lilis, yg membuatku semakin terangsang sehingga kutundukan kepalaku kearah wajahnya dan kulumat bibir seksinya sehingga kami saling berpagutan dengan liar.

Telah lima menit aku menggarap lilis, kini kedua kaki lilis melingkari pinggulku dengan kuat, sepertinya lilis telah hampir mencapai puncak, hembusan nafasnya kurasakan begitu hangat dan matanya setengah terpejam hanya menyisakan putihnya saja.

Hingga akhirnya lilis melenguh tertahan namun tak banyak kata yg keluar dari mulutnya yg kusumbat dengan mulutku, tubuhnya menggelinjang, jepitan kedua kakinya yg melingkar dipinggulku semakin kuat kurasakan, dan gerakannya semakin liar, hingga akhirnya lilis terdiam setelah selesai menikmati proses datangnya puncak kenikmatan pada dirinya itu.

Kokom yg tadi hanya terdiam setelah mencapai orgasme, kini telah bangkit dari posisi telungkupnya.

" Sudah pak, suster sudah capek tuh... sekarang bapak tiduran telentang lagi disini ya... kita akan lakukan simulasi terapi selanjutnya.." ujar kokom.

Segera kuturuti perintah kokom, kembali kurebahkan tubuhku diatas meja makan untuk menunggu aksi kokom selanjutnya.

" Kali ini bapak ngentot lubang anus saya ya pak... ini salah satu sesi yg paling penting bagi proses penyembuhan bapak..." ujar kokom, seraya dikulumnya beberapa saat batang kontolku yg berdiri tegak untuk kemudian dia berjongkok mengangkangiku, sambil menggenggam kontolku dengan tangan kanannya lalu diarahkannya kelubang anusnya dan blesss... masuklah batang kontolku dalam anus kokom, seraya kokom mulai memompakannya naik turun dengan posisi WOT.

" Gimana, enak kan pak, kontol bapak ngentotin lubang anus saya..? " ujar kokom sambil terus menggoyangkan pantatnya naik turun.

" Iya dokter nikmat sekali dokter..." jawabku

" Apanya yg nikmat pak..? " tanya kokom lagi

" Lubang anus dokter nikmat sekali .." jawabku lagi

Kira-kira empat menit kokom memompakan batang kontolku didalam anusnya, tiba-tiba kokom menghentikan goyangannya, namun batang kontolku tetap masih berada dalam lubang anusnya.

" Sekarang bapak lihat kearah memek saya ya pak.." ujar kokom sambil menggosok-gosok bagian atas memeknya, kutatap kearah memek kokom sebagaimana yg diperintahkannya.

" Terus perhatikan pak, apa yg akan keluar dari memek saya...." Ujarnya lagi

Kutatap terus kearah memek kokom, dan tiba-tiba ssrrrrrrr... muncratlah air kencing kokom kearah wajahku, dengan posisi anus kokom masih tetap tertancap batang kontolku dengan posisi WOT. Rupanya sesi kali ini adalah memberikan terapi semprotan air seni kearah wajahku.

" Minum air kencing saya pak.. dan gunakan untuk membasuh wajah bapak, ini sangat penting bagi proses penyembuhan bapak..." ujar kokom sambil menggosok-gosokan tangan kanannya dibagian atas memeknya, sementara air seninya terus menyemprot dengan deras kearah wajahku, sebagian masuk langsung kearah mulutku yg langsung kureguk, dan sebagian besar membasuhi wajahku yg juga kuhusap-husap bagaikan orang yg sedang membasuh wajahnya dengan air.

Beberapa saat kemudian habislah pancuran air seni kokom yg keluar, kini wajah, rambut dan badanku basah kuyup oleh semprotan air seni kokom.

Sejurus kemudian kokom mencabut keluar batang kontolku yg masih bersarang didalam lubang duburnya.

" Bagaimana rasanya air kencing saya... ?" tanya kokom dengan mendekatkan wajahnya kearah telingaku.

" Sedap dok.. segar.. " jawabku

" Baik, kali ini bapak mengentot lubang anus suster ya pak.." ujar kokom

" Suster coba sekarang kamu nungging..." perintahnya kepada lilis, yg segera diikuti oleh lilis yg menungging diatas meja makan.

" Ayo pak, tunggu apa lagi, langsung entot lubang anus suster..." perintah kokom, dan langsung kuikuti.

Kutancapkan batang kontolku kedalam lubang anus lilis dan langsung kugoyang maju mundur, kulihat lilis mendesah menikmati lubang duburnya yg disodomi oleh batang kontolku.

" Zzzzzzzzzz.... Uuuuuuhhhh.... Terussss pak enakkk... terus entotin lubang dubur saya, aaahhh.." gumam lilis, yg membuatku semakin terangsang.

Hingga beberapa menit kemudian tubuhku mengejang, puncak kenikmatan rasanya telah menjalari sekujur tubuhku dan akhirnya, crottt....croottt.... tumpahlah air maniku yg cukup banyak dikarnakan sudah satu minggu belum mendapatkan penyaluran.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh.... Sedaaaaaaaaaappppp...." Ujarku, mengekspresikan kenikmatan birahi yg kualami.

Dan akhirnya aku terdiam, hanya sesekali aku menggelinjang dikarnakan masih ada satu dua tetes air maniku yg rasanya masih keluar memenuhi lubang anus lilis yg masih dalam posisi menungging.

Kulihat ditangan kokom telah memegang piring kecil, kemudian memerintahkan aku untuk melepaskan tancapan batang kontolku dalam dubur lilis.

" Ayo pak, sekarang bapak cabut kontol bapak dari lubang anus suster..." perintahnya sambil memposisikan piring yg dipegangnya dibawah pantat lilis, aku segera menarik batang kontolku keluar dari dalam anus lilis.

" Ayo, susuter sekarang kamu bangun, kamu jongkok pelan-pelan..." perintahnya kepada lilis.

Secara perlahan dan hati-hati lilis bangkit dari posisi menunggingnya, kali ini dia berjongkok diatas meja makan dengan posisi bagaikan orang sedang buang air besar, sementara kokom menempatkan piring yg dipegangnya tepat dibawah pantat lilis.

" Oke suster, sekarang kamu keluarkan sperma bapak ini yg tertampung didalam anusmu itu..." perintah kokom.

Kulihat lilis berkonsentrasi, diam sejenak bagaikan menunggu sesuatu, lalu plupp..plupp.. tumpahlah secara bertahap air maniku yg bersemayam didalam anusnya kedalam piring, hingga tak ada lagi tetesan yg keluar dari lubang anusnya.

" Coba kamu korek lagi lubang anusmu suster, mungkin masih ada yg tersisa didalamnya.." perintah kokom, yg diikuti oleh lilis dengan memasukan jari telunjuknya, dicolok-coloknya beberapa saat didalam anusnya dan dikeluarkannya kembali, benar saja seperti yg dikatakan kokom, begitu jari telunjuk lilis dicabut keluar mengalirlah sisa-sisa spermaku yg masih bersemayam didalam anusnya, sehingga membuat piring yg menjadi tampungan sepermaku itu cukup banyak tertampung dengan spermaku.

" Sudah, cukup suster.. " seraya diraihnya piring yg sudah berisikan air maniku itu, didekatkannya kearah hidungnya, lalu dihirupnya bagaikan sedang menghirup aroma makanan.

" Mmmmm... nikmatnya aromanya..." ujarnya dengan mata terpejam.

" Kemari suster, kita nikmati bersama santapan lezat ini... " ujarnya kepada lilis, sambil merapatkan tubuhnya dengan lilis.

" Maaf ya pak... yang ini khusus untuk saya dan suster, nanti giliran bapak masih ada lagi..." ujar kokom padaku

Dengan lahap kokom dan lilis memakan air maniku, pertama-tama dengan jari telunjuk yg mereka fungsikan sebagai sendok untuk kemudian dikulumnya jari telunjuknya yg telah dilumuri oleh sperma dari piring itu, merasa kurang puas dengan cara itu, akhirnya disruput dengan mulutnya yg ditempelkan langsung pada permukaan piring srrryyuuffff.... terdengar suara seruputan mulutnya yg langsung ditelannya sampai tandas, hingga tinggal tersisa sedikit mereka menjilati sisa-sisa air maniku yg masih melekat pada permukaan piring, yg selanjutnya diakhiri dengan saling berpilin lidah antara ibu dan anak itu, sungguh atraksi yg menurutku sangat sensasional dan menggairahkan untuk kutonton.


Selesai dengan aksi mereka itu, kokom mengambil gelas yg sebelumnya memang sudah disiapkan

" Coba suster, sekarang kamu kencing, lalu kamu tampung semua air kencingmu dengan gelas ini.." perintah kokom pada lilis, dan segera diikuti oleh lilis yg duduk berjongkok diatas meja makan, sementara kokom yg sudah turun dari atas meja makan berdiri sambil memegangi gelas yg berada tepat dibawah memek lilis.

Lilis diam sejenak, mula-mula keluar beberapa tetes air seni, selanjutnya soorrrrr... diikuti dengan keluarnya air seni lilis yg cukup deras yg seluruhnya tertampung dalam gelas yg dipegang kokom, hingga gelas bir yg lumayan besar itu nyaris terisi penuh oleh air kencing lilis. Seraya kokom menghampiriku dengan membawa gelas yg berisi air kencing itu.

" Sekarang bapak habiskan air kencing suster ini.. ini merupakan sesi terapi yg paling penting, jadi bapak harus minum sampai habis..." ujarnya sambil menyodorkan gelas kearahku.

Gelas berisi penuh air kencing itu kini berada ditanganku, kuhirup sejenak aroma khasnya, aroma yg membuatku semakin terangsang, selanjutnya ghlok..ghlok..ghlok... kuminum semua isi dalam gelas itu sampai tandas, penuh rasanya perutku ini, berkali-kali aku bersendawa.

Mungkin untuk orang lain hal yg kulakukan ini terbilang jorok dan nyeleneh, bahkan mungkin ada yg menganggap sebagai kelakuan orang abnormal, namun tidak begitu bagiku, aku sungguh menikmati permainan ini, begitupun kedua wanitaku ini, sehingga kami melakukannya dengan enjoy dan fun, dan menurut aku itu sehat-sehat saja. Bertambah gandrung aku dengan kegemaranku yg nyeleneh ini setelah aku membaca artikel kesehatan tentang manfaat urine untuk kesehatan.

Dalam artikel itu disebutkan manfaat terapi urin untuk kesehatan, yg menurut ahli Urinoterapi (Dr. Iwan T. Budiarso. MSC ) yg juga merupakan pakar patologi dan parasitologi alumnus universitas Purdue, Indiana, USA, bahwa urin mengandung mineral,vitamin,enzim,hormon,asam amino,antibody dan masih banyak zat-zat yg bermanfaat lainnya.

Dan urine merupakan obat alami terbaik yg dihasilkan oleh tubuh, Sehingga urine menjadi minuman ajaib yg berkhasiat bagaikan air suci, yg menurut para peneliti mancanegara dapat menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya adalah: penyakit kanker prostat,asma,hepatitis,hipertensi,kencing manis,jantung koroner,wasir,rematik ,dll.

Dan untuk kesehatan urine baik juga dikonsumsi oleh orang sehat satu gelas setiap pagi setelah bangun tidur.

Bahkan menurut informasi, kini telah diproduksi sekitar 20 macam obat paten dari ekstrak air seni, dalam bentuk pil atau kapsul, dan dijual dengan resep dokter.
Namun akan lebih baik lagi bila air seni itu dikunsumsi langsung dalam keadaan fresh, artinya kita minum langsung setelah keluar dari "sumbernya".

Dengan mengetahui informasi tentang itu, seolah-olah kegemaranku yg sebelumnya hanyalah having-fun dalam kenikmatan seks, dan waktu itu aku masih menganggap sebagai sesuatu yg tidak umum, kini seolah mendapatkan legalitas, sehingga kami semakin sering melakukannya, karna lilis dan kokompun telah kujelaskan pula manfaat air kencing bagi kesehatan, sehingga merekapun sangat antusias mengkunsumsi air kencingku.



Hari itu sudah mulai petang, saat itu kami sudahi dulu permainan kami untuk sore itu, kokom mulai membersihkan dan merapikan sekitar area tempat dia "praktek" tadi, untuk kemudian kami mandi lalu dilanjutkan dengan makan malam, untuk malam harinya kami masih melakukan "permainan" kami yg lain, yaitu main sekolah-sekolahan, lalu pada keesokan harinya kami memainkan lakon tentara-tentaraan, dan masih banyak lagi selama 3 hari kokom dan lilis menginap dirumahku, sebelum akhirnya pada rabu sore sepulangnya aku dari tempat kerja mereka memintaku untuk diantar pulang kedesa X, dengan alasan kasihan abah sendirian dirumah.

Dan hingga saat ini hubungan kami masih tetap berlanjut, entah sampai kapan...

SEKIAN DULU....
 
Terakhir diubah:
kok ngak dilanjutin, sampai hamil si kokom ma lilis
 
yang begini namanya luar biasa
benar benar imajinasi yang mengagumkan

di tunggu bro cerita selanjutnya
 
Bimabet
Mantep sih..tapi agak geli bacanya, mual" jijik..​ƗƗɑ=DƗƗɑ=))ƗƗɑ\=D/

Ane sependapat dg bro swordm4n, ss nya bikin mual dan jijik.
Tapi ide dan jalan ceritanya keren bro Blackmore . Bisa dilanjut tu ceritanya, terus di masukkan ke cerbung. :Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd