Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Senyum Manis Widya

mungkin untuk babak widya selesai
kan masih ada icha (Nur) serta Laila dan kawan-kawan yang bisa di explore hu
semangat berkarya hu
tak tunggu babak icha manten anyar dan laila dkk
 
Senyum Widya Babak 7

-Mas maaf kemarin aku keluar sampai malam-
-Widya bisa cerita ngga ?-
-Nanti malam Widya tunggu di Cak Ri Randu Agung yah-

-ok Mbak-

mukaku sudah hampir seperti kertas buluk, sedari pagi aku menyelesaikan hitungan-hitungan yang terpending karena aku sakit kemarin. Icha terlihat juga sibuk di depan komputernya, sambil mencatat-catat.
“oi” aku lempar Icha pakai kertas
“hmmmh sek mas”
“wes ga update blass, piye-piye?”
dia mencibirkan bibirnya, mmh gemesin sih, bibir yang pernah mencicipi kontolku. hehehe. aku kadang berpikir kok bisa yah, dikelilingi lautan birahi seperti ini. tapi daripada aku jajan seperti Mas Nanang, ngga deh, aku cukup terpenuhi kok sekarang ini.

-woi Mas Yud-
WA dari Icha muncul di notif HPku
-hai hai gimana?-
-ya gitu deh ternyata Abah itu ngga marah yang gimana2, kecewa iya Mas, tapi lebih ke bahagia soalnya dia punya cucu lagi yang masih kecil, soalnya kan mbak dila anaknya udah gede-
-pas abis kejadian santika itu kayaknya kamu dipanggil yah Dek?-
-ooh iya itu abah malah bingung nyari nama, nyari rumah sakit, nyari tempat buat nikahan mas-
-oh syukur deh kalo gitu dek kalo udah beres-
-mm Mas kejadian di Santika itu, Icha mau nanya-
-iya apa dek?- aku membalas dengan kata-kata ini saja, tadinya aku mau becanda untuk bilang mau di ulang tapi aku mengurungkan niatku daripada malah nanti jadi panjang.
-mas pake obat kuat yah?-
aku langsung menoleh ke Icha dan menunjukkan muka mengernyit, dia kemudian memberi kode “balas aja”
-ya ngga lah, kan mas kesana ga tau mau ngapain, kirain mau nemenin barengan bay-
-ya iya sih, cuman mas kok lama banget sih, trus itunya bisa gitu banget-

kemudian WA dari widya masuk

-Mas nanti jadi yah, widya kangen, jangan panggil mbak, widya lagi sendirian kok-
-iya sayangnya mas nanti pulang kerja mas tunggu di Warung kopi Cak Ri yah-
-kita lama ngga ngobrol sayang, widya kangen banget-
-Mas juga widya sayang-

-P-
-P-
Icha memberondong dengan Ping ke hpku
-jawaaaab Massss-
-hahaha maap, tadi balesin wa-
-siapa? pacar ya mas?-
-bukan, tukang plakat aku mau pasang plakat mukanya icha gede ditulisin #anakkepo- aku ga mungkin mengakui widya sebagai pacarku ke icha, soalnya pasti nanti dia kepo kepengen tau dan akhirnya ketauan semuanya.
-tau aahh Masss aku mau ngambeeekkkk-
-hahaha-
-mas ayolaah-
-oh iya maap ngga kok biasa aja, emang kenapa sih?-
-ya bisa kerasa banget trus aku bisa kayak pipis pipis gitu, enak mas trus punya mas kayak penuh banget di punyaku-
ini anak kalo diterusin malah bisa-bisa ngga kawin sama Bay ini aku harus meluruskannya
-ya gini lho widya, itu mas ga tau ya cuman punyaku segini aja kok standart laah, tuh punya bule gede-gede-
aku melanjutkan -kalo masalah lama, ya ga tau sih cuman aku akhirnya menikmati juga kemaren, cuman itu ga boleh sebenernya kan kita bukan apa-apa-
-kok bukan apa-apa sih maass?-
-lho iya kita adek kakak, mana ada yang gituan hayo-
-eh iya juga sih, eh tapi eh tapi kalo pipis enak itu apa mas?-
-itu kamu orgasme namanya, klimaks sama kalo kaya mas keluar itu-
-ooh enak banget baru kemarin lho mas Icha gitu-
Mati aku. duh malah kok bahasnya terlalu vulgar
-ya kamu nanti kalo udah sama Bay pasti juga bisa toh, asal sama-sama menikmati, kamu harus terbuka sama pasanganmu pengen mu diapain digimanain jadi kamu bisa dapet lagi-
-malu mas-
-lha ngapain malu sama suami sendiri-
-ahahaha Icha punya suami abis ini, lucu-
-makanya itu kamu harus komunikasi sama suami kamu, apalagi tentang seks yah biar sama-sama enaknya-
-tapi mas kemaren kok bisa tau aku harus digimanain hayo?-
duuh ni anak yah, anak sekarang keponya bikin bingung jawabnya
-kebetulan aja kali-
-ga ah pasti ada rahasianya, mas sama pacarnya yang dulu juga gitu?-
-oii ganti topik-
-mas itu kaya udah pengalaman banget lho, beda si Bay-
-jangan gitu dek, kan suaminya dek Icha si Bay bukan mas-
-iya sih mas Icha sayang sama Bay tapi mas lebih gimana gitu kalo urusan gituan-
duuh bandel banget sih ini anak, aku sih suka-suka aja cuman aku ga mau jadi sandungan mereka, aku udah salah jalan sama widya. aku ga mungkin lah ganggu pasangan baru ini.

-pacarnya pasti keenakan banget ya sama mas dulu-
-pipis-pipis enak terus yah-
-katanya kalo cowo harus dikeluarin ya mas biar ngga pusing-
-trus mas keluarinnya gimana coba?-

aku bingung jawabnya icha memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan itu
-deek udah yaa-
-aah mas ga asik ah-
“NUR”
abah memanggil. saved by the bell.
-mas harus jawab- wa terakhir dari icha

riing riiing
*Ibu Kost memanggil*

“njih bu”
“Yud sabtu kamu libur?”
“saya masuk setengah hari bu, ada apa yah”
‘kamu bisa nyetir mobil?”
“bisa bu”
“ya udah kalo jadi anterin ibu ya”
“njih bu”

gila ini, mau diajak kemana aku? pikiranku kacau balau. permainanku dengan Bu Retno kemarin sungguh gila menurutku. tapi ya aku tidak boleh berpikir yang tidak-tidak dulu. aku menepuk kontolku yang mulai mengeras “wes rasah kumat” beda memang efek tepukan Bu Retno dan ketika aku menepuk sendiri.

---

aku membereskan mejaku dan menumpuk kerjaan untuk besok pagi, dan sepertinya aku harus membawa sebagian pulang karena tidak mungkin ini bakalan selesai.

trangtangtangtang

Ku hidupkan motorku, nyaringnya suara knalpotku yang merdu bagiku, tapi memekakkan telinga bagi orang lain. Jet Darat sebutan orang-orang atau Motor Jambret, entahlah tapi aku suka sekali dengan motor ini. aku menengok kebelakang sebelum memundurkan motorku karena spion ku hanya syarat saja agar tidak terkena tilang. terlihat Icha keluar dari kantor menuju ke Yaris TRD Putih miliknya. dia mengacungkan kepalan sambil mencibir, tapi setelah itu dia tersenyum manis. aku sengaja tidak membalas senyumnya, aku membalikkan badan dan melambaikan tanganku kemudian memacu motorku meninggalkan kantor, meninggalkan asap wangi Castrol Activ.

Cak Ri tidak pernah tidak sepi, aku menuju ke salah satu tempat duduk kosong dan duduk disana. aku buka WA belum ada WA dari Widya, kemudian, aku update status di WA foto kopi dan rokok. aku memang jarang sekali update WA.

-woi dimana?-
ada kawan yang mereply statusku
-hahaha kuwi poto wingi, pencitraan ae-
-cuk-

-sabar ya mas-
Widya mereply tapi tidak kubalas

tidak lama widya muncul dengan pakaian yang tidak biasa dia pakai, jeans dan hoodie warna hitam bertuliskan “death vomit” salah satu band death metal dari Jogja. aku sampai termangu melihatnya.
“ngelamun aja mas”
“eh iya mbak...wid”
“kaget ya, widya pakai begini, iya biar ngga mencolok mas, masa pakai hijab sama gamis gitu”
“eh iya iya”
“Mas apa kabar?” sambil Widya tersenyum manis sekali, semanis sewaktu dia menyapaku di pagi hari. Senyum yang membuat hariku menjadi semangat.
“baik, baik banget abis ketemu kamu”
widya tersipu malu, dia duduk disebelahku kananku agar agak tertutupi oleh pandangan orang-orang.
“ngga pesen minum widya?”
“ngga mas bentar aja kok”
“yaah” dalam hati aku agak kecewa
“Mas aku mau cerita, ternyata dugaanku benar Mas, Mas nanang ada yang lain.”
deg. hatiku berdebar. “kenapa bisa widya tahu” pikirku dalam hati
“Mas Nanang sering banget ijin luar kota, tapi aku track HPnya ternyata dia ada di Surabaya saja, padahal bilangnya ke Jombang, Sragen atau kota-kota lain.” Hari ini tadi dia pamit lagi sampai hari Minggu besok, Masalah ini ibu sudah tahu, makanya nanti malam aku minta antar Mas untuk menemui Mas Nanang yah, dia ada di salah satu hotel di tengah kota Surabaya.” jelas Widya kepadaku dengan mata nanar.
“Widya, apa aku tidak terlalu ikut campur dalam urusan rumah tanggamu?”
“aku mau minta tolong siapa lagi mas?, ibu sudah tahu kok dan membolehkanku mengajak Mas Yud”
“oh baik widya, kenapa tidak wa saja tadi? kan ngga usah repot-repot”
“kan aku mau ketemu Mas, ndak mau?” rajuknya dengan bibir dimanyunkan
“eh iya iya, sayangnya mas” tanganku merambat ke jarinya yang berpegangan di kursi di sebelah pahanya. dia menyambutnya dengan menggenggam jariku. kami berdua menunduk dan tersenyum.
tiba-tiba dia melepaskan pegangan kita, dan bilang dengan suara berbisik “Mas nanti jam 23.00 turun yah, aku balik dulu itu ada teman Mas Nanang baru dateng, aku balik dulu Mas sayang”
“eh iya iya” widya berjalan tanpa menoleh kebelakang
pikiranku kacau apa yang harus aku lakukan, aku tidak bisa ikut dalam masalah ini sebenarnya. semua serba salah.

tidak lama aku pulang ke kamar kost dan merebahkan diri. aku melihat ke langit-langit dan menunggu waktu. tiba-tiba ada pikiranku yang mengatakan, aku harus memberi tahu Mas Nanang. aku segera mengambil HPKu.
-Mas, dmn?-
tidak lama kemudian nada dering ku berbunyi
“Oi Mas,gimana?” suara Mas Nanang terdengar dengan latar belakang suara berita dari TV lokal.
“Mas ketauan” aku memberanikan diri membuka hal itu dengan Mas Nanang.
“lho apa maksudnya mas?” Mas Nanang masih mengelak.
“Mbak Widya tahu mas, HP Mas di track”
“bener ta mas? ini mas sama siapa?”
“sendiri di kamar”
“duh terus piye Mas” suara panik Mas Nanang terdengar. “aku tak pulang aja wes sekarang”
“Mas mau masalah ini beres?” tanyaku
“Mau mas gimana?”
“tapi janji nurut dan bisa dipegang omongan Mas Nanang yah”
“iya mas”
kemudian aku menceritakan rencanaku dan mas nanang menyetujuinya. tuut tuut
semoga yang aku lakukan tidak menambah keruh suasana

22.55 WIB

aku menyulut rokok didepan rumah kost, sambil merasakan dinginnya angin. Widya keluar dari pintu depan, dia menggunakan baju yang sangat santun, dengan jilbab panjang dan baju lebar. nampak anggun dan ayu. wajahnya nampak gusar namun dia sempatkan tersenyum.

kami memasuki tol romokalisari, jalanan nampak lengang dan hanya truk-truk besar memuat container yang menemani kami. disepanjang jalan tidak banyak pembicaraan, kami tenggelam dalam lamunan masing-masing.
“Widya sedih yah?” sepertinya perasaannya sudah tidak terbendung dia kemudian menangis sejadi-jadinya. kedua tangannya menutupi mukanya, tangisnya dalam dan menyesakkan. aku membiarkan nya puas menangis dahulu, siapa juga yang kuat untuk menahan beban seperti itu. aku hanya mengelus kepalanya dan memegang pundaknya.
widya tetap menangis, tangannya mencari sesuatu di tasnya. dan dia membuka gallery fotonya. dia memperlihatkan sebuah screenshot.
ada foto profil wanita muda berambut panjang yang terlihat belahan dadanya yang dinamai Lukman. “mungkinkah ini laila” pikirku dalam hati. memang wajahnya menunjukkan daya tarik sensual yang sangat menggoda. walau bukan tipeku sih. di foto itu dia memakai baju seperti seragam putih dengan list biru, dan name tag yang terbalik.


Laila

“kamu yakin wid?”
“geser aja mas gambarnya”
gambar berikutnya ada lah list video call dari kontak tersebut. Dengan tanggal yang belum lama. jam-jam video callnya juga menunjukkan sewaktu Mas Nanang diluar rumah. aku sebenarnya ingin sekali untuk membuka semua ke widya, tapi hati kecilku yang menolakknya. aku tidak mau menghancurkan rumah tangga orang. aku sudah berjanji kepada diriku untuk memperbaiki rumah tangga mereka.
“ya sudah sabar yah, berpikir positif thinking aja ya Widya” widya melihat ke arahku dengan wajah yang sangat terpukul.
segera kupacu mobil suv milik widya ini. setelah 30 menit perjalanan kita sampai di sebuah hotel, mungkin bintang 3 atau 4 di ruas jalan Basuki Rahmat Surabaya. saya memarkir mobil di basement. “kamu siap?” tiba-tiba widya memelukku, dan aku memeluk Widya balik, aku elus punggungnya pelan dan berkata. “apapun yang terjadi, berpikir positif agar semuanya menjadi baik”
widya menjawab lirih, “i-ya Mas”
aku berjalan naik ke resepsionis dan widya menjelaskan, kalo dia adalah istrinya Bapak Nanang yang baru saja sampai, hp Pak Nanang tidak dapat dihubungi. Kemudian resepsionis tersebut memencet nomor kamar, aku bisa lihat dari samping, 403.
“Halo selamat malam mohon maaf mengganggu Pak Nanang, oh maaf salah Bu. Baik. Selamat Istirahat dan mohon maaf sekali lagi”
kemudian dia terlihat membuka-buka bukunya, kemudian memencet nomor kamar lain. 405.
Selamat Malam Pak Nanang, mohon maaf mengganggu. ini ada Ibu Widya mencari bapak, apa benar ini tamu bapak?” tidak terdengar suara balasan dari orang yang ditelponnya “oh begitu pak, baik pak”
Ibu diminta naik ke kamar 405 sama pak Nanang.
“ayo temani Mas” pinta widya kepadaku.
“ba-ik”
kami menaiki lift dan berbelok ke kanan dan sampai didepan kamar 405
Widya memencet bel dan tidak lama pintu dibuka.
hatiku berdebar apakah rencanaku berhasil?
Loo....cak ri masih di randuagung...dah deket rumah nih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd