saya melihat dari cerita sist, kelihatannya sist tidak menyalahkan mutlak suami sist. tapi walau begitu sist tetap merasa diinjak2 harga diri sist.
makanya bagaimanapun juga sist tidak mau bercerai dengan suami sist. gak kayak yang lain asal memutuskan bercerai saja, pisah saja. padahal saran menentukan HARUS itu adalah suatu kesalahan. seharusnya saran ya memberikan pertimbangan bukan menentukan. atau kalau mau simple ya kayak secretADMIRER jawabannya.
kalo menurut pandangan saya, suami sist terlihat sangat depresi dengan kondisinya. sebenarnya dia merasa sudah tidak ada harganya sebagai laki2 karena mandul dan tidak bisa memberikan kenikmatan seks lagi ke sist. dan tingkat depresi ini sudah tinggi sampai2 sist yang harus jadi korbannya. sebenernya menurut penilaian saya, suami sist menyalahkan dirinya sendiri atas kemandulan itu, dan dia merasa begitulah caranya menebus kekurangannya. tapi dia tidak mau atau mungkin tidak sanggup mengakuinya.
jadi bila sist memang tidak ingin bercerai dengan suami, bicaralah dari hati ke hati. langsung tembak saja kalau sist sadar kalau dia merasa bersalah dengan kemandulan dan kondisi tubuhnya yang tidak lagi prima itu. bicaralah kalau sist benar2 mencintainya dan melakukan hal yang sist lakukan selama ini sama saja mengkhianati dia sekalipun dia yang meminta. bila memang menginginkan anak, itu sudah terpenuhi sekarang. jadi tidak perlu melanjutkan hal itu lagi. dan katakan dia tidak perlu merasa bersalah lagi. karena semua itu sudah menjadi kehendak Sang Pencipta. dan bila ingin berobat pasti ada jalan. dan katakan aku pasti setia mendampingi masa2 sulitmu.