Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

bukan ente bro, tuh si razor tuh..............
btw ceritanya kocak bro tp jangan lupa sex scene-nya

satu lagi, sering update sampe tamat
 
KEJUTAN


Yah berhubung sudah terlanjur jemput Hesti, biarpun salah orang, dari pada harus pulang dengan rasa malu yang teramat sangat, terpaksa rencana ke Kaliurang harus diganti menuju tempat yang lebih dekat. Agar aku tidak berlama-lama dengan si kopi pahit ini. Cukup aku ajak makan saja dan habis itu ditinggal pulang. Ya hitung-hitung beramal, lagian aku juga bingung menghabiskan uang ribuanku yang gak kepakai.

Aku ajak dia makan di Warung Steak yang ada di daerah Samirono, jadi kalau dia menceritakan hal itu kepada si Bidadari kan aku gak perlu malu karena dia aku ajakin makan di tempat elite, meskipun sebenarnya aku gak tau makanan seperti apa Steak itu.

Waktu berjalan begitu lama saat aku jalan dengan si Kopi pahit, pengen rasanya segera mengantar dia pulang. Dia begitu banyak bercerita tentang kegiatannya sehari-hari, Yang sebenarnya aku gak begitu ngerti apa yang dia omongin. Tapi ya sudah lah, anggep aja jadi pendengar yang baik.

Sesampainya di tempat makan Hesti memesan Sirloin Steak sedangkan aku memesan Tenderloin Steak yang sebenarnya aku juga tidak tau makanan apa itu, namun karena namanya yang cukup keren maka aku pesan saja.

Makananku telah diantarkan ke meja, saatnya untuk makan, namun aku tunggu beberapa waktu, kenapa nasinya belum diantarkan. Dan disebelah Tenderloin hanya ada garpu dan pisau, tidak ada sendok. Jadi gimana cara makannya ini, masa iya aku harus makan pakai tangan. Hesti sudah mulai memakan hidangannya, aku amati cara dia makan. Dan aku baru tau ternyata daging sapi yang ada didepanku ini harus di potong dan selanjutnya kita makan dengan garpu. Tapi nanti dulu, jadi aku membayar mahal makanan ini tidak dengan nasi?. Mana bisa aku kenyang jika harus makan tanpa nasi. Dasar makanan yang aneh.

Aku sms Anas agar dia menelpon aku dan memintaku segera pulang. Karena sepertinya itu alasan yang sangat masuk akal agar aku bisa segera mengantarkan si Kopi Pahit pulang dan segeranya menyelesaikan kencan teranehku ini. Meskipun mukaku tidak terlalu tampan, tapi aku termasuk lelaki pemilih, tidak lantas aku akan menerima semua wanita dekat denganku. Karena bagiku lebih baik aku bermain dengan "Tante Rosa" dari pada aku harus secelup dua celup dengan si Kopi pahit ini.

"Peliku obah-obah..oh.***wukku megap-megap..oh" suara ringtone Hp ku tanda ada panggilan masuk

Ternyata benar tak lama telp dari Anas sudah masuk, Anas memintaku segera pulang karena di Kampungku akan ada acara. Ya dengan alasan itu tentunya aku dengan mudah bisa segera mengantarkan pulang si Hesti.

Aku segera menuju kasir, untuk kali ini penjaga kasir tidak membuatku jatuh hati, karena hatiku sudah tertambat kepada kasir Kantin di Kampusku. Lagi pula kasirnya cowok sih, dan sampai saat ini aku belum terlalu tertarik dengan cowok kok.Sumpah

"Jadi berapa mas?."

"79.500 mas."

"Ini uangnya mas, ambil aja kembaliannya" Kataku sambil menyerahkan 4 lembar uang 20 ribuan.

Haduh ternyata aku harus membayar mahal makanan yang aku makan, padahal aku sama sekali tidak kenyang. Bagaimana aku bisa kenyang jika hanya memakan daging sekecil itu, ditambah lagi makannya gak pakai nasi lho, jadi cuma makan daging pakai saos. Kalo cuma masakan seperti itu aku juga bisa buat. Tau gitu mending tadi si Hesti aku ajakin makan di Pecel lele deket kampus aja, 30 ribu udah bisa berdua sama-sama pakai daging juga. Pas rasanya kalau ajakin orang model Hesti ke Pecel Lele nan, karena dilihat dari muka Hesti yang lebih mirip dengan ikan Nila bakar.

Di sepanjang perjalanan pulang aku berpura-pura menanyakan nama-nama pelayan yang ada di Kantin kampus. Dia bercerita banyak tentang mereka. Yang biasa memasak makanan itu bernama Nisa, sedangkan yang menjadi kasir itu bernama Janah. Dan akhirnya aku tau siapa nama Bidadariku. Akhirnya diantara beribu cobaan dan siksa yang aku dapatkan akhirnya aku mendapatkan setetes embun di Padang pasir. Nyes banget rasanya.

Janah, ya Janah, paling tidak hari ini aku tau namanya, dan aku tau jika yang sering berkomunikasi dengan aku bukanlah Bidadari yang aku puja. Melainkan si Kopi pahit tanpa gula Hesti.

Semakin lama bersama si Hesti, semakin cepat pula aku ingin pulang. Ini orang sepertinya butuh ditambahi bawang merah, bawah putih, cabe, gula pasir, garam, micin dan jangan lupa dikasih sedikit air biar rasanya sedikit sedap. Karena jika terus-terusan seperti ini bisa dipastikan aku gak bakal bertahan lama deket-deket sama dia.

Sesampainya di Kost Hesti aku segera pamit pulang, meskipun aku ditawari mampir dulu oleh dia karena Kost nya lagi sepi. Aku tidak mau membayangkan yang tidak-tidak terhadap dia, dan jangan sampai kejadian yang tidak-tidak bersama dia. Sumpah rasanya akan sangat memalukan jika ada temenku yang tau jika aku berjalan dengan ini orang. Pasti aku akan jadi bahan olokan mereka lagi. Bukan karena dia penjaga kantin lho ya. Catet deh, aku gak pernah malu kok jalan sama penjaga Kantin, apa lagi kalo sampai bisa jalan sama Janah, seluruh temenku juga bakal aku kasih tau kalo aku jalan dengan cewek semanis Janah. Namun ini beda kasus, aku berjalan dengan kopi pahit hitam tanpa gula. Apa kata dunia nantinya jika mereka sampai tahu.

Aku meluncurkan si Dolmen, kearah rumah Anas, sekalian untuk mengembalikan sandal dan juga jumper yang tadi aku pinjam. Jl Kaliurang yang padat merayap membuatku cukup berjalan santai, lagian aku tidak perlu tergesa-gesa, toh muka Anas tetap saja seperti onggokan sampah meskipun aku cepat sampai ke rumahnya.

"Gimana kencanmu ple?" tanya Anas

"Luar biasa dong, Slamet." sombongku

Aku bercerita panjang lebar tentang kencanku kepada Anas, tentu saja aku tambahi dengan bumbu-bumbu kebohongan. Karena pasti akan sangat tensin jika Anas tau kejadian yang sebenarnya. Pasti satu kampung juga akan tau tentang masalah ini, karena mulut Anas laksana TOA masjid yang digunakan untuk memberi pengumuman di Kampungku.

Semenjak aku pulang berkali-kali Hesti sms ke aku, baik menyuruhku untuk berhati-hati dijalan, menanyakan aku lagi apa, sudah makan apa belum dan lain-lain. Namun semuanya tidak ada yang aku bales. Toh bukan dia orang yang aku maksud, dari pada aku memberikan harapan palsu buat dia, mendingan aku sudahi dari sekarang.

Selepas Isya aku ajak Anas untuk maen ke angkringan mbak Maya, hitung-hitung untuk mencari angin dan sekaligus cuci mata. Setelah tadi melihat kopi pahit, sekarang sudah saat nya mata ini mendapatkan penawar racun dari kelapa gading milik mbak Maya.

Seperti biasa aku memesan Susu coklat hangat milik mbak Maya. Jangan berpikir aneh-aneh dulu deh, maksudnya susu coklat buatan mbak Maya lho. Aku perhatikan semakin lama mbak Maya semakin menggoda. Kali ini dia memakai kaos ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sebenarnya aku sih kuat aja, cuma "adikku" ku ini yang kadang-kadang tidak kuat iman kalo lihat yang begituan.

Aku perhatikan mas Parmin belum pulang dari bekerja, biasanya kalau mas Parmin pulang maka dia akan membantu mbak Maya untuk menjaga angkringan. Karena mas Parmin tidak ada aku sms mbak Maya, barangkali iseng-iseng berhadiah yang enak-enak. Tentu saja tanpa sepengetahuan Anas si Kupret.

"Hari ini mbak Maya manis sekali" sms ku ke no mbak Maya

Tidak ada balasan dari mbak Maya, tapi dia lalu bercermin dan senyum-senyum sendiri. Dasar orang yang aneh.

Sampai aku pulangpun sms ku tidak juga dibalas oleh dia. Apa memang begitu burukkah diriku, padahal dewa unyu sudah bersemayam dalam tubuh ini sejak lama, namun tetep aja gak ada cewek yang kecantol dengan muka pas-pas an ini.

Baru aja aku merebahkan badan di kasur tercintaku ketika ada sms masuk dari mbak maya.

"Kamu ini met, beraninya godain istri orang." balas mbak Maya

"Aku gak godain kok mbak, cuma sedikit memuji aja."

"Kamu gak takut aku laporin mas Parmin, kemaren matamu kurang ajar, sekarang berani godain."

"Mas Parmin kan gak ada mbak, jadi kan gpp sekali-kali aku godain..hehehe."

"Besok jam 3 kamu ada acara Met?"

"Gak ada mbak, piye?" jawabku penuh kemenangan.

Yes, akhirnya aku bisa segera merasakan kelapa gading itu, aku bisa melanjutkan mimpiku semalem. Pokoknya semua pikiran mesum sudah muncul tiba-tiba sebelum ada balasan terakhir dari mbak Maya.

"Minta tolong jemputin mas Parmin di Giwangan ya Met."
 
Pertamax:banzai:

lnjut bang mksh updateny:beer:

*bleh mnta ringtoneny slamet gan ngkak ane:D
 
"Minta tolong jemputin mas Parmin di Giwangan ya Met."

:berbusa:
=))
Ngakak aseli baca yang ini..
Mantap Pakdhe ......
 
wkakaka modyar..
jemputin kang parmin
di giwangan

gpp met, tetep semangat dab .. pancal
 
Anjrriiit...ngakak bacanya
Mesti si slamet wes omes, nadadkno dikon nyusul bojoe mbak maya..modyar kowe..
 
Aduh ane gaptek bang, coba search di simbah deh, Lagunya Lajel Boys..
Keren2 lho bang Rajor..Sumpah deh..

:beer:


Kepekso tak downnload lagune benmenjiwwai slamet
 
Bimabet
lajel boys judule opo kang????
kok ra nemu yo..hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd