Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

HADIAH YANG TAK TERDUGA



Seminar, seminar, seminar, akhirnya aku udah bisa seminar skripsi. Eh tapi seminar skripsi itu apa?, ehm mau dipikir kaya apa sepertinya otakku memang gak mampu. Yang penting aku udah disuruh seminar. Jadi sudah 1 langkah lebih maju dari pada sekarang. Dan untuk kesenangan ini jadi aku harus laporan kepada ibuku. Ya berita gembira harus aku laporkan ke orang tuaku. Kemaren judulku diterima aja dibeliin tempat tidur baru, apalagi sekarang aku udah seminar, siapa tahu dibeliin teman tidur baru. Kan lumayan buat iseng-iseng berhadiah.

"Bu, aku udah disuruh seminar skipsi lho sama pembimbingku." kataku membanggakan diri.

"Syukur ya Allah, anakku dah mau lulus." kata ibuku sambil menangis.

Ya ampun kok malah nangis gitu, padahal kan aku cuma bikin ibuku bangga, lha kok ini malah nangis. Dasar ibu yang aneh. Bukannya bangga kok malah nangis. Untung keanehannya tidak menurun ke aku. Jadi aku masih sedikit pandai.

"Sudah, sudah bu, jangan nangis, harusnya kan ibu bangga karena aku udah mau lulus."

"Kok ibu malah sedih, gak seneng kalau aku cepet lulus ya?" sambungku

"Ibu itu seneng banget le, ibu terharu kamu udah mau lulus." jawab ibuku

Woalah ternyata ibuku itu terharu toh, tapi sejak kapan orang terharu itu menangis. Atau semenjak tahun milenium, terharu itu jadi ikut menangis. Ah sudah lah lupakan saja, yang pasti aku udah tau kalau ibuku ternyata bahagia karena aku hampir lulus. Lumayan deh, tinggal menunggu hadiah apa yang akan aku dapat nanti malam.

Aku harus bersiap untuk bertemu dengan ibu Erlita. Dosen pembimbingku yang udah senang hati membantu aku untuk mempercepat skripsiku. Meskipun harus aku beri sedikit sodokan agar skripsiku cepet selesai.

Tadi bu Erlita sms menyuruhku untuk bimbingan. Cuma gak dikasih tahu harus bimbingan dimana. Apa di rumahnya, di kampus, atau malah jangan-jangan di Hotel. Kalau beneran di Hotel berarti hari ini aku memuaskan pare berotot yang kemaren sempat ngambek. Asyyyyiikkkk akhirnya aku diajakin ke Hotel sama bur Erlita. Meskipun sudah berumur, tetapi onderdil milik pepaya tua masih sangat menggoda.

Eh, kapan bu Erlita ngajakin ke Hotel, lagi-lagi penyakit susah pintarku kumat kalau masalah kaya gini. Lebih baik aku sms bu Erlita, memastikan waktu dan tempatku untuk bimbingan nantI. Tapi berhubung aku lagi senang, lebih baik aku telp saja bu Erlita, biar jawabannya lebih jelas. Lagian kami kan udah lebih dekat, pasti dia akan lebih merasa dihargai kalau aku telp.

Tut..tut..tut..

Ih kuno sekali nada sambung dosenku ini, coba diganti pakai suara desahan orang yang lagi "nananina" pasti lebih greget. Cobain aja kalau gak percaya. "Awak ah..awak ah.. awak..awak..awak ah.." semua orang pasti akan rela nunggu berjam-jam untuk nunggu ibu dosenku ini mengangkat telp.

"Selamat sore mas Slamet."

"Sore bu, maaf bu nanti bisa bimbingan jam berapa dan dimana ya bu?"

"Jam 1 di ruangan saya ya."

"Baik bu, terima kasih."

Kalau ketemu diruangan bu Erlita tanda-tanda bakal dapat kentang lagi. Pasti akan ada kejadian seperti kemaren, sebelum bimbingan aku harus memberi kepuasan terlebih dahulu kepada dosenku. Iya kalau dia masih kuat untuk menghadapi kejantananku, masalahnya kalau penyakit tuanya kambuh pasti dia minta berhenti ditengah jalan. Lagian sebenarnya aku juga gak tega kalau harus menggoyang tubuh bu Erlita, yang ada nanti tulang-tulang tuanya akan rontok karena mendapat goyangan terlalu kencang. Apa lagi kalau goyangan mesin jahit sudah aku gunakan, sudah dapat dipastikan kalau tulang-tulang si Pepaya Tua tidak mampu menahannya. Yang ada aku pasti akan repot sendiri karena membutuhkan obeng untuk menyatukannya lagi.

Hari sudah semakin larut, dan aku masih beruforia dengan kabar bahwa skripsiku akan segera diseminarkan. Sepertinya Anas juga harus tahu tentang hal ini, paling tidak sebagai ucapan terima kasih karena si Unyil telah memberiku nasihat tadi siang. Jadi terpaksa pemiliknya lah yang akan aku ajak untuk merayakannya. Coba saja si Unyil dan kedua bidadari itu bisa keluar sebentar dari tembok. Mereka juga akan aku traktir di tempak mbak Maya.

Eh ngomong-ngomong tentang mbak Maya, ternyata udah hampir 2 bulan aku tidak menghubungi dia. Bagaimana kabar mbak Maya saat ini ya, apa masih baik-baik saja, atau masih sering di tinggal mas Parmin bepergian. Semoga aja mas Parmin tidak meninggalkannya lama-lama. Yang aku takutkan adalah nanti gua mbak Maya jadi berlumut karena jarang sekali dimasukin oleh burung pipit mas Parmin.

Tutttt..tuttt..tuttt..

Kenapa lagi-lagi aku ditemukan dengan pengguna nada tunggu seperti ini. Ternyata di jaman milenium ini masih ada saja orang-orang yang seperti ini. Atau ini kesalahan provider yang memberikan kebijakan apa-apa harus membayar?. Sudahlah biarin aja, toh nada tungguku juga masih sama dengan Anas dan juga bu Erlita, cuma sedikit aku modif biar agak keren.

"Halooo, dimana Nas?"

"Tempat mbak Maya, sini o ple."

"Baiklah tunggu aku 3 menit, aku akan segera sampai situ." jawabku

Ternyata Anas sudah berada di tempat mbak Maya. Lebih baik aku mandi dulu, biar kelihatan tampan, karena aku sudah lama tidak ketemu dengan mantan selingkuhanku itu. Jadi dipertemuan pertama, aku harus memberikan kesan yang tidak bisa dilupakan oleh mbak Maya. Ya anggap saja sekedar nostalgia tentang apa yang kami alami dulu.

Setelah semua siap, aku ajak Dolmen menuju angkringan mbak Maya. Sepertinya Dolmen juga sudah kangen dengan mbak Maya, buktinya dia ingin cepat-cepat sampai disana. Bahkan dengan terbatuk-batuk sekalipun karena memaksakan kecepatan yang seharusnya tidak digunakan di tengah kampung.

Ternyata angkringan mbak Maya masih belum ramai. Terlihat hanya ada Anas pembeli yang ada disitu, ditemani oleh Sekar dan juga mbak Maya.

"Weh, tumben kesini Met, biasanya sombong mentang-mentang udah punya pacar." kata mbak Maya judes.

"Apaan sih mbak?, cemburu ya?" ledekku.

"Mau pesan apa kamu?"

"Susu Coklat hangat."

"Tumben cari susu coklat disini, emang pacarmu gak gak ada susunya ya?" ejek mbak Maya.

Groooaaammm, ini kenapa malah bawa-bawa masalah susu disini, belum tahu apa kalau susu mbak Maya itu adalah susu yang paling segar. Jadinya mending aku beli susu disini. Anas dan Sekar yang mendengar pembicaraanku dengan mbak Maya cuma senyum-senyum gak jelas.

"Ini susumu." katanya sambil menyerahkan 1 gelas susu coklat pesananku.

"Yang itu bukan punyaku?" tanyaku sambil menunjuk benda sebesar kelapa yang menggantung didada mbak Maya.

"Mau?"

"Heem." jawabku mengangguk.

"Mas Parmin, aku digodain Slamet." teriak mbak Maya.

Nah lho, nah lho, kok malah dilaporin mas Parmin, bisa babak belur aku kalau sampai dipukulin. Ampun mas, ampun aku gak ikut-ikut kok. Yang tadi itu cuma kesalahpahaman aja. Salah paham masalah susu punya mbak Maya itu punya siapa.

Melihat mukaku yang berubah jadi pucat mbak Maya malah tertawa. Sepertinya dia begitu bahagia jika aku seperti ini. Ternyata mas Parmin masih berada di Surabaya. Ya syukurlah, aku gak jadi babak belur kalau gitu.

"Met, kemana aja gak pernah keliatan." tanya Anas.

"Aku lagi sibuk ngurus skripsi Nas, terus sekarang udah disuruh seminar." jawabku

"Serius Met?, selamat ya."

Terlihat wajah Anas yang ikut gembira karena aku sudah akan seminar. Ternyata masih banyak orang yang peduli kepadaku. Anas sahabatku yang selama ini sering memanfaatkanku ternyata juga sayang sama aku.

Karena gula mereka habis, mbak Maya menyuruh sekar untuk membeli di warung. Tentu saja Anas, sebagai pasangan baru Sekar dengan senang hati akan mengantarnya. Setelah mereka berangkat berarti di angkringan tinggal menyisakan aku dan juga mbak Maya. Sudah lama aku tidak merasakan saat-saat berduaan dengan dia. Ternyata rasanya masih deg-deg an.

"Apa kabar kamu Met, gimana pacar kamu?" tanya mbak Maya dengan halus, berbeda waktu masih ada Anas dan juga Sekar tadi.

"Baik mbak, aku udah gak punya pacar lagi kok mbak, makanya kesini." jawabku

"Jadi kamu pikir aku terminal Met, cuma tempat buat bersinggah."

Deg, pernyataan yang benar-benar menohok, aku gak nyangka akan keluar jawaban itu dari mulut mbak Maya. Jawaban kekecewaan atas apa yang aku lakukan selama ini. Ternyata aku lebih jahat dari Janah dan juga Paijo. Mereka meminta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan. Sedangkan aku memperlakukan wanita ini seperti terminal, hanya sebagai tempat persinggahan saja.

"Bukan terminal kok mbak, tapi Stasiun." lagi-lagi jawaban bodoh yang keluar dari mulutku.

Mbak Maya hanya tersenyum mendengar jawabanku. Aku gak tahu apa yang sebenarnya mbak Maya pikirkan saat ini. Hanya saja di wajahnya tersirat raut kecewa karena mendengar jawabanku tadi.

"Aku kangen Met." katanya lirih hampir tak terdengar olehku

"Apa mbak?." tanyaku memastikan.

"Gak papa kok Met, kok mereka lama." jawab mbak Maya.

Sebenarnya kondisi sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencangkul ladang mbak Maya yang kering. Apalagi kondisi angkringan yang masih sepi hanya tinggal aku dan mbak Maya. Tentu saja kalian juga berharap aku akan menikmati kerang mentah dan kelapa gading milik mbak Maya. Tetapi lebih baik kalian urungkan harapan itu. Karena kalau aku lanjutkan pasti nanti hanya kentang yang aku dapat. Jadi lebih baik lain waktu saja kita nikmati tubuh milik mbak Maya.

Aku sih masih bisa menahan nafsu birahiku, tapi pare berotot yang hari ini bermalas-malasan, sepertinya sangat semangat untuk menikmati mbak Maya. Apa lagi waktu itu hampir saja kerang mentah milik mbak Maya, hampir saja berhasil dimasak tumis oleh pare berotot. Tapi apa boleh buat, dari pada malah kentang, yang ada kalian nanti malah jadi ikut-ikutan marah.

Sudahlah, sabar sebentar ya, mungkin nanti malah aku akan menginap di tempat Anas, siapa tahu si Unyil bersedia meminjamkan 1 bidadarinya untuk memuaskan pare berototku. Mumpung si Unyil lagi baik hati, karena lain kali pasti dia gak bakal mau kasih pinjam ke aku lagi.

Anas dan juga Sekar sudah kembali dari beli gula. Entahlah mereka beneran cuma beli gula atau malah si Anas menggulai Sekar. Tapi yang jelas jarak angkringan dan juga toko tidaklah terlalu jauh. Kalau ditempuh dengan santai paling lama juga cuma 10 menit. Itupun sudah ditambah ngerumpi sebentar dengan yang punya toko. Tapi ini mereka membeli gula hampir 1 jam. Mungkin pemilik toko malah curhat dengan mereka sehingga perlu perpanjangan waktu untuk membeli gula. Sudahlah biarin aja, toh itu urusan mereka. Jadi aku gak perlu ikut campur.

Drett..Drett..Drett..

"Le, cepet pulang."

Ternyata ada sms dari ibuku menyuruhku untuk pulang. Tidak biasa-biasanya ibuku menyuruhku pulang. Biasanya gak pulang berhari-hari juga di diemin aja. Nah ini tumben aku disuruh pulang. Mungkin hadiah teman tidurku sudah dapat. Jadi ibu mau kasih kejutan ke aku.

"Mbak, minumku Anas yang bayar ya, aku tak pulang dulu."

"Iya." jawab mbak Maya.

Aku bergegas mengajak Dolmen untuk pulang, sepertinya ada kejutan yang sudah orang tuaku siapkan untuk aku. Ketika aku mau nyampe rumah, terparkir motor Yamaha R-15 yang belum memiliki plat nomor di halaman rumahku. Aku sampai berkaca-kaca dengan hadiah yang orang tuaku berikan untukku. Sebuah hadiah yang memaksa dolmen untuk pensiun. Mungkin sebaiknya Dolmen akan aku titipkan ke museum karena sudah berjasa dalam kehidupanku.

Aku masih penasaran dengan motor itu. Aku pandang dari dekat dan ku amati setiap jengkal bagian motor ini. Benar-benar motor yang dasyat. Dengan motor ini pasti aku akan terlihat semakin gagah. Para wanita akan melirik gemas ke arahku. Dan Janah pasti akan menyesal karena telah meninggalkan seorang Super Slamet.

Aku harus mengucapkan terima kasih kepada orang tuaku yang telah memberikan hadiah yang sangat luar biasa ini. Ketika aku langkahkan kaki masuk ke dalam rumah, ternyata ada om Waluyo yang sedang duduk di kursi tamu.

"Hallo om sudah lama?." sapaku sambil menjabat tangannya.

"Udah Met, piye Met, motorku keren toh?" tanya omku

Whattt ternyata itu motor Om Wal, bukan hadiah untukku. Padahal aku udah seneng banget, kirain Bapak dan Ibuku sedang berbaik hati membelikan anaknya motor itu. Tapi berhubung ternyata salah sasaran ya terpaksa dek Dolmen gak jadi aku titipkan ke Museum. Dan dia harus kembali menjadi belahan hati seorang super Slamet.
 
Waaakkkkaaakaaak... Memang kocak si Slamet... Dari awal sampai akhir aku ketawa terus..
:mantap:
 
lama amir mett...mo sampai kapan tuh klapa gading d anggurin...

padahal pasti lbih hot tuh ktimbang pepaya tua..:p
 
Suwe temen olehmu update man....sampe jamuren tikerku go nunggoni apdet...gek d cepetno lanjutane yo...tak enteni
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd