Saya Nando, biasa dipanggil Zhe, lahir tahun 1964, sudah 8 tahun berkeluarga dengan Elie (lahir tahun 1973). Namun sejak tiga tahun terakhir ini menjalani kehidupan dari kelainan isteri saya, namun menjadi sangat bergairah.
Sejak awal pernikahan, saya tahu Elie biasa buka baju (bugil) di depan mamanya (lahir tahun 1941). Papanya sudah meninggal. Kami di rumah hanya tinggal berempat, yaitu saya, Elie, seorang anak kami, dan mamanya.
Pada pagi hari, setelah anak pergi ikut jemputan sekolah, keadaan rumah sepi sekali, hanya saya, Elie dan mama (tidak ada pembantu. Biasanya Elie di rumah hanya mengenakan baju T-Shirt (no bra) dan celana yang pendek sekali. Terkadang hanya T-Shirt dan CD saja. Jika habis mandi pagi, kadang juga hanya melilitkan handuk di pinggang dengan dada terbuka.
Selama 5 tahun pertama, umumnya saya suka mencium Elie di depan mama, tapi terbatas hanya pipinya saja, atau kadang juga menepuk-nepuk pantatnya.
Suatu pagi, ketika saya melihat Elie hanya membalut handuk saja dengan dada terbuka, saya iseng meremas buah dadanya di depan mama. Ehh malam harinya dia bilang bahwa waktu dadanya diremas saya di depan mama, rasanya lain, vaginanya menjadi basah
Di lain kesempatan, Elie menyediakan sarapan pagi hanya pakai T-Shirt tanpa CD. Nah, sebelum saya makan buah pier yang ada, saya angkat T-Shirtnya, lalu saya tempelkan buah pier tersebut ke vaginanya, terus saya makan! Elie dan mamanya tertawa keras sekali melihat hal ini! Malam harinya, kembali ia bilang bahwa vaginanya menjadi basah karena saya melakukan itu di depan mamanya.
Setelah itu, saya mulai berani ciuman bibir di depan mama. Saya lihat setiap kali saya ciuman bibir, mata Elie selalu melirik ke mama. Saya pun mulai berani terang-terangan meremas buah dada Elie, dan lagi-lagi dia selalu melirik ke mama.
Pada hut Elie tahun 2007, saya membuat foto-foto nude Elie, lalu dia meminta saya untuk bugil juga guna difoto berdua oleh mamanya. Meskipun saya menolak karena malu pada mama, tapi dia tetap memaksa juga, sehingga akhirnya saya pun ikut bugil Nah, saat itulah dia dengan terburu-buru meng-oral penis saya. Lalu, dengan terburu-buru juga, ia menduduki penis saya!
Mula-mula memang terasa risih sekali, namun Elie cerita bahwa dia sangat terangsang sekali dan sangat cepat mencapai orgasme.
Singkat cerita, setelah itu kami semakin berani ML di depan mama. Yang pertama kali memang risih, tapi rasa risih itu semakin lama terus semakin berkurang, dan lama-lama tidak ada risih sama sekali!
Mamanya pun bilang, jika itu dilakukan tapi bisa membuat kami semakin bergairah, dia tidak masalah, malah senang bisa membantu kami berdua.
Ada perbedaan antara ML selama 5 tahun pertama dan 3 tahun terakhir ini. Jika kami ML di depan mama, Elie lebih terangsang dan bisa orgasme sampai beberapa kali. Elie menjadi lebih hot dan bergairah melakukan oral, malah seperti demonstratif di depan sang mama. Matanya pun selalu melirik ke mama.
Beberapa hal yang sebelumnya belum pernah kami lakukan, jadi dilakukan karena dilakukan di depan mama. Suara desahan Elie pun menjadi lebih keras!
Yang membedakan juga adalah, kini ML dilakukan pada pagi hari setelah anak pergi ke sekolah, bukan pada malam hari lagi seperti dulu.
Kesimpulan saya: Ini memang kelainan atau penyimpangan sexual. Berpikir atau mimpi pun tidak, bahwa dalam hidup saya bisa ML di depan orang lain, apalagi di depan Mama!
Namun saya merasa kelainan ini adalah kelainan yang positif, kelainan yang sehat, karena bisa meningkatkan gairah berlipat ganda, bisa membuat suasana rumah menjadi lebih ceria dan gembira berlipat-lipat kali.
Hubungan keluarga menjadi sangat dekat, lebih hangat, banyak sukacita, dan selalu banyak tertawa.
Hal ini lah yang membuat saya pun akhirnya ikut berinisiatif untuk melakukan ML di depan mama.
Sejak awal pernikahan, saya tahu Elie biasa buka baju (bugil) di depan mamanya (lahir tahun 1941). Papanya sudah meninggal. Kami di rumah hanya tinggal berempat, yaitu saya, Elie, seorang anak kami, dan mamanya.
Pada pagi hari, setelah anak pergi ikut jemputan sekolah, keadaan rumah sepi sekali, hanya saya, Elie dan mama (tidak ada pembantu. Biasanya Elie di rumah hanya mengenakan baju T-Shirt (no bra) dan celana yang pendek sekali. Terkadang hanya T-Shirt dan CD saja. Jika habis mandi pagi, kadang juga hanya melilitkan handuk di pinggang dengan dada terbuka.
Selama 5 tahun pertama, umumnya saya suka mencium Elie di depan mama, tapi terbatas hanya pipinya saja, atau kadang juga menepuk-nepuk pantatnya.
Suatu pagi, ketika saya melihat Elie hanya membalut handuk saja dengan dada terbuka, saya iseng meremas buah dadanya di depan mama. Ehh malam harinya dia bilang bahwa waktu dadanya diremas saya di depan mama, rasanya lain, vaginanya menjadi basah
Di lain kesempatan, Elie menyediakan sarapan pagi hanya pakai T-Shirt tanpa CD. Nah, sebelum saya makan buah pier yang ada, saya angkat T-Shirtnya, lalu saya tempelkan buah pier tersebut ke vaginanya, terus saya makan! Elie dan mamanya tertawa keras sekali melihat hal ini! Malam harinya, kembali ia bilang bahwa vaginanya menjadi basah karena saya melakukan itu di depan mamanya.
Setelah itu, saya mulai berani ciuman bibir di depan mama. Saya lihat setiap kali saya ciuman bibir, mata Elie selalu melirik ke mama. Saya pun mulai berani terang-terangan meremas buah dada Elie, dan lagi-lagi dia selalu melirik ke mama.
Pada hut Elie tahun 2007, saya membuat foto-foto nude Elie, lalu dia meminta saya untuk bugil juga guna difoto berdua oleh mamanya. Meskipun saya menolak karena malu pada mama, tapi dia tetap memaksa juga, sehingga akhirnya saya pun ikut bugil Nah, saat itulah dia dengan terburu-buru meng-oral penis saya. Lalu, dengan terburu-buru juga, ia menduduki penis saya!
Mula-mula memang terasa risih sekali, namun Elie cerita bahwa dia sangat terangsang sekali dan sangat cepat mencapai orgasme.
Singkat cerita, setelah itu kami semakin berani ML di depan mama. Yang pertama kali memang risih, tapi rasa risih itu semakin lama terus semakin berkurang, dan lama-lama tidak ada risih sama sekali!
Mamanya pun bilang, jika itu dilakukan tapi bisa membuat kami semakin bergairah, dia tidak masalah, malah senang bisa membantu kami berdua.
Ada perbedaan antara ML selama 5 tahun pertama dan 3 tahun terakhir ini. Jika kami ML di depan mama, Elie lebih terangsang dan bisa orgasme sampai beberapa kali. Elie menjadi lebih hot dan bergairah melakukan oral, malah seperti demonstratif di depan sang mama. Matanya pun selalu melirik ke mama.
Beberapa hal yang sebelumnya belum pernah kami lakukan, jadi dilakukan karena dilakukan di depan mama. Suara desahan Elie pun menjadi lebih keras!
Yang membedakan juga adalah, kini ML dilakukan pada pagi hari setelah anak pergi ke sekolah, bukan pada malam hari lagi seperti dulu.
Kesimpulan saya: Ini memang kelainan atau penyimpangan sexual. Berpikir atau mimpi pun tidak, bahwa dalam hidup saya bisa ML di depan orang lain, apalagi di depan Mama!
Namun saya merasa kelainan ini adalah kelainan yang positif, kelainan yang sehat, karena bisa meningkatkan gairah berlipat ganda, bisa membuat suasana rumah menjadi lebih ceria dan gembira berlipat-lipat kali.
Hubungan keluarga menjadi sangat dekat, lebih hangat, banyak sukacita, dan selalu banyak tertawa.
Hal ini lah yang membuat saya pun akhirnya ikut berinisiatif untuk melakukan ML di depan mama.
