Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Ayo update suhu. Abis makan daging kurban nih. Gairah udah bener-bener memuncak.

Edisen/Rizal pasti dapet daging kurban dari temen-temen pribuminya yang solid itu. Ayo Sen habis makan daging kurban hajar Mama lu habis-habisan pake kontol baru lu yang udah disunat sampe luber-luber peju lu di Memeknya Mama :konak:
 
Ayo update suhu. Abis makan daging kurban nih. Gairah udah bener-bener memuncak.

Edisen/Rizal pasti dapet daging kurban dari temen-temen pribuminya yang solid itu. Ayo Sen habis makan daging kurban hajar Mama lu habis-habisan pake kontol baru lu yang udah disunat sampe luber-luber peju lu di Memeknya Mama :konak:
piton kobra anakonda belum di update bro suhu 🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍 :pandaketawa: :pandaketawa: :pandaketawa: :coli: :coli: :coli: :nenen: :nenen: :nenen: :tegang: :tegang:
 
Bimabet
29 - Ci Velin yang Malang

MEMHTQY_t.jpg

Ci Erika


MEK4BR2_t.jpg

Rizki

MEKRNGF_t.jpg

Ci Velin

MEKQMW3_t.jpg

Mama

MEMBQQK_t.jpg

Rizal

Sudah sebulan ci Erika tinggal bersama kami. Kehadirnya di rumah sangat membuat kami tidak nyaman terutama Mama. Sikap ci Erika seperti seorang majikan di rumah ini. Dia bahkan kurang bisa menghormati Mama mungkin karena Mamaku adalah ibu tirinya. Kadang ci Erika bicara dengan Mama dengan nada yang sangat arogan. Untung Mama orangnya penyabar sehingga tidak mau bertengkar dengan ci Erika. Aku tahu Mama sebenarnya tertekan dengan kehadiran ci Erika di rumah. Apa bole buat karena ci Erika adalah anak kandung Papa juga.

Ci Erika sangat bangga dengan Mama kandungnya meskipun sudah cerai dengan Papa. Sesekali ci Erika bisa pergi menjenguk Mama kandungnya tanpa sepengetahuan Papa. Memang rumah Mamanya tidak terlalu jauh dari tempat kami, hanya sekitar satu jam perjalanan. Kebetulan hari ini ci Erika hari ini sedang berada di rumah mama kandungnya sampai sekarang belum pulang.



Hari ini ci Velin tidak bisa bantu mama di toko karena ada tugas kelompok lagi. Seperti biasa mereka mengerjakan tugas itu di rumah Rizki. Terpaksa aku yang harus membantu mama di toko. Sore nya sepulang dari toko, aku mampir ke rumah om Faiz tapi ternyata om sedang tidak ada. Di ruang tamu ci Velin dan teman2nya baru saja selesai dengan tugas kelompok pelajaran sekolah.

Di sana selain ci Velin, ternyata ada Fitri pacarku, juga ada Anissa bersama pacarnya. Ci Velin dan Fitri sudah cukup dekat sebagai teman sekelas. Berbeda dengan Anissa hanya sibuk bermesraan bersama pacarnya selagi ada kesempatan. Mereka tidak segan untuk berciuman di depan teman-teman lain. Setelah Fitri puas ngobrol dengan ci Velin sebagai teman, kini Fitri mengajakku untuk ngobrol. Di sela-sela aku ngobrol dengan Fitri, kulihat ci Velin duduk sendiri sambil bermain handphone karena setahuku ci Velin sudah putus dengan Rizki. Tapi melihat ci Velin yang duduk sendiri, si Rizki pun mencoba mendekati ci Velin.

Usaha Rizki memang tidak sia-sia. Ci Velen mulai terbuka dengan kehadiran Rizki yang mencoba merayunya. Ci Velin pun mulai berani memukul pundak Rizki ketika digombal maupun becanda. Baik juga kalau ci Velin masih bisa kembali menjalin hubungan pacaran dengan Rizki.

Disudut lain, Anissa dan pacarnya Pratama sudah bertindak lebih jauh. Mereka sudah cumbu-cumbuan sampai kancing serangam sekolah Anisa sudah terlepas. BHnya yang berwarna krem udah keliatan.

Melihat situasi ini Fitri merasa tidak nyaman karena dia memang cewek berjilbab yang baik-baik. Dia mengajakku untuk meninggalkan mereka. Akupun mengikuti permintaan Fitri lalu membonceng dia jalan berkeliling lalu pulang. Kucoba mengajaknya untuk mampir ke rumahku tapi dia menolak karena dia sudah gak pulang dari sejak pagi. Nanti orangtuanya mengkuatirkan dirinya, maka akupun mengantar dia pulang ke rumahnya lalu akupun pulang.

Sudah pukul 9 malam tapi ci Velin belum pulang. Kutelepon ke HPnya tapi tidak dijawab. Mama menyuruhku untuk mencari ci Velin siapa tahu dia dalam bahaya. Akupun kembali kerumah om Faiz untuk menemukan ci Velin. Kutekan bel rumah om Faiz beberapa kali tapi tidak ada yang membuka pintu. Hingga akhirnya setelah 5 menitan ada yang buka pintu, tapi anehnya yang buka pintu adalah si Pratama pacar Anissa.

Setelah aku masuk ke dalam ternyata mereka sedang bersenang-senang di ruang tamu. Annisa sedang digenjot oleh Rizki di sofa, sedangkan ci Velin sedang terbaring kelelahan tanpa busana karena baru saja selesai digenjot Pratama.

"Senn.. ternyata memek cici lu enak juga ya...hehe..." kata Pratama.

"Kalian apakan ciciku... hah..?! kataku terbawa amarah.

"Kami entot Sennn... sampe dia minta ampun....hahahaha..." kata Pratama. Kutatap wajah ci Velin yang memperlihatkan ekspresi sedih. Pikiranku menyimpulkan bahwa dia pasti dipaksa untuk melakukan semua ini.

Dengan amarah kudorong si Pratama untuk mengajak berantam namun dia juga membalas dengan mendorongku. Melihat aksi dorong mendorong diantara kami maka ci Velin dalam keadaan telanjang menarik tanganku. Begitupula si Rizki menghentikan penetrasi pada Anissa lalu menarik tangan si Pratama.

"Heiii Sennn.... kami udah puas ngentot sama cici lu..cepat lu bawa pulang aja..." kata Rizki.

"Apa maksud lu Rizz...!!!! kataku marah sambil mau melangkah mendekati Rizki, tapi ditahan oleh ci Velin.

"Senn....lu jangan sok jagoan...jangan mentang-mentang Papaku anggap lu jadi anaknya, trus lu jadi berani sama gw...." tegas Rizki

"Emang kenapa? Sirik lu..? balasku, tapi Rizki terdiam kesal tanpa berani mengajakku berantem.

"Rizz... kita hajar aja ini anak...biar kasi pelajaran dulu.." kata Pratama

"Gak bisa bro... kalo ketahuan bokap gw berantem sama tuh anak bisa2 gw kena hajar...lu tahu sendiri bokap gw kalo marah itu gimana...." kata Rizki dengan suara pelan karena tidak mau kedengaran olehku.

"Udah deh lu pulang aja... jangan sampe lu berdua gw usir dengan cara kasar..." kata Rizki.

"Jadi lu mau apa..?! kataku masih mau balas tapi ci Velin mendesakku untuk pulang saja. Setelah ci Velin memakai bajunya kembali, kamipun meninggalkan rumah om Faiz.

Satu-satunya yang tidak senang om Faiz mengangkatku menjadi anaknya adalah si Rizki karena merasa tersaingin. Walaupun tidak senang dia tidak berani bertindak lebih jauh terhadapku karena om Faiz tidak suka kami berantem. Tadi seharusnya aku juga tidak boleh mengajak Rizki untuk berantem, kalau sampai kami berantem, om Faiz juga akan marah besar terhadapku.

Selama perjalanan ci Velin hanya diam tidak berani berkata apapun kepadaku. Sesampai dirumah dia langsung berjalan masuk ke kamarnya. Mama bertanya padaku apa yang terjadi. Aku bilang "tidak tahu" dan ku suruh Mama langsung saja bertanya kepada ci Velin. Mamapun masuk ke kamar ci Velin disusul juga olehku.

Ci Velin sedang menangis sambil tidur terlungkup di ranjangnya. Mama duduk disamping ranjang menanyakan ada apa dengan dirinya sampai dia menangis. Sepertinya ci Velin sungkan mau ngomong ketika melihatku ada di kamar juga. Mamapun menyuruhku untuk keluar lebih dulu supaya ci Velin leluasa untuk bicara. Maka akupun keluar dari kamar lalu menutup pintu. Namun aku penasaran dengan apa yang akan diceritakan ci Velin, maka aku menempelkan telingku ke pintu untuk mencuri dengar.

Mama: "Ada apa Lin...? Bisa cerita ke Mama..?"

Velin: "Velin malu Ma kalo cerita ke Mama..."

Mama: "Malu kenapa ?! Aku ini Mama kamu bukan.. kenapa Velin harus malu sama Mama...?! "

Velin: "Iya Maaa..." (setelah itu Velin terdiam cukup lama)

Mama: "Ayo dongg cerita ke Mama..."

Velin: "Tadi Velin ngeseks sama Rizki, tapi abis itu si Pratama juga datang mau ngajak aku main...."

Mama: "Loh trus... kamu mau ?!"

Velin: "Jujur Velin sih cuma maunya sama Rizki, tapi koq si Pratama ikut-ikutan..."

Mama: "Nah itu salah lu sendiri Linn... kenapa lu pertama diajak sama si Rizki lu mau aja??

Velin: "Maaaa... aku sange banget Maaaa... "

Mama: "Emang Velin gak bisa menahan diri..?"

Velin: "Gak bisa Maaa.. Velin udah pengen bangettt...!!!"

Mama: "Sekarang Velin ini masih belum menikah, jadi harus bisa nahan diri sayanggg..."

Velin: "Gak bisa Maaa... kalo Velin lagi pengen gimana donggg...?!

Mama: "Iya Mama mengerti... wanita juga punya gairah... Mama akui kalo gairah Mama juga tinggi, tidak heran kalo Velin juga begitu...tapi daripada Velin disakiti sama cowok lebih baik Velin puasin pake cara sendiri..."

Velin: " Gimana caranya Maaa...??"

Mama: " Pake tangan Velin sendiri..."

Velin: "Ajarin dong Maaaa..."

(Setelah diam beberapa saat)

Mama: " Begini sayangggg....aaahhhh.....aaaahhhh.....aaaahhhh.... "

Mama: "Lepasin saja semua... terus jariku masukin ke sebelah sini sayanggg... coba liat punya Mama...."

"Aaaahhhh....aaahhhhh....aaaaahhhh..." Ci Velin mendesah

"Enak sayanggg...?! kalo enak terusin ajaaaa....." kata Mama.

"Iya Maaaa...aaaahhh...aaaahhh....enakkk Maaaa..." desah Ci Velinn

Kira-kira 15 menit kemudian, aku penasaran dengan apa yang Mama lakukan, kubuka sedikit pintu kamar lalu kuintip.

Kulihat Mama sedang membantu ci Velin mencolek memeknya diatas ranjang. Ci Velin sudah tidak pakai baju duduk sambil membuka lebar memeknya, sedangkan Mama sudah melepaskan celana dalamnya hanya mengenakan tanktop tanpa bra. Mama memberikan contoh gimana cara mencolek memek.

"Iyaaa sudah benar...gitu sayanggg...terusin aja sampai Velin benar-benar puasss..." kata Mama melihat ci Velin sudah mencolek memeknya dengan benar.

"Iya Maaaa... aaaahhhh...aaaahhh...hhhmmm..." desah ci Velin sambil memejamkan matanya.

Wow...ku lihat Mamaku dan ciciku sedang berusaha meraih kenikmatan dengan tangan mereka masing-masing. Menyaksikan pemandangan ini membuatku terangsang sekaligus merasa kasihan dengan dua wanita ini. Betapa mereka haus akan kepuasan seksual yang tidak bisa diperoleh dari lelaki yang seharusnya memberi mereka kepuasan itu. Papa tidak sanggup memuaskan Mama dan ci Velin disakiti mantan pacarnya. Sungguh kasihan kedua wanita yang sedang larut dalam birahi mereka.

Kuberanikan diri untuk masuk kedalam kamar ci Velin. Walaupun mereka terkejut dengan kehadiranku tapi mereka tidak berhenti mencolek memek mereka.

"Sennnn...jangan kesini dulu... cici lagi gak pake baju... kamu keluar dulu...." kata Mama.

"Ngakk apa Maaaa.... biarin sajaaa..." kata Ci Velin sambil colmek.

"Gak malu diliat sama adek lu Linnn...?! tanya Mama.

"Gak Maaaa....jujur kami udah pernah...." kata ci Velin

"Oh Yaaa?!! kenapa baru bilang sekarang....?! kata Mama

"Sorry Maaaaa!!!! kata ci Velin

"Ya udah kalo gitu.. Mama juga ngaku sama Velin deh, kalau Mama juga sudah pernah sama Asen..." kata Mama.

"Benarkah Maaa...?!! ucap ci Velin.

"Iya sayangggg... kalo gitu Asen lu kesini sayanggg... bantu cici lu dulu... kasihan dia butuh kepuasan Senn....cepat lepasin baju lu semua..." kata Mama lalu ku lepas semua pakaianku sampai kontolku yang sudah berdiri kokoh keluar dari sarangnya.

"Waaaahhhh...Sennn burung kamu koq jadi hitam besar gitu sayangggg...?! kata Mama terkejut.

"Gak usah banyak nanya Maaa... aku mau puasin ci Velin dulu..." kataku.

Kutidurkan ci Velin ke ranjang tanpa basa basi kucelupkan kontolku ke dalam memek ci Velin.

"AAAAARRRRHHHHH....!!!! jerit ci Velin saat kontolku masuk ke memeknya.

"Kenapa cieee..? tanyaku.

"Sakittt banget Sennn... kontol lu koq jadi besar gituuu...? Dulu rasanya gak sakit gini...!!! kata ci Velin

"Hehehe.. lu enjoy aja sama kontol adek lu ini... " kataku sambil mulai mengerakkan kontolnya.

"Ooooooohhh Sennnnn... pelan-pelannnn... sakitttt...!!! ucap ci Velin.

Memek ci Velin terasa mengapit kontolku. Rasanya beda dengan pertama kali aku mengenjot dia di tempat ini juga. Kali ini memek ci Velin rasanya lebih nikmat dari sebelumnya.

"Aaaaaahhh...aaaaahhh....enakkk Sennnnn....terusssinnnn aaaahhhhh...aaaahhhh....."

Tiba-tiba aku berhenti. "Sennnn...kenapa berhenti...terusin donggg.....? tanya ci Velin.

"Tolong jangan panggil aku Asen lagi. Panggil aku Izal...!!!!" tegasku

"Koq gitu ?! tapi terserah lu deh Sennn... Ehhh...Izalll... tolong juga puasin cici lu ini...tolongggg...!!! pinta ci Velin. Kuterusin genjotanku dengan tempo yang makin cepat.

"Aaaaahhhh....aaaaaahhhh....iyaaaa...Seeennnn...eeehhh...Zaallllll...!!!

Sambil kugenjot ci Velin ku lirik ke Mama. Ternyata Mama memperhatikan kami sambil mengelus memeknya dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang lain masuk ke dalam tanktopnya yang ketat meremas payudaranya.

"Oooohhhh...cici mauuu keluarrrrr....oooohhhhh.....!!!!!

"AAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH.....aaaahhhh.....aaaaahhhhh.....!!! ci Velin mencapai klimaks dengan nafas yang tersengal-sengal. Kontolku serasa disedot oleh memeknya.

"Kamu belum mau keluar sayanggg...?" tanya Mama mendekatiku

"Belum Maaaa... ini belum apa-apa..." kataku

"Kalo gitu sekarang giliran Mama yaaa...." kata Mama sambil melepaskan tanktop.

"Sini Maaaa....Rizal puasin Mama..." kataku.

"Rizal baring samping ci Velin... biar Mama naik ke atas Izal aja..." pinta Mama sambil mendorongku pelan agar aku terbaring ke ranjang. Kemudian Mama mengenggam kontolku lalu mencelupkan kedalam memeknya yang sudah basah.

"Aaarrrhhhhhh...!!!! penis lu besar sayangggg....!!!! kata Mama

"Ini kontol Maaaa....!!! kataku

"Iya sayanggg...kontoll Izal besarrrr...Mama sukaaaa..." kata Mama mulai mengoyangkan pinggulnya.

"Ooooohhhh....oooohhhhh....Zalllll...."

"Apaaa Maaaa...?!" kataku

"Mamaaaa.... sukaaaa kontolll Izalllll....enakkk zalll... aaaahhhh....aaaahhhhh....aaaahhhh...."

Memek Mama juga terasa beda dengan yang sebelumnya, terasa lebih sempit. Bahkan Mama semakin terlihat semakin liar. Nafsunya semakin menjadi-jadi seperti wanita yang haus seks. Aku jadi teringat dengan kata-kata lelaki pribumi yang pernah menyetubuhi Mama, kalau Mama ini benar terlihat seperti "lonte". Tidak berniat merendahkan Mama tapi aku tidak bisa membohongi apa yang terlihat di depan mataku. Goyangan Mama seperti pelacur yang tahu memuaskan pelanggannya. Kontolku benar-benar terasa nikmat berada digesek liang vagina Mama.

Goyangan Mama begitu kencang sampai buah dadanya bergoncang keatas bawah.

"Remas tetek Mama sayangggg....yang kuattt..." kata Mama sambil mengenggam tanganku lalu diletakkan di buah dadanya yang masih kencang diusianya yang sekarang.

"AAAAAAAAAAHHHHHHH........AAAAAAAAAHHHHHHHHH........!!!!! Mama juga mendapatkan puncak kenikmatannya.

"Mama udah keluar sayanggggg.... " kata Mama

"Izal bentar lagggii Maaaa... sekarang gantian Izal yang diatas....ayo Maaaa...!!! kataku sambil memutar tubuh Mama, kini aku yang menindih tubuh Mama yang masih mulus namun sudah bercucuran keringat. Tanpa berlama-lama aku langsung menggenjot Mama dengan kecepatan penuh. "Uuuuuuhhhh.....uuuuuhhhhh...."

"Lu kuat banget sayangggg...." puji Mama

"Maaaa... aku bukan Asen yang dulu lagi Maaaa...." kataku

"Iyaaa sayangggg.... Mama lihat lu udah dewasa sekarangggg.....aaaahhhh.....aaaahhhh...." kata Mama sambil kugenjot.

"Bolehhh kumasukin ke dalam ga Maaaa....? tanyaku

"Jangan sayangggg.... kalo Mama hamil nanti kita bisa repot sayanggggg...aaaahhh......aaaahhh...." kata Mama

"Zaaaaalllll lu udah mau sampe blummm... Mama mau keluar lagiiii....aaahhhh....aaaaahhhh...."

"Keluarinnnn aja Maaaaaa......tar Izal nyusull ke luarrrr....!!! kataku

"AAAAAAAAAHHHH....AAAAAHHHHH.....Iyaaaahhh Mamaaaa keluarrr...enakkk bangettt sayangggg....!aaahhhh....aaahhhhh....!!!

Walaupun Mama sudah klimaks tapi aku tidak menghentikan genjotanku sampai akhirnya aku menyemburkan spermaku ke payudara Mama.

"Ihhhh banyak banget air mani lu...." kata ci Velin

"Aaaaahhhh... Ini buat lu...." kataku sambil menyemprotkan sedikit sisa sperma ke wajah ci Velin.

"Jorokkk bangetttt...." kata ci Velin

"Jorok kepala lu... awas lu bunting kena sperma ku ini cii...." kataku

"Takut ahhhh....hehehehe.." canda ci Velin

Akupun membaringkan diri diantara ci Velin dan Mama diatas ranjang yang sempit ini, karena ranjang ini single bed. Mama mengenggam kontolku sambil dikocok, sedangkan ci Velin bermain dengan putingku sambil dijilat. Kami bertiga berbaring di ranjang yang sempit ini sambil bercanda.


"Sennn... lu ini udah beda banget dengan yang dulu...." kata ci Velin

"Iya sayanggg... sekarang kontol lu makin besar trus badan lu juga makin berotot looo..." kata Mama menambahkan.

"Iyaa Velin juga ngerasa gituu Maaa... trusss si Asenn makin item aja sekaranggg...hahahaha..." ledek ci Velin

"Itu karena dia kerja di bengkel nya om Faiz....tiap hari jemur matahari....tapi ngak apa Senn... ini baru namanya lelaki...harus kerja keras seperti kata Bapak angkat lu itu si om Faiz...." jelas Mama

"Tapi jujur... Velin ngerasa Asen udah bukan seperti adek aku lagi dehhh.... apalagi namanya sekarang udah berubah jadi Rizal..." kata Velin

"Betul Linnn... Mama juga merasa Asen bukan anak kecil lagi... Mama juga merasa Asen udah seperti lelaki dewasa... Mama kagum sama lu looo Sennn...!!! puji Mama

"Apaan sih kalian ini muji-muji aku terus... masih pengen yaaa...?! hehehee...." ku coba ajak mereka untuk ngentot lagi.

Lama kelamaan rasanya tidak nyaman karena ranjangnya terlalu kecil untuk memuat tiga orang.

"Siapa takut Rizallll si perkasa...!!!! Asal lu masih kuat layani Mama sama adek lu aja...." Mama menantangku.

Mama mengajak kami tidur di kamarnya. Sesampai di kamar Mama dan ci Velin berebutan kontolku ini. Di sana sepanjang malam kami masih mengulang beberapa kali permainan sampai Mama dan ci Velin terpuaskan.

Keesokan harinya, ci Erika pulang dari rumah Mama kandungnya. Malam harinya Mama bertengkar dengan ci Erika karana ucapannya membuat Mama sakit hati. Ci Erika suka membandingkan Mama dengan mama kandungnya lewat omongannya. Akibat pertengkaran itu Mama secara tidak sengaja mengatakan:

"Kalau lu tidak senang tinggal dengan mama tiri lu di sini, silakan pulang saja ke rumah mama kandungmu...!!!!

Ucapan itu juga melukai perasaan ci Erika, sehingga malam-malam ci Erika nekat mau pulang ke rumah mama kandungnya.

Namun sebenarnya dia takut juga berangkat jalan malam-malam begini bersama supirnya, maka dia minta aku untuk menemani dia berangkat ke rumah mama kandungnya kemudian rencananya dia akan menyuruh Ipul supirnya untuk mengantar aku pulang kembali.



Apakah aku harus ikut bersama Ci Erika atau kubiarkan saja dia pergi sendiri ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd