Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sepintas Perjalanan Hidup

Bimabet
mantap huu. dinanti season 2, perjalanan hidup dito junior.
Wahh.. Ini kelamaan nunggunya hu. Keburu tytyd nubi menciut :pandaketawa: :pandaketawa:
Lagian sesuai prediksi yang lagi di dalam rahim Han itu Han jr.


Jadi menanti anak pertama nih
Selamat ya hu
Dek Resti udah di samber orang juga ternyata
:pandaketawa:
Benar hu @kira23 . Lagi menanti anak pertama. Muehehee.. Kebetulan Resti menyusul sold out hu 😁😁

Terima kasih atas happy endingnya cerita ini hu..
Kalo bisa tetap bikin cerita dimari hu, cerita fantasi juga boleh hu.
Tulisan subes ini bagus dan enak dinikmati.
:thumbup:thumbup
Thanks atas semua apresiasi dan supportnya ya suhu @ayudis69 . Nubi harus banyak belajar dari para suhu dan sepuh di mari hu. Nubi Lihat karya para suhu yang ikut LKTCP, gila sih. Orang orang yang Gak ada Obat pada kumpul semua di sana. πŸ˜…πŸ˜…
 
buajinngannn dito, hampir aja gw nangis :((:bata::bata:

Selamat ya untuk tamat nya kisah ini dan terima kasih sudah meramaikan forum ini dengan cerita yang begitu menajubkan :beer::beer:

dan Selamat juga untuk pernikahan nya sama Han, di jaga baik2 ya si han nya semoga langgeng sampai maut memisahkan, dan semoga anak nya nanti tidak sebodoh dito dalam hal percintaan :lol::lol:
Wuuiihhh.... Hahaa.. Thanks apresiasinya suhu @cleopatra22 πŸ™‡πŸ™‡πŸ™‡ terharu saya kalau suhu bacanya hampir mewek πŸ˜…πŸ˜…

Aaamiinn.. Makasih doa nya suhu. Makasih untuk support dan apresiasinya selama ini ya. πŸ™‡πŸ™‡πŸ™‡

Ya nubi setuju. Semoga anak nubi ga sebodoh nubi nantinya hahaha :lol: :lol: :lol:
 
Wah ....
Tebakan ane meleset dong ....
Ternyata happy Ending ... bebong nikah sama Han ...
Wkkk ..wkkk ... kemerin ane gak baca ceritanya, takut terbawa kesedihan bebong yang tinggal Han , cuma ngintip dari comenan suhu suhu semua
... Akhirnya harus baca ulang nih ...

Semangat suhu @tapluck πŸ™‡πŸ™‡πŸ™‡
Makasih untuk support dan apresiasinya ya suhu


Lika liku hidup...terima kasih sudah berbagi cerita ini..πŸ™πŸ™
Makasih ya suhu @D85 πŸ™‡πŸ™‡


Akhirnya..... selamat ya suhu, sungguh ending yg indah... semoga langgeng ya
Alhamdulillah. Makasih doanya hu @Udin_gembok .

Thanks atas semua support dan apresiasinya selama ini πŸ™‡πŸ™‡


Akhirnya tamat... Thanks...
Thanks suhu @SatriaCorp πŸ™‡πŸ™‡


Akhirnya happy ending juga mntaaaap
Alhamdulillah. Makasih suhu @RahmanTh34 πŸ™‡πŸ™‡
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ada planning bikin project baru ga suhu @t1t1t kec1l ?
Belum tau Pakde @Garonk84 . Tapi untuk saat ini ya mungkin ini thread pertama sekaligus yang terakhir :Peace:

Karena basic nubi bukan penulis, rasanya susah ya kalau bikin cerita fiksi. Hahahaa. Tapi ya ga menutup kemungkinan bila di RL nubi jumpa dengan orang yang mempunyai story luar biasa yang patut di share di sini atas izin yang bersangkutan. Seperti karya suhu siapa itu pengen mention lupa namanya yang judul karyanya Story Driver ojol dan Dokter cecil 😁😁 . Salah satu karya terbaik di sini menurut nubi
 
Bukan EPILOG kayaknya...

Kebanyakan cerita novel atau cerita drama terdapat satu bagian yang bernama Epilog di akhir cerita ya. Kebetulan penulis tidak mengerti dan memahami cara membuat Epilog yang baik dan benar. Termasuk isi kandungan dari epilog itu sendiri.

Tetapi yang pasti, segala bentuk isi hati penulis telah tertuang seluruhnya di part -38 bagian Fakta Kisah. Di sana juga terdapat info terkini dari para tokoh utama dari cerita ini.

Mungkin penulis sedikit tarik kesimpulan pribadi bahwasanya wanita itu adalah makhluk yang kompleks, namun tetap yang terseksi di mata penulis. Kebanyakan orang bilang, mereka adalah makhluk yang lebih mengutamakan hati ketimbang logika. Maka dari itu, Jangan pernah sia sia kan mereka di saat mereka sudah jatuh cinta kepada anda. Mereka yang sudah tulus mencintai seseorang, akan memberikan segalanya yang mereka punya kepada orang yang di cintainya. Beruntunglah kita bila kita mendapati wanita seperti itu. Dan jangan lupa, hargai perasaannya

Lalu, Jangan pernah anggap remeh sebuah penyesalan. Penulis termasuk orang yang sudah mengalami apa itu penyesalan yang sesungguhnya. Walaupun level penyesalan penulis belum ada apa apanya di bandingkan dengan orang lain. Tetapi dengan level penyesalan yang seperti itu saja penulis sudah merasakan efek dan dampak buruk terhadap diri penulis sendiri.


Yaahh.. Mungkin itu saja ya suhu... Pemasalahan setiap manusia pasti berbeda beda. Mungkin masih banyak orang di luar sana yang mengalami permasalahan yang lebih kompleks dari penulis dalam urusan percintaan. Namun apapun itu, kita harus tetap bersyukur. Karena saat kita bersyukur dengan ikhlas, Mudah mudahan Tuhan selalu melindungi dan memberikan yang terbaik untuk kita.

Stay safe untuk semua. Semoga sehat selalu. Penulis tetap terbuka bila ada pertanyaan yang tidak menyimpang dari thread penulis. Insya allah akan di jawab.

Sebentar lagi akan penulis luncurkan part terakhir dari thread ini. Mudah mudahan berkenan untuk semuanya, sekali lagi maafkan atas segala kekurangan yang dimiliki dari thread ini. Dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada para suhu yang turut senang atas akhir dari thread yang berujung happy ending. Terima kasih juga untuk semua support dan apresiasinya untuk thread ini...

 
Terakhir diubah:
UPDATE FINAL
PART -39
Yang Tersayang bag. 7 (end)



Seminggu sudah aku dan resti telah berpisah dan memilih jalan kami masing masing. Dan sudah dua minggu lebih semenjak kejadian yang di lakukan si bangsat telah berlalu. Namun hubunganku dengan Han tak kunjung membaik, Han masih saja bersikap dingin kepadaku, semua usahaku untuk menghubunginya selalu mental. Telepon tak kunjung di angkat, chat whastapp tak jua mendapat balasan. Namun hanya usahaku mengirimnya makanan saja yang sepertinya membuahkan hasil. Setiap makanan yang ku kirim, selalu di makan habis oleh Han..

Sejak kejadian malam itu, Aku dan Ibu Han selalu berkomunikasi via Whatsapp, Ibu Han juga selalu laporan kepadaku bahwa Han selalu senang menerima semua barang yang kukirim kepadanya. Tak apalah, mungkin Han ingin melihat usahaku sedikit lebih lama lagi.


"jangan menyerah ya Nak"
Sebuah kalimat pesan dari Ibu Han. Kalimat inilah yang terus menguatkanku untuk berusaha mengambil hati han kembali. ibu Han yakin, cepat atau lambat Han akan luluh juga.



Minggu, 20 september 2020
15.00 wib


You...
You're my love, my life, my beginning...
And I'm just so stumped i got you...
Girl, you are the piece i have been missing
Remembering now...

All the times I have been alone, showed me the way...
Led me here, led me home...
Right through that door straight to you...
You're my love, my life, beginning...


It's You - Sezairi Sezali


Bedul, salah satu teman genkku semasa sekolah putih abu abu akhirnya naik pelaminan. Menyusul teman genk ku yang lainnya yang sudah terlebih dahulu menikah. Sontak dengan resminya bedul menikah, membuatku menjadi satu satunya orang yang masih lajang di antara teman genk ku. Di acara resepsi pernikahan bedul aku harus puas menjadi bulan bulanan mereka. Tema pembulianku waktu itu adalah Dito si bujang Lapuk. Bngst !!

Aku dan teman teman terbangsatku ada Tono, Septa dan Roland sedang bernostalgia tentang masa masa paling indah, masa sekolah. Menceritakan masa sekolah memang betul betul gak ada habisnya.

Kami berempat duduk membuat sebuah lingkaran di sebuah sudut gedung. Berawal membicarakan hal hal yang semuanya tak penting, lalu berlanjut membahas ke masa masa kenakalan kami saat remaja dulu, terakhir membahas para mantan yang berhasil di eue saat pacaran dulu, sehingga membuat kami tak henti hentinya tertawa. Seperti biasa, tono lah yang menjadi otak dari semua pembahasan ini, ada aja celetukan celetukan darinya yang membuat kami menjadi tertawa.

Tetapi di tengah sedang asyiknya tertawa, tiba tiba tono yang duduk persis di sebelahku memukul punggungku begitu kuat dengan nada histeris. Ada 4-5 kali dia memukul punggungku dengan kekuatan penuh.


"Ehh ditt.. Diitt... Diitt...lu liat ...!" Kata tono sambil memukul punggungku beberapa kali

"Apa sih cok..! " Ucapku protes.


Teman teman yang lain yang tadinya tertawa jadi ikut memandang Tono.

"Arah jam 5 dit.. ! Buru..! Lu lihat.!" Kata Tono Histeris sambil menunjuk ke arah yang ia maksud.

Seketika pandanganku dan teman temanku tertuju ke arah yang Tono tunjuk. Dan sedetik kemudian aku tercengang,aku melihat sesosok wanita yang kurindukan sedang mengambil makanan di meja prasmanan.

"Itu Han bukan cuk..?!" Ucap Tono dengan nada terkejut.

"Ehh.. Iya njir ! Han itu cuk. Ngapain dia ke sini..? Masa iya di undang sama si bedul.?" Kataku yang terheran melihat kehadiran Han saat ini.

Walau Han dengan teman teman genk ku sudah saling mengenal satu sama lain, namun tetap saja hal yang mustahil bila bedul mengundang Han ke acara resepsi pernikahannya. Dan walaupun wanita itu sedang pakai masker, kami semua tetap yakin wanita itu adalah Han.

"Ga mungkinlah bedul undang Han ke sini cok !! " Ucap Tono tak kalah Heran.


Dan yang membuatku semakin terpana adalah Han memakai pasangan seragam couple yang juga sedang kugunakan saat ini. Seragam ini dulu sengaja kami buat untuk memeriahkan acara resepsi pernikahan sahabatku tono pertengahan tahun lalu. Kita nempah lhoo ya. Bukan beli jadi di online shop. Sudah otomatis tidak akan ada yang menyamai desain seragam couple kami. Itulah yang membuat kami semakin yakin bahwa wanita yang kami lihat itu adalah Han.


"Anjirrr.. Lu udah baikan sama Han, Dit..? " Tanya tono kepadaku.

"Belumlah cuk. Kan sudah gw ceritain tadi..!" Kataku tegas.

"Itu kok pakaian kalian bisa samaan gitu njir.."

"Whahaaa.. Ga tau gw ton. Sumpah.. Gw juga kaget cuk ! Itu kan seragam yang kami buat khusus buat acara lu dulu.."

" Lahh Iyaaa ... Aahh... Fix..! Ini jodoh namanya Dit... Lu juga belum makan kan..? Pepet udah.. " Kata Tono dengan Penuh semangat.

"Anjirrr.. Bisa kebetulan gitu.. Buru Ditt... !" Kata Septa menyemangatiku

"Gas Ditt... Tunggu apa lagi.." Ucap Tono dengan nada girang.

"Gimana caranya Ton..?" Tanyaku polos.


Seketika semua teman genk ku tertawa terbahak bahak mendengar pertanyaanku barusan.

"Anjing kau Ditooo... Di saat begini malah ngelawak lu.. Ya samperin lah bodoh.." Jawab Roland sambil memegang perutnya akibat tertawa geli. Sementara teman temanku yang lainnya juga ikut tertawa karenanya.

"Mendadak nervous anjir !" Jawabku nyengir.

"Udah.. buruanlah...bgst !! Sono ! " Ucap tono sambil menjolak tubuhku agar aku segera bangkit dari kursi yang kududuki saat ini. Bahkan kursi yang kududuki di tendang oleh Tono , hampir membuatku terjungkal.


Dengan menghela nafas sesaat, aku pun bangkit dan menuju ke arah meja prasmanan, diiringi oleh teriakan dari teman temanku.

"Semangat Dit !!" Teriak tono

" Jangan kasih lepas diit !!!" Teriak Septa.

" Buktikan kau punya tytyd diiitt !!" Teriak roland.

Lalu setelahnya mereka bertiga malah mentertawaiku. Punya temen kok koyo asu kabeh !


Kulihat Han sedang mencari tempat duduk,sedangkan aku buru buru mengambil makanan seadanya, ya nasi minyak dua kali ciduk, rendang tiga potong, kari kambing dua potong , mihun dua kali ciduk dan tak lupa tiga potong semangka sebagai cuci mulut cukup lah untuk mengganjal perutku pada sore hari ini.

Setelah mengambil makanan seperlunya di meja prasmanan, aku melihat Han yang sudah duduk di meja VIP bagian depan, yang kebetulan Han sedang duduk sendirian di sana. Sepertinya ia datang sendirian.

Aku pun segera melangkahkan kakiku mendekat ke arahnya, jantungku tiba tiba berdetak kencang, aku benar benar nervous. Kakiku mendadak lemas dan berat untuk melangkah mendekat. Bingung, kalimat apa yang harus kuucapkan pertama kali ketika menyapanya.

Kini jarak antara aku dan Han tinggal berjarak tiga meter kotor. Namun tanganku sudah gemetaran, bibirku sedikit kaku. Astaga.. Kenapa aku canggung begini.


"Permisi kakak, izin gabung duduk di sebelah boleh..?" Ucapku memulai menyapanya saat kulihat Han sedang asyik mengunyah makanannya.

Seketika Han langsung menoleh ke arahku, dan terkejut tak percaya, ternyata yang sedang menyapanya adalah lelaki guoblog bin dongo,si Dito Prakoso. Yang mana pria itu sudah berdiri tegak di sampingnya sambil tersenyum, senyumnya khas. Tak pula manis namun sedikit kelat dan sudah pasti sangat menjijikkan.

Dan mungkin Han juga terkejut melihat baju yang kupakai saat ini. Sedetik kemudian ia mencoba menutup bibirnya, aku yakin saat ini ia sedang berusaha keras menahan tawa melihat suatu kejadian kebetulan yang sedang berlangsung.

Sementara akupun tak kuasa menahan tawaku sendiri karena melihat ekspresi Han seperti itu.


"Boleh Kak...?" Kupertegas lagi pertanyaanku kepadanya. Han masih menutup bibirnya, masih tertawa tak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya. Mana masih ada makanan di dalam mulutnya yang belum tertelan. Pasti ia sedang tersiksa menahan tawa sambil menahan makanan yang belum sempat tertelan olehnya agar ia tidak tersedak.

Namun sedetik kemudian Han menganggukkan kepalanya tanda ia mengizinkanku untuk duduk semeja dengannya.

Setelah di izinkan duduk di sampingnya, aku dan Han lebih banyak saling curi curi pandang menatap satu sama lain, tak jarang aku melihat Han membuang muka, geli menahan tawa. Ini benar benar moment yang menggelikan. Aku pun begitu juga, tak mampu berlama lama menahan tawa. Bahkan Han pun belum mampu melanjutkan aktifitas memakan makanannya. Berulang kali ia menaruh sendok makannya, tak jadi menyuap nasi ke mulutnya sendiri karena sibuk menahan tawa.


"Kakak sendirian..?" Tanyaku mencoba mencairkan suasana. Namun Han hanya mengangguk.

"By the way ,, saya baru sadar ya Kak. Baju kita kok bisa couple gini.. ?Serasi.." Ucapku sambil cekikikan.

Aku tak mampu lagi untuk menahan tawaku sendiri. Bahkan aku Hampir kesedak sangking semangatnya menggoda Han yang sejak tadi tersenyum menahan malu. Kali ini han juga tak bisa menahan geli ingin tertawa. Ia bahkan sampai harus memegang perutnya sendiri. Berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara tawanya.

"Kakak kalau mau ketawa, ketawa aja. Jan di tahan tahan.. Bulu idungmu lho kak, bergoyang goyang.." Kataku lagi sambil meniru gaya Dodit Peserta Stand up komedi saat mengejek Radit.


Sontak ucapanku tadi membuat han semakin tersiksa menahan tawa, salah satu tangannya mendarat dan mencubit lenganku. Kali ini aku tak melawan, kubiarkan kulit lenganku pedas akibat cubitan maut Han. Ahh... nikmatnya... bahkan Aku begitu merindukan efek pedas nan panas dari cubitan Han seperti ini. Ya... Ampuun.. Sebegitu kangennya kah diriku terhadap wanita ini..?!


"Ditoo...udahh please. Gw mau makan dulu .." Kata Han merengek. Tak kuat menahan tawa karena kujahili terus-terusan. Tetapi sedetik kemudian ia malah cekikikan sendiri.

Han menyerah, suaranya masih manja seperti dulu. Masih seperti Han yang kukenal . Senyumnya manis sekali sore itu, membuat kolestrolku naik. Dandanannya juga modis, selaras dengan seragam couple yang ia pakai saat ini.


"Eehh.. Kakak kok tau nama saya.. ? Kan kita belum kenalan. !"

"Beebbooonnnggg...!! "
Han merengek, suaranya semakin membuatku gemas. Tapi kusudahi segala kejahilanku. Agar kami bisa fokus makan.


Damn ! Aku begitu bahagia tatkala ia meneriakkan nama panggilan sayangnya kepadaku.


"Hahaa.. Oke.. Peace ! Damai !" Kataku sambil nyengir kuda


Setelah rasa geli akibat fvck moment ini sedikit mereda,walaupun aku dan Han masih saling melempar senyum geli, akhirnya aku memberanikan diri bertanya tentang kabarnya.

"Hhmmm....Lu apa kabar Han..? "

"Baik. Lu sendiri gimana? Lu kenapa ada di sini..?" Tanya Han heran.

"Lahh.. Harusnya gw yang tanya lu kenapa di sini..?"

"Laahh... Emang kenapa..?"

"Lu gak lihat itu temen gw bedul di atas pelaminan..?" Sambil menunjuk ke arah panggung pelaminan.

"Hhaaaahhh...?! Astaagaa ... Iya doong... Baru sadar gw.. Itu mempelai perempuannya temen kampus gw. Ya ampun... Kecil ternyata kota ini." Jawab Han dengan nada kaget tak percaya sesaat setelah menoleh ke arah pelaminan. namun sedetik kemudian ia malah tertawa lepas.

"Ohh gitu. Istri bedul temen kampus lu? Pantes firasat gw mengatakan kalau gw kayak pernah lihat itu cewe.. " Tanyaku kepada Han.

"Kebetulan banget sihh astaga !" Ucap Han histeris.

"Mana baju couple an gw ketemu pasangannya di sini.. " Ucapku sambil tekekeh, mencoba menjahilinya lagi.

"Hahahaaa.. Gw syok tau' .. Ga nyangka ketemu lu .. Baju bisa samaan lagi.. Nyebeliinnn beud sih hari ini.. !" Suara manjanya lagi lagi keluar. Kali ini ia tak ragu melepas suara tawanya. Shiitt.. !

Han.. Aku Rindu dengan suara khas manjamu ini. Sungguh..!


"Lu kenapa kepikiran pake seragam ini Han..?"

"Ga tau gw, gw aja bingung kenapa gw milih ni baju. Ga penting banget coba..."

"Yaa.. Sudah takdirnya begitu.. Kali aja sinyal jodoh..." Ucapku sambil mengunyah daging rendang . Kulirik ekspresi Han hanya tersenyum menahan tawa.

" Eh.. Serius lu ke sini sendirian...?" Tanyaku kepada Han buat memastikan

" Iya.. Gw diantar Ibu kemari.."

"Pulang bareng gw yaa..." Kataku tiba-tiba.

"Haruskah..?" Jawab Han balik bertanya. Sebuah sikap jaim yang di tunjukkan Han malah semakin membuatku tertantang.

"Wajib.. Gw mohon... Kali bisa ngopi dulu kita.."

"gw habis ni mau pergi sama Ibu.." Kata Han menjelaskan.

"Pergi kemana..? "

"Belanja.."


Sudah kepalang tanggung, aku segera meraih smartphoneku lalu mencari kontak Ibu Han. Kebetulan musik acara lagi rehat karena menghormati waktu adzan ashar.

"Kalau gitu gw izin ke Ibu buat ngantar lu. Gw speaker ya.."

"Ihh... Coba aja.. Pasti Ibu ga bolehin." Kata Han menantang.

"Kalo ibu ngebolehin gimana..?" Kataku balik menantang.

"Yaa udah... Gw ikut lu, Kita ngopi.."


Sejujurnya Han sangat menyukai tantangan seperti ini. Sering kali kita tebak tebakan tak jelas hanya karena ingin membuktikan tebakan dan feeling siapa yang benar dan tepat.

"Okee deal....!" Kataku penuh semangat.


Tak lama kemudian Ibu Han mengangkat telepon dariku.

-- Halo .. Ass.. Nak Dito..--

- Wss Ibu.. Ibu lagi di mana.. ?-

-- ini lagi di rumah temen Ibu, ada apa nak..? --

- gini Bu. Sekarang kan Dito lagi sama Han.. Nnaa... - kataku kepada Ibu Han. Namun belum sempat aku menyelesaikan pembicaraanku, Ibu Han seperti histeris dan terkejut tak percaya mendengar ucapanku. Beliau segera memotong pembicaraanku.

-- haah.. Nak Dito lagi sama Han..? Han kan lagi kondangan di gedung balai. --

- iya bu. Dito ketemu di sini, kebetulan yang nikah dari mempelai Pria itu temen dekat Dito -

-- oalah.. Bisa kebetulan gitu ya... Gimana Han..? Senang bisa jumpa kamu..? --

- alhamdulillah ketawa terus bu sejak tadi.-

:: ibuuuu... Mulaii reseh... :: teriak Han kepada Ibunya. Sontak celotehan Han barusan membuat ibunya tertawa di sebrang sana.

-- lhoo.. Suara Ibu di speaker..?--

- iya bu.. Mohon maaf bu, maksudnya biar Han dengar juga apa yang kita bicarakan bu. Kebetulan Han di samping Dito sekarang. Jadi gini, Dito boleh ga ajak Han pergi ngopi setelah kondangan ya Bu..? -

-- ya boleh boleh aja sih. Kenapa memangnya..?-- tanya Ibu Han terheran

:: lah Ibuuuu... Kita kan mau belanjaaa... :: ucap Han protes.

-- oia ya.. Ah tapi belanja bisa besok besok Nak.. -- ucap Ibu Han sambil tertawa. Jawaban Ibu Han tadi juga membuatku tertawa penuh kemenangan.

:: ya ampun ibuuuu... Terus kita ga jadi belanja sore ini..? Nanti Han diculik lagi lhoo buu... Gimana doong...? :: kata Han dengan nada memelas.

-- haahaha... Kalau kamu di culik sama Dito, Ibu gak akan pusing sayang. Ibu tinggal ke rumah orang tua Dito buat nentuin tanggal.. -- ucap Ibu Han sambil terkekeh.


Anjirr... Jawaban Ibu Han bak tembakan sniper yang mematikan buat Han. Tak ada lagi yang bisa di pertahankan, Han benar benar terjebak dengan situasi yang sulit untuk di lawan. Harapan Han kepada Ibunya agar beliau bisa membantu menolak ajakanku kini malah sebaliknya. Aku hanya bisa tertawa mendengar ucapan Ibu Han barusan yang menurutku cukup gokil. Sementara Han tertunduk malu dan tak berkutik lagi sambil menutup wajahnya mendengar jawaban dari Ibunya.

Kini pupus sudah, Han tak mampu beralibi lagi. Mau tak mau dia harus mengikuti keinginanku.


- oke.. Berarti boleh ya Bu , Dito pinjam Han dulu..ajak Han jalan jalan.. ?-

-- iya boleh Nak Dito. Gak apa apa..--

- oke Bu. Makasih banyak ya Bu.. Ass.. -

-- sama sama Nak.. Wss --


Sambungan telepon pun terputus, aku segera menatap Han dengan ekspresi penuh kemenangan. Tak lupa kugerakkan kedua alisku ke atas sebanyak dua kali sambil tersenyum mengejek. Aku yakin mukaku pasti begitu menggelikan di mata Han. Kulihat han hanya bisa tersenyum pasrah .


"Sial beud gw sore ini. Ya ampunn .. Astagaa... " Gerutu Han. Tetapi ekspresinya masih tersenyum geli.

"Hahahaaa.. Siapa suruh nolak tadi.." Kataku terbahak penuh kemenangan.

"Puass luu.."

"Puaas doong..!"

"Nyebelin..! "

"Bodo amat. Yang penting bisa ngopi bareng lu nanti.." Ucapku sambil tertawa lepas. Aku benar benar bahagia sebentar lagi aku bisa jalan bareng Han lagi. Takkan ku sia sia kan momen ini untuk meminta maaf secara langsung kepadanya.

Tak lama kemudian aku mengkode Tono dari kejauhan agar segera bergabung denganku.

" Apa kabar Han.. ?" Kata tono membuka obrolan sambil menjulurkan kepalan tangannya ke arah Han. Jabat tangan ala ala virus laknat.

" Baik Ton.. "

Tak lama kemudian septa dan Roland pun juga ikut menyapa Han.

"Wedeewwhh. .. Baju udah couple, undangannya kapan..?" Kata Tono sambil duduk ke kursi lain yang sudah di sediakan di sana.

"Bangke kau Safrudin ! Baru duduk udah nyela aja lu.." Kataku membalas ejekan tono dengan menyebut nama bapaknya. Sontak ucapanku tadi membuat septa dan roland tertawa terbahak bahak.

"Wasuuuu ! Bapak gw lagi tidur siang cok. Nanti batuk- batuk di omongin sama lu.." Ucap Tono protes.

"Ga janjian aja baju bisa sama'an begini ye kan.. Bau bau nya sih jodoh ini , Ton.." Ucap Roland memulai meluncurkan serangan pembulian terhadap diriku dan Han.

"Yooii... Salut sih. Pasangan couple ter the best abad ini brother..hahaaaa.." Timpa Tono.

"Speechless gw brother, gw sama bini gw aja belum tentu bisa melakukan hal seperti ini.." Tambah Septa. Sedetik kemudian ketiga teman laknat ku ini tertawa terbahak bahak, cukup keras.

"Anjing...!"

Aku hanya bisa mengumpat, tersenyum , cengar cengir gak enak. Karena diriku betul betul habis terbuli saat ini. Sementara Han lagi dan lagi hanya mampu tersenyum malu. Banyak celotehan celotehan yang dari tono, Septa dan Roland yang juga membuatku dan Han menjadi salah tingkah. Terutama aku, benar benar tak berkutik untuk mengCounter serangan bertubi-tubi dari teman teman laknatku ini. Hingga akhirnya setengah jam kemudian, penderitaanku dan Han berakhir setelah si Roland sudah membuka suara untuk pamit dari sini. Kami pun menyetujuinya, setelah sempat bersalaman dan berfoto bareng dengan kedua pengantin, aku dan Han pun melangkah pulang meninggalkan gedung itu.

Saat turun dari panggung tadi kuberanikan diriku untuk menggenggam telapak tangannya, tak ada penolakan dari Han. Walau masih ada keraguan nan gengsi dari diri Han untuk membalas genggaman tanganku. Biarlah... Setidaknya dengan Han mau berbicara denganku saja sudah membuatku senang. Sebuah progres yang cukup signifikan.


Setelah kami berdua masuk mobil, suasana sedikit canggung. Bahkan aku bingung bagaimana membuka obrolan sepanjang perjalanan.

Ayolah Dito. Ini sebuah kesempatan. Cepat berpikir Dito ! Ngobrolin apa kek. Yang penting kalian bisa habiskan waktu sedikit lebih lama.. Kalian pasti baikan. Cepatlah bodoh ! Buka suara lu ! Tolol kau ! Begitulah kira kira bunyi suara asing yang berbisik di telingaku.


"Ngopi di cafe HO aja kali ya..?" Kataku membuka pembicaraan.

"Hhmmm... Boleh.." Jawab Han singkat. Matanya hanya menatap jalanan yang sedikit padat. Namun biar begitu, aku cukup senang. Permintaanku langsung dikabulkan tanpa penolakan

"Mmhh.. Oke.."


Aku kembali fokus menyetir, walau sesekali aku melirik ke arahnya, namun tetap saja pandangannya masih lurus ke depan. Semakin ke depan, jalanan semakin padat saja. Membuat diriku harus sedikit mengabaikan Han dan fokus ke jalanan.


"Pacar lu mana ..? Kok ga di bawa.." Tanya Han tanpa menoleh ke arahku. Mendengar pertanyaan Han barusan dan ekspresinya yang terkesan judes, membuatku sedikit tertawa. Ada jeda lima detik sebelum akhirnya pertanyaan Han ku jawab.

"Resti..? Gw udahan sama dia.." Jawabku santai.

"Haahh ... ? Dihh.. Buaya banget lu..! Lu mutusin dia? Jahat banget lu dito. Ya ampun.." Jawab Han ketus.

"Diihhh... Kasusnya sama dengan Nia, gw yang di putusin. Bukan gw yang mutusin..."


Seketika Han menoleh tajam ke arahku.

"Lu di putusin Resti..? Yang benar aja .."

"Ya .. Walaupun gw pernah ngomong sama lu buat mutusin resti, tapi kenyataannya Resti yang minta udahan..."

"Kok bisa... ???!" Tanya Han heran.

"Ntar gw ceritain di cafe aja...."


Lima belas menit kemudian, aku dan Han sudah duduk santai di cafe langganan kami. Mungkin inilah saatnya aku harus meminta maaf sama Han secara langsung. Tanpa permisi lagi, kutarik tangan kanannya dan ku genggam erat tangan itu dengan kedua tanganku. Sontak perlakuanku barusan membuat Han terkejut dan menatapku.


"Gw minta waktu lu sebentar Han.. Gw udah lama nunggu waktu buat bisa bicara dengan lu.. Gw minta maaf atas sikap gw ke Lu, Han.. Gw gak pernah ngerti lu... Tolong kasih gw kesempatan buat perbaiki semua.." Kataku dengan nada serius.

" ini gak ada sangkut pautnya dengan gw dan Resti putus. Gw pengen ngomong gini udah dari dulu.. Dulu banget.. Batin gw tersiksa lihat lu dingin ke gw, gw galau , gw gelisah waktu lu ngejauhin gw. Please... Dari lubuk hati gw yang paling dalam, tolong maafin gw. Gw benar benar menyesal.."


" Dito.. Gw pikir Lu gak perlu minta maaf. Gw akui Kejadian lu mesum dengan Resti itu buat gw Cemburu. Gw syok lihatnya.. Tapi ya balik lagi, dia pacar lu. Wajar aja.. Gw nya aja yang masuk di saat ga tepat. Gw gak mau komunikasi dengan lu cuma buat nenangin diri gw aja, gw mau buang rasa cemburu gw itu dan juga rasa sayang gw ke lu.. Gak mungkin gw terus terusan ada di antara lu sama Resti. Gw harus sadar posisi gw.."

"Dan... Ternyata hal itu juga malah buat batin gw tersiksa. Gw juga gak sanggup Dit, sumpah.. Ga tau, dengar lu putus sama Resti tadi, tiba tiba hati gw kok jadi lega. Perasaan gw langsung tenang.. Bukannya gw jahat dan senang lu putus dengan Resti. Tapi ya ga tau. Gw gak bisa jelasinnya... "

"Jadi lu udah maafin gw, Han..?"

"Gak ada yang perlu gw maafin kan.? Udah gw bilang, gw cemburu waktu itu.." Kata Han menjelaskan.

"Tapi kenapa lu ga mau angkat telepon gw, balas chat gw..?"

"Ya kan udah gw bilang Dito, gw mau nenangin diri.. Gw tu sadar posisi gw, Resti pacar lu , yang gw pikir dia adalah wanita pilihan lu Ditoo..gw bisa apa..?"

"Ya lu ga jujur ke gw tentang perasaan lu ke gw..!"

"Yaa... Maaf,, gw baru sadar mendam rasa tu ga enak banget, nyiksa diri sendiri..!"

"Tapi lu masih sayang sama gw kan Han..?"

"Perasaan sayang gw kayaknya gak pernah berkurang ke Lu bebong.. Entah lah gw bingung.."

"Lalu setelah ini, lu mau kan respon telepon dan chat gw..?" Kataku dengan nada penuh harap.

"Ada syaratnya..." Kata Han sambil tersenyum.

"Apapun... ! Sebutkan. Gw lakukan demi lu.."

"Ceritain dulu alasan Resti bisa mutusin lu..!"



Akhirnya aku menghela nafas lega, ternyata syarat dari Han tidaklah sulit. Kupikir aku akan lompat kodok di depan cafe ini sambil teriak aku sayang Han. Atau hormat bendera sambil mengangkat salah satu kakiku.

Lalu, pada akhirnya sore itu kuceritakan semua kejadian perpisahanku dengan Resti waktu itu. Mulai dari Resti mengetahui kalau Han sampai harus mabuk, yang menurut resti itu adalah efek dari rasa keputus asaan Han dalam menyikapi rasa kecewanya kepadaku, hal yang kuyakini menjadi alasan kuat mengapa Resti ingin menyudahi hubungan kami. Lalu ada penilaian Resti tentang diriku yang gak bisa jauh dari Han. Hal yang akhirnya disadari oleh Resti kalau perasaanku kepada Han tak akan pernah bisa berubah, sekalipun resti sudah berusaha menjadi yang terbaik di hadapanku. Jahat kali aku bah.. !

Resti juga sadar,berusaha mengubah perasaanku kepada Han malah akan menyakiti semua pihak. Maka dari itu akhirnya Resti memutuskan untuk mundur dengan legowo.


"Ya begitulah Han, akhirnya ya malam itu kami pisah baik-baik. Gw pikir juga ini demi kebaikan dia juga. Tanpa gw sadari Perasaan gw udah terkunci dengan satu nama, yaitu Lu.. Ya gw mohon maaf kalau gw mesum dengan resti kemaren karena kita sama sama ke bawa suasana ... Alasan gw terlalu klasik memang. Ya terlepas dari itu, gw minta maaf karena gw gak bisa kendalikan nafsu gw waktu itu...."

"Maaf ya dit, gw antara sedih dan senang mendengar cerita lu... Tapi gw sudah bisa nerima keadaan. Anggap ini semua pelajaran buat gw.. Ibu selalu bilang ke gw, jangan bohongi perasaan sendiri.. Gw juga minta maaf, gw gak nepati janji gw. Dulu gw pernah janji sama lu gak akan berhubungan lagi dengan satria, tapi kemarin malah gw lakuin.. "

"Sudahlah... Lu bisa gitu karena gw.. Gw yang pantas di salahkan atas semua kejadian yang menimpa lu.. So..? Kalau gw chat pasti di balaskan..?" Tanyaku kepada Han dengan penuh Harap.


Han hanya mengangguk tersenyum kepadaku. Dan benar, sesuai ucapannya. Malah Han yang terlebih dahulu mengirim pesan Whastapp kepadaku menanyakan apakah aku sudah sampai rumah atau belum saat kami pulang malam itu.

Keesokan paginya aku berinisiatif mengirim pesan ucapan selamat pagi kepada Han, tak sampai lima menit pesanku di balas. Hubunganku dan Han akhirnya seperti sedia kala. Tembok pembatas antara aku dan Han kini hilang sudah. Sampai akhirnya aku mengetahui bulan ini Han masih full WFH karena ingin menenangkan diri akibat ulah lelaki bangsat bin keparat waktu itu.

Kupikir inilah saat yang tepat untuk melamar Han secara personal, kebetulan sembilan hari lagi adalah hari ulang tahun Han yang bertepatan pada tanggal 30 september. Dan aku sudah mempersiapkan semuanya.



30 September 2020
19.00 wib


Aku memilih tempat makan di dalam sebuah mall yang berada di tepi sungai,tempat di mana aku pernah mengajak Han untuk melangkah menuju fase pacaran. Kebetulan tempat duduk favorite kami di bagian outdoor belum ada yang menempati. Di sana hanya ada 4 pasang mata selain kami yang menduduki area ini, selebihnya pada duduk nyaman di bagian indoor.

Malam ini, ahh tidak... Setiap hari Han selalu tampak anggun di mataku. Bibirnya yang sensual diwarnai dengan lipstik berwarna pink muda. Lalu bagian dada atas agak ke kiri tersemat pin hijab berbentuk huruf B. What ? Sejak kapan dia punya pin hijab itu.?! Inisial B sudah pasti artinya adalah Bebong. Bhahaaha... Panggilan Nama yang cukup unik. Bebong itu sebenarnya plesetan dari kata baby...uuunncchh..


"Gimana Ibu..? Setelah tau kita baikan..?" Kataku mencoba membuka obrolan.

"Yaaa.. Senang..."

"Tanggapan Ibu Biasa aja Kah...?" Kataku sedikit heran.

Han tertawa sejenak, seperti menahan sesuatu ya lucu.

"Lu tau ga, waktu pulang diantar lu malam itu, Ibu kan jadi Kepo . Biasalah Ibu . Nanya nanya tentang kita gitulah. Ngapain aja. Ya gw cerita gimana kita bisa ketemu di acara kondangan waktu itu. Dan ibu ngakak parah waktu gw cerita tentang baju yang kita pakai sama'an.." Ucap Han sambil tertawa. Tawanya lepas, tanpa beban.

Aku pun ikut tertawa mendengar cerita Han. Memang, moment di acara bedul waktu itu benar benar membuatku tak habis fikir. Kuakui Skenario Tuhan bisa seindah itu. Kupikir skenario Tuhan yang indah hanya ada dalam Sinetron, ternyata aku dan Han berkesempatan menikmati skenario Tuhan yang benar benar di luar nalar otak dan Pikiranku. Menurut diriku pribadi, itu adalah Sebuah kebetulan yang begitu menakjubkan. Sungguh menakjembutkan.

Bayangkan... Bagaimana mungkin dua insan yang sedang tak bertegur sapa selama beberapa bulan, memilih memakai baju couple buatan mereka sendiri. Dan hebatnya hari itu kedua insan tersebut sengaja di pertemukan di sebuah acara. Amazing bukan ?!


"So, sekali lagi gw ucapin selamat ulang tahun buat lu, Han. kesayangan gw, bawel bin manjanya gw. Semoga lu selalu sehat, Sukses dalam berkarir. Pokoknya wish you all the best.."

"Iya aaamiiin...makasih bebong.. Makasih udah selalu temanin gw.." Ucap Han tersenyum.

"By the way, Gw ada kado buat lu..."

"Kado buat gw..?"

Aku hanya mengangguk. Mengiyakan pertanyaan han tadi. Seketika aku menarik tangan Han, dan membawanya untuk lebih mendekat ke pagar pembatas bangunan resto. Tepat di bawah kami berdiri adalah air sungai yang mengalir tenang. Angin malam pun bertiup sepoi. Malam itu ada banyak bintang bertaburan. Berkelap kelip indah bersama bulan yang bersinar terang menghiasi gelapnya malam.



"Lu masih pake kalung pemberian gw..?"

"Masih... Ga pernah gw lepas ni kalung. Kenapa..? " Tanya Han sedikit bingung sambil mencoba meraih kalung pemberianku dua tahun yang lalu di balik hijab yang ia kenakan.

"Gak apa apa gw nanya aja. Sekarang tutup mata lu dulu..."

"Mau ngapain..?"

"Ya tutup aja dulu. Biar surprize..."

"Oke...tapi jan macam macam lu ye.."

"Iyee bawel amat..!"


Sedetik kemudian mata Han mulai terpejam, aku segera mengambil kotak kecil berisi cincin emas yang sudah kubeli dua hari sebelumnya dari saku celanaku. Jujur saja, aku sedikit nervous , tanganku gemetaran saat membuka kotak itu.

"Awas !! Jangan buka mata lu ya.."

"Iya bawel..buruaan..." Ucap Han tak sabar. Namun sedetik kemudian bibirnya tampak tersenyum.


Kini kotak cincin sudah terbuka. Aku masih gugup meminta Han untuk membuka matanya. Jujur saja, aku bukanlah pujangga Cinta yang mampu merangkai kata indah.

"Udah belum...? Lama amat..?!"

"Bawel lu malih. Sebentar lagi.. Sabarr..!


"Sekarang buka mata lu.." Kataku sesaat setelah aku mengucapkan kalimat bismillah.

Sedetik kemudian, Mata bening Han terbuka, matanya langsung melihat kotak kecil yang berisi cincin yang berada di telapak tanganku. Wajahnya sedikit bingung.


"Lu masih ingatkan pertama kali gw nembak lu di sini, terus lu tolak. Waktu itu mungkin lu masih trauma dengan masa lalu lu, walaupun waktu itu gw siap terima lu apa adanya. Malam ini gw akan mencoba sekali lagi. Dan mungkin ini adalah ajakan gw yang terakhir kalinya ke lu... Karena ajakan gw sedikit berbeda dari yang sebelumnya.."

Han masih mendengarkan ucapanku dengan seksama. Ekspresi mukanya masih tampak bingung. Sementara aku menghela nafas sejenak.


" Bismillah...Han Amelia Putri, Lu mau ga nikah sama gw.. menjadi teman hidup gw.. menemani sisa hidup gw.. menjadi ibu dari anak anak gw nanti.. dan menjadi pasangan sehidup semati gw....?"


Kuucapkan semua kalimat itu dengan lantang. Aku yakin han mendengar dengan jelas semua yang kukatakan barusan. Muka Han yang sebelumnya berseri dan tersenyum, kini berubah menjadi sedu. Kedua tangannya menutup sebagian hidung dan kedua bibirnya. Tak percaya apa yang ia dengar barusan. Hal ini yang sering di lakukan Han tatkala ia merasa terkejut, terharu, syok tak percaya.


"Terlepas dari sikap gw beberapa bulan belakangan ini yang sudah nyakitin perasaan lu, gw minta maaf. Dan malam ini gw pengen ngajak lu berkomitmen dan membuka lembaran baru yang mudah mudahan ke depannya akan lebih baik. Karena itu gw butuh Lu menjadi pendamping hidup gw."


Untuk kesekian kalinya kulihat tiba-tiba air mata Han menetes keluar tak tertahan. Sementara aku terus melanjutkan ucapanku dengan mata yang mulai berkaca.


"Gw sayang lu,, gw Cinta sama lu,, dan gw pengen kita bisa saling melengkapi..yaa. Gw harap kali ini lu ga nolak ajakan dari gw.."


5 detik...

10 detik...

20 detik...


Han masih belum mampu menguasai dirinya yang begitu emosional, kedua matanya berlinang, mungkin tak pernah mengira kalau sahabatnya dari kecil melamarnya malam ini. Sementara aku masih menunggu jawaban darinya dengan harap harap cemas. Bahkan aku juga tak menyangka air mataku jatuh menetes di sudut mataku. Segera ku usap air mata itu, aku tak mau terlihat cengeng.


"Gw akan berusaha jadi yang terbaik buat lu.. "


Ahh... Aku juga tak menyangka bahwa malam ini aku bisa seemosional ini . Bibirku masih bergetar, tubuhku mendadak merinding, panas -dingin.. Aku masih diam terpaku menatap Han yang masih berusaha mengontrol emosinya.


"Malam ini secara personal gw melamar lu.. Dan kalau lu terima ajakan gw malam ini, Lu bisa serahin tangan lu buat gw pakein cincin ini.." Kataku lagi dengan suara terbata.


Aku harus menghela nafas beberapa kali agar aku bisa dengan jelas mengeluarkan kata demi kata yang ingin kuucapkan. Namun tampaknya Han masih syok tak percaya, mungkin kejadian malam ini benar benar di luar dugaannya.


Haruskah kupeluk Han saat ini juga..?

atau...

Haruskah kuusap air matanya sekarang..?

Tidak.. Aku tak punya kekuatan dan keberanian untuk melakukan itu...


"Diit...." Ucap Han menyapaku sembari sibuk menyeka air matanya yang terus merembes keluar tak tertahan.

"Ini serius...?" Tambah Han.

"Iyaaa... Gw serius Han. Gw ga main-main. Gw ingin anak anak gw punya Ibu seperti lu. Gw ingin lu bisa jadi teman hidup gw.. Will you marry Me..?"


Han kembali menangis sesegukan, rusak sudah lapisan bedak yang ada di kedua pipinya oleh tetesan air mata yang terus mengalir tak tertahan.


"Gw...gw..." Ucap Han terbata.


Kalimat yang ingin ia ucapkan sudah berada di ujung lidah, namun terasa sulit untuk diungkapkan. Sedetik kemudian Han sudah memelukku erat. Kubalas pelukannya dengan salah satu tanganku. Sesekali kuusap bagian punggungnya. Hangat,, pelukan kami terasa Hangat di tengah dinginnya angin malam. Kuberi kecupan terbaikku di dahinya.

Satu menit kemudian, Han merenggangkan pelukannya, lalu kepalanya sedikit mendongak ke atas menatap wajahku. Aku berkesempatan menyeka air matanya.


" Maaf, kali ini...Gw.... Gak bisa Dit...."

"Lu gak bisa Han...? Why.." Ucapku kaget.

Han menolakku lagi..? Aku Tak menyangka. Ini di luar dugaanku. Astagaa... Mengapa Han..? Aku langsung syok dan kaget mendengar jawaban dari Han.

Anjing, haruskah malam ini aku menagih janji tono soal memotong bulu j*mbutnya Karena Han sudah menolakku.?!


"Gw gak bisa nolak ajakkan lu ini..." Ucap Han sembari berusaha tersenyum.

"Haah...? Jadi maksudnya Lu terima..? Lu mau nikah sama gw..??? Serius..?" Kataku kaget tak percaya.


Han mengangguk sambil tersenyum. Hal itu cukup menjadi jawaban atas pertanyaanku barusan. Kami berpelukan lagi. Terima kasih ya lord ! Aku tak perlu memotong j*mbut Tono. Hatiku mendadak lega.

Namun yang tak kalah penting adalah Han menerima lamaranku ini. Benar kata Tono, mungkin inilah yang Han tunggu dariku selama ini. Bodohnya aku sampai tak menyadari hal ini.


"Tau ga lu, gw udah lama nunggu lu ngomong gini bong.."

"Maafin gw Han.. Maafin gw udah buat lu nunggu lama.." Kataku menyesal sembari mengecup dahinya lagi.


Kubiarkan beberapa pasang mata melihat kami dengan tanda tanya, aku tak mau melepas pelukanku yang pasti malam itu hatiku benar benar bahagia, ringan tanpa beban.


"Cincinnya gw pasang ya.."

Han hanya mengangguk sembari memberikan jemari tangan kanannya kepadaku. Dan dengan sedikit gemetaran aku menyematkan cincin itu di jari manisnya. Ukurannya Pas sekali.

" Makasih ya bebong... "


Pipiku terkecup oleh bibir manisnya. Han tersenyum bahagia, begitu juga dengan diriku. Bahkan han tak mampu menahan rasa harunya. Kedua matanya masih berkaca-kaca. Kami tak lagi berpelukan, kami hanya berdiri, saling berhadapan dan saling menatap satu sama lain. Beberapa detik kemudian Han mengelus cincin yang baru kusematkan di jari manisnya.


"Semingguan ini, waktu hubungan kita udah baikan.. Gw udah mikir bakal nerima lu kalo suatu saat nanti lu nembak gw lagi. Kalau lu ngajak komitmen untuk pacaran, gw bakal terima bong. Walaupun sebenarnya gw gak mau pacaran.. Gw hampir lelah nunggu momen lu ngelamar gw seperti ini. di satu sisi, gw trauma kalo gw nolak lu lagi. Gw bakal kehilangan lu lagi. Dan gw gak mau itu terjadi lagi sama gw. Tapi di saat gw udah hampir putus asa, Ya Allah......" Ucapan Han sedikit tertahan, Han kembali menangis sedu.

"Yaa... Di saat gw udah hampir putus asa, Tuhan malah ciptain malam yang indah buat gw..."


Kubiarkan Han menangis lagi, mensyukuri atas apa yang telah terjadi malam ini. Tak lama kemudian Kuseka air matanya, dan kami berdua kembali tersenyum.


"Lu udah siap hidup bareng Pria bodoh seperti gw...?"


Han hanya mengangguk menjawab pertanyaanku barusan. Sulit menjelaskan dan menggambarkan ekspresi Han malam ini. Yang pasti ia terlihat sangat bahagia.

Jangan ditanya, mataku juga berkaca kaca malam ini. Tak lama kemudian, kami kembali duduk di meja kami tadi, meja bernomor dua puluh enam. Meja yang menjadi saksi atas apa yang terjadi di malam ini. Nomor meja yang akhirnya kami sepakati menjadi tanggal pernikahan kami....




Kini Aku percaya...
Rencana Tuhan akan selalu indah...
Terima kasih untuk malam yang spesial...
Terima kasih untuk akhir yang manis...
Terima kasih atas segala rasa yang telah Kau berikan...
I will marry Him ...

Mungkin sudah saatnya aku berhenti menulis...
Ini akan menjadi tulisan terakhir di diaryQu...
Selanjutnya......
Aku akan fokus menjalani hidupku bersama orang yang kucintai...
Memastikan kisahku dengannya akan tetap indah selamanya...
Alhamdulillah...
Terima Kasih ya Allah...


Han || 30 Sept 20




TAMAT
 
Terakhir diubah:
Akhirnya kelar juga...
Speechless om @t1t1t kec1l
Terima kasih atas kisah perjalanan hidup yang walaupun hanya sepintas (seperti judulnya hehe)
Request ane poligami belum bisa terealisasi donk hehehe piss...
Oiya masih ada yg belum kelar dikit nih, gimana tentang Sulis, kalau Sulis masih jomblowati bolehlah buat nubie wkwkwkwk
Pokoknya tararengyu om, semoga ada ide lagi buat nulis, entah itu kisahΒ² yg lain hasil curhat teman atau yang lain..
Eh kok nubie jadi kayak nulis naskah pidato ya...hmmmm...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd