Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Semarang~Surabaya

Part 3


Huffttt...akhirnya masuk kamar juga. Namun tidak bisa berleha leha, mengingat masih ada acara makan malam bareng Bang A dan kawan kawannya mengingat saat itu sudah jam 7 malam dan kejadian di resepsionis tadi cukup menyita waktu, di saat Bang A dan Bang M sudah lebih dulu masuk kamar 30 menit daripada kami.

Bahkan sekedar merebahkan tubuh ini sejenak pun, tak sempat. Ane bakar sebatang rokok, kemudian membuka HP untuk sekedar mengabari keluarga di rumah. Setelah mengabsen satu per satu anggota keluarga di rumah dan memastikan mereka baik baik saja, ane lantas memutuskan untuk segera mandi.

Baru sekitar 5 menit ane tinggal mandi, ane cek HP ternyata ada WA dari Franz yang mengabarkan bahwa semua personel sudah siap untuk berangkat makan malam.

Ane mempersilahkan mereka berangkat duluan, karena ane baru selesai mandi dan belum sholat juga. Bang A pun ane kabari, bahwasanya ane bakal menyusul serta tak lupa ane minta di sharelok lokasi tempat makan malamnya.

Setelah sholat Isya jama' Maghrib, serta berpakaian rapi, ane langsung bergegas turun dan memesan taksi online. Ane ketikkan nama tempat yang sempat diinfokan Franz, dan tak butuh waktu lama ane match...ehh orderan ane diambil oleh salah satu babang gocarnya.

Beberapa kali ane naik taksi online di kota Pahlawan ini, ane sering mendapati driver yang merupakan warga keturunan dengan logat jawa yang medok, sopan dan ramah, sesuatu hal yang hampir tidak ane dapati (driver warga keturunan) di Jakarta dan kota lainnya.

Dua puluh menit ane menikmati suasana malam di kota ini, menyusuri beberapa jalanan yang sudah seringkali ane lewatin dikala singgah di kota ini, namun tidak pernah hapal2 πŸ₯². Entahlah, kota ini selalu punya arti lebih buat ane, selain basic keluarga ane yang "Jawa Timur" sehingga ane langsung sreg berasa pulang kampung, juga karena "hiburannya" ehh..

Setelah melewati salah satu tempat perbelanjaan yang dulunya menyediakan "one stop service" di parkiran atasnya, namun kini telah berganti nama menjadi Tr*nsmart, ane pun sampai di lokasi.

Salah satu restaurant legend sepertinya, bentuk bangunannya menyerupai rumah jaman Belanda yang dulunya merupakan bekas Konsulat Jenderal, CMIIW.

"Nyong..jemput gw di depan" kata ane via phone kepada Franz sesaat setelah ane turun dari Taksi Online.

Franz pun lalu keluar ruangan dan memandu ane menuju salah satu ruangan dimana Bang A dan kawan kawannya sudah terlebih dahulu berada disana.

Ane pun dengan sedikit sungkan masuk ke dalam ruangan, dan mulai menyalami satu persatu abang abang senior, yang duduk mengitari meja bundar besar dimana sebagian dari 9 orang di ruangan tersebut ane kenal dan pernah berjumpa sebelumnya.

Salah satunya adalah Bro L, sohib ane yang suka menjamu ane saat sedang di Surabaya. Sajian hidangan pun datang silih berganti mulai dari appertizer hingga desert mengisi waktu makan malam kami, sembari diiringi lantunan lagu lagu MP4 dan juga joke joke yang mengundang tawa canda seluruh isi ruangan private tersebut.

Di sela sela acara tersebut, Franz yang duduk di sebelah ane, berbisik kepada ane..

"Nyong, kata Bang A besok kita berdua pulang naek pesawat aja, dia mau pulang mobilan berempat sama teman temannya" kata Franz

"Lah..kan niatannya kita kesini mau nyupirin, malah naek pesawat jadinya" kata ane

"Ya gw sih seneng seneng aja, jadinya gw bisa puas puasin "piknik" malam ini nemenin lo" balas Franz sumringah

"Lah..gw dari awal ga ada pikiran mau ada acara malam kok" canda ane

"Gw ga mau tau, pokoknya malem ini gw mau happy happy sama lo" tegas Franz

Jam 10 kurang, akhirnya kami siap siap untuk bubaran pulang dari tempat tersebut. Setelah saling bersalam salaman, kami lalu membagi kelompok ke dalam dua mobil untuk kembali ke hotel.

Dalam perjalanan, ane sama sekali tidak ada bayangan mengenai acara lanjutan malam ini dan juga dengan siapa saja. Ya kali berdua aja sama Franz, pikir ane. Selain ga seru, sedari awal ane memang ga ada pikiran buat acara malam baik di Semarang maupun Surabaya.

Malah yang ada di pikiran ane, hanya sebatas kumpul bersama teman teman, dan tentunya berjumpa dengan Mia.

Perjalanan kembali ke hotel cukup memakan waktu saat itu, dikarenakan saat itu terdapat konvoi bonek mania di beberapa titik ruas jalan yang kami lewati.

Jam 10 lewat sedikit, rombongan mobil kami pun tiba di hotel, sedangkan rombongan mobil 1 lagi ane tidak ketahui keberadaannya, entah lanjut acara atau kembali ke hotel. Belakangan ane ketahui, ternyata mereka juga langsung kembali ke hotel.

Mobil yang dikemudikan Bro L sohib ane dan Franz, berhenti sesaat di depan Lobby Hotel guna mengantarkan Bang A untuk beristirahat, karena besok pagi Bang A mesti kembali ke Jakarta, mobilan bersama temannya. Kini tersisa 4 orang di mobil, salah satunya teman Bang A yang memang tinggal di Surabaya.

Ane masih belum tau rencana selanjutnya seperti apa, apakah teman Bang A dan Bro L turut menemani ane dan Franz atau bagaimana. Bro L lanjut mengemudikan mobilnya keluar dari parkiran hotel dan mall di sebelahnya, menuju tempat les vokal di sebelah hotel yang jaraknya kira kira hanya 500 meter.

Mobil pun sampai di depan lobby karaoke "R", ane dan Franz turun ditemani Bro L namun ternyata teman Bang A tidak turun, melainkan standby di mobil menunggu Bro L mengantarkannya balik ke kosan.

Bro L dengan lugas masuk ke dalam Lobby Karaoke, hendak mencari GRO kenalannya. Beberapa GRO dan staff disana menyambut ramah Bro L dan kami.

"Malam Pak L..Malam Pak" sambut beberapa staff disana

"Eh..Mas L, kemana aja lama ga kesini" sahut salah satu GRO

"Aku titip temenku ya, billnya biar aku" ucap Bro L kepada GRO kenalannya.

Ane dan Franz berjalan menyusuri lorong menuju room yang diarahkan oleh GRO tersebut.

"Waduh..kegedean ini roomnya.*** ada yang kecilan ya?" Kata ane sesaat begitu memasuki room

"Ini udah yang paling kecil beb" ujar si Mami GRO

Room tersebut berukuran sekitar 5x6 meter, belum termasuk room private meeting di sebelahnya rasanya terlalu besar buat ane dan Franz ditambah 2 LC pikir ane.

Ane mengambil posisi duduk di sofa bagian tengah, dan Franz di sebelahnya. Si Mami duduk diantara kami, lalu meminta staffnya untuk menyiapkan Ladies asuhannya untuk bersiap kontes di room kami.

Lima menit kemudian, satu persatu Ladies memasuki room kami. Mungkin sekitar 20 orang yang dikontes, membuat kami bingung hendak memilih yang mana.

Para Ladies kini sudah baris berjejer ke samping, di hadapan kami.

"Selamat malam.." sapa para LC kompak bersamaan setelah diinstruksikan Maminya

"Ayo Ladies, perkenalkan nama dan asal kalian satu persatu mulai dari ujung kiri" perintah si Mami

"Hai..aku Siska asal dari xxx...Dian πŸ™..aku Henny πŸ‘‹..saya Bambang πŸ§”β€β™€οΈ dstnya.." sapa Ladies satu persatu

"Ayo beb..mau pilih yang mana?" Tanya Mami ke ane

"Franz dulu aja" kata ane ngeles karena masih bingung

"Ya enggaklah..bosnya dulu yang milih" elak Franz ke ane

Ane kemudian mengamati satu persatu dari kiri hingga ke kanan, membuat mata ane siwer πŸ˜΅β€πŸ’«πŸ˜΅β€πŸ’«.

"Yang itu..nomor 3 dari kiri (Dian)" tunjuk ane

Sengaja ane pilih LC yang boobsnya besar sesuai kesukaan ane, dan yang terpenting bisa diakses tangan karena doi mengenakan baju dengan belahan rendah sehingga menampakkan sebagian boobsnya yang hendak tumpah.

Franz kemudian memilih Henny, yang sebenarnya ane naksir juga tadi karena selain lebih cakep daripada Dian dan boobsnya lebih gede, namun sayangnya mengenakan pakaian tertutup sehingga bakalan susah ane akses dari dalam pikir ane.

Kedua ladies lalu duduk di sebelah kami masing masing, sedangkan rekan rekan mereka beranjak keluar satu persatu meninggalkan ruangan.

Maaf ya girls, belum berjodoh sama kami, bathin ane 🀣🀣.

Kami lalu saling berkenalan lebih lanjut, mengetahui asal usul kami masing masing dan kemudian ane ketahui kalau si Dian ini keturunan Ambon Jawa. Kulitnya rada coklat eksotis, dengan wajah yang manis.

Bro L sebenarnya masih berada di room kami sedari awal masuk, sibuk berbicara dengan salah satu GRO lainnya di room kami. Hingga akhirnya, si temennya Bang A diantarkan pulang oleh staff GRO disitu sehingga Bro L dapat menemani kami hingga akhir acara.

Beberapa waktu terakhir, sebenarnya ane sudah mulai jenuh dengan acara acara seperti ini. Keinginan dan semangat untuk karaoke sebenarnya masih ada, namun saat sudah di room paling hanya beberapa jam saja ane mood untuk bernyanyi.

Selain itu, beberapa GRO dan staff yang merupakan teman Bro L, yang sedari awal ikutan nimbrung nyanyi dan minum, membuat ane sedikit kurang nyaman sebenarnya, namun apa daya karena ane hanyalah sebatas tamu undangan πŸ˜€πŸ˜€.

Ane pun memilih berintim ria dengan Dian sembari melihat yang lain bernyanyi atau berjoget. Beberapa obrolan kami, diselingi canda tawa, pelukan, kecupan di pipi hingga akhirnya kami pun kissing. Btw SOPnya LC itu tugasnya hanya sekedar menemani kita di room bernyanyi dan minum, membantu memilihkan lagu juga menuangkan minuman. So, kissing hingga grepe grepe itu bonus ya gaess, karena tidak semua LC berkenan diperlakukan demikian, tergantung spik spik kita di room, walau ada juga itu merupakan service attitude dari si LC sendiri, entah karena sedang tipsy atau memang karena berusaha totalitas.

"Mmuuacchhh...mmmmpphhh.." kami berciuman. Sesekali ane ajak Dian untuk bermain silat lidah sambil ane melakukan grepe grepe colongan. Dian yang sudah mulai naik karena alkohol, mulai melawan ciuman ane dengan hot. Tangan ane mulai bergerilya menyusup ke dalam baju belahan rendahnya. Perlahan Ane mulai rasakan kehangatan dan lembutnya payudara Dian yang montok itu, namun saat ingin menyentuh putingnya, Dian tersadar dan mencegah tangan ane untuk masuk lebih dalam.

Ane yang tidak ingin menyerah begitu saja, terus berupaya mencoba merogoh secara perlahan, dengan sesekali mengalihkan perhatiannya dengan kissing. Hingga di percobaan kesekian kalinya, ane berhasil menyentuh puting doi, lebih tepatnya dibolehin sih alias pasrah πŸ˜ƒπŸ˜ƒ.

Malam bertambah larut, suasana di room mulai memanas..Dian, Henny, GRO dan Staff yang ikutan minum di room mulai tipsy, bahkan si Mami GRO udah mulai meracau ngomongnya, maen peluk peluk ane dan Bro L yang saat itu sedang bergoyang bersama sambil bernyanyi. Franz sedang asik bermasyuk ria dengan Henny di sofa, ciuman pelukan dan grepe grepe diselingi tawa canda diantara mereka, memang si Franz ini paling jago bikin orang ketawa, liat bentukannya aja udah bikin kita ketawa.

Ane yang mulai boring, akhirnya pindah ke ruangan meeting di sebelah room utama untuk menyendiri, sambil berharap Dian menyusul ane. Tak lama, Dian yang sepertinya sedari tadi mencari ane, akhirnya menyusul setelah mengetahui keberadaan ane.

"Kok malah disini Mas?" Tanya Dian sembari mengambil posisi duduk di sebelah ane.

"Iya..boring aja di dalam" kata ane sambil menghisap sebatang rokok.

"Tolong ambilin rokok sama minumku donk" pinta ane ke Dian

Tak lama Dian kembali membawa sebungkus rokok ane dan gelas minuman ane (greentea) πŸ˜‚πŸ˜‚.

Kami pun mengobrol seputar kehidupan pribadi Dian, seperti umur dan punya anak berapa dan rencana hidup dia bila sudah tidak bekerja sebagai LC lagi. Ane biasa langsung to the point kalau menanyakan soal anak, apabila bersama LC yang terlihat matang secara usianya. Karena kebanyakan mereka terjun ke dunia malam lebih karena kebutuhan ekonomi setelah pisah dengan suami atau korban tabrak hamil pacar. Walau ada juga karena alasan lain, misalnya ane pernah bertemu dengan mahasiswi kedokteran semester akhir yang karena penasaran ingin menjadi LC, whateverlah pikir ane.

"Cuuppp...mmmuaachhh...slurrrpppp" bibir dan lidah kami saling berpagutan, lebih hot dari sebelumnya. Salah satu staff yang sedari awal nimbrung di room, sebut saja namanya Paula memergoki kami sedang berduaan layaknya orang pacaran.

"Ciyeeee...lanjut ni kayaknya" goda Paula ke ane

Paula ini sedari tadi memang udah ngeledekin ane, karena tau ane ga minum tapi kerjaannya grepe grepe temannya, si Dian.

"Hahahaha..apaan sih ganggu aja" kata ane

"Udah bungkus aja" kata Paula mengompori ane

Ane dan Dian hanya tersenyum mendengarnya. Saat Paula pergi meninggalkan kami berdua, kami lanjut berciuman dan tangan ane mulai nakal kembali mengrepe grepe payudara Dian dari luar hingga akhirnya menyusup masuk ke dalam.

Kali ini Dian hanya pasrah membiarkan tubuhnya ane jamah, namun ciumannya bertambah hot. Saat kami berhenti ciuman sejenak, ane lalu tarik baju dan Bra nya sehingga menampakkan salah satu payudara montoknya di depan ane.

"Aku pengen nenen" bisik ane di dekat wajahnya.

"Mmhhh....slurrppp...mmmhhh..." ane mulai melumati payudara sebelah kiri Dian tanpa meminta persetujuan darinya.

Dian tidak terlihat keberatan dengan tindakan ane tersebut, doi malah melenguh dan menampakkan ekspresi wajah sangenya..

"Aaaahhh...aahhhh..." desah Dian yang ane dengar saat ane asyik memainkan puting kirinya dengan mulut dan memilin puting kanannya dengan tangan kiri ane.

Dian tampak horny berat saat itu, wajah serta desahannya seperti orang kelojotan karena dieksekusi, padahal ane hanya sebatas melumat putingnya.

Dian tampak memejamkan kedua matanya, tubuhnya bergetar beberapa kali, sembari tangannya sedikit menjambak rambut ane.

Bahkan saat ada 2 orang staff pria memasuki ruangan tersebut dan lewat persis di sebelah kami, ane sampai tidak menyadarinya. Kami berhenti sejenak, hingga 2 orang staff selesai membereskan pekerjaannya di ruangan tersebut.

Kami lanjut berciuman kembali saat kedua staff tersebut telah pergi, kali ini Dian mulai meraba raba penis ane yang sudah tegang tersiksa di balik celana jeans yang ane kenakan. Bahkan Dian sampai ingin membuka resleting celana ane saat itu.

"Di toilet aja yuk" tawar ane ke Dian

"Aku takut Mas, karena aku baru masuk pertama hari ini, setelah break sekian lama" ujar Dian ke ane.

"Oh ya udah kalo gitu jangan.." kata ane

Tak lama kemudian, si Mami GRO genit ini masuk dan menghampiri kami berdua dalam kondisi sudah mabok parah karena bicaranya sudah tidak terkontrol daritadi.

"Hayooo..ngapain berdua duaan disini..udah bungkus aja ya" katanya ke ane

"Hahahhaa.." ane cuma tertawa menanggapinya

Si mami lalu mendekat ke kuping ane, berusaha membujuk ane untuk membawa Ladiesnya setelah acara

"Mas..beneran ini, mau dibungkus aja ga anakku?" Tanya Mami sedikit serius kali ini walau mabok

"Kayaknya ga dulu ya Mam..aku besok pagi mesti nyetir balik ke Jakarta" elak ane

"Yakin ni ga mau bungkus aja?" Tanya si Mami memastikan

"Gpp ya? Aku besok balik pagi soalnya" jawab ane ke Dian kali ini dengan ekspresi sedikit menyesal (padahal pura pura 🀣🀣)

"Iya gpp..ntar kamu ga ada bedanya donk sama tamu lain (bungkus LC)" jawab Dian datar dan mencoba tersenyum.

Menurut ane, jawaban Dian tersebut dilatarbelakangi rasa respect kepada ane, karena sebelumnya kami sempat membahas soal keluarga masing masing. So, mungkin dia paham kenapa ane "menolaknya" entah karena berdasarkan topik bahasan kami tadi walau ane menangkap sedikit raut kekecewaan di wajahnya saat itu, entah karena malu sudah dibuat kepalang sange tapi ga dilanjutin, atau merasa tidak menarik di hadapan ane..entahlah.

Tak terasa, sudah jam 2 dinihari saja alias hampir 4 jam kami menghabiskan waktu di room tersebut. Kami pun bersiap untuk menyelesaikan acara. Ane pergi ke toilet sekalian menyiapkan tips 5 lembar merah untuk Dian, Franz masih asyik ngobrol sama Henny, sedangkan Bro L menyelesaikan bill dengan Staff Admin yang dipanggil ke Room.

Sebelumnya, Bro L sempat menarik ane ke toilet dan menanyakan ane kenapa tidak bungkus LC ane.

"Kenapa ga bungkus bro? Lo ga cocok emangnya? Atau mau ganti yang lain" Tanya Bro L seperti merasa bersalah karena kurang total menjamu ane.

"Gpp bro..aman..gw dah ada Delivery Order juga kok habis ini" jawab ane yakin

"Beneran ni?" Tanyanya memastikan

"Iya..serius gw" jawab ane sambil menunjukkan bukti percakapan ane sama Mia saat sedang makan malam tadi, dan terakhir jam 10 malam sebelum Mia masuk Room juga menemani tamunya.

"Oh ya udah kalo gitu..kalo mau yang lain, ntar gw cariin deh" kata Bro L lagi

"Aman bro..oya ini gw balikin" jawab ane sambil mengembalikan segepok duit pecahan 100 ribuan yang dia titipkan di awal acara karena sempat berencana tidak ikut acara. Bro L pun menerima kembali sebagian duitnya, karena akhirnya ane malah dipersen sama Bro L, buat bayar Delivery Order nanti katanya 🀣🀣.

Saat ane keluar dari toilet, ane papasan sama Dian yang hendak pergi keluar dari room dengan sedikit buru buru. Ane panggil dan menghampirinya di depan pintu room.

"Ehh..mau kemana? Ini buat kamu" tanya ane sambil menyodorkan tips yang sudah ane lipat ke tangan doi.

"Aku tunggu di luar ya, ntar kita bareng ke depannya (lobby)" kata Dian sambil berlalu yang sebenarnya ane tidak terlalu paham maksudnya.

Ane kembali ke dalam sambil mengemasi barang bawaan ane.

"Lo ga bungkus nyong?" Tanya Franz

"Kagak..kan lo tau gw dah ada janji" kata ane

"Oh ya udah..gw bungkus yak" kata Franz terkekeh puas
Kami pun berjalan berbarengan menuju lobby, Franz bergandengan sama bungkusannya, Bro L dengan kekepannya yang menyusul di tengah acara, dan ane sendiriiiii...yup, si Dian ternyata tidak menampakkan kembali batang hidungnya setelah kejadian tadi.

"Kita pulang jalan kaki aja ya nyong, deket ini" kata ane ke Franz

"Ga usah, kita numpang si Henny aja..kan dia ikut gw ke hotel" kata Franz

Tak lama, mobil Henny tiba di depan kami diantarkan salah satu karyawan yang bertugas di parkiran.

Setelah berpamitan dengan Bro L dan ceweknya, kami pun lalu menaiki mobil Henny sebuah SUV pabrikan Jepang dengan kelir putih. Tahun 2019, matic type tertinggi, kilometer rendah, Plat B pajak panjang, pemakai langsung, harga nego..ehhh

Karena lokasi hotel tidak jauh hanya sekitar 500 meter, dan saat itu jalanan sepi karena hampir jam 3 dinihari, setelah keluar dari bangunan yang cukup tua namun menyediakan one stop service entertainment di dalamnya, Henny lalu mengemudikan mobilnya keluar parkiran dengan berlawanan arah, karena lokasi hotel kami terletak di sebelah kanan tempat karaoke. Daripada harus memutar jauh alasan Henny saat itu.

Cuma butuh 2 menit untuk kembali sampai di depan lobby hotel kami, Franz lalu menitipkan salah 1 kunci kamarnya ke Henny, kemudian turun bersama ane, sedangkan Henny lanjut memarkirkan kendaraannya di parkiran basement.

"Berapa DCnya nyong sekarang kalo bungkus?" Tanya ane sembari berjalan menuju ke lift.

"2 voucher plus 2 rebu cash on hand di kamar" kata Franz

"Wew..tambah mahal yak sekarang. Terus kalo doi ternyata malah kabur, amsyong donk lo" goda ane

"Ya ga lah.." jawab Franz yakin saat kami mulai menaiki lift menuju kamar

"Mia jadi kesini?" Tanya Franz

"Ga tau, tadi terakhir chat jam 10 sih..ya kalo ga jadi dateng, gw zonk dah malem ini. Udah ga bungkus, Mia ga dateng. Rada gambling sih gw" ujar ane sedikit terkekeh

Kami pun berpisah setelah keluar lift menuju kamar masing masing.

Bersambung..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd