begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 553
- Like diterima
- 9.455
Skandal Menemami Mertua Menagih Hutang
HARI Sabtu, aku libur kerja. Ibu mertuaku mengajak aku pergi menagih utang ke rumah kakaknya, karena kakak ipar dari ibu mertuaku pernah minjam duit 1 juta rupiah pada ibu mertuaku sudah 2 bulan belum dibayar.
Aku punya prinsip, kalau aku berani meminjamkan uang pada orang lain, aku anggap uang yang aku pinjamkan itu sudah hilang. Dikembalikan aku bersyukur, tidak dikembalikan yo ora popo, itu menjadi urusan dia dengan Yang Di Atas.
Maka itu aku sangat selektip kalau sudah minjem duit sama orang lain, walaupun itu kakakku sendiri.
Tapi selama ini belum pernah ada sih orang yang minjem duit sama aku... he.. he..
Lagi pula aku mana ada duit untuk dipinjamkan pada orang, rumah aja aku masih numpang dengan mertua...
Aku pakai sepeda motor mengantar ibu mertuaku ke rumah kakaknya karena aku bisa melewati gang-gang kecil menghindari kemacetan lalu lintas di jalan raya.
Mula-mula ibu mertuaku duduk di belakang sepeda motorku agak menjauh dariku, mungkin supaya teteknya yang montok itu tidak menyentuh punggungku.
Tetapi untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak, tiba-tiba roda depan sepeda motorku membentur polisi tidur yang cukup tinggi, sehingga membuat ibu mertuaku yang duduk di belakang sepeda motorku panik dan secara refleks ia merangkul aku dari belakang.
Duuhhh... apalagi aku tidak pakai jaket lagi, terasa banget itu sepasang teteknya yang gede itu di punggungku.
Aku pura-pura tidak tau dan supaya buah dadanya tetap nempel di punggungku, aku sengaja membenturkan roda sepeda motorku lagi ke polisi tidur, kalau aku ketemu polisi tidur lagi, sehingga posisi duduk ibu mertuaku di belakang sepeda motorku tetap dalam posisi memeluk aku dari belakang.
Seharusnya setengah jam kami sudah sampai di rumah kakak ibu mertuaku, tetapi sengaja aku mengambil jalan memutar sehingga menambah sekitar 20 menit kami baru sampai di rumah kakak ibu mertuaku.
Turun dari sepeda motor, penisku kencang sekencang-kencangnya sehingga membuat aku harus minta izin dengan tuan rumah untuk pergi ke kamar mandi. Aku mau keluarkan air maniku karena sudah saking gak tahannya aku.
Penisku barangkali sudah gak usah dikocok, dipegang saja sudah keluar susu kental manise...
"E... Kak Johno..." kata Lizha, anak gadis dari kakak ibu mertuaku yang keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan tubuhnya yang mulus putih itu berbalut handuk berwarna merah. "Datang dengan siapa Kak, Tante Lily ya...?"
"Iya, Liz... sudah lama Kak Johno nggak ketemu sama lo, lo tambah cantik aza..." kataku pada gadis berusia 19 tahun ini.
"Hi.. hi.." Lizha tertawa senang. "Masa sih, Kak...?"
"Iya... lihat saja itu tetek lo, dulu kecil, sekarang... mmmm... kayak bakpaw..."
"He.. he... iya, Kak... Lizha jadi malu..."
"Kok malu... punya tetek montok kok malu, harus bangga dong..." kataku.
"Hi.. hi.. iya, Kak... Lizha tuker baju dulu ya, Kak... Kak Johno mau ke kamar mandi, ya..."
"Nggak, mau ketemu kamu. Mau ngajak kamu kencan..."
"Uhhh... nanti ketahuan sama Mbak Nadia, aku bisa diomelin Kak Nadia lho Kak, nggak mau ah... sebentar ya, Kak..."
Lizha balik ke kamar mandi. Aku menunggu Lizha keluar dari kamar mandi rasanya lamaaa..aaa... sekali. Kalau ibu mertuaku sudah dapat duit dari kakak iparnya, pasti ia akan segera mengajak aku pulang.
Sudah deh, pasti aku gak akan dapat apa-apa dari Lizha. Aku nunggu Lizha jadi was-was.
Akhirnya Lizha keluar juga dari kamar mandi. Pakaiannya, celana pendek boxer dan kaos tipis tanpa memakai BH. Pahanya putih mulus seperti singkong kupas. Di kaosnya tercetak 2 bintik kecil pentil susune.
Huhhh...
Penisku tadi sudah mau reda ngacengnya, melihat tubuh montok Lizha seperti itu penisku ngamok lagi...
"Ngobrol di kamar Lizha yuk, Kak..." ajak Lizha. "...daripada nunggu Tante Lily ngobrol dengan Mami, pasti lama mereka..."
"Ya udah kalau gitu..." jawabku.
Di dalam kamar Lizha, "Liz... beli kopi yuk... nanti Kak Johno yang bayarin, sekalian tanya Tante Lily sama mamimu mau makan apa..." kataku pada Lizha.
Lizha pergi dari kamarnya, aku melepaskan kaosku naik ke tempat tidur Lizha berbaring.
Tak lama kemudian Lizha balik ke kamarnya. "Habis berapa, Liz?" tanyaku.
"Seratus..."
"Nih... 3 ratus." kataku bangun duduk di tepi tempat tidur memberikan duit pada Lizha sebanyak 300 ribu rupiah.
"Hi.. hi.. thanks you, Kak...." Lizha menaruh duitnya di meja, lalu duduk di sampingku.
Aku rangkul pundak Lizha. Lizha bersandar di bahuku. Aku tidak mau nunggu lama lagi untuk mengeksekusi Lizha. Aku mencium bibirnya. Lizha sama sekali gak nolak.
Ketika ia balas ciumanku, tangan aku pun masuk ke balik kaosnya menggerayangi bongkahan toketnya yang padat dan kenyal itu. Sebaliknya, Lizha membuka kancing celana jeansku.
Akhirnya aku melepaskan celana jeans dan celana dalamku membiarkan Lizha yang sudah bertelanjang dada menghisap otte aku.
Melihat gaya Lizha menghisap otte aku, aku gak percaya kalau Lizha belum pernah menghisap otte. Lizha mengocok otte aku dengan mulutnya sehingga kepalanya naik-turun.
Sedap nian rasanya, sehingga akupun berani mencopot celana pendek Lizha dan dengan gaya 69, aku menjilat memiaw Lizha yang tembem berbau amis itu.
Memiaw Lizha mulus putih kayak memiaw anak-anak. Bedanya hanya pada bulunya saja. Memiaw Lizha berbulu halus di atasnya.
Sungguh aku sampai gak percaya kalau aku bisa mainin cewek dengan sebebas ini. Tapi kenyataannya begitu.
Aku tidak mau lama-lama memainkan memek Lizha. Segera aku membalik tubuh Lisha yang telanjang itu terlentang di kasur dan aku menindihnya. "Boleh Kak Johno masukin?" tanyaku memposisikan penisku yang ngaceng di depan lobang memek Lizha yang siap tembak.
Aku pagut leher Lizha. "Aaggggghh... Kaa..akkk..." jerit Lizha tertahan saat aku mendorong penisku yang keras sekeras batang rotan itu masuk ke liang sempit memeknya. "Perih memek Lizha, Kak... mungkin sudah robek kali... kontol Kak Johno besaa..arrr..." rengek Lizha.
"Maaf..." kataku dengan penis yang sudah menyumbat lobang memek Lizha. "Mau diteruskan...?"
"Yeah, nggak papa..." jawab Lizha membuat aku segera bergerak memompa lobang memek Lizha maju-mundur keluar-masuk.
"Lizzz... ini pesananmu sudah datang..." panggil maminya gak tau anaknya lagi enjoy dengan aku di tempat tidur.
Saat itu aku sudah gak tahan dengan jepitan vagina Lizha. Air maniku sudah hampir mau keluar dari penisku. "Iyah... sebentar, Mi... oohh.. oohh... Kaa..akk... enn..aaakk..." kata Lizha saat air mani menyembur-nyembur di dalam lobang memeknya.
Croottt... crroottt... croottt... crroottt... croottt...
Aku segera cabut penisku. Lizha buru-buru bangun mengambil tissu di meja belajar melap memeknya yang aku banjiri air mani, lalu segera memakai kembali pakaiannya.
Lisha sudah tidak perawan mungkin sudah diperawani pacarnya, karena vaginanya yang kuentot tadi tidak mengeluarkan darah, malahan ia bisa segera memakai kembali pakaiannya.
Aku tidak habis pikir, anak sebesar itu sudah tidak perawan, bagaimana rasa memeknya kalau ia sudah berumur 30 tahun?"
"Open BO aja Liz, mau nggak?" tanyaku. "Memekmu enak, lengit kenyal maknyus, pasti banyak laki-laki yang suka..." kataku sambil memakai pakaianku,
"Nggak ah..."
"Dapat duit banyak lho... nanti Kak Johno tawarin kamu ke Bos Kak Johno, mau nggak? Kalau Kak Johno yang jadi mucikari kamu, kamu aman deh..." kataku.
Tidak mendapat jawaban Lizha, aku lalu pergi ke kamar mandi mencuci penisku yang bau vagina Lizha, kemudian gabung ngobrol dengan ibu mertuaku dan istri dari kakak ibu mertuaku, Tante Merry seperti gak terjadi apa-apa, padahal penisku masih nyeri nyut-nyutan akibat jepitan memek Lizha yang sempit tadi.
Duduk sekitar setengah jam, kemudian kami minta izin pulang dengan meninggalkan sisa air maniku di memek Lizha, karena Lizha tidak mencuci memeknya.
Bisa-bisa aku membuat ia hamil, batinku.
●●●●●
Saat kubonceng ibu mertuaku pulang, ibu mertuaku yang duduk di belakang sepeda motorku langsung memelukku dari belakang.