Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
kepada para suhu mohon izin, saya buatkan sinopsis sedikit untuk next episode.
kiranya berkenan sabar menunggu. untuk update diusahakan secepatnya.

:semangat::semangat:

:beer::beer:

Suasana mendadak hening. Tidak ada suara yang keluar dari mulut kami. Aku sendiri masih terpana dengan kejadian yang baru dialami. Kontolku masih menancap di memek Esti. Kontol Rully tetap berada di memek Julia. Rully hanya diam mematung menunggu reaksi yang terjadi. kami sadar, pasti akan ada protes dari para isteri. Apalagi pertukaran posisi, tanpa persetujuan dari isteri kami.

Setelah kondisi Julia dan Esti mulai normal, mereka pun menoleh ke belekang. Raut wajah Julia merah padam, matanya sayu. Ia menggigit bibirnya, tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata. Begitu pula Esti. Melihat aku berada di belakangnya dengan kontol masih tertancap di memeknya, membuatnya mematung. Tidak ada kalimat yang kami keluarkan. Semuanya hanya diam melihat kejadian selanjutnya. Keduanya termenung beberapa saat, sampai akhirnyabersamaan mengeluarkan ucapan dari mulut.

“Rully…..Koko….,” ucap Julia dan Esti bersamaan.

:tegang::tegang:

:yes::yes:
 
Makasih updatenya
Bisa gitu ya. Seperti udh direncanakan bersama tapi sebenarnya engga. Tinggal tukar posisi udh sah gitu swing nya :D
Ya namanya juga lagi tinggu nafsunya hahaha

Ditunggu kelanjutannya
mengalir aja suhu, apa yang ada diotak dibubatkan karya. mohon dukungan dan suport para suhu.

di tunggu sampai benar benar tamat
nubie usahakan sampai tamat suhu. lagi merancang endingnya seperti apa.
mudahan bisa memuaskan hasrat para suhu di sini.


Gilak magic bgt nih cerita, gokil hu.
Slow but sure. Mantap
berkat para suhu yang ada di forum. nubie banyak belajar. sampai sekarang masih belajar.

mantep ini... ditunggu selanjutnya semakin liar kayaknya.... sambil menemani liburan ini :bacol:
liburan jangan jauh2 dari tisu yah suhu.


:beer: :beer: :beer: :beer:
 
Pertukaran

JULIA



ESTI


POV Dean

Sempat kaget, ketika Rully membisik di telingaku. Bisikannya pelan, seolah tidak ingin terdengar Julia dan Esti. Ia mengajakku untuk bertukar posisi. Aku menggenjot Esti, dan dia menggenjot Julia. Tentunya isteri kami tidak akan tahu. Posisi mereka membelakangi kami. Galau, dan bingung, itu yang pertama aku rasakan. Tapi dorongan nafsu dan keinginan ingin menyetubuhi Esti dari dulu membuatku tidak dapat menolak ajakkannya.

“Kapan lagi bisa menyetubuhi Esti. Mumpung ada kesempatan. Tapi bagaimana dengan isteriku. Dia pasti kaget kalau kontol yang di dalam memeknya milik Rully. Ah biar lihat nanti saja. Lagian Julia dan Esti menungging, dan tidak melihat ke belakang,” ucapku dalam hati.

Setelah aku memberikan anggukkan tanda setuju, kami bersamaan mencabut kontol dari memek isteri masing-masing. Tanpa dikomando, aku beralih menggantikan posisi Rully, begitu pula sebaliknya. Kontolku langsung mengarah ke memek Esti dari belakang. Tanpa membuang kesempatan, aku langsung melesatkan kontolku masuk ke memek Esti.

Blllessssshh…… disahuti dengan lenguhan Esti eehhhememem…… kepala Esti sedikit terdongkak ke belekang. Aku menahan punggungnya, agar Esti tidak bisa menoleh ke belakang. Kudiamkan kontolku beberapa saat di dalam memek Esti. Terasa hangat dengan cairan yang sudah melumasi memeknya. Kontolku berhasil menembus hingga ujung. Tersentuh sesuatu benda yang menahan lajunya. Rongga memek Esti terasa lebih pendek dibandingkan isteriku. Masih ada sisa batang kontolku sedikit di luar memeknya. Tidak bisa aku dorong masuk, akibat tertahan di ujung.

“Lorong memek Esti hingga ujung rahim lebih pendek dari isteriku. Pasti lebih nikmat, karena akan semakin mudah kepala kontolku bersentuhan dengan ujung rahimnya,” aku berguman di dalam hati.

Kusempatkan melirik ke sebelah. Rully menekan pinggul sambil terus menyodok memek isteriku. Erangan dan desahan isteriku terdengar cukup jelas. Wajahnya bersembunyi di sandaran sofa. Nampaknya, Julia belum menyadari kalau kontol Rully yang sekarang sedang mengobok-obok memeknya. Aku pun tidak peduli. Genjotan kontolku di memek Esti semakin cepat. Berpaju dengan genjotan kontol Rully di memek Julia, tepat bersebelahan denganku.

“Biarkan Julia dan Esti menungging sampai kita keluar,” bisik Rully kepadaku.

“Iya. Jangan sampai mereka menyadari, kalau kontol yang ada di dalam memeknya bukan milik suaminya,” sahutku pelan.

Rully hanya membalas ucapanku dengan jempol. Pertanda dia menyetujui pendapatku. Erangan dan desahan terus bersahutan. Lenguhan tertahanku dan Rully semakin menambah semarak ruangan berukuran 4x6 di kamar junior suite hotel GT. Aku dan Rully tidak lagi saling memperdulikan. Sekarang lebih berkonsentrasi untuk menggejot memek yang ada di hadapan kami.

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss…..

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…

Suara Julia, dan Esti saling bersahutan. Nampaknya mereka tidak mempedulikan kontol siapa yang berada di memeknya. Sedangkan aku sedang berkonsentrasi untuk mencapai kenikmatan di memek Esti. Panjang memeknya lebih pendek dari milik Julia. Sedangkan diding memeknya terasa menyedot. Esti dan Julia memang sangat pintar merawat diri. Meski begitu, harus aku akui kalau sedotan dinding memek Esti lebih kuat. Itu membuat aku semakin tidak bisa menahan nafsuku.

Sststststsss….. ehehememe…… Sststststsss…..

“Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… mamah sepertinya mau sampai sayang,” kata Esti di sela desahannya. Ia masih mengira, kalau yang kontol yang menyodok di memeknya milik suaminya.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Desahan Julia juga tidak mau kalah. Isteriku itu sepertinya semakin menikmati sodokan kontol Rully di memeknya. Itu sangat terdengar jelas dari racauan yang keluar dari mulut Julia.

“Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. oooowhhhhh my good….. yes fuck me…… Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…” mulut Julia mengeluarkan suaranya.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt……..

“Yesss….. I am coming honey. Sststststsss…..,” terdengar sanyum suara Julia mengucapkan kalimat tersebut. Itu pertanda Julia sudah mencapai orgasmenya. Kulihat Rully terus menggenjotnya dengan kencang. Tidak dihiraukannya orgasme Julia. Rully berpacu dengan kenikmatan.

Ooouuuuuuuuuuuuuuuwwwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhhhh… terdengar sayup dan pelan, Rully melenguh menahan kenikmatan. Ia menyemprotkan peju dari kontolnya ke dalam memek isteriku.

Creeeeetttttt…….. crrooooottttttt… crrooooottttttt...

Kenikmatan yang didapatkan Julia dan Rully ternyata mendorong birahi aku dan Esti. Aku semakin mempercepat genjotan kontolku ke memek Esti. Itu diimbangi dengan gerakkan maju mundur pantat Esti. Terasa dinding memeknya semakin memberikan sedotan yang luar biasa. Sedangkan kepala kontolku mulai terasa berkedut. Di tengah sensasi yang aku rasakan, tubuh Esti terlihat mengejang. Kepalanya terdongkak mengarah ke atas. Sedangkan pantatnya dorong ke belakang, agar semakin menggelamkan kontolku ke dalam memeknya.

“Aku sampai pah. Ooouuuuuuuuuuuuuuuwwwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhhhh…,” ucap Esti disertai dengan lenguhan panjangnya.

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt…….. memeknya membahasi kontolku. Cukup banyak cairan memeknya keluar hingga ke ujung batang kontolku. Aku tidak mempedulikannya. Kenikmatan orgasme yang dicapai Esti, aku balas dnegan genjotan kontolku yang semakin cepat ke memek Esti.

Ooouuuuuuuuuuuwwwwwwwwwhhhhhhhhh…..

Lenguhanku keluar dari mulut dibarengi dengan tubuhku yang mengejang. Aku tarik pinggul Esti, untuk mengarahkan pantannya semakin ke belakang. Itu untuk memberikan sensasi kepada kontolku, agar menyentuh ujung rahimnya. Sekali genjotan sampai ujung rahimnya kutahan sampai kontolku mengeluarkan cairan peju.

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt…….. crrooooottttttt…

Suasana mendadak hening. Tidak ada suara yang keluar dari mulut kami. Aku sendiri masih terpana dengan kejadian yang baru dialami. Kontolku masih menancap di memek Esti. Kontol Rully tetap berada di memek Julia. Rully hanya diam mematung menunggu reaksi yang terjadi. kami sadar, pasti akan ada protes dari para isteri. Apalagi pertukaran posisi, tanpa persetujuan dari isteri kami.

Setelah kondisi Julia dan Esti mulai normal, mereka pun menoleh ke belekang. Raut wajah Julia merah padam, matanya sayu. Ia menggigit bibirnya, tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata. Begitu pula Esti. Melihat aku berada di belakangnya dengan kontol masih tertancap di memeknya, membuatnya mematung. Tidak ada kalimat yang kami keluarkan. Semuanya hanya diam melihat kejadian selanjutnya. Keduanya termenung beberapa saat, sampai akhirnya bersamaan mengeluarkan ucapan dari mulut.

“Rully…..Koko….,” ucap Julia dan Esti bersamaan.



***

JULIA


POV Julia

Pengaruh dari minuman keras yang di bawa Esti, berperan besar membangkitkan birahiku. Sejak awal suamiku mencumbuiku, aku benar-benar terbawa suasana. Bahkan kami tidak mempedulikan Esti dan Rully yang di sebelah kami. Aku memang sesekali melirik apa yang dilakukan Rully dan Esti. Nampak kulihat mereka melakukan hal yang sama. Saling merangsang pasangannya, untuk menaikkan birahi.

Seks yang kami lakukan malam ini, memang berbeda rasanya. Aku sendiri tidak menyadari, ternyata sedari tadi kontol Rully yang berada dalam memekku. Bahkan kontolnya menyemprotkan semua peju yang keluar ke dalam memekku. Terasa hangat hingga masuk dalam rahimku. Awalnya aku ingin marah. Tapi ada sensasi lain yang aku rasakan, ketika melirik ke suamiku. Kontolnya masih terbenam di dalam memek Esti. Aku dan Esti yang sempat keheranan, akhirnya tersadar. Tanpa terasa mulutku dengan Esti mengeluarkan ucapan secara bersamaan.

“Rully….. Koko….,” ucapku dan Esti bersamaan.

Mereka berdua hanya terdiam. Seolah tidak terjadi apa-apa. Aku dan Esti masih dalam kebingungan. Dalam situasi ini, membuat aku tidak keruan. Namun dorongan nafsu harus aku akui, tidak bisa dilawan. Justru rasa cemburu melihat kontol suamiku ada di memek Esti, semakin membakar nafsu. Rasa marah yang timbul karena kontol Rully memasuki memekku tanpa izin, justru memberikan sensasi yang luar biasa.

“Sudah ci. Biarin aja. Toh kita sama-sama menikati,” celetuk Esti yang menenangkanku.

“Cici cantik banget. Memek cici rapat, dan menyedot kontolku dengan kuat,” Rully menimpali. Entah apa maksud perkataannya. Bukannya marah, dorongan nafsu justru membuat aku bangga mendengar kalimat yang diucapkan Rully. Ada rasa bangga mampu memberikan kepuasan pria yang tiada lain adik iparku. Suami dari adik kandungku. Pengaruh minuman yang diberikan Esti sangat mendorong bangkitnya nafsu birahi.

Apalagi aku rasakan kontol Rully justru terasa masih sangat keras. Biasanya kontol suamiku setelah bersetubuh mengecil. Setelah dirangsang dan nafsu mulai bangkit, baru membesar kembali. Tetapi beda kontol Rully. Justru tidak mengeceil sama sekali. Semakin keras, dan membuat memekku terasa sesak. Ukurannya aku perkirakan lebih pendek dari milik suamiku, tetapi lebih tebal. Diameternya lebih besar, membuat dinding memekku menjempit keras kontolnya.

“Kontol koko masih keras yah. Belum turun aja nih kontol bengkok,” tanpa dosa, Esti mengeluarkan perkataannya. Hal itu membuat aku cemburu. Padahal ketika selesai bermain seks denganku, pastinya kontolnya mengecil. Tapi sekarang, Esti justru merasakan kontol suamiku mengeras. Aku memperhatikan gerakkan Esti. Ia memajukan badannya, membuat kontol suamiku terlepas dari memeknya.

Dengan satu gerakkan, mulutnya sudah berada di depan kontol suamiku. Kuperahatikan, Esti tidak merasakan jijik menciumi kontol suamiku. Tidak hanya mencium, tetapi bibirnya dibuka dan langsung mengulum kontol suamiku yang mengkilap, akibat cairan sperma memek Esti. Melihat kelakuan Esti seperti itu, aku tidak ingin kalah. Kuberanikan diri untuk membalikkan badan, dan langsung mengulum kontol Rully.

Rasanya sedikit aneh. Asin, itu rasa pertama yang aku dapatkan, ketika mengulum kontol Rully. Ini pertama kalinya aku mengoral kontol yang masih mengkilap akibat cairan sprema kami yang bercampur. Aku lahap seluruh batang kontol Rully. Terdengar lenguhan Rully perlahan. Tidak hanya mengulup, aku mengisap kepala kontol tepat di depan lubang kecilnya.

Slruuuuup…… sluuppppp….. slruuuuup…… sluuppppp…..

Suara mulutku dengan Esti bersahutan. Posisi kami duduk di sofa sama-sama mengulum kontol. Bedanya sekarang, aku mengulum kontol Rully suami dari adik kandungku. Sedangkan Esti mengulum kontol suamiku yang merupakan kakak iparnya. Entah apa yang kami lakukan, tetapi nafsu birahi kami sudah mengalahkan segalanya. Tidak peduli pasangan kami sekarang sudah tertukar. Yang kami lakukan hanya mengejar, dan saling memberikan kenikmatan.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Suara Rully dan suamiku bersahutan menahan nikmat kuluman mulut kami di kontol mereka. Aku dan Esti semakin berlomba untuk memberikan kenikmatan kepada pria-pria yang tanpa izin telah bertukar posisi. Jujur aku tidak pernah menyangka, kalau mereka sudah bertukar posisi. Mungkin aku terlalu menikmati genjotan kontol di dalam memekku. Itu membuat aku tidak sadar, kalau kontol Rully yang sebenarnya ada di memekku.

“Pantas saja terasa sesak, tapi lebih pendek. Kenapa tadi saat menyodok memek, tidak terpikir oleh ku,” pikirku dalam hati.

Sekarang aku sudah tidak peduli, siapa yang menjadi lawanku main seks. Dorongan nafsu yang menggebu, membuat aku justru semakin menikmati permainan. Kuluman mulutku terhadap kontol Rully semakin liar. Mulutku maju mundur memberikan sensasi kocokan terhadap kontolnya. Tanganku tidak diam. Kini mulai memainkan biji yang ada di pangkal kontolnya. Aku urut-urut mulai dari biji hingga batang kontol Rully.

Sudah tidak kupedulikan apa yang dilakukan Esti dengan suamiku. Terakhir aku melihat, Esti mengulum kontol suamiku sambil memberikan kocokan dengan tangannya. Sekarang aku lebih menikmati kontol Rully dimulutku. Permainan mulut dan lidahku semakin menjadi seperti orang sedang makan es krim.

Slruuuuup…… sluuppppp….. slruuuuup……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh…

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami semua. Mulutku dan Esti hanya mengeluarkan suara kuluman terhadap kontol. Sedangkan Rully dan suamiku mengeluarkan lenguhan dan desisan pertanda kenikmatan. Liburan kali ini benar-benar memberikan pengalaman baru dalam kehidupan seksku. Aku tidak pernah membayangkan, ada kontol yang lain masuk memekku, selain suamiku. Apalagi sebelum menikah, aku sangat menjaga keperawananku. Aku menjaga tubuhku, agar tidak disentuh orang lain. Tapi kini, tidak hanya disentuh. Sekarang kontol Rully berhasil mengobok-obok memekku.

Rully menahan kepalaku. Diangkatnya wajahku berhadapan dengannya. Mulutnya langsung mengulum bibirku. Mendapat serangan dari Rully, reflek aku memberikan balasan. Lidahku menyeruak masuk ke mulut Rully. Lidah kami saling bertautan mendesak maju mundur hingga masuk ke dalam rongga paling dalam. Tangan Rully mulai memainkan perannya. Susuku menjadi sasaran pertamanya. Jarinya memilin pentil susuku yang kecil berwarna kecoklatan.

Tangaku sendiri langsung menangkap kontolnya. Perlahan tanganku memberikan kocokan pelan di kontolnya. Nafsu kami memburu. Tidak kami hiraukan suara desahan suamiku yang kontolnya masih dikulum dan dikocok Esti. Kami sudah mampu menghilangkan kecanggungan satu sama lain. Kecanggungan pertukaran pasangan tanpa sepengetahuanku, dan kejadian di kolam renang yang tidak terduga.

Tangan Rully kemudian mengangkat tubuhku. Badanku yang tidak terlalu besar, memudahkan Rully menangkatnya. Sambil menggendongku, ia terus menciumi bibirku. Rully berjalan menyusuri ruang tamu di kamar junior suite yang menjadi jatahku dan suamiku. Kami melewati sebuah pintu yang menghubungkan kamar dulexe yang ditempati Esti dan Rully. Sekarang aku mengerti, Rully ingin menggauliku di kamarnya. Perlahan direbahkannya tubuhku di kasur ukuran besar.

Ciumannya mulai beralih turun menuju leherku. Disapu dan dijilatnya setiap jenjang leherku. Tentu saja membuat aku kegelian, dan nafsuku semakin naik. Leher hingga kuping bagian belakang merupakan salah satu yang paling sensitif. Ciuman yang mengarah di leher dan kuping, pasti cepat membangkitkan birahiku. Dengan telaten dan perlahan, jilatan lidah Rully menyapu leherku. Ia menjilati leherku seperti orang yang sedang memakan es krim.

“Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…” mulutku mulai mengeluarkan desahan.

Slruuuuup…… sluuppppp….. slruuuuup…… suara lidah Rully ketika beradu dengan kulit leherku. Ia mulai menurunkan jilatannya. Susuku kini menjadi sasaran empuk Rully. Lidahnya menyapu pentil kecil yang berada di susuku. Tidak hanya dijalat, tetapi bibirnya mulai mengulum dan mengisap pentil susuku. Perasaanku semakin tidak keruan. Nikmat tidak bisa disembunyikan, dan hanya kubalas dengan mengeluarkan desahan dan desisan berulang kali.

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Suara desahan dan desisan meluncur dari mulutku tanpa dikomando. Lidah Rully terus memainkan pentil susuku. Tangannya mulai menjamah memekku yang ditumbuhi bulu tersusun rapi. Sebelum liburan, aku memang sempat menata bulu-bulu memekku. Itu agar tidak menutupi lubangnya. Memekku yang cubby semakin menonjol, tanpa terhalang bulu yang lebat.

Aku memang rajin mengatur bulu memekku, agar suamiku mudah melakukan oral. Jari tangan Rully mulai memainkan clitosku. Itu membuat pantatku terangkat beriringan dengan permainan tangannya di clitosku.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Desisan dan desahan terus meluncur keluar dari mulutku. Rangsangan yang diberikan Rully di pentil susuku, dan clitos, membuat aku semakin tidak berdaya. Pasrah menerima serangan yang meningkatkan nafsu birahi dari Rully.

Perlahan mulutnya mulai turun ke bagian perut hingga akhirnya lidahnya sudah menjilati permukaan lubang memekku. Aku semakin bilngsatan dibuatnya. Lidahnya menjulur-julur menyapu seluruh permukaan lubang memekku hingga clitos. Perlakuan Rully terhadap memekku semakin membuat aku tidak kuat. Ada desakkan yang ingin dikeluarkan dari lubang memekku.

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Berulang kali aku mengeluarkan desisan dan desahan dari mulutku. Rully nampak sibuk dengan permainannya di memekku. desahan dan desisan yang keluar dari mulutku tidak dihiraukannya. Pantatku turut bergoyang mengikuti permainan lidahnya. Apalagi ketika lidahnya menyentuh clitosku, otomatis pantatku ikut terangkat.

“Ooouwwhhhhh….. Sststststsss ehehememe….enak banget mi…..terus sayang….” Desahanku tertahan.

Slruuuuup…… sluuppppp….. slruuuuup…… sluuppppp…..

“Sayang…. Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…,” aku terus mengeluarkan desahan.

Slruuuuup…… sluuppppp…..

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt……..

“Aku sampai sayang…. Ooouuuuuuuuuuuwwwwwwwwwhhhhhhhhh…..,” lenguhan panjang keluar dari mulutku. Nafasku mulai terengah-engah. Tapi anehnya, justru aku tidak merasakan capek sedikit pun. Aku hanya butuh waktu sedikit, untuk mengatur pernafasan. Setelah itu, birahiku kembali bangkit.

Mataku menyipit. Langit-langit hotel terlihat buram. Orgasme yang aku dapatkan memberikan kenikmatan yang luar biasa. Padahal aku sudah mendapatkan orgasme dua kali. Pertama ketika dioral suamiku di ruang tamu kamar junior suite. Kedua orgasme dari genjotan kontol Rully yang aku sendiri tidak tahu kapan mereka bertukar tempat. Tapi anehnya, justru tenagaku tidak melemah. Dorongan birahiku seperti memberikan tenaga baru, untuk bangkit.

Kepala Rully aku angkat menjauh dari memekku. Tubuhku bangkit, dan mendorong pelan tubuh Rully ke tempat tidur ukuran besar yang masih terlihat rapi. Kepalaku mengarah mendekati Rully. Wajahku kini ada dihadapan mukanya. Mulutku langsung menyerbut bibirnya. Permainan lidahku memaksanya untuk membuka mulutnya lebih lebar. Lidahku menyeruak masuk ke dalam hingga menetuh langit-langit di dalam mulutnya. Tidak kupedulikan lagi siapa yang menjadi lawanku berhubungan seks.

Dorongan birahi yang besar, membuat aku menjadi semakin liar. Minuman keras. Ya itu menjadi penyebabnya. Aku belum dalam kondisi mabuk. Tapi justru minuman keras itu mendorong nafsuku semakin menggila. Memekku terasa gatal berkepanjangan ingin dimasuki kontol. Kami saling membalas lumatan. Lidah kami saling menyerang.

Cuuupppp…. Cuuuuppp….. cuuupppp… peraduan mulut kami mengeluarkan suara. Lidahku kini beralih menjilati kuping, turun perlahan hingga leher Rully. Kusapu seluruh jenjang lehernya tanpa ada sisa. Lehernya terlihat mengkilap, dan basah kena air liurku. Jilatanku mulai turun hingga dadanya. Sedikit bermain di pentil susunya, untuk selanjutnya turun hingga perut, dan pusar. Terus kuturunkan jilatanku hingga akhirnya sampai pada kontol ukuran 16 cm dengan diameter 6 cm. Terlihat gemuk dibandingkan milik suamiku, namun lebih pendek.

Slruuuuup…… sluuppppp….. Cuuupppp…. cuuupppp…

Mulutku mulai memainkan batang kontol Rully. Sedikit kesulitan memasukkannya ke mulutku, membuat aku membuka sedikit lebar bibirku. Semuanya berhasil aku masukkan, dan kukulum hingga ujung batangnya. Sengaja aku menghentikan gerakan sebentar, ketika kontolnya sudah masuk semua kedalam mulutku. Itu untuk memberikan sensasi kepada kepala kontolnya yang menyentuh hingga rongga tenggorokanku.

Kocokan mulutku di kontol Rully membuat ia terus terbawa suasana. Pantatnya ikut terangkat mengikuti permainan mulutku. Desahan dan lenguhannya terus terdengar. Tidak kupedulikan racauan mulutnya. Sekarang yang aku pikirkan, bagaimana menikmati kontol yang ada di dalam mulutku.

“Sayang….. Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. aku sudah ga kuat,” kata Rully diiringi dengan gerakkan tangannya menangkap kepalaku. Ia meminta kuluman mulutku terhadap kontolnya dihentikan. Diangkatnya kepalaku mendekati wajahnya. Kami mulai berciuman kembali. Tidak ada rasa jijik yang dirasakannya, meski mulutku bekas mengisap kontolnya. Lumatan mulut kami saling beradu dan serang.

Tubuhku kini berada di atas Rully. Mulut kami masih saling melumat. Kontol Rully terasa menggesek-gesek lubang memekku. Sengaja aku menggerak-gerakkan tubuh, agar kontolnya dan memekku semakin menggesek. Efek dari minuman keras yang kami tengak, membuat memekku terus gatal. Ditambah lagi rangsangan dari gesekkan kontol Rully di memekku. Herannya, meski sudah orgasme tiga kali, seolah aku tidak pernah merasa capek.

Dorongan nafsu membuatku menyudahi lumatan bibir kami. Kubangunkan tubuhku, dan mengambil posisi mengangkang tepat di atas kontol Rully. Memekku sudah terasa sangat gatal. Kontol Rully aku pegang, dan memposisikannya tepat berada di depan lubang memekku. Ketika sudah merasa pas, perlahan aku turunkan pantatku. Memekku segera menenggelamkan kontol adik iparku itu secara perlahan. Seluruh batangnya masuk, membuat memekku terasa sesak.

Ukuran kontol Rully yang diameternya lebih besar dari suamiku, tentunya membuat sentuhan di dinding memekku. Sensasinya sungguh luar biasanya. Setiap aku menaikkan dan menurunkan pantat, terasa batang kontolnya menggesek kuat di dinding memekku. Kontolnya memang tidak sepanjang milik suamiku, tetapi masih mampu menjangkau ujung rahimku. Setiap kali kepala kontolnya menyentuh ujung rahimku, ada rasa geli sekaligus nikmat.

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..” aku mengeluarkan disisan dan desahan, ketika ujung kontolnya sampai ujung memekku. Pantatku tidak hanya naik turun. Ketika kepala kontolnya menyentuh ujung memekku, sengaja aku memutar pantat. Kadang aku berikan gerakan maju mundur, dan memutar-mutar. Pantatku sudah mirip seperti penyanyi dangdut yang bergoyang memutar.

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…

Desahan kami terus bersahutan. Tangan Rully berinisiatif memainkan pentil susuku yang ada di depannya. Ia pilin dan kadang dicubit, serta ditariknya. Itu membuatku semakin tidak berdaya menahan nafsu birahi yang terus memuncak. Pilinan dan tarikkan jarinya di pentil susuku, membaut aku semakin melayang. Aku berusaha sekuat mungkin menahan sesuatu di ujung memekku.

“Jangan sampai aku banjir duluan,” gumamku dalam hati.

Tanpa melepas kontolnya di dalam memekku, aku memutarkan badanku. Kini posisiku membelakangi wajah Rully. Sedangkan wajahku menghadap kakinya. Sengaja aku membalikkan badan, untuk menghindari pilinan jarinya di pentil susuku. Aku masih ingin menikmati kontol yang ada di dalam memekku. Aku ingin kami bisa mencapai orgasme bersamaan. Tanganku bertumpu di kaki Rully, agar gerakan pantatku tetap seimbang menggoyang kontolnya yang ada di dalam memekku.

Malam ini nafsuku seperti tidak bisa ditahan. Bahkan dalam permainan seks dengan Rully, aku ingin mendominasi. Dorongan nafsu birahi membuat aku ingin dipuaskan. Tidak ingin kontol Rully lepas dari memekku. Itu akibat rasa gatal yang luar biasa di memekku. Rasa gatal yang hanya bisa diobati dengan masukknya kontol.

“Kenapa aku menjadi seliar ini. Ooouwwhhhhh…,” gumamku dalam hati.

Ketika dengan suamiku nafsu memang sering memuncak, tetapi tidak seliar sekarang. Posisi WOT memang kesuakaan. Tapi sekarang sedikit berbeda. Dorongan nafsuku semakin menjadi membuat diriku berlaku seperti perempuan yang haus seks. Perempuan yang ingin selalu dipuaskan kontol, dan tidak ingin melepaskannya dari memekku. Gerakkan pantatku semakin meliuk-liuk berirama. Itu diimbangi dengan gerakkan pantat Rully yang maju mundur, untuk memasukkan kontolnya lebih dalam di memekku.

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…

“Cici sayang, kita ganti posisi yah. Aku pengen cici nungging,” bisik Rully yang seketika ternyata tubuhnya sudah menempel di badan bagian belakangku. Ia membisikkan keinginannya untuk menembakkan kontolnya dari belakang. Aku paham maksudnya. Namun kali ini posisi yang berbeda. Tetap nungging, tetapi berdiri. Aku letakkan tangan di ujung tempat tidur sebagai tumpuan. Kakiku membuka lebar, sedangkan kepalaku sedikit turun.

Rully langsung menangkap maksudku. Ia bangun dari tempat tidur, dan mengambil tempat berdiri persis di belakangku. Kontolnya di dorong dari belakang secara perlahan. Menyentuh permukaan lubang memekku yang sudah banjir. Perlahan kepalanya terasa masuk ke lubang memekku. Pantatnya perlahan maju untuk memberikan dorongan ke kontolnya, agar masuk lebih dalam ke memekku.

Ploooookkkk…… Ploooookkkk……

Pantatku yang beradu dengan selangkangan Rully mengeluarkan bunyi. Kocokan kontol Rully di dalam memekku semakin cepat. Kami mengeluarkan desahan bersahutan. Suaranya cukup keras. Tidak perlu takut terdengar, karena kamar hotel bintang lima pastinya kedap suara. Meski terdengar ke kamar sebelah, kebetulan hanya ada Esti dan suamiku. Tidak mungkin juga mereka marah. Toh mereka juga tidak tahu sekarang sedang apa. Paling-paling sedang ngentot sama seperti aku dan Rully.

Ploooookkkk…… Ploooookkkk……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…

“Memek cici memang dahsyat. Empotannya terasa,” ucap Rully.

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. oooowhhhhh my good….. fuck me……,” mulutku mulai meracau.

“Dari dulu aku memang mengidolakan cici. Akhirnya kesampaian ngentot cici,” Rully mengeluarkan kalimat vulgar untuk terus memancing birahi. Genjotannya semakin kuat mengobok-obok memekku. Racauan Rully berhasil memancing birahiku. Aku pun mulai bicara tidak keruan.

“Sststststsss….. oooowhhhhh…. Kontol kamu besar. Memekku terasa penuh,” sahutku lagi.

Genjotan kontolnya di memekku semakin cepat. Aku mengimbanginya dengan memaju-mundurkan pantatku. Dengan begitu, ketika kontolnya didorong masuk, akan terasa hingga ujung mememkku. Kami melakukannya berulang kali. Sampai akhirnya, aku sendiri merasa memekku sudah semakin banyak mengeluarkan cairan. Otot memekku semakin kuat menjepit kontolnya. Pertanda aku sudah mulai menuju orgamse kembali.

“Ooouwwhhhhh… ,” desahanku panjang. Cairan memekku keluar cukup banyak. Tapi genjotan Rully terus mengobok-obok memekku. Ada sensasi yang luar biasa aku rasakaan. Dikala sedang menikmati orgamse, tetapi masih ada kontol yang menyodok-nyodok. Rasa geli, ketika ujung kontolnya menyentuh mulut rahimku.

crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt……..

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..,” lenguhan keluar dari mulur Rully. Ia mendapatkan orgasmenya dan menyemprotkan spermanya ke dalam memekku. Terasa semprotannya menembak hingga rahimku.

Crrooooottttttt……… Crrooooottttttt……… Crrooooottttttt………

Tembakan spermanya berkali-kali. Entah berapa kali, aku sendiri tidak menghitungnya. Aku sendiri sedang menikmati sisa-sisa orgasme yang kuraih. Nikmatnya bertambah ketika semprotan spermanya menembak ke rahimku. Nafas aku dan Rully terengah, dan saling bersahutan. Rully tidak langsung mencabut kontolnya dari memekku. Ia masih menikmati sisa orgasmenya dan merasakan pijatan dari dinding memekku yang sedang kontraksi dari sisa orgasme.

Tubuhku akhirnya ambruk ke tempat tidur. Begitu pula tubuh Rully. Tetapi dia nampaknya mengerti dengan posisiku. Tubuhnya tidak menindih tubuhku, tetapi mengambil tempat di sebelah kanan. Posisiku masih menungging dengan tubuh menempel di tempat tidur seperti orang tiarap. Kakiku masih menginjak lantai kamar hotel. Sedangkan Rully memilih untuk telentang di sebelah kananku.

“Nikmat banget ci. Coba dari dulu aku bisa ngentot cici,” Rully mengeluarkan perkataan dari mulutnya persis di telingaku. Aku sendiri masih enggan menanggapi ucapannya. Tidak ingin berpikir terlalu jauh. Permaian seks malam ini benar-benar menguras tenaga. Mabuk minumanku perlahan mulai hilang. Entah sekarang sudah jam berapa. Yang pasti aku merasakan malam semakin larut. Bahkan mungkin sudah menjelang subuh.

“Cici istirahat dulu yah. Biar badan enakkan dikit,” ucapku sambil memejamkan mata. Rasa kantuk sudah mulai menghinggapi. Anehnya masih ada rasa birahi yang tinggi. Aku sendiri berpikir, kenapa ini. Kalau sekedar pengaruh minuman keras, mungkin tidak seperti ini. Meski sudah orgasme berkali-kali, tetapi birahiku sepertinya masih bangkit. Hanya rasa lelah yang menghinggapi, sehingga butuh istirahat.



Bersambung ……..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd