Maaf semua ini cerita pertama saya..
Maaf kalau belum mahir menulis cerita..
Soalnya masih nubie..
Ok kita mulai saja..
Perkenalkan namaku Agnes. Aku wanita keturunan Chinese. Tinggiku 165 cm. BB 50 wajah mirip chelsi Olivia. Umur 28 tahun. Dan sudah menikah..
Sama seorang pria keturunan Chinese juga. Tp tinggalnya di Papua. Tepatnya di salah satu ibukota kab wilayah Papua barat.
Dulunya aku tinggal di wilayah jawah timur.
Tapi setelah menikah aku harus ikut suamiku sekarang tinggal di Papua.
Rumah tanggaku baru berjalan 2 tahun.
Aku menikah di usia 26 tahun. Jarak usia aku dan suami berbeda 2 tahun.
Suamiku bernama Felix. Suamiku seorang pengusaha dan jg membuka toko sembako di roko yang kami tempati..
Kami memiliki beberapa karyawan. 2 wanita dan juga 4 pria. Serta memiliki 2 ART. kedua art ku wanita.
2 pegawai toko kami yang wanita sebut saja Melani (37) berdarah Jawa tulen, meske (24) asli Papua. Art ku Jannah (40), Jawa dan Weni (45) Jawa Papua.
Dan 4 org pegawai priaku Ronald {24} Jamal (50) orng Papua asli. Salis (65) Papua Maluku dan mabrur (55) Papua pegunungan.
Roko kami berlantai 3 di bagian depan dan di bagian belakang berlantai 4. Karena di daerah tempat tinggal kami itu posisinya pegunungan.
Dilantai dasar belakang itu berfungsi sebagai gudang dan juga kamar pegawai yang bekerja sebagai penjaga buruh di gudang. Lantai satu depan berfungsi sebagai toko. Lantai 2 dan 3/4 sebagai tempat tinggal saya dan suami. Aku dan suami hingga sekarang belum jg mendapat momongan. Makanya kegiatan sehari-hari ku membantu suami menjaga toko. Dan kadang suamiku bermain proyek kecil-kecilan.
Pertama di boyong suami ke Papua aku merasa was-was karena beberapa kabar di media mengatakan bahwa di Papua itu masih banyak terjadi konflik. Apalagi setelah tiba di roko kami dan suami memperkenalkan aku dengan beberapa pegawainya yang pria aku merasa ngeri.
Soalnya tampang mereka seram² semua.
Tapi setelah beberapa bulan berinteraksi dengan para karyawan dan buru tersebut. Aku baru tau bahwa mereka ramah dan jg welcome dengan saya.
Suamiku juga memiliki beberapa toko di ibukota kecamatan yang masih 1ckabupaten dengan kotaku..
Yang bisa di tempuh menggunakan kendaraan darat. Dan juga kendaraan laut dan sungai.
Jadi setiap 2 Minggu Sekali suamiku pasti akan mengunjungi toko-toko tersebut. Untuk mengantar dan mengecek barang apa yg ada dan kurang.
Aku menikah dengan suamiku akibat perjodohan orang tua. Awalnya aku tidak setuju karena belum pernah bertemu koh Felix. Aku pikir koh Felix itu orangnya gendut dan juga berkacamata dan kelihatan cupu pastinya. Tetapi setelah bertemu pertamakali aku tercengang ternyata koh Felix itu orangnya ganteng kalau tinggih dan macho. Kalau menurut saudara sepupu atau kerabat dekatku yg waktu keluarga koh Felix datang melamar. Mereka mengatakan koh Felix itu mirip artis Ijong. Dan ternyata itu benar. Akhirnya aku pun dengan sukacita menerima hasil perjodohan ini.
Dan akupun memutuskan pacar ku yang belum jelas itu. Walaupun agak susah dia menerimanya. Sebab kami berpacaran cukup lama dari awal aku masuk kulia hingga selesai kulia. Mantan pacarku itu adalah kakak tingkatku dulu. Dia sekarang baru bekerja setelah 1 tahun menganggur.
Di Papua ini aku merasa sukacita sekali. Waktu pertama aku di diboyong aku jg berpikir bahwa aku akan kesepian dan sunyi karena di Papua itu masih hutan. Tp ternyata semua diluar imajinasi ku. Disini itu sangat sejuk dan wow banyak tempat indah yg jarang aku temukan di Jawa sana.
Maaf kalau belum mahir menulis cerita..
Soalnya masih nubie..
Ok kita mulai saja..
Perkenalkan namaku Agnes. Aku wanita keturunan Chinese. Tinggiku 165 cm. BB 50 wajah mirip chelsi Olivia. Umur 28 tahun. Dan sudah menikah..
Sama seorang pria keturunan Chinese juga. Tp tinggalnya di Papua. Tepatnya di salah satu ibukota kab wilayah Papua barat.
Dulunya aku tinggal di wilayah jawah timur.
Tapi setelah menikah aku harus ikut suamiku sekarang tinggal di Papua.
Rumah tanggaku baru berjalan 2 tahun.
Aku menikah di usia 26 tahun. Jarak usia aku dan suami berbeda 2 tahun.
Suamiku bernama Felix. Suamiku seorang pengusaha dan jg membuka toko sembako di roko yang kami tempati..
Kami memiliki beberapa karyawan. 2 wanita dan juga 4 pria. Serta memiliki 2 ART. kedua art ku wanita.
2 pegawai toko kami yang wanita sebut saja Melani (37) berdarah Jawa tulen, meske (24) asli Papua. Art ku Jannah (40), Jawa dan Weni (45) Jawa Papua.
Dan 4 org pegawai priaku Ronald {24} Jamal (50) orng Papua asli. Salis (65) Papua Maluku dan mabrur (55) Papua pegunungan.
Roko kami berlantai 3 di bagian depan dan di bagian belakang berlantai 4. Karena di daerah tempat tinggal kami itu posisinya pegunungan.
Dilantai dasar belakang itu berfungsi sebagai gudang dan juga kamar pegawai yang bekerja sebagai penjaga buruh di gudang. Lantai satu depan berfungsi sebagai toko. Lantai 2 dan 3/4 sebagai tempat tinggal saya dan suami. Aku dan suami hingga sekarang belum jg mendapat momongan. Makanya kegiatan sehari-hari ku membantu suami menjaga toko. Dan kadang suamiku bermain proyek kecil-kecilan.
Pertama di boyong suami ke Papua aku merasa was-was karena beberapa kabar di media mengatakan bahwa di Papua itu masih banyak terjadi konflik. Apalagi setelah tiba di roko kami dan suami memperkenalkan aku dengan beberapa pegawainya yang pria aku merasa ngeri.
Soalnya tampang mereka seram² semua.
Tapi setelah beberapa bulan berinteraksi dengan para karyawan dan buru tersebut. Aku baru tau bahwa mereka ramah dan jg welcome dengan saya.
Suamiku juga memiliki beberapa toko di ibukota kecamatan yang masih 1ckabupaten dengan kotaku..
Yang bisa di tempuh menggunakan kendaraan darat. Dan juga kendaraan laut dan sungai.
Jadi setiap 2 Minggu Sekali suamiku pasti akan mengunjungi toko-toko tersebut. Untuk mengantar dan mengecek barang apa yg ada dan kurang.
Aku menikah dengan suamiku akibat perjodohan orang tua. Awalnya aku tidak setuju karena belum pernah bertemu koh Felix. Aku pikir koh Felix itu orangnya gendut dan juga berkacamata dan kelihatan cupu pastinya. Tetapi setelah bertemu pertamakali aku tercengang ternyata koh Felix itu orangnya ganteng kalau tinggih dan macho. Kalau menurut saudara sepupu atau kerabat dekatku yg waktu keluarga koh Felix datang melamar. Mereka mengatakan koh Felix itu mirip artis Ijong. Dan ternyata itu benar. Akhirnya aku pun dengan sukacita menerima hasil perjodohan ini.
Dan akupun memutuskan pacar ku yang belum jelas itu. Walaupun agak susah dia menerimanya. Sebab kami berpacaran cukup lama dari awal aku masuk kulia hingga selesai kulia. Mantan pacarku itu adalah kakak tingkatku dulu. Dia sekarang baru bekerja setelah 1 tahun menganggur.
Di Papua ini aku merasa sukacita sekali. Waktu pertama aku di diboyong aku jg berpikir bahwa aku akan kesepian dan sunyi karena di Papua itu masih hutan. Tp ternyata semua diluar imajinasi ku. Disini itu sangat sejuk dan wow banyak tempat indah yg jarang aku temukan di Jawa sana.