sumpah demi rasa sayangku

[^_O]

sudah pagi
nasi di piring
sudah basi
berlendir
bagai remah memori

 

[^_O]

lambai lamban ayunan daun pisang
di pinggir ladang berpohon berjajar
lamunan atas kedatangan dan kepergian
anggukan dan senyuman berbaris di antrian

juga bibirmu
juga tangismu
juga belai rakusmu
juga hentakan di ranjang itu

juga hisapan asap berbau angan
juga usapan di rambut
juga ciuman di belakang lutut
juga kelebat bayangan saat kau menutup pintu

ah...
kau...
kapan membuat ku menangis lagi?

®kangen kamu

 

[^_O]

terimakasih om.
tapi saya tidak pake sempak.
saya cuma berhanduk setelah mandi.
saya tidak bisa kembalikan yang warna hijau.
saya baru ada yang abu-abu.

 

[^_O]

lemah, letih, lesu.
minum jamu apa ya?

 

[himalaia]

ah, ente....
nas, klo ente nurut dr dulu, tentu udah jadi lagu itu puisimu...
ya udah, klo ane ke solo, kita lanjut episode itu....

 

[^_O]

siap thok!
tapi bocah-bocah lain sudah on their way, pak.

 

[derrand]

Ijin baca suhu cpa tw dpat inspirasi dr baca puisi suhu

Rangkaian kata"nya
╔══╦═╦═╦══╦═╦═╗
║║║║║║║╠╗╔╣║║║║
║║║║╦║║║║║║╦║╔╝
╚╩╩╩╩╩╩╝╚╝╚╩╩╝
Serasa d.ayun kalo ane baca suhu

 

[^_O]

terimakasih, mas.

 

[^_O]

bila hari menuai semi
dari kemelut bunyi
kemeluk nyeri
kupeluk sunyi
melepuh
meninggalkan peluh
menguar
membentuk dinding
dingin
menyelimuti
bongkahan mawar
yang tercabik durinya sendiri....

sorry, i've fell again.
samitabh.

 

[derrand]

Menuai semi
Menanti mentari
Melodi semi mengalun
Kemelut bunyi membisu
Dinding dingin mencair
Bongkahan mawar tercabik
Muncul kuncup yang merekah
Menebar pesona harumnya

 

[^_O]

sore berkabut
di pinggir laut
debur
nyiur
pohon enau di lereng bukit
kau lukis itu di teras rumah

sepotong roti
secangkir kopi
sehelai kertas
sebatang pensil
sekotak *****
dan tiga helai kanvas
yang tercoret
yang terrobek

#sore yang tercabik

 

[^_O]

entah kenapa tiba-tiba bangun di sela adzan subuh yang terbata-bata mengeja nada mengejar fajar melawan dingin yang menggigit kain tebal selimut besar tempat kita bergumul mengumbar badan meregang urat membasuh rindu yang semakin dekat dengan ufuk kematian ku

masih di dalam sengguk yang tidak padam dengan sekali telan merengkuh angin kosong hawa diam udara yang senyap terpapar menutup seluruh ruangan menghilangkan kau mengaburkan nuansamu yang meninggalkan kecupan dan kenangan lawatan semalam mengobati rasa dan sekaligus menambah mutu rinduku

#racun rindu

 

[^_O]

suit siul burung di bubungan cemara
bulan yang setengah tiang
hujan yang tak lagi datang
warna oranye laut membayang

#lembayung senja anak pertama kita