Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SISI LAIN

Status
Please reply by conversation.
Mo ngerusuh ye......hayuuuk:pandajahat:
lapak ane yang hina ini jangan di rusuhin bang nawi... :hua:

Wahini... Ide ceritanya fresh, tapi gaya penulisannya nggak njelimet... :ampun::ampun::ampun::ampun::ampun:
makasi bang efha, ane emang orangnye simple.... se simple pelajaran TK... :senam2:
 
Terakhir diubah:
Terakhir diubah:
ijin maraton hu..
ketinggalan banyak soalnye
hati-hati ngos-ngosan....

Kagaa....cuman meriksa doang om @rad, siape tau mpo' indun lagi celentang..hihihi..
waaaaaa idolanye mpok hindun....:dance:

Ucup aje om @nawi suruh die beli gula di pasar sore, biar eki yg mandiin memey
inget memey jadi inget tulisannye master @DianTemimbok.. salah satu cerita fave ane....
 

Mulustrasi

Eki


Meilin



Ucup


Zahrah




Special thanks to Master @jodoaNG dan Master @RSP27 yang banyak membantu agar cerita ini menjadi lebih enak dibaca



Chapter 8 : MADIKIPE





Batavia, 1878


Udara Jakarta di jaman ini masih terasa dingin. Suasana masih terasa sepi dan gelap. Di kejauhan, sesekali terdengar suara kokok Ayam untuk membangunkan para warga untuk menyambut pagi.


Dengan bantuan penerangan yang terbuat dari bambu yang diisi minyak lampu dengan sebuah sumbu di ujungnya. Aku keluar mencoba mengisi kolam untuk mandi. Aku berjalan menuju sumur timba yang ada dekat kamar mandi dan mencoba menimba air seperti yang Ucup ajarkan semalam.


KREEEEK KREEEK KREEEEEK..... PLUUUUNG....


Suasana yang begitu sepi. Membuatku dengan jelas mendengar suara timba yang menyentuh permukaan air di dalam sumur. Aku menggoyang tali timba agar embernya masuk ke dalam air, setelah yakim embernya berisi air, aku mulai menarik, lalu memasukkan air di palungan yang menuju kolam bak kamar mandi. Entah beberapa puluh timbaan aku lakukan, tiba-tiba sebuah tangan kecil menyentuh bahuku. Sontak aku langsung kaget.


"Waaaaaaaa........"


Aku menjerit. Dan Refleks tangan ku melepaskan tali timba, dan langsung menoleh ke belakang.


Dengan bantuan cahaya obor, tampak sosok Meilin dengan senyum manisnya mendekatkan wajahnya ke punggungku.


"Ssssttt...! Kalau nimba air jangan serius-serius!" Bisiknya


"Aku hanya nyengir menatap wajahnya, "dia godain aku, apa perlu aku balas?" pikirku sejenak.


"Ga serius kok, hitung-hitung olah raga.!" jJawabku pelan sambil menyentuh tangan lembutnya yang masih di pundakku.


"Eki naakaaaal....!" Meilin menarik tangannya, dan tiba-tiba aku merasakan sikunya menghantam punggungku.


"BUUUUGG......"


Aku yang tidak mengira dia bakal menghantam tubuh belakang ku dengan siku tangannya, langsung kehilangan keseimbangan.

Sehingga aku terjajar kearah sumur

Pahaku membentur pembatas sumur yang terbuat dari tanah kuning yang dikeringkan

Dengan sigap, aku segera membalikkan tubuhku dengan harapan bisa menahan keseimbangan

Tapi, yang ada. Justru punggungku, terasa berat ke belakang

semakin condong kearah lubang sumur

Aku panik dan mencoba meraih apa saja yang bisa aku dapat sebagai pegangan, agar tidak jatuh kedalam sumur.


"Ekkiiiiii....!" seru Meilin khawatir.


Saat badanku sudah miring setengah ke arah sumur

Tiba-tiba...

Meilin memeluk pinggangku, kaki kanannya diletakkan ke bibir pembatas sumur. Dengan bertumpu pada kaki kanannya Meilin menghentakkan kakinya menarik tubuhku ke arahnya.


"Aaaaa...!" teriak kami berbarengan.


Bruuuugggg......!


Alhasil, kami pun jatuh mendarat di tanah. Dengan posisi, aku di atas tubuh Meilin.

Untung tanganku refleks, menahan kepala belakang Meilin dari benturan dengan tanah yang ditumbuhi rumput.

Namun, posisi jatuh ini membuat wajah kami menjadi sangat dekat sekali, hanya 5cm.


Sesaat mata kami beradu, saling menatap

Dengan jarak yang begitu dekat, aku bisa merasakan nafasnya yang begitu hangat menerpa wajahku

Terasa degup jantungnya berdetak kencang. Sekencang dadanya yang ranum terhimpit oleh tubuhku.

Bahkan udara subuh yang begitu dingin terasa hangat.


Sebuah keisengan menghampiri kepalaku.

Perlahan aku mulai mendekati wajahnya dengan memasang mata sayu dan senyuman tipis.

Dari yang awalnya berjarak 5cm menjadi 2cm.

Sejenak Meilin terlihat seperti terkesiap, namun beberapa detik kemudian Meilin terlihat pasrah

Menunggu apa yang akan aku lakukan terhadapnya?

Terlihat Meilin menarik sedikit bibir bawahnya ke dalam mulutnya dan menggigit pelan dan perlahan dia mulai memejamkan matanya.

"Ini kode apa bukan ya..?" Pikir ku

Aku sekarang malah ragu-ragu

"Niat untuk becandain dia. Eh, malah dianggap serius." gumamku membatin.


"Mau ngopi air diseduh....

pas diaduk tambain gula...

paling enak emang subuh subuh..

Peluk peluk an sama si dia"



Sontak aku dan Meilin kaget, dan langsung menoleh kearah asal suara sang pujangga.


Ternyata. Sang pujangga gagal itu si Ucup, yang berdiri menyamping sambil menatap ke langit

Berpura-pura tidak melihat kami yang sedang jatuh berpelukan

Meilin segera mendorong tubuhku, agar bangkit dan tidak menindihnya.

Aku yang bangun langsung pasang wajah pura-pura bego, sementara Meilin berdiri perlahan dan berjalan meninggalkanku.


"Kamar mandi penuh ye non ? Ada orang ye ?" Tanya ucup tanpa menoleh dan masih menatap langit ketika Meilin berjalan melintasi dirinya sambil pura-pura memainkan ujung handuknya.


"BRISIK......" Ujar Meilin ketus dan berlalu.


Ucup dengan cuek mendekat ke arahku, ketika dilihatnya Meilin sudah masuk ke rumah utama.

Sambil mengangkat-angkat alisnya dia bertanya. "Gue ganggu gak tadi ?"


"Au ahh bang, orang lagi usaha jadi gagal" Ujarku sambil menarik tali timba kembali.


"Gapape gagal! Yang penting, lo jangan nyerah!" ucap Ucup sok bijak.


"Yaa..... Kalo ada abang mulu mahh.. Nyerah juga saya.!" sahutku sambil melirik ke arahnya.


Ucup mendekat kesamping dan menepuk-nepuk pundak ku.


"Tenang Ki, gue akan selalu ada buat lo" Ucapnya berbisik dengan memasang wajahnya yang serius.


"Madikipe" Gerutu ku dalam hati. perasaan tadi nih orang masih ngilerin bantalnya ujug-ujug, nongol di saat tak tepat.


"ROOOHIPNOOOOLLLL" ada ga sih yang jual tuh barang di jaman ini.... biar bisa bikin pingsan nih mahluk pikirku.


*******


Setelah sarapan, Ucup mengajakku jalan-jalan. Sekalian katanya, 'ingin mengenalkanku dengan Babeh Sarmili'. Salah seorang sesepuh yang disegani dan juga merupakan guru silat Ucup.


Setelah meminta ijin Tuan Liem untuk jalan-jalan, Di bawah sinar matahari pagi, kamipun berangkat. Suasana pedesaan yang begitu sangat tenang. Sangat jauh berbeda dengan tempat asalku. Disini, Lalulintas tidak macet, karena memang tidak ada kendaraan.


Udara disini begitu sejuk, membuat paru-paruku begitu nyaman bekerja. Karena di sepanjang sisi jalan, masih banyak pohon-pohon tumbuh dengan rimbun, bahkan banyak pohon yang tidak aku ketahui namanya. Karena selama ini, aku hanya mengetahui satu pohon. Yaitu, pohon bunga Mawar.


Sepanjang jalan, Ucup banyak bertanya tentang kehidupanku di masa depan. Aku hanya bisa menjawab semampuku, menyesuaikan jawabanku dengan nalarnya.

Begitu juga saat aku bertanya tentang nama-nama pohon yang kami lalui, tampak dia dengan senang hati dan bangga menerangkan. Ketidaktahuan ku tentang nama-nama pohon yang kami lalui, membuat Ucup jadi berbangga hati.


"Kite motong jalan aje biar cepet" Ujat Ucup sambil berbelok melewati beberapa kebun milik warga.


"Yang ini pohon bacang Ki, bentuknye kek mangga cuma banyak getah dikulitnye. Dan kalo dah mateng die jatoh sendiri, pokoknye seger banget rasanye" Ujar Ucup sambil menunjuk pohon yang batangnya menjulang tinggi yang berada disebuah kebun yang di kelilingi pohon singkong.


"Eehh dah banyak yang mateng di atas Ki..." ucapnya sambil celingak celinguk.


"Kite periksa yuuk! sape tau ada yang dah jatoh blom di ambil same bang Kodir."


Aku sudah bisa menebak. Bang kodir ini pasti nama pemilik kebun. Dan si Ucup pasti berniat mau nyolong, tapi tuk menahan niat si ucup yang dah bulet, kliatannya susah juga. dengan menerobos di sela-sela pohon singkong kami pun masuk.

Ketika kami sudah berada di bawah pohon bacang itu, Mata Ucup langsung melihat ke bawah memeriksa buah yang jatuh diantara daun-daun kering yang berserakan.


"Naahh dapet atu...." ucap Ucup sumringah.

Ucup memungut buah yang baru kali ini kulihat. Bentuknya seperti mangga cuma agak membulat dan kasar kulitnya, dari retakan akibat jatuh ke tanah, aku bisa melihat warna kuning muda di dalam kulitnya. Baunya juga harum, tidak seperti mangga ketika Ucup mendekatkan buah itu ke wajahku.


"Wangi kan...!" ucapnya sambil nyengir kuda.

Aku hanya diam mengangguk, bau buah bacang ini terasa segar di hidung.


"Nyok cari lagi, minimal tiga kudu dapet" Ajak Ucup sambil menaruh buah bacang itu di sarungnya.

Aku pun membantu mencari dan melihat-lihat di sekitar pohon bacang itu.


"NAAAAAHHHHHHHH.... ! Ketauan yeeee....!"

Tiba-tiba...

Ada suara wanita mengagetkan kami, seketika aku menoleh ke arah suara.

Tampak seorang gadis berambut panjang tergerai sedang berkacak pinggang di dekat kami

Kulitnya yang putih serta hidungnya bangir menambah kecantikannya, walau terkesan galak.


"Eh, Zahrah...! Kirain sape... Ngagetin aje!" ucap Ucup sambil berdiri.


"Ternyate lo Cup pancalongoknye... pantesan kagak pernah ketemu malingnye, ternyate orang deket." Ujar Zahra dengan nada galak sambil melirik kepada ku.


"Enak aje sembarangan nuduh... Gue disuruh kakek lo cari bacang buat die" ucap Ucup cari-cari alesan.


"Beneran lo disuruh kakek Cup ?" Tanya Zahra penuh curiga.


"Beneran laah... masa bohongan.. ini aje mo langsung ke tempat babeh Sarmili"


"Yauda kalo gitu mending lo naek dahh..." ucap Zahra memerintah "ada banyak yang dah rada mateng tuh di atas.!"


"Kakek lo cuma minta atu... niihh dah dapet." Ucap Ucup sambil mengambil Bacang dari dalam sarungnya dan menunjuk Bacang tersebut kepada Zahra..


"Yeee mane enak bawain kakek satu biji.." oceh Zahra. "dahh lo naek ambil yang banyakan.!"


Ucup yang mikir tuk naek pohon bacang yang tinggi itu, terpaksa naik juga.


"Ini sape cup...?" Tanya Zahra sambil menunjuk kerahku. "Keknye baru liat gue."


"Entu Eki, sodara jauh gue yang baru dateng." Jawab Ucup sambil manjat pohon Bacang.


Aku hanya mengangguk tersenyum, mencoba ramah ketika dia mendekat. Aku perkirakan usianya mungkin sama dengan ku.


"Orangnye pendiem ye Cup ?" Tanya Zahra sambil melihat ku dari atas sampai bawah.


"Gagu orangnye." Jawab Ucup ngasal, mungkin karena lagi kesulitan naik pohon bacang yang tinggi itu.


"Sayang banget tampangnye ganteng tapi gagu." Ujar Zahra sambil berjalan lebih mendekat.


"huu huu... fuu fuuu... huhuhu..." ucapnya sambil memainkan jari dan tangannya seperti bahasa isyarat matanya yang tadinya galak dibuat agak juling.


Aku yang nahan ketawa melihat tingkahnya, akhirnya nggak kuat juga.


"Hahahahahaha...... "


"Cuuup die malah ketawaaa..!" teriak Zahra kaget


"Biarin aje.. emang kurang waras die." Teriak Ucup yang manjat sudah sampai tengah pohon.


"Oohh... !!!! Kurang waras yee... !? sayang amit.'" ucapnya sambil menowel bahu ku, matanya terlihat penasaran.


"Gue ga gagu non apelagi ga waras.!" Ucap ku pelan sambil mencoba menyesuaikan bahasa mereka.


"Gue tau kok..! Ga mungkin, abang ganteng-ganteng gini gagu.. apelagi gila.." ucapnya setengah berbisik.


"Kite liatin Ucup yuk..! Paling dikit lagi die turun."


"Turun kenapa ?" tanyaku penasaran


"Liat aja...!" Ucapnya sambil berdiri di sisiku.


"Waaaaaaa.... semuuuut... semuuuuut..." Ucup teriak sambil buru-buru merosot turun.


Setelah sampai di bawah, Ucup langsung panik membuka bajunya dan dikebut-kebutkan bajunya ke arah wajah, rambut dan tubuhnya untuk mengusir semut yang menempel di badannya.

Kulihat semut warna merah agak besar, banyak menempel, menggigit tubuh Ucup


"Sialan nih semut rang-rang..! Nyerang gue ga kira-kira.." ucapnya terlihat masih panik.


Tampak gadis di sebelah ku tertawa terpingkal-pingkal melihat ulah si Ucup.

"Mangkanye kalo mo alesan jangan pake ngibul Cup." ucapnya


"Ngibul pegimane.?" Tanya Ucup.


"Kakek mane doyan sama bacang.!" Ucapnya sambil tertawa geli.


"Aaaahh tega lo Zahrah ngerjain gue....." ucap Ucup sambil meringis perih karena gigitan semut rangrang.

"Daah nyook Ki, kite ke tempat babeh Sarmili.. Ga usah temenin nih belatung nangka" Sambungnya lagi sambil merapikan pakaiannya.


"Ikuuuuuuttt...." Teriak Zahra sambil berlari kecil menghampiri ucup.


"Gaaa.... gaaaa... !!!!! lo dah ngerjain gue.... sono sono... ga bole ikut..!"


"Yaudah kalo ga bole....! gue ikut Eki aja dehh...!" ucap Zahra sambil balik badan dia jalan ke arahku dan memegang tanganku.


"Yuuk Ki..! Kita duluan ke tempat kakek" Sambil menarik tangan ku dan mengajak berjalan cepat meninggalkan tempat itu.


Zahra melambaikan tangan ke arah ucup yang sedang memakai bajunya. "Daahhh.. Ucuupp."


"Woooiii...!!! Bacang yang tadi manaaaa..???" Teriak ucup


"Gue sita cuuuup......!" teriak Zahra menyahuti


"Arrrggghhhh Madikipeeee.....!" Ujar Ucup dari kejauhan.


******


[HIDE]Sementara itu di tempat Bek Ridwan.....


Diatas pembaringan di kamar Ni Enok, tampak Bek Ridwan tengah bergoyang di atas tubuh seorang gadis muda.


Peluh mulai bercucuran dari tubuhnya yang gemuk dan dipenuhi bulu.


Kedua tangannya bertumpu pada pembaringan dan matanya melihat kemaluannya yang keluar masuk di lubang kenikmatan gadis itu.


"Aahhh sedep banget ngentot pagi-pagi." Ceracau Bek Ridwan


Tangan kanannya mengelusi bulu halus yang tumbuh disekitar kemaluan gadis itu lalu bermain di kelentitnya.


"Aaahh... cuu... enaaak cu..... "


"Goyang yang keras cu...." Jerit gadis itu sambil meremas bantal yang ada di bawah kepalanya.


Segera Bek Ridwan memegang paha gadis itu dan mulai menghentakkan pinggulnya dengan keras ke depan.....


"Aaaaahhh......"


"Aaaahhhh....."


"Kek gitu cu.... iyaaa.... lebih keras lagi cu..." Jerit gadis itu semakin kencang.

Bek Ridwan semakin semangat menghentakkan pinggulnya ke arah gadis muda tersebut. Dilihatnya payudara si gadis dengan pentil kecil yang nampak tegak mancung berdiri seperti menolak hukum gravitasi.


"Aaahh Aaahhh Aaahhh.... Nini dikit lagi sampe cu.... Aahhh... Nini....."


Tiba-tiba tubuh gadis itu berguncang mengalami orgasme. Matanya terbeliak ke atas meninggalkan warna putih yang hanya terlihat.


Sedang tangannya mencengkram tangan Bek Ridwan yang sedang memegang kedua pahanya.


Sejenak Bek Ridwan memberi kesempatan gadis itu untuk beristirahat mengatur nafasnya. Sambil menikmati pemandangan yang sangat menggiurkan baginya.


Mata gadis itu memandang ke arahnya lalu bangkit dan mencium bibir Bek Ridwan dengan rakus.


Mmmhhh... mmmhhh..... aaahhhh...!!


"Kuat banget sih cu, pagi-pagi udah ngegas lagi" Ucap gadis itu sambil mendorong pelan tubuh Bek Ridwan agar rebah.


"Sekarang biar Nini yang di atas yaa....!' ucap gadis itu sambil kembali memasukkan kontol Bek Ridwan yang sempat terlepas ketika mereka berciuman.


"Aaahhh cu... enak bangeett.... keraaass nih kontol" ucapnya sambil merintih memejamkan mata.


Bek Ridwan yang merasakan nikmat tak tahan melihat kedua payudara yang bulat dan sekal dalam keadaan menganggur.


Segera tangannya meraih kedua payudara itu dan meremasnya dengan lembut.


"Aaahhh Cuu....." ucap gadis itu merintih


Tubuhnya mulai menaik turunkan pinggulnya dengan pelan. Kedua pahanya di lebarkan untuk mempermudah laju memeknya yang sedang memompa Kontol Bek Ridwan, sementara kedua tangannya bertumpu pada perut Bek Ridwan yang buncit.


Aahh.. Aaah... Aahhh.. Aaahh... Aahhh...

Terdengar suara seperti lenguhan, ketika bibir kemaluannya menekan kontol Bek Ridwan hingga ke dasar.


"Aahhh enaak... goyaaang teruuus...." Ceracau Bek Ridwan


Ia merasa kontolnya bagai di sedot ketika memek gadis itu terangkat dari kontolnya


Karena tak tahan melihat payudara gadis itu yang berguncang-guncang dengan indah


Bek Ridwan langsung bangkit dari rebahnya dan mulai menciumi payudara gadis itu.


"Aaaahhh... Enaaaak cuu...." Seru gadis itu sambil merubah goyangannya menjadi maju mundur sambil memeluk.


Bek Ridwan merubah posisi kakinya menekuk agar tubuhnya seimbang dan dapat menahan goyangan gadis itu yang semakin cepat.


Tubuh gadis itu terjengkang kebelakang ditahan tangan Bek Ridwan yang sedang menyedot puting susunya.


"Cuuu... Nini dah mau dapet lagi.... aaahhhh"


Tampak gadis itu makin keras menghentakkan pinggulnya ketika maju dan semakin keras sampai akhirnya mengejang menahan nikmat.


"Aaaahhh keluar cu.... Nini dapeetttt...." ucap gadis itu sambil memeluk erat tubuh Bek Ridwan. bibirnya mencium bahu kiri Bek Ridwan dan jemarinya mencakar punggung yang di penuhi bulu-bulu halus.


Kali ini tanpa memberi kesempatan gadis itu beristirahat Bek Ridwan langsung merubah posisi tubuh gadis itu agar menungging dan mulai menyodok kontolnya dari belakang.


"Cuu.... sabar cu...." rintih gadis itu sambil tangan kanannya menahan pinggul Bek Ridwan yang mulai maju.


"AAaahhhh...." teriak gadis itu ketika Kontol Bek Ridwan menyentuh rahimnya.


Dengan kasar Bek Ridwan memacu pinggulnya kedepan dan kebelakang.


Gadis itu merasakan kepala kontol Bek Ridwan mengorek-ngorek setiap senti kelembaban didalam memeknya.


Plaaak.... Plaaaak.....!


Bek Ridwan mulai menampar bokong montok gadis itu dan meremasnya dengan kasar.


Sang gadis hanya merintih nikmat menahan ngilu merasakan kontol Bek Ridwan yang semakin kasar menerobos liang kenikmatannya.


"Aaaahhh gue dah mao keluar..... Aahhh Aaahh.. Aaahh..." ucap Bek Ridwan dengan terengah-engah.


"Keluarin cu.... Keluaaariiiiiin..." jerit gadis itu memacu agar Bek Ridwan cepat mengalami orgasme.


"AAAAhhhhh... Gue keluaaaarrrrrr...." ucap Bek Ridwan sambil menekan keras kontolnya ke dalam memek gadis itu.


Tubuh sang gadis tampak tidak kuat menahan beban yang mendorongnya, akhirnya jatuh tengkurap ditindih tubuh Bek Ridwan.


Dirasakannya kedutan kedutan kecil didalam memeknya, kontol Bek Ridwan mengeluarkan cairan yang sangat banyak. Sebagian terasa meleleh disela-sela memeknya yang masih tersumpal oleh kontol Bek ridwan.


"Enak banget Ni..." Bisik Bek Ridwan di telinga kirinya.


"Enak sih enak tapi berat banget badan lo cu" ucap si gadis merasa tubuhnya yang lemas itu seperti tertindih beban ratusan kilo.


"Aaahh... maaaf" ucap Bek Ridwan sambil mencabut kontolnya dan rebah disisi gadis itu.


Sang gadis memutar tubuhnya lalu mendaratkan wajahnya di dada Bek Ridwan yang dipenuhi bulu.


Sambil memainkan bulu dadanya, gadis itu berkata. "Kita harus hati-hati cu.... Nini mendapatkan firasat, bakalan ada bahaya yang datang... Sebaiknya cucu mulai melakukan tirakat tuk menyempurnakan ajian Rawa Rontek milik cucu."


Si gadis mengadahkan wajahnya menatap wajah Bek Ridwan dengan wajah serius


"Kapan kira-kira waktu yang pas ni ?" tanya Bek Ridwan.


"Besok sudah harus mulai cu... 41 hari kedepan,ketika bulan mencapai puncak purnama ilmu tersebut sudah bisa di sempurnakan" Ucap si gadis sambil bangun dan meraih pakaiannya yang berserakan di lantai.


"Untuk urusan penyusup kemarin, biar Nini yang akan menyelidiki"


Bek Ridwan hanya terdiam termanggut-manggut. Hatinya masih dendam atas penyerangan terhadap dirinya.


TOK TOK TOK....


"Tuaaan.... tuaaan...." Terdengar suara orang di luar rumah sambil mengetuk


"Dulu... dulu...." Ucap Bek Ridwan keras sambil mencari pakaiannya.


Ketika sudah berpakaian, Bek Ridwan keluar kamar menuju keruang depan untuk membukakan pintu.


Nampak Salim dan Samin sudah berdiri di depan pintu dengan wajah tertunduk takut.


"Gimane, dah ketemu orang yang bawa si Fatma ?" Tanya Bek Ridwan keras.


"Aye same yang laen dah nyari kagak ketemu tuan..." Ucap Salim gemeteran.


Plakkkk......!


"MADIKIPE... emang pada bego lo orang" Bentak Bek Ridwan sambil menampar pipi Salim.


Salim hanya menunduk dan mengelus pipinya yang terasa panas terkena tamparan tuannya.


"Dah lo panggil yang laen.. ? Gue ada hal penting yang harus di omongin.!! CEPAATTT...!"


"Baek tuan..!" Ucap mereka berdua sambil buru-buru ngoyor pergi takut kena gamparan tuannya.


"Keliatannya bakal terjadi gonjang ganjing ditanah ini Cu...." kata Ni Enok yang sudah berdiri di belakang Bek Ridwan dan memperlihatkan wujud aslinya.


"Urusan Salim dan Samin dan yang lain biar Nini yang isi biar kebal senjata" Ucap Ni Enok menenangkan Bek Ridwan yang terlihat sangat marah.


Bek Ridwan hanya mendengus lalu kembali masuk ke dalam rumahnya.[/HIDE]


BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd