Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sepintas Perjalanan Hidup

UPDATE
PART -28
Tentang Resti bag. 3 (end)



Bodoh..? Mungkin benar... Kuakui aku adalah orang yang paling bodoh yang tak pernah mengerti tentang betapa pentingnya Han di dalam hidupku...



Awal Agustus 2019
Hari Sabtu

Setelah kejadian pengakuan Resti pada malam itu, aku baru bisa jumpa dengan Han saat Han Cuti bulanan di tempat kerjaannya. Kebetulan tiga bulan belakangan ini saat Han memasuki masa cuti bulanan, Han selalu memintaku menjemputnya di tempat kerjaannya yang berjarak 80 km dari kota kami. Butuh waktu 2 jam perjalanan darat agar bisa sampai ke Lokasi tujuan.



HAN


" Apa Kabar lu bong..?" Sapa Han sesaat setelah masuk ke dalam mobil. Tak lupa sebuah kecupan hangat dari bibir Han langsung mendarat di pipi kiriku.

"Baik .. Alhamdulillah.. Gimana kerjaan lu..?"

" Lancar.. Mau makan di mana kita..?..eehh iyaaa, gw belum bilang sama lu bong.." Ucap Han sambil melotot.

" Haa...? Apa an dah..?" Tanyaku Heran.

"Gw Mens Bong..." Jawab Han sambil terkekeh.


Seketika aku menepok jidatku sendiri. Sesuatu yang selalu kunanti nanti selama sebulan harus tertunda karena Han kedatangan tamu bulanan.


"Hadewhh.... Padahal tytyd gw udah ngaceng sepanjang perjalanan ke sini Han..." Kataku murung.

" Whahahaaaa.... Iya pagi ini pas gw mandi datangnya... Yaa gimana.. Gak rezeki lu bulan ini " Jawab Han sambil mengelus pundakku.

"Suwek Lah ! Tiba-tiba sakit kepala gw Han..." Kataku bercanda.

"Hahahaaa.... Udah yuk cari makan dulu ..."

"Heeezzz.... Ya udah... Makan di kota kita aja ya.."

"Hayuk Gas aja... Pen Nasi Liwet gw ..."

"Ok.. Paham gw kudu kemana.."


Aku memacu mobilku menuju arah pulang ke kota Kami. Sepanjang perjalanan, kami terus bercengkrama membahas kegiatan kami masing masing selama satu bulan kami tidak berjumpa.

Bertemu Han setiap bulannya, bagiku adalah sebuah kebahagian. Siapa yang tidak betah berduaan dengan wanita secantik Han. Kami selalu menghabiskan waktu "WE TIME" bersama. entah itu sekedar nonton bioskop, ngopi syantik bahkan kami selalu bersenggama penuh peluh di hotel. Dan tak jarang juga bila rumah Han Kosong, kami melakukan ritual pertemuan kelamin di sana. Kami sama sama menikmatinya. Tapi ini berlaku pada saat Han tidak sedang menerima tamu bulanan.


"Haann...." Kataku menyapanya lagi saat kami sudah kehabisan bahan obrolan. Sedangkan perjalanan masih harus kami tempuh kurang lebih 45 menit lagi.

"Hmm... Kenape ?!" Jawab Han singkat. Han masih terfokus pada smartphone nya. Sementara aku masih ragu untuk bercerita soal Resti.

"Gw mau ngomong sama lu "

"Ngomong apaan Dito..?"

" Gw serius, tolong lu serius juga ya...!"


Seketika Han menoleh ke arahku. Mengunci layar smartphone nya, lalu meletakkannya di saku tas nya.


" Nahh... Tumben ni Seorang dito pen ngomong serius ma gw...kenape lu bong..??"

" Tolong tanggapi dengan serius, Ok malih ?!"

"Iyee kenapaa sih...?"

" Sebelumnya gw mau bilang sama lu, kalo gw sayang sama lu Han. buat gw, lu wanita nomor satu di hati gw, selain emak gw."

"Iyee gw tau... Gw juga sayang lu bebongg.. Lu kenapa sih ah ?!" Ucap Han dengan Raut muka yang mulai bingung.

" Resti nembak gw ! " Ucap ku tegas dan serius.

" Hhaaaahhh??.. Whaat..?! " Ucap Han terkejut.

"Iyaa... Dia bilang suka sama gw ...."

" Adik kelas lu itu..? Suka sama lu...? Wihh... Bebong gw laris manis....ssiihhh...." Ucap Han sambil mengelus pipi dan daguku. Sontak aku menepis telapak tangannya yang menurutku terkesan mengejekku.

"Gw serius malih...!!"

"Trus trus lu terima...?"

"Gw mau tanya satu hal sama lu.. Lu mau gak kita pacaran...?"

"Engga..." Jawab Han Santai. Bangke !

"Han... ! Please,, gw udah di desak sama emak gw, buat ngenalin pacar gw dan emak gw ngasih gw waktu umur 30 tahun gw harus nikah...!"

"hahahaaaa... Ya udah sono lu jadian sama Resti.. Lu juga suka kan sama adik kelas lu itu..."

"Lu gak cemburu ,Han...?!"

"Ngapain gw cemburu... Pacar bukan."

"Anjirr.... Tapi katanya lu sayang sama gw..?!"

"Yaa gw sayang sama lu bebong... Lu bebas kok pacaran sama siapa aja, asal......"

"Asal apa..?"

"Asal lu tetap sayang sama gw, perhatian sama gw, rela gw bawelin, rela antar jemput gw kalo gw lagi males nyetir.. Gw gak peduli secemburu apa nanti pacar lu sama gw, tapi gw cuma mau itu..."

"Hanya itu...?"

"Membagi hati dan pikiran itu gak akan gampang bebong, gw mungkin egois karena lu merasa terkekang karena syarat dari gw. Tapi lu paham gw kan Dito..? Gw udah senyaman ini sama Lu. Lu pernah sekali bentak gw aja, gw langsung mewek, lu kerja jauh 6 bulan gak jumpa aja juga buat gw mewek, Dito.. Sayang lu ke gw itu sudah cukup buat gw bahagia.."

"Ya tapi kenapa lu gak mau status kita pacaran sih..?"

" Sudah gw bilang, gw takut ! Dan jangan lu tanya lagi takut kenapa.. Lu terima aja Resti jadi pacar Lu.. Kalo pun dia bisa buat lu nyaman ya udah terusin.. Lu tinggal berdoa, semoga gw juga bisa segera bertemu sama orang yang bisa buat gw nyaman.."

"Lu beneran gak marah, Han...?"

"Engga... Selow aja sih.. Yang penting , cewe lu bisa terima posisi gw. Dan yang pasti Gak cemburuan sama gw... Awas aja nanti pacar lu ngelarang lu buat berhubungan sama gw"


Aku kembali menghela nafas panjang, jawaban Han benar benar membuatku semakin bingung. Namun di satu sisi, aku sebenarnya butuh kepastian mau di bawa kemana hubunganku dengan Han. Mana aku punya target menikah tahun 2021 . Dan mendadak kami berdua terdiam membisu di sisa perjalanan. Sesekali kulirik muka Han yang lelah seperti menahan sesuatu. Tapi apa..? Emosi kah? Cemburukah?? Sedih kahh..? Ahh... Wanita memang selalu pandai memendam sesuatu.

Tak terasa kami sudah sampai ke tempat makan siang kami. Sebuah resto dengan tema bernuansa alam, yang sebagian besar bangunannya terbuat dari bambu. Kami duduk di area Saung yang di sampingnya ada hiasan air terjun. Gemercik serta suara aliran air yang turun, di tambah lantunan musik gamelan membuat hati siapapun yang mendengarnya merasa tenang.


Sembari menunggu pesanan datang, Han kembali membuka obrolan.

" Ciieee... Bebong gw mau punya pacar..." Ucap Han dengan nada mengejek. Tangannya kembali jahil,mengelus pipi dan dagu bawahku.

"Cciieee..... Udah gak Jomblo lagi. Traktir gw dong berarti ni.?." Ucap Han sambil terus menjahiliku. Raut muka Han tampak tersenyum sumringah, bahkan kulihat ia begitu antusias bila aku menerima cintanya Resti.,

"Malihh....! Lu gak berusaha nolak ini terjadi..?" Tanyaku Heran.

"Engga lah.. Buat apa..?! Lanjut aja bong, gw dukung kok dengan syarat dan ketentuan yang udah gw sebut tadi.."


Aku semakin bingung, kuyakinkan Han sekali lagi. Kuraih kedua telapak tangannya, dan kugenggam erat. Kulitnya selalu halus, Han membalas genggaman tanganku. Dan menatapku penuh keyakinan.

"Lu ngomong semua daritadi ini dalam keadaan sadar , kan.?

" Iyaa... Bebong.. Gw sadar kok. Yang penting lu bahagia, gw ikut senang.."

"Lu ikhlas...?!"

"Gw bukan pacar lu...!"

"Iyaaa gw tauu... Ini bukan sekedar status, Han. Hati lu ikhlas kalau sampai ini terjadi....??"


Belum sempat Han menjawab, Tak lama kemudian makanan yang kami pesan sudah datang. Kami pun segera menyantap makanan yang sudah tersedia. Han makan begitu lahapnya, aku memandang wajahnya sesekali, ingin kutemui rasa ketidakrelaannya ketika ada seorang wanita yang mendekatiku, tetapi aku gagal. Kulihat Wajahnya kini berseri tak ada rasa cemburu sedikitpun yang tersirat di wajahnya.


"Bongg,,, di makan nasinya. Malah melamun..." Ucap Han membuyarkan lamunanku.

"Iya bawel... Ngomong ngomong itu sambal lu kok ga di makan..? Tumben amat.."

"Gak apa apa. Lagi ga pengen aja. Ehh.. Nanti ke tr*nsm*rt dulu ya.."

"Oke siap.."


Satu jam kemudian setelah acara makan siang kami selesai, kami bergegas menuju ke salah satu mall yang cukup populer seantreo Indonesia. Di sana Han membeli barang barang keperluannya, setelah selesai, Han mengajakku ke arena bermain. Jangan di tanya, setiap kami jalan ke satu tempat ke tempat lainnya, tangannya tak lepas menggenggam tanganku. Kami berjalan layaknya sepasang kekasih.

Puas dengan bermain di arena bermain, dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 wib. Han mengajakku untuk pulang.

Biasanya jika Han tidak sedang kedatangan tamu bulanan, kami harusnya sudah menuju hotel dan menginap semalam demi bertukar lendir. Tapi bulan ini sepertinya bukan bulan keberuntunganku karena Han sudah memberitahuku bahwa ia sedang Mens.


"Ass.. Ibu, lagi di mana..? Han jalan pulang ya.." Kata Han berbicara dengan Ibunya via smartphone saat kami sedang dalam perjalanan pulang kerumah Han.

"Wass.. Nak, Ibu di rumah, sedang bersiap siap pergi arisan. Tumben kamu pulang hari ini..? Biasanya minggu siang.." Jawab Ibu Han di sebrang telepon.

"Hehee.. Iya bu.. Ga apa apa, pengen sesekali cepat pulang aja.."

"Ya udah... Hati hati di jalan. Pulangnya sama Dito kan Nak..?"

"Iya Bu.. Selalu sama Dito kok Ibu, sesuai pesan Ibu.. Hehee.."

"Ya udah, salam sama Nak Dito ya Nak, kunci rumah masih ada satu sama kamu kan..?

" Iyaa ibu... Daaaa Ibu... Ass...."

"Wass..."


Akhirnya pembicaraan mereka terputus. Han kembali memasukkan Smartphonenya di saku tasnya.


"Ibu ada di rumah Han..?"

"Mau pergi arisan kata beliau Bong..."

"Oohh... Oke... Gak ada mau mampir lagi kan kita..?"

"Ga ada, kita pulang aja..."


15 menit kemudian, Mobil yang kukemudikan masuk ke halaman rumah Han.


"Lu mampir dulu yaa..." Kata Han mengajakku mampir kerumahnya.

"Langsung ajalah gw.. Ga enak rumah lu ga ada orang, nanti apa kata tetangga lu.." Ucapku pura-pura takut. Padahal situasi begini mah pasti kumanfaatkan bersama Han. Tapi ya itu... Jangan kelihatan sekali mesumnya.

"Diihh... Santai aja keleus. Yaa udah hayuk.!"

"Ya udah oke..."


Aku mengikuti Han masuk ke dalam rumahnya, dan akupun duduk di sofa ruang keluarga, sofa yang saksi bisu saat pertama kali Han menyepong adik kesayanganku.


"Tunggu bentar ya..." Kata Han sambil berlalu menuju ke dapur.

"Oke..."


Tak lama kemudian Han muncul dengan membawa teko berisi sirup dan dua gelas cantik. Setelah meletakkan semua di atas meja, Han duduk di sampingku dan menuangkan air sirup itu ke dalam dua gelas tadi. Lalu, tanpa basa basi lagi, Han mulai meneguk air sirup tadi dengan lahap.


"Hauss cuk ..?!" Kataku yang terkesima saat Han melahap habis air sirup tadi.

"Hoo'ooh.. Haus beud gw... Lu mo minum..?" Ucap Han sembari memberikan air sirup tadi ke arahku. Aku pun meminumnya hingga setengah isinya habis.


Tak lama kemudian kepala Han mendarat di pundakku. Aahhh.... Ini dia, wangi dari bagian tubuh Han yang paling kusukai. Kepalanya. Aku suka mencium bagian ubun ubunnya, walaupun hijabnya masih membingkai kepalanya, aku dapat mencium wangi rambutnya. Wangi yang selalu membuatku candu.


"Lu gak kecewa kan kita gak bisa ke hotel bulan ini, Bong.?"

"Ya mau gimana lagi,paling uring uringan dikit lah gw jadinya. Hahaa...." Ucapku dengan nada bercanda.

"Adik lu gak bisa tahan sebulan lagi emangnya?" Tanya Han sambil menggerakkan tangannya menuju selangkanganku.

"Aduuuhhh.... Kalo di elus gitu gak bisa tahan gw,.." Ucapku sambil merenggangkan kedua kakiku agar tangan halus Han semakin leluasa mengelus tytydkec1lku.


Tak butuh waktu lama, sitytyd kec1l sudah bergerak membesar dan menegang maksimal. Elusan tangan Han benar benar membuatku mabuk kepayang.


"Diihh.... Udah bangun aja..." Kata Han dengan mata berbinar melihat tonjolan di balik celanaku.

"Lu elus gitu mana kuat iman gw..."


Seketika Han menoleh ke arahku, dan tak lama kemudian bibir kami sudah bertemu dan langsung melumat secara bergantian. Di satu sisi, tangan Han masih aktif mengelus batang penisku hingga ke telur abadi kesayanganku. Aku sempat ingin meraba bukit kenyal nan elok namun Han tak memberi izin, tanganku benar benar di tepis olehnya. Memang menjadi kebiasaan Han, selalu menolak jika gunung kembarnya di sentuh bila sedang kedatangan tamu bulanan. Lebih sensitif katanya.

Tak lama kemudian pagutan bibir kami terlepas. Nafasku sudah mulai berat, tanda gairahku mulai bangkit.


"Gw bantu keluarin ya, biar lu gak uring uringan lagi..." Ucap Han Sambil tersenyum


Han segera beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi jongkok di depanku, kedua tangannya segera meraih ikat pinggangku dan melepasnya dengan sedikit tergesa-gesa. Lalu hanya satu kali gerakan menarik, celanaku jeans berikut boxerku sudah lolos dari kakiku. Kini terpampang sudah si tytydkec1l yang sedang manggut manggut menyapa Han.

Jemari halus Han sudah mendarat membelai batang penisku, sementara salah satu tangan Han aktif meraba bagian pahaku, kadang kedua kantung telurku menjadi sasaran remasan tanganya. Seperti biasanya, Han memang selalu melakukan Handjob terlebih dahulu beberapa menit, sampai sitytydkec1l tegang dengan sangat maksimal. Mungkin juga sedang memeriksa seluruh bagian penisku, apakah ada cairan cinta dari lubang wanita lain yang nyangkut di sana. LOL


"Tyd,, bentar lagi bebong punya pacar baru.." Ucap Han seakan akan sedang bicara dengan sitytyd kecil. Tangan halusnya masih terus mengusap dan mengelus batang kaku yang semakin menegang Hebat itu. Lalu Tytydkecilku dikecupnya sekali

"Kalau pacarnya Dito megang kamu, kamu jangan mau ya tyd.. Apa lagi sampai masuk ke lubang cewe itu.. Kamu harus nolak ya. Kamu harus setia sama Han,.. Okee..!" Ucap Han ngelantur. Tangannya merubah mode yang tadinya hanya mengusap, kini mulai mengocok batang penisku.

"Biar Dito aja yang ninggalin Han, kamu jangan ya tyd..." Ucap Han lagi.


Bangke...! Aku merasa Han sedang menyindirku. Walaupun mulai merasa nikmat karena batangku terus di kocok dengan lembut oleh Han. Namun tetap saja ucapannya tadi menusuk hingga ke ulu ati. Di saat itu sebenarnya aku sadar, ia tak sepenuhnya rela jika aku berpacaran dengan wanita lain. Hanya saja, keputus asaanku dengan penolakan Han yang berulang kali membuat mata dan hatiku seperti tak lagi memperdulikan kehadiran Han selama ini. Harusnya aku lebih mampu menghargainya atas segala yang telah ia berikan kepadaku, baik support, perhatian, kebawelannya yang sering kali diucapkannya demi kebaikanku.

Tak lama kemudian, Han mulai menjulurkan lidahnya mendekat kearah penisku yang sudah mengacung tegak. Lidah kini mengusap dan membasahi seluruh bagian batang penisku. Dan beberapa detik kemudian kepala penisku sudah tenggelam ke dalam rongga mulut Han . Dengan tanpa belas kasihan, Han menyedot kepala penisku cukup kuat membuat diriku menggelinjang karena nikmat.

Sesekali Han melirik ke arahku, melihat ekspresiku yang sudah merem melek keenakan, dan tanpa membuang buang waktu lagi, Han mulai menggerakkan kepalanya naik turun, mengoral penisku dengan telaten.

Sebuah tontonan yang membuat gairahku cepat bangkit. Sensasi melihat sorang wanita hijabers yang dengan suka rela memberiku service oral benar benar membuatku terbuai pasrah.

Aku dapat merasakan sekujur batang penisku di urut oleh jepitan kedua bibir Han. Sesekali aku mengusap kepala Han sebagai bentuk rasa terima kasihku kepadanya.


"Aaarrggghh.... Iyaa gitu Han... Enaakk banget.." Kataku memuji.


Aku dapat melihat dengan jelas penisku muncul-tenggelam di dalam lumatan mulut Han. Han terus memacu gerakan kepalanya naik turun dengan cepat, kadang gerakan itu sengaja dibuat pelan agar aku dapat merasakan sensasi jepitan dari kedua bibir Han. Suatu teknik yang selalu membuatku menggeliat keenakan. Dan tak jarang han mencoba memasukkan semua batang penisku kedalam mulutnya.


"Aargghhh.... Terus sayang.... Gw mau keluar...." Ucapku sambil kembali memejamkan mataku, rasa nikmat yang kuterima dari service yang di berikan oleh Han membuatku tak ingin memikirkan hal lain.


"Haannn....aaahh...."


Di saat aku sudah hampir melayang dan ingin orgasme Han malah menggodaku, Han mengeluarkan seluruh batang penisku dari cengkraman bibirnya, lalu dengan binalnya Han menatapku sambil memilin kepala penisku dengan lidahnya. Wtf !! Sementara aku hanya mampu balas menatapnya dengan tatapan memelas.

Tak lama kemudian Han kembali melumat penisku dengan rakus. Gerakan kepala Han begitu cepat, sesekali Han kembali menghisap penisku hingga kulihat kedua pipinya kempot ke dalam . Jemari Han kini juga ikut mengocok batang penisku yang tidak terjangkau oleh jepitan bibirnya guna memberiku rangsangan tambahan.


"Iyaa... Teruss Han... Gw keluar.. Gw keluar....aarrggghhh....."


Aku mengerang diiringi Tiga kali semburan kencang dan hangat spermaku, memenuhi setiap sudut rongga mulut Han. Penisku terus berkedut kedut mengeluarkan cairan kental nan gurih yang sudah sebulan ini bersemayam di kantung testisku. Sementara Aku seperti melayang di udara menikmati orgasme disertai sensasi sedotan bibir Han yang terus menyedot penisku,hingga tiada lagi sperma yang tersisa.

Beberapa detik kemudian, Han mengeluarkan batang penisku, kemudian menelan semua spermaku yang ada di dalam mulutnya. Jemari Han kini kembali mengurut pelan batang penisku dari bawah ke atas agar sperma yang masih tersisa di saluran kencingku keluar. Kemudian Han kembali melumat batang penisku beberapa kali agar penisku benar benar bersih dari noda spermaku sendiri.


"Kental beud Diitoo...." Ucap Han Protes. Ia kemudian meminum beberapa teguk air sirup yang ada di meja.

"Heeheee maaf, kalo nunggu sebulan lagi bisa mampet Han.." Jawabku yang masih terkulai lemas dan dengan nafas ngos ngos an.

"Berasa masih lengkep di tenggorokan..." Kata Han sambil kembali meneguk air sirup tadi.

"Gw izin ke toilet Han..." Kataku sembari ngacir menuju toilet. Kan bisa berabe kalau tiba tiba ibunya Han Datang dan melihatku datang dengan kondisi penis yang terkulai lemas tanpa penghalang apapun.



16.30 wib
"Assalamu'alaikum...." Ucap seorang wanita paruh baya yang baru pulang dari acara arisan.

"Walaikum salam..." Jawabku dan Han berbarengan, dan sedikit kaget melihat Ibu Han yang ternyata sudah dekat dengan posisi kami duduk yang sedang berselfie ria.

Seperti biasa, aku segera menyambut kedatangan Ibu Han dengan mencium tangan beliau. Begitu juga dengan Han.


"Selfie terusss sama Dito..mesra banget lagi..... Sama ibu gak pernah diajak selfie...." Kata Ibu Han dengan nada bercanda.

"Iihh... Ibu... Biasa lah.. Buat kenang kenangan.." Jawab Han beralibi.


Sementara aku cuma nyengir melihat perdebatan hangat antara ibu dan anaknya. Melihat Ibu Han yang sudah sampai rumah, aku pun segera izin pulang.


"Dito sekalian pamit kalo gitu Bu.."

"Lhooo... Buru buru amat..." Tanya Ibu Han kepadaku.

"Iya... Udah daritadi Ibu, mau nguras bak mandi juga mumpung belum malam .hehee..."

"Ohh gitu. Ya udah. Hati-hati ya Ditoo.. Makasih udah jemput anak gadis Ibu.." Ucap Ibu Han sambil tersenyum senang.


Sebelumnya nubi Mohon maaf ya suhu, judul part tentang resti , tapi isinya dari atas sampai di posisi ini yang sedang suhu baca saat ini malah tentang dito dan Han. Karena Beberapa pernyataan, pendapat, serta syarat dan ketentuan dari Han di atas merupakan satu kesatuan peristiwa hingga akhirnya Dito memutuskan untuk memacari Resti tanpa memikirkan dan bertanya isi hati Han lebih dalam. Dan kejadian persepongan di rumah Han rasanya juga sayang untuk di lewatkan. Muehehee....


Kembali ke cerita....


Tiga hari kemudian setelah menurutku aku sudah memikirkan ini dengan matang, akhirnya aku mengajak Resti untuk bertemu guna meresmikan hubungan kami. Sejujurnya aku belum punya rasa yang spesial terhadap Resti, namun aku yakin seiring berjalannya waktu, cinta dan rasa sayang juga dapat muncul.


"Kakak sudah ngobrol dengan Han..." Kataku memulai percakapan. Aku kembali meneguk kopi yang ku pesan. Jujur saja, aku sedikit gugup. Hampir dua tahun aku menjomblo, kini ada kemungkinan besar status kejombloanku akan kutanggalkan malam ini.


RESTI


"Terus..?" Jawab Resti singkat dan sedikit sumringah.

"Kakak menilai Han benar benar antusias dan senang saat tau Resti suka dengan Kakak... Tapi Han punya beberapa syarat., bila resti sanggup, kita pacaran. Tapi kalau resti keberatan, ya mungkin kita memang tidak jodoh..Kakak gak mungkin merusak hubungan persahabatan kakak dengan Han demi sebuah hubungan yang baru" Kataku menjelaskan.


"Syaratnya apa kak...?" Tanya Resti.


Aku pun kembali menceritakan dengan tegas hubunganku yang sudah terlanjur intim dengan Han, tentu dengan tidak menceritakan bahwa aku dan Han sudah rutin bersenggama. Poin - poin yang kutegaskan adalah, Ibu Han yang selalu meminta tolong kepadaku untuk menemani Han kemanapun Han pergi, lalu sikap Han yang benar benar manja kepadaku, dan terakhir, point yang paling penting adalah, Resti tidak seharusnya cemburu dengan hubungan persahabatanku dengan Han yang sudah terlanjur terjalin sejak lama. Sementara Resti mendengar semua ucapanku dengan seksama.


" Resti paham kan, jika kami sudah bersahabat sudah sangat lama. Bahkan orang mengira kami adalah sepasang kekasih. " Kataku lagi.

"Oke.. Resti setuju dengan Syarat dari Kak Han. Resti paham resikonya kok Kak.."


Aku akhirnya menghela nafas panjang. Sepertinya resti sungguh sungguh ingin mencoba menjalani hubungan yang rumit denganku. Terlepas dari ini semua, mungkin aku adalah salah satu manusia yang tak bisa menentukan pilihanku secara bijak.

Dan akhirnya,tanpa melihat sisi pihak Han lebih dalam lagi, malam itu juga aku dan Resti resmi menjadi sepasang kekasih.

Dan ternyata aku adalah cinta pertama sekaligus pacar pertamanya Resti.....



Sementara di lain tempat, ada seorang Ibu yang sedang berusaha menghibur hati putrinya yang cantik jelita ... Sang Ibu tau, putrinya sedang merasa terpukul ...
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Adakah disini para suhu yg berharap Dito sama Han + Resti? Bahkan Restilah yg meminta Han untuk jalan bareng ber 3? :Peace: :aduh::alamak:
mau nya spt itu jenk tp semua nya dr bebong yg bisa ngomong+nglakuin sama Han & Resti, kalo dr cerita πŸ‘† di atas Resti sangat mudah di taklukan hati+pikiran nya beda ama Han, jk bebong bener2 mau ke 2-2 nya hrs bisa.......
πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd