Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Bimabet
Chapter 34

Di dalam Kamar Cepi & Prapti, desahan Prapti terdengar nyaring membahana.

"Owhhh.......ayah.....enakkkk yahhhh...."
"Cleppp....cleppp....cleppp.....cleppp"
"Ayah.....aku ngecrittt yahhhhh"

Terasa ada rasa hangat membaluri batang penis Cepi yang masih menancap dalam rongga memek Prapti

Cepi masih dalam posisi diatas Prapti terus memompa memek Prapti. Tubuh telanjang mereka masih melekat erat sambil pinggang Cepi bergerak cepat. Tubuh Prapti menegang dan kedua kakinya terangkat ke atas. Cepi pun menghentikan pompaannya saat tahu istrinya yang sedang hamil sudah orgasme.

Prapti yang habis digauli oleh Cepi terkulai lemas. Cepi masih menelungkup diatas tubuh telanjang Prapti yang matanya terpejam dengan nafas tersengal sengal. Sementara Cepi masih jauh dari ejakulasinya.

Dibelai belai lembut wajah istrinya itu. Dikecup lembut keningnya. Dan dipandang dengan mesra.

"Ayah belum ngecrot ya?" Tanya Prapti yang sudah sedikit pulih dari orgasmenya

"Iya Bun.....belum....masih ngaceng ini"

"Aduh Yah, tapi Bunda udah capek banget, lemessss......burung ayah emang jempolan"

"Ya udah bun, kalo capek udah bunda tidur aja. Kasihan dedek diperutnya nanti kalo bunda kecapean" jawab Cepi

"Terus ayah gimana dong? Kan belum ngecrot?"

"Iya sih, duh pie ya bun?" Cepi pun juga sebenarnya masih merasa kentang. Burungnya masih ngaceng keras dan minta dipuaskan.

"Udah gini aja yah, dulu kan ayah udah nurutin mau bunda buat kentu sama Barkah. Sekarang ayah boleh deh kentu sama siapapun yang ada di luar. Dari tadi kan di luar penuh suara orang kentu. Kalo ayah keluar sambil ngaceng gitu pasti langsung jadi rebutan ibu ibu di depan hi hi hi hi" kata Prapti sambil cekikikan

Cepi pun langsung sumringah mendengar perkataan Prapti, "Beneran bun? Aduh bunda emang istri terbaik deh....muachhhhh"

"Iya beneran, tapiii.....kapan kapan kalo bunda pengen, boleh nggak kentu lagi sama Barkah?"

"Iya boleh, apapun buat istriku tersayang, asal cinta nya cuman sama aku ya bun"

"Iya....kalo cinta ya cuma Cecep suamiku seorang, dah buruan, itu burungnya masih ngaceng bunda tak tidur saja"

Cepi pun bergegas mencabut batangnya yang masih mengeras dan beranjak keluar kamar meninggalkan Prapti yang langsung meringkuk menyelimuti dirinya yang telanjang.

Sesampainya di luar kamar pemandangan yang sangat mencengangkan terpampang membuat Cepi melongo.

Tak ada satupun orang yang masih mengenakan pakaian saat itu. Helai pakaian berserakan dimana mana, beha dan celana dalam yang sudah terlepas terpampang di lantai maupun meja. Tubuh tubuh telanjang tampak bertautan bersimbah lendir dan keringat.

Yang paling mengenaskan adalah Warti. Tubuh telanjangnya tampak terhimpit oleh Kohar dan Pri. Warti ada ditengah tengah Pri yang sedang terlentang sambil burungmya merojok rojok lubang memeknya. Posisis Warti menelungkup menghadap Pri yang sibuk menjilati pipi sambil meremas remas payudaranya.

Sementara dari belakang Warti Kohar sudah menusukan penisnya ke lubang anus Warti. Muka Warti sudah nampak kepayahan dan lemas tak berdaya dihajar penuh nafsu oleh dua pria itu. Ekspresinya menunjukan rasa sakit, nikmat, menolak tapi bernafsu, campur menjadi satu.

Melihat Warti simpanan mertuanya itu membuat Cepi sedikit Iba. Cepi pun mendekati mereka bertiga.

"Heh Kohar, Pak Pri, kalian boleh aja malam ini, puas puasin, tapi jangan kasar kasar, awas ya kalo sampe kalian nyakitin Warti tak pecat kalian"

Mendengar perkataan Cepi, Kohar dan Pri tersenyum dan mengangguk patuh. Mereka berdua tak berani melawan Cepi karena bagaimanpun Cepi adalah majikan mereka juga.

"Baik juragan, siappp" sahut Kohar dan Pri bersamaan.

Cepi sebetulnya tidak ada masalah dengan Warti, tapi Prapti istrinya tidak menyukai ketika ayahnya membawa Warti untuk bekerja sebagai pengasuh ayahnya ketika sakit. Beberapa kali Cepi tanpa sengaja mengetahui ketika Warti sedang digenjot oleh Pak Samsul.

Sebetulnya posisi Warti itu sama dengan Kohar dan Pri, yaitu sebagai pekerja di rumah Pak Samsul. Tapi karena Warti juga merangkap sebagai wanita pemuas nafsu, Warti diperlakukan istimewa oleh Pak Samsul dan seringkali sok berkuasa. Itu pula yang membuat Kohar dan Pri dendam kepada Warti dan malam ini mereka melampiaskan dengan mencabuli Warti sepuas hati mereka.

Mengingat istrinya tidak suka dengan Warti maka Cepi membiarkan saja Kohar dan Pri menghajar Warti. Akan tetapi melihat Warti saat ini dihajar habis habisan seperti itu membuat Cepi iba juga.

Cepi melayangkan pandangan ke arah pasangan lain, Bu Marsih saat ini menungging di sandaran sofa, kedua lututnya bertumpu pada dudukan sofa. Ayah Mertua Cepi memompa dari belakang sambil meremas gemas kedua bongkahan pantat Bu Marsih. Raungan Pak Samsul bersahut sahutan dengan desahan membahana Bu Marsih. Kedua orang yang sudah cukup berumur saling telanjang dan bergumul panas membuat burung Cepi makin ngaceng keras.

Di sebelah Pak Samsul dan Bu Marsih yang masih bergumul panas nampak Wisnu yang sudah terkulai lemas terduduk di lantai. Kepala Wisnu mendongak bersandar pada dudukan sofa. Sementara Sarmi sedang menduduki muka Wisnu sambil menggesek gesekan memeknya ke bibir dan wajah Wisnu. Wisnu nampak gelagepan sambil berusaha melepaskan diri dari kebinalan Sarmi yang masih berusaha bergoyang sambil payudara jumbo nya terlonjak lonjak.

Tangan Wisnu menggapai gapai udara kosong seakani minta tolong. Sungguh kali ini Wisnu kena batunya sendiri. Ingin hati membalas dendam malah dibuat kelimpungan sampai lemas tak berdaya oleh Sarmi.

Cepi pun geli melihat nasib kawannya itu, dan tertawa lepas. Dia pun menghampiri Sarmi yang nampak jengkel karena masih mengejar orgasme yang belum dia dapatkan.

"Mbak.....uwis, mesakno lo kui Wisnu iso mati gak iso napas nek kamu nguyel uyel hidung dan mulutnya pake memek kayak gitu"

"Udah sini tak gantiin, nih manuk ku masih ngaceng keras"

Sarmi yang terkaget dengan suara Cepi menoleh dan tiba tiba ekspresi nya nampak Sumringah. Dia menatap burung Cepi yang masih tegak perkasa dengan ukuran jauh lebih besar dari milik Wisnu.

Sarmi pun spontan menghentikan goyangannya dan tangannya mulai meraba burung Cepi.

Cepi membalas dengan mulai meremas remas payudara jumbo Sarmi dan memilin milin putingnya.

Sarmi langsung berdiri dan mendorong Wisnu agar menyingkir dari sofa. Karena sudah kehabisa nafas dan tenaga Wisnu dengan mudah terdorong sampai jatuh terlentang di karpet sambil ngos ngosan berusaha mengatur nafas.

Sarmi menarik mesra tangan Cepi dan memposisikan dirinya duduk bersandar di sofa. Kakinya dibentangkan selebar mungkin mempertontonkan memeknya yang sudah berlendir dan mereka menanti disodok pria.

"Ayo cep....memekku udah siap kamu giles sampe ludes, kamu boleh ngapain aja malam ini sama aku kok cep" kata Sarmi genit berusaha menggoda Cepi.

Cepi sebenarnya tidak tertarik dengan Sarmi meskipun Sarmi memiliki payudara berukuran jumbo. Bagi Cepi istrinya adalah wanita paling cantik dalam hidupnya. Tapi nafsu yang belum tersalurkan membuat dia mau tidak mau terpaksa menyalurkan birahinya kepada Sarmi.

Tanpa pemanasan lagi dan aba aba, Cepi lgsg sedikit menekuk lututnya dan menusukkan batang penisnya ke memek Sarmi.

"Blessss........ceplak ceplak ceplak ceplak ceplak"

Bunyi benturan selakangan Cepi dan Sarmi yang terdengar merdu karena lendir Sarmi yang sudah membanjir

"Nahhhhhh yaowoh uenakkk eee......ini baru manukkkkkk, terussss ceppp...manukmu uinukkkk tenin.....***sss yg kenceng cepppp owhhhhh"
Sarmi makin menjadi jadi berteriak kegirangan. Dia meremas remas sendiri kedua payudara jumbonya. Sesekali payudaranya diremas dan diarahkan ke mulutnya sendiri kemudian menjilat jilat dan menyedot putingnya. Hal yang mudah dilakukan Sarmi berkat ukuran payudaranya.

Melihat pemandangan erotis tersebut nafsu Cepi makin naik keubun ubun. Digenjot dengan buas memek Sarmi sampai membuat Sarmi terlonjak lonjak dengan liar.

Sementara itu Darsih masih berusaha memasukkan burung Sulis yg udah lemas ke memeknya. Karena burungnya sudah mengkeret, begitu masuk tak lama burung Sulis terpeleset keluar lagi dari memek Darsih yang licin karena lendir yang membanjir. Hal ini membuat Darsih pun marah marah tak karuan

"Pie to Lis.....manuk kok lembek koyo tape ngene Lissss Lis"

"Plakkk....." Dikeplak burung Sulis yang sudah mengkeret dan lemas tak berdaya dengan telapak tangannya.

"Uaduhhhh......ampunnnn Nyai.....nggak kuat lagi" Sulis pun mengiba meminta ampun karena tak sanggup memuaskan nafsu birahi Darsih.

Jengkel dengan ketidakmampuan Sulis Darsih pun bangkit berdiri dan mendengus keras. Matanya menyisir sekitar ruangan, mencari pria yang masih kosong untuk menuntaskan hasratnya.

Semua pria di sana sibuk dengan pasangan masing masing. Sebenarnya ada Kohar dan Pri yang masih mengeroyok Warti. Tapi Darsih tidak selera baik dengan Kohar ataupun Pri.

Tiba tiba Darsih teringat, dimana Barkah yang selalu mampu untuk memuaskan dirinya. Darsih pun mencari baik baik keberadaan Barkah. Perlahan lahan dia mendengarkan baik baik dan terdengar desahan Harni. Dengan mantap Darsih mengikuti arah sumber desahan tersebut hingga kedepan kamar tempat Barkah dan Harni masih memadu kasih.

"Cekrekkk....." Dibukanya pintu kamar tersebut. Dengan tubuh telanjang dan lendir memek yang masih mengalir sampai ke paha, Darsih masuk ke dalam kamar dan kembali menutup pintu kamar itu rapat rapat hendak bergabung dengan Barkah dan Harni.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd