Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Kadang malah kepleset sama yg lain, kayak kmren ngomenin status foto selfie MILF, hwaaa ane dikurung di kamar diinterogasi macem2 dah..pdhl ketemu orangnya jg blm pernah 😂
ntu udah peringatan dini menjelang sunami..
 
Alurnya asiik....biasa presentasi ama banyak orang keknya niih....temuan dilapangan bisa di konversi jadi narasi yang pas....xixixixi
Nice hu sharing pengalaman makan sate kambingnya....
Ada lagi hu....

...isi boleh dibuang diaman aja...yang penting botol lengkap dan aman dibawa balik...hahahaha
 
Wkwkwkkw... Ajiiibb read stoey emang selalu menari
 
hmmmmm bagus nih cerita, tarik ulur kaya layangan
 
Kurang lebih 15 menit lagi posisiku saat ini dari lokasi rumahku. Aku sudah putuskan akan kuberikan pizza ini ke satpam komplekku saja, sekali sekali berbagi makanan elitlah pikirku, masak gorengan mulu sama roti 😂.

Saat kondisi jalan yang sedikit merayap, aku iseng mengecek HPku, siapa tahu ada WA dari Arin. Untuk membuka WA "B" sambil menyetir ini agak ribet sebenarnya. Pertama aku harus cari kolom find aplikasi, kemudian mengetik WA "B", lalu membuka lock patternnya. Sebelum pulang kantor, memang selalu kusempatkan untuk bersih bersih HPku, mengclear chat yang rada bahaya, baik sama Franz atau beberapa TO kemudian menyembunyikan aplikasi nakalku.

Ternyata ada balasan WA dari Arin.
"Mas tadi nelpon ya?" tanyanya
"Iya, tadi aku ke tempat kerja kamu" balasku dengan ketikan sebisaku.

"Aku tidur tadi di ruang sebelah, kepalaku pusing banget" jawabnya
"Hehe..ya udah" balasku

"Terus skrg dmn?" tanyanya
"Dah mau nyampe rumah si" kataku

"Walah..maaf ya" jawabnya
"Mau nganter ini tadi, image (sekotak pizza di kursi kiriku)" balasku

"Yaahhh..😭" balasnya
"Hehe..lagian ditelp ga diangkat, ya udah kukasi ke satpamku aja" jawabku lagi

"Yah..gimana donk, kepalaku pusing soalnya" balasnya lagi

Akhirnya sesaat memasuki gerbang komplekku, kuserahkan sekotak pizza tersebut kepada pak Slamet, salah satu satpam yang sedang bertugas malam itu.

Aku tidak mau berspekulasi seandainya kubawa pulang ke rumah, daripada jadi pertanyaan. Prinsipku cuma satu, jangan mengubah kebiasaan yang dapat menimbulkan kecurigaan Polda dirumah. Bersikaplah seperti layaknya pulang lembur, pasang ekspresi muka kusut dan lelah, walau hati sedang sumringah setelah menemui pujaan hati.

Beberapa peristiwa yang terjadi seminggu ini, akhirnya membuka jalan damai kembali dengan Arin. Minggu depan, yang kutahu jadwalnya Arin masuk pagi. Artinya, bisa kuajak dia ketemuan sore hari sepulang kerja.

Hari ini, Selasa di minggu ketiga bulan Februari. Akhirnya aku akan berjumpa dengan Arin kembali hari ini, setelah kemarin membuat janji dengannya. Rasa kangen dan deg degan bercampur menjadi satu, karena walau bertemu belum tentu bisa mengulang hal hal indah seperti sebelumnya. Setidaknya ini awal yang baik, karena dia mau menemuiku kembali.

Waktu menunjukkan pukul 16.30 Wib, rasanya sudah tidak sabar menanti jam 17.00 Wib, jam pulang kerjaku. Jarum jam serasa berputar lebih lambat sore ini. Hingga akhirnya tak kusia siakan sedetik pun saat jarum panjang jam telah berada di angka 12, aku segera bergegas menuju tempat kerja Arin.

Sekitar jam 17.30 Wib aku tiba di depan kantornya, lalu segera kukabari bahwa aku telah sampai. Perasaanku saat itu sama halnya saat hendak berjumpa pertama kali dengannya. Gugup dan entah mau berbicara apa nanti, terngiang ngiang di pikiranku.

Tampak sesosok wanita berjalan menuju arah mobilku. Sosok yang kurindukan sebulan ini. Dia adalah Arin yang sore ini mengenakan dress putih dibalut blazer hitam dengan celana panjang hitam sebagai bawahannya.

"Hai, apakabar mas?" Sapanya ramah sesaat setelah duduk di kursi sebelah kiriku.
"Alhamdulillah baik" jawabku sambil menjalankan mobil

"Kita mau kemana ni?" tanyaku
"Hmm..terserah kamu" jawabnya

Aku cuma tersenyum saat mendengar jawabannya yang masih sama seperti dulu.
"Ya udah ke cafe xxx aja ya" kataku

Kali ini dia yang balik tersenyum, saat mendengar aku menyebut nama sebuah cafe. Cafe tersebut adalah tempat dimana kuajak dia pertama kali untuk nongkrong bareng. Mungkin dia mencium aroma de javu yang ingin kuhidupkan kembali.

Selama perjalanan tidak banyak yang kami bicarakan, aku kembali sedikit gugup saat pertama kali semobil dengannya. Untungnya jarak cafe dari kantornya tidak terlalu jauh, sehingga tidak butuh lama merasakan keheningan ini.

Mobil kumatikan sesaat setelah terparkir dengan sempurna di depan cafe tersebut. Suasana tidak terlalu ramai saat itu. Kubukakan pintu cafe tersebut agar dia masuk terlebih dahulu. Tidak banyak menu yang ditawarkan sebagaimana yang tercantum di sebuah papan tulis dengan berkelir kapur berwarna merah. Makanan dan minumannya pun tergolong biasa saja, namun suasananya yang tidak ramai sehingga sengaja kupilih.

Kami mengambil posisi duduk saling berhadapan. Sedikit basa basi kulancarkan untuk memecah suasana.

"Kirain ga mau ketemuan lagi" ledekku
"Hehe" jawabnya sambil memainkan kuku

"Kangen yak?" godaku
"Auk ah" jawabnya sambil memperhatikan kukunya

"Kemaren kayaknya udah ada yang nyetirin?" tanyaku
"Hahaha..yakin?" jawabnya

"Itu kmren di foto duduknya di sebelah kiri" tanyaku memastikan. Biasanya dia suka selfie di sampingku.
"Owh itu..emang kamu ga liat posisi setirnya? Itu kan belum kumirroring fotonya" jawabnya

"Hmm..masa si? Perasaan g liat ada setirnya deh" jawabku sedikit penasaran
"Hehe..cemburu ya?" godanya balik

"Hmmm..auk ah" jawabku
"Ih..ikut2an" protesnya

Suasana pun sejenak hening saat aku menyeruput kopi susuku.

"Katanya ada yang mau kamu bilang?" tanyanya
"Apaan ya?" Jawabku pura pura bego

"Hmmm.." jawabnya sedikit merajuk
"Hehe iya iya" jawabku mencoba menenangkan

"Jadi gini, kemaren itu sebenarnya niat awalku becanda. ML itu maksudku Makan Lontong, bukan ML yang itu. Cuma aku sengaja ngetes kamu pengen tau jawaban kamu gimana klo diajak ML beneran. " jelasku

"Hmmm..oh jadi ngetes aku ni?" jawabnya ngeledek
"Hehehe..lagian masak mau gituan mesti dibahas dulu. Ya kalo aku si mengalir aja, aku ga janji ga bakal ML sama kamu si, kalo terjadi ya terjadi aja." Lanjutku lagi

Arin hanya termenung, tidak menanggapi penjelasanku kali ini, entah dia setuju atau bakal tetap keukeh dengan pendiriannya seperti saat kami berbeda pendapat dulu. Aku tidak mau berpikir muluk muluk dulu, yang penting bagaimana meluluhkan hatinya lagi kali ini. Mungkin lebih baik tidak perlu kubahas masalah ini lagi dengannya. Baiknya kubuai hingga dia benar benar terlena, sehingga lebih mudah kutaklukkan kedepannya.

Kami pun bersenda gurau kembali menandakan perselisihan kami telah berakhir. Bahkan kami melakukan wefie dengan menggunakan Kamera HPnya. Posisiku saat foto bersama, yaitu berdiri di belakangnya yang sedang duduk di kursi.

Posisi duduk kami pun sekarang menjadi lebih dekat, dengan dia duduk sedikit serong di sebelah kananku. Kusempatkan mengambil fotonya yang sedang termenung secara diam diam dari posisi samping.

Mulustrasi



Pertemuan malam itu pun harus diakhiri, mengingat keterbatasan waktu yang kupunya. Kami beranjak bersama menuju parkiran. Saat sudah berada di dalam mobil, tukang parkir sudah dalam posisi siap memberi aba aba mundur. Namun mobil tak jua bergerak mundur walau telah kunyalakan mobilku.

"Maafin aku ya.." kataku saat memandang wajah Arin
"...." ekspresi senyum malu

"Mmmuaaccchh" suara kecupan saat bibir kami tanpa disadari sudah saling beradu..

Sejenak kulepas pagutan bibirku..kutatap wajahnya dari jarak yang sangat dekat hingga mata kami saling beradu pandang. Kupegang dagungnya dengan kedua tanganku, lalu kutarik mendekat hingga bibir kami berpagutan kembali..

"Mmuuaachhh...mmmhhh.." ciuman kami kali ini bertambah panas..lidah kami layaknya pedang yang saling beradu..terdengar samar desahan nafasnya yang tampak menikmati ciuman yang penuh dengan rasa rindu ini.

Mungkin ada sekitar 5 menit kami berciuman, kulihat dari kaca spion, tukang parkir sudah duduk kembali ke tempatnya. Akhirnya kuakhiri ciumanku di keningnya.

"Cuppp..mmmhhh... udah ya, kita balik.." ucapku setelah mengecup kening serta hidungnya.

Arin hanya menganggukkan kepalanya, pertanda dia setuju.

Dan malam kami hari ini kuakhiri setelah dia beranjak keluar dari mobilku, dan kulanjutkan perjalananku kembali ke rumah.

"Drrrrtttt..drrrttt.." panggilan keluar dari HPku

"Hoi..apaan?" Sahut si Franz

"Temenin gw nyetir" pintaku
"Emang habis drmn loe?" tanyanya

"Habis nganter Arin pulang" jawabku
"Balikan loe?" tanyanya sedikit meledek

"Hooh" jawabku di loudspeaker head unit yang telah ku bluetooth.
"Yaelah..napa ga sama Viana aja si" protesnya

"Ga dapet feelnya gw" jawabku
"Yaelah..pake acara feel feelan segala..udah sikat aja, dah gatel itu memeknya" kata Franz.

"Hahaha..suek loe" jawabku

Dan hari hariku selanjutnya, kembali terisi dengan kehadiran sosok Arin.

Bersambung...
 
Itu mau update panjang tp takut polda bangun, itu kaya main bungee jumping
Tegang tp pas selesai post br senyam senyum hahaha
 
Bimabet
Bener bener kentang goreng.. Hehe ane setuju dengan si franz sikat viana dlu suuhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd