Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Bimabet
Jadi inget dulu chat di aplikasi migtigatiga
Kenal dengan foto yg menawan pas ketemu zonk yg di dapat dan udah terlanjur check in akhirnya sekedar chit chat dan grepe2 aja

I know what you feel
 
Jadi inget dulu chat di aplikasi migtigatiga
Kenal dengan foto yg menawan pas ketemu zonk yg di dapat dan udah terlanjur check in akhirnya sekedar chit chat dan grepe2 aja

I know what you feel
Wkwkwkwkwk...asli tersiksa selama beberapa jam di kamar sendiri yak..

Btw mungkin ane bukan bermaksud membully doi baek dari body dan lainnya, tp juga mungkin kesalahan ane yg tidak cermat membaca kode alam yg sudah disampaikan doi, dan tetap memaksakan diri mengundangnya. Cuma kebetulan buat ane memang not my type aja si, mungkin akan sedikit berbeda bila misalnya dia seorang MILF, attitudenya kalem dan ga banyak ngomong walau BBW..

Sekian, mohon jgn dicounter terkait komen2 ane thdp TO ya hu.. 🙏🙏
 
Hari Ketiga

Cerita Sebelumnya...

Namun, sesampainya di hotel, aku malah belum berkeinginan untuk tidur. Terlebih lagi, aku sempat mengkonsumsi 3 cangkir kopi sejak pagi hari.

Aku pun iseng iseng membuka 2 aplikasi pertemanan, yang keduanya diawali dengan huruf T untuk sekedar iseng mencari TO di sekitaran Surabaya yang siapa tahu mau menemani aku hingga pagi, namun bukan BO tentunya.

Kulihat di salah 1 aplikasi, terdapat beberapa TO yang matched dengan aku seharian ini. Lalu aku coba melanjutkan obrolan, dan ternyata salah satu TO merespon chatku.


Sepertinya bisa diprospek ni, pikirku. Singkat cerita, kami pun berkenalan dan doi menanyakan nomor whatsappku, namun aku yang meminta balik nomornya. Kami pun mengalihkan chat melalui Whatsapp dan berkomunikasi dengan cukup intens malam itu, hingga kutahu doi ternyata berasal dari daerah Jawa Timur dan baru beberapa hari ngekos di Surabaya, untuk mencari pekerjaan, ngakunya. Sebut saja namanya Anggi.

Aku pun mengajak Anggi untuk melakukan Video Call, untuk memastikan apakah doi sesuai dengan foto profil yang dia pasang. Manis si menurutku, cuma terlihat agak chubby. Bahkan, dia sendiri mengakui kalau dia memang gemuk dengan berat badan 70 kg saat kutanya seberapa gemuk dirinya. Owh, aku masih mendeskripsikan ke dalam kategori chubby, bukan BBW saat itu.

Video Call pun tersambung,
"Kamu ganteng ya ternyata hehehe" kata kata yang terucap pertama darinya. Wajahnya manis sesuai dugaanku, pipinya chubby sepintas seperti wanita yang berada dalam potongan video Atta Gledek yang biasa mengucapkan "Yaelah Bang" 🤣🤣. Namun aku tidak bisa melihat keseluruhan tubuhnya.

Aku agak sedikit ilfeel saat mendengar suaranya yang agak berat, sampai kutanyakan apakah dia perokok, namun tidak kata Anggi.

Dialeknya mirip seperti suara kak Rose di film Upin Ipin, kental dengan nuansa melayu yang ternyata doi memang pernah lama tinggal di Malaysia.

Sempat curiga apakah doi ini eks TKW, namun menurut pengakuannya dia sebelumnya bekerja sebagai SPG Kosmetik di Batam.

Singkat cerita, doi ini terlihat agresif dan selalu menyambut setiap umpanku. Akhirnya kupancing doi agar datang ke hotel, dan setelah sempat terjadi sedikit tarik ulur doi pun bersedia, namun bingung mesti naik apa. Aku pun memberi solusi untuk membuka aplikasi taksi online, apakah ada driver yang standby di sekitaran lokasi kos doi.

Doi sebelumnya sempat bertanya, emang kita mau ngapain di hotel. Aku pun menjawab hanya sekedar butuh teman mengobrol hingga tertidur, namun apabila sampai khilaf ya ga tau juga. Aku sebenarnya juga ragu, apakah doi menarik sesuai kriteriaku, namun untuk berjaga jaga aku tidak mau menjanjikan atau to the point ke arah enak enak.

Anggi sempat minder awalnya, dan mengatakan dia pasti bukan level aku. Namun kembali kuperjelas, bahwa aku cuma butuh teman mengobrol saja dan jangan berpikir aneh aneh dulu. Catatan buat para pembaca disini, kalau si cewek sudah minder, mengatakan doi gendutlah dsbnya, mending percaya aja deh 🤣🤣.

Akhirnya Anggi menemukan driver taksi yang standby dan kemudian memesan untuk mengantarnya menuju hotelku, yang jaraknya hanya terpaut sekitar 6 km saja. Dia pun mengabari kalau dia sudah dalam perjalanan ke hotel dan memintaku menunggu di bawah.

Aku pun lalu bersiap untuk turun menjemputnya sekalian melihat sikon di lobby hotel. Sekitar jam 2 pagi saat itu, dan ternyata beberapa pegawai hotel sedang membersihkan beberapa area hotel, serta terdapat beberapa orang yang tidak kutahu statusnya sebagai apa sedang nongkrong di pintu lobby.

Aku lalu mengirim WA ke Anggi agar saat dia masuk lobby hotel agar langsung saja berjalan mengikutiku menuju pintu lift, dan memberitahu nomor kamarku semisal sampai ditanya oleh pegawai hotel.

Tak lama kemudian, kulihat sebuah mobil berhenti di depan pintu lobby hotel. Dan seorang wanita turun dan berjalan masuk ke dalam. Aku hanya melihat sepintas sosoknya dan langsung memberi kode agar mengikutiku menuju lift.

Fix, aku sudah merasa tidak sreg saat itu, terlebih akhirnya saat kita berada dalam lift berdua. Wajahnya memang manis dan chubby sesuai dengan yang kulihat saat Video Call namun aslinya lebih menor dan tidak semulus di layar HP.

Namun, aku berusaha tetap tenang saat itu dan menghargai doi yang sudah mau datang ke hotel. Setelah sedikit berbasa basi sampailah kami di depan pintu kamarku, dan sialnya ini pintu ngadat sensornya seperti malam sebelumnya saat aku pulang dari karaoke.

Damn, aku mesti turun kembali ke resepsionis untuk meregistrasi keycardku. Untungnya bisa selesai urusannya di resepsionis, tidak seperti malam sebelumnya, dimana mesti menunggu pagi hari untuk mereset ulang sehingga si petugas mesti ikut ke kamar untuk membukakan pintu dengan kartu accesnya. Bisa berabe urusannya kalau dia tahu aku membawa seorang paus macan, eh seorang wanita ke kamar, malunya 2x pastinya 🙈🙈.

Aku kembali naik ke kamarku, dan membuka pintu serta mempersilahkan masuk si Paus, eh Anggi ke dalam. Rada kikuk juga benarnya saat itu, ngaceng sudah jelas gagal tentunya. Namun aku tetap berusaha santuy, daripada membuat doi marah dan bisa bisa aku ditelan mentah mentah olehnya.

Akhirnya aku lanjutkan obrolan untuk meredakan ketegangan. Anggi sempat berkomentar, wah bahaya juga ya kalau punya pasangan seperti kamu yang kerjanya dinas luar kota melulu kayak pacar aku.

"Hah..kamu punya pacar?" Tanyaku rada speechless
"Iya.." jawabnya

"Terus ngapain kamu mau kesini?" Tanyaku heran
"Emangnya kenapa?" Tanyanya balik

"Hmm..gpp si nanya aja. Dia kerja dimana emangnya?" Tanyaku
"Dia manajer bank gitu, suka keluar kota juga" jawabnya

"Bank apa?" Tanyaku
"Ga tau..ah kamu kepo deh" balasnya

"Emang udah berapa lama pacarannya?" Lanjutku
"Ya udah setahunan gitu deh, dia duda dan lebih tua beberapa tahun" jawabnya

"Lho..bukannya kamu baru seminggu disini?" Tanyaku
"Iya, kan aku suka bolak balik maen ke Surabaya, terus karena capek bolak balik dari kampung kesini, ya udah aku ngekos aja deh" jawabnya

"Kenalnya dimana?" Tanyaku
"Dikenalin temen" jawabnya

"Owh..udah pernah gituan juga? Hehe" pancingku
"Hahaha..ya udahlah..apaan si kamu" jawabnya

"Terus dia ngajak kamu nikah ga?" Tanyaku
"Iya ngajakin, cuma aku belum sreg aja" jawabnya

"Njir ni paus masih bisa pilih pilih laki", pikirku

"Jangan kebanyakan mikir, mending terima aja. Yang penting baek pribadinya dan punya pekerjaan tetap" kataku bijak berupaya menyadarkan dirinya 😝

"Iya si, cuma gimana.. akunya belum sreg. Sama masih trauma aja" jawabnya

Oh ya, doi di awal sempat bercerita bahwa dia pernah menikah dan memiliki 1 anak, namun akhirnya berpisah karena suaminya suka melakukan KDRT.

Akhirnya karena mulai mengantuk, aku mengajaknya untuk mengobrol di tempat tidur.

Aku lalu bersiap untuk tidur, karena memang sudah tidak memiliki hasrat apa apa saat itu. Anggi pun kemudian menyusulku berbaring di sebelahku. Dia sempat mengajakku mengobrol, bahkan dia sempat berceletuk.

"Aku kesini cuma pindah tidur aja nih ya? Hehe" kata Anggi

Aku yang mengetahui maksudnya, pura pura merasa bego dan mengingatkan kembali kalau sedari awal aku hanya berniat mencari teman mengobrol.

"Owh..jadi cuma ngobrol ngobrol aja ya kita" ucapnya dengan sedikit tertawa

"Iya..ngantuk ni, besok kan mesti checkout" jawabku beralasan

Saat aku coba memejamnkan mata, sesekali kulirik untuk mengetahui dia sedang melakukan apa. Ternyata dia malah sedang memandangi wajahku sambil senyum senyum sendiri.

"Ngapain liat liat..aku ga bisa tidur kalo diliatin gitu" ujarku
"Gpp..pengen aja" jawabnya sambil tersenyum

Aku tentunya menjadi semakin kikuk dan parno dibuatnya.

"Tuh kan, ga kuapa apain aja kayak gitu. Apalagi kalo kuapa apain, bisa baper kamunya nanti" kataku sambil berusaha memejamkan mata kembali

"Haahhaha..kok baper si?" Jawabnya
"Ya itu kamu liatin aku terus" kataku

"Eh iya..kamu tadi kenapa like aku?" Tanyanya
"Hah..maksudnya?" Tanyaku

"Iya tadi kamu like profilku makanya jadi matched kan" katanya
"Lho..like itu kan supaya matched dan bisa berkenalan, berteman atau apa. Ga mesti suka atau cinta kan" jawabku berusaha meredakan keadaan

"Owh gitu..hehe aku jadinya cuma pindah tidur aja ya" katanya sedikit menyindir

Akhirnya karena aku merasa kasihan, aku mamalingkan tubuhku ke hadapannya.

"Kenapa..pengen diginiin ya emangnya?" Ujarku sambil meremas payudara sebelah kanan

"Hahaha" dia hanya tertawa menanggapiku

Walau sebenarnya aku tidak bernafsu kepadanya, namun aku berusaha mencoba membangkitkan naluri sexku.

Kubuka kancing bajunya satu persatu, sehingga terlihatlah gundukan payudaranya yang masih terbungkus dengan bra.

"Ini 38 ya?" Tanyaku
"Hehe mana cukup..42" jawabnya mengulangi jawaban yang sempat aku tanyakan saat video call tadi.

"Oh iya lupa" kataku sambil memasukkan tangan ke sela bra nya

Karena sedikit ribet, akhirnya dia berinisiatif membuka kemejanya, bahkan melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Anggi pun menyuruhku untuk melepas seluruh pakaianku.

Setelah tampil polos tanpa busana, aku kemudian mulai menghisap puting susunya dan memberi sedikit gigitan.

"Aaahhhh..." desah Anggi sambil mengusap kepalaku

Dia lalu menarik kepalaku dan mencium bibirku.

"Mmuaacchh" walau aku sebenarnya tidak terlalu menikmatinya

"Kamu pengen ya? Aku ga janji bisa ya" ujarku mengingatkan karena aku tahu kalau aku tidak nyaman dan sreg, penisku tentu saja tidak bereaksi sebagaimana mestinya.

"Kenapa gitu?" Tanyanya
"Ya gpp, kadang kalo aku ga fokus ato faktor pikiran ngaruh ke anuku" ujarku beralasan

"Mau coba? Tapi ga janji ya, kudu sabar hehehe" kataku lagi

Anggi pun mulai beranjak ke arah selangkanganku dan mulai mengoral penisku.

"Aahhhh..." saat dia mulai menghisap penisku walau tidak seenak sedotan Mrs. N kemarin sore.

Aku mencoba untuk fokus untuk membangkitkan libidoku. Namun, ternyata aku tidak bisa berbohong. Segala panca indera perasaku tidak bisa menerima rangsangan dengan baik, begitu pikiranku berkata tidak. "Sorry girl, you are not my type", bathinku

"Hmm..udah deh, kayaknya lagi ngambek dia. Coba besok aja ya" ujarku beralasan

Anggi pun kemudian kembali ke sebelahku.
"Kok tidur lagi anunya?" Tanyanya

"Ya kan dia pilih pilih juga kaleee" pikirku dalam hati 😝

"Ya mungkin aku lagi ada pikiran aja, makanya ga bisa fokus" jawabku asal

"Owh..emang mikirin apa?" Tanyanya
"Ya gimana ya, biar gimana kan tetap ada mikir salah juga kayak gini" jawabku spontan

Dan, supaya tidak berlama lama membahas hal tersebut, aku lalu kembali berusaha memejamkan mata. Kulihat jam sudah hampir jam 4 pagi. Syukurlah aku bisa tertidur saat itu.

Namun hanya sekitar 3 jam, lalu aku terbangun untuk buang air kecil. Kulihat dia masih tertidur, sehingga kusambi dengan menyalakan sebatang rokok dan mengecek pesan WA ku. Tak lama kulihat dia terbangun, dan turut bermain HP.

Damn, masih jam 7 gini ga mungkin kutinggal sarapan, apalagi keycard yang diberikan resepsionis cuma 1 kartu. Mau mencoba mengulangi hal semalam, aku memang benar benar sudah tidak pengen lagi saat ini.

Akhirnya aku kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan tidurku. Anggi kembali mendekatiku, seolah memberi kode ingin mengulangi hal semalam. Namun dengan cuek, aku langsung memejamkan mata dan tidak menggubris apa yang dia perbuat.

Dua jam kemudian aku terbangun, kulihat HP sudah jam 9 pagi. Aku lalu beranjak dan bersiap untuk turun ke restaurant. Anggi yang memperhatikan gerak gerikku, kemudian bertanya.

"Mau kemana?" Tanyanya
"Mau sarapan, ni udah diajak temanku" jawabku

Kulihat 30 menit lalu, temanku mengajakku untuk sarapan melalui pesan WA.

"Terus aku pulang jam berapa ni?" Tanyanya
"Sekarang aja ya, habis sarapan aku juga mau siap siap buat checkout" kataku

Anggi pun menurut dan bersiap untuk pulang. Selagi dia merapikan pakaian serta berdandan, kuberikan dia tips beberapa lembar untuk mengganti ongkos datang dan kembali serta sekedar buat jajan.

Tidak lupa aku berterimakasih karena telah datang dan menemaniku, serta meminta maaf karena tidak bisa melakukan sebagaimana keinginannya semalam.

"Terus kalau sama istri kayak gitu juga?" Tanyanya
"Ya enggaklah, kan bisa tenang dan ga merasa bersalah" jawabku

"Enak ya punya suami kayak kamu?" Ujarnya
"Haha kenapa gitu?" Tanyaku heran

"Iya jadinya ga macem macem di luar" katanya
"Hehe ga juga, ni buktinya aku nakal kan nyuruh kamu kesini" jawabku

"Gini..kalau ada yang ngajak serius sama kamu, mending kamu terima deh. Yang penting orangnya baik dan punya pekerjaan. Jangan berpikir mesti mapan dulu, enak kok kalau sama ngejalanin dari bawah. Kalo aku mikirnya, bisa kayak sekarang, ya biar gimana andil dari istriku juga. Jadi seumpama aku nakal pun, jangan sampai berpikiran ingin mengganti posisinya dengan orang lain" jelasku panjang lebar sekaligus menutup segala celah kepadanya 🤭

"Makasi ya sekali lagi dah mau datang, oh ya sama maaf kejadian semalam. Semoga kamu cepet dapat kerja dan jodoh" ujarku

Anggi pun kemudian mencium tanganku, dan kami bercipika cipiki sebelum dia meninggalkan kamarku.

"Hufftttt..." lega rasanya saat itu

Lima menit kemudian aku pun turun ke restaurant untuk sarapan, kemudian berkemas untuk kembali ke Jakarta.

Aku masih menyimpan rasa penasaran terhadap Reni sebenarnya, yang tak kunjung membalas WA ku. Entahlah, mungkin beberapa minggu lagi kucoba untuk menghubunginya saat aku bertugas kembali ke Surabaya.

Tamat
Luar biasa suhuku...pro sekale...😁👍...bukan sesi angkat murid ga hu?
 
Hari Ketiga

Cerita Sebelumnya...

Namun, sesampainya di hotel, aku malah belum berkeinginan untuk tidur. Terlebih lagi, aku sempat mengkonsumsi 3 cangkir kopi sejak pagi hari.

Aku pun iseng iseng membuka 2 aplikasi pertemanan, yang keduanya diawali dengan huruf T untuk sekedar iseng mencari TO di sekitaran Surabaya yang siapa tahu mau menemani aku hingga pagi, namun bukan BO tentunya.

Kulihat di salah 1 aplikasi, terdapat beberapa TO yang matched dengan aku seharian ini. Lalu aku coba melanjutkan obrolan, dan ternyata salah satu TO merespon chatku.


Sepertinya bisa diprospek ni, pikirku. Singkat cerita, kami pun berkenalan dan doi menanyakan nomor whatsappku, namun aku yang meminta balik nomornya. Kami pun mengalihkan chat melalui Whatsapp dan berkomunikasi dengan cukup intens malam itu, hingga kutahu doi ternyata berasal dari daerah Jawa Timur dan baru beberapa hari ngekos di Surabaya, untuk mencari pekerjaan, ngakunya. Sebut saja namanya Anggi.

Aku pun mengajak Anggi untuk melakukan Video Call, untuk memastikan apakah doi sesuai dengan foto profil yang dia pasang. Manis si menurutku, cuma terlihat agak chubby. Bahkan, dia sendiri mengakui kalau dia memang gemuk dengan berat badan 70 kg saat kutanya seberapa gemuk dirinya. Owh, aku masih mendeskripsikan ke dalam kategori chubby, bukan BBW saat itu.

Video Call pun tersambung,
"Kamu ganteng ya ternyata hehehe" kata kata yang terucap pertama darinya. Wajahnya manis sesuai dugaanku, pipinya chubby sepintas seperti wanita yang berada dalam potongan video Atta Gledek yang biasa mengucapkan "Yaelah Bang" 🤣🤣. Namun aku tidak bisa melihat keseluruhan tubuhnya.

Aku agak sedikit ilfeel saat mendengar suaranya yang agak berat, sampai kutanyakan apakah dia perokok, namun tidak kata Anggi.

Dialeknya mirip seperti suara kak Rose di film Upin Ipin, kental dengan nuansa melayu yang ternyata doi memang pernah lama tinggal di Malaysia.

Sempat curiga apakah doi ini eks TKW, namun menurut pengakuannya dia sebelumnya bekerja sebagai SPG Kosmetik di Batam.

Singkat cerita, doi ini terlihat agresif dan selalu menyambut setiap umpanku. Akhirnya kupancing doi agar datang ke hotel, dan setelah sempat terjadi sedikit tarik ulur doi pun bersedia, namun bingung mesti naik apa. Aku pun memberi solusi untuk membuka aplikasi taksi online, apakah ada driver yang standby di sekitaran lokasi kos doi.

Doi sebelumnya sempat bertanya, emang kita mau ngapain di hotel. Aku pun menjawab hanya sekedar butuh teman mengobrol hingga tertidur, namun apabila sampai khilaf ya ga tau juga. Aku sebenarnya juga ragu, apakah doi menarik sesuai kriteriaku, namun untuk berjaga jaga aku tidak mau menjanjikan atau to the point ke arah enak enak.

Anggi sempat minder awalnya, dan mengatakan dia pasti bukan level aku. Namun kembali kuperjelas, bahwa aku cuma butuh teman mengobrol saja dan jangan berpikir aneh aneh dulu. Catatan buat para pembaca disini, kalau si cewek sudah minder, mengatakan doi gendutlah dsbnya, mending percaya aja deh 🤣🤣.

Akhirnya Anggi menemukan driver taksi yang standby dan kemudian memesan untuk mengantarnya menuju hotelku, yang jaraknya hanya terpaut sekitar 6 km saja. Dia pun mengabari kalau dia sudah dalam perjalanan ke hotel dan memintaku menunggu di bawah.

Aku pun lalu bersiap untuk turun menjemputnya sekalian melihat sikon di lobby hotel. Sekitar jam 2 pagi saat itu, dan ternyata beberapa pegawai hotel sedang membersihkan beberapa area hotel, serta terdapat beberapa orang yang tidak kutahu statusnya sebagai apa sedang nongkrong di pintu lobby.

Aku lalu mengirim WA ke Anggi agar saat dia masuk lobby hotel agar langsung saja berjalan mengikutiku menuju pintu lift, dan memberitahu nomor kamarku semisal sampai ditanya oleh pegawai hotel.

Tak lama kemudian, kulihat sebuah mobil berhenti di depan pintu lobby hotel. Dan seorang wanita turun dan berjalan masuk ke dalam. Aku hanya melihat sepintas sosoknya dan langsung memberi kode agar mengikutiku menuju lift.

Fix, aku sudah merasa tidak sreg saat itu, terlebih akhirnya saat kita berada dalam lift berdua. Wajahnya memang manis dan chubby sesuai dengan yang kulihat saat Video Call namun aslinya lebih menor dan tidak semulus di layar HP.

Namun, aku berusaha tetap tenang saat itu dan menghargai doi yang sudah mau datang ke hotel. Setelah sedikit berbasa basi sampailah kami di depan pintu kamarku, dan sialnya ini pintu ngadat sensornya seperti malam sebelumnya saat aku pulang dari karaoke.

Damn, aku mesti turun kembali ke resepsionis untuk meregistrasi keycardku. Untungnya bisa selesai urusannya di resepsionis, tidak seperti malam sebelumnya, dimana mesti menunggu pagi hari untuk mereset ulang sehingga si petugas mesti ikut ke kamar untuk membukakan pintu dengan kartu accesnya. Bisa berabe urusannya kalau dia tahu aku membawa seorang paus macan, eh seorang wanita ke kamar, malunya 2x pastinya 🙈🙈.

Aku kembali naik ke kamarku, dan membuka pintu serta mempersilahkan masuk si Paus, eh Anggi ke dalam. Rada kikuk juga benarnya saat itu, ngaceng sudah jelas gagal tentunya. Namun aku tetap berusaha santuy, daripada membuat doi marah dan bisa bisa aku ditelan mentah mentah olehnya.

Akhirnya aku lanjutkan obrolan untuk meredakan ketegangan. Anggi sempat berkomentar, wah bahaya juga ya kalau punya pasangan seperti kamu yang kerjanya dinas luar kota melulu kayak pacar aku.

"Hah..kamu punya pacar?" Tanyaku rada speechless
"Iya.." jawabnya

"Terus ngapain kamu mau kesini?" Tanyaku heran
"Emangnya kenapa?" Tanyanya balik

"Hmm..gpp si nanya aja. Dia kerja dimana emangnya?" Tanyaku
"Dia manajer bank gitu, suka keluar kota juga" jawabnya

"Bank apa?" Tanyaku
"Ga tau..ah kamu kepo deh" balasnya

"Emang udah berapa lama pacarannya?" Lanjutku
"Ya udah setahunan gitu deh, dia duda dan lebih tua beberapa tahun" jawabnya

"Lho..bukannya kamu baru seminggu disini?" Tanyaku
"Iya, kan aku suka bolak balik maen ke Surabaya, terus karena capek bolak balik dari kampung kesini, ya udah aku ngekos aja deh" jawabnya

"Kenalnya dimana?" Tanyaku
"Dikenalin temen" jawabnya

"Owh..udah pernah gituan juga? Hehe" pancingku
"Hahaha..ya udahlah..apaan si kamu" jawabnya

"Terus dia ngajak kamu nikah ga?" Tanyaku
"Iya ngajakin, cuma aku belum sreg aja" jawabnya

"Njir ni paus masih bisa pilih pilih laki", pikirku

"Jangan kebanyakan mikir, mending terima aja. Yang penting baek pribadinya dan punya pekerjaan tetap" kataku bijak berupaya menyadarkan dirinya 😝

"Iya si, cuma gimana.. akunya belum sreg. Sama masih trauma aja" jawabnya

Oh ya, doi di awal sempat bercerita bahwa dia pernah menikah dan memiliki 1 anak, namun akhirnya berpisah karena suaminya suka melakukan KDRT.

Akhirnya karena mulai mengantuk, aku mengajaknya untuk mengobrol di tempat tidur.

Aku lalu bersiap untuk tidur, karena memang sudah tidak memiliki hasrat apa apa saat itu. Anggi pun kemudian menyusulku berbaring di sebelahku. Dia sempat mengajakku mengobrol, bahkan dia sempat berceletuk.

"Aku kesini cuma pindah tidur aja nih ya? Hehe" kata Anggi

Aku yang mengetahui maksudnya, pura pura merasa bego dan mengingatkan kembali kalau sedari awal aku hanya berniat mencari teman mengobrol.

"Owh..jadi cuma ngobrol ngobrol aja ya kita" ucapnya dengan sedikit tertawa

"Iya..ngantuk ni, besok kan mesti checkout" jawabku beralasan

Saat aku coba memejamnkan mata, sesekali kulirik untuk mengetahui dia sedang melakukan apa. Ternyata dia malah sedang memandangi wajahku sambil senyum senyum sendiri.

"Ngapain liat liat..aku ga bisa tidur kalo diliatin gitu" ujarku
"Gpp..pengen aja" jawabnya sambil tersenyum

Aku tentunya menjadi semakin kikuk dan parno dibuatnya.

"Tuh kan, ga kuapa apain aja kayak gitu. Apalagi kalo kuapa apain, bisa baper kamunya nanti" kataku sambil berusaha memejamkan mata kembali

"Haahhaha..kok baper si?" Jawabnya
"Ya itu kamu liatin aku terus" kataku

"Eh iya..kamu tadi kenapa like aku?" Tanyanya
"Hah..maksudnya?" Tanyaku

"Iya tadi kamu like profilku makanya jadi matched kan" katanya
"Lho..like itu kan supaya matched dan bisa berkenalan, berteman atau apa. Ga mesti suka atau cinta kan" jawabku berusaha meredakan keadaan

"Owh gitu..hehe aku jadinya cuma pindah tidur aja ya" katanya sedikit menyindir

Akhirnya karena aku merasa kasihan, aku mamalingkan tubuhku ke hadapannya.

"Kenapa..pengen diginiin ya emangnya?" Ujarku sambil meremas payudara sebelah kanan

"Hahaha" dia hanya tertawa menanggapiku

Walau sebenarnya aku tidak bernafsu kepadanya, namun aku berusaha mencoba membangkitkan naluri sexku.

Kubuka kancing bajunya satu persatu, sehingga terlihatlah gundukan payudaranya yang masih terbungkus dengan bra.

"Ini 38 ya?" Tanyaku
"Hehe mana cukup..42" jawabnya mengulangi jawaban yang sempat aku tanyakan saat video call tadi.

"Oh iya lupa" kataku sambil memasukkan tangan ke sela bra nya

Karena sedikit ribet, akhirnya dia berinisiatif membuka kemejanya, bahkan melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Anggi pun menyuruhku untuk melepas seluruh pakaianku.

Setelah tampil polos tanpa busana, aku kemudian mulai menghisap puting susunya dan memberi sedikit gigitan.

"Aaahhhh..." desah Anggi sambil mengusap kepalaku

Dia lalu menarik kepalaku dan mencium bibirku.

"Mmuaacchh" walau aku sebenarnya tidak terlalu menikmatinya

"Kamu pengen ya? Aku ga janji bisa ya" ujarku mengingatkan karena aku tahu kalau aku tidak nyaman dan sreg, penisku tentu saja tidak bereaksi sebagaimana mestinya.

"Kenapa gitu?" Tanyanya
"Ya gpp, kadang kalo aku ga fokus ato faktor pikiran ngaruh ke anuku" ujarku beralasan

"Mau coba? Tapi ga janji ya, kudu sabar hehehe" kataku lagi

Anggi pun mulai beranjak ke arah selangkanganku dan mulai mengoral penisku.

"Aahhhh..." saat dia mulai menghisap penisku walau tidak seenak sedotan Mrs. N kemarin sore.

Aku mencoba untuk fokus untuk membangkitkan libidoku. Namun, ternyata aku tidak bisa berbohong. Segala panca indera perasaku tidak bisa menerima rangsangan dengan baik, begitu pikiranku berkata tidak. "Sorry girl, you are not my type", bathinku

"Hmm..udah deh, kayaknya lagi ngambek dia. Coba besok aja ya" ujarku beralasan

Anggi pun kemudian kembali ke sebelahku.
"Kok tidur lagi anunya?" Tanyanya

"Ya kan dia pilih pilih juga kaleee" pikirku dalam hati 😝

"Ya mungkin aku lagi ada pikiran aja, makanya ga bisa fokus" jawabku asal

"Owh..emang mikirin apa?" Tanyanya
"Ya gimana ya, biar gimana kan tetap ada mikir salah juga kayak gini" jawabku spontan

Dan, supaya tidak berlama lama membahas hal tersebut, aku lalu kembali berusaha memejamkan mata. Kulihat jam sudah hampir jam 4 pagi. Syukurlah aku bisa tertidur saat itu.

Namun hanya sekitar 3 jam, lalu aku terbangun untuk buang air kecil. Kulihat dia masih tertidur, sehingga kusambi dengan menyalakan sebatang rokok dan mengecek pesan WA ku. Tak lama kulihat dia terbangun, dan turut bermain HP.

Damn, masih jam 7 gini ga mungkin kutinggal sarapan, apalagi keycard yang diberikan resepsionis cuma 1 kartu. Mau mencoba mengulangi hal semalam, aku memang benar benar sudah tidak pengen lagi saat ini.

Akhirnya aku kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan tidurku. Anggi kembali mendekatiku, seolah memberi kode ingin mengulangi hal semalam. Namun dengan cuek, aku langsung memejamkan mata dan tidak menggubris apa yang dia perbuat.

Dua jam kemudian aku terbangun, kulihat HP sudah jam 9 pagi. Aku lalu beranjak dan bersiap untuk turun ke restaurant. Anggi yang memperhatikan gerak gerikku, kemudian bertanya.

"Mau kemana?" Tanyanya
"Mau sarapan, ni udah diajak temanku" jawabku

Kulihat 30 menit lalu, temanku mengajakku untuk sarapan melalui pesan WA.

"Terus aku pulang jam berapa ni?" Tanyanya
"Sekarang aja ya, habis sarapan aku juga mau siap siap buat checkout" kataku

Anggi pun menurut dan bersiap untuk pulang. Selagi dia merapikan pakaian serta berdandan, kuberikan dia tips beberapa lembar untuk mengganti ongkos datang dan kembali serta sekedar buat jajan.

Tidak lupa aku berterimakasih karena telah datang dan menemaniku, serta meminta maaf karena tidak bisa melakukan sebagaimana keinginannya semalam.

"Terus kalau sama istri kayak gitu juga?" Tanyanya
"Ya enggaklah, kan bisa tenang dan ga merasa bersalah" jawabku

"Enak ya punya suami kayak kamu?" Ujarnya
"Haha kenapa gitu?" Tanyaku heran

"Iya jadinya ga macem macem di luar" katanya
"Hehe ga juga, ni buktinya aku nakal kan nyuruh kamu kesini" jawabku

"Gini..kalau ada yang ngajak serius sama kamu, mending kamu terima deh. Yang penting orangnya baik dan punya pekerjaan. Jangan berpikir mesti mapan dulu, enak kok kalau sama ngejalanin dari bawah. Kalo aku mikirnya, bisa kayak sekarang, ya biar gimana andil dari istriku juga. Jadi seumpama aku nakal pun, jangan sampai berpikiran ingin mengganti posisinya dengan orang lain" jelasku panjang lebar sekaligus menutup segala celah kepadanya 🤭

"Makasi ya sekali lagi dah mau datang, oh ya sama maaf kejadian semalam. Semoga kamu cepet dapat kerja dan jodoh" ujarku

Anggi pun kemudian mencium tanganku, dan kami bercipika cipiki sebelum dia meninggalkan kamarku.

"Hufftttt..." lega rasanya saat itu

Lima menit kemudian aku pun turun ke restaurant untuk sarapan, kemudian berkemas untuk kembali ke Jakarta.

Aku masih menyimpan rasa penasaran terhadap Reni sebenarnya, yang tak kunjung membalas WA ku. Entahlah, mungkin beberapa minggu lagi kucoba untuk menghubunginya saat aku bertugas kembali ke Surabaya.

Tamat
.....mantaasppppsss...😁😁
 
Hari Ketiga

Cerita Sebelumnya...

Namun, sesampainya di hotel, aku malah belum berkeinginan untuk tidur. Terlebih lagi, aku sempat mengkonsumsi 3 cangkir kopi sejak pagi hari.

Aku pun iseng iseng membuka 2 aplikasi pertemanan, yang keduanya diawali dengan huruf T untuk sekedar iseng mencari TO di sekitaran Surabaya yang siapa tahu mau menemani aku hingga pagi, namun bukan BO tentunya.

Kulihat di salah 1 aplikasi, terdapat beberapa TO yang matched dengan aku seharian ini. Lalu aku coba melanjutkan obrolan, dan ternyata salah satu TO merespon chatku.


Sepertinya bisa diprospek ni, pikirku. Singkat cerita, kami pun berkenalan dan doi menanyakan nomor whatsappku, namun aku yang meminta balik nomornya. Kami pun mengalihkan chat melalui Whatsapp dan berkomunikasi dengan cukup intens malam itu, hingga kutahu doi ternyata berasal dari daerah Jawa Timur dan baru beberapa hari ngekos di Surabaya, untuk mencari pekerjaan, ngakunya. Sebut saja namanya Anggi.

Aku pun mengajak Anggi untuk melakukan Video Call, untuk memastikan apakah doi sesuai dengan foto profil yang dia pasang. Manis si menurutku, cuma terlihat agak chubby. Bahkan, dia sendiri mengakui kalau dia memang gemuk dengan berat badan 70 kg saat kutanya seberapa gemuk dirinya. Owh, aku masih mendeskripsikan ke dalam kategori chubby, bukan BBW saat itu.

Video Call pun tersambung,
"Kamu ganteng ya ternyata hehehe" kata kata yang terucap pertama darinya. Wajahnya manis sesuai dugaanku, pipinya chubby sepintas seperti wanita yang berada dalam potongan video Atta Gledek yang biasa mengucapkan "Yaelah Bang" 🤣🤣. Namun aku tidak bisa melihat keseluruhan tubuhnya.

Aku agak sedikit ilfeel saat mendengar suaranya yang agak berat, sampai kutanyakan apakah dia perokok, namun tidak kata Anggi.

Dialeknya mirip seperti suara kak Rose di film Upin Ipin, kental dengan nuansa melayu yang ternyata doi memang pernah lama tinggal di Malaysia.

Sempat curiga apakah doi ini eks TKW, namun menurut pengakuannya dia sebelumnya bekerja sebagai SPG Kosmetik di Batam.

Singkat cerita, doi ini terlihat agresif dan selalu menyambut setiap umpanku. Akhirnya kupancing doi agar datang ke hotel, dan setelah sempat terjadi sedikit tarik ulur doi pun bersedia, namun bingung mesti naik apa. Aku pun memberi solusi untuk membuka aplikasi taksi online, apakah ada driver yang standby di sekitaran lokasi kos doi.

Doi sebelumnya sempat bertanya, emang kita mau ngapain di hotel. Aku pun menjawab hanya sekedar butuh teman mengobrol hingga tertidur, namun apabila sampai khilaf ya ga tau juga. Aku sebenarnya juga ragu, apakah doi menarik sesuai kriteriaku, namun untuk berjaga jaga aku tidak mau menjanjikan atau to the point ke arah enak enak.

Anggi sempat minder awalnya, dan mengatakan dia pasti bukan level aku. Namun kembali kuperjelas, bahwa aku cuma butuh teman mengobrol saja dan jangan berpikir aneh aneh dulu. Catatan buat para pembaca disini, kalau si cewek sudah minder, mengatakan doi gendutlah dsbnya, mending percaya aja deh 🤣🤣.

Akhirnya Anggi menemukan driver taksi yang standby dan kemudian memesan untuk mengantarnya menuju hotelku, yang jaraknya hanya terpaut sekitar 6 km saja. Dia pun mengabari kalau dia sudah dalam perjalanan ke hotel dan memintaku menunggu di bawah.

Aku pun lalu bersiap untuk turun menjemputnya sekalian melihat sikon di lobby hotel. Sekitar jam 2 pagi saat itu, dan ternyata beberapa pegawai hotel sedang membersihkan beberapa area hotel, serta terdapat beberapa orang yang tidak kutahu statusnya sebagai apa sedang nongkrong di pintu lobby.

Aku lalu mengirim WA ke Anggi agar saat dia masuk lobby hotel agar langsung saja berjalan mengikutiku menuju pintu lift, dan memberitahu nomor kamarku semisal sampai ditanya oleh pegawai hotel.

Tak lama kemudian, kulihat sebuah mobil berhenti di depan pintu lobby hotel. Dan seorang wanita turun dan berjalan masuk ke dalam. Aku hanya melihat sepintas sosoknya dan langsung memberi kode agar mengikutiku menuju lift.

Fix, aku sudah merasa tidak sreg saat itu, terlebih akhirnya saat kita berada dalam lift berdua. Wajahnya memang manis dan chubby sesuai dengan yang kulihat saat Video Call namun aslinya lebih menor dan tidak semulus di layar HP.

Namun, aku berusaha tetap tenang saat itu dan menghargai doi yang sudah mau datang ke hotel. Setelah sedikit berbasa basi sampailah kami di depan pintu kamarku, dan sialnya ini pintu ngadat sensornya seperti malam sebelumnya saat aku pulang dari karaoke.

Damn, aku mesti turun kembali ke resepsionis untuk meregistrasi keycardku. Untungnya bisa selesai urusannya di resepsionis, tidak seperti malam sebelumnya, dimana mesti menunggu pagi hari untuk mereset ulang sehingga si petugas mesti ikut ke kamar untuk membukakan pintu dengan kartu accesnya. Bisa berabe urusannya kalau dia tahu aku membawa seorang paus macan, eh seorang wanita ke kamar, malunya 2x pastinya 🙈🙈.

Aku kembali naik ke kamarku, dan membuka pintu serta mempersilahkan masuk si Paus, eh Anggi ke dalam. Rada kikuk juga benarnya saat itu, ngaceng sudah jelas gagal tentunya. Namun aku tetap berusaha santuy, daripada membuat doi marah dan bisa bisa aku ditelan mentah mentah olehnya.

Akhirnya aku lanjutkan obrolan untuk meredakan ketegangan. Anggi sempat berkomentar, wah bahaya juga ya kalau punya pasangan seperti kamu yang kerjanya dinas luar kota melulu kayak pacar aku.

"Hah..kamu punya pacar?" Tanyaku rada speechless
"Iya.." jawabnya

"Terus ngapain kamu mau kesini?" Tanyaku heran
"Emangnya kenapa?" Tanyanya balik

"Hmm..gpp si nanya aja. Dia kerja dimana emangnya?" Tanyaku
"Dia manajer bank gitu, suka keluar kota juga" jawabnya

"Bank apa?" Tanyaku
"Ga tau..ah kamu kepo deh" balasnya

"Emang udah berapa lama pacarannya?" Lanjutku
"Ya udah setahunan gitu deh, dia duda dan lebih tua beberapa tahun" jawabnya

"Lho..bukannya kamu baru seminggu disini?" Tanyaku
"Iya, kan aku suka bolak balik maen ke Surabaya, terus karena capek bolak balik dari kampung kesini, ya udah aku ngekos aja deh" jawabnya

"Kenalnya dimana?" Tanyaku
"Dikenalin temen" jawabnya

"Owh..udah pernah gituan juga? Hehe" pancingku
"Hahaha..ya udahlah..apaan si kamu" jawabnya

"Terus dia ngajak kamu nikah ga?" Tanyaku
"Iya ngajakin, cuma aku belum sreg aja" jawabnya

"Njir ni paus masih bisa pilih pilih laki", pikirku

"Jangan kebanyakan mikir, mending terima aja. Yang penting baek pribadinya dan punya pekerjaan tetap" kataku bijak berupaya menyadarkan dirinya 😝

"Iya si, cuma gimana.. akunya belum sreg. Sama masih trauma aja" jawabnya

Oh ya, doi di awal sempat bercerita bahwa dia pernah menikah dan memiliki 1 anak, namun akhirnya berpisah karena suaminya suka melakukan KDRT.

Akhirnya karena mulai mengantuk, aku mengajaknya untuk mengobrol di tempat tidur.

Aku lalu bersiap untuk tidur, karena memang sudah tidak memiliki hasrat apa apa saat itu. Anggi pun kemudian menyusulku berbaring di sebelahku. Dia sempat mengajakku mengobrol, bahkan dia sempat berceletuk.

"Aku kesini cuma pindah tidur aja nih ya? Hehe" kata Anggi

Aku yang mengetahui maksudnya, pura pura merasa bego dan mengingatkan kembali kalau sedari awal aku hanya berniat mencari teman mengobrol.

"Owh..jadi cuma ngobrol ngobrol aja ya kita" ucapnya dengan sedikit tertawa

"Iya..ngantuk ni, besok kan mesti checkout" jawabku beralasan

Saat aku coba memejamnkan mata, sesekali kulirik untuk mengetahui dia sedang melakukan apa. Ternyata dia malah sedang memandangi wajahku sambil senyum senyum sendiri.

"Ngapain liat liat..aku ga bisa tidur kalo diliatin gitu" ujarku
"Gpp..pengen aja" jawabnya sambil tersenyum

Aku tentunya menjadi semakin kikuk dan parno dibuatnya.

"Tuh kan, ga kuapa apain aja kayak gitu. Apalagi kalo kuapa apain, bisa baper kamunya nanti" kataku sambil berusaha memejamkan mata kembali

"Haahhaha..kok baper si?" Jawabnya
"Ya itu kamu liatin aku terus" kataku

"Eh iya..kamu tadi kenapa like aku?" Tanyanya
"Hah..maksudnya?" Tanyaku

"Iya tadi kamu like profilku makanya jadi matched kan" katanya
"Lho..like itu kan supaya matched dan bisa berkenalan, berteman atau apa. Ga mesti suka atau cinta kan" jawabku berusaha meredakan keadaan

"Owh gitu..hehe aku jadinya cuma pindah tidur aja ya" katanya sedikit menyindir

Akhirnya karena aku merasa kasihan, aku mamalingkan tubuhku ke hadapannya.

"Kenapa..pengen diginiin ya emangnya?" Ujarku sambil meremas payudara sebelah kanan

"Hahaha" dia hanya tertawa menanggapiku

Walau sebenarnya aku tidak bernafsu kepadanya, namun aku berusaha mencoba membangkitkan naluri sexku.

Kubuka kancing bajunya satu persatu, sehingga terlihatlah gundukan payudaranya yang masih terbungkus dengan bra.

"Ini 38 ya?" Tanyaku
"Hehe mana cukup..42" jawabnya mengulangi jawaban yang sempat aku tanyakan saat video call tadi.

"Oh iya lupa" kataku sambil memasukkan tangan ke sela bra nya

Karena sedikit ribet, akhirnya dia berinisiatif membuka kemejanya, bahkan melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Anggi pun menyuruhku untuk melepas seluruh pakaianku.

Setelah tampil polos tanpa busana, aku kemudian mulai menghisap puting susunya dan memberi sedikit gigitan.

"Aaahhhh..." desah Anggi sambil mengusap kepalaku

Dia lalu menarik kepalaku dan mencium bibirku.

"Mmuaacchh" walau aku sebenarnya tidak terlalu menikmatinya

"Kamu pengen ya? Aku ga janji bisa ya" ujarku mengingatkan karena aku tahu kalau aku tidak nyaman dan sreg, penisku tentu saja tidak bereaksi sebagaimana mestinya.

"Kenapa gitu?" Tanyanya
"Ya gpp, kadang kalo aku ga fokus ato faktor pikiran ngaruh ke anuku" ujarku beralasan

"Mau coba? Tapi ga janji ya, kudu sabar hehehe" kataku lagi

Anggi pun mulai beranjak ke arah selangkanganku dan mulai mengoral penisku.

"Aahhhh..." saat dia mulai menghisap penisku walau tidak seenak sedotan Mrs. N kemarin sore.

Aku mencoba untuk fokus untuk membangkitkan libidoku. Namun, ternyata aku tidak bisa berbohong. Segala panca indera perasaku tidak bisa menerima rangsangan dengan baik, begitu pikiranku berkata tidak. "Sorry girl, you are not my type", bathinku

"Hmm..udah deh, kayaknya lagi ngambek dia. Coba besok aja ya" ujarku beralasan

Anggi pun kemudian kembali ke sebelahku.
"Kok tidur lagi anunya?" Tanyanya

"Ya kan dia pilih pilih juga kaleee" pikirku dalam hati 😝

"Ya mungkin aku lagi ada pikiran aja, makanya ga bisa fokus" jawabku asal

"Owh..emang mikirin apa?" Tanyanya
"Ya gimana ya, biar gimana kan tetap ada mikir salah juga kayak gini" jawabku spontan

Dan, supaya tidak berlama lama membahas hal tersebut, aku lalu kembali berusaha memejamkan mata. Kulihat jam sudah hampir jam 4 pagi. Syukurlah aku bisa tertidur saat itu.

Namun hanya sekitar 3 jam, lalu aku terbangun untuk buang air kecil. Kulihat dia masih tertidur, sehingga kusambi dengan menyalakan sebatang rokok dan mengecek pesan WA ku. Tak lama kulihat dia terbangun, dan turut bermain HP.

Damn, masih jam 7 gini ga mungkin kutinggal sarapan, apalagi keycard yang diberikan resepsionis cuma 1 kartu. Mau mencoba mengulangi hal semalam, aku memang benar benar sudah tidak pengen lagi saat ini.

Akhirnya aku kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan tidurku. Anggi kembali mendekatiku, seolah memberi kode ingin mengulangi hal semalam. Namun dengan cuek, aku langsung memejamkan mata dan tidak menggubris apa yang dia perbuat.

Dua jam kemudian aku terbangun, kulihat HP sudah jam 9 pagi. Aku lalu beranjak dan bersiap untuk turun ke restaurant. Anggi yang memperhatikan gerak gerikku, kemudian bertanya.

"Mau kemana?" Tanyanya
"Mau sarapan, ni udah diajak temanku" jawabku

Kulihat 30 menit lalu, temanku mengajakku untuk sarapan melalui pesan WA.

"Terus aku pulang jam berapa ni?" Tanyanya
"Sekarang aja ya, habis sarapan aku juga mau siap siap buat checkout" kataku

Anggi pun menurut dan bersiap untuk pulang. Selagi dia merapikan pakaian serta berdandan, kuberikan dia tips beberapa lembar untuk mengganti ongkos datang dan kembali serta sekedar buat jajan.

Tidak lupa aku berterimakasih karena telah datang dan menemaniku, serta meminta maaf karena tidak bisa melakukan sebagaimana keinginannya semalam.

"Terus kalau sama istri kayak gitu juga?" Tanyanya
"Ya enggaklah, kan bisa tenang dan ga merasa bersalah" jawabku

"Enak ya punya suami kayak kamu?" Ujarnya
"Haha kenapa gitu?" Tanyaku heran

"Iya jadinya ga macem macem di luar" katanya
"Hehe ga juga, ni buktinya aku nakal kan nyuruh kamu kesini" jawabku

"Gini..kalau ada yang ngajak serius sama kamu, mending kamu terima deh. Yang penting orangnya baik dan punya pekerjaan. Jangan berpikir mesti mapan dulu, enak kok kalau sama ngejalanin dari bawah. Kalo aku mikirnya, bisa kayak sekarang, ya biar gimana andil dari istriku juga. Jadi seumpama aku nakal pun, jangan sampai berpikiran ingin mengganti posisinya dengan orang lain" jelasku panjang lebar sekaligus menutup segala celah kepadanya 🤭

"Makasi ya sekali lagi dah mau datang, oh ya sama maaf kejadian semalam. Semoga kamu cepet dapat kerja dan jodoh" ujarku

Anggi pun kemudian mencium tanganku, dan kami bercipika cipiki sebelum dia meninggalkan kamarku.

"Hufftttt..." lega rasanya saat itu

Lima menit kemudian aku pun turun ke restaurant untuk sarapan, kemudian berkemas untuk kembali ke Jakarta.

Aku masih menyimpan rasa penasaran terhadap Reni sebenarnya, yang tak kunjung membalas WA ku. Entahlah, mungkin beberapa minggu lagi kucoba untuk menghubunginya saat aku bertugas kembali ke Surabaya.

Tamat
Anjir.... Maraton sampe 119 page, dan gue baca ampe kelar... Hahaha.... Markotop suhu
 
Lanjutlah... Saya tunggu sambil kongkow
 
akhir nya kelar jg baca nya.
biar suka kentang ngaceng kentang ngaceng :Peace: tapi tetep asik suhu pengalamannya.
whatsapp nya bole tuh suhu pake whatsapp yg di modif. bisa hidden chat , message yg diapus ttp bisa kita liat dan buannyakk mod nya buat kita2 yg punya nomer whatsapp nakal :semangat::beer:.

kalo menurut ane arin lihai suhu . doi maen nya pelan banget. :ampun:
 
akhir nya kelar jg baca nya.
biar suka kentang ngaceng kentang ngaceng :Peace: tapi tetep asik suhu pengalamannya.
whatsapp nya bole tuh suhu pake whatsapp yg di modif. bisa hidden chat , message yg diapus ttp bisa kita liat dan buannyakk mod nya buat kita2 yg punya nomer whatsapp nakal :semangat::beer:.

kalo menurut ane arin lihai suhu . doi maen nya pelan banget. :ampun:
Nah menarik ni, suhu memberi penilaian kepada Arin..kebetulan ane sedang mereka ulang urutan waktu selama jalan sama doi..ane setuju dengan kata lihai, setelah ane analisa sepertinya doi juga menjalin hubungan dengan lakinya sekarang selagi menjalin hubungan sama ane.

Cuma tidak pernah diekspose baik di status WA maupun sosmednya. Namun ane tidak bisa memastikan sejauh apa hubungan mereka.

Anal 1, saat itu doi tiap weekend ceritanya suka main keyboard/piano di tempat temannya, entah temannya itu pemusik, suka musik ato punya kursus alat musik. Nah kebetulan banget lakinya sekarang pemain keyboard/piano, yg baru ane tau dari apdetan statusnya pasca nikah.

Anal 2, doi pernah memasang foto profil berupa foto doi yang seperti sedang duduk bergandengan sambil tertawa ke arah sebelahnya (pasangannya), namun foto tsb di crop. Ane pernah menanyakan foto sama siapa, katanya klo ga salah, sama pacar temannya ato temannya ane lupa, jadi mereka ceritanya sedang sesi foto bareng gitu, bertiga kalo ga salah. Doi memang suka cerita, suka jalan sama teman dan pacarnya tersebut.

Dan kemaren saat menjelang pernikahannya, doi sering mengeshare foto2 prewednya di status WA, dan salah satunya foto tersebut yg akhirnya ditampilkan seluruhnya ternyata foto dengan calon lakinya 🤣🤣.

Makanya ane sempet heran, kenapa baru sekitar 1 bulan kelar sama ane tetiba ngirim undangan, apa iya secepat itu memutuskan menikah dgn orang yg baru dikenal, apalagi doi belum resmi bercerai sebenarnya (edit cerita sebelumnya) 🤭🤣.

Ane sebenarnya sempet aneh juga saat setelah mengucapkan ultah doi, dan kebetulan setelah itu komunikasi kami sedikit mencair dan doi mulai membuka kembali akses ane untuk melihat status2 WAnya. Kebetulan karena doi lagi ultah, doi banyak memposting kue dan hadiah ultah maupun skrinsut ucapan dari temannya, beberapa diantaranya mengatakan "ditunggu undangannya". Ane pikir sebatas candaan semata, namun ane sempat mengkonfirmasi kembali ke doi sambil bercanda, dan doi saat itu menjawab aminin aja dulu. 🤣🤣

Btw ane bersyukur doi ada yg meminang dlm waktu singkat, namun ane ngerasa seperti kadal yg dibuayain aja jadinya 🤣🤣, apalagi klo sampe kemaren mau bayarin kontrakan dia, terus akhirnya dipake buat dia dan lakinya 🙈🙈.

Malah jd curcol yak 🤭
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Curcolnya mengena banget suhu.. ternyata diatas langit, masih ada langit.
Tetap apresiasi banget kelihaian dan kecerdikan suhu dalam menuliskan pengalamannya dlm bentuk cerita yg menarik buat disimak.
Boleh share suhu app wa yg hidden itu.. penasaran sangat nih,,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd