Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 33

"Pak pak pak pak pak pak"
"Slebbb slebb slebb slebbbb cpak cpak cpak"

Bunyi dua kelamin yang becek menggaung keras di dapur. Nampak Sarmi sudah menungging di meja dapur sambil Wisnu memompanya dari belakang. Sarmi nampak sangat terbakar birahi dan menikmati pompaan batang penis Wisnu dari belakang. Tubuhnya sudah telanjang hampir seluruhnya mempertontokan payudara besarnya yang menggantung hebat sampai putingnya menyentuh ke meja dapur menggesek gesek memberikan rasa geli kepada Sarmi.

Wisnu masih mengenakan kemeja dan hanya memelorotkan celana panjangnya saja sampai ke lantai.

Melihat pemandangan ini makin yakin lah Bu Marsih bahwa tuak tadi adalah penyebabnya.

Sarmi pun terkejut, melihat kehadiran Bu Marsih dan dengan gugup dia menjawab

"B.....bu....Marsih.....ini memekku gatel banget......aku ja....jadi pingin disodok kontol buuuu"

Mendengar respon tersebut, Bu Marsih langsung paham, berarti bukan Sarmi pelakunya. Yang artinya hanya menyisakan Wisnu lah si pelaku aslinya.

"Sar.....tenang ini bukan salahmu, kamu tak kasih tugas, bikin itu Wisnu kelojotan sampe lemes, jangan lepasin dan jangan biarkan dia pulang. Peres burungnya sampe kering"

"Si....siappp Buuuu.....auhhhhhh auhhhhh.....terusss Wisss...." Sarmi makin menggeol geolkan pantatnya kebelakang memeras burung Wisnu sampai Wisnu meringis ringis menahan nikmat dan ngilu. Dikepala Wisnu dia sebenarnya tidak ingin kentu dengan Sarmi tapi burungnya berkata lain efek ramuan yang dia terpaksa minum telah membuat dirinya lepas kendali.

Bu Marsih pun kembali ke ruang tengah dan betapa terkejutnya dia saat melihat pemandangan di ruang tengah.

Darsih sudah mendorong Sulis terlentang di karpet dan menunggangi burung Sulis dengan menghadap belakang. Bajunya sudah berantakan menggantung dipinggang. Roknya sudah terangkat sampai ke atas, celana dalam dan behanya entah sudah di mana mempertontokan payudaranya yang berguncang guncang seirama lonjakan badannya diatas tubuh Sulis yang burungnya sedang mengaduk ngaduk memek Darsih dari belakang.

Di sofa Pak Samsul sudah mengeluarkan burungnya dari celana sambil mengelus elus sampai ngaceng maksimal, dia sedang melihat Warti yang sedang berdiri sedang diapit oleh Pri dari depan dan Kohar dari belakang. Payudara Warti sudah terekspos dan sedang dilumat habis oleh Pri, meninggalkan bekas cupangan merah air liur disekujur payudaranya. Sementara Kohar memeluk dari belakang sambil menciumi tengkuk Warti, dan meremas remas pantat Warti sambil jarinya sesekali mengelus bibir memek Warti yang sudah becek parah. Warti pun hanya bisa mendongak sambil memejamkan mata menikmati belaian dan lumatan disekujur tubuhya.

Erangan, desahan dan aroma birahi meruak kuat di dalam rumah itu. Bu Marsih buru buru mengunci pintu dan jendela agar tidak terlihat dari luar. Birahinya akibat tuak yang dia minum pun makin tak tertahankan. Akhirnya dihampirinya Pak Samsul satu satunya pria yang masih kosong saat itu. Dibuka seluruh bajunya mempertontonkan tubuh sintalnya yang sudah agak kendor dan segera bersimpuh di depan Pak Samsul untuk memberikan oral seks kepada Pak Samsul. Mendapat emutan penuh nafsu di burungnya membuat Pak Samsul jadi merem melek ditambah pemandangan penuh birahi di depannya.

Sementara itu di dalam kamar, Harni makin gelisah, dia minta Barkah memeluknya dengan erat. Keduanya tidur dikasur sambil berpelukan. Entah siapa yang memulai, mereka berdua berciuman dengan panas. Bibir mereka bertautan erat dan lidah saling membelit berkecipak satu sama lain. Tangan Barkah mulai meraba sekujur tubuh Harni dan berhenti di payudaranya. Diremas dengan lembut payudara Harni yang masih terbungkus baju lengkap.

Harni melepaskan bibirnya dari ciuman Barkah. Matanya nampak sayu penuh birahi.

"Bar......malam ini aku minta kamu gauli aku dengan buas, seperti wanita wanita yang sudah kamu taklukan. Aku mau jadi milikmu sepenuhnya. Semprotkan peju mu itu kedalamku Bar, hamilin aku"

Mendengar permintaan gadis yang sangat dicintainya ini dan akibat pengaruh ramuan dalam tuak yang dia minum membuat semangat dan nafsu Barkah meningkat berkali kali lipat. Dia segera bangkit dan menelanjangi dirinya sendiri. Tampak batang kelelakian nya sudah mengacung tegak sangat keras.

Diarahkan batang penisnya kehadapan mulut Harni. Pengalaman sebagai terapis dulu membuat Harni langsung paham apa yang diinginkan Barkah. Harni pun langsung turun dari ranjang dan berlutut di hadapan Barkah yang sedang berdiri. Di raihnya batang yang mengacung keras itu dan belai lembut dengan kedua tangannya. Perlahan bibir Harni menyentuh kepala penis Barkah. Diciumi lembut dan mesra yang kemudian mulai diemut dengan bibirnya yang hangat.

Barkah menikmati setiap jengkal batang penisnya dimanjakan oleh bibir Harni. Harni menggerak kan kepalanya maju mundur untuk mengulum batang penis Barkah keluar masuk. Sembari mengulum, tangannya mulai melepasi sendiri kancing kemejanya. Dilepaskan kait behanya hingga payudaranya kini terbebas dan menggantung. Resleting roknya dibuka dan dipelorotkan hingga kini Harni hanya mengenakan celana dalam saja.

Kulit Harni yang berwarna kecoklatan dan bersih nampak menambah keindahan raga telanjang Harni. Membuat birahi Barkah sudah naik keubun ubun tak tertahan lagi. Belum pernah dia merasakan senafsu ini ketika berhubungan dengan banyak wanita. Kali ini dia tidak hanya merasakan birahi tapi juga cinta. Membuat keinginannya untuk menggauli wanita dihadapan nya naik berkali kali lipat dari biasanya.

"Clokk....clokkk....clokkk....glokkk....occkkkkk gokkkkk" hanya itu suara yang terdengan di dalam kamar itu. Harni berusaha memasukkan semua batang penis Barkah kedalam mulutnya tapi jelas tak sanggup menampung semuanya. Jam terbang sebagai terapis tidak sia sia, Harni tau persis bagaimana memanjakan burung Barkah dengan lidahnya. Dijilati dari pangkal hingga ke ujung kepala. Tak lupa kedua telur Barkah juga dijilat dan digelitik dengan lidahnya sambil tangannya mengocok lembut burung Barkah.

Penis barkah telah basah oleh liur Harni. Kini Barkah mengangkat lengan Harni ke atas. Dengan mudah dan berkat tubuh berotot Barkah, Harni langsung terangkat berdiri dan didorong oleh Barkah tidur terlentang di kasur.

Dengan penuh nafsu dan tidak sabar ditarik celana dalam Harni hingga terlepas. Tampaklah bentuk kelamin yang masih terawat dan sedikit ditumbuhi bulu bulu disekitarnya.

Barkah gantian bersimpuh di tepi ranjang. Dibentangkan kedua paha Harni hingga terbuka lebar dan dengan sigap dijilati memek Harni yang sudah nampak becek. Dijulurkan lidahnya membeli permukaan bibir memek Harni sesekali ujung lidah barkah mengulik tonjolan kecil di memek Harni membuat Harni kian belingsatan. Kepalanya mendongak, tangannya meremas remas mesra rambut Barkah. Pahanya menggapit kepala Barkah.

Barkah kian intens menjilati memek Harni. Kini lidahnya dimasukkan ke rongga memeknya, menjulur julur sambil bibir Barkah mencucup berkecipak ludah.

"Bar.....enak bar.......ayo masukin aja Barrr"

Baru kali ini Harni merasakan dipuaskan seperti ini. Selama menjadi terapis tamu tamunya hanya menuntut dilayani tanpa perduli dengan apa yang dirasakan Harni. Service dari Barkah membuat Harni akhirnya merasakan bagaimana hubungan seks dengan saling memuaskan satu sama lain.

Barkah bangkit dari posisi berlututnya dan kemudian mulai mengarahkan batang penisnya ke bibir memek Harni. Digesek gesekan terlebih dahulu agar kepala penis nya terlumuri lendir memek Harni yang kian membanjir. Setelah dirasa cukup perlahan mulai ditekan batang penis nya masuk perlahan membelah bibir memek itu.

"Owhhhhh Barrrr........gedeee......pelannnn Barrrrr......" Sudah cukup lama Harni tidak melakukan hubungan badan. Terhitung sejak dia kembali ke desa memeknya tidak pernah dijejali burung pria manapun. Hal ini membuat memeknya kembali rapat dan butuh sesaat agar terbiasa dengan ukuran penis Barkah yang besar itu.

Barkah yang sudah dikuasai nafsu seakan tidak sabar, ditarik sedikit kemudian ditekan kembali. Terus dilakukan berulang ulang hingga akhirnya,

"Blessss......."

Masuklah batang penis Barkah hampir setengahnya. Mata Harni langsung membelalak lebar, ada sedikit air mata yang keluar disudut matanya karena rasa nyeri. Mulutnya menganga mengeluarkan teriakan tertahan. Tangannya menggapai gapai dan meremas kain sprei.

Barkah pun kemudian menelungkupkan tubuhnya diatas tubuh Harni dan memeluknya erat. Mulutnya menciumi bibir Harni dengan erat. Kemudian beralih menciumi pipi dan menjalar ke kuping serta leher. Menambah rangsangan bagi Harni dan membuatnya melayang terbuai kenikmatan.

Tangan Harni memeluk erat leher Barkah, kedua kakinya disilangkan mengunci pinggang Barkah seakan tidak ingin terlepas dari pertautan kelamin ini.

Barkah merasa ini saatnya untuk mulai memompa batang penisnya agar memberikan kenikmatan kepada wanita yang dicintainya ini.

" Cleppp.....cleppp....."
"Plokk....plok....plok...plok....plok"

Suara pompaan barkah menggema keras dalam ruangan itu. Disusul dengan raungan dan desahan Harni membuat suasana kamar itu makin dipenuhi Birahi.

Sementara itu di ruang tengah keadaan makin liar.

Nampak di sofa ada pak Samsul yang sedang duduk terlentang, diatasnya Bu Marsih sedang bergoyang memompa batang penis Pak Samsul sambil kedua payudaranya diremas remas oleh Pak Samsul.

Disampingnya ada Wisnu yang juga sedang digoyang dari atas oleh Sarmi. Mereka berdua kini telah pindah bergabung di ruang tengah. Sarmi sedang bergoyang mengejar kenikmatan sambil menyorongkan dua payudara jumbonya ke mulut Wisnu sampai Wisnu gelagepan

"Slurppp slurppp....muachhhh....mbakkk....aku susah nafasss....mmhhh sluurppp" hanya itu suara yang dikeluarkan Wisnu sambil terus menjilati payudara jumbo Sarmi

Di karpet Warti dikeroyok dua orang, Kohar dan Pak Pri. Warti diposisikan menungging sambil berlutut. Dari belakang Pak Pri sedang menyodok memeknya, dari depan Kohar berdiri sambil diemut burungnya oleh Warti. Kedua tangan Warti berpegangan pada kedua paha Kohar.

"Akhirnya Har, kita ngrasain memek perek ini, sok sok an ngatur ngatur kita kalo di rumah, padahal aslinya di kota jadi lonte aja, nyohhhh......tak bikin ledes memek mu"

Batang Pak Pri tergolong besar, lebih besar daripada batang Pak Samsul. Membuat Warti kelojotan menahan nikmat. Mulutnya tak bisa mengeluarkan suara karena tersumpal batang penis Kohar. Warti pun sudah pasrah malam itu dicabuli dua orang yang biasanya dia anggap sebagai pembantu dan lebih rendah dari dirinya. Dikepalanya hanya terpikirkan mengejar kenikmatan malam itu.

Nyai Darsih kini sudah terlentang dan sedang digenjot oleh Sulis dari atas. Stamina sulis tidak seberapa, baru bbrp kali menggenjot Darsih dia sudah dekat dengan ejakulasinya.

"Nyai....aku dah mau ngecrot Nyai.......hnnghhhhh aduh enakk e Nyaiii"

"Mmmhhh.....terusss...terusss lisss.....jangan ngecrottt dulu......aku masih mau terusss"

Stamina dan nafsu Nyai Darsih jelas telah terbukti cukup kuat. Sulis tidak mampu menahan dan akhirnya ngecrot di dalam memek Darsih.

"Pie to lis.....kok wis metu iki lo.....ayo lagi lis goyang lagi"

Nyai Darsih mendorong tubuh Sulis sampai terlentang di karpet, diduduki burung Sulis sampai masuk kembali ke memeknya. Digoyang dengan buas burung Sulis sampai membuat pemiliknya meringis ngilu.

"Aduhhh......sssstttt......ngilu Nyai"
Ucap Sulis sambil meringis karena rasa nikmat dan ngilu yang bercampur menjadi satu.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd