marcopolo86
Adik Semprot
- Daftar
- 16 Jul 2022
- Post
- 107
- Like diterima
- 1.299
Is this the real life?
Is this just fantasy?
Caught in a landside,
No escape from reality
Open your eyes,
Look up to the skies and see,
I'm just a poor boy, I need no sympathy,
Because I'm easy come, easy go,
Little high, little low,
Any way the wind blows doesn't really matter to Me
To me.............
"Kiri, Pak!", teriak seorang pemuda dari dalam angkot yg tengah memutar lagu Queen yg berjudul Bohemian Rapshody itu.
"Nih, Pak. Ambil aja kembalianya." pemuda itu turun sembari menyerahkan selembar uang bergambar seorag pahlawan asal asal Papua.
Soni, seorang pemuda asal Jawa Barat dengan perawakan besar, gemuk dan gempal. Kepalanya dicukur plontos tanpa menyisakan sehelai rambut sedikitpun. Sehingga kepalanya akan tampak besinar ketika terkena cahaya matahari. Walau tampanya seperti Monster Gorilla Jantan, Soni hanyalah pegawai Koperasi yg tengah merantau di Ibu Kota.
Biasanya ia naik motor vespa kesayangannya, namun kali ini ia harus terpaksa harus naik angkot karena "Si Dolmen" di bengkel.
_____________________________________
Di kamar kontrakan 3x3 meter ini, Ane tengah menikmati suasana akhir pekan sambil rebahan di kasur kapuk yg sejak merantau ke Ibu Kota selalu menemani istirahat ane. Bagaimana tidak? Jum'at nikmat, bisa pulang cepat, karena boss ada keperluan rapat.
Anak-anak marketing surveyor dan debtcollector ke kantor cuma setor muka dan langsung pada ngilang dengan alasan ke lapangan. Dan gak pada balik ke kantor lagi karena tau Si Boss ada agenda ke luar kota.
Jarum jam menunjukan pukul 5 sore ketika HP ane berdering.
"Bro, di mana Lu?" kata Andy kawan ane dari sebrang telpon.
"Di kontrakan. Napa emang?" jawab ane.
"Kita ngopi lah. Biasa di Angkringan Mbak Yanti."
"Ya wis, sok jam 7an aja ya..?" balas ane.
"Brangkat!"
"Bawa Si Dolmen sekalian, besok mau ane pake!" sambung ane.
"Okeh.. Okeh.." jawab dia sambil menutup sambungan telpon.
Habis isya ane udah nongkrong di Angkringan Mbak Yanti.
Seorang wanita dewasa berambut hitam, dengan baju berpotongan dada yang rendah menyambut ane dengan senyuman ramah. Payudaranya sangat besar, membusung seakan hendak meloncat keluar dari baju yang agak ketat itu. Ia memakai kaos putih dengan potongan dada yg rendah, sehingga membuat sebagian besar belahannya terlihat jelas di depan mata ane. Dan ane 100% yakin Mbak Yanti ini enggak pake BH. Putingnya yang bulat tercetak remang-remang dari luar bajunya.
"Mbak, susu angetnya satu!" pesan ane.
Hmmm..
Ane gk habis pikir kok bisa ya semangka segede gitu menggantung di dada Mbak Yanti. Kalo ane perhatiin, itu toket Mbak Yanti makin ke sini makin gede aja. Sering divermak sama lakinya kali ya.
Kalo ane taksir ada kali ukuran 36B, atau mungkin malah lebih. Hoky banget nih lakinya. Ane bisa merasakan nafsu liar ane mulai menjalar, membayangkan kalo ane jadi suaminya dan mengentot ibu muda ini setiap hari. Ngentot sambil ngenyot tentunya. Hehehe..
"Ini Son, susunya..." kata Mbak Yanti membuyaran lamunan mesum ane.
"Makasih Mbak." jawab ane.
Warung angkringan yang biasanya rame, entah kenapa malam ini sepi sekali. Pemuda-pemuda mesum yg biasa nongkrong di sini sambil menggoda Mbak Yanti, malam ini tidak keliatan batang hidungnya. Cuma ane yg masih setia menemani Mbak Yanti di suasana hujan di malam ini.
Tak terasa jam menunjukan di angka pukul 9 malam. Sudah 2 mangkuk Indomi* Telur Kornet ane santap, tapi Si Kutukupret Andy masih belum memperlihatkan batang hidungnya.
"Bro, di mana Lu?" pesan WA ane 2 jam yg lalu pun masih centang satu. Sialan Si Kutukupret.
"Gimana kerjaanmu Mas Son?" tanya basa-basi Mbak Yanti memecah keheningan.
"Yaaa gitu deh Mbak. Jaman sekarang ya orang ditagih kalo gk ada duit mah susah juga.." jawab ane sekenanya.
"Ngomong-ngomong Mas Narto ke mana Mbak? Udah beberapa hari ini gak keliatan." tanya ane.
"Nganter rombongan sekolah Son. Besok paling baru pulang." jawab Mbak Yanti.
Ane masih menghisap rokok juga menyeruput susu pesanan ane tadi sambil terus menatap buah semangka yg menggantung-gantung di dada Mbak Yanti.
"Son, boleh minta tolong gak?" tanya Mbak Yanti.
"Siap Mbak. Pasti. Bisa. Mau minta tolong apa?" jawab ane gelagapan.
"Matamu udahan ya liatin susukunya, jijik tau gak? Nek kepengen maen nge BO aja sana." cerocos Mbak Yanti dengan ekspresi jutek-jutek genitnya.
"Kepedean banget sih Mba." kilah ane.
Suasana angkringan pun kembali hening......
"Gorengannya Son." Mbak Yanti menyodorkan sepiring gorengan hangat yg baru saja ia goreng.
Ane kembali menyantap paganan sambil basa-basi lagi biar suasana asyik lagi. Tengsin juga tadi, ane ketauan ngeliatin itu toket. Hehehe
"Sepi ya Mbak, tumben.." ane membuka pembicaraan.
"Iya Son. Hujan makanya sepi, biasanya kan rame." jawab Ranti.
"Emang kenapa kalo sepi. Arep merkosa aku apa?" cletuknya tiba-tiba.
Mbak Yanti ini kalo becanda emang suka ke hal-hal yg menjurus gitu. Ane sampe keselek pas kagi makan gorengan.
"Lah emang boleh aku merkosa Mbak?" timpal ane mulai mancing-mancing.
"Merkosa itu melanggar hukum, Son. Ndak boleh. Kalo suka sama suka sih boleh.." jawabnya.
Makin berani aja nih cewek...
"Berarti kalo suka sama suka aku boleh dong Mbak.? Soalnya aku suka sama Mbak." pancing ane lagi. Kepalang tanggung lah becandanya...
"Genit aaah." Sergahnya.
"Bilang gitu aja dikatain genit?" timpal ane.
"Habis kamu emang genit, mesum lagi." jawabnya.
Ane pun cuma senyumsenyum aja, terus ane sodorin cangkir yang udah kosong ke Mbak Yanti.
"Susunya lagi dong Mbak.." pinta ane.
Lalu dia mengambil cangkir itu, padahal tangan ane belum lepas dari cangkir. Kadung aja ane remes tangannya.
"Jangan genit coba!." Mbak Yanti berseru sambil melepaskan tangannya.
"Lah Kok genit?"
"Habis pake acara pegang-pegang tangan segala." jawannya.
Sementara si Mbak Yanti ke belakang bikinin susu, ane kembali menyantap gorengan. Dan tak lama kemudian Mbak Yanti datang membawa susu anget pesanan ane.
"Ini Son.."
Waktu Mbak Yanti menyodorkan cangkir itu, badannya membungkuk, payudaranya persis menggantung didepan muka ane. Ane makin kagum sama toketnya yg montok gitu, kelihatannya kenyal banget.
Ane lihat di balik kaos putihnya yang tidak pake BH puting susunya mengeras tercitak bagus banget. Mungkin karena bercanda mesum tadi libido Mbak Yanti Bangkit. Dan kayaknya Doi sengaja berlama-lama di situ, terus entah nggak sengaja atau sengaja payudarnya kena telapak tangan ane.
Tanggung deh, apa yg terjadi terjadilah. Ane memberanikan diri untuk mengusap payudara yang menggantung itu dengan selapa tangan ane. Perasaan ane gak karuan ketika jemari ane menyentuh buah dada yang besar dan ranum itu.
Tak ada penolakan.
Tak ada perlawanan.
Ane makin berani, lalu dengan perlahan ane mulai coba meremasnya. Gila, rasanya kenyal dan empuk banget. Di bawah, konti ane kayaknya udah tegang maksimal, meronta-ronta dari tadi. Waktu terasa berhenti. Hingga ane tanpa sadar memejamkan mata, benar-benar menikmati momen yang indah itu.
Jemari ane masih meremasi buah dadanya ketika ane tersadar kalo Mbak Yanti sedang melototi ane.
"Susu akunya dikenyot aja, Son. Tanggung kok cuma pegang-pegang." seru Mbak Yanti sambil masih melototi ane.
"Apaan sih Mbak." ane kembali berkilah dengan muka merah menahan malu.
Bersambung dulu ya.......
Kalo suhu-suhu suka akan ane lanjut ceritanya.
Is this just fantasy?
Caught in a landside,
No escape from reality
Open your eyes,
Look up to the skies and see,
I'm just a poor boy, I need no sympathy,
Because I'm easy come, easy go,
Little high, little low,
Any way the wind blows doesn't really matter to Me
To me.............
"Kiri, Pak!", teriak seorang pemuda dari dalam angkot yg tengah memutar lagu Queen yg berjudul Bohemian Rapshody itu.
"Nih, Pak. Ambil aja kembalianya." pemuda itu turun sembari menyerahkan selembar uang bergambar seorag pahlawan asal asal Papua.
Soni, seorang pemuda asal Jawa Barat dengan perawakan besar, gemuk dan gempal. Kepalanya dicukur plontos tanpa menyisakan sehelai rambut sedikitpun. Sehingga kepalanya akan tampak besinar ketika terkena cahaya matahari. Walau tampanya seperti Monster Gorilla Jantan, Soni hanyalah pegawai Koperasi yg tengah merantau di Ibu Kota.
Biasanya ia naik motor vespa kesayangannya, namun kali ini ia harus terpaksa harus naik angkot karena "Si Dolmen" di bengkel.
_____________________________________
Di kamar kontrakan 3x3 meter ini, Ane tengah menikmati suasana akhir pekan sambil rebahan di kasur kapuk yg sejak merantau ke Ibu Kota selalu menemani istirahat ane. Bagaimana tidak? Jum'at nikmat, bisa pulang cepat, karena boss ada keperluan rapat.
Anak-anak marketing surveyor dan debtcollector ke kantor cuma setor muka dan langsung pada ngilang dengan alasan ke lapangan. Dan gak pada balik ke kantor lagi karena tau Si Boss ada agenda ke luar kota.
Jarum jam menunjukan pukul 5 sore ketika HP ane berdering.
"Bro, di mana Lu?" kata Andy kawan ane dari sebrang telpon.
"Di kontrakan. Napa emang?" jawab ane.
"Kita ngopi lah. Biasa di Angkringan Mbak Yanti."
"Ya wis, sok jam 7an aja ya..?" balas ane.
"Brangkat!"
"Bawa Si Dolmen sekalian, besok mau ane pake!" sambung ane.
"Okeh.. Okeh.." jawab dia sambil menutup sambungan telpon.
Habis isya ane udah nongkrong di Angkringan Mbak Yanti.
Seorang wanita dewasa berambut hitam, dengan baju berpotongan dada yang rendah menyambut ane dengan senyuman ramah. Payudaranya sangat besar, membusung seakan hendak meloncat keluar dari baju yang agak ketat itu. Ia memakai kaos putih dengan potongan dada yg rendah, sehingga membuat sebagian besar belahannya terlihat jelas di depan mata ane. Dan ane 100% yakin Mbak Yanti ini enggak pake BH. Putingnya yang bulat tercetak remang-remang dari luar bajunya.
"Mbak, susu angetnya satu!" pesan ane.
Hmmm..
Ane gk habis pikir kok bisa ya semangka segede gitu menggantung di dada Mbak Yanti. Kalo ane perhatiin, itu toket Mbak Yanti makin ke sini makin gede aja. Sering divermak sama lakinya kali ya.
Kalo ane taksir ada kali ukuran 36B, atau mungkin malah lebih. Hoky banget nih lakinya. Ane bisa merasakan nafsu liar ane mulai menjalar, membayangkan kalo ane jadi suaminya dan mengentot ibu muda ini setiap hari. Ngentot sambil ngenyot tentunya. Hehehe..
"Ini Son, susunya..." kata Mbak Yanti membuyaran lamunan mesum ane.
"Makasih Mbak." jawab ane.
Warung angkringan yang biasanya rame, entah kenapa malam ini sepi sekali. Pemuda-pemuda mesum yg biasa nongkrong di sini sambil menggoda Mbak Yanti, malam ini tidak keliatan batang hidungnya. Cuma ane yg masih setia menemani Mbak Yanti di suasana hujan di malam ini.
Tak terasa jam menunjukan di angka pukul 9 malam. Sudah 2 mangkuk Indomi* Telur Kornet ane santap, tapi Si Kutukupret Andy masih belum memperlihatkan batang hidungnya.
"Bro, di mana Lu?" pesan WA ane 2 jam yg lalu pun masih centang satu. Sialan Si Kutukupret.
"Gimana kerjaanmu Mas Son?" tanya basa-basi Mbak Yanti memecah keheningan.
"Yaaa gitu deh Mbak. Jaman sekarang ya orang ditagih kalo gk ada duit mah susah juga.." jawab ane sekenanya.
"Ngomong-ngomong Mas Narto ke mana Mbak? Udah beberapa hari ini gak keliatan." tanya ane.
"Nganter rombongan sekolah Son. Besok paling baru pulang." jawab Mbak Yanti.
Ane masih menghisap rokok juga menyeruput susu pesanan ane tadi sambil terus menatap buah semangka yg menggantung-gantung di dada Mbak Yanti.
"Son, boleh minta tolong gak?" tanya Mbak Yanti.
"Siap Mbak. Pasti. Bisa. Mau minta tolong apa?" jawab ane gelagapan.
"Matamu udahan ya liatin susukunya, jijik tau gak? Nek kepengen maen nge BO aja sana." cerocos Mbak Yanti dengan ekspresi jutek-jutek genitnya.
"Kepedean banget sih Mba." kilah ane.
Suasana angkringan pun kembali hening......
"Gorengannya Son." Mbak Yanti menyodorkan sepiring gorengan hangat yg baru saja ia goreng.
Ane kembali menyantap paganan sambil basa-basi lagi biar suasana asyik lagi. Tengsin juga tadi, ane ketauan ngeliatin itu toket. Hehehe
"Sepi ya Mbak, tumben.." ane membuka pembicaraan.
"Iya Son. Hujan makanya sepi, biasanya kan rame." jawab Ranti.
"Emang kenapa kalo sepi. Arep merkosa aku apa?" cletuknya tiba-tiba.
Mbak Yanti ini kalo becanda emang suka ke hal-hal yg menjurus gitu. Ane sampe keselek pas kagi makan gorengan.
"Lah emang boleh aku merkosa Mbak?" timpal ane mulai mancing-mancing.
"Merkosa itu melanggar hukum, Son. Ndak boleh. Kalo suka sama suka sih boleh.." jawabnya.
Makin berani aja nih cewek...
"Berarti kalo suka sama suka aku boleh dong Mbak.? Soalnya aku suka sama Mbak." pancing ane lagi. Kepalang tanggung lah becandanya...
"Genit aaah." Sergahnya.
"Bilang gitu aja dikatain genit?" timpal ane.
"Habis kamu emang genit, mesum lagi." jawabnya.
Ane pun cuma senyumsenyum aja, terus ane sodorin cangkir yang udah kosong ke Mbak Yanti.
"Susunya lagi dong Mbak.." pinta ane.
Lalu dia mengambil cangkir itu, padahal tangan ane belum lepas dari cangkir. Kadung aja ane remes tangannya.
"Jangan genit coba!." Mbak Yanti berseru sambil melepaskan tangannya.
"Lah Kok genit?"
"Habis pake acara pegang-pegang tangan segala." jawannya.
Sementara si Mbak Yanti ke belakang bikinin susu, ane kembali menyantap gorengan. Dan tak lama kemudian Mbak Yanti datang membawa susu anget pesanan ane.
"Ini Son.."
Waktu Mbak Yanti menyodorkan cangkir itu, badannya membungkuk, payudaranya persis menggantung didepan muka ane. Ane makin kagum sama toketnya yg montok gitu, kelihatannya kenyal banget.
Ane lihat di balik kaos putihnya yang tidak pake BH puting susunya mengeras tercitak bagus banget. Mungkin karena bercanda mesum tadi libido Mbak Yanti Bangkit. Dan kayaknya Doi sengaja berlama-lama di situ, terus entah nggak sengaja atau sengaja payudarnya kena telapak tangan ane.
Tanggung deh, apa yg terjadi terjadilah. Ane memberanikan diri untuk mengusap payudara yang menggantung itu dengan selapa tangan ane. Perasaan ane gak karuan ketika jemari ane menyentuh buah dada yang besar dan ranum itu.
Tak ada penolakan.
Tak ada perlawanan.
Ane makin berani, lalu dengan perlahan ane mulai coba meremasnya. Gila, rasanya kenyal dan empuk banget. Di bawah, konti ane kayaknya udah tegang maksimal, meronta-ronta dari tadi. Waktu terasa berhenti. Hingga ane tanpa sadar memejamkan mata, benar-benar menikmati momen yang indah itu.
Jemari ane masih meremasi buah dadanya ketika ane tersadar kalo Mbak Yanti sedang melototi ane.
"Susu akunya dikenyot aja, Son. Tanggung kok cuma pegang-pegang." seru Mbak Yanti sambil masih melototi ane.
"Apaan sih Mbak." ane kembali berkilah dengan muka merah menahan malu.
Bersambung dulu ya.......
Kalo suhu-suhu suka akan ane lanjut ceritanya.