Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sepintas Perjalanan Hidup

Bimabet
UPDATE
PART -39
Yang Tersayang bag. 7 (end)



Seminggu sudah aku dan resti telah berpisah dan memilih jalan kami masing masing. Dan sudah dua minggu lebih semenjak kejadian yang di lakukan si bangsat telah berlalu. Namun hubunganku dengan Han tak kunjung membaik, Han masih saja bersikap dingin kepadaku, semua usahaku untuk menghubunginya selalu mental. Telepon tak kunjung di angkat, chat whastapp tak jua mendapat balasan. Namun hanya usahaku mengirimnya makanan saja yang sepertinya membuahkan hasil. Setiap makanan yang ku kirim, selalu di makan habis oleh Han..

Sejak kejadian malam itu, Aku dan Ibu Han selalu berkomunikasi via Whatsapp, Ibu Han juga selalu laporan kepadaku bahwa Han selalu senang menerima semua barang yang kukirim kepadanya. Tak apalah, mungkin Han ingin melihat usahaku sedikit lebih lama lagi.


"jangan menyerah ya Nak"
Sebuah kalimat pesan dari Ibu Han. Kalimat inilah yang terus menguatkanku untuk berusaha mengambil hati han kembali. ibu Han yakin, cepat atau lambat Han akan luluh juga.



Minggu, 20 september 2020
15.00 wib


You...
You're my love, my life, my beginning...
And I'm just so stumped i got you...
Girl, you are the piece i have been missing
Remembering now...

All the times I have been alone, showed me the way...
Led me here, led me home...
Right through that door straight to you...
You're my love, my life, beginning...


It's You - Sezairi Sezali


Bedul, salah satu teman genkku semasa sekolah putih abu abu akhirnya naik pelaminan. Menyusul teman genk ku yang lainnya yang sudah terlebih dahulu menikah. Sontak dengan resminya bedul menikah, membuatku menjadi satu satunya orang yang masih lajang di antara teman genk ku. Di acara resepsi pernikahan bedul aku harus puas menjadi bulan bulanan mereka. Tema pembulianku waktu itu adalah Dito si bujang Lapuk. Bngst !!

Aku dan teman teman terbangsatku ada Tono, Septa dan Roland sedang bernostalgia tentang masa masa paling indah, masa sekolah. Menceritakan masa sekolah memang betul betul gak ada habisnya.

Kami berempat duduk membuat sebuah lingkaran di sebuah sudut gedung. Berawal membicarakan hal hal yang semuanya tak penting, lalu berlanjut membahas ke masa masa kenakalan kami saat remaja dulu, terakhir membahas para mantan yang berhasil di eue saat pacaran dulu, sehingga membuat kami tak henti hentinya tertawa. Seperti biasa, tono lah yang menjadi otak dari semua pembahasan ini, ada aja celetukan celetukan darinya yang membuat kami menjadi tertawa.

Tetapi di tengah sedang asyiknya tertawa, tiba tiba tono yang duduk persis di sebelahku memukul punggungku begitu kuat dengan nada histeris. Ada 4-5 kali dia memukul punggungku dengan kekuatan penuh.


"Ehh ditt.. Diitt... Diitt...lu liat ...!" Kata tono sambil memukul punggungku beberapa kali

"Apa sih cok..! " Ucapku protes.


Teman teman yang lain yang tadinya tertawa jadi ikut memandang Tono.

"Arah jam 5 dit.. ! Buru..! Lu lihat.!" Kata Tono Histeris sambil menunjuk ke arah yang ia maksud.

Seketika pandanganku dan teman temanku tertuju ke arah yang Tono tunjuk. Dan sedetik kemudian aku tercengang,aku melihat sesosok wanita yang kurindukan sedang mengambil makanan di meja prasmanan.

"Itu Han bukan cuk..?!" Ucap Tono dengan nada terkejut.

"Ehh.. Iya njir ! Han itu cuk. Ngapain dia ke sini..? Masa iya di undang sama si bedul.?" Kataku yang terheran melihat kehadiran Han saat ini.

Walau Han dengan teman teman genk ku sudah saling mengenal satu sama lain, namun tetap saja hal yang mustahil bila bedul mengundang Han ke acara resepsi pernikahannya. Dan walaupun wanita itu sedang pakai masker, kami semua tetap yakin wanita itu adalah Han.

"Ga mungkinlah bedul undang Han ke sini cok !! " Ucap Tono tak kalah Heran.


Dan yang membuatku semakin terpana adalah Han memakai pasangan seragam couple yang juga sedang kugunakan saat ini. Seragam ini dulu sengaja kami buat untuk memeriahkan acara resepsi pernikahan sahabatku tono pertengahan tahun lalu. Kita nempah lhoo ya. Bukan beli jadi di online shop. Sudah otomatis tidak akan ada yang menyamai desain seragam couple kami. Itulah yang membuat kami semakin yakin bahwa wanita yang kami lihat itu adalah Han.


"Anjirrr.. Lu udah baikan sama Han, Dit..? " Tanya tono kepadaku.

"Belumlah cuk. Kan sudah gw ceritain tadi..!" Kataku tegas.

"Itu kok pakaian kalian bisa samaan gitu njir.."

"Whahaaa.. Ga tau gw ton. Sumpah.. Gw juga kaget cuk ! Itu kan seragam yang kami buat khusus buat acara lu dulu.."

" Lahh Iyaaa ... Aahh... Fix..! Ini jodoh namanya Dit... Lu juga belum makan kan..? Pepet udah.. " Kata Tono dengan Penuh semangat.

"Anjirrr.. Bisa kebetulan gitu.. Buru Ditt... !" Kata Septa menyemangatiku

"Gas Ditt... Tunggu apa lagi.." Ucap Tono dengan nada girang.

"Gimana caranya Ton..?" Tanyaku polos.


Seketika semua teman genk ku tertawa terbahak bahak mendengar pertanyaanku barusan.

"Anjing kau Ditooo... Di saat begini malah ngelawak lu.. Ya samperin lah bodoh.." Jawab Roland sambil memegang perutnya akibat tertawa geli. Sementara teman temanku yang lainnya juga ikut tertawa karenanya.

"Mendadak nervous anjir !" Jawabku nyengir.

"Udah.. buruanlah...bgst !! Sono ! " Ucap tono sambil menjolak tubuhku agar aku segera bangkit dari kursi yang kududuki saat ini. Bahkan kursi yang kududuki di tendang oleh Tono , hampir membuatku terjungkal.


Dengan menghela nafas sesaat, aku pun bangkit dan menuju ke arah meja prasmanan, diiringi oleh teriakan dari teman temanku.

"Semangat Dit !!" Teriak tono

" Jangan kasih lepas diit !!!" Teriak Septa.

" Buktikan kau punya tytyd diiitt !!" Teriak roland.

Lalu setelahnya mereka bertiga malah mentertawaiku. Punya temen kok koyo asu kabeh !


Kulihat Han sedang mencari tempat duduk,sedangkan aku buru buru mengambil makanan seadanya, ya nasi minyak dua kali ciduk, rendang tiga potong, kari kambing dua potong , mihun dua kali ciduk dan tak lupa tiga potong semangka sebagai cuci mulut cukup lah untuk mengganjal perutku pada sore hari ini.

Setelah mengambil makanan seperlunya di meja prasmanan, aku melihat Han yang sudah duduk di meja VIP bagian depan, yang kebetulan Han sedang duduk sendirian di sana. Sepertinya ia datang sendirian.

Aku pun segera melangkahkan kakiku mendekat ke arahnya, jantungku tiba tiba berdetak kencang, aku benar benar nervous. Kakiku mendadak lemas dan berat untuk melangkah mendekat. Bingung, kalimat apa yang harus kuucapkan pertama kali ketika menyapanya.

Kini jarak antara aku dan Han tinggal berjarak tiga meter kotor. Namun tanganku sudah gemetaran, bibirku sedikit kaku. Astaga.. Kenapa aku canggung begini.


"Permisi kakak, izin gabung duduk di sebelah boleh..?" Ucapku memulai menyapanya saat kulihat Han sedang asyik mengunyah makanannya.

Seketika Han langsung menoleh ke arahku, dan terkejut tak percaya, ternyata yang sedang menyapanya adalah lelaki guoblog bin dongo,si Dito Prakoso. Yang mana pria itu sudah berdiri tegak di sampingnya sambil tersenyum, senyumnya khas. Tak pula manis namun sedikit kelat dan sudah pasti sangat menjijikkan.

Dan mungkin Han juga terkejut melihat baju yang kupakai saat ini. Sedetik kemudian ia mencoba menutup bibirnya, aku yakin saat ini ia sedang berusaha keras menahan tawa melihat suatu kejadian kebetulan yang sedang berlangsung.

Sementara akupun tak kuasa menahan tawaku sendiri karena melihat ekspresi Han seperti itu.


"Boleh Kak...?" Kupertegas lagi pertanyaanku kepadanya. Han masih menutup bibirnya, masih tertawa tak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya. Mana masih ada makanan di dalam mulutnya yang belum tertelan. Pasti ia sedang tersiksa menahan tawa sambil menahan makanan yang belum sempat tertelan olehnya agar ia tidak tersedak.

Namun sedetik kemudian Han menganggukkan kepalanya tanda ia mengizinkanku untuk duduk semeja dengannya.

Setelah di izinkan duduk di sampingnya, aku dan Han lebih banyak saling curi curi pandang menatap satu sama lain, tak jarang aku melihat Han membuang muka, geli menahan tawa. Ini benar benar moment yang menggelikan. Aku pun begitu juga, tak mampu berlama lama menahan tawa. Bahkan Han pun belum mampu melanjutkan aktifitas memakan makanannya. Berulang kali ia menaruh sendok makannya, tak jadi menyuap nasi ke mulutnya sendiri karena sibuk menahan tawa.


"Kakak sendirian..?" Tanyaku mencoba mencairkan suasana. Namun Han hanya mengangguk.

"By the way ,, saya baru sadar ya Kak. Baju kita kok bisa couple gini.. ?Serasi.." Ucapku sambil cekikikan.

Aku tak mampu lagi untuk menahan tawaku sendiri. Bahkan aku Hampir kesedak sangking semangatnya menggoda Han yang sejak tadi tersenyum menahan malu. Kali ini han juga tak bisa menahan geli ingin tertawa. Ia bahkan sampai harus memegang perutnya sendiri. Berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara tawanya.

"Kakak kalau mau ketawa, ketawa aja. Jan di tahan tahan.. Bulu idungmu lho kak, bergoyang goyang.." Kataku lagi sambil meniru gaya Dodit Peserta Stand up komedi saat mengejek Radit.


Sontak ucapanku tadi membuat han semakin tersiksa menahan tawa, salah satu tangannya mendarat dan mencubit lenganku. Kali ini aku tak melawan, kubiarkan kulit lenganku pedas akibat cubitan maut Han. Ahh... nikmatnya... bahkan Aku begitu merindukan efek pedas nan panas dari cubitan Han seperti ini. Ya... Ampuun.. Sebegitu kangennya kah diriku terhadap wanita ini..?!


"Ditoo...udahh please. Gw mau makan dulu .." Kata Han merengek. Tak kuat menahan tawa karena kujahili terus-terusan. Tetapi sedetik kemudian ia malah cekikikan sendiri.

Han menyerah, suaranya masih manja seperti dulu. Masih seperti Han yang kukenal . Senyumnya manis sekali sore itu, membuat kolestrolku naik. Dandanannya juga modis, selaras dengan seragam couple yang ia pakai saat ini.


"Eehh.. Kakak kok tau nama saya.. ? Kan kita belum kenalan. !"

"Beebbooonnnggg...!! "
Han merengek, suaranya semakin membuatku gemas. Tapi kusudahi segala kejahilanku. Agar kami bisa fokus makan.


Damn ! Aku begitu bahagia tatkala ia meneriakkan nama panggilan sayangnya kepadaku.


"Hahaa.. Oke.. Peace ! Damai !" Kataku sambil nyengir kuda


Setelah rasa geli akibat fvck moment ini sedikit mereda,walaupun aku dan Han masih saling melempar senyum geli, akhirnya aku memberanikan diri bertanya tentang kabarnya.

"Hhmmm....Lu apa kabar Han..? "

"Baik. Lu sendiri gimana? Lu kenapa ada di sini..?" Tanya Han heran.

"Lahh.. Harusnya gw yang tanya lu kenapa di sini..?"

"Laahh... Emang kenapa..?"

"Lu gak lihat itu temen gw bedul di atas pelaminan..?" Sambil menunjuk ke arah panggung pelaminan.

"Hhaaaahhh...?! Astaagaa ... Iya doong... Baru sadar gw.. Itu mempelai perempuannya temen kampus gw. Ya ampun... Kecil ternyata kota ini." Jawab Han dengan nada kaget tak percaya sesaat setelah menoleh ke arah pelaminan. namun sedetik kemudian ia malah tertawa lepas.

"Ohh gitu. Istri bedul temen kampus lu? Pantes firasat gw mengatakan kalau gw kayak pernah lihat itu cewe.. " Tanyaku kepada Han.

"Kebetulan banget sihh astaga !" Ucap Han histeris.

"Mana baju couple an gw ketemu pasangannya di sini.. " Ucapku sambil tekekeh, mencoba menjahilinya lagi.

"Hahahaaa.. Gw syok tau' .. Ga nyangka ketemu lu .. Baju bisa samaan lagi.. Nyebeliinnn beud sih hari ini.. !" Suara manjanya lagi lagi keluar. Kali ini ia tak ragu melepas suara tawanya. Shiitt.. !

Han.. Aku Rindu dengan suara khas manjamu ini. Sungguh..!


"Lu kenapa kepikiran pake seragam ini Han..?"

"Ga tau gw, gw aja bingung kenapa gw milih ni baju. Ga penting banget coba..."

"Yaa.. Sudah takdirnya begitu.. Kali aja sinyal jodoh..." Ucapku sambil mengunyah daging rendang . Kulirik ekspresi Han hanya tersenyum menahan tawa.

" Eh.. Serius lu ke sini sendirian...?" Tanyaku kepada Han buat memastikan

" Iya.. Gw diantar Ibu kemari.."

"Pulang bareng gw yaa..." Kataku tiba-tiba.

"Haruskah..?" Jawab Han balik bertanya. Sebuah sikap jaim yang di tunjukkan Han malah semakin membuatku tertantang.

"Wajib.. Gw mohon... Kali bisa ngopi dulu kita.."

"gw habis ni mau pergi sama Ibu.." Kata Han menjelaskan.

"Pergi kemana..? "

"Belanja.."


Sudah kepalang tanggung, aku segera meraih smartphoneku lalu mencari kontak Ibu Han. Kebetulan musik acara lagi rehat karena menghormati waktu adzan ashar.

"Kalau gitu gw izin ke Ibu buat ngantar lu. Gw speaker ya.."

"Ihh... Coba aja.. Pasti Ibu ga bolehin." Kata Han menantang.

"Kalo ibu ngebolehin gimana..?" Kataku balik menantang.

"Yaa udah... Gw ikut lu, Kita ngopi.."


Sejujurnya Han sangat menyukai tantangan seperti ini. Sering kali kita tebak tebakan tak jelas hanya karena ingin membuktikan tebakan dan feeling siapa yang benar dan tepat.

"Okee deal....!" Kataku penuh semangat.


Tak lama kemudian Ibu Han mengangkat telepon dariku.

-- Halo .. Ass.. Nak Dito..--

- Wss Ibu.. Ibu lagi di mana.. ?-

-- ini lagi di rumah temen Ibu, ada apa nak..? --

- gini Bu. Sekarang kan Dito lagi sama Han.. Nnaa... - kataku kepada Ibu Han. Namun belum sempat aku menyelesaikan pembicaraanku, Ibu Han seperti histeris dan terkejut tak percaya mendengar ucapanku. Beliau segera memotong pembicaraanku.

-- haah.. Nak Dito lagi sama Han..? Han kan lagi kondangan di gedung balai. --

- iya bu. Dito ketemu di sini, kebetulan yang nikah dari mempelai Pria itu temen dekat Dito -

-- oalah.. Bisa kebetulan gitu ya... Gimana Han..? Senang bisa jumpa kamu..? --

- alhamdulillah ketawa terus bu sejak tadi.-

:: ibuuuu... Mulaii reseh... :: teriak Han kepada Ibunya. Sontak celotehan Han barusan membuat ibunya tertawa di sebrang sana.

-- lhoo.. Suara Ibu di speaker..?--

- iya bu.. Mohon maaf bu, maksudnya biar Han dengar juga apa yang kita bicarakan bu. Kebetulan Han di samping Dito sekarang. Jadi gini, Dito boleh ga ajak Han pergi ngopi setelah kondangan ya Bu..? -

-- ya boleh boleh aja sih. Kenapa memangnya..?-- tanya Ibu Han terheran

:: lah Ibuuuu... Kita kan mau belanjaaa... :: ucap Han protes.

-- oia ya.. Ah tapi belanja bisa besok besok Nak.. -- ucap Ibu Han sambil tertawa. Jawaban Ibu Han tadi juga membuatku tertawa penuh kemenangan.

:: ya ampun ibuuuu... Terus kita ga jadi belanja sore ini..? Nanti Han diculik lagi lhoo buu... Gimana doong...? :: kata Han dengan nada memelas.

-- haahaha... Kalau kamu di culik sama Dito, Ibu gak akan pusing sayang. Ibu tinggal ke rumah orang tua Dito buat nentuin tanggal.. -- ucap Ibu Han sambil terkekeh.


Anjirr... Jawaban Ibu Han bak tembakan sniper yang mematikan buat Han. Tak ada lagi yang bisa di pertahankan, Han benar benar terjebak dengan situasi yang sulit untuk di lawan. Harapan Han kepada Ibunya agar beliau bisa membantu menolak ajakanku kini malah sebaliknya. Aku hanya bisa tertawa mendengar ucapan Ibu Han barusan yang menurutku cukup gokil. Sementara Han tertunduk malu dan tak berkutik lagi sambil menutup wajahnya mendengar jawaban dari Ibunya.

Kini pupus sudah, Han tak mampu beralibi lagi. Mau tak mau dia harus mengikuti keinginanku.


- oke.. Berarti boleh ya Bu , Dito pinjam Han dulu..ajak Han jalan jalan.. ?-

-- iya boleh Nak Dito. Gak apa apa..--

- oke Bu. Makasih banyak ya Bu.. Ass.. -

-- sama sama Nak.. Wss --


Sambungan telepon pun terputus, aku segera menatap Han dengan ekspresi penuh kemenangan. Tak lupa kugerakkan kedua alisku ke atas sebanyak dua kali sambil tersenyum mengejek. Aku yakin mukaku pasti begitu menggelikan di mata Han. Kulihat han hanya bisa tersenyum pasrah .


"Sial beud gw sore ini. Ya ampunn .. Astagaa... " Gerutu Han. Tetapi ekspresinya masih tersenyum geli.

"Hahahaaa.. Siapa suruh nolak tadi.." Kataku terbahak penuh kemenangan.

"Puass luu.."

"Puaas doong..!"

"Nyebelin..! "

"Bodo amat. Yang penting bisa ngopi bareng lu nanti.." Ucapku sambil tertawa lepas. Aku benar benar bahagia sebentar lagi aku bisa jalan bareng Han lagi. Takkan ku sia sia kan momen ini untuk meminta maaf secara langsung kepadanya.

Tak lama kemudian aku mengkode Tono dari kejauhan agar segera bergabung denganku.

" Apa kabar Han.. ?" Kata tono membuka obrolan sambil menjulurkan kepalan tangannya ke arah Han. Jabat tangan ala ala virus laknat.

" Baik Ton.. "

Tak lama kemudian septa dan Roland pun juga ikut menyapa Han.

"Wedeewwhh. .. Baju udah couple, undangannya kapan..?" Kata Tono sambil duduk ke kursi lain yang sudah di sediakan di sana.

"Bangke kau Safrudin ! Baru duduk udah nyela aja lu.." Kataku membalas ejekan tono dengan menyebut nama bapaknya. Sontak ucapanku tadi membuat septa dan roland tertawa terbahak bahak.

"Wasuuuu ! Bapak gw lagi tidur siang cok. Nanti batuk- batuk di omongin sama lu.." Ucap Tono protes.

"Ga janjian aja baju bisa sama'an begini ye kan.. Bau bau nya sih jodoh ini , Ton.." Ucap Roland memulai meluncurkan serangan pembulian terhadap diriku dan Han.

"Yooii... Salut sih. Pasangan couple ter the best abad ini brother..hahaaaa.." Timpa Tono.

"Speechless gw brother, gw sama bini gw aja belum tentu bisa melakukan hal seperti ini.." Tambah Septa. Sedetik kemudian ketiga teman laknat ku ini tertawa terbahak bahak, cukup keras.

"Anjing...!"

Aku hanya bisa mengumpat, tersenyum , cengar cengir gak enak. Karena diriku betul betul habis terbuli saat ini. Sementara Han lagi dan lagi hanya mampu tersenyum malu. Banyak celotehan celotehan yang dari tono, Septa dan Roland yang juga membuatku dan Han menjadi salah tingkah. Terutama aku, benar benar tak berkutik untuk mengCounter serangan bertubi-tubi dari teman teman laknatku ini. Hingga akhirnya setengah jam kemudian, penderitaanku dan Han berakhir setelah si Roland sudah membuka suara untuk pamit dari sini. Kami pun menyetujuinya, setelah sempat bersalaman dan berfoto bareng dengan kedua pengantin, aku dan Han pun melangkah pulang meninggalkan gedung itu.

Saat turun dari panggung tadi kuberanikan diriku untuk menggenggam telapak tangannya, tak ada penolakan dari Han. Walau masih ada keraguan nan gengsi dari diri Han untuk membalas genggaman tanganku. Biarlah... Setidaknya dengan Han mau berbicara denganku saja sudah membuatku senang. Sebuah progres yang cukup signifikan.


Setelah kami berdua masuk mobil, suasana sedikit canggung. Bahkan aku bingung bagaimana membuka obrolan sepanjang perjalanan.

Ayolah Dito. Ini sebuah kesempatan. Cepat berpikir Dito ! Ngobrolin apa kek. Yang penting kalian bisa habiskan waktu sedikit lebih lama.. Kalian pasti baikan. Cepatlah bodoh ! Buka suara lu ! Tolol kau ! Begitulah kira kira bunyi suara asing yang berbisik di telingaku.


"Ngopi di cafe HO aja kali ya..?" Kataku membuka pembicaraan.

"Hhmmm... Boleh.." Jawab Han singkat. Matanya hanya menatap jalanan yang sedikit padat. Namun biar begitu, aku cukup senang. Permintaanku langsung dikabulkan tanpa penolakan

"Mmhh.. Oke.."


Aku kembali fokus menyetir, walau sesekali aku melirik ke arahnya, namun tetap saja pandangannya masih lurus ke depan. Semakin ke depan, jalanan semakin padat saja. Membuat diriku harus sedikit mengabaikan Han dan fokus ke jalanan.


"Pacar lu mana ..? Kok ga di bawa.." Tanya Han tanpa menoleh ke arahku. Mendengar pertanyaan Han barusan dan ekspresinya yang terkesan judes, membuatku sedikit tertawa. Ada jeda lima detik sebelum akhirnya pertanyaan Han ku jawab.

"Resti..? Gw udahan sama dia.." Jawabku santai.

"Haahh ... ? Dihh.. Buaya banget lu..! Lu mutusin dia? Jahat banget lu dito. Ya ampun.." Jawab Han ketus.

"Diihhh... Kasusnya sama dengan Nia, gw yang di putusin. Bukan gw yang mutusin..."


Seketika Han menoleh tajam ke arahku.

"Lu di putusin Resti..? Yang benar aja .."

"Ya .. Walaupun gw pernah ngomong sama lu buat mutusin resti, tapi kenyataannya Resti yang minta udahan..."

"Kok bisa... ???!" Tanya Han heran.

"Ntar gw ceritain di cafe aja...."


Lima belas menit kemudian, aku dan Han sudah duduk santai di cafe langganan kami. Mungkin inilah saatnya aku harus meminta maaf sama Han secara langsung. Tanpa permisi lagi, kutarik tangan kanannya dan ku genggam erat tangan itu dengan kedua tanganku. Sontak perlakuanku barusan membuat Han terkejut dan menatapku.


"Gw minta waktu lu sebentar Han.. Gw udah lama nunggu waktu buat bisa bicara dengan lu.. Gw minta maaf atas sikap gw ke Lu, Han.. Gw gak pernah ngerti lu... Tolong kasih gw kesempatan buat perbaiki semua.." Kataku dengan nada serius.

" ini gak ada sangkut pautnya dengan gw dan Resti putus. Gw pengen ngomong gini udah dari dulu.. Dulu banget.. Batin gw tersiksa lihat lu dingin ke gw, gw galau , gw gelisah waktu lu ngejauhin gw. Please... Dari lubuk hati gw yang paling dalam, tolong maafin gw. Gw benar benar menyesal.."


" Dito.. Gw pikir Lu gak perlu minta maaf. Gw akui Kejadian lu mesum dengan Resti itu buat gw Cemburu. Gw syok lihatnya.. Tapi ya balik lagi, dia pacar lu. Wajar aja.. Gw nya aja yang masuk di saat ga tepat. Gw gak mau komunikasi dengan lu cuma buat nenangin diri gw aja, gw mau buang rasa cemburu gw itu dan juga rasa sayang gw ke lu.. Gak mungkin gw terus terusan ada di antara lu sama Resti. Gw harus sadar posisi gw.."

"Dan... Ternyata hal itu juga malah buat batin gw tersiksa. Gw juga gak sanggup Dit, sumpah.. Ga tau, dengar lu putus sama Resti tadi, tiba tiba hati gw kok jadi lega. Perasaan gw langsung tenang.. Bukannya gw jahat dan senang lu putus dengan Resti. Tapi ya ga tau. Gw gak bisa jelasinnya... "

"Jadi lu udah maafin gw, Han..?"

"Gak ada yang perlu gw maafin kan.? Udah gw bilang, gw cemburu waktu itu.." Kata Han menjelaskan.

"Tapi kenapa lu ga mau angkat telepon gw, balas chat gw..?"

"Ya kan udah gw bilang Dito, gw mau nenangin diri.. Gw tu sadar posisi gw, Resti pacar lu , yang gw pikir dia adalah wanita pilihan lu Ditoo..gw bisa apa..?"

"Ya lu ga jujur ke gw tentang perasaan lu ke gw..!"

"Yaa... Maaf,, gw baru sadar mendam rasa tu ga enak banget, nyiksa diri sendiri..!"

"Tapi lu masih sayang sama gw kan Han..?"

"Perasaan sayang gw kayaknya gak pernah berkurang ke Lu bebong.. Entah lah gw bingung.."

"Lalu setelah ini, lu mau kan respon telepon dan chat gw..?" Kataku dengan nada penuh harap.

"Ada syaratnya..." Kata Han sambil tersenyum.

"Apapun... ! Sebutkan. Gw lakukan demi lu.."

"Ceritain dulu alasan Resti bisa mutusin lu..!"



Akhirnya aku menghela nafas lega, ternyata syarat dari Han tidaklah sulit. Kupikir aku akan lompat kodok di depan cafe ini sambil teriak aku sayang Han. Atau hormat bendera sambil mengangkat salah satu kakiku.

Lalu, pada akhirnya sore itu kuceritakan semua kejadian perpisahanku dengan Resti waktu itu. Mulai dari Resti mengetahui kalau Han sampai harus mabuk, yang menurut resti itu adalah efek dari rasa keputus asaan Han dalam menyikapi rasa kecewanya kepadaku, hal yang kuyakini menjadi alasan kuat mengapa Resti ingin menyudahi hubungan kami. Lalu ada penilaian Resti tentang diriku yang gak bisa jauh dari Han. Hal yang akhirnya disadari oleh Resti kalau perasaanku kepada Han tak akan pernah bisa berubah, sekalipun resti sudah berusaha menjadi yang terbaik di hadapanku. Jahat kali aku bah.. !

Resti juga sadar,berusaha mengubah perasaanku kepada Han malah akan menyakiti semua pihak. Maka dari itu akhirnya Resti memutuskan untuk mundur dengan legowo.


"Ya begitulah Han, akhirnya ya malam itu kami pisah baik-baik. Gw pikir juga ini demi kebaikan dia juga. Tanpa gw sadari Perasaan gw udah terkunci dengan satu nama, yaitu Lu.. Ya gw mohon maaf kalau gw mesum dengan resti kemaren karena kita sama sama ke bawa suasana ... Alasan gw terlalu klasik memang. Ya terlepas dari itu, gw minta maaf karena gw gak bisa kendalikan nafsu gw waktu itu...."

"Maaf ya dit, gw antara sedih dan senang mendengar cerita lu... Tapi gw sudah bisa nerima keadaan. Anggap ini semua pelajaran buat gw.. Ibu selalu bilang ke gw, jangan bohongi perasaan sendiri.. Gw juga minta maaf, gw gak nepati janji gw. Dulu gw pernah janji sama lu gak akan berhubungan lagi dengan satria, tapi kemarin malah gw lakuin.. "

"Sudahlah... Lu bisa gitu karena gw.. Gw yang pantas di salahkan atas semua kejadian yang menimpa lu.. So..? Kalau gw chat pasti di balaskan..?" Tanyaku kepada Han dengan penuh Harap.


Han hanya mengangguk tersenyum kepadaku. Dan benar, sesuai ucapannya. Malah Han yang terlebih dahulu mengirim pesan Whastapp kepadaku menanyakan apakah aku sudah sampai rumah atau belum saat kami pulang malam itu.

Keesokan paginya aku berinisiatif mengirim pesan ucapan selamat pagi kepada Han, tak sampai lima menit pesanku di balas. Hubunganku dan Han akhirnya seperti sedia kala. Tembok pembatas antara aku dan Han kini hilang sudah. Sampai akhirnya aku mengetahui bulan ini Han masih full WFH karena ingin menenangkan diri akibat ulah lelaki bangsat bin keparat waktu itu.

Kupikir inilah saat yang tepat untuk melamar Han secara personal, kebetulan sembilan hari lagi adalah hari ulang tahun Han yang bertepatan pada tanggal 30 september. Dan aku sudah mempersiapkan semuanya.



30 September 2020
19.00 wib


Aku memilih tempat makan di dalam sebuah mall yang berada di tepi sungai,tempat di mana aku pernah mengajak Han untuk melangkah menuju fase pacaran. Kebetulan tempat duduk favorite kami di bagian outdoor belum ada yang menempati. Di sana hanya ada 4 pasang mata selain kami yang menduduki area ini, selebihnya pada duduk nyaman di bagian indoor.

Malam ini, ahh tidak... Setiap hari Han selalu tampak anggun di mataku. Bibirnya yang sensual diwarnai dengan lipstik berwarna pink muda. Lalu bagian dada atas agak ke kiri tersemat pin hijab berbentuk huruf B. What ? Sejak kapan dia punya pin hijab itu.?! Inisial B sudah pasti artinya adalah Bebong. Bhahaaha... Panggilan Nama yang cukup unik. Bebong itu sebenarnya plesetan dari kata baby...uuunncchh..


"Gimana Ibu..? Setelah tau kita baikan..?" Kataku mencoba membuka obrolan.

"Yaaa.. Senang..."

"Tanggapan Ibu Biasa aja Kah...?" Kataku sedikit heran.

Han tertawa sejenak, seperti menahan sesuatu ya lucu.

"Lu tau ga, waktu pulang diantar lu malam itu, Ibu kan jadi Kepo . Biasalah Ibu . Nanya nanya tentang kita gitulah. Ngapain aja. Ya gw cerita gimana kita bisa ketemu di acara kondangan waktu itu. Dan ibu ngakak parah waktu gw cerita tentang baju yang kita pakai sama'an.." Ucap Han sambil tertawa. Tawanya lepas, tanpa beban.

Aku pun ikut tertawa mendengar cerita Han. Memang, moment di acara bedul waktu itu benar benar membuatku tak habis fikir. Kuakui Skenario Tuhan bisa seindah itu. Kupikir skenario Tuhan yang indah hanya ada dalam Sinetron, ternyata aku dan Han berkesempatan menikmati skenario Tuhan yang benar benar di luar nalar otak dan Pikiranku. Menurut diriku pribadi, itu adalah Sebuah kebetulan yang begitu menakjubkan. Sungguh menakjembutkan.

Bayangkan... Bagaimana mungkin dua insan yang sedang tak bertegur sapa selama beberapa bulan, memilih memakai baju couple buatan mereka sendiri. Dan hebatnya hari itu kedua insan tersebut sengaja di pertemukan di sebuah acara. Amazing bukan ?!


"So, sekali lagi gw ucapin selamat ulang tahun buat lu, Han. kesayangan gw, bawel bin manjanya gw. Semoga lu selalu sehat, Sukses dalam berkarir. Pokoknya wish you all the best.."

"Iya aaamiiin...makasih bebong.. Makasih udah selalu temanin gw.." Ucap Han tersenyum.

"By the way, Gw ada kado buat lu..."

"Kado buat gw..?"

Aku hanya mengangguk. Mengiyakan pertanyaan han tadi. Seketika aku menarik tangan Han, dan membawanya untuk lebih mendekat ke pagar pembatas bangunan resto. Tepat di bawah kami berdiri adalah air sungai yang mengalir tenang. Angin malam pun bertiup sepoi. Malam itu ada banyak bintang bertaburan. Berkelap kelip indah bersama bulan yang bersinar terang menghiasi gelapnya malam.



"Lu masih pake kalung pemberian gw..?"

"Masih... Ga pernah gw lepas ni kalung. Kenapa..? " Tanya Han sedikit bingung sambil mencoba meraih kalung pemberianku dua tahun yang lalu di balik hijab yang ia kenakan.

"Gak apa apa gw nanya aja. Sekarang tutup mata lu dulu..."

"Mau ngapain..?"

"Ya tutup aja dulu. Biar surprize..."

"Oke...tapi jan macam macam lu ye.."

"Iyee bawel amat..!"


Sedetik kemudian mata Han mulai terpejam, aku segera mengambil kotak kecil berisi cincin emas yang sudah kubeli dua hari sebelumnya dari saku celanaku. Jujur saja, aku sedikit nervous , tanganku gemetaran saat membuka kotak itu.

"Awas !! Jangan buka mata lu ya.."

"Iya bawel..buruaan..." Ucap Han tak sabar. Namun sedetik kemudian bibirnya tampak tersenyum.


Kini kotak cincin sudah terbuka. Aku masih gugup meminta Han untuk membuka matanya. Jujur saja, aku bukanlah pujangga Cinta yang mampu merangkai kata indah.

"Udah belum...? Lama amat..?!"

"Bawel lu malih. Sebentar lagi.. Sabarr..!


"Sekarang buka mata lu.." Kataku sesaat setelah aku mengucapkan kalimat bismillah.

Sedetik kemudian, Mata bening Han terbuka, matanya langsung melihat kotak kecil yang berisi cincin yang berada di telapak tanganku. Wajahnya sedikit bingung.


"Lu masih ingatkan pertama kali gw nembak lu di sini, terus lu tolak. Waktu itu mungkin lu masih trauma dengan masa lalu lu, walaupun waktu itu gw siap terima lu apa adanya. Malam ini gw akan mencoba sekali lagi. Dan mungkin ini adalah ajakan gw yang terakhir kalinya ke lu... Karena ajakan gw sedikit berbeda dari yang sebelumnya.."

Han masih mendengarkan ucapanku dengan seksama. Ekspresi mukanya masih tampak bingung. Sementara aku menghela nafas sejenak.


" Bismillah...Han Amelia Putri, Lu mau ga nikah sama gw.. menjadi teman hidup gw.. menemani sisa hidup gw.. menjadi ibu dari anak anak gw nanti.. dan menjadi pasangan sehidup semati gw....?"


Kuucapkan semua kalimat itu dengan lantang. Aku yakin han mendengar dengan jelas semua yang kukatakan barusan. Muka Han yang sebelumnya berseri dan tersenyum, kini berubah menjadi sedu. Kedua tangannya menutup sebagian hidung dan kedua bibirnya. Tak percaya apa yang ia dengar barusan. Hal ini yang sering di lakukan Han tatkala ia merasa terkejut, terharu, syok tak percaya.


"Terlepas dari sikap gw beberapa bulan belakangan ini yang sudah nyakitin perasaan lu, gw minta maaf. Dan malam ini gw pengen ngajak lu berkomitmen dan membuka lembaran baru yang mudah mudahan ke depannya akan lebih baik. Karena itu gw butuh Lu menjadi pendamping hidup gw."


Untuk kesekian kalinya kulihat tiba-tiba air mata Han menetes keluar tak tertahan. Sementara aku terus melanjutkan ucapanku dengan mata yang mulai berkaca.


"Gw sayang lu,, gw Cinta sama lu,, dan gw pengen kita bisa saling melengkapi..yaa. Gw harap kali ini lu ga nolak ajakan dari gw.."


5 detik...

10 detik...

20 detik...


Han masih belum mampu menguasai dirinya yang begitu emosional, kedua matanya berlinang, mungkin tak pernah mengira kalau sahabatnya dari kecil melamarnya malam ini. Sementara aku masih menunggu jawaban darinya dengan harap harap cemas. Bahkan aku juga tak menyangka air mataku jatuh menetes di sudut mataku. Segera ku usap air mata itu, aku tak mau terlihat cengeng.


"Gw akan berusaha jadi yang terbaik buat lu.. "


Ahh... Aku juga tak menyangka bahwa malam ini aku bisa seemosional ini . Bibirku masih bergetar, tubuhku mendadak merinding, panas -dingin.. Aku masih diam terpaku menatap Han yang masih berusaha mengontrol emosinya.


"Malam ini secara personal gw melamar lu.. Dan kalau lu terima ajakan gw malam ini, Lu bisa serahin tangan lu buat gw pakein cincin ini.." Kataku lagi dengan suara terbata.


Aku harus menghela nafas beberapa kali agar aku bisa dengan jelas mengeluarkan kata demi kata yang ingin kuucapkan. Namun tampaknya Han masih syok tak percaya, mungkin kejadian malam ini benar benar di luar dugaannya.


Haruskah kupeluk Han saat ini juga..?

atau...

Haruskah kuusap air matanya sekarang..?

Tidak.. Aku tak punya kekuatan dan keberanian untuk melakukan itu...


"Diit...." Ucap Han menyapaku sembari sibuk menyeka air matanya yang terus merembes keluar tak tertahan.

"Ini serius...?" Tambah Han.

"Iyaaa... Gw serius Han. Gw ga main-main. Gw ingin anak anak gw punya Ibu seperti lu. Gw ingin lu bisa jadi teman hidup gw.. Will you marry Me..?"


Han kembali menangis sesegukan, rusak sudah lapisan bedak yang ada di kedua pipinya oleh tetesan air mata yang terus mengalir tak tertahan.


"Gw...gw..." Ucap Han terbata.


Kalimat yang ingin ia ucapkan sudah berada di ujung lidah, namun terasa sulit untuk diungkapkan. Sedetik kemudian Han sudah memelukku erat. Kubalas pelukannya dengan salah satu tanganku. Sesekali kuusap bagian punggungnya. Hangat,, pelukan kami terasa Hangat di tengah dinginnya angin malam. Kuberi kecupan terbaikku di dahinya.

Satu menit kemudian, Han merenggangkan pelukannya, lalu kepalanya sedikit mendongak ke atas menatap wajahku. Aku berkesempatan menyeka air matanya.


" Maaf, kali ini...Gw.... Gak bisa Dit...."

"Lu gak bisa Han...? Why.." Ucapku kaget.

Han menolakku lagi..? Aku Tak menyangka. Ini di luar dugaanku. Astagaa... Mengapa Han..? Aku langsung syok dan kaget mendengar jawaban dari Han.

Anjing, haruskah malam ini aku menagih janji tono soal memotong bulu j*mbutnya Karena Han sudah menolakku.?!


"Gw gak bisa nolak ajakkan lu ini..." Ucap Han sembari berusaha tersenyum.

"Haah...? Jadi maksudnya Lu terima..? Lu mau nikah sama gw..??? Serius..?" Kataku kaget tak percaya.


Han mengangguk sambil tersenyum. Hal itu cukup menjadi jawaban atas pertanyaanku barusan. Kami berpelukan lagi. Terima kasih ya lord ! Aku tak perlu memotong j*mbut Tono. Hatiku mendadak lega.

Namun yang tak kalah penting adalah Han menerima lamaranku ini. Benar kata Tono, mungkin inilah yang Han tunggu dariku selama ini. Bodohnya aku sampai tak menyadari hal ini.


"Tau ga lu, gw udah lama nunggu lu ngomong gini bong.."

"Maafin gw Han.. Maafin gw udah buat lu nunggu lama.." Kataku menyesal sembari mengecup dahinya lagi.


Kubiarkan beberapa pasang mata melihat kami dengan tanda tanya, aku tak mau melepas pelukanku yang pasti malam itu hatiku benar benar bahagia, ringan tanpa beban.


"Cincinnya gw pasang ya.."

Han hanya mengangguk sembari memberikan jemari tangan kanannya kepadaku. Dan dengan sedikit gemetaran aku menyematkan cincin itu di jari manisnya. Ukurannya Pas sekali.

" Makasih ya bebong... "


Pipiku terkecup oleh bibir manisnya. Han tersenyum bahagia, begitu juga dengan diriku. Bahkan han tak mampu menahan rasa harunya. Kedua matanya masih berkaca-kaca. Kami tak lagi berpelukan, kami hanya berdiri, saling berhadapan dan saling menatap satu sama lain. Beberapa detik kemudian Han mengelus cincin yang baru kusematkan di jari manisnya.


"Semingguan ini, waktu hubungan kita udah baikan.. Gw udah mikir bakal nerima lu kalo suatu saat nanti lu nembak gw lagi. Kalau lu ngajak komitmen untuk pacaran, gw bakal terima bong. Walaupun sebenarnya gw gak mau pacaran.. Gw hampir lelah nunggu momen lu ngelamar gw seperti ini. di satu sisi, gw trauma kalo gw nolak lu lagi. Gw bakal kehilangan lu lagi. Dan gw gak mau itu terjadi lagi sama gw. Tapi di saat gw udah hampir putus asa, Ya Allah......" Ucapan Han sedikit tertahan, Han kembali menangis sedu.

"Yaa... Di saat gw udah hampir putus asa, Tuhan malah ciptain malam yang indah buat gw..."


Kubiarkan Han menangis lagi, mensyukuri atas apa yang telah terjadi malam ini. Tak lama kemudian Kuseka air matanya, dan kami berdua kembali tersenyum.


"Lu udah siap hidup bareng Pria bodoh seperti gw...?"


Han hanya mengangguk menjawab pertanyaanku barusan. Sulit menjelaskan dan menggambarkan ekspresi Han malam ini. Yang pasti ia terlihat sangat bahagia.

Jangan ditanya, mataku juga berkaca kaca malam ini. Tak lama kemudian, kami kembali duduk di meja kami tadi, meja bernomor dua puluh enam. Meja yang menjadi saksi atas apa yang terjadi di malam ini. Nomor meja yang akhirnya kami sepakati menjadi tanggal pernikahan kami....




Kini Aku percaya...
Rencana Tuhan akan selalu indah...
Terima kasih untuk malam yang spesial...
Terima kasih untuk akhir yang manis...
Terima kasih atas segala rasa yang telah Kau berikan...
I will marry Him ...

Mungkin sudah saatnya aku berhenti menulis...
Ini akan menjadi tulisan terakhir di diaryQu...
Selanjutnya......
Aku akan fokus menjalani hidupku bersama orang yang kucintai...
Memastikan kisahku dengannya akan tetap indah selamanya...
Alhamdulillah...
Terima Kasih ya Allah...


Han || 30 Sept 20




TAMAT
Sekali lagi selamat ya huuu.... Tak terungkapkan pokoknya.....
 
UPDATE
PART -38
Yang Tersayang bag. 6



Tujuh bulan kemudian ...


27 Maret 2021
15.00 wib

*POV DITO*
Hari ini adalah hari resepsi pernikahanku. Hari bahagia yang tentunya diidamkan para jomblowan dan jomblowati. Alhamdulillah dengan melalui serangkaian izin protokol kesehatan dari Satgas Covid yang cukup ketat, acara resepsi pernikahanku di izinkan untuk di gelar di tengah pandemi yang masih belum berakhir. Tentunya dengan berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku.

Semua persiapan, hingga acara berlangsung berjalan dengan baik, semua tak luput dari peran panitia dan non panitia yang berjibaku sekuat tenaga demi kelancaran acara resepsiku.

Kini aku dan wanita yang kupersunting sehari sebelumnya di sibukkan dengan menyambut para tamu yang naik ke atas panggung. Ternyata melakukan berdiri - duduk secara berulang ulang , bersalaman lalu berfoto dengan para tamu yang menyapa kami, membuat pinggangku encok. Alamat ga bisa ngebor malam ini gerutuku dalam hati.

Tono,si sahabatku yang juga berjasa dalam hidupku turut hadir dan senang melihatku yang akhirnya bersanding di pelaminan dengan seorang wanita Cantik nan Manis. Mungkin kalau aku bersanding dengan Pria, tono akan bersedih dan bunuh diri. 🙄

Lalu ada tiga anggota genk ku lainnya si Septa, Roland dan Bedul yang juga tampak hadir senyum senyum ke arahku. mereka turut senang melihatku menikah. Namun, ada saja kelakuan tiga orang temanku ini. Pantas saja mereka senyum senyum tak jelas sepanjang hari, ternyata mereka memberiku extra kado berupa tisu mejic sebanyak tiga kotak. Teman dajjal ! Asu !

Tak lama kemudian, mataku tertuju pada sesosok wanita anggun yang sedang berjalan perlahan menuju ke arah panggung,tadi kulihat ia sempat menyapa teman teman genkku sesaat. setiap langkahnya tegap nan pasti, sesekali pandangannya menuju ke arahku yang sedang menjamu tamu lainnya. Ia sedang mengantri menaiki panggung. Memang waktu itu suasana sedang ramai.

Mata kami sesekali bertemu, Aku tak menyangka ia hadir di acara resepsiku hari ini. Dan dengan keteguhan hatinya, ia terus melangkah menaiki satu persatu tangga panggung. Mungkin Hari ini adalah hari yang berat baginya, namun ia tampak tegar dan tanpa ragu datang ke acara resepsi pernikahanku dengan senyuman ikhlas nan menawan. ia tetap mempesona dengan balutan seragam hijabers berwarna abu abu muda.

Wanita itu pernah mengambil bagian dari kisah hidupku dalam beberapa tahun belakangan ini...

wanita cantik yang juga menjadi tempat keluh kesahku...

Wanita yang mempunyai jiwa pantang menyerah, ulet, dan berdisiplin tinggi...

Wanita yang pernah membuatku bangga dan kagum karena telah mengenalnya...

Wanita cantik yang selalu tersenyum mendengar semua candaanku...

wanita ksatria yang akhirnya merelakan segalanya demi kebahagiaanku, dan juga demi kebaikan dirinya... Dialah Resti Kumala.


Resti kini sudah berada di atas panggung, namun langkahnya sedikit tertahan karena aku dan wanita yang berada di sampingku masih melayani tamu dari teman temanku yang kebetulan berada di depan Resti. Tak lama kemudian tibalah resti yang menghampiri kami, namun siapa sangka, wanita yang berada di sampingku yang malah memeluk Resti terlebih dahulu. Cukup lama mereka berpelukan, bahkan aku sampai terharu melihat kejadian ini di depan mataku sendiri.


"Resti, makasih yaa ...." Ucap Han saat mereka berpelukan.

"Sama sama Kak Han.. Semoga kakak dan Kak Dito bahagia ya... SaMaWa untuk kalian..." Sekilas kulihat ia tersenyum.

Lalu mereka kembali berpelukan. Tak dapat dihindari lagi, Air mata dari kedua wanita yang sedang berpelukan di depanku ikut mengalir menghiasi momen yang cukup mengharukan ini. Hanya mereka yang paham tentang isi hati mereka saat itu. Aku tak menyangka kami bertiga bisa berdiri tegak dalam satu panggung pentas seperti ini.

Kemudian Resti juga tak canggung untuk memelukku di depan Han. Kini Kuberikan pelukan terakhirku untuk Resti. Semoga ia semakin bangga dengan keputusannya sendiri.


"Selamat ya kak Dito..." Sebuah ucapan darinya yang menyentuh hatiku. Ia tersenyum kepadaku, namun dua bulir air matanya kembali terjun bebas membasahi pipinya.

"Semoga Resti dapat jodoh yang jauh lebih baik dari kakak ya..."

"Aaamiiin... Makasih Kak.."


Setelah itu, kami bertiga berfoto. Han mencoba menyuruh resti berdiri di tengah. Namun hal itu ditolak oleh resti. Ia lebih memilih berdiri di samping Han, lalu menggandeng tangan Han. Sebuah momen yang benar benar mengharukan. Bahkan ke empat teman laknatku sampai berdiri dan bertepuk tangan hingga resti turun panggung. Sebuah bentuk penghargaan respeck dari teman temanku untuk seorang Resti.



Masih terngiang di benakku, saat Resti menyampaikan kegundahan hatinya kepadaku di sebuah cafe J*nj* J*w* malam itu. Yang Ternyata malam itu menjadi malam terakhir bagi kami.

"Kak Dito.." Ucap Resti menyapaku. Aku sedang sibuk membalas pesan Whastapp dari bos ku. Tiga detik kemudian aku segera menoleh ke arahnya.

"Yaa kenapa Resti..?"

"Resti mau ngomong sesuatu sama Kakak...." Matanya tajam , wajahnya memancarkan aura serius.

"Mau ngomong apa resti..?"

"Hhmmm... Kak Dito kok ga cerita ke Resti soal Kak Han..?"

"Soal apa..?" Tanyaku bingung.

"Yang waktu itu Kakak Han di buat mabuk sama Satria..!" Kata Resti tegas.

"Eehh .... Resti tau dari mana..?" Tanyaku dengan ekspresi kaget.

"Ingat ga malam itu , Resti nelponin kak Dito berulang kali. Tapi ga ada jawaban dari Kak Dito. Karena malam itu kak Dito izin ke Resti mau kerumah Kak Tono, ya udah Resti kirim pesan ke Instagram nya kak Tono. Awalnya resti cemas dengan Kak Dito, takut terjadi sesuatu yang buruk karena Kak Dito ga respon chat maupun telepon dari Resti. Dan ternyata malam itu sesuatu yang buruk malah terjadi sama Kak Han." Imbuh Resti.

"Dan Resti jadi berpikir, seterpuruk itu kah Kak Han kehilangan dan sedang kecewa sama Kak Dito sampai harus minum akhohol..? Resti yakin kok Kak Dito yang tidak merokok dan juga tidak minum alkhohol pasti tidak pernah ngajarin kak Han berbuat seperti itu.." Tambah Resti lagi.


aku masih terdiam mendengar segala keluh kesah Resti. Sementara Resti terus menatapku serius. Kupandang wajahnya begitu serius. Sorot matanya tajam.


"Jujur, hati resti jadi merasa bersalah kak. Dulu gak seharusnya Resti masuk di tengah kalian. Sekarang resti paham perasaan Kak Han ke Kak Dito gimana.. Resti juga perempuan, pasti sulit melepas orang yang bertahun tahun di sayanginya.."


Aku sedikit termenung mendengar apa yang resti ucapkan barusan. Bibirnya dengan lantang mengucapkan itu semua, dan sepertinya tak ada yang harus kututupi di sini.


"Ya sebelumnya kakak minta maaf karena tidak beri tahu kejadian malam itu sama Resti. Di sini kakak juga pengen menghargai dan menjaga perasaan Resti. Kakak akan cerita namun menurut kakak itu belum waktunya. Tetapi kalau Resti sudah tau ya apa boleh buat. So, memang kejadian malam itu benar adanya. Kalau soal satria, ya.. kakak gak mau kompromi, sampai kapanpun kakak akan jaga Han dari pria brengsek itu.. Biar bagaimana pun Han juga sahabat kakak...ddaann.." Kataku beralibi. Namun ucapanku langsung di potong oleh Resti.

"Ya.. Dan akhirnya resti sudah berpikir secara matang kak..." Potong Resti.

"Maksudnya..??" Kataku bingung dengan apa yang Resti ucapkan barusan.


Resti menghelas nafas panjang, sepertinya terlalu berat kalimat yang ingin di ucapkannya. Resti mengusap sebentar air matanya yang sudah menggumpal di ujung matanya. Ia mencoba tersenyum kepadaku.


" Resti mau kita pisah...." Kata resti dengan suara lantang. Bibirnya tersenyum, namun air matanya yang menggumpal tadi segera terjun bebas ke bawah membasahi pipinya. Sedetik kemudian Resti segera mengusapnya. Ia ingin terlihat tegar di hadapanku.

"Pisah..? Why..? "

"Hubungan kita nanti gak akan baik ke depannya.. Kak Dito ga akan bisa fokus sepenuhnya ke Resti. Mau seberapa kuat Resti menunggu dan bertahan, mau seberapa banyak usaha resti buat meyakinkan Kak Dito, tetap saja Kakak Han yang selalu ada dipikiran Kak Dito ... Resti ga menyalahkan Kak Dito kok, karena resti tau kalian sudah kenal sejak lama.." Imbuh Resti.

" Dan akan lebih baik untuk kita semua, kalau kita akhiri hubungan kita. Setidaknya sakitnya perasaan Resti ga akan sesakit perasaan Kak Han saat ini..."


Aku kembali terdiam membisu melihat resti yang terus berbicara terbata, sesekali ia kembali menyeka air matanya yang keluar dan tak mampu di tahan. aku tak tau harus bicara apa..

Mau jawab "Oke.." Mungkinkah ini yang kumau..?

Atau ku jawab "jangan resti...? Kita bisa bertahan dengn situasi seperti ini..?"

Kitaa...?! Tidak. Mungkin lebih tepatnya hanya Resti seorang yang nantinya akan bertahan dengan segala sakit hati yang ia terima. Damn !! Hatiku bergejolak malam ini. Aku menghela nafas, sejujurnya aku juga tak mau menyakiti perasaan resti seperti ini. Ia wanita baik. Baru kali ini aku dipertemukan dengan sebuah masalah percintaan seperti ini. Berbeda dahulu dengan Nia. Rasanya tidak sedalam ini.


Ya.. Aku lebih baik diam. Kubiarkan Resti mengeluarkan semua uneg uneg yang ada pada dirinya.


"Kita bertemu dengan cara yang baik, dan resti harap kita akhiri dengan cara yang baik juga.. Setelah ini resti harap kita masih dapat berteman baik. Resti akan tetap menganggap Kak Dito adalah guru Resti. Orang yang juga berjasa buat resti sampai resti bisa seperti sekarang ini."

" Gimana..? Oke Kak..?!"

Seketika Resti menjulurkan tangannya kepadaku, berharap aku menerima keputusannya dan menjabat tangannya sebagai tanda aku menyetujuinya. hatinya tampak tegar, ia berusaha tersenyum kepadaku walau kedua pipinya masih terlihat basah oleh air matanya.



Ditoo....!!
Tentukan pilihanmu...!!
Deal or no deal ??!!




Dan akhirnya malam itu, dengan keikhlasan hati kedua belah pihak. Aku dan Resti sepakat mengakhiri hubungan kami yang sudah terjalin selama 1 tahun lebih 33 hari. Kendati kuakui, ini merupakan pilihan yang sulit khususnya bagi resti, tetapi kuyakin ini adalah jalan terbaik untuk diriku dan Resti. Aku tak pernah menyangka resti akan berani mengungkapkan ini semua.

Dan satu lagi pesannya yang selalu kuingat.

'Resti Sayang sama Kak Dito. Tapi Han lebih membutuhkan Kak Dito. .!'



Fakta Kisah...
Mungkin benar adanya, atas apa yang resti sampaikan, aku tak sepenuhnya mampu memberikan rasa cinta dan kasih sayangku kepadanya. Selama aku tak berkomunikSi dengan Han , Hati dan pikiranku masih terus tertuju kepada Han. Malam itu resti juga membeberkan semua sikapku yang menurutnya aku terlihat seperti orang linglung, tertekan, dan berubah murung saat masa lost contact dengan Han. Dan semua uneg uneg Resti ku terima dengan ikhlas. Mungkin benar kata Resti, tanpa kusadari sikapku kepada resti menjadi tak sehangat dulu. Aku tak membencinya, hanya saja hatiku benar benar kalut tak karuan saat itu. Tak pernah aku mengalami gelisah hati seperti ini. Entahlah, mungkin aku adalah pria bodoh yang tak mampu menghargai perasaan seorang wanita. Aku pantas di salahkan atas semua rasa sakit yang di terima oleh kedua bidadari itu.

Kuakui saat Han menghilang dari hidupku, itu benar benar membuatku gila, Tak konsen kerja, mudah emosi, bahkan makan pun malas. Terbukti penyelesaian project yang kutangani di bulan juni 2020 waktu itu harus molor dari target. Aku benar benar tak bisa fokus di buatnya.

Dan karena hubunganku yang sempat memburuk dengan Han lah yang membuatku berpikir untuk menulis kisah ini.

Awalnya aku merasa, dengan menulis aku akan mampu melupakan Han dan akan membuat pikiranku menjadi lebih tenang. Aku sudah bertekad untuk mencurahkan segala kegundahan hatiku ke dalam bentuk ketikan dan cerita.

Tetapi apa yang kurencanakan tidak berjalan mulus. Ternyata merangkai kata itu tak semudah yang di bayangkan, menuangkan kisah yang telah terjadi ke dalam bentuk ketikan dan tulisan ternyata tak segampang menuangkan air ke dalam gelas. Ditambah basic diriku yang hanya seorang kuli proyek yang banyak menghabiskan waktu di lapangan, tentu pekerjaan menulis/mengetik adalah sesuatu hal yang membosankan. Aku saja selalu butuh seorang admin yang membantu diriku dalam mencatat segala laporan selama project berlangsung, yang notabene pekerjaan itu bisa ku lakukan sendiri. Terlalu... !

Belum lagi Ingatanku tentang kenanganku bersama Han yang terus menghantuiku. Malah membuatku semakin galau dan ingin menyendiri, nafsu makan yang berkurang membuat Berat badanku sempat turun 6 kg hanya karena memikirkan Han. Bhahahaaakkk.. Terdengar berlebihan mungkin, tetapi itulah kenyataannya.


"Kalau sudah tiada, baru terasa..." Kata Kakek H. Rhoma Irama


Awal agustus 2020, saat aku harus kembali menjalani isolasi mandiri selama 14 hari, setelah pulang dari kegiatan project di kabupaten terdekat menjadi awal diriku membentuk kisah ini. awalnya aku mencoba pelan-pelan mengetik kata demi kata hingga terbentuk menjadi sebuah kalimat, berharap semua kenanganku dengan Han akan tergerus bersama paragraf yang telah terbentuk.

Hanya bermodalkan aplikasi Colornotes, hampir setiap malam aku mengetik kisah ini hingga menjadi beberapa Part.

Sama seperti dugaan beberapa para suhu yang membaca ceritaku ini, awalnya aku juga menyangka bahwa kisahku dan Han akan berakhir menyedihkan. Maka dari itu aku ingin mengabadikan semua kenangan yang ada ke dalam bentuk sebuah cerita. Ada sesuatu yang terus mendorongku untuk mengetik di setiap malamnya. Berharap segala lelahku dengan keadaan ini terhapuskan oleh setiap ketikan yang kubuat.

Aku sudah pasrah. Akan kubiarkan Han menjadi masa lalu ku dengan sejuta kenangan di dalamnya akan kubawa sampai mati.

Bayangkan saja, tanpa terasa tiga bulan berlalu aku tidak lagi berkomunikasi dengan Han pasca kejadian penggerebekan waktu itu, hal itu sempat membuatku menyerah dan berfikir Malih & Bebong sebentar lagi hanya akan menjadi kenangan dan penyesalan untuk selama lamanya.

Namun seiring berjalannya waktu,siapa sangka kejadian tak bermoral yang di lakukan sibangsat itulah menjadi titik balik dari semuanya.

Berawal dari Resti yang menginginkan perpisahan di awal september 2020. Lalu satu peristiwa tak sengaja nan kebetulan yang terjadi pada pertengahan september 2020, dan terakhir sesuai pesan sahabatku Tono,aku mendapat kesempatan berbicara empat mata dengan Han dan aku melamarnya secara personal tepat di hari ulang tahunnya pada tanggal 30 september 2020. Keadaan begitu cepat berbalik 180° hanya dalam kurun waktu satu bulan. Aku benar benar menikmati semua kuasa Tuhan yang begitu indah. Dan itu nyata kualami sendiri.

Dan alhamdulillah step by step segala urusan persiapan pernikahan berjalan teramat lancar, di satu sisi progres penulisan cerita ini juga terus berjalan,aku menjadi semakin bersemangat menulis. tentu ada Han yang juga mempunyai andil dalam terbentuknya bagian *POV HAN* di tambah puisi puisi yang kuselipkan di dalam story ini adalah murni kudapat dari buku diary milik Han. Terlepas apakah puisi puisi tersebut bagus atau tidak menurut pandangan suhu sekalian, namun yang pasti puisi tersebut membuatku semakin menyadari perasaan Han yang begitu luar biasa kepada pria bodoh seperti Dito. Perasaan yang terbelenggu sejak lama.


Apakah Han mengetahui nubi menulis cerita ini dan di posting ke dalam forum ini..? Yes.. Nubi terus terang kepada Han maksud dan tujuan nubi dalam membuat story ini. Han secara pribadi menyetujui. tetapi ia tak peduli dengan isi forum ini. "Awas jan macam macam ya..?!!" Whahahaa. Begitulah katanya.

Apakah Han mengetahui peristiwa affair nubi dengan Sulis..? Yess.. Han tau. Atau lebih tepatnya nubi yang jujur mengatakan hal ini.

Berantem..? Engga. Malah dikatain buaya + tytyd nubi di remas dengan kuat.bhahak ! Tetapi nubi sudah di ultimatum agar nubi tidak lagi menyicip lubang lain selain punya istri. Whahahahaaaa.. Karena peristiwa nubi dan sulis terjadi sebelum kami menikah. Dan Han tidak terlalu mempermasalahkan itu.


Dan akhirnya aku dan Han sepakat menentukan tanggal pernikahan pada tanggal 26 Maret 2021, bersamaan dengan tanggal dimana thread ini pertama kali kuposting di forum ini.

Yapp... Setelah aku benar benar memastikan thread ini akan berakhir indah menurut versiku. Thread ini akhirnya kuluncurkan tepatnya dua Jam setelah aku mengucapkan ijab qobul . Terlepas dari segala problem rumah tangga yang nantinya akan kuhadapi bersama Han. Aku yakin, aku dan Han dapat melalui semuanya.

Menyakiti perasaan Han beberapa bulan yang lalu sungguh membuatku kapok, aku baru menyadari hati Han terlalu rapuh bila tersakiti dan rasanya aku tak ingin mengulangi hal itu lagi. Aku yakin,Han akan melengkapi sisa perjalanan hidupku dengan segala sifat manjanya dan 1001% sikapnya dalam hal menyayangiku. Semoga Tuhan mengabadikan cinta kami.

Tentu thread ini menjadi arsip yang sangat penting bagi diriku sendiri sebagai penulis dan sebagai orang yang mengalami semua kejadian yang ada di dalam thread ini. Karena sepintas perjalanan hidup ku telah tertuang di sini. Banyak hikmah dan pelajaran hidup yang ku terima dari beberapa peristiwa yang kualami sendiri, terlepas dari hidup ku yang bergelimang dosa, setidaknya aku masih beruntung Tuhan masih menyayangiku.

Atas Izin-Nya, Han tetaplah menjadi Teman Hidupku. Wanita hebat yang dengan suka rela telah memberikan segalanya untukku. Pikiran, Jiwa, raga, serta pengorbanannya seakan menjadikanku sebagai pria paling beruntung di dunia ini karena telah memilikinya.



Lalu bagaimana nasib Han & Resti saat ini..??

Han

Tentu sudah jelas, Han sudah menjadi istri Dito. Dan alhamdulillah saat ini Han sedang mengandung jabang bayi, hasil dari pembuahan sperma nubi ke sel telur Han. Kami sudah mempersiapkan segalanya untuk segera mempunyai anak, ini adalah kesepakatan kami berdua. Mulai dari Han yang melepas alat IUD awal desember 2020, di satu sisi nubi juga hampir tiap hari ngemil toge. terakhir, Kami juga tak sekalipun berhubungan badan sampai malam setelah resepsi. 😅😅 Tak perlu kuceritakan bagaimana rasa yang begitu menggebu gebu setelah 10 bulan tak ngeue. Yapp.. Terakhir ngeue dengan Han di bulan mei 2020 saat perjalan nubi pulang ke kota asal. Dan tytyd nubi baru kembali masuk kesarangnya saat dua malam setelah resepsi.

Dan alhamdulillah , Tuhan langsung memberi amanah kepada kami berdua, kini usia kandungan memasuki bulan ke tujuh. Awal atau pertengahan Desember menjadi masa perkiraan ' Han junior ' akan lahir di dunia ini. Aku sudah tak sabar menunggunya.


Resti
Resti juga sudah menikah. Ia tiba tiba di lamar oleh anak seorang ustad. ustad tersebut adalah teman baik sekaligus satu pengajian dengan ayahnya Resti. Mungkin dijodohkan, aku tidak dapat memastikan ini. Lamaran dan tunangan Resti terjadi di bulan Ramadhan 1442 H, aku dan Han sempat datang ke acara lamaran Resti waktu itu, karena Resti sendiri yang mengundangku. Kata Resti, biar bagaimanapun aku adalah salah satu orang yang cukup berarti dihidupnya. Resti memintaku datang sebagai salah satu guru yang di hormatinya, aku juga bertemu Pak Agus waktu. Resti akhirnya menikah di awal bulan juni 2021 dan alhamdulillah saat ini ia juga sedang mengandung, informasi ini ku dapat dari snap whatsapp Resti satu bulan yang lalu.


Hubungan Han dan Resti..?
Ini di luar prediksiku. sejauh ini hubungan mereka seperti teman. Beberapa kali Han meminta izin kepadaku untuk pergi berdua dengan Resti. Entah ke mall maupun ke acara kondangan. Di bawah ini adalah salah satu foto kedekatan mereka berdua yang sepertinya sengaja foto itu di kirim Han kepadaku. Saat itu Han mewakili diriku untuk memenuhi undangan aqiqah anaknya Pak Agus, guru SMK ku. Kebetulan saat itu aku sedang dinas di luar kota. Karena Han tak punya teman di circle ini, Han berinisiatif mengajak Resti untuk menemaninya yang ternyata resti juga di undang oleh Pak Agus.



*****


Dan begitulah sepintas perjalanan hidup yang nubi alami. semoga thread yang tak sempurna ini dapat menghibur semua para suhu di sini. Mohon di maafkan bila ada salah kata dalam penulisan, alur cerita yang tak jelas, terkesan monoton atau apapun itu sehingga mengurangi kenikmatan para suhu dalam membaca. Nubu juga mohon maaf bila akhir dari thread ini tidak sesuai dengan ekspektasi para suhu sekalian , karena sejujurnya semua peristiwa yang terjadi di thread ini di buat apa adanya tanpa merubah alur cerita yang telah ditakdirkan Yang Maha Kuasa.

Nubi sangat sangat sangat sangat sangat sangat berterima kasih banyak atas segala bentuk support dan apreasiasi dari semua suhu dan para sepuh yang sudah membaca thread nubi. Dari hati nubi yang paling dalam, hal itu membuat nubi sangat terkesan dan terharu.

Ohh iyaa, nubi minta maaf bila para suhu terganggu dengan notif replied dari nubi saat nubi membalas satu per satu komentar dari para suhu. Setidaknya hal itu merupakan salah satu bentuk ucapan terima kasih nubi kepada para komentator yang sudah memberikan segala bentuk apresiasinya kepada Nubi. Ya alasannya hanya itu. Karena selama akun ini terdaftar di forum ini, baru kali ini nubi merasakan euforia yang sangat luar biasa dalam berinteraksi dengan sesama member forum di sini. Ini benar benar luar biasa. Thanks a lot for all ...!!

Dan mungkin ini akan menjadi karya pertama sekaligus yang terakhir dari nubi. setelahnya nubi akan kembali menjadi nubi yang dulu, seorang warga semprot yang hanya akan menjadi golongan penikmat di forum ini. Membaca dan menikmati setiap karya para suhu yang sangat luar biasa sambil ngupi dan ngemil bakwan jagung buatan Han. Makanan yang akhirnya resmi menjadi cemilan favorite nubi. 😅


Next time, bila kita jumpa di suatu thread yang sama, mohon sapa nubi ya suhu suhu sekalian. Tentu nubi sendiri tak ingin hubungan silaturahmi kita berakhir di thread nubi ini. Nubi tetap ingin silaturahmi kita tetap terjalin hangat. Salam hormat dari nubi kepada suhu yang sudah berkomentar baik di thread nubi yang serba kekurangan ini.


Btw, Nubi jadi dapat memahami bahwa para suhu dan sepuh yang membuat cerita fiksi nan fantasi di forum ini adalah orang orang yang sangat luar biasa. Dengan segala kemampuan yang dimiliki, mereka membuat karya hebat sehingga dapat di nikmati oleh banyak orang. Salut..! Wong nubi yang hanya menuangkan alur kejadian yang telah terjadi ke dalam sebuah cerita aja butuh kopi lima gelas dan bakwan jagung sebakul. Apa lagi mereka yang harus berfikir dari nol memilih alur cerita yang dapat membangkitkan emosional para pembaca. Ga kebayang sih, usaha mereka benar benar totalitas.. Semoga mereka selalu diberi kesehatan agar dapat terus berkarya. Aamiin...



Oia, hampir lupa. Nubi juga akan mengucapkan rasa terima kasih yang begitu besar kepada sesosok Resti yang mampu legowo dan telah mengorbankan perasaannya hanya demi seorang begundal seperti Dito. Di mataku kau tetap wanita Hebat, Resti.

Maafkan aku yang tak pernah bisa mencintaimu seutuhnya, tak bisa menyayangimu seperti yang kau harapkan. Semoga kehidupanmu jauh lebih baik setelah ini. Aku tetap bangga ,kamu pernah menjadi bagian dari hidupku. Aku akan tetap bercerita ke orang orang bahwa pernah ada wanita hebat yang tak pernah lelah mengejar mimpi-mimpinya.

Terima kasih juga kepada Ibu Han, wanita hebat yang selalu menguatkan Han dalam situasi apapun. Support nya yang luar biasa sebagai figur seorang Ibu sungguh membuat diriku terkesan dan takjub.

Terima kasih juga kepada Tono djancuk ! Teman terbangke yang akhirnya membuka pikiranku dan mengubah pandanganku terhadap situasi yang kuhadapi saat itu. Teman berbagi, teman curhat, teman ngeBolang, teman minggat waktu sekolah. You're the best brother 🤜🤛

Terakhir, terima kasih juga kepada kedua orang tuaku yang juga selalu memberikan yang terbaik untukku.


Sebelum tamat, akan nubi ceritakan sedikit kejadian tak sengaja nan kebetulan yang terjadi di pertengahan bulan september 2020 yang membuat suasana Hati Han & Dito menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebuah skenario dari Tuhan yang menurut nubi sangat luar biasa. Meskipun kata orang itu hal yang sederhana, namun menurut nubi yang mengalami sendiri,itu sungguh luar biasa. Apa lagi waktu itu aku belum berhasil memperbaiki hubunganku dengan Han.

Percayalah, skenario Tuhan adalah sebaik baiknya skenario....
Best part, udh di prediksi sebenarnya hehehe, selamat ya suhu, semoga samawa dan langgeng pernikahannya. Btw ini siapa yang motong bawang? Mata ku kok berair
 
Mantap bebonggg, iki baru cah lanang...asli manteb part iki tumben isine serius...wess ditunggu BUKAN MLM PERTAMA mu bong...
Wess Tamat Suhu..
Biarkeun jadi imajinasi para Pembaca wae yo 😆😆


Terimakasih hu atas cerita perjalanan hidupnya yang penuh dengan Lika liku, dan pastinya happy ending..

SaMaWa ya hu, sampai kakek nenek dan hanya maut yang dapat memisahkan kalian berdua..

Salam dari Kota Belimbing..
Aaamiiin... Makasih doa nya suhu @Merindu
Thanks udah bantu support thread ini ya hu. Makasih banyak..

selamat atas titel tamatnya huu
semoga hubungannya lancar terus
Aaammiinn.. Makasih suhu @AiSedap .
Mohon maaf yee endingnya tetap sama Han 😬😬


Selamat suhu semoga bahagia selallu berkah barokah
Aaammiinn.. Makasih doa nya suhu.
Thanks udah bantu support thread ini. Makasih banyak 🙏🙏
 
selamat suhu @t1t1t kec1l atas cerita dan pernikahannya... moga hanya maut yang bakal misahin kalian.... :jempol:
Aaamiinn.. Makasih doa nya suhu @DontToMilk .
Thanks supportnya untuk thread ini. Semoga suhu sehat selalu 🙇🙇

The best suhu ceritanya, selamat atas pernikahannya wkwkwk
Matur suwun suhu.. Makasih ucapannya 🙇🙇

Matur suwun suhu
Sudah mau membagikan moment yang cukup membagongkan :lol::lol::lol::lol::lol::lol::lol::baris::baris::baris::baris::baris::baris::baris::baris::baris::baris::baris:
Selalu sehat untuk semua
Dan selalu diberi keselamatan untuk launcingnya Han junior nanti
Aaamiinn.. Thanks doa nya suhu @Sp27 🙇🙇 makasih support yang sudah diberikan utk thread ini
 
Speechless banget.... aseli banget endingnya kaya sinetron bisa ga sengaja ketemu dan konyolnya pake baju couple 😂... Tp ya mungkin memang sudah jodohnya, jdnya ga ad yg ga mungkin... Apalagi moment lamarannya cuy, kebawa baper euy....
Sekali lg selamat ya suhu ceritanya sukses sampai tamat, penulisannya enak dibaca dan membuat ane bukan hanya berasa baca tp berasa lg nonton pelem.. wish u all the best

Sampe detik ini masih suka mbayangin sama Han momen menggelikan itu hu.. 😂😂😂 Sederhana, tapi ya itu. Rasa ndak percaya , di luar nalar. Tapi ya apapun itu bisa terjadi atas kehendak Tuhan.

Makasih apresiasinya suhu. Semoga thread ini bisa menghibur suhu @Udin_gembok ya 🙇🙇
 
UPDATE
PART -38
Yang Tersayang bag. 6



Tujuh bulan kemudian ...


27 Maret 2021
15.00 wib

*POV DITO*
Hari ini adalah hari resepsi pernikahanku. Hari bahagia yang tentunya diidamkan para jomblowan dan jomblowati. Alhamdulillah dengan melalui serangkaian izin protokol kesehatan dari Satgas Covid yang cukup ketat, acara resepsi pernikahanku di izinkan untuk di gelar di tengah pandemi yang masih belum berakhir. Tentunya dengan berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku.

Semua persiapan, hingga acara berlangsung berjalan dengan baik, semua tak luput dari peran panitia dan non panitia yang berjibaku sekuat tenaga demi kelancaran acara resepsiku.

Kini aku dan wanita yang kupersunting sehari sebelumnya di sibukkan dengan menyambut para tamu yang naik ke atas panggung. Ternyata melakukan berdiri - duduk secara berulang ulang , bersalaman lalu berfoto dengan para tamu yang menyapa kami, membuat pinggangku encok. Alamat ga bisa ngebor malam ini gerutuku dalam hati.

Tono,si sahabatku yang juga berjasa dalam hidupku turut hadir dan senang melihatku yang akhirnya bersanding di pelaminan dengan seorang wanita Cantik nan Manis. Mungkin kalau aku bersanding dengan Pria, tono akan bersedih dan bunuh diri. 🙄

Lalu ada tiga anggota genk ku lainnya si Septa, Roland dan Bedul yang juga tampak hadir senyum senyum ke arahku. mereka turut senang melihatku menikah. Namun, ada saja kelakuan tiga orang temanku ini. Pantas saja mereka senyum senyum tak jelas sepanjang hari, ternyata mereka memberiku extra kado berupa tisu mejic sebanyak tiga kotak. Teman dajjal ! Asu !

Tak lama kemudian, mataku tertuju pada sesosok wanita anggun yang sedang berjalan perlahan menuju ke arah panggung,tadi kulihat ia sempat menyapa teman teman genkku sesaat. setiap langkahnya tegap nan pasti, sesekali pandangannya menuju ke arahku yang sedang menjamu tamu lainnya. Ia sedang mengantri menaiki panggung. Memang waktu itu suasana sedang ramai.

Mata kami sesekali bertemu, Aku tak menyangka ia hadir di acara resepsiku hari ini. Dan dengan keteguhan hatinya, ia terus melangkah menaiki satu persatu tangga panggung. Mungkin Hari ini adalah hari yang berat baginya, namun ia tampak tegar dan tanpa ragu datang ke acara resepsi pernikahanku dengan senyuman ikhlas nan menawan. ia tetap mempesona dengan balutan seragam hijabers berwarna abu abu muda.

Wanita itu pernah mengambil bagian dari kisah hidupku dalam beberapa tahun belakangan ini...

wanita cantik yang juga menjadi tempat keluh kesahku...

Wanita yang mempunyai jiwa pantang menyerah, ulet, dan berdisiplin tinggi...

Wanita yang pernah membuatku bangga dan kagum karena telah mengenalnya...

Wanita cantik yang selalu tersenyum mendengar semua candaanku...

wanita ksatria yang akhirnya merelakan segalanya demi kebahagiaanku, dan juga demi kebaikan dirinya... Dialah Resti Kumala.


Resti kini sudah berada di atas panggung, namun langkahnya sedikit tertahan karena aku dan wanita yang berada di sampingku masih melayani tamu dari teman temanku yang kebetulan berada di depan Resti. Tak lama kemudian tibalah resti yang menghampiri kami, namun siapa sangka, wanita yang berada di sampingku yang malah memeluk Resti terlebih dahulu. Cukup lama mereka berpelukan, bahkan aku sampai terharu melihat kejadian ini di depan mataku sendiri.


"Resti, makasih yaa ...." Ucap Han saat mereka berpelukan.

"Sama sama Kak Han.. Semoga kakak dan Kak Dito bahagia ya... SaMaWa untuk kalian..." Sekilas kulihat ia tersenyum.

Lalu mereka kembali berpelukan. Tak dapat dihindari lagi, Air mata dari kedua wanita yang sedang berpelukan di depanku ikut mengalir menghiasi momen yang cukup mengharukan ini. Hanya mereka yang paham tentang isi hati mereka saat itu. Aku tak menyangka kami bertiga bisa berdiri tegak dalam satu panggung pentas seperti ini.

Kemudian Resti juga tak canggung untuk memelukku di depan Han. Kini Kuberikan pelukan terakhirku untuk Resti. Semoga ia semakin bangga dengan keputusannya sendiri.


"Selamat ya kak Dito..." Sebuah ucapan darinya yang menyentuh hatiku. Ia tersenyum kepadaku, namun dua bulir air matanya kembali terjun bebas membasahi pipinya.

"Semoga Resti dapat jodoh yang jauh lebih baik dari kakak ya..."

"Aaamiiin... Makasih Kak.."


Setelah itu, kami bertiga berfoto. Han mencoba menyuruh resti berdiri di tengah. Namun hal itu ditolak oleh resti. Ia lebih memilih berdiri di samping Han, lalu menggandeng tangan Han. Sebuah momen yang benar benar mengharukan. Bahkan ke empat teman laknatku sampai berdiri dan bertepuk tangan hingga resti turun panggung. Sebuah bentuk penghargaan respeck dari teman temanku untuk seorang Resti.



Masih terngiang di benakku, saat Resti menyampaikan kegundahan hatinya kepadaku di sebuah cafe J*nj* J*w* malam itu. Yang Ternyata malam itu menjadi malam terakhir bagi kami.

"Kak Dito.." Ucap Resti menyapaku. Aku sedang sibuk membalas pesan Whastapp dari bos ku. Tiga detik kemudian aku segera menoleh ke arahnya.

"Yaa kenapa Resti..?"

"Resti mau ngomong sesuatu sama Kakak...." Matanya tajam , wajahnya memancarkan aura serius.

"Mau ngomong apa resti..?"

"Hhmmm... Kak Dito kok ga cerita ke Resti soal Kak Han..?"

"Soal apa..?" Tanyaku bingung.

"Yang waktu itu Kakak Han di buat mabuk sama Satria..!" Kata Resti tegas.

"Eehh .... Resti tau dari mana..?" Tanyaku dengan ekspresi kaget.

"Ingat ga malam itu , Resti nelponin kak Dito berulang kali. Tapi ga ada jawaban dari Kak Dito. Karena malam itu kak Dito izin ke Resti mau kerumah Kak Tono, ya udah Resti kirim pesan ke Instagram nya kak Tono. Awalnya resti cemas dengan Kak Dito, takut terjadi sesuatu yang buruk karena Kak Dito ga respon chat maupun telepon dari Resti. Dan ternyata malam itu sesuatu yang buruk malah terjadi sama Kak Han." Imbuh Resti.

"Dan Resti jadi berpikir, seterpuruk itu kah Kak Han kehilangan dan sedang kecewa sama Kak Dito sampai harus minum akhohol..? Resti yakin kok Kak Dito yang tidak merokok dan juga tidak minum alkhohol pasti tidak pernah ngajarin kak Han berbuat seperti itu.." Tambah Resti lagi.


aku masih terdiam mendengar segala keluh kesah Resti. Sementara Resti terus menatapku serius. Kupandang wajahnya begitu serius. Sorot matanya tajam.


"Jujur, hati resti jadi merasa bersalah kak. Dulu gak seharusnya Resti masuk di tengah kalian. Sekarang resti paham perasaan Kak Han ke Kak Dito gimana.. Resti juga perempuan, pasti sulit melepas orang yang bertahun tahun di sayanginya.."


Aku sedikit termenung mendengar apa yang resti ucapkan barusan. Bibirnya dengan lantang mengucapkan itu semua, dan sepertinya tak ada yang harus kututupi di sini.


"Ya sebelumnya kakak minta maaf karena tidak beri tahu kejadian malam itu sama Resti. Di sini kakak juga pengen menghargai dan menjaga perasaan Resti. Kakak akan cerita namun menurut kakak itu belum waktunya. Tetapi kalau Resti sudah tau ya apa boleh buat. So, memang kejadian malam itu benar adanya. Kalau soal satria, ya.. kakak gak mau kompromi, sampai kapanpun kakak akan jaga Han dari pria brengsek itu.. Biar bagaimana pun Han juga sahabat kakak...ddaann.." Kataku beralibi. Namun ucapanku langsung di potong oleh Resti.

"Ya.. Dan akhirnya resti sudah berpikir secara matang kak..." Potong Resti.

"Maksudnya..??" Kataku bingung dengan apa yang Resti ucapkan barusan.


Resti menghelas nafas panjang, sepertinya terlalu berat kalimat yang ingin di ucapkannya. Resti mengusap sebentar air matanya yang sudah menggumpal di ujung matanya. Ia mencoba tersenyum kepadaku.


" Resti mau kita pisah...." Kata resti dengan suara lantang. Bibirnya tersenyum, namun air matanya yang menggumpal tadi segera terjun bebas ke bawah membasahi pipinya. Sedetik kemudian Resti segera mengusapnya. Ia ingin terlihat tegar di hadapanku.

"Pisah..? Why..? "

"Hubungan kita nanti gak akan baik ke depannya.. Kak Dito ga akan bisa fokus sepenuhnya ke Resti. Mau seberapa kuat Resti menunggu dan bertahan, mau seberapa banyak usaha resti buat meyakinkan Kak Dito, tetap saja Kakak Han yang selalu ada dipikiran Kak Dito ... Resti ga menyalahkan Kak Dito kok, karena resti tau kalian sudah kenal sejak lama.." Imbuh Resti.

" Dan akan lebih baik untuk kita semua, kalau kita akhiri hubungan kita. Setidaknya sakitnya perasaan Resti ga akan sesakit perasaan Kak Han saat ini..."


Aku kembali terdiam membisu melihat resti yang terus berbicara terbata, sesekali ia kembali menyeka air matanya yang keluar dan tak mampu di tahan. aku tak tau harus bicara apa..

Mau jawab "Oke.." Mungkinkah ini yang kumau..?

Atau ku jawab "jangan resti...? Kita bisa bertahan dengn situasi seperti ini..?"

Kitaa...?! Tidak. Mungkin lebih tepatnya hanya Resti seorang yang nantinya akan bertahan dengan segala sakit hati yang ia terima. Damn !! Hatiku bergejolak malam ini. Aku menghela nafas, sejujurnya aku juga tak mau menyakiti perasaan resti seperti ini. Ia wanita baik. Baru kali ini aku dipertemukan dengan sebuah masalah percintaan seperti ini. Berbeda dahulu dengan Nia. Rasanya tidak sedalam ini.


Ya.. Aku lebih baik diam. Kubiarkan Resti mengeluarkan semua uneg uneg yang ada pada dirinya.


"Kita bertemu dengan cara yang baik, dan resti harap kita akhiri dengan cara yang baik juga.. Setelah ini resti harap kita masih dapat berteman baik. Resti akan tetap menganggap Kak Dito adalah guru Resti. Orang yang juga berjasa buat resti sampai resti bisa seperti sekarang ini."

" Gimana..? Oke Kak..?!"

Seketika Resti menjulurkan tangannya kepadaku, berharap aku menerima keputusannya dan menjabat tangannya sebagai tanda aku menyetujuinya. hatinya tampak tegar, ia berusaha tersenyum kepadaku walau kedua pipinya masih terlihat basah oleh air matanya.



Ditoo....!!
Tentukan pilihanmu...!!
Deal or no deal ??!!




Dan akhirnya malam itu, dengan keikhlasan hati kedua belah pihak. Aku dan Resti sepakat mengakhiri hubungan kami yang sudah terjalin selama 1 tahun lebih 33 hari. Kendati kuakui, ini merupakan pilihan yang sulit khususnya bagi resti, tetapi kuyakin ini adalah jalan terbaik untuk diriku dan Resti. Aku tak pernah menyangka resti akan berani mengungkapkan ini semua.

Dan satu lagi pesannya yang selalu kuingat.

'Resti Sayang sama Kak Dito. Tapi Han lebih membutuhkan Kak Dito. .!'



Fakta Kisah...
Mungkin benar adanya, atas apa yang resti sampaikan, aku tak sepenuhnya mampu memberikan rasa cinta dan kasih sayangku kepadanya. Selama aku tak berkomunikSi dengan Han , Hati dan pikiranku masih terus tertuju kepada Han. Malam itu resti juga membeberkan semua sikapku yang menurutnya aku terlihat seperti orang linglung, tertekan, dan berubah murung saat masa lost contact dengan Han. Dan semua uneg uneg Resti ku terima dengan ikhlas. Mungkin benar kata Resti, tanpa kusadari sikapku kepada resti menjadi tak sehangat dulu. Aku tak membencinya, hanya saja hatiku benar benar kalut tak karuan saat itu. Tak pernah aku mengalami gelisah hati seperti ini. Entahlah, mungkin aku adalah pria bodoh yang tak mampu menghargai perasaan seorang wanita. Aku pantas di salahkan atas semua rasa sakit yang di terima oleh kedua bidadari itu.

Kuakui saat Han menghilang dari hidupku, itu benar benar membuatku gila, Tak konsen kerja, mudah emosi, bahkan makan pun malas. Terbukti penyelesaian project yang kutangani di bulan juni 2020 waktu itu harus molor dari target. Aku benar benar tak bisa fokus di buatnya.

Dan karena hubunganku yang sempat memburuk dengan Han lah yang membuatku berpikir untuk menulis kisah ini.

Awalnya aku merasa, dengan menulis aku akan mampu melupakan Han dan akan membuat pikiranku menjadi lebih tenang. Aku sudah bertekad untuk mencurahkan segala kegundahan hatiku ke dalam bentuk ketikan dan cerita.

Tetapi apa yang kurencanakan tidak berjalan mulus. Ternyata merangkai kata itu tak semudah yang di bayangkan, menuangkan kisah yang telah terjadi ke dalam bentuk ketikan dan tulisan ternyata tak segampang menuangkan air ke dalam gelas. Ditambah basic diriku yang hanya seorang kuli proyek yang banyak menghabiskan waktu di lapangan, tentu pekerjaan menulis/mengetik adalah sesuatu hal yang membosankan. Aku saja selalu butuh seorang admin yang membantu diriku dalam mencatat segala laporan selama project berlangsung, yang notabene pekerjaan itu bisa ku lakukan sendiri. Terlalu... !

Belum lagi Ingatanku tentang kenanganku bersama Han yang terus menghantuiku. Malah membuatku semakin galau dan ingin menyendiri, nafsu makan yang berkurang membuat Berat badanku sempat turun 6 kg hanya karena memikirkan Han. Bhahahaaakkk.. Terdengar berlebihan mungkin, tetapi itulah kenyataannya.


"Kalau sudah tiada, baru terasa..." Kata Kakek H. Rhoma Irama


Awal agustus 2020, saat aku harus kembali menjalani isolasi mandiri selama 14 hari, setelah pulang dari kegiatan project di kabupaten terdekat menjadi awal diriku membentuk kisah ini. awalnya aku mencoba pelan-pelan mengetik kata demi kata hingga terbentuk menjadi sebuah kalimat, berharap semua kenanganku dengan Han akan tergerus bersama paragraf yang telah terbentuk.

Hanya bermodalkan aplikasi Colornotes, hampir setiap malam aku mengetik kisah ini hingga menjadi beberapa Part.

Sama seperti dugaan beberapa para suhu yang membaca ceritaku ini, awalnya aku juga menyangka bahwa kisahku dan Han akan berakhir menyedihkan. Maka dari itu aku ingin mengabadikan semua kenangan yang ada ke dalam bentuk sebuah cerita. Ada sesuatu yang terus mendorongku untuk mengetik di setiap malamnya. Berharap segala lelahku dengan keadaan ini terhapuskan oleh setiap ketikan yang kubuat.

Aku sudah pasrah. Akan kubiarkan Han menjadi masa lalu ku dengan sejuta kenangan di dalamnya akan kubawa sampai mati.

Bayangkan saja, tanpa terasa tiga bulan berlalu aku tidak lagi berkomunikasi dengan Han pasca kejadian penggerebekan waktu itu, hal itu sempat membuatku menyerah dan berfikir Malih & Bebong sebentar lagi hanya akan menjadi kenangan dan penyesalan untuk selama lamanya.

Namun seiring berjalannya waktu,siapa sangka kejadian tak bermoral yang di lakukan sibangsat itulah menjadi titik balik dari semuanya.

Berawal dari Resti yang menginginkan perpisahan di awal september 2020. Lalu satu peristiwa tak sengaja nan kebetulan yang terjadi pada pertengahan september 2020, dan terakhir sesuai pesan sahabatku Tono,aku mendapat kesempatan berbicara empat mata dengan Han dan aku melamarnya secara personal tepat di hari ulang tahunnya pada tanggal 30 september 2020. Keadaan begitu cepat berbalik 180° hanya dalam kurun waktu satu bulan. Aku benar benar menikmati semua kuasa Tuhan yang begitu indah. Dan itu nyata kualami sendiri.

Dan alhamdulillah step by step segala urusan persiapan pernikahan berjalan teramat lancar, di satu sisi progres penulisan cerita ini juga terus berjalan,aku menjadi semakin bersemangat menulis. tentu ada Han yang juga mempunyai andil dalam terbentuknya bagian *POV HAN* di tambah puisi puisi yang kuselipkan di dalam story ini adalah murni kudapat dari buku diary milik Han. Terlepas apakah puisi puisi tersebut bagus atau tidak menurut pandangan suhu sekalian, namun yang pasti puisi tersebut membuatku semakin menyadari perasaan Han yang begitu luar biasa kepada pria bodoh seperti Dito. Perasaan yang terbelenggu sejak lama.


Apakah Han mengetahui nubi menulis cerita ini dan di posting ke dalam forum ini..? Yes.. Nubi terus terang kepada Han maksud dan tujuan nubi dalam membuat story ini. Han secara pribadi menyetujui. tetapi ia tak peduli dengan isi forum ini. "Awas jan macam macam ya..?!!" Whahahaa. Begitulah katanya.

Apakah Han mengetahui peristiwa affair nubi dengan Sulis..? Yess.. Han tau. Atau lebih tepatnya nubi yang jujur mengatakan hal ini.

Berantem..? Engga. Malah dikatain buaya + tytyd nubi di remas dengan kuat.bhahak ! Tetapi nubi sudah di ultimatum agar nubi tidak lagi menyicip lubang lain selain punya istri. Whahahahaaaa.. Karena peristiwa nubi dan sulis terjadi sebelum kami menikah. Dan Han tidak terlalu mempermasalahkan itu.


Dan akhirnya aku dan Han sepakat menentukan tanggal pernikahan pada tanggal 26 Maret 2021, bersamaan dengan tanggal dimana thread ini pertama kali kuposting di forum ini.

Yapp... Setelah aku benar benar memastikan thread ini akan berakhir indah menurut versiku. Thread ini akhirnya kuluncurkan tepatnya dua Jam setelah aku mengucapkan ijab qobul . Terlepas dari segala problem rumah tangga yang nantinya akan kuhadapi bersama Han. Aku yakin, aku dan Han dapat melalui semuanya.

Menyakiti perasaan Han beberapa bulan yang lalu sungguh membuatku kapok, aku baru menyadari hati Han terlalu rapuh bila tersakiti dan rasanya aku tak ingin mengulangi hal itu lagi. Aku yakin,Han akan melengkapi sisa perjalanan hidupku dengan segala sifat manjanya dan 1001% sikapnya dalam hal menyayangiku. Semoga Tuhan mengabadikan cinta kami.

Tentu thread ini menjadi arsip yang sangat penting bagi diriku sendiri sebagai penulis dan sebagai orang yang mengalami semua kejadian yang ada di dalam thread ini. Karena sepintas perjalanan hidup ku telah tertuang di sini. Banyak hikmah dan pelajaran hidup yang ku terima dari beberapa peristiwa yang kualami sendiri, terlepas dari hidup ku yang bergelimang dosa, setidaknya aku masih beruntung Tuhan masih menyayangiku.

Atas Izin-Nya, Han tetaplah menjadi Teman Hidupku. Wanita hebat yang dengan suka rela telah memberikan segalanya untukku. Pikiran, Jiwa, raga, serta pengorbanannya seakan menjadikanku sebagai pria paling beruntung di dunia ini karena telah memilikinya.



Lalu bagaimana nasib Han & Resti saat ini..??

Han

Tentu sudah jelas, Han sudah menjadi istri Dito. Dan alhamdulillah saat ini Han sedang mengandung jabang bayi, hasil dari pembuahan sperma nubi ke sel telur Han. Kami sudah mempersiapkan segalanya untuk segera mempunyai anak, ini adalah kesepakatan kami berdua. Mulai dari Han yang melepas alat IUD awal desember 2020, di satu sisi nubi juga hampir tiap hari ngemil toge. terakhir, Kami juga tak sekalipun berhubungan badan sampai malam setelah resepsi. 😅😅 Tak perlu kuceritakan bagaimana rasa yang begitu menggebu gebu setelah 10 bulan tak ngeue. Yapp.. Terakhir ngeue dengan Han di bulan mei 2020 saat perjalan nubi pulang ke kota asal. Dan tytyd nubi baru kembali masuk kesarangnya saat dua malam setelah resepsi.

Dan alhamdulillah , Tuhan langsung memberi amanah kepada kami berdua, kini usia kandungan memasuki bulan ke tujuh. Awal atau pertengahan Desember menjadi masa perkiraan ' Han junior ' akan lahir di dunia ini. Aku sudah tak sabar menunggunya.


Resti
Resti juga sudah menikah. Ia tiba tiba di lamar oleh anak seorang ustad. ustad tersebut adalah teman baik sekaligus satu pengajian dengan ayahnya Resti. Mungkin dijodohkan, aku tidak dapat memastikan ini. Lamaran dan tunangan Resti terjadi di bulan Ramadhan 1442 H, aku dan Han sempat datang ke acara lamaran Resti waktu itu, karena Resti sendiri yang mengundangku. Kata Resti, biar bagaimanapun aku adalah salah satu orang yang cukup berarti dihidupnya. Resti memintaku datang sebagai salah satu guru yang di hormatinya, aku juga bertemu Pak Agus waktu. Resti akhirnya menikah di awal bulan juni 2021 dan alhamdulillah saat ini ia juga sedang mengandung, informasi ini ku dapat dari snap whatsapp Resti satu bulan yang lalu.


Hubungan Han dan Resti..?
Ini di luar prediksiku. sejauh ini hubungan mereka seperti teman. Beberapa kali Han meminta izin kepadaku untuk pergi berdua dengan Resti. Entah ke mall maupun ke acara kondangan. Di bawah ini adalah salah satu foto kedekatan mereka berdua yang sepertinya sengaja foto itu di kirim Han kepadaku. Saat itu Han mewakili diriku untuk memenuhi undangan aqiqah anaknya Pak Agus, guru SMK ku. Kebetulan saat itu aku sedang dinas di luar kota. Karena Han tak punya teman di circle ini, Han berinisiatif mengajak Resti untuk menemaninya yang ternyata resti juga di undang oleh Pak Agus.



*****


Dan begitulah sepintas perjalanan hidup yang nubi alami. semoga thread yang tak sempurna ini dapat menghibur semua para suhu di sini. Mohon di maafkan bila ada salah kata dalam penulisan, alur cerita yang tak jelas, terkesan monoton atau apapun itu sehingga mengurangi kenikmatan para suhu dalam membaca. Nubu juga mohon maaf bila akhir dari thread ini tidak sesuai dengan ekspektasi para suhu sekalian , karena sejujurnya semua peristiwa yang terjadi di thread ini di buat apa adanya tanpa merubah alur cerita yang telah ditakdirkan Yang Maha Kuasa.

Nubi sangat sangat sangat sangat sangat sangat berterima kasih banyak atas segala bentuk support dan apreasiasi dari semua suhu dan para sepuh yang sudah membaca thread nubi. Dari hati nubi yang paling dalam, hal itu membuat nubi sangat terkesan dan terharu.

Ohh iyaa, nubi minta maaf bila para suhu terganggu dengan notif replied dari nubi saat nubi membalas satu per satu komentar dari para suhu. Setidaknya hal itu merupakan salah satu bentuk ucapan terima kasih nubi kepada para komentator yang sudah memberikan segala bentuk apresiasinya kepada Nubi. Ya alasannya hanya itu. Karena selama akun ini terdaftar di forum ini, baru kali ini nubi merasakan euforia yang sangat luar biasa dalam berinteraksi dengan sesama member forum di sini. Ini benar benar luar biasa. Thanks a lot for all ...!!

Dan mungkin ini akan menjadi karya pertama sekaligus yang terakhir dari nubi. setelahnya nubi akan kembali menjadi nubi yang dulu, seorang warga semprot yang hanya akan menjadi golongan penikmat di forum ini. Membaca dan menikmati setiap karya para suhu yang sangat luar biasa sambil ngupi dan ngemil bakwan jagung buatan Han. Makanan yang akhirnya resmi menjadi cemilan favorite nubi. 😅


Next time, bila kita jumpa di suatu thread yang sama, mohon sapa nubi ya suhu suhu sekalian. Tentu nubi sendiri tak ingin hubungan silaturahmi kita berakhir di thread nubi ini. Nubi tetap ingin silaturahmi kita tetap terjalin hangat. Salam hormat dari nubi kepada suhu yang sudah berkomentar baik di thread nubi yang serba kekurangan ini.


Btw, Nubi jadi dapat memahami bahwa para suhu dan sepuh yang membuat cerita fiksi nan fantasi di forum ini adalah orang orang yang sangat luar biasa. Dengan segala kemampuan yang dimiliki, mereka membuat karya hebat sehingga dapat di nikmati oleh banyak orang. Salut..! Wong nubi yang hanya menuangkan alur kejadian yang telah terjadi ke dalam sebuah cerita aja butuh kopi lima gelas dan bakwan jagung sebakul. Apa lagi mereka yang harus berfikir dari nol memilih alur cerita yang dapat membangkitkan emosional para pembaca. Ga kebayang sih, usaha mereka benar benar totalitas.. Semoga mereka selalu diberi kesehatan agar dapat terus berkarya. Aamiin...



Oia, hampir lupa. Nubi juga akan mengucapkan rasa terima kasih yang begitu besar kepada sesosok Resti yang mampu legowo dan telah mengorbankan perasaannya hanya demi seorang begundal seperti Dito. Di mataku kau tetap wanita Hebat, Resti.

Maafkan aku yang tak pernah bisa mencintaimu seutuhnya, tak bisa menyayangimu seperti yang kau harapkan. Semoga kehidupanmu jauh lebih baik setelah ini. Aku tetap bangga ,kamu pernah menjadi bagian dari hidupku. Aku akan tetap bercerita ke orang orang bahwa pernah ada wanita hebat yang tak pernah lelah mengejar mimpi-mimpinya.

Terima kasih juga kepada Ibu Han, wanita hebat yang selalu menguatkan Han dalam situasi apapun. Support nya yang luar biasa sebagai figur seorang Ibu sungguh membuat diriku terkesan dan takjub.

Terima kasih juga kepada Tono djancuk ! Teman terbangke yang akhirnya membuka pikiranku dan mengubah pandanganku terhadap situasi yang kuhadapi saat itu. Teman berbagi, teman curhat, teman ngeBolang, teman minggat waktu sekolah. You're the best brother 🤜🤛

Terakhir, terima kasih juga kepada kedua orang tuaku yang juga selalu memberikan yang terbaik untukku.


Sebelum tamat, akan nubi ceritakan sedikit kejadian tak sengaja nan kebetulan yang terjadi di pertengahan bulan september 2020 yang membuat suasana Hati Han & Dito menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebuah skenario dari Tuhan yang menurut nubi sangat luar biasa. Meskipun kata orang itu hal yang sederhana, namun menurut nubi yang mengalami sendiri,itu sungguh luar biasa. Apa lagi waktu itu aku belum berhasil memperbaiki hubunganku dengan Han.

Percayalah, skenario Tuhan adalah sebaik baiknya skenario....
Wahhhh bebong selamat yaa, happy ending, samawa yaaaaaaa, lanjut ceritanya bong. "Mantan-ku threesome dengan aku & istriku" wkwkwkw.
 
Wahhhh bebong selamat yaa, happy ending, samawa yaaaaaaa, lanjut ceritanya bong. "Mantan-ku threesome dengan aku & istriku" wkwkwkw.
Aaamiin.. Matur suwun doa nya suhu @Cipeng666 🙇🙇🙇

Whahaaa.. Ga tau thresomenya bisa terealisasi atau ndak
:pandaketawa: :pandaketawa:


Yah dah selesai ajah, asli enak banget ikutin alur ini. Gw baca dari part 1 hingga abis.. huhuhuhuh

Sehat sehat ya semua, kang tit1t kec1l sama han
Iya udah selesai suhu @serudunia .. Sengaja dikebut, Mau fokus buat jalan keluar untuk Han Junior
:pandaketawa: :pandaketawa:

Makasih doa, support dan apresiasinya ya suhu. Semoga suhu sehat selalu dan murah rezeki. Aaamiinn
 
Terima kasih tak terhingga buat penulis yang sudah menghadirkan cerita yang begitu enak dibaca, penuh humot dan down to earth. Dan yang paling penting konsisten update dengan ujungnya ada label tamat. Terima kasih suhu.
Alhamdulillah semoga story nubi dapat menghibur ya suhu @Encok77 .
Thanks buat support dan apresiasinya selama ini 🙇🙇🙇


Ditunggu next storynya, siapa tau dito berkelana wkwk
Rencana awal tahun ada project lanjutan di kota G**** suhu @KiraWasHere . Kali aja ngontrak di rumah Mba Mirna lagi
:pandaketawa: :pandaketawa:


asli bingung mau komen apa tp asli kenapa ane jd ikut bahagia, sehat terus pak suhu @t1t1t kec1l , lancar terus kerjaannya, dan salam buat han
Aaamiinn... Makasih banyak doa, support dan apresiasinya selama ini ya suhu @Bastard14 🙇🙇🙇
 
Cangratulations

One more time
happy ending

Pkokna nah selamaaat
Makasih suhu @banu1982
Makasih untuk doa, ucapan dan apresiasinya ya 🙇🙇

Akhirnya nikah juga, semoga SAMAWA

Selamat buat suhu @t1t1t kec1l yg sudah membuat cerita ini bergelar TAMAT...

Ditunggu kisah selanjutnya
Makasih doa nya suhu @donjuan from freeyork . Thanks support dan apresiasinya selama ini 🙇🙇


Mantap betul suhu nuhun update terakhir nya semoga sehat selalu dan terus berkarya dan jangan lupa untuk jaga kesehatan.
Makasih banyak ya atas story' nya
Thanks suhu @gumbreg78

Jadi terhuraaaa
Makasih suhu kisah nya sangat mantaaaap
Makasih suhu @RahmanTh34
Semoga threadnya menghibur 🙇🙇🙇
 
Yah setelah baca ini kok jadi pengen curhat..

Bahagia baca endingnya dito dan han, Karena walaupun pacaran lama akan kalah sama yang disetujui orang tua... Kisah hidup sudah ada jalanNya
 
Cerita yg sangat bagus n mengharukan.... Siap nunggu cerita2 selanjutnya hu...
Thanks apresiasinya suhu @fredyanto

Yah setelah baca ini kok jadi pengen curhat..

Bahagia baca endingnya dito dan han, Karena walaupun pacaran lama akan kalah sama yang disetujui orang tua... Kisah hidup sudah ada jalanNya
Makasih ya hu @vwx .
Semoga thread ini dapat menghibur.
Thanks supportnya selama ini 🙇🙇
 
woww... luar bisaa sekali kisahmu suhuuu.... selamat berbahagia, samawa, salawasna utk bebong n malih 😇😇❤️🤩
Aaamiin. Thanks doa nya suhu @omjoyy
Semoga suhu selalu sehat dan selalu dalam lindungan-Nya

Congrats suhu akhir nya tamat juga sekian panjang baca cerbung ini 😁 .
Dan selamat atas pernikahan nya dengan han ,,
Makasih doa nya suhu @zhawa 🙇🙇
Semoga threadnya menghibur.


alhamdililah, selama ya om, mantap karya nya, selamat sampai tamat. di tunggu karya selanjutnya om, tetetp stay truss
Makasih suhu @Kifuat . Semoga threadnya menghibur 🙇🙇
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd