Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

Suhu Soool, mana updatenyaaaa????
Jangan2 suhu lagi bantuin Slamet bikin skripshit yaaak hehehe...

Ditunggu updatenya suhu!
 
kang lehman mbak jannah jangan dicuekin lama lama diambil anas ntar :berat::groa:


ini kang lehman kayaknya baru menikmati jadi ayah & ngeliat tingkah lucu si baby
 
lek man sering mampir trit tetangga
tp kok yo ora nengok si slamet
mesake kowe met.. met..
dianak tirikan, haha
 
JANJI SLAMET

Sisa waktuku saat ini tinggal 2 bulan lagi, sedangkan skripsi yang aku susun masih jalan ditempat. Untung saja ada Anas si Cabul yang kadang-kadang lebih pintar dari aku. Anas langsung menyalakan kembali komputernya. Komputer yang telah menipu aku dengan suaranya yang mirip mbak Maya. Untung saja Anas tidak tahu kelakuanku tadi, paling mentok dia akan terheran-heran karena taplak mejanya dikerubungi oleh semut. Atau jangan-jangan semut betina akan hamil karena terkena spermaku itu. Wah aku jadi bapak dong kalau gitu. Pasti salah satu semut itu akan mewarisi ketampanan seorang super Slamet.

Anas membuka situs yang sangat pintar, dia ketik bantuan skripsi di wilayah Jogja. Tidak menunggu lama beberapa tempat yang bisa “membantuku” untuk menyelesaikan skripsi langsung muncul di layar monitor. Semoga saja bisa membantuku untuk menyelesaikan masalahku saat ini. Semoga lho ya, tapi gak boleh diharap berlebih.

Aku mencatat setiap alamat yang terpampang di layar monitor. Paling tidak ada 5 alamat yang harus aku datangi kali ini. Ternyata semua berada disekitaran kampusku, jadi tidak terlalu sulit untuk mencarinya. Kalau saja dari awal aku penyakit malas tidak menyerangku, mungkin sekarang aku sudah menjadi seorang Sarjana Ekonomi. Seorang Slamet Arya Seta, SE. Atau aku sudah menjadi seorang pekerja kantoran yang berhasil. Tapi sudahlah waktu tidak akan berputar kembali, lebih baik aku nikmati sisa waktuku. Tentu saja sebelum negara api menyerang. Semoga masih ada waktu untuk menyelamatkan seorang Slamet. Tuhan sekali ini saja Selamatkan Aku. Memang aku terlalu sering meminta tapi untuk kali ini aku mohon untuk dikabulkan tanpa kata tapi.

Aku lalu mengajak Anas untuk mengantarkan ketempat pertolonganku. Kalau saja masih ada mbah Dharmo aku pasti meminta tolong dia untuk membantu. Tapi tunggu dulu, apa mbah Dharmo sanggup untuk mengerjakan skripsiku. Skripsi saja mungkin dia tidak tahu, tapi bisa juga dia mempunyai alat ajaib untuk membantuku. Bukankan dia bisa merubah segalanya. Buktinya kini aku memiliki sebuah pare berotot yang dahulu kala hanya sebuah cacing imut. Sudahlah mbah Dharmo sudah tenang di alam sana, jadi jangan ganggu istirahatnya untuk sesuatu yang tidak bisa dia lakukan.

"Aku mandi dulu ya Met."

"Ya udah jangan pakai acara ngocok."

"Oke."

Tumben Anas pakai acara mandi, biasanya dia juga gak pernah mandi. Atau ada sesuatu yang dia rencanakan. Tapi apapun itu semoga bukan rencana yang merugikanku.

Aku menunggu sendirian di kamar Anas. Sudah lama aku tidak memperhatikan tembok kamar miliknya. Tampak gambar 2 bidadari dan si Unyil yang kini sudah menjadi sebuah keluarga kecil. Enak sekali jadi Unyil dia bisa memperistri 2 bidadari yang sangat cantik. Bahkan terlihat salah satu dari bidadari itu sedang menyusui anaknya. Ingin rasanya aku menjadi Unyil di tembok kamar Anas. Hanya bersenang-senang tanpa memikirkan skripsi yang sedang aku kerjakan.

Sudah setengah jam aku menunggu sendirian di kamar Anas. Dan damput sekali dia belum juga keluar dari kamar Mandi. Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di Kamar Mandi, atau jangan-jangan dia mati karena kehabisan sabun.

"Nas, Nas, kamu mati Nas?"

"Beeennntaaarrr bangeeet meettt, lagi naanggunngg."

Wasyyyuu apalagi ini, dia malah menjawab dengan desahan seperti orang menahan sesuatu gitu. Jadi dia melanjutkan apa yang tadi sempat tertunda. Eh bukan melanjutkan tapi menambah tadi yang sudah selesai di kamar.

"Cepet le, keburu tutup warung e."

"Iya ini udah dicepetin kok."

Akhirnya Anas keluar dari kamar Mandi dengan selamat, tanpa kurang suatu apapun. Dia lalu masuk kedalam kamarnya. Dan untuk kali ini tanpa memakan waktu yang lama dia sudah keluar lagi dengan dandanan yang super keren. Meskipun tidak akan bisa mengalahkan kekerenan seorang Super Slamet.

Bermodal uang sisa pemberian seorang yang baik hati, ya memang baik hati karena dia memberikan uang hanya dengan ganti beberapa pukulan yang aku dapatkan di wajahku. Tapi toh dengan itu aku sudah pernah merasakan naik pesawat dan juga berlibur di Hotel kota Seribu Sungai. Ya lumayan lah uang yang tersisa masih Rp 2,5 juta, aturan sih masih cukup aja kalau sekedar untuk membantu skripsiku. Karena aku sudah terlalu malu untuk merepotkan kedua orang tuaku.

Aku pacu dolmen dengan sangat semangat, entah kenapa kali ini si Dolmen juga terlihat sangat bersemangat. Biasanya dia terlihat sangat malas-malasan jika bukan masalah wanita. Mungkin dia juga tahu kalau sahabatnya ini sedang galon karena akan di DO.

Oke saatnya untuk mendatangi alamat pertama. Ini mah gak jauh dari kampusku, cuma di depan gang masuk ke kampus. Terlalu bodoh sih memang karena aku baru melakukan pencarian ini sekarang. Aturan aku lakukan dari awal, bukan sekarang waktu semua hampir berakhir. Tapi bukankah tidak ada kata terlambat untuk mencoba. Terlihat papan bertuliskan buka di depan pintu. Aku dan Anas langsung masuk tanpa permisi. Seorang wanita berparas cantik menyambut kami dengan sangat ramah.

"Rahma." kata Anas sambil menjabat tangan wanita tersebut.

"Apa kabar, lama tidak ketemu, ternyata kamu kerja disini ya." lanjut Anas

"Eh no telp kamu berapa, yang kemaren HP ku hilang jadi no mu juga hilang."

Kurang ajar bener si Anas, ternyata orang seperti dia mempunyai teman yang sangat cantik. Serius kalau cewek ini lebih cantik dari Janah atau mbak Maya. Bahkan sebenarnya dia tidak cocok bekerja di Lembaga bantuan skripsi seperti ini. Dia lebih cocok bekerja bersamaku. Bersama-sama mengembang biakan si Anggun.

Dan yang lebih mengagetkan lagi cewek itu mengambil HP di dalam kantongnya dan memberikan no telpnya kepada Anas. Gila ternyata hebat juga sahabatku yang 1 ini. Biarpun memiliki rupa seperti Belalang Tempur tetapi kenalannya benar-benar cantik.

"Kamu siapa ya?" tanya wanita itu setelah memberikan no telp nya kepada Anas.

"Masa kamu lupa, aku temenmu SMA, yang sukanya duduk di pojok belakang." jawab Anas.

Nah loh, kok teman sekelas Anas, berarti kan temen sekelasku juga, bukankah dari kecil kami selalu sekelas. Tapi kok aku kaya belum pernah liat ini cewek, apa dia berubah wajah sampai sekarang bisa secantik ini. Sudahlah biarin aja nanti biar aku tanyain langsung sama Anas.

"Oh, lalu ada keperluan apa kemari?"

Lha ini pertanyaan yang sebenarnya gak perlu dijawabkan. Namanya juga ke Lembaga Bantuan Skripsi pasti kan mau minta tolong buat nyelesein skripsinya. Tapi masih saja orang yang bertanya seperti itu. Cantik-cantik kok aneh lho mbak.

"Ini kami mau minta bantuan buat nyelesein skripsiku, kira-kira habisnya berapa ya?" serobot Anas.

Groooaaammmm, tolong aku Tuhan, kenapa hari ini aku dikelilingi orang-orang yang aneh. Bukankah aku yang punya tugas skripsi, kenapa pengangguran yang 1 ini yang menjelaskan maksud dan tujuan kami. Apalagi dia ngaku-ngaku ini skripsinya pula.

"5 juta sampai lulus mas, nanti sampai ujian akhir masih dibimbing sama orang sini." jawabnya

"Apa gak bisa ditawar mbak?" tanyaku

"Itu udah Net mas, kalo mau turun lagi ada disebelah mas, tapi bimbingannya cuma sampai Landasan Teori aja." jawabnya sinis

Damput, kalau cuma sampai landasan teori aku udah selesai itu, masalahnya waktuku hampir habis ini. Bisa-bisa aku nanti beneran kena DO. Tapi uangku kan gak cukup, masa iya aku minta sama orang tuaku lagi. Arrrgghhh tidak, ini cuma mimpi aja kan ya Tuhan, bangunkan aku agar aku bisa lulus dengan segera.

"Kalau 3 juta aja bimbingannya sampai mana mbak?" tanyaku

"Sebentar ya mas, aku coba tanyain ke Ibu dulu." jawabnya

Dia meninggalkan kami dan memasuki sebuah ruangan, dan tanpa menunggu lama dia menyuruh kami untuk mengikutinya masuk ke ruangan itu.

"Permisi."

"Iya masuk." jawab seorang wanita yang suaranya tidak asing lagi ditelingaku

Whaaattt??.. Dan yang duduk di dalam ruangan itu adalah jeng..jeng..jeng.. Ibu Erlita Liemantara, ya benar dosen pembimbing yang selalu memberikanku arahan tentang skripsiku. Sekarang duduk di depanku dan akan membantuku untuk menyelesaikan skripsiku.

"Loh, mas Slamet?" kata Bu Erlita kaget

"Iya bu, ini mau mengantarkan temen saya buat bantuan skripsi." jawabku asal-asalan

Untung saja aku sudah terbiasa untuk menyilatkan lidahku, jadi tanpa harus berpikir lama sudah bisa menjawab pertanyaan tiba-tiba seperti itu.

"Oh, silahkan duduk."

Aku segera duduk di kursi yang ada di depanku, sedangkan Anas tentu saja sudah duduk duluan tanpa menunggu perintah dari dosenku ini.

"Jadi apa yang bisa dibantu mas?"

"Emmm, emmm." jawab Anas.

Ealah ini orang malah am em am em, tapi bener juga sih, dia kan gak tau apa-apa. Dia taunya cuma hal-hal yang berhubungan dengan selangkangan, baik selangkangan pria maupun wanita.

"Ini bu, dia perlu bantuan buat skripsinya, kira-kira habisnya berapa bu?" jawabku sebelum kecurigaan ibu Erlita bertambah

"5 juta mas, itu sampai selesai skripsinya, nanti saya juga akan mendampingi waktu sidang." jawab si Pepaya Tua

Nah lho, kalau dia yang dampingi terus yang nguji aku siapa. Kenapa lagi-lagi aku harus bertemu dengan orang yang aneh. Eh sebentar ini kan pura-puranya skripsinya Anas, berarti si Pepaya tua ini aku keluarkan dari list orang aneh yang ketemu denganku hari ini.

"Gak bisa ditawar ya bu?, ini saya cuma ada uang 3 juta aja, apa ibu masih bisa bantu." jawabku

"Jadi ini yang mau minta bantu mas Slamet?"

Nah lho modar, malah keceplosan jadi ketahuan deh kalau aku yang butuh bantuan. Dan bisa-bisa proses pen DO an ku malah jadi dipercepat ini.

"Sebenarnya iya bu." kataku sambil menggaruk-nggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Jadi gini mas Slamet, bukan ibu tidak mau membantu, cuma ibu itu pembimbing mas Slamet di kampus."

"Masa iya nanti ibu yang ngerjain skripsinya mas Slamet, lagian apa mas Slamet gak malu kalau skripsinya dikerjain orang lain." imbuhnya

"Coba mas Slamet bayangkan, kalaupun ibu mau bantu mas Slamet buat ngerjain skripsinya apa mas Slamet akan tetap bangga dengan status Sarjana yang mas Slamet dapat?"

"Ya sudah, ibu akan membantu mas Slamet, tapi tidak disini, melainkan di kampus, kita akan menambah jumlah jam bimbingan skripsi mas Slamet."

"Kalau perlu nanti kita tambah bimbingan di rumah ibu biar skripsi mas Slamet cepat selesai."

Akhirnya aku malah mendapat nasehat dari dosen pembimbingku ini, tapi tumben juga sih si Pepaya tua ini tidak galak. Bahkan bisa dibilang ini pertama kami dia baik hati kepadaku. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh bu Erlita memang benar, apa aku bisa bangga dengan status Sarjanaku nanti kalau skripsiku ini dikerjakan oleh orang lain. Mungkin iya orang tuaku akan bangga karena aku lulus dan menjadi Sarjana, tapi hati kecilku pasti akan merasa bersalah karena telah menipu mereka berdua. Dan tentu saja aku tidak akan membiarkan orang-orang yang aku sayangi tersenyum bangga dengan segala kepalsuan yang aku lakukan.

"Gimana mas Slamet?" tanya ibu Erlita

"Iya bu, saya akan lebih bersungguh-sunggu lagi dan mohon bantuan dari ibu." jawabku

Anas hanya "mesam-mesem" tidak jelas mendengar pembicaraanku dengan dosen pembimbingku ini. Sepertinya dia tersenyum puas melihat buah kebodohanku hari ini.

"Ya sudah bu, saya pamit dulu, makasih untuk bimbingannya hari ini."

"Iya hati-hati mas, bimbingan kita mulai dari besok ini ya." kata bu Erlita sambil tersenyum

"Iya bu, permisi."

Aku bergegas menuju pintu keluar, dan Anas sudah berada dimeja Rahma untuk berbincang dengannya. Dasar sahabatku yang 1 ini memang memiliki sinyal yang kuat untuk masalah wanita. Setelah berpamitan dengan Rahma kami langsung mengarahkan Dolmen untuk pulang.

Kasian sekali Dolmen karena dari tadi menunggu kami kepanasan diluar. Sepanjang perjalanan Anas terus saja meledek nasibku hari ini. Dan 1 hal lagi yang mengganjal di hatiku adalah Rahma, apa benar dia teman sekelas kami waktu SMA.

"Nas, si Rahma itu temen sekolah kita ya?, kok aku gak kenal?" tanyaku

"Bukanlah." jawab Anas santai

"Loh kok kamu kenal dia?" tanyaku lagi

"Iya kan tadi ada tanda pengenal didadanya Met, dan yang penting sekarang aku udah dapat no telpnya kan."

Wasyuuuu memang hebat sahabatku ini, selalu punya cara untuk berkenalan dengan seorang wanita. Yah memang hariku kali ini tidak terlalu menyenangkan, tetapi paling tidak ada beberapa hal yang masih membuatku sedikit tersenyum. Salah satunya adalah Anas yang mendapatkan kontak cewek cantik seperti Rahma. Serta 1 nasehat dari Pepaya Tua yang pasti akan selalu aku ingat. Dan pasti akan aku buktikan. Aku akan membuat orang-orang yang aku sayangi tersenyum bangga dengan apa yang aku peroleh. Aku Berjanji.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
akhirnya ada Slamet lagi...........
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd