Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
58 - Hari Imlek 2 : Rahasia Mertua dan Menantu
Pov: Ai Ling

MEK2U9V_t.jpg

Suamiku: Afuk

MES23HS_t.jpg

AiLing

MET54MS_t.jpg

Menantuku : Richard

MET54N0_t.jpg

Bang Ucok dan anggotanya


Pagi hari aku terbangun namun matahari belum terbit. Suamikupun masih tertidur lelap. Kutatap jam dinding dalam penerangan terbatas, waktu masih menunjukkan pukul 4 subuh. Kucoba untuk tidur kembali di atas ranjang empukku, setelah kurang lebih 30 menit rasanya tubuhku tidak menghendaki aku untuk tidur kembali. Sambil duduk bersandar di ranjang, aku menghidupkan ponselku. Kubuka aplikasi Facebook, kudapati beberapa temanku sudah berlibur bersama keluarga mereka. Melihat itu rasanya kesal banget, imlek tahun ini aku gak diizinkan berlibur oleh suamiku. Padahal aku bosan dan penat, rasanya aku ingin berlibur memenuhi undangan bang Faiz.

Semakin kugesekkan jariku keatas, semakin banyak kutemukan teman FB yang sedang berlibur. Agar aku tidak semakin kesal, maka kututup aplikasi FB berganti ke Whatapp untuk membalas pesan masuk yang cukup banyak. Rata-rata pesannya berisi ucapan selamat imlek baik dari teman sesama chinese maupun bukan. Satu per satu pesannya kubuka. Diantara pesan itu, ada beberapa teman lelaki yang suka iseng denganku. Mereka sering mengirimkan video porno padaku dan tanpa sengaja ku buka pesan mereka dan menonton video itu tanpa suara, karena suamiku sedang tidur di sampingku. Tampak video itu seorang wanita asia sedang disetubuhi ramai-ramai oleh para pria macho. Awalnya aku merasa biasa saja, tapi lama-lama aku terangsang juga. Tanpa sadar kuelus selangkanganku yang hanya tertutup celana dalam.

Durasi video itu hanya berkisar 15 menit. Tubuhku terasa gerah bergairah butuh disalurkan. Kulihat suamiku sedang tertidur nyenyak dan tidak boleh diganggu. Pernah kubangunkan suamiku mengajak bersetubuh, tapi yang kudapat makian wanita gila. Perkataan itu tidak akan pernah bisa terlupakan karena sangat merendahkan harga diriku sebagai wanita. Kuputuskan untuk keluar dari kamar tidurku untuk meminta bantuan Asen anakku yang kubanggakan.

Kubuka kamar tidurnya dan Asen juga masih tertidur nyenyak. Hatiku merasa kasihan jika kubangunkan anakku hanya untuk menuntaskan birahi yang sedang merasuki tubuhku. Kutinggalkan saja anak laki-lakiku lalu keluar dari rumahku mencari udara segar untuk mengalihkan pikiranku. Aku duduk sendiri bersantai di kursi teras dengan gaun tidurku yang seksi tanpa bra ditemani suara jangkrik. Biarlah penampilanku seperti ini, lagipula tidak ada siapapun di luar sini. Matahari belum terbit, hanya sebuah lampu kecil yang tergantung di atas pintu yang menerangi teras rumahku. Hawa udara pagi terasa agak dingin namun aku masih kuat menahan rasa dingin ini.

Dalam kesendirianku, pikiranku masih teringat jelas adegan video porno yang tadi kutonton. Wajah oriental wanita yang disetubuhi itu mirip denganku, pikiranku semakin ngelantur membayangkan kejadian yang pernah kualami bersama para preman kampung yang menyetubuhiku bergantian di kamar tamu. Ingatan itu semakin kuat membangkitkan birahiku. Tanganku bergerak ke arah selangkanganku. Kuelus-elus vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Ohh.. kemaluanku sudah lembab, telah membasahi celana dalamku. Aku semakin asik dengan aktifitas mengelus vaginaku sendiri. Pahaku kulebarkan dan jemariku mengeser celana dalamku yang menutup selangkangan lalu menusuk dalam-dalam lubang kemaluanku.

"Aaaahhhh....shhh....aaaahhh.......ssssshhh......" aku mendesis menikmati aktifitasku.

"Sreseeekkk.....sreeesssskkk..." setelah kurang lebih 15 menitan tiba-tiba terdengar ada suara gesekan alas kaki. Setelah kusadari itu ada seseorang yang sedang mengintipku, tanpa jeda kuhentikan aktifitasku. Kunaikan kembali posisi salah satu tali penyangga gaun tidurku yang tanpa sadar sudah jatuh hingga kelihatan puting buah dadaku.

Dengan tergesa-gesa aku segera meninggalkan teras rumah memasuki pintu rumahku.

"Ciiikkk...!!! Ciiikkk...!!! ada suara lelaki yang memanggilku namun tidak kuhiraukan.

"Cikk Alingggg...!!! panggilannya berubah, suara itu memanggil namaku. Rasanya suara ini tidak terlalu asing di telingaku. Akupun menoleh ke belakang, rupanya dari luar pagar ada bang Ucok yang dari tadi mengintipku. Aku sudah terlanjur malu karena kedapatan melakukan perbuatan yang tidak boleh dilihat oleh siapapun. Rasa malu itu mengerakkan kakiku untuk melangkah masuk ke rumah tanpa menghiraukan bang Ucok.

Setelah menutup pintu, aku bersandar dibelakang pintu dengan nafas yang tidak teratur. Jantungku berdetak cepat seakan tidak percaya perbuatanku telah dilihat oleh orang lain.

Beberapa saat setelah nafas dan emosiku mulai stabil, birahiku yang belum tuntas kembali merasukiku. Pikiranku mulai teringat akan apa yang pernah diperbuat bang Ucok terhadapku. Sejujurnya aku ingin mempersilakan dia masuk kedalam rumahku untuk mengulangi masa-masa itu. Namun hal itu tidak mungkin untuk saat ini.

Kuintip dari jendela, ternyata bang Ucok masih berdiri didepan pagar sedang memanggil namaku. Terdengar suaranya yang samar-samar dari dalam rumah. Aku yakin bang Ucok tidak bisa melihatku yang ada di dalam rumah. Kutatapi lelaki preman pasar ini sambil mengenang kelaminnya memasuki kemaluanku. Kuberanikan diri memakai jemariku menyentuh vaginaku dan tanganku yang satunya meremas payudaraku.

"Aaaahh...Bang Ucoookkk..." tanpa sadar kusebut namanya sambil menikmati perbuatanku sendiri.Bang Ucok masih kutatapi dari dalam sedang berdiri menungguku keluar rumah.

Plannnkk....!!! mendadak ada suara pintu kamarku yang tertutup. Itu pasti ulah suamiku yang sudah bangun. Lagi-lagi kusudahi aktifitasku yang masih nanggung ini.

"Linggg... kamu sedang lihat apa di luar...??? tanya suamiku.

"Eh, gak koq Fuk.. sedang lihat pemandangan..." jawabku seakan serba salah.

"Masa sih lihat pemandangan kok seperti mengintip gitu...?! Ada apa sebenarnya..?! tanya suamiku penasaran ingin melihat juga dari jendela. Mati aku, gimana kalau dia tahu kalau aku sedang melihat bang Ucok.

"Gak ada yang menarik koq Fukkk... gak usah dilihat... ayo kita mandi saja..." desakku menahan suamiku untuk berjalan ke arah jendela.

"Loh..?! apa salahnya kalau aku mau lihat pemandangan juga...?! suamiku memaksa, tanpa mampu kutahan lagi dia melihat keluar jendela. Jantungku berdetak cepat sambil memikirkan alasan apa yang akan kupakai untuk berdalih.

"Ngapain lu pagi-pagi lihat jalanan sepi...?! Mending kerjakan apa yang bisa dikerjakan...habisin waktu saja..." kata suamiku. Rupanya bang Ucok sudah pergi dari sana. Sukurlahh kalo begitu, aku bernafas lega.

Satu per satu anggota keluarga sudah mulai bangun. Sebagai ibu rumah tangga, aku harus mempersiapkan sarapan, apalagi dalam suasana imlek makanan yang disajikan harus lebih istimewa.

Siang harinya,

Sebuah kejutan buat kami sekeluarga saat Erika dan suaminya Richard datang bersilaturami ke rumah dalam rangka imlek. Yang paling membahagiakan saat kehadiran cucu laki-laki yang masih 6 bulan diberi nama Jayden atau dipanggil Jeje.

Tampaknya Erika dan Richard diberkahi dengan keluarga yang bahagia. Hubungan suami istri keliatannya sangat mesra dan anak mereka juga sehat dan lucu. Mereka datang dengan kesamaan warna pakaian dengan bercorak oriental dan modelnya juga serasi, karena pakaian yang mereka kenakan satu setelan untuk semua anggota keluarga.

Jeje termasuk cucu tiriku karena Erika ibunya adalah anak dari mantan istri suamiku. Gak heran kadang aku merasa kurang akur dengan Erika karena memang aku bukan ibu kandungnya. Sebelum Erika menikah dan tinggal dengan suaminya di kota, kami sudah sering bertengkar tanpa kata maaf keluar dari mulut kami. Erika kurang menghormatiku sebagai ibu tirinya. Semoga di hari imlek ini semua bisa berubah. Semua yang pernah terjadi semoga selesai dengan berjalannya waktu.

MET54MS_t.jpg

Richard

MEMQL9I_t.jpg

Erika

MET54MV_t.jpg

Jayden (Jeje)

Suamiku tampak senang karena Jeje adalah cucu laki-laki pertamanya. Dalam keluarga Tionghoa seperti kami ini, cucu laki-laki biasanya sangat diharapkan daripada cucu perempuan.

"Sini biar aku gendong dulu cucu kebanggaanku...." kata suamiku dengan senangnya menggendong Jeje.

"Ayooo cepat panggil Akong..." kata suamiku. Akong itu panggilan dialek untuk kakek.

"Aduhh Paaaa... Jeje masih kecil belom bisa ngomong...." kata Erika.

"Gimana perjalanan kalian.....?" tanyaku basa basi.

"Lancar Maaa....cuma masuk daerah kampung sini jalanan agak rusak...." jawab Richard suami Erika

"Namanya juga jalanan kampung ya maklum aja deh....yang penting selamat sampai sini...." kataku.

"Siu Lien.... apa kabarmu ci...?! dari dalam Elena keluar menyambut Erika dengan panggilan cina Erika.

"Ehh...Ci Weina....baiikkk..cii... gimana lu sekarang sejak bantu bisnis Papa di sini..?! tanya Erika

"Masih perlu banyak belajar cii.... banyak masalahnya yang harus diatasi..." jelas Elena.

"Iya lu perlu terus berguru sama Papa... betul begitu kan Paaa...?! kata Erika menghadap suamiku yang sibuk bermain dengan Jeje.

"Papa bangga tuh sama cucu pertamanya... cowok lagi ciii.... hehehe...." kata Elena.

"Eh kenalin nih... sahabat gw namanya Ayen...untung ada dia yang baik banget mau bantu aku ngurus bisnis papa...." Elena perkenalkan Ayen ke Erika dan suaminya. Menurutku dekatnya mereka sudah lebih dari sahabat.

"Halo Yen.. thankyou ya udah bantu cici aku urus bisnis keluarga Papaku....." kata Erika sambil berjabatan tangan.

Iya ci... gw juga senang bisa diterima di keluarga ini trus dikasi kesempatan kerja.. udah syukur banget ci..." jelas Ayen.

"Paaaa... gantian dong gendong si Jeje... aku juga mau liat keponakan aku yg gemes banget ini..." pinta Elena sama Papanya. Elena ternyata penyuka anak, tanpa dia sangat menyukai Jeje.

Beberapa jam setelah kehadiran Erika dan suaminya juga Jeje, mereka ingin berpamitan pulang. Tanpaknya Elena enggan melepaskan keponakannya yang lucu dan mudah diajak tertawa kalo diajak main.

"Naaa.. udah kalian nginap aja di rumah, besok lusa baru pulang juga gak apa... lagi pula kita semua udah lama gak ngumpul..." ajak suamiku dan aku setuju saja.

"Iya betul... kamar tamu udah bersih tinggal kalian tempati... " tambahku

"Baiklah kalo Papa Mama udah minta... gak baik kalau nolak... kita nginap di sini aja ya... " kata Richard dan Erikapun ikut apa mau suaminya.

"Asikk... aku bisa main sama Jeje semalaman nih... hehe.." kata Elena dengan girang.

"Boleh aja Ciii.... ntar kalo Jeje lapar lu kasih minum ASI yaaa...!!! tantang Erika.

"Ihhh.. koq gitu cii...nenenku belum ada susunya looo.... jangan becanda dehhh... tar kalo Jeje laper gw balikin ke lu deh...." ucap Erika.

"Hahaha... ya udah dehhh...biar lu rasain dulu gak gampang jaga anak... kalo cuma maen2 doang sih gampang ci...." tegas Erika tapi Elena cuma senyum aja.

"Main ke kamar tante ya Jeeee.... aduhhh gantengnya keponakanku ini....." kata Elena lalu mengendong Jeje untuk main ke kamarnya. Erika dan Richard pun memasukkan semua barang bawaan ke kamar tamu lalu beristirahat mumpung Jeje dijaga oleh Elena.

Malam harinya setelah makan malam, ada tamu yang mengetuk pintu.

"Permisi.... Kho Afukkk.... ciik Alinggg....!!! seru suara pria dari luar. Segera kubukakan pintu rumah.

"Gong xi ciik Alinggg...!!! tamu itu rupanya bang Faiz dan temannya bang Samsul.

"Selamat imlek Linggg....!!! ucap bang Faiz menyalamiku disusul bang Samsul.

"Kho Afukk ada di rumah...?? tanya bang Faiz.

"Makasih... suamiku lagi mandi tuh....mari silakan masuk dulu abang berdua.... apa kabar kalian... bukannya kalian harusnya berlibur ke luar kota seperti rencana kemaren itu..?? tanyaku.

"Oh soal itu... sementara kita tunda dulu..." jawab bang Faiz.

"Loh kenapa ditunda..? tanyaku

"Soalnya ini lagi imlek... jadi banyak yang gak bisa ikutan kami berlibur..." jawab bang Samsul

"Bukannya justru hari imlek itu hari libur, harusnya bisa pergi berlibur... " tanyaku

"Itu dia Lingg... tim marketing bang Samsul ini rata-rata pake orang chinese... jadi lu kan tahu sendiri kalo imlek mereka bilang mau waktu liburan bersama keluarga.. jadi pada minta ditunda..." jelas bang Samsul

"Oh ya..?! gak disangka lo banggg... kenapa bisa suka rekrut orang chinese bang...? tanyaku.

"Soalnya orang chinese tuh kan jago2 berdagang.. jadi kalau nawarin sesuatu itu mantap kali... omset perusahaanku ningkat terus gara2 tim marketingku...." jelas bang Samsul.

"Jadinya tunda sampai kapan baru berangkat berlibur...? tanyaku.

"Rencananya kita akan liburan pas lebaran... kebetulan ini bang Samsul ini ada proyek baru yang akan digarap... jadi kami mau ajak suami lu untuk ikut ambil bagian..." jelas bang Faiz

"Nanti kalau lebaran jangan lupa aku diajak liburan yaaa..." bisikku pada mereka.

"beressss Linggg... lu pasti bakal kami ajak bersenang-senang... hehehe...." balas bang Faiz dengan suara bisikan.

Dari belakang, Erika keluar dari kamarnya berjalan lewat ingin menuju ke kamar Elena untuk melihat keadaan Jeje.

"Eh Lingg.... siapa itu tadi...? tanya bang Faiz

"Koq rasanya wajahnya mirip seseorang ya....?! kata bang Samsul

"Mirip siapa bang...? tanyaku.

"Oh iya saya ingat... mirip sama salah satu marketingku... namanya MeiCen...." kata bang Samsul setelah berpikir sejenak.

"MeiCen...?! itu kan nama Mama kandungnya... tadi itu anak suamiku dengan mantan istrinya yang namanya juga MeiCen..." jelasku

"Yang bener saja... mantan istri kho Afuk kerja sama kamu bang...? tanya bang Faiz.

Lalu bang Samsul menunjukkan foto seorang wanita bernama MeiCen dari handpohone nya. Memang benar, itu foto mantan istri suamiku.

"Benar banggg... itu foto mantan istri Afuk.... ternyata dia memang kerja sama bang Samsul..." kataku. Melihat respon bang Samsul dan bang Faiz rasanya ada yang aneh saat mereka saling tertawa seperti ada sesuatu yang disembunyikan.

"Banggg... saran saya nanti gak usah singgung sama Afuk soal ini... kuatirnya dia curiga sama kamu kalau mantan istrinya sudah kamu tiduri... hehe..." kata bang Faiz.

"Anjrit juga kau banggg... kamu juga udah ngentot sama mantan istri kho Afuk juga kan... hahahaha...." balas bang Samsul.

Terjawab sudah arti senyuman mereka tadi. Memang lebih baik tidak perlu disinggung untuk menghindari konflik antara mereka.

"Malam banggg...!!! sapa suamiku habis mandi dengan rambut yang masih basah dan handuk tergantung di pundaknya, duduk bergabung di ruang tamu.

"Malam juga kho Afuk... selamat imlek kho....!!! balas bang Faiz dan bang Samsul.

Setelah berbasa basi dengan topik pembicaraan umum, akhirnya pembicaraan masuk ke intinya.

"Begini koh.... ini bang Samsul lagi dapat lahan cukup luas dan tidak jauh dari kampung sini... dia akan bangun perumahan... maksud kami supaya kho Afuk ambil 2 unit ruko juga.....harga pasarannya sebenarnya udah sampai 700 juta... tapi buat kho Afuk karena proyek baru mau jalan saya kasih harga 500 juta sudh dapat 2 ruko cukup leber dan panjang...." jelas bang Faiz sambil mengeluarkan sebuah lembaran besar kertas putih peta proyek perumahan dan sebuah brosur promosi perumahaan.

"Wahh... ini tawaran yang bagus banggg.... bukan aku gak mau... tapi aku belum ada dana sebanyak itu..." jelas suamiku.

"Soal dana itu gampang kho... begini saja... saya pun sudah percaya sama kho Afuk.... nanti kho Afuk pnya dana berapa saja untuk DP dan sisanya kredit saja semampunya sama saya...." jelas bang Samsul.

"Hmmm... abang kasi kredit apakah abang yakin sama aku ini....?? tanya suamiku.

"Hahahaha... soal itu sudah dijamin sama bang Faiz... betul kan bang..." kata bang Samsul.

"Betul kho... saya lihat bisnis oli kho Afuk lumayan... saya yakin soal kredit pasti lancar...." tegas bang Faiz. Suamiku tampaknya sedang penuh pertimpangan sebelum mengambil keputusan.

"Sudah lahh kho.... gak usah mikir sampe serumit itu... ini bang Faiz juga sudah ambil satu unit tapi rumah model villa yang letaknya paling dalam... katanya buat binik nya kelak... hahaha....!!! canda bang Samsul.

"Iya kho... saya ada ambil satu unit... hitung-hitung buat investasi masa depan... sapa tahu saya beruntung dapat istri cantik seperti istri kho Afuk... dia bisa tinggal di sana..." kata bang Faiz senyum sambil melirik padaku. Membuatku menjadi salah tingkah.

Hebat sekali bang Faiz sudah merencanakan masa depan untuk istrinya kelak. Memang sejak aku belum lama tinggal di kampung ini, aku sudah menaruh hati pada bang Faiz. Imajinasiku bermain bagaimana rasanya tinggal bersama bang Faiz di rumah villa itu. Namun aku tidak mau terlalu GR, ini hanya sebatas imajinasi yang tidak mungkin terjadi. Diriku sudah bersuami dan beranak, bagaimana mungkin aku berganti suami.

"Ambil saja ruko nya kho... nanti kalau sudah dibangun... itu bisa dipakai buat bisnis atau disewakan pasti jadi uang... kho Afuk gak akan rugi....malahan untung besar...." kata bang Samsul semakin meyakinkan suamiku. Firasatku suamiku bakal tertarik kalau sudah bicara untung besar.

"OK saya ambil...!!! tagas suamiku.

"Nahhh... gitu donggg...!! kata bang Faiz.

"Keputusan bijak kho.... yakin sekali kho Afuk gak akan kecewa..." tegas bang Samsul

"Kamu juga setujukan suami lu ambil rumah itu...?? tanya bang Faiz.

"Sudahh banggg... urusan begini biar kita saja yang urus... wanita itu gak usah ikut campur soal urusan duit..." tegas suamiku. Begitulah sikap suamiku terhadapku. Aku cuma wanita yang cuma dipakai untuk mengurus ini itu tapi tidak pernah dilibatkan untuk keputusan besar seperti ini. Nanti kalau ada masalah aku juga kena dampak.

"Oh begitu ya... baiklah kho Afuk... maaf sudah menyinggung urusan rumah tangganya...." kata bang Faiz.

"Gimana kalau kita minum2 dulu banggg..... Linggg cepat lu ambil semua bir-bir yang dalam kulkas....!!! perintah suamiku dan kuikuti apa maunya.

Kutemani suamiku ngobrol dengan temannya layaknya istri setia. Namun aku tidak terlalu dilibatkan dalam pembicaraan para lelaki. Bang Faiz mencoba untuk melibatkanku dalam pembicaraan tetapi selalu dihalangi oleh suamiku. Bang Faizpun tidak mampu berbuat apa-apa, hanya tatapan matanya yang kuartinya sebagai rasa kasihannya terhadapku.

Bang Samsul amat bersemangat untuk menjelaskan detail-detail proyeknya dengan suamiku, dan bang Faiz mencoba mencairkan suasana di kala ada ketegangan antara aku dan suamiku. Upaya bang Faiz tidak terlalu berpengaruh sampai akhirnya suamiku mulai mabuk akibat kebanyakan minum bir.

"Kho Afuk pasti hoki poll kalo ambil ruko ini... prospek kedepan daerah sini bakalan ramai dan menjadi pusat bisnis...." jelas bang Samsul

"Gimana bang Samsul bisa yakin kalau itu bakalan terjadi...??? tanyaku dengan niat supaya jangan begitu mudah percaya dengan omongan orang. Siapa tahu orang punya niat gak baik. Lagipula ini urusannya dengan jumlah uang yang cukup besar.

"Linggg...!!! Lu masuk aja ke dalam... wanita gak usah ikut campur urusan laki-laki....!!! suamiku dengan tegas mengusirku seakan keberadaanku di sana hanya pengganggu buatnya. Aku tidak pengen ribut di hari imlek apalagi di depan tamu, pasti akan sangat memalukan. Dengan kesal akupun masuk kedalam dan bang Faiz dan bang Samsul hanya bisa terdiam menatapku berjalan ke dalam.

Di kamar aku membaringkan diri untuk meredakan perasaan kesalku. Kubuka handphoneku dan ada pesan Whatapp dari bang Faiz yang isinya:

Faiz: Yang sabar ya Linggg....

Me: Aq gpp koq bang... udah biasa digituin sama dia..."

Faiz: Maaf sayang abang gak bisa bantu apa2

Me: jgn minta maaf kan abang ga ada salah ma aq.

Faiz: tp abang kasian sama km sayang...."

Me: thankyou buat perhatiannya..."

Faiz: sama2 say

Berbaring terlalu lama membuatku jadi mengantuk hingga ketiduran, padahal aku belum ganti baju tidur. Saat ku terbangun, ternyata suamiku sudah tertidur sampai mendengkur. Aroma minuman keras begitu tercium dari nafasnya. Mungkin tadi dia minum bir terlalu banyak sehingga sekarang ini dia ketiduran akibat mabuk alkohol.

Kulihat jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Lalu aku keluar dari kamarku untuk memeriksa keadaan di ruang tamu. Aku turun ke ruang tamu ternyata bang Faiz dan bang Samsul memeng sudah pulang. Di sofa ruang tamu sedang ada Richard yang duduk sendiri sedang video call dengan seorang wanita.

Hatiku penasaran dengan siapa Richard videocall malam-malam begini. Pelan-pelan aku melangkah sambil mencuri dengar pembicaraan Richard.

Dari percakapan mereka, sepertinya Richard sedang selingkuh dengan seorang wanita. Isi percakapan mereka sangat mesra bahkan berbau mesum. Akupun melangkah semakin mendekati ruang tamu tanpa disadari oleh Richard karena posisiku dibelakangnya.

Setelah semakin dekat, dapat kulihat gambar videocall nya, ada seorang wanita yang sedang meremas payudaranya dan tangan Richard masuk dalam celananya sendiri. Akhirnya kusadari kalau mereka sedang phonesex.

"Kohh...siapa orang yang dibelakang lu...?! kata wanita dalam videocall. Ternyata wanita itu melihatku di belakang Richard yang sedang duduk di sofa membelakangiku.

"Ohh.. udah dulu yaa...!! Richard dengan panik mengakhiri videocallnya.

"Ehhh... Mamaaa...?! Belum tidur...?! ucap Richard dengan gugup

"Belum Chard... Erika udah tidur...? tanyaku.

"Udah Maaa... mungkin dia kecapekan gara-gara jaga anak..." jawab Richard tidak berani menatapku

"Tadi lagi bicara sama siapa Chard...??? tanyaku

"Ohh yang itu tadi...?! temanku Maaa...." jawab Richard makin gugup.

"Udah deh Chard... lu gak usah gugup begitu... mending lu jawab jujur saja... Mama bisa jaga rahasia koq...." kataku untuk menyakinkan dia. Richard terdiam merenung sejenak sebelum berbicara.

"Jujur itu karyawan perusahaan aku Maaa..." ngaku Richard dengan kepala tertunduk.

"Trusss...?! tanyaku

"Ya aku memang sedang dekat sama wanita itu..." sambung Richard.

"Dekat atau selingkuh sama dia...?! tanyaku tegas.

"Bisa dibilang gitu juga Maaa..." ngakunya.

"Kalo Mama boleh tahu kenapa lu koq mau selingkuh ?! Emangnya Erika belum cukup buat lu..?! Menurut lu kurang apa lagi Erika itu ?! Cantik iya... pinter iya... terus dia juga udah lahirin anak buat lu.... apalagi yang kurang Chard..??? Coba lu jelasin ke Mama...." desakku. Richard terdiam gak bisa berkata apapun.

"Akupun punya alasan untuk melakukan itu Maaa... tapi aku gak mau cerita di sini... aku tidak mau sampai kedengaran Erika...." katanya.

"Ok kalo begitu... kita bicara di luar saja..." ajakku. Aku mengajak Richard bicara di teras namun dia tetap merasa tidak aman. Akhirnya kami sepakat untuk bicara di mobil sambil jalan mutar-mutar di sekitar sini.

Di dalam mobil, Richard mulai bicara jujur alasan kenapa dia mulai selingkuh dengan karyawannya.

"Semua yang Mama bilang itu benar... Erika itu wanita yang cukup sempurna... aku sebenarnya sayang banget sama dia..."

"Trus kenapa lu selingkuh...?!

"Ini gara-gara Erika dulu yang mulai...." kata Richard dengan agak kesal.

"Mulai gimana maksud lu... jelasinnya jangan setengah-setengah donggg... langsung ngomong aja kenapa sih..?! kataku kesal.

"Sorry Maaa.... Mama tahu gak kalo Jeje itu bukan anakku..." kata Richard

"Haaaahhh?! Kalo bukan anak lu trus anak siapa...?! tanyaku

"Biarpun aku gak bisa buktiin... tapi aku yakin itu anak Erika dengan supir pribadinya..." tegas Richard

"Supir yang mana Chard...?! Si Saiful dulu yang pernah ke sini juga ya..?! tanyaku

"Betul sekali Maaa.... makanya sekarang itu supir udah kupecat tanpa pesangon biar tahu rasa..." tegas Richard.

"Iya juga ya... pantesan si Jeje itu agak gelap kulitnya... gak kayak orang cina..." kataku.

"Betul Maaa... aku juga merasa gitu... tapi aku gak mau bilang ke Erika karena aku masih sayang sama dia...aku takut kehilangan dia juga sebenarnya.... tapi disisi lain aku kesal banget sama dia sudah main dibelakangku....makanya aku selingkuh sama karyawanku..." alasan Richard

"Iya Chard... Mama paham perasaan lu... mungkin ada baiknya kamu diamkan dulu biar semua baik-baik saja... kasian juga si Jeje kalau sampai ada apa-apa dengan hubungan kalian..." kataku.

"Tapi Mama juga tolong jaga rahasiaku ya....aku gak mau ribut sama Erika..." pintanya.

"Beres Chard... Mama bisa dipercaya koq... asal lu mau jujur aja sama Mama..." tegasku.

"Aku kan udah jujur sama Mama..." katanya.

"Terus... sudah lama lu hubungan sama wanita itu...? tanyaku

"Udah kurang lebih setahun Maaa.... sejak Erika masih hamil muda..." katanya.

"Loh emang sejak itu lu udah tahu Erika ada hubungan gelap sama Saiful...? tanyaku

"Awalnya aku udah curiga dari gerak gerik mereka Ma.... terus ku ikuti mereka sampai akhirnya ku dapati rekaman CCTV mereka sedang bersetubuh di rumah sewaktu tidak ada siapapun...***k disangka kalau Erika rela disetubuhi oleh lelaki pribumi rendahan seperti si bangsat Saiful...." kata Richard kesal.

"Terus!? lu beles dengan selingkuh dengan karyawan lu gitu...?! tanyaku.

"Iya Maaa... wanita itu ku angkat jadi sekertaris pribadiku... lagipula aku kasihan sama dia... soalnya statusnya janda dan harus berjuang membesarkan dua anak yang masih kecil...." katanya.

"Dia orang mana Chard... tadi Mama dengar lu ngomong sama dia di telepon pake bahasa Indo...." tanyaku.

"Dia memang wanita pribumi Maaa... bukan orang cina seperti kita...tapi orangnya baik koq... sederhana dan gak banyak permintaan...." katanya.

"Terus hubungan kalian udah sampe mana ...?! udah sampai ke ranjang ya....hehehe....?! tanyaku nakal

"Udah Maaaa...kami udah sering main di hotel dekat kantor... pernah juga di kantorku pas semua karyawan sudah pulang..." ngaku Richard.

"Bagus deh.... asal kamu hati-hati saja... jangan sampai timbul masalah yang makin serius..." nasehatku

"Baik Maaa... aku tak menyangka kalau Mama ternyata orangnya asyik bangat diajak curhat...." katanya.

"Hahaha... baru tahu ya Chard..." kataku bangga.

"Wanita seperti Mama ini pasti banyak cowo yang suka meskipun udah bersuami..." kata Richard

"Koq bisa..?! tanyaku penasaran

"Selain enak diajak ngobrol... Mama ini orangnya cantik terus seksi lagi... lelaki mana yang gak betah kalau dekat sama Mama... hehehe...." katanya mulai berani godain mertuanya.

"Termasuk lu donggg kalau gitu....hahahaha....!!!! Kami tertawa bersama membuat suasana dalam mobil menjadi cair. Malam itu komunikasi kami menjadi akrab seperti hubungan teman.

"Ngomong-ngomong lu tahu jalan gak nihh...?! tanyaku

"Duhh... aku asal jalan aja Maaa...kirain Mama kenal jalanan sini...." katanya.

"Ini udah kejauhan Chard... malam begini Mama mana tahu jalan lagi...." kataku.

Kami ngobrol sampai waktu itu sudah pukul 11 malam. Richard mencoba membuka aplikasi map, tapi jalanan di kampung sini belum ada namanya dan minim signal. Jalanan di kampung memeng agak rusak, untung mobil Richard termasuk mobil mahal yang mampu melalui jalanan berlubang. Sekeliling kami sangat sepi dan gelap, hanya terlihat pepohonan dalam kegelapan. Agak jauh di belakang mobil kami sepertinya ada pengendara sepeda motor mengikuti kami.

Karena kami tidak tahu jalan, mungkin kami bisa bertanya kepada pengendara motor yang ada di belakang mobil kami. Richard melambatkan laju mobil hingga pengendara sepeda motor itu menyusul dan mendekati. Jarak kami semakin dekat dan ternyata ada tiga sepeda motor. Kami berharap mereka melaju di posisi samping mobil kami agar kami bisa membuka jendela bertanya dari jendela saja. Namun mereka tidak berniat mendahului kami meskipun laju mobil melambat.

Aku merasa ada yang tidak benar dengan pengendara sepeda motor ini, kenapa mereka tidak mendahului dan hanya mau mengikuti kami. Mau tidak mau Richard menghentikan mobil di tepi jalan kemudian turun dari mobil untuk bertanya pada mereka karena kami sungguh sudah tersesat, sedangkan aku hanya menunggu dalam mobil.

Tidak dapat kudengar pembicaraan Richard dengan lima lelaki di belakang mobil, karena kabin mobil ini cukup kedap. Wajah lelaki itupun tidak dapat kulihat sangkin jalanan hanya di terangi lampu sepeda motor yang juga agak redup.

Bruuukkk...!!!

Aku terkejut mendengar suara mobil dihantam sesuatu. Kulihat kebelakang, ternyata Richard didorong jatuh mengenai belakang mobilnya sendiri. Kelima lelaki itu hendak menghajar Richard. Terpaksa aku harus turun untuk menghentikan mereka.

"HENTIKANNN...!!!! MAU APA KALIAN....?! teriakku menghentikan perbuatan mereka. Kuhampiri Richard yang kesakitan karena sempat ditinju bagian perutnya.

"Kamu gak apa-apa Chard...?! kataku sambil membantu Richard untuk berdiri dengan normal.

"Ciikk Alingggg...!!!! panggil salah seorang dari mereka.

"Bang Ucok...?! ternyata lelaki yang menghajar Richard adalah lelaki yang mengintipku di teras tadi pagi.

"Hahaha...Akhirnya kita ketemu di sini....!!! seru bang Ucok

"Sejak kapan abang ikuti kami....? tanyaku

"Abang sudah dari pagi terus ikuti Aling... abang tidur pun dekat rumah Aling... sejak Aling keluar sama kho2 ganteng ini pake mobil, abang sudah ikuti dari jauh... hahahaha....!!! jelas bang Ucok.

"Ngapain abang ikuti aku...?? tanyaku

"Hahahahaha.... abang rindu sama kamu sayangggg.....abang ingin mengulang masa-masa indah kita dulu... salahkah abang kalau rindu sama Aling...??? kata bang Ucok lalu menyentuh lenganku namun kutepis.

"Siapa mereka Maaa....Mama kenal sama pria-pria ini...??? tanya Richard berbahasa dialek

"Iyaaa kenal Charddd..... mereka ini preman-preman pasar kampung ini...." jawabku dengan dialek yang sama.

"Heiii..!!! Kalau masih mau tinggal di kampung sini, bicara itu jangan pake bahasa cina... !!!! mau cari mati kalian...!!! ancam bang Ucok.

"Sorry banggg... kami tersesat di sini... mau minta bantuan abang bawa kami keluar dari daerah sini..." kataku.

"Kasiann kali kaliannn.... untung abang ikuti kalian dari tadi... kalau gak kalian bakal dibunuh dan mayat kalian dilempar ke sungai...." ucap bang Ucok.

"Makasih bangggg.... untung saja ada abang di sini....jadi abang bisa bantu bawa jalan...??" aku mencoba menenangkan emosi dan membuat bang Ucok senang supaya dia membawa kami keluar dari situasi ini.

"Demi Aling abang akan bantu... tapi abang mau ikut mobil kalian sambil bawa jalan..." tawar bang Ucok

"Gak usah abang masuk ke mobilku...kami ikuti kalian saja kan bisa....." kata Richard.

"Boss... saya paling gak suka diatur2 sama orang apalagi lu orang asing di sini..........jadi lu jangan sok atur2 saya..... di sini lu bukan bosss... PAHAM LU..?! Atau lu mau aku bikin mati di sini..." ancam bang Ucok sambil mengeluarkan sebuah pisau belati menunjukkan ke arah Richard.

"Sudahh...sudahhhh..... bapak ikut saja... yang penting kita bisa segera pulang dulu...." kataku menenangkan situasi demi masalah cepat selesai

"Nahhh begitu dongggg....dengar apa kata cici ini...!!! Hahahaha...!!! ucap bang Ucok merasa menang.

Aku dan Richard lebih dulu masuk ke dalam mobil sambil menunggu bang Ucok ikut. Bang Ucok sedang berdiskusi dengan empat orang anggotanya yang duduk di sepeda motor, sesekali mereka semua mengarahkan pandangan pada mobil kami. Beberapa saat kemudian bang Ucok mendatangi mobil kami dari belakang diikuti satu lagi anggotanya. Sedangkan tiga anggota lain masing-masing mengendarai sepeda motornya.

Bang Ucok mencoba membuka pintu mobil belakang yang ada dibelakangku. Dasar bang Ucok orang kampung jadi tidak mengerti bagaimana cara buka pintu mobil. Lagipula mobil Richard ini model keluaran terbaru yang cara buka handle pintunya agak lain. Akupun terpaksa turun dari mobil membantu bang Ucok membuka pintu belakang mobil.

Setelah pintu kubukakan, anggota bang Ucok yang berkepala botak duluan masuk kedalam mobil lalu bang Ucok menarik tanganku agar aku duduk di belakang bersama mereka.

"Masuk kau Lingggg... duduk sama abang di belakanggg....!!! paksa bang Ucok.

"Lepaskan akuu...!!! Akupun tak kuasa menolak kemauannya apalagi tenaganya yang kuat menarikku paksa duduk di antara bang Ucok dan anggotanya.

"Mau apa kalian..? kata Richard marah dan menoleh ke belakang. Dengan cepat anggota bang Ucok mengeluarkan sebilah pisau mengarahkan ke leher Richard.

"Bosss... kalau lu mau selamat sebaiknya diam aja... cepat lu mutar balik, kemudian kita jalan lurus saja sampai nanti kami arahkan lagi...!!! perintah bang Ucok.

Posisiku rasanya agak sempit karena dihimpit oleh dua lelaki preman. Untung mobil Richard cukup luas, dan kedua lelaki di sampingku ini tidak terlalu gemuk. Yang bikin aku tidak nyaman adalah bau badan mereka cukup menyesakkan hidungku. Aroma keringat bercampur debu membuat hawa mobil menjadi gak sedap.

"Gak apa Chard... lu fokus nyetir mobil saja... " kataku. Mobil kami putar arah dan melewati tiga pengendara sepeda motor lalu mengikuti kami dari belakang.

"Waaahhh... abang belum pernah naik mobil semewah ini... di dalam rasanya nyaman sekalii... maklum sayanggg abang ini cuma orang kampung... mimpi punya mobil pun gak pernah... cuma pernah naik mobil truk reot...." kata bang Ucok.

"Abang aja gak pernah apalagi aku... ini pertama kali naik mobil banggg..." sambung bang botak.

MET54U1_t.jpg


"Nasib orang kampung yang gitu Jang... tapi malam ini kita beruntung dapat naik mobil mewah ditemani cicik cantik.... hehehe..."kata bang Ucok mulai merangkulku dengan tangan kanannya. Aroma bau badannya semakin tercium, sungguh tidak nyaman buat penciumanku. Aku ingin keluar dari rangkulannya, namun aku tidak bisa berbuat apa-apa selama di dalam mobil. Terpaksa aku harus bertahan dengan harapan cepat sampai tiba di tujuan.

Terasa telapak tangan kirinya yang kasar mulai bergerak mendarat di pahaku. Waktu itu aku memakai celana hotpant dan tanktop berkancing pas badan yang nyaman dipakai karena berbahan tipis yang biasa kukenakan dirumah. Garis belahan payudaraku tentu terlihat sedikit.

Kutepis telapak tangan kiri bang Ucok yang mencoba meraba pahaku namun tangannya bersikeras kembali lagi meraba pahaku. Aku tidak mau bersuara supaya Richard fokus mengendari mobil.

"Mulus sekali pahanya cikkk.... abang sudah rindu sama paha mulus begini...sudah lama abang tidak sentuh paha ini....." katanya sambil meremas pahaku. Kuggenggam pergelangan tangan bang Ucok untuk menahan tapi tangannya terus memaksa masuk dalam selangkanganku. Kata-kata bang Ucok sudah membeberkan rahasiaku. Kulirik raut wajah Richard dari spion dalam mobil, tampaknya Richard sedang mencuri dengar omongan bang Ucok.

"Jangan begitu banggg....lepasin tangannyaaa...." bisikku tapi gak dipedulikan.

Tangannya semakin bergerak masuk ke dalam selangkanganku yang masih tertutup celana ku. Sehingga ujung jarinya yang mencoba bermain-main di selangkanganku, meraba dan sesekali jarinya menekan-nekan kemaluanku tapi belum terlalu terasa karena terhalang celanaku.

"Jangan banggg...."

"Jangan apanya sayanggg....Tadi pagi abang panggil kenapa lu mangkir gitu aja Linggg...?! bisik bang Ucok. Tidak mampu kujawab pertanyaan ini, yang pasti aku gak mau ada orang yang melihat perbuatanku tadi pagi.

"Kenapa diam sayangg...?! Padahal kontol abang tadi pagi sudah siap dipakai sama Aling... mana enak congkel memek pake tangan sendiri..." kata bang Ucok. Perkataan ini kedengaran oleh Richard, sungguh sangat memalukan dan menjatuhkan harga diriku di depan menantuku yang sedang mengendarai mobil.

"Ngomong apa sih kamu ini ?! kataku pura-pura berdalih.

"Lu gak usah berlagak nolak... jelas-jelas tadi pagi abang lihat lu colek memek sendiri di teras rumah.. masih aja pura2 gak mengaku..." ucap bang Ucok sinis. Aku tidak nyaman dengan perkataannya, tidak boleh ada yang tahu perbuatanku tadi pagi terutama Richard.

"Kenapa pagi pagi gitu kenapa abang ada di depan rumahku.. ?? Tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan

"Sejak terakhir kita ketemu di pasar abang terus merindukan Aling... jadi abang tidur sekitar rumah Aling biar dapat kesempatan ketemu Aling... akhirnya bisa ketemu juga dengan Aling..." jelas bang Ucok

"Abang bukan siapa siapa ngapain rindu sama aku... gak usah ngawur banggg..." balasku

"Memang bukan...tapi kontol abang yang rindu sama Alinggg.... udah Linggg ngaku aja kalau lu rindu juga sama kontol abang... coba lu sentuh batang bang ini.... pasti lu sukaaa.... hehehe...." ucap bang Ucok. Tangan kirinya lepas dari selangkanganku dan menarik tanganku menyentuh kelaminnya yang mengembang dibalik celananya.

"Lepaskan tanganku banggg.... jangan paksa aku....." cengkraman bang Ucok pada tanganku terlalu kuat. Telapak tanganku diarahkan paksa bang Ucok mengosok tonjolan dari balik celananya yang kian mengeras.

"Burung abang lebih enak kalau masuk ke memek lu daripada pake jari sayangggg...." ucap bang Ucok

"Abang ngomong apa sih.....?! bentakku.Bang Ucok terkejut dan akhirnya tanganku berhasil lepas dari cengkraman tangannya, akan tetapi aku masih dalam rangkulannya.

"Berani sekali lu melawan abang....!!!! bentak bang Ucok membalas. Tangan kirinya mengeluarkan sebuah pisau belati lipat dari sakunya.

"Lu jangan macam-macam sama abanggg.... kalau lu masi mau pulang lebih baik lu ikuti apa mauku...!!! ancam bang Ucok mengarahkan pisau di leherku. Diperlakukan begitu aku ketakutan, karena dinginnya pisau terasa di kulit leherku.

"Heeeiii...!!!! Kalian jangan sembarangan !!!! bentak Richard sambil mengendari mobil. Dia tidak mampu berbuat apapun karena sebilah pisau juga sedang mengarah pada dirinya. Anggota bang Ucok sedang menjaga pergerakan Richard.

"Diam kauu anjinggg..!!! Jangan pancing aku untuk membunuh kalian..!!! balas bang Ucok.

"Lu mau lihat seberapa tajam pisau abang ini... sini bang tunjukkan...." ucap bang Ucok. Pisaunya berpindah menempel di buah dadaku yang sedikit kelihatan dan menonjol. Nafasku semakin tidak beraturan karena ketakutan diancam dengan pisau. Aku tidak tahu maksud perkataan bang Uuok dan apa yang akan dilakukannya.

Pisaunya bergerak memotong kancing tanktopku, satu per satu dipotong lepas dengan pisaunya yang tajam. Hingga payudaraku menyembul keluar walaupun masih tertutup bra yang bentuk cap segitiga. Pemandangan tubuhku menarik perhatian anggota bang Ucok.

"Besar juga teteknya bang... enak kalo dikenyottt..." kata anggota bang Ucok sedikit menjulurkan lidahnya.

"Sabar kau janggg.... nanti kau dapat jatah... pokoknya kau urus dulu si bos depan itu....." ucap bang Ucok.

"Gimana sayangggg...?! Pisau abang tajam bukan..?! Kalau masih gak yakin sini bang buktikan lagi...." kata bang Ucok ingin memotong tali bra ku.

"Jangaaannn banggg....jangaaan dipotongggg...!!!! pintaku.

"Kalau gak mau abang potong cepat lu buka sendiri beha lu....!!! perintah bang Ucok. Awalnya aku ragu untuk menuruti kemauan bang Ucok. Begitu bang Ucok kembali mengancamku dengan terpaksa aku turut kemauannya.

Kuturunkan kedua tali penyangga bra ku yang tergantung di bahuku sehingga braku dipelorotkan bang Ucok. Dengan bringas bang Ucok menjilati payudaraku. Tidak tanggung lidahnya langsung mengincar putingku. Dia melepas rangkulannya agar kedua tangannya bebas meremas sambil menjilati payudaraku.

"Aduhhhh bangggg.....hentikannnn....aaaaaahhhh....!!!

Richard terus mengintip ke belakang melalui kaca spion tengah,. begitu pula dengan si botak sesekali menoleh ke arah kami.

"Aaarrrrhhhh.... sakitttt banggg.... jangannn digigittt.....!!!! erang kesakitanku saat putingku digigit bang Ucok.

"Gemas sekali teteknya Lingggg.... abanggg pengen telan tetek kau...!!! balas bang Ucok sambil menikmati buah dadaku yang kian menonjol. Memang sejak kumakan ramuan tradisional yang diberikan ki Jarwo, selain menghambat kehamilan rupanya payudaraku makin kencang dan kulitku makin halus. Tidak heran bang Ucok makin bergairah menikmati payudaraku ini.

"Aaaaahhh.....pelan pelannnn banggggg..... aaaaaahhh.....hhhmmmm......" meskipun aku merasa risih dicumbu dalam mobil, tapi sejujurnya aku makin menikmati sensasi yang diberikan bang Ucok. Jemariku hanya menjabak rambutnya sebagai reaksiku menikmati perbuatannya.

"Makin kerassss teteknya Linggggg..... kau pasti suka abang isapppp begini....srrruuupppp.....srrruuupp....nyookk.....nyyoookkk......." ucapnya di sela menjilati payudaraku dan tidak ku jawab apapun.

"Emmm....mmmm.....aaahhh.....hhmmmmmm....." aku mendengus dengan nafas mulai gak beraturan.

Oh tidak, tangan bang Ucok dengan cepat bergeliriya masuk ke dalam celana hotpant ku. Jari-jarinya mencoba menerobos ke balik celana dalamku. Tanganku terlambat untuk menyusul tangannya. Jemarinya berhasil mencapai area kemaluanku.

"Memeknya berbulu... kemaren itu waktu abang entotdi rumah masih mulus...." ucap bang Ucok.

"Hentikannnn bangggg.... aku gak mau lagiii... hentikannn.....aaaahhhh....." perasaanku tidak nyaman karena bang Ucok terus mengungkit kejadian yang sudah lewat. Richard terus memperhatikan aku dan mencuri dengar apa yang diucapkan bang Ucok.

"Tapi gak masalah buat abang... abang suka memek berjembut apalagi memek cina begini... hehehehe...." ucapan bang Ucok semakin mesum. Jarinya menyentuh bibir vaginaku lalu terasa ada jarinya menerobos masuk kedalam liang vaginaku.

"Aaaaaahhhh.... jannnggaaannnn bangggg.... berhentiiiii...!!! erangku di kala jari yang besar itu terus melasak semakin kedalam rongga vaginaku.

"Berhenti apanya sayangggg.... memek lu udah becek begini minta berhentii.... munafik lu, memek lu butuh kena kontol sayangggg...." ucap bang Ucok sinis. Jemari bang Ucok menemukan dan terus bermain dengan klitorisku, benar-benar geli setengah mati. Tidak lama setelahnya, Aaaaaaaahhhhh....aaaaahhh....." Aku orgasme. Rasanya seperti terbang di awan, setelah sejak pagi birahiku tertunda disalurkan akhirnya dalam mobil ini berhasil dilepaskan bang Ucok dengan permainan jarinya.

"Hehehehe... enak bukannn?! Gimana pulaknya kau bilang berhenti sedangkan memek kau butuh dipuaskan... wanita munafik kau..!!! ledek bang Ucok.

"Kau lihat tangan abang ini, basah gara-gara muncrat memek kau itu...!!! Kau cium dulu bau memekmu ini..." bang Ucok menempelkan tangannya yang sudah penuh dengan cairan cintaku pada wajahku.

"Banggg...!!! Di depan kita sudah sampai ke pasar...." lapor anggota bang Ucok.

"Kalau begitu, nanti berhenti dulu di pasar.... aku mau kencing..." perintah bang Ucok.

"Loh, koq berhenti di pasar saja..?! Jangan habisan waktu kami banggg....!!! protes Richard.

"Kau apa-apaan kau ini...!!! bang Ucok mendorong kepala Richard dari belakang hingga mobil yang dikendarai sedikit bergeser dan akhirnya kembali ke jalur. Aku sempat menjerit terkejut.

"Jangan banyak cakap kau... atau mobil mewah kau kukencingi mau gak...?! ancam bang Ucok dan Richard hanya diam gak berani melawan.

Akhirnya kami tiba di pasar yang pernah kudatangi sebelum hari imlek. Setelah bang Ucok turun, akupun ditarik bang Ucok untuk turun bersamanya. Bang Ucok menarik tanganku mengikuti dia masuk kedalam pasar. Sedangkan, anggota bang Ucok memaksa Richard untuk keluar dari mobil. Dengan diancam sebilah pisau, Richard mengikuti anggota bang Ucok untuk menyusul bang Ucok. Lebih belakang lagi, turut serta tiga anggota bang Ucok yang tadi mengendari sepeda motor mengikuti kami.

Suasana pasar tengah malam sungguh sepi tak ada siapapun dan minim penerangan. Kami berjalan cukup masuk ke dalam pasar dan sampai di sebuah lapak yang terpasang sebuah lampu pijar. Dari bau dan sampahnya, lapak ini tempat berjualan sayur dan cukup luas. Aku dicampakkan sampai terkulai di atas lapak.

"Abang Mau apa kesini....?! tapi katanya mau kencinggg.... koq ke sini...?! tanyaku dalam posisi terbaring. Mungkin dia mau kencing dan aku menunggu di sini. Ternyata...

"Betul sayanggg... abang memang mau kencing di memek lu... hehehehe....!!! katanya sambil melepaskan kaos oblong yang dipakainya sambil mendekat padaku. Sudah pasti bang Ucok ingin memperkosa aku di sini.

Aku membalikan badanku dan merangkak menjauhi bang Ucok. Dengan cepat dia menerkam aku dari belakang. Pakaian tanktopku yang sudah tidak berkancing ditarik dari belakang hingga terlepas melewati tanganku. Braku yang tidak pada posisinya dengan mudah ditarik hingga lepas.

Dalam keadaan terlungkup, bang Ucok menarik paksa celana hotpant dari belakang hingga lepas disusul celana dalamku yang tipis berwarna merah juga dikoyaknya dengan mudah. Masi dalam posisi terlungkup, tanpa menunggu dia dari belakang dia mencumbui punggungku. Diciumnya dari punggung terus turun ke pinggangku dan turun ke bongkahan pantatku.

Kuputar kepalaku ke samping, ternyata dari belakang Richard sedang duduk terpaku sedang menyaksikan aku dikerjai bang Ucok. Di samping Richard berdiri empat orang anggota bang Ucok ikut menyaksikan ketua nya sedang akan menyetubuhi wanita cina sepertiku. Tampak mereka semua sedang tersenyum mesum dan beberapa dari mereka mengelus kemaluan mereka dari luar.

"Ayoooo... terus bangggg...!!! Perkosaaa sampai bonyokkk memeknyaaa...!!! seru salah seorang anggota bang Ucok.

"Kalian tenang dulu di sana... nanti ada jatah kalian...!!! balas bang Ucok ke anggotanya.

Bang Ucok menjilati pantatku.Kedua bongkahan pantatku dilebarkan dan lidahnya menyapu lubang anusku tanpa merasa jijik. Ohhh rasanya enak sekali saat lidahnya melewati lubang anusku. Memang lubang pantatku pernah kemasukan kemaluan lelaki, tapi belum pernah ada lelaki yang mau menjilati. Bang Ucok benar-benar tidak jijik dengan area yang paling kotor dari diriku. Dalam hatiku timbul rasa kagum dan kubiarkan dia menikmati pantatku. Untuk memudahkan bang Ucok, kuangkat pantatku lebih tinggi agar lebih mudah dijilati. Aku sudah tidak peduli lagi bagaimana Richard memandangku sebagai mertuanya.

"Pantat yang mulusss.... abang suka pantat begini udah mulus putih lagi.... hmmm....hhmmmm...." ucap bang ucok meremas bongkahan pantatku dengan keras.

"Aaauuu....Terusin bangggg....oohhhh.....terussss jilatttt...!!! pintaku masih belum puas dijilati bang Ucok.

Bang Ucok terus menjilati pantatku hingga puas. Setelah puas, dia membiarkan aku dalam keadaan nungging dan setia menunggu apa yang akan dilakukan bang Ucok selanjutnya terhadapku. Sedangkan dia berdiri dan menurunkan celananya sehingga keluarlah batang kemaluannya yang tampak hitam perkasa siap digunakan.

"Abang mau pake lubang bool lu... terima kontol abang ini...!!! ucap bang Ucok sembari menancapkan batang kemaluannya yang besar itu ke lubang duburku.

"Uuuuhhh...sempittt lubangnya Lingggg....uuuuhhh....." ucap bang Ucok. "Aaaaaarrrhhh.... pelannnn banggg pelannn... sakitttt bangggg... pelan pelannn.... punya abang kebesarannn.....!!! erangku.

"Bisa masuk Lingggg... tahan dulu sampe abang masukin....!!! ucap bang Ucok

"AAAAAAARRRHHHH....!!!! aku menjerit keras seperti memecah kesepian malam di tengah pasar.

"ANJINGGGG...!!! Sempit kalii lubang boolll lu sayangggg...!!! Kontol abang sukaaaaa...aaaahhh....aaaahhhh.....!!! bang Ucok mengerang kenikmatan dilanjutkan dengan mengesekkan penisnya di lubang anusku. Bang Ucok menyodokku dari belakang. Kedua tangannya memegang pinggangku yang ramping.

"Aaaaahhh....aaaahhh.....sssshhh....aaahhh......ssssshhhhh...." aku mendesis akibat perih bercampur nikmat yang kurasakan.

"Aaaahhhh....aaaaaahhhhhh....aaahhhh...yaaaahhh....uuuuhhhh.... "suara desahan kami saling bersahutan mengaung di tengah keheningan pasar.

"PLOKK...PLOOOKK....PLOOOKKK....!!! diikuti suara tepukan dari pantatku. Kepalaku sesekali kuangkat menikmati sensasi disodok dari belakang.

"Bangggg udah belommmmm....?! tanyaku karena udah merasa lelah disodok terus dalam posisi nungging.

"Belummm... sabar kau !!! Abang belum puassss.....aaaahhh...aaaanjingggg.... enak kaliii gak mau cepat keluarrrr... aaaahhhhh...gilaaaa...!!! erang bang Ucok.

Setelah cukup lama, tiba-tiba bang Ucok mempercepat tempo sodokannya dan menyemburkan spermanya dalam lubang duburku. "AAAAAAHHHH....BANGSATTTTT....!!!! ENAAAAAKK KALI !!!! UUUHHH...!!!

Tubuh bang Ucuk menindikku dari belakang, karena aku ngak kuat menahan berat badannya sehingga akupun terlungkup ditiduri bang Ucok dari belakang. Nafas kami sama-sama gak karuan.

Setelah beberapa saat, bang Ucok bangkit dari tubuhku.

"Oiii.... sekarang giliran kali berempat bersenang-senang sama encik cina ini... gantian biar aku yang jaga si ganteng cina itu...!!! perintah bang Ucok. Sepertinya aku akan dikerjai rame-rame oleh keempat anggota bang ucok.

Para lelaki preman semua bersama melepaskan pakaian mereka hingga telanjang dan satu per satu mendekati dan mengelilingi aku.

Yang pertama sekali berinisiatif menarikku itu si botak yang tadi ikut mobil. Dia duduk bersila dibelakangku dan tubuhku diangkatnya duduk dipangkuannya. Dari belakang kedua tangannya meremas kedua payudaraku yang sudah mengodanya sejak di dalam mobil.

Sedangkan dari hadapanku ada tiga penis lelaki preman yang mendekat. Satu tepat didepan wajahku, dan dua lagi di sisi kanan dan kiri. Lelaki yang didepanku mengarahkan kepalaku untuk menisap penisnya yang sudah tegak berdiri dan berbau air seni. Sungguh menjijikan buatku.

Awalnya aku agak menolak lagipula aku merasa asing dengan tiga lelaki ini termasuk lelaki dibelakangku yang asik dengan payudaraku. Setelah aku berpikir sejenak, ada baiknya kuikuti saja supaya masalah lebih cepat selesai dan segera pulang. Kalau bisa kupuaskan mereka semua sekaligus.

Tanpa berpikir lebih lanjut, kuikuti maunya lelaki yang didepanku untuk mengisap penisnya. Lalu kugunakan kedua tanganku untuk mengocok kedua penis itu. Sementara di belakang, si botak sedang mengarahkan penisnya ke dalam vaginaku dan akupun bekerjasama agar berhasil dimasukkan. Vaginaku sudah becek jadi tidak terlalu sulit lagi untuk dimasukkan kemaluan lelaki. Secara serentak kugunakan semampuku untuk memuaskan empat lelaki sekaligus.

Sembari keempat lelaki preman ini meraut kepuasan dariku, telingaku masih aktif mendengar percakapan bang Ucok dengan Richard yang tampaknya pasrah dalam kondisi ini.

"Hahahaha.... gimana bos liat cici lu dientot rame-rame sama semua anggotaku...??? kedengaran ucapan bang Ucok.

"Dia mertuaku...bukan ciciku...." kata Richard

"Oh anak putri cik Aling itu istrimu bosss....??? anaknya ci Aling kan masi sekolah... masa masih muda begitu udah nikah sama lu bosss...??? tanya bang Ucok aneh

"Bukan yang sekolah itu... tapi anak yang kedua.." jawab Richard

"Ohh anak cik Aling bukan dua rupanya..." kata bang Ucok.

"Anaknya memang cuma dua... istriku itu anak dari mantan suaminya... jadi AiLing itu mertua tiri...." jelas Richard

"Begitu rupanya... eh bosss..... diam-diam kontol kau tegang juga liat mertua lu dientot sama kita oranggg....hahahahaha...!!! ledak bang Ucok tanpa direspon Richard.

"Aaaaaaaaahhhh....enakkkk memeknyaaaa.....yang cinaaaa beda rasaaanyaaa....aaaahhhh....aaaahhhh.....!! ucap bang botak dari belakangku.

"Jangggg..... jago jugaa betina ini isap kontolll.... aaahhh...aaaaaaa...!!! ucap pria di depanku.

"Kocok terussss ciikkkk... lebih kencanggggg kocokkknyaaaaa.....!!!! seru salah seorang pria di sampingku.

"Aaaarrrrrrhhh...aaaaaarrrrhhhhh..... rasainnn pejukuuu ciikkkk aaaaaahhhh.....!!!! terasa ada sesuatu yang hangat masuk dalam liang kemaluanku. Preman botak telah ejakulasi dan merebahkan tubuhnya di lapak. Masih ada tiga lelaki yang harus kulayani.

"Uuuuuhhh....uuuuuuhhhhh.....crrrooottttt....crrrootttt.....!!! dasar sial kata batinku. Lelaki yang kuisap penisnya tiba-tiba menyembutkan spermanya ke mulutku dan wajahku sampe belepotan. Puas dengan isapan mulutku, kepalaku baru dilepas olehnya.

Permainan sempat berhenti sejenak, dua lelaki yang sudah puas meninggalkanku bersama dua lelaki yang penisnya sedang kukocok.

Sepertinya dua lelaki ini tidak terlalu puas dengan permainan tanganku. Aku didorong hingga terbaring, dengan tidak sabaran dia memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Lalu dari samping kepalaku, sebuah penis disodorkan padaku agar kuisap lagi.
Pria dibawahku begitu bernafsu memompa penisnya ke dalam vaginaku hingga akhirnya spermanya kembali tertumpah dalam vaginaku. "Aaaaaaahhhh.....aaaahhhh...... cobain memeknyaaaa rekkk...!!! ucap lelaki yang dibawahku. Mendengar apa katanya, pria yang penisnya sedang kuisap berpindah ke bawah penasaran ingin merasakan vaginaku juga. Setelah satu pria meninggalkanku, kembali sebatang penis memenuhi vaginaku.

"Aaaaaahhhh...aaaaaaahhhhh...betttuuullll banggggg... memek merah muda beginiiii rasaaaaa uuuhhhh....uuuuhhhh.....!!!! ucap pria yang sedang mengenjotlku.

"Aaaaaahhhh....aaaaaahhhh....ooooohhhh.....!!!! sekarang mulutku bebas mendesah karena tinggal pria terakhir.

"AHHHHH......AAAAHHHHH.....OOOUUUHHHH....!!! aku orgasme tapi bukan yang pertama. Sudah berkali-kali aku orgasme, bedanya orgasme terakhir ini aku bebas menjerit nikmat. Kurasakan apa yang dialami wanita dalam filem porno yang kutonton tadi pagi. Malam ini kusalurkan semua hasratku yang tertunda dari pagi bersama para preman di tengah pasar yang sepi.

Mendengar jeritanku, pria yang sedang mengenjotku semakin bersemangat dan mempercepat genjotannya hingga spermanya memenuhi vaginaku. Aaaaaahhhh.... aaaaaaahhhh......!!!!! Tiga sperma lelaki berbeda telah bercampur dalam rahimku. Sangkin banyaknya sperma mereka, selangkangannya ku penuh dengan noda putih sperma yang terasa hangat meleleh.

Tubuhku lelah tergeletak di atas lapak sayur mayur dipandangi sambil ditertawai semua pria preman yang puas menyetubuhiku, kecuali Richard.

"Sekarang lu boleh pulang Lingggg..... jalan pulangnya sudah kuberitahu sama menantu kau yang ganteng itu.... tapi beha dan kolor bekas lu abang bawa aja buat kenang-kenangan ya...!!! kata bang Ucok

Aku mengenakan celana dan pakaianku lalu bersama Richard kembali ke dalam mobil. Aku duduk disampaing Richard. Selama perjalanan kami hanya diam membisu seakan tidak percaya akan kejadian yang barusan terjadi.

Meskipun Richard diam, tapi matanya sesekali aktif melirik kearahku. Kusadari dia melirik payudaraku tanpa bra dan pakaian tanpa kancing, sesekali lirik ke pahaku.

"Lihat jalan Charddd...!!! kataku untuk memecah suasana. Namun Richard tetap diam tidak menjawab apapun sampai kami semakin mendekati rumah.

"Stop dulu di sini...!!! pintaku. Dan Richardpun menghentikan mobil sebelum beberapa meter lagi kedapan kami tiba di rumah.

"Ada apa Maaaa...?! tanya Richard.

"Chard... aku mau nanya sesuatu..." kataku.

"Tanya apa Maa...?

"Kenapa di pasar tadi lu gak nolongi aku...??? tanyaku

Richard terdiam sejenak,

"Aku lihat Mama suka banget di-gangbang sama semua preman itu..." kata Richard

"Apa itu gangbang Chard...?? tanyaku tidak ngerti istilah apa itu.

"Diperkosa rame-rame Maaaa.... bukankah Mama udah pernah dientot juga sebelumnya..." jawab Richard

Kali ini, aku yang terdiam tertunduk karena merasa malu dibilang begitu.

Kulepaskan sabuk pengamanku lalu berpindah naik ke atas Richard. Kupandangi wajah gantengnya yang tampak bengong.

"Malam ini lu udah tahu semua rahasiaku.... dan aku juga sudah tahu rahasiamu.... kita harus saling jaga Chard..." tegasku.
"Iyaaa Maaa....iyaaaa....." jawabnya gugup sesekali bola matanya mengarah ke kedua payudaraku yang tersaji dihadapannya.

"Satu lagi rahasia yang aku tahu malam ini..... lu ingin menyetubuhi aku kannnn....jujur lu ?! tanyaku tegas

"Eeehh..***k koq Maaaa....!! jawab Richard semakin gugup

"Mulut lu bisa bohong sama aku... tapi burung lu gak bisa bohong Chard.... lu pikir aku gak tahu kalau sejak di pasar lu udah sange liat aku diperkosa sama para preman itu.... lu suka kan lihat Mama diperkosa rame-rame begitu... jujur luuu...!!! tegasku. Richard merasa terdesak dengan tuduhanku sehingga memancing emosinya.

"Betuuullll...!!! Betttuuulll Maaa...!!! Tadi itu aku sange liat Mama diperkosa... apa aku salahhh...?! tanyanya balik terbawa emosi.

Di atas pangkuannya Richard melihat aku pelan-pelan lepaskan pakaianku. Payudaraku yang menonjol kuarahkan ke wajahnya. Kedua tangannya bebas meremas sambil menjilati kedua payudaraku. Puting susuku yang sudah keras diisap-isapnya. Tanganku memeluk kepalanya agar lebih tenggelam di antara kedua bukit kembarku. Terasa sekali Richard sedang mengebu-gebu melepaskan nafsunya.

Richard menggeser kursi ke belakang dan menurunkan sandaran agar kami lebih bebas saling melepaskan hasrat. Aku menaikkan kaosnya lalu disambutnya dan melepaskan sendiri pakaiannya.

"Celananya lepasin Charddd..." bisikku. Aku membantu Richard menurunkan celananya dan celana dalamnya. Dalam posisi berlutut di atas perut Richard, dia menurunkan celanaku lalu kulepas sendiri celanaku langsung kelihatan vaginaku. Kini kami sudah sama-sama telanjang

Dalam posisi diatas Richard, aku mencari-cari dimana penis Richard. Aku agak kesulitan karena kabin mobil cukup gelap dan sempit. Setelah meraba area bawah Richard, akhirnya kutemukan batang itu.

Waktu kugenggam penis Richard, rasanya agak beda dengan milik preman-preman tadi. Baru kusadari bahwa penis Richard tidak disunat seperti milik suamiku. Ukurannya pun agak kecil dibanding milik preman pasar. Hatiku agak kecewa tapi ini sudah terlanjur dimulai. Kumasukkan sendiri penis Richard kedalam vaginaku.

"Aaaaaaahhhh...." Richard mendesah saat penisnya berlabuh di vaginaku.

"Chard... mulai malam ini panggil saja aku AiLing...." kataku.

"Kenapa Maaa...?! tanyanya.

"Burungmu sudah masuk ke punya aku... jadi hubungan kita bukan lagi menantu dan mertua... semua milikku sudah pernah lu rasakan...." kataku mulai mengoyangkan pinggulku.

"Enakkkk Lingggg..... aaaahhh.....aaaahhhh...." desah Richard.

"Kalau enakkk nikmati sayangggg....nikmati punyakuuu....." kataku menyemangati Richard.

"Emang punya Erika gak enaaakkk Charddd...? tanyaku

"Bukannn gak enak sihhh... tapi punya Ai Ling agak bedaaaa.... kontolkuuu rasanya diisap punyaaa Mamaaa...eeehhh Ailinggggg.....aaaahhh...aaaaahhhh....nikmattt banget..." ucap Richard. Aku makin semangat memberi kenikmatan buat Richard. Aku semakin bangga dengan diriku yang sanggup memuaskan birahi para pria. Richard pria keenam yang kulayani hari ini.

"Lingggg aku udahhh gak tahaaannnn.....aaaahhh...aaaahhhh....!!! erang Richard

"Keluariinnn ajaaaa Chardddd.... " kataku.

"Keluarinnn di dalaaammmm...aaaahhh....aaaahhhh....!!!??

"Yaaaaahhhh.... keluarrrinn ajaaaa di dalllaaammmm..."

"Aaaaaaaahhhhhhhh....aaaahh....aaaahhhhh....sudaaaahhh Linggggg....!!!! Richard ejakulasi kedalamku.

"Tahuuuu Charddd....akkuu tahuu....aaahhh...aaaahhh...."

Untuk beberapa saat dalam keadaan telanjang kami berbaring dalam mobil sambil berpelukan bagaikan sepasang kekasih. Setelah kami mulai sadar kalau waktu sudah menunjukkan hampir pukul 3 pagi. Kami buru-buru mengenakan kembali pakaian dan pulang ke rumah yang hanya berjarak beberapa meter saja.

Sesampai di rumah, Richard jalan mengendap-endap masuk ke kamar tamu. Untung Erika sudah tertidur nyenyak. Begitupula aku yang mengambil sedikit waktu untuk membersihkan tubuhku setelah dinodain banyak pria. Setelah bersih, dengan segera kuteguk ramuan tradisional ki Jarwo agar tidak sampai hamil oleh banyaknya sperma yang masuk ke rahimku.

Sesampai dikamarku, di ranjang suamiku tampak ketiduran lelap akibat mabuk alkohol. Kukenakan pakaian tidurku yang nyaman lalu ikut tidur di samping suamiku. Terbayang olehku kejadian yang barusan terjadi malam ini bersama Richard.

Kasihan Richard, siapa sangka kalau usia pernikahannya yang masih muda ternyata begitu hancur. Padahal di luar mereka tampak begitu mesra. Dapat kusimpulkan bahwa kekayaan dan penampilan yang cantik dan tampan tidak menjamin kebahagiaan dalam pernikahan. Tampak dari rekaman CCTV dari handphone Richard, Erika menyerahkan tubuh indahnya buat supirnya yang secara status tidak sebandang dengan Richard. Sebagai sesama wanita, aku memahami kondisi Erika setelah tadi sempat bersetubuh dengan suaminya. Mungkin supir pribadinya lebih perkasa dibanding dengan suaminya dalam urusan kepuasan. Begitulah wanita yang secara lahir maupun batin harus terpenuhi.


Besok rencananya mereka akan pulang ke rumah, semoga mereka baik-baik saja. Timbul niatku untuk menunda kepulangan mereka, apakah mungkin ?

Suasana imlek belum berlalu, siapa lagi besok akan datang ke rumah ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd