Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Memanfaatkan Waktu

JULIA


POV Julia

Pertemuan yang tidak terduga dengan Rully menggiring kami berada di sebuah hotel bintang empat di kotaku. Rully datang ke butikku untuk mengajak makan malam. Tetapi tidak disangka, kesepian ditingal pasangan membuat kami ingin menikmati malam. Awalnya hanya ke sebuah pantai di pinggiran kota. Tanpa diduga sebelumnya, akhirnya kami memutuskan untuk mencari sebuah hotel. Tidak ada persiapan, atau sengaja janjian. Aku sendiri akhirnya membeli kaos singlet, bra dan celana dalam untuk ganti. Paginya aku berencana langsung ke butik, untuk menghindari kecurigaan dari orang tuaku.

Tempat tidur besar di kamar hotel bintang empat, menjadi saksi peraduan kami. Pelampiasan kerinduan untuk mengulang kisah masa liburan yang membuat aku dan adik kandungku bertukar pasangan. Sebetulnya ada komitmen untuk tidak bermain di belakang. Tetapi rasa sepi ditinggal suamiku bertugas ke luar kota untuk meninjau proyek, membuat aku mengiayakan ajakan Rully untuk makan malam. Rully yang merasa kesepian ditinggal isterinya yang tiada lain adik kandungku, memilih untuk mengajakku jalan-jalan hingga kami mengantuk. Tetapi dorongan birahi berkata lain. Membuat kami tanpa ada paksaan mengarah ke sebuah hotel.

Tubuhku rebahan telentang di tempat tidur hotel. Tubuh yang sudah kukeringkan dengan handuk mencari tempat untuk sekedar realeks. Apalagi aku baru mendapatkan dua kali squirt yang membuat tubuhku lemas. Meski begitu, aku tetap bersikap adil. Sebisaku memberikan kepuasan untuk Rully sampai mendapatkan ejakuasi. Semprotan spermanya yang mengenai tubuhku segera kubersihkan dengan siraman air dari shower. Kini aku lebih memilih untuk menarik selimut, untuk menahan dingin yang merasuk tubuh telanjangku. Tidak kukenakan lagi pakaian yang tadi kugunakan, agar sweater rajut merah marun dan rok pendek fishtail ankle-length vintage berwarna coklat, agar tidak kotor.

Pintu kamar mandi perlahan terbuka. Rully terlihat sudah selesai membersihkan tubuhnya. Bahkan tubuhnya tidak terlihat basah. Handuk yang membalut bagian bawah, digunakan untuk mengeringkan tubuhnya. Ia segera mengambil posisi di sebelahku. Tubuhnya ikut masuk ke dalam selimut. Kulit kami saling bersentuhan. Tangan Rully langsung mendekap tubuhku yang tanpa penghalang. Susuku langsung bersentuhan dengan kulit lengannya yang melingkar memberikan pelukan ke tubuhku. Sedangkan aku memberikan elusan ke kulit lengannya yang tepat berada di atas susuku.

Badan Rully miring ke arahku. Tangannya mengarahkan tubuhku untuk miring berhadapan dengannya. Tubuh berhadapan, membuat wajah kami sejajar. Bibirnya memberikan kecupan lembut kepadaku. Kecupan perlahan yang kusambut dengan pejaman mata merasakan lembutnya kecupan bibirnya. Tidak tahu siapa yang memulainya, kami sudah saling melumat. Bibir atas dan bibir bawah saling bertautan. Lumatan kuat yang membaut kami saling bertukar air liur. Lidah kami sudah saling mendesak masuk menyeruak ke dalam mulut bergantian.

Ssssllrrruuuupppppp….. Cccccuuuuppppp……..

Tubuh Rully kudorong mengambil posisi telentang. Mulut kami masih saling melumat, dan lidah beratut. Badan Rully sudah kutindin dengan tubuhku. Telapak tangannya mulai mengelus punggungku yang sudah telanjang. Cukup lama mulut beradu saling memberikan lumatan, membuat kami mulai kehabisan nafas. Lumatan bibir terlepas disertai dengan hembusan angin yang keluar dari mulut, dan hidung. Lidah mulai kujulurkan menjilati lehernya. Seluruh bagian lehernya menjadi, akibat air liur dari lidahku.

Tidak hanya leher, lidahku menjilati hingga bagian dadanya. Pentil susunya yang kecil kujilati memutar. Bergantian kiri dan kanan. Membuat Rully hanya bisa mengeluarkan desahan tertahan dari mulutnya. Matanya terpejam menikmati setiap jilatan lidahku di pentil susunya. Birahiku terpancing naik mendengar desahan, dan lenguhannya. Nafsu yang memburu membuatku semakin menjadi perempuan liar. Ingin selalu mendapatkan kepuasan seks. Pelajaran dari sebuah pengalaman liburan yang mengakibatkan aku bertukar pasangan dengan adik kandungku. Liburan yang membuat nafsuku cepat terpancing naik.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Desahan terus keluar dari mulut Rully. Membuat aku semakin bergairah untuk mencumbuinya. Puas memainkan pentil susunya, kepalaku bergerak ke bawah. Perut, dan pusar tidak lepas dari sasaran lidahku yang menjulur keluar. Tubuhku membukuk yang membuat wajahku langsung behadapan dengan kontolnya. Kujilati kepala kontolnya perlahan. Tanganku menahan batangnya, agar tetap berdiri tegak. Kontol Rully terlihat masih mengecil, setelah tadi sudah menyemprotkan sperma yang mengenai leher hingga susuku.

Tengah asik menjilati dan mengulum kepala kontolnya ke dalam mulut, Rully membangunkan tubuhnya. Ia merebahkan kembali tubuhnya, setelah berhasil memutar badanku. Kakiku kini mengangkang di atas kepalanya. Memek berbulu tipis membentuk huruf V, kini berada tepat berada di wajahnya. Pelan tangannya menggiring pantatku lebih menurun. Memekku kini berada tepat di berhadapan dengan mulutnya. Lidahnya menjulur memberikan jilatan kepada lubang memekku. Disapunya dari bagian luar lubang senggamaku dari bawah hingga atas mengenai daging kecil yang berada di atas lubang memekku.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Sapuan lidahnya di lubang memekku berulang kali, membuat desahanku keluar dari mulut. Lidahnya bermain dengan lincah di bibir memekku. Clitosku dijilatinya memutar menggunakan lidah. Aku yang sedari tadi memberikan kocokan terhadap kontolnya menahan kenikmatan. Kepala kontolnya yang berada kuciumi, perlahan menyeruak masuk ke dalam mulutku. Batang kontolnya mulai mengeras menunjukkan bentuk aslinya yang tidak terlalu panjang, tetapi sangat gemuk. Mulutku mulai mengocok pelan dengan mengeluar-masukkan kontol gemuk milik Rully.

Mulut Rully memberikan kecupan, lidahnya menjilati setiap sudut permukaan memekku. Aku sendiri mengulum habis dari kepala hingga batang kontol Rully. Itu membuat rangsangan yang merasuk hingga seluruh bagian tubuh. Nafsu birahi bangkit, ingin cepat mendapatkan kenikmatan. Mulutku mulai kalap memberikan jilatan, dan kuluman terhadap kepala hingga batang kontol Rully. Jari tangan Rully mulai masuk ke liang senggamaku. Kocokan jari tangan Rully membuat memekku semakin dibanjiri cairan yang keluar dari dalam liang senggamaku.

Ssssllrrruuuupppppp….. Cccccuuuuppppp……..

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……. Aaaaaaaacccchhhhh…..

Mulut kami bersahutan mengeluarkan desahan, dan erangan. Bahkan membuat suasana kamar menjadi lebih berisik ditambah suara yang kelaur dari kuluman kontol Rully di mulutku, maupun jilatan lidah Rully di memekku, dan kocokan jarinya di dalam liang senggamaku. Kami sudah tidak mempedulikan suara keras bersahutan. Seluruh tubuh sudah memberikan respon atas nafsu yang mulai memuncak. Birahi kami butuh dituntaskan, untuk mencapai kenikmatan dahsyat. Tidak peduli, kami merupakan pasangan selingkuh yang sedang beradu kelamin. Kenikmatan dari munculnya nafsu birahi menjadi target yang ingin dicapai.

Tubuhku semakin tidak kuat menahan setiap rangsangan birahi dari mulut, dan jari Rully. Kuangkat segera pantatku menjauh dari mulutnya. Membuat jari tangannya yang berada dalam lubang memekku yang basah terlepas. Tubuhku segera memutar menindih badannya. Wajah kami berhadapan. Kepala kontol Rully tepat berada di bibir memekku. Tanganku meraih batang kontol gemuk milik Rully untuk memposisikannya tepat berada pada muara liang senggamaku. Perlahan kuturunkan pantatku untuk memasukkan kepala kontol Rully ke dalam memekku. Bibirku langsung memberikan kecupan lembut kepada suami adik kandungkku itu.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh…………

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Suara dari mulut bersahutan, membuat bibir kami yang saling melumat terlepas. Kutegakkan tubuhku untuk memudahkan kontol gemuk Rully masuk keseluruhan ke dalam lubang memekku. Pantatku menyatu dengan pangkal kontolnya. Kudiamkan beberapa kontol Rully berada di dalam memkku. Kepala kontolnya terasa menyentuh ujung liang senggamaku. Menimbulkan rasa geli bercampur nikmat. Mataku terpejam, kepala terdongkak ke atas. Merasakan sensasi kenikmatan sentuhan halus kepala kontol Rully di mulut rahimku.

Merasakan kenikmatan yang dahsyat, tidak membuatku berhenti memacu birahi. Pantatku mulai bergerak maju mundur. Membuat batang kontol Rully mengocok keluar masuk dalam liang senggama yang sudah melahirkan dua orang anak. Tubuhku semakin tegak, membuat kontol Rully semakin menusuk lebih dalam ke dalam memekku. Perlahan gerakan pantatku semakin cepat, membuat kepala kontol Rully semakin sering bersetuhan dengan mulut rahimku. Batang kontol Rully menggesek dengan kuat di dinding memekku.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Kenikmatan dari goyangan pantatku semakin terasa memuncak. Pantatku tidak maju mundur, kini mulai memutar. Membuat batang kontol Rully memelintir bersentuhan dengan dinding memekku. Kepala kontolnya menyodok kuat mulut rahimku yang berada di ujung liang senggama. Goyanganku semakin cepat yang perlahan mulai diikuti dengan pantat Rully mengangkat ke atas. Pantat Rully sesekali menghentak membuat kontolnya semakin dalam menusuk lubang kenikmatan milikku.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

“Shiit…. Enak sayang. Ngentot sama kamu lagi Aaaaaaaacccchhhhh….. ,” mulutku mulai meracau menahan kenikmatan dari setiap sodokan kontol Rully. Tidak biasanya aku mengeluarkan racauan ketika ngentot. Dengan suamiku hanya kata-kata mesra yang kukeluarkan, ketika merasakan kenikmatan sodokan kontolnya. Tetapi dengan Rully, mulut lepas mengumpat, dan mengeluarkan perkataan. Melampiaskan kenikmatan dengan racauan bersifat vulgar. Kenikmatan yang didapatkan dari peraduan kelamin dengan adik iparku sendiri.

“Empotan memek cici kuat banget. Kontolku sudah ga kuat Ci,” sahut Rully membalas racauanku. Tangan Rully tidak tinggal diam. Susu yang tidak terlalu besar diremasnya. Ukuran susuku sangat pas di telapak tangannya. Membuat remasannya terasa di seluruh susuku. Sedangkan jari tangannya mengapit putting susuku. Membuat aku semakin terbuai menahan kenikmatan dari birahi yang hampir mencapai puncak.

Rully membangkitkan tubuhnya. Mulutnya sejarar dengan susuku. Putting susuku langsung diisap, dan disedotnya. Mataku langsung terpejam merasakan kenikmatan ganda. Memekku diobok-obok kontolnya, susuku disedotnya dengan kuat. Cukup lama kontol Rully menggenjot memekku posisi duduk dengan mulutnya menyedot putting susuku. Ia berinisiatif menelentangkan tubuhku. Kepalaku berada di ujung tempat tidur yang terdongkak ke bawah. Pahaku mengangkang menerima sodokan kontolnya. Ujung kakiku menyilang mengunci pinggulnya. Kontolnya semakin menusuk di dalam lubang memekku.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… Sssssssssttttttttttttttt……

“Yang kencang sayang. Aku sudah hampir sampai. Kontol kamu enak banget,” pintaku kepada Rully. Kenikmatan yang dinanti sudah terasa hampir sampai. Seluruh tubuhku terasa mulai kaku. Dinding memekku semakin memberikan jepitan kuat di batang kontol Rully. Gesekan batang kontol Rully semakin kuat di dinding memekku. Kepala kontolnya menyundul kuat, dan cepat di mulut rahimku. Kakiku semakin kuat mengunci pinggul Rully. Kocokan kontol Rully dengan kecepetan tinggi mengobok-obok liang senggamaku.

Ooooooouuuuuuwwwwwwwhhhhhhh….. Cccccrreeeeeettttt….. Cccccrreeeeeeetttttt….

Keras sekali erangan kenikmatan yang kukeluarkan dari mulutku. Bersamaan dengan mengejangnya seluruh tubuhku. Dinding memekku mengecil, membuat batang kontol Rully menggesek kuat. Kakiku menahan pinggul Rully untuk memastikan kontolnya tertanam lebih dalam di liang senggamaku. Kucengram dengan kuat tangan Rully yang menahan tubuhnya di atas tempat tidur. Kenikmatan orgasme yang dahsyat menderaku. Puncak birahi yang membuat tubuhku bergetar hebat. Nafas memburu, dan jantung memompa dengan kencang. Rully berinisiatif menghentikan kocokan kontolnya yang tertanam sangat dalam hingga mulut rahimku. Ia memberikan kesempatan kepadaku menikmati orgasme yang beru kuraih.

Kakiku mulai melepaskan kuncian di pinggul Rully. Cengkramanku terlepas dari tangannya. Tubuhku telentang pasrah sambil menikmati sisa orgasme yang kudapatkan. Mataku terpejam dengan kepala terdongkak ke bawah di ujung tempat tidur. Rully tetap menindihku dengan tangannya sebagai tumpuan, agar tubuhnya tidak menimpa badanku. Berangsur-angsur nafasku mulai normal, detak jantung terasa mulai pelan. Tetapi masih terasa lemas, dan capek yang mendera sekujur tubuhku.

“Gimana Ci, sudah bisa lanjut,” bisik Rully pelan di kupingku. Wajahku menoleh Rully. Mata sayuku menatap lekat wajahnya. Senyum kecil keluar dari bibirku. Langsung disambut dengan kecupan pelan dari bibir Rully. Kecupan yang lama-lama berubah menjadi lumatan. Aku tetap pasrah menerima serangan mulutnya. Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali menerima setiap lumatan di mulutku. Lidahnya yang menyeruak masuk ke mulutku. Perlahan kontol Rully terlepas dari memekku. Beriringan dengan keluarnya cairan kental yang sudah membanjir liang senggamaku.

Diangkatnya tubuhku hingga duduk. Dengan lembut tangannya memutar tubuhku. Lututku menyentuh ujung tempat tidur. Diangkatnya pantatku perlahan yang membuat posisiku menungging. Ia memberikan bantal sebagai tumpuan tubuhku. Diletaknya persis di bawah dadaku. Tepatnya bantal menempel di susuku. Rully langsung mengambil posisi tegap berdiri di belakangku. Kakinya bertumpa pada lantai kamar hotel. Kontolnya bersiap menghujam memekku dari belakang.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh………… Sssssssssttttttttttttttt……

Tancapan kontolnya mengeluarkan suara beriringan dengan desisan yang keluar dari mulutku. Kupejamkan mataku untuk menikmati batang kontol gemuk yang menyeruak masuk liang senggamaku. Sebuah lubang yang mampu mengeluarkan bayi. Lubang tempat dua anakku keluar dalam keadaan sehat. Gerakannya perlahan memberikan koncokan di dalam lubang memekku yang dibasahi cairan sisa orgasme. Tubuhku pasrah menerima setiap kocokan kontol Rully yang batangku cukup kuang bergesekan dengan dinding memekku.

Kondisi tubuhku yang masih lemas, belum mampu memberikan perlawanan terhadap genjotan kontol di lubang memekku. Aku hanya berusaha memajamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhku, agar tenagaku segera kembali. Genjotan pelan berirama dari kontol Rully perlaha mampu membangkitkan kembali birahiku. Rasa lelah setelah mendapatkan orgasme, perlahan mulai hilang. Tersisa dorongan birahi yang merasuk tiap tubuhku yang spontan membuat pantatku bergerak pelan mengimbangi kocokan kontolnya.

Sssssssssttttttttttttttt……

Desisan keluar dari mulutku memberikan respon terhadap kocokan kontolnya dalam memekku. Pantatku ikut bergoyang mengikuti irama kocokan kontolnya. Tanganku bertumpu pada tempat tidur yang membuat tubuhku terangkat. Tenaga yang mulai pulih perlahan, akibat dorongan nafsu birahi yang mulai bangkit. Tubuhku menungging dengan pinggul dan bahu sejajar. Kocokan pelan berimana dari kontol di dalam memekku, perlahan mulai dipercepatnya. Kepala kontolnya semakin sering menyundul mulut rahimku.

“Gila….tidak salah aku dari dulu pengen ngentot cici. Memek cici enak banget. Aku jatuh cinta sama memek cici,” Rully mengeluarkan racauan dari mulutnya.

Genjotan kontolnya di dalam memekku semakin dipercepat. Deru nafas Rully terdengar sangat memburu. Ia terlihat ingin cepat mencapai kenikmatan yang mulai mendera. Aku yang mulai terangsang dengan genjotan kontolnya, membuat nafsuku bangkit. Nafsuku mampu mengalahkan rasa lelah. Goyangan cepat Rully yang membuat kontolnya menusuk semakin dalam di liang senggamaku, diimbangi dengan goyangan tubuh dan pantatku. Bergerak seirama dengan cepat tanpa ada yang mengomando.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Setiap getaran yang timbulkan dari genjotan Rully semakin terasa menambah kenikmatan. Kocokan cepat kontolnya di dalam memekku semakin liar. Membuat dinding memekku semakin menyempit. Gerakan kontol Rully memberikan rangsangan hebat yang membuat memekku cepat merespon. Nafsu birahi dengan cepat menghinggapi otak yang membuat pompaan jantung semakin cepat. Tubuhku terasa semakin kuat memacu kenikmatan untuk mencapai puncak tertinggi birahi.

Rully mendadak mencabut kontolnya dari memekku. Tangannya menangkap pinggulku. Diputarnya tubuhku untuk rebahan telentang. Kakiku dibiarkan menjuntai ke lantai. Pahaku dibukanya mengangkang. Pantatku bertumpu persis berada di ujung tempat tidur. Ia mendekatkan tubuhnya berada di antara kedua pahaku. Kepala kontolnya yang keras menyentuh bibir memekku. Perlahan didorong tubuhnya membuat kepala dan seluruh batang kontolnya menyeruak masuk liang senggamaku.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh………… Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……

Kontolnya melesak masuk lubang memekku dengan mudah. Genjotan kontolnya langsung bergerak dengan kecepatan tinggi. Menerima hujaman kontol dengan kecepatan tinggi membuat pantatku langsung memberikan respon. Mengimbangi goyangan Rully yang menghujamkan kontolnya lebih dalam. Kakiku yang tadinya menjuntai hingga menginjak lantai, kuangkat membentuk tekukan pada lutut. Telapak kakiku bertumpu pada ujung tempat tidur hotel yang spreinya berantakan, akibat pertempuan hebat yang kami lakukan.

Tangan Rully kini menangkap lututku yang tertekuk. Pelan didorongnya lututku ke bawah membaut pahaku semakin terkangkang. Telapak kakiku bertupu pada paha Rully yang sedang menggenjot tubuhku. Pahaku yang terkangkang lebar membuat memekku semakin membuka. Sodokan kontol Rully semakin bebas menerobos masuk ke dalam lubang memekku. Batangnya bersentuhan kuat dengan dinding memekku, menimbulkan sensasi baru gaya ngentot. Erangan dan desahanku keluar dengan keras setiap menerima sodokan kontolnya di dalam liang senggamaku.

Telapak kakiku beralih mengapit paha Rully. Pahanya semakin terdorong ke depan, kontolnya semakin terhujam lebih dalam. Kepala kontolnya menyundul kuat di mulut rahimku. Gerakan Rully semakin cepat membuat memekku semakin merasakan nikmat mendapatkan sodokan kontol gemuknya. Dinding memekku memperkuat jepitannya di batang kontolnya. Tubuhku mulai terasa kaku, nafasku semakin memburu cepat, jantungku mempompa kuat. Pertanda kenikmatan puncak birahi sudah hampir datang.

“Kontol enak. Aku sampai lagi. Oooouuuwwhh…… Oooouuuwwhh……,” mulutku mulai meracau bersahutan dengan desahan.

“Bentar Ci. Kita sama-sama. Empotan memek cici makin kuat. Aku sudah ga kuat,” Rully menimpali racauanku. Ia mengisyaratkan ejakuasinya hampir tiba. Kocokan kontolnya semakin cepat tidak terkontrol. Membuat sundulan kepala kontolnya sangat kuat di mulut rahimku.

Oooouuuwwhh…… Cccccrreeeeeettttt….. Cccccrreeeeeeetttttt….

Desahan panjang kelaur dari mulutku bersamaan dengan orgasme yang berhasil kudapatkan. Tapi Rully tidak menghiraukan desahan yang keluar dari mulutku. Ia tetap menggenjot dengan kecepatan tinggi kontolnya di dalam memekku. Genjotannya semakin liar tidak beraturan dengan cepat. Sampai akhirnya ia menghujamkan kontolnya kuat dengan sekali dorongan pantatnya. Kepala kontolnya tertahan di mulut rahimku yang menimbulkan rasa geli. Tembakan sperma terasa begitu kencang di mulut rahimku. Meluncur dengan cepat masuk ke dalam rahimku tempat indung sel telurku berada.

Crrrrrrooooottt…… Crrrrrrooooottt……

Dengusan nafas kami bersahutan. Angin keluar dari hidung dengan kencang. Tubuh Rully perlahan ambruk menindihku. Kontolnya masih terhujam sangat dalam di dalam lubang memekku. Kubiarkan dia menikmati sisa ejakuasi yang dicapai. Kepalaku menoleh ke samping, untuk mencari udaha segar. Kami telah mencapai puncak kenikmatan hampir bersamaa. Puncak nikmat yang didapatkan dari peraduan kelamin.

“Memek Cici empotannya semakin mantab. Tidak salah aku dulu memimpikan ngentot cici,” ucap Rully di sela deru nafasnya yang memburu.

“Kontol kamu keras dan gemuk. Memekku terasa menyempit, bahkan hampir ga mampu menerima kontol besarmu,” sahutku sekenanya. Menggambarkan kenikmatan dari genjotan kontolnya. Jujur aku sangat menikmati setiap ngentot dengan Rully. Suamiku dan Rully mempunyai kelebihan masing-masing yang sulit digambarkan. Pastinya keduanya selalu mampu memberikan kenikmatan dahsyat setiap kali bersetubuh. Tidak bisa dipungkiri, aku semakin menikmati pertukaran pasangan. Meski kali ini, aku ngentot dengan Rully tanpa sepengetahuan suamiku maupun Esti, isterinya.

“Aku pasti merindukan kamu ci. Apakah nanti kita masih bisa begini,” Rully mengeluarkan isi hatinya.

Perkataan Rully benar-benar membuatku terdiam. Aku perempuan yang mempunyai suami. Meski persetubuhan dengan Rully diawali fantasi seks suamiku sendiri. Tetapi sebagai seorang perempuan, setidaknya aku tidak bermain di belakangnya. Sekarang aku justru sudah mengkhianati suamiku. Komitmen yang kami buat saling terbuka, jujur, dan tidak bermain di belakang, telah aku langgar. Nafsu birahi yang muncul secara tiba-tiba, membuat aku susah mengontrol diriku sendiri.

Sejuta pikiran mengarawang memenuhi otakku. Perkataan Rully yang membuat pikiranku terasa penuh. Mengulang kembali persetubuhan terlarang, tanpa sepengetahuan suamiku. mungkinkan kah itu bisa terjadi? Antara Rully dan suamiku mempunyai kelebihan sendiri. Bersama Rully aku mampu mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Dengan suamiku, aku selalu mendapatkan kepuasan dari hubungan seks. Tetapi ada perbedaan kenikmatan dan kepuasan kudapatkan dari keduanya yang sulit digambarkan.

Senyum kecil kuberikan kepada Rully ditengah pikiranku yang penuhi di dalam otak. Pertanda setuju bukan, tetapi tidak pula menolaknya. Kupasrahkan diriku untuk menjalani semuanya tanpa ada paksaan. Aku sendiri tidak pernah tahu, apakah bisa mencuri waktu, memanfaatkan waktu, mengambil kesempatan, untuk kembali meraih kenikmatan bersama Rully. Ada perasaan bimbang di hatiku. Antara keinginan, hati, dan nafsu yang bersarang di otak, maupun hatiku. Perasaan hatiku lebih kuat, atau otak jernihku yang dominan.

Kupejamkan mataku untuk membuang jauh semua pikiran yang merasuk di dalam otakku. Kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangku. Menahan rasa dingin yang ada dalam kamar hotel. Tidak ingin berlama-lama larut dalam kegelisahan. Hati, dan pikiran kadang tidak sinkron memikirkan sesuatu. Kenikmatan yang diraih dengan kesetiaan terhadap suamiku. Semakin membuat hatiku berkecamuk.

Kerinduan mendapatkan belaian dari Rully merasuk di hati. Otak masih waras memikirkan suamiku. Tidak tahu sampai kemana pikiran larut dalam lamunan, akhirnya aku tertidur. Entah berapa lama kami bersetubuh. Aku hanya merasa malam semakin larut. Tidak tahu jam berapa sekarang. Mataku terpejam, rasa kantuk mendera. Pelan aku sudah melupakan semuanya, dan larut dalam tidur nyenyak.



***

Tidak tahu berapa lama aku tertidur. Pulas sekali tidurku hingga merasakan bermimpi mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Dalam tidur nyenyakku, terasa ada yang lidah yang menjilati bagian bawah. Paha bagian dalam menjalar hingga memekku. Lubang memekku terasa basah yang didapatkan dari lidah seseorang. Lidahnya dengan lembut dan telaten menjilati setiap sudut memekku. Jilatannya memutar dari cltios, turut perlahan menyapu seluruh bibir memekku dan kembali lagi tempat awal. Berulang kali lidah itu menyapu seluruh permukaan memekku yang perlahan mulai terasa lembab.

Mimpi yang hampir jarang terjadi. Dalam mimpi, terasa ada seseorang yang mengerjai memekku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa mendapatkan jilatan memutar dari clitos, pinggiran bibir memekku hingga beberapa kali ada ujung lidah yang menyapu masuk ke dalam lubang memekku. Mataku terbelalak terbuka. Tidur terjaga. Seketika merasakan ada benda tumpul yang menyeruak masuk ke dalam lubang memekku. Ternyata mimpi yang kualami nyata adanya. Lidah yang kurasakan menyapu memekku dalam mimpi, ternyata milik Rully.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh…………

Mataku yang sipit semakin membuka lebar. Rully sudah menindih tubuhku. Kontolnya yang sudah berada dalam memekku digoyang berirama. Mulutnya kini menyalu susuku bagian luar. Dijilatinya dengan menggunakan lidah hingga naik ke putingnya yang berwarna coklat. Meski sempat kaget, aku sendiri memasrahkan diri tubuhku digenjot Rully. Bahkan perlahan mulutku mulai memberikan respon kenikmatan dari kocokan kontol Rully di dalam memekku dengan mengeluarkan desahan.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……

“Maaf ci, aku ga kuat melihat tubuh telanjang cici. Nafsuku tiba-tiba bangkit,” Rully mengeluarkan perkataan sambil berbisik pelan.

“Bodi cici memang nyahut. Memek cici sempit. Tapi kontolku tetap bisa masuk,” lanjutnya lagi.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutku. Tubuhku ikut bergoyang mengikuti genjotannya. Membuat pantatku perlahan mengikuti setiap gerakan kontol Rully yang berada di dalam memek. Kakiku menekuk dengan paha mengangkang. Lututku menjadi tumpuan tangan Rully, membuat lubang memekku semakin terbuka lebar. Kontol Rully semakin bebas melesak keluar masuk mengobok-obok liang senggamaku. Nafsuku perlahan mulai bangkit, tubuhku memberikan respon terhadap setiap kocokan kontolnya.

Jilatan lidah Rully di putting susuku semakin memutar. Setiap sudut benda bulat kecil berwarna coklat dijilatnya memutar. Kocokan kontol di dalam memekku mulai dipercepat, namun masih teratur. Pantatku mengimbangi setiap kocokan kontolnya di dalam memekku. Nafsuku dengan cepat naik. Memekku mulai basah memberikan kemudahan kontolnya keluar masuk. Batang kontolnya bersentuhan dengan kuat di dinding liang senggamaku. Kepala kontol Rully menyundul kuat mulut rahimku. Sepuluh menitan dia menyodokkan kontolnya dengan cepat, dan teratur. Sampai akhir kontolnya mengocok dengan kecepatan tinggi di dalam memekku.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……

“Aku semakin ga kuat ci. Memek cici menyedot kontolku sangat kuat,” ungkap Rully.

Kocokan kontol Rully di dalam lubang memekku semakin dipercepat. Nafsuku yang sudah bangkit ingin mencapai ke puncak, mengimbangi gerakkan. Tubuhku terasa mulai kaku, dinding memekku menyempit. Desahan dan erangan kami bersahutan, nafas memburu, dan detak jantung semakin memompa cepat. Aku sudah mulai merasakan tidak bisa menahan orgasme yang hampir mendera. Nafsu menjalar hingga seluruh tubuh menuntut untuk segera dituntaskan mendapatkan kenikmatan puncak.

“Rul kita barengan. Cici sudah ga kuat. Aaaaaaaacccchhhhh…..,” ucapku pelan sambil mengeluarkan desahan.

Crrrrrrooooottt…… Crrrrrrooooottt……

“Aaauuuuuwwwwwccccchhhhhh…. Aku duluan ci,” ucap Rully yang langsung menghujamkan kontolnya lebih dalam ke dalam memekku. Terasa semprotan spermanya menembak mulut memekku. Tetesan spermanya ada yang masuk ke dalam rahimku. Pantanku bergoyang dengan cepat, membuat kontol Rully yang tertahan di mulut rahimku memberikan sentuhan yang kuat di mulut rahimku. Rully berusaha mempertahankan keberadaan kontolnya tetap menyentuh mulut rahimku. Sedangkan pantatku bergoyang cepat berjuang mencari kenikmatan. Pertahananku akhir jebol. Tubuhku mengejang, pantatku terangkak, dinding memekku semaki menjempit kuat batang kontol Rully.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… crrreeeeetttt…….. crrrreeeeettttt….

“Aku sampai Rul. Nikmat banget kontolmu,” mulutku mengeluarkan desahan dan racauan, ketika mendapatkan kenikmatan puncak dari persetubuhan kami. Nafasku memburu, jantung berdetak dengan cepat, angin yang keluar dari hidungku terasa kencang. Kakiku menyilang di pinggul Rully. Memberikan dorongan ke pantat Rully yang mengakibatkan kontolnya semakin tertancap kuat di mulut rahimku. Kenikmatan yang ditunggu dari entotan Rully, kudapatkan dengan dahsyat. Mataku terpejam menikmati sisa orgasme yang kudapatkan.

“Ci, kakinya kuat banget. Aku ga bisa gerak,” bisik Rully mengingatkanku.

“Sorry Rul. Aku ga sadar sudah menjepit tubuh kamu,” sahutku lagi.

Kakiku bergerak turun dari pinggul Rully. Jepitan yang menekan pinggulnya terlepas. Kontol Rully yang mulai mengecil setelah mengeluarkan sperma, terlepas perlahan dari lubang memekku. Terasa ada tetesan cairan yang ikut keluar dari dalam lubang memekku. Tetesan sisa sperma yang menyemprot dari kontol Rully disertai dengan cairan dari memekku. Mataku kembali terpejam merasakan nikmat tercabutnya kontol gemuk Rully yang mengecil disertai dengan tetesan cairan.

Aaaaauuwwccchhhhh…

Mulutku mengeluarkan lenguhan pelan bersamaan dengan lepasnya kontol Rully. Tubuh Rully langsung dijatuhkannya di sampingku. Nafasnya terdengar mulai teratur. Mataku melirik wajahnya yang terlihat lelah. Tenaga yang terkuras pertempuran kelamin yang kami lakukan. Dari sudut jendela, nampak sinar matahari mulai menyeruak masuk ke dalam kamar. Menandakan hari sudah mulai terang. Aku sendiri tetap memilih bermalasan di tempat tidur. Istirahat sejak mengembalikan tenaga yang terkuras pertempuran sengit kelamin dengan adik iparku sendiri.

“Sudah jam berapa sekarang,” tanyaku kepada Rully memecah kesunyian.

“Baru jam 6 lewat 45 ci,” jawab Rully sambil melihat ke ponsel pintar miliknya.

“Masih pagi. Kamu ga ke kantor,” aku mencoba mengingatkan Rully.

“Nanti siangan dikit aja ci. Tadi malam aku sudah kabarin kantor, kalau semua jadwal di geser siang hari,” sahut Rully.

Kami masih berada di atas tempat tidur. Memanjakan diri selepas menikmati persetubuhan. Belum ada keinginan untuk meninggalkan tempat tidur. Mengembalikan tenaga setelah terkuras habis, membuatku dan Rully masih betah di tempat tidur. Kuambil ponsel pintar milikku yang ada di meja kecil samping tempat tidur. Aku mengirimkan pesan kepada orang tuaku mengabari, kalau tidak berada di rumah. Pekerjaan mendesak harus kuselesaikan. Tidak lupa memberitahukan, kalau nanti yang jemput anak-anak aku sendiri. Apalagi nanti sore suamiku pastinya sudah pulang.

Selepas itu, aku mencoba menghubungi suamiku lewat sambungan telepon. Beberapa kali aku coba menghubungi nomornya, tetapi belum ada respon. Perasaanku jadi tidak nyaman. Tidak biasanya suamiku tidak merespon telepon dariku. Tetapi kubuang jauh-jauh pikiranku, agar tidak perlu merisaukannya. Apalagi sekarang dia berada di proyek, untuk mengawasi pekerjaan. Mungkin dia sudah berada di jalan menuju lokasi, atau sedang mandi.

Kupejamkan kembali mataku untuk melepas lelah. Kuperhatikan pria yang ada di sebelahku sudah tertidur. Dengkuran kecil menambah nyenyak tidurnya. Sejak kapan dia tertidur, aku sendiri tidak tahu. Padahal beberapa menit lalu, pria yang tidak lain suami dari adik kandungku masih berbincang denganku. Tenaga yang terkuras dalam peraduan kelamin menjelang pagi hari, membuat badan terasa lelah. Tanpa terasa, aku pun sudah tidak sadar lagi, dan tertidur.



Bersambung…..
 
Memanfaatkan Waktu

JULIA


POV Julia

Pertemuan yang tidak terduga dengan Rully menggiring kami berada di sebuah hotel bintang empat di kotaku. Rully datang ke butikku untuk mengajak makan malam. Tetapi tidak disangka, kesepian ditingal pasangan membuat kami ingin menikmati malam. Awalnya hanya ke sebuah pantai di pinggiran kota. Tanpa diduga sebelumnya, akhirnya kami memutuskan untuk mencari sebuah hotel. Tidak ada persiapan, atau sengaja janjian. Aku sendiri akhirnya membeli kaos singlet, bra dan celana dalam untuk ganti. Paginya aku berencana langsung ke butik, untuk menghindari kecurigaan dari orang tuaku.

Tempat tidur besar di kamar hotel bintang empat, menjadi saksi peraduan kami. Pelampiasan kerinduan untuk mengulang kisah masa liburan yang membuat aku dan adik kandungku bertukar pasangan. Sebetulnya ada komitmen untuk tidak bermain di belakang. Tetapi rasa sepi ditinggal suamiku bertugas ke luar kota untuk meninjau proyek, membuat aku mengiayakan ajakan Rully untuk makan malam. Rully yang merasa kesepian ditinggal isterinya yang tiada lain adik kandungku, memilih untuk mengajakku jalan-jalan hingga kami mengantuk. Tetapi dorongan birahi berkata lain. Membuat kami tanpa ada paksaan mengarah ke sebuah hotel.

Tubuhku rebahan telentang di tempat tidur hotel. Tubuh yang sudah kukeringkan dengan handuk mencari tempat untuk sekedar realeks. Apalagi aku baru mendapatkan dua kali squirt yang membuat tubuhku lemas. Meski begitu, aku tetap bersikap adil. Sebisaku memberikan kepuasan untuk Rully sampai mendapatkan ejakuasi. Semprotan spermanya yang mengenai tubuhku segera kubersihkan dengan siraman air dari shower. Kini aku lebih memilih untuk menarik selimut, untuk menahan dingin yang merasuk tubuh telanjangku. Tidak kukenakan lagi pakaian yang tadi kugunakan, agar sweater rajut merah marun dan rok pendek fishtail ankle-length vintage berwarna coklat, agar tidak kotor.

Pintu kamar mandi perlahan terbuka. Rully terlihat sudah selesai membersihkan tubuhnya. Bahkan tubuhnya tidak terlihat basah. Handuk yang membalut bagian bawah, digunakan untuk mengeringkan tubuhnya. Ia segera mengambil posisi di sebelahku. Tubuhnya ikut masuk ke dalam selimut. Kulit kami saling bersentuhan. Tangan Rully langsung mendekap tubuhku yang tanpa penghalang. Susuku langsung bersentuhan dengan kulit lengannya yang melingkar memberikan pelukan ke tubuhku. Sedangkan aku memberikan elusan ke kulit lengannya yang tepat berada di atas susuku.

Badan Rully miring ke arahku. Tangannya mengarahkan tubuhku untuk miring berhadapan dengannya. Tubuh berhadapan, membuat wajah kami sejajar. Bibirnya memberikan kecupan lembut kepadaku. Kecupan perlahan yang kusambut dengan pejaman mata merasakan lembutnya kecupan bibirnya. Tidak tahu siapa yang memulainya, kami sudah saling melumat. Bibir atas dan bibir bawah saling bertautan. Lumatan kuat yang membaut kami saling bertukar air liur. Lidah kami sudah saling mendesak masuk menyeruak ke dalam mulut bergantian.

Ssssllrrruuuupppppp….. Cccccuuuuppppp……..

Tubuh Rully kudorong mengambil posisi telentang. Mulut kami masih saling melumat, dan lidah beratut. Badan Rully sudah kutindin dengan tubuhku. Telapak tangannya mulai mengelus punggungku yang sudah telanjang. Cukup lama mulut beradu saling memberikan lumatan, membuat kami mulai kehabisan nafas. Lumatan bibir terlepas disertai dengan hembusan angin yang keluar dari mulut, dan hidung. Lidah mulai kujulurkan menjilati lehernya. Seluruh bagian lehernya menjadi, akibat air liur dari lidahku.

Tidak hanya leher, lidahku menjilati hingga bagian dadanya. Pentil susunya yang kecil kujilati memutar. Bergantian kiri dan kanan. Membuat Rully hanya bisa mengeluarkan desahan tertahan dari mulutnya. Matanya terpejam menikmati setiap jilatan lidahku di pentil susunya. Birahiku terpancing naik mendengar desahan, dan lenguhannya. Nafsu yang memburu membuatku semakin menjadi perempuan liar. Ingin selalu mendapatkan kepuasan seks. Pelajaran dari sebuah pengalaman liburan yang mengakibatkan aku bertukar pasangan dengan adik kandungku. Liburan yang membuat nafsuku cepat terpancing naik.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Desahan terus keluar dari mulut Rully. Membuat aku semakin bergairah untuk mencumbuinya. Puas memainkan pentil susunya, kepalaku bergerak ke bawah. Perut, dan pusar tidak lepas dari sasaran lidahku yang menjulur keluar. Tubuhku membukuk yang membuat wajahku langsung behadapan dengan kontolnya. Kujilati kepala kontolnya perlahan. Tanganku menahan batangnya, agar tetap berdiri tegak. Kontol Rully terlihat masih mengecil, setelah tadi sudah menyemprotkan sperma yang mengenai leher hingga susuku.

Tengah asik menjilati dan mengulum kepala kontolnya ke dalam mulut, Rully membangunkan tubuhnya. Ia merebahkan kembali tubuhnya, setelah berhasil memutar badanku. Kakiku kini mengangkang di atas kepalanya. Memek berbulu tipis membentuk huruf V, kini berada tepat berada di wajahnya. Pelan tangannya menggiring pantatku lebih menurun. Memekku kini berada tepat di berhadapan dengan mulutnya. Lidahnya menjulur memberikan jilatan kepada lubang memekku. Disapunya dari bagian luar lubang senggamaku dari bawah hingga atas mengenai daging kecil yang berada di atas lubang memekku.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Sapuan lidahnya di lubang memekku berulang kali, membuat desahanku keluar dari mulut. Lidahnya bermain dengan lincah di bibir memekku. Clitosku dijilatinya memutar menggunakan lidah. Aku yang sedari tadi memberikan kocokan terhadap kontolnya menahan kenikmatan. Kepala kontolnya yang berada kuciumi, perlahan menyeruak masuk ke dalam mulutku. Batang kontolnya mulai mengeras menunjukkan bentuk aslinya yang tidak terlalu panjang, tetapi sangat gemuk. Mulutku mulai mengocok pelan dengan mengeluar-masukkan kontol gemuk milik Rully.

Mulut Rully memberikan kecupan, lidahnya menjilati setiap sudut permukaan memekku. Aku sendiri mengulum habis dari kepala hingga batang kontol Rully. Itu membuat rangsangan yang merasuk hingga seluruh bagian tubuh. Nafsu birahi bangkit, ingin cepat mendapatkan kenikmatan. Mulutku mulai kalap memberikan jilatan, dan kuluman terhadap kepala hingga batang kontol Rully. Jari tangan Rully mulai masuk ke liang senggamaku. Kocokan jari tangan Rully membuat memekku semakin dibanjiri cairan yang keluar dari dalam liang senggamaku.

Ssssllrrruuuupppppp….. Cccccuuuuppppp……..

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……. Aaaaaaaacccchhhhh…..

Mulut kami bersahutan mengeluarkan desahan, dan erangan. Bahkan membuat suasana kamar menjadi lebih berisik ditambah suara yang kelaur dari kuluman kontol Rully di mulutku, maupun jilatan lidah Rully di memekku, dan kocokan jarinya di dalam liang senggamaku. Kami sudah tidak mempedulikan suara keras bersahutan. Seluruh tubuh sudah memberikan respon atas nafsu yang mulai memuncak. Birahi kami butuh dituntaskan, untuk mencapai kenikmatan dahsyat. Tidak peduli, kami merupakan pasangan selingkuh yang sedang beradu kelamin. Kenikmatan dari munculnya nafsu birahi menjadi target yang ingin dicapai.

Tubuhku semakin tidak kuat menahan setiap rangsangan birahi dari mulut, dan jari Rully. Kuangkat segera pantatku menjauh dari mulutnya. Membuat jari tangannya yang berada dalam lubang memekku yang basah terlepas. Tubuhku segera memutar menindih badannya. Wajah kami berhadapan. Kepala kontol Rully tepat berada di bibir memekku. Tanganku meraih batang kontol gemuk milik Rully untuk memposisikannya tepat berada pada muara liang senggamaku. Perlahan kuturunkan pantatku untuk memasukkan kepala kontol Rully ke dalam memekku. Bibirku langsung memberikan kecupan lembut kepada suami adik kandungkku itu.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh…………

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Suara dari mulut bersahutan, membuat bibir kami yang saling melumat terlepas. Kutegakkan tubuhku untuk memudahkan kontol gemuk Rully masuk keseluruhan ke dalam lubang memekku. Pantatku menyatu dengan pangkal kontolnya. Kudiamkan beberapa kontol Rully berada di dalam memkku. Kepala kontolnya terasa menyentuh ujung liang senggamaku. Menimbulkan rasa geli bercampur nikmat. Mataku terpejam, kepala terdongkak ke atas. Merasakan sensasi kenikmatan sentuhan halus kepala kontol Rully di mulut rahimku.

Merasakan kenikmatan yang dahsyat, tidak membuatku berhenti memacu birahi. Pantatku mulai bergerak maju mundur. Membuat batang kontol Rully mengocok keluar masuk dalam liang senggama yang sudah melahirkan dua orang anak. Tubuhku semakin tegak, membuat kontol Rully semakin menusuk lebih dalam ke dalam memekku. Perlahan gerakan pantatku semakin cepat, membuat kepala kontol Rully semakin sering bersetuhan dengan mulut rahimku. Batang kontol Rully menggesek dengan kuat di dinding memekku.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Kenikmatan dari goyangan pantatku semakin terasa memuncak. Pantatku tidak maju mundur, kini mulai memutar. Membuat batang kontol Rully memelintir bersentuhan dengan dinding memekku. Kepala kontolnya menyodok kuat mulut rahimku yang berada di ujung liang senggama. Goyanganku semakin cepat yang perlahan mulai diikuti dengan pantat Rully mengangkat ke atas. Pantat Rully sesekali menghentak membuat kontolnya semakin dalam menusuk lubang kenikmatan milikku.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

“Shiit…. Enak sayang. Ngentot sama kamu lagi Aaaaaaaacccchhhhh….. ,” mulutku mulai meracau menahan kenikmatan dari setiap sodokan kontol Rully. Tidak biasanya aku mengeluarkan racauan ketika ngentot. Dengan suamiku hanya kata-kata mesra yang kukeluarkan, ketika merasakan kenikmatan sodokan kontolnya. Tetapi dengan Rully, mulut lepas mengumpat, dan mengeluarkan perkataan. Melampiaskan kenikmatan dengan racauan bersifat vulgar. Kenikmatan yang didapatkan dari peraduan kelamin dengan adik iparku sendiri.

“Empotan memek cici kuat banget. Kontolku sudah ga kuat Ci,” sahut Rully membalas racauanku. Tangan Rully tidak tinggal diam. Susu yang tidak terlalu besar diremasnya. Ukuran susuku sangat pas di telapak tangannya. Membuat remasannya terasa di seluruh susuku. Sedangkan jari tangannya mengapit putting susuku. Membuat aku semakin terbuai menahan kenikmatan dari birahi yang hampir mencapai puncak.

Rully membangkitkan tubuhnya. Mulutnya sejarar dengan susuku. Putting susuku langsung diisap, dan disedotnya. Mataku langsung terpejam merasakan kenikmatan ganda. Memekku diobok-obok kontolnya, susuku disedotnya dengan kuat. Cukup lama kontol Rully menggenjot memekku posisi duduk dengan mulutnya menyedot putting susuku. Ia berinisiatif menelentangkan tubuhku. Kepalaku berada di ujung tempat tidur yang terdongkak ke bawah. Pahaku mengangkang menerima sodokan kontolnya. Ujung kakiku menyilang mengunci pinggulnya. Kontolnya semakin menusuk di dalam lubang memekku.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… Sssssssssttttttttttttttt……

“Yang kencang sayang. Aku sudah hampir sampai. Kontol kamu enak banget,” pintaku kepada Rully. Kenikmatan yang dinanti sudah terasa hampir sampai. Seluruh tubuhku terasa mulai kaku. Dinding memekku semakin memberikan jepitan kuat di batang kontol Rully. Gesekan batang kontol Rully semakin kuat di dinding memekku. Kepala kontolnya menyundul kuat, dan cepat di mulut rahimku. Kakiku semakin kuat mengunci pinggul Rully. Kocokan kontol Rully dengan kecepetan tinggi mengobok-obok liang senggamaku.

Ooooooouuuuuuwwwwwwwhhhhhhh….. Cccccrreeeeeettttt….. Cccccrreeeeeeetttttt….

Keras sekali erangan kenikmatan yang kukeluarkan dari mulutku. Bersamaan dengan mengejangnya seluruh tubuhku. Dinding memekku mengecil, membuat batang kontol Rully menggesek kuat. Kakiku menahan pinggul Rully untuk memastikan kontolnya tertanam lebih dalam di liang senggamaku. Kucengram dengan kuat tangan Rully yang menahan tubuhnya di atas tempat tidur. Kenikmatan orgasme yang dahsyat menderaku. Puncak birahi yang membuat tubuhku bergetar hebat. Nafas memburu, dan jantung memompa dengan kencang. Rully berinisiatif menghentikan kocokan kontolnya yang tertanam sangat dalam hingga mulut rahimku. Ia memberikan kesempatan kepadaku menikmati orgasme yang beru kuraih.

Kakiku mulai melepaskan kuncian di pinggul Rully. Cengkramanku terlepas dari tangannya. Tubuhku telentang pasrah sambil menikmati sisa orgasme yang kudapatkan. Mataku terpejam dengan kepala terdongkak ke bawah di ujung tempat tidur. Rully tetap menindihku dengan tangannya sebagai tumpuan, agar tubuhnya tidak menimpa badanku. Berangsur-angsur nafasku mulai normal, detak jantung terasa mulai pelan. Tetapi masih terasa lemas, dan capek yang mendera sekujur tubuhku.

“Gimana Ci, sudah bisa lanjut,” bisik Rully pelan di kupingku. Wajahku menoleh Rully. Mata sayuku menatap lekat wajahnya. Senyum kecil keluar dari bibirku. Langsung disambut dengan kecupan pelan dari bibir Rully. Kecupan yang lama-lama berubah menjadi lumatan. Aku tetap pasrah menerima serangan mulutnya. Tidak ada yang bisa kulakukan, kecuali menerima setiap lumatan di mulutku. Lidahnya yang menyeruak masuk ke mulutku. Perlahan kontol Rully terlepas dari memekku. Beriringan dengan keluarnya cairan kental yang sudah membanjir liang senggamaku.

Diangkatnya tubuhku hingga duduk. Dengan lembut tangannya memutar tubuhku. Lututku menyentuh ujung tempat tidur. Diangkatnya pantatku perlahan yang membuat posisiku menungging. Ia memberikan bantal sebagai tumpuan tubuhku. Diletaknya persis di bawah dadaku. Tepatnya bantal menempel di susuku. Rully langsung mengambil posisi tegap berdiri di belakangku. Kakinya bertumpa pada lantai kamar hotel. Kontolnya bersiap menghujam memekku dari belakang.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh………… Sssssssssttttttttttttttt……

Tancapan kontolnya mengeluarkan suara beriringan dengan desisan yang keluar dari mulutku. Kupejamkan mataku untuk menikmati batang kontol gemuk yang menyeruak masuk liang senggamaku. Sebuah lubang yang mampu mengeluarkan bayi. Lubang tempat dua anakku keluar dalam keadaan sehat. Gerakannya perlahan memberikan koncokan di dalam lubang memekku yang dibasahi cairan sisa orgasme. Tubuhku pasrah menerima setiap kocokan kontol Rully yang batangku cukup kuang bergesekan dengan dinding memekku.

Kondisi tubuhku yang masih lemas, belum mampu memberikan perlawanan terhadap genjotan kontol di lubang memekku. Aku hanya berusaha memajamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhku, agar tenagaku segera kembali. Genjotan pelan berirama dari kontol Rully perlaha mampu membangkitkan kembali birahiku. Rasa lelah setelah mendapatkan orgasme, perlahan mulai hilang. Tersisa dorongan birahi yang merasuk tiap tubuhku yang spontan membuat pantatku bergerak pelan mengimbangi kocokan kontolnya.

Sssssssssttttttttttttttt……

Desisan keluar dari mulutku memberikan respon terhadap kocokan kontolnya dalam memekku. Pantatku ikut bergoyang mengikuti irama kocokan kontolnya. Tanganku bertumpu pada tempat tidur yang membuat tubuhku terangkat. Tenaga yang mulai pulih perlahan, akibat dorongan nafsu birahi yang mulai bangkit. Tubuhku menungging dengan pinggul dan bahu sejajar. Kocokan pelan berimana dari kontol di dalam memekku, perlahan mulai dipercepatnya. Kepala kontolnya semakin sering menyundul mulut rahimku.

“Gila….tidak salah aku dari dulu pengen ngentot cici. Memek cici enak banget. Aku jatuh cinta sama memek cici,” Rully mengeluarkan racauan dari mulutnya.

Genjotan kontolnya di dalam memekku semakin dipercepat. Deru nafas Rully terdengar sangat memburu. Ia terlihat ingin cepat mencapai kenikmatan yang mulai mendera. Aku yang mulai terangsang dengan genjotan kontolnya, membuat nafsuku bangkit. Nafsuku mampu mengalahkan rasa lelah. Goyangan cepat Rully yang membuat kontolnya menusuk semakin dalam di liang senggamaku, diimbangi dengan goyangan tubuh dan pantatku. Bergerak seirama dengan cepat tanpa ada yang mengomando.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Setiap getaran yang timbulkan dari genjotan Rully semakin terasa menambah kenikmatan. Kocokan cepat kontolnya di dalam memekku semakin liar. Membuat dinding memekku semakin menyempit. Gerakan kontol Rully memberikan rangsangan hebat yang membuat memekku cepat merespon. Nafsu birahi dengan cepat menghinggapi otak yang membuat pompaan jantung semakin cepat. Tubuhku terasa semakin kuat memacu kenikmatan untuk mencapai puncak tertinggi birahi.

Rully mendadak mencabut kontolnya dari memekku. Tangannya menangkap pinggulku. Diputarnya tubuhku untuk rebahan telentang. Kakiku dibiarkan menjuntai ke lantai. Pahaku dibukanya mengangkang. Pantatku bertumpu persis berada di ujung tempat tidur. Ia mendekatkan tubuhnya berada di antara kedua pahaku. Kepala kontolnya yang keras menyentuh bibir memekku. Perlahan didorong tubuhnya membuat kepala dan seluruh batang kontolnya menyeruak masuk liang senggamaku.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh………… Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……

Kontolnya melesak masuk lubang memekku dengan mudah. Genjotan kontolnya langsung bergerak dengan kecepatan tinggi. Menerima hujaman kontol dengan kecepatan tinggi membuat pantatku langsung memberikan respon. Mengimbangi goyangan Rully yang menghujamkan kontolnya lebih dalam. Kakiku yang tadinya menjuntai hingga menginjak lantai, kuangkat membentuk tekukan pada lutut. Telapak kakiku bertumpu pada ujung tempat tidur hotel yang spreinya berantakan, akibat pertempuan hebat yang kami lakukan.

Tangan Rully kini menangkap lututku yang tertekuk. Pelan didorongnya lututku ke bawah membaut pahaku semakin terkangkang. Telapak kakiku bertupu pada paha Rully yang sedang menggenjot tubuhku. Pahaku yang terkangkang lebar membuat memekku semakin membuka. Sodokan kontol Rully semakin bebas menerobos masuk ke dalam lubang memekku. Batangnya bersentuhan kuat dengan dinding memekku, menimbulkan sensasi baru gaya ngentot. Erangan dan desahanku keluar dengan keras setiap menerima sodokan kontolnya di dalam liang senggamaku.

Telapak kakiku beralih mengapit paha Rully. Pahanya semakin terdorong ke depan, kontolnya semakin terhujam lebih dalam. Kepala kontolnya menyundul kuat di mulut rahimku. Gerakan Rully semakin cepat membuat memekku semakin merasakan nikmat mendapatkan sodokan kontol gemuknya. Dinding memekku memperkuat jepitannya di batang kontolnya. Tubuhku mulai terasa kaku, nafasku semakin memburu cepat, jantungku mempompa kuat. Pertanda kenikmatan puncak birahi sudah hampir datang.

“Kontol enak. Aku sampai lagi. Oooouuuwwhh…… Oooouuuwwhh……,” mulutku mulai meracau bersahutan dengan desahan.

“Bentar Ci. Kita sama-sama. Empotan memek cici makin kuat. Aku sudah ga kuat,” Rully menimpali racauanku. Ia mengisyaratkan ejakuasinya hampir tiba. Kocokan kontolnya semakin cepat tidak terkontrol. Membuat sundulan kepala kontolnya sangat kuat di mulut rahimku.

Oooouuuwwhh…… Cccccrreeeeeettttt….. Cccccrreeeeeeetttttt….

Desahan panjang kelaur dari mulutku bersamaan dengan orgasme yang berhasil kudapatkan. Tapi Rully tidak menghiraukan desahan yang keluar dari mulutku. Ia tetap menggenjot dengan kecepatan tinggi kontolnya di dalam memekku. Genjotannya semakin liar tidak beraturan dengan cepat. Sampai akhirnya ia menghujamkan kontolnya kuat dengan sekali dorongan pantatnya. Kepala kontolnya tertahan di mulut rahimku yang menimbulkan rasa geli. Tembakan sperma terasa begitu kencang di mulut rahimku. Meluncur dengan cepat masuk ke dalam rahimku tempat indung sel telurku berada.

Crrrrrrooooottt…… Crrrrrrooooottt……

Dengusan nafas kami bersahutan. Angin keluar dari hidung dengan kencang. Tubuh Rully perlahan ambruk menindihku. Kontolnya masih terhujam sangat dalam di dalam lubang memekku. Kubiarkan dia menikmati sisa ejakuasi yang dicapai. Kepalaku menoleh ke samping, untuk mencari udaha segar. Kami telah mencapai puncak kenikmatan hampir bersamaa. Puncak nikmat yang didapatkan dari peraduan kelamin.

“Memek Cici empotannya semakin mantab. Tidak salah aku dulu memimpikan ngentot cici,” ucap Rully di sela deru nafasnya yang memburu.

“Kontol kamu keras dan gemuk. Memekku terasa menyempit, bahkan hampir ga mampu menerima kontol besarmu,” sahutku sekenanya. Menggambarkan kenikmatan dari genjotan kontolnya. Jujur aku sangat menikmati setiap ngentot dengan Rully. Suamiku dan Rully mempunyai kelebihan masing-masing yang sulit digambarkan. Pastinya keduanya selalu mampu memberikan kenikmatan dahsyat setiap kali bersetubuh. Tidak bisa dipungkiri, aku semakin menikmati pertukaran pasangan. Meski kali ini, aku ngentot dengan Rully tanpa sepengetahuan suamiku maupun Esti, isterinya.

“Aku pasti merindukan kamu ci. Apakah nanti kita masih bisa begini,” Rully mengeluarkan isi hatinya.

Perkataan Rully benar-benar membuatku terdiam. Aku perempuan yang mempunyai suami. Meski persetubuhan dengan Rully diawali fantasi seks suamiku sendiri. Tetapi sebagai seorang perempuan, setidaknya aku tidak bermain di belakangnya. Sekarang aku justru sudah mengkhianati suamiku. Komitmen yang kami buat saling terbuka, jujur, dan tidak bermain di belakang, telah aku langgar. Nafsu birahi yang muncul secara tiba-tiba, membuat aku susah mengontrol diriku sendiri.

Sejuta pikiran mengarawang memenuhi otakku. Perkataan Rully yang membuat pikiranku terasa penuh. Mengulang kembali persetubuhan terlarang, tanpa sepengetahuan suamiku. mungkinkan kah itu bisa terjadi? Antara Rully dan suamiku mempunyai kelebihan sendiri. Bersama Rully aku mampu mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Dengan suamiku, aku selalu mendapatkan kepuasan dari hubungan seks. Tetapi ada perbedaan kenikmatan dan kepuasan kudapatkan dari keduanya yang sulit digambarkan.

Senyum kecil kuberikan kepada Rully ditengah pikiranku yang penuhi di dalam otak. Pertanda setuju bukan, tetapi tidak pula menolaknya. Kupasrahkan diriku untuk menjalani semuanya tanpa ada paksaan. Aku sendiri tidak pernah tahu, apakah bisa mencuri waktu, memanfaatkan waktu, mengambil kesempatan, untuk kembali meraih kenikmatan bersama Rully. Ada perasaan bimbang di hatiku. Antara keinginan, hati, dan nafsu yang bersarang di otak, maupun hatiku. Perasaan hatiku lebih kuat, atau otak jernihku yang dominan.

Kupejamkan mataku untuk membuang jauh semua pikiran yang merasuk di dalam otakku. Kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangku. Menahan rasa dingin yang ada dalam kamar hotel. Tidak ingin berlama-lama larut dalam kegelisahan. Hati, dan pikiran kadang tidak sinkron memikirkan sesuatu. Kenikmatan yang diraih dengan kesetiaan terhadap suamiku. Semakin membuat hatiku berkecamuk.

Kerinduan mendapatkan belaian dari Rully merasuk di hati. Otak masih waras memikirkan suamiku. Tidak tahu sampai kemana pikiran larut dalam lamunan, akhirnya aku tertidur. Entah berapa lama kami bersetubuh. Aku hanya merasa malam semakin larut. Tidak tahu jam berapa sekarang. Mataku terpejam, rasa kantuk mendera. Pelan aku sudah melupakan semuanya, dan larut dalam tidur nyenyak.



***

Tidak tahu berapa lama aku tertidur. Pulas sekali tidurku hingga merasakan bermimpi mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Dalam tidur nyenyakku, terasa ada yang lidah yang menjilati bagian bawah. Paha bagian dalam menjalar hingga memekku. Lubang memekku terasa basah yang didapatkan dari lidah seseorang. Lidahnya dengan lembut dan telaten menjilati setiap sudut memekku. Jilatannya memutar dari cltios, turut perlahan menyapu seluruh bibir memekku dan kembali lagi tempat awal. Berulang kali lidah itu menyapu seluruh permukaan memekku yang perlahan mulai terasa lembab.

Mimpi yang hampir jarang terjadi. Dalam mimpi, terasa ada seseorang yang mengerjai memekku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa mendapatkan jilatan memutar dari clitos, pinggiran bibir memekku hingga beberapa kali ada ujung lidah yang menyapu masuk ke dalam lubang memekku. Mataku terbelalak terbuka. Tidur terjaga. Seketika merasakan ada benda tumpul yang menyeruak masuk ke dalam lubang memekku. Ternyata mimpi yang kualami nyata adanya. Lidah yang kurasakan menyapu memekku dalam mimpi, ternyata milik Rully.

Blllllllleeeeesssssssshhhhhh…………

Mataku yang sipit semakin membuka lebar. Rully sudah menindih tubuhku. Kontolnya yang sudah berada dalam memekku digoyang berirama. Mulutnya kini menyalu susuku bagian luar. Dijilatinya dengan menggunakan lidah hingga naik ke putingnya yang berwarna coklat. Meski sempat kaget, aku sendiri memasrahkan diri tubuhku digenjot Rully. Bahkan perlahan mulutku mulai memberikan respon kenikmatan dari kocokan kontol Rully di dalam memekku dengan mengeluarkan desahan.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……

“Maaf ci, aku ga kuat melihat tubuh telanjang cici. Nafsuku tiba-tiba bangkit,” Rully mengeluarkan perkataan sambil berbisik pelan.

“Bodi cici memang nyahut. Memek cici sempit. Tapi kontolku tetap bisa masuk,” lanjutnya lagi.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutku. Tubuhku ikut bergoyang mengikuti genjotannya. Membuat pantatku perlahan mengikuti setiap gerakan kontol Rully yang berada di dalam memek. Kakiku menekuk dengan paha mengangkang. Lututku menjadi tumpuan tangan Rully, membuat lubang memekku semakin terbuka lebar. Kontol Rully semakin bebas melesak keluar masuk mengobok-obok liang senggamaku. Nafsuku perlahan mulai bangkit, tubuhku memberikan respon terhadap setiap kocokan kontolnya.

Jilatan lidah Rully di putting susuku semakin memutar. Setiap sudut benda bulat kecil berwarna coklat dijilatnya memutar. Kocokan kontol di dalam memekku mulai dipercepat, namun masih teratur. Pantatku mengimbangi setiap kocokan kontolnya di dalam memekku. Nafsuku dengan cepat naik. Memekku mulai basah memberikan kemudahan kontolnya keluar masuk. Batang kontolnya bersentuhan dengan kuat di dinding liang senggamaku. Kepala kontol Rully menyundul kuat mulut rahimku. Sepuluh menitan dia menyodokkan kontolnya dengan cepat, dan teratur. Sampai akhir kontolnya mengocok dengan kecepatan tinggi di dalam memekku.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh……

“Aku semakin ga kuat ci. Memek cici menyedot kontolku sangat kuat,” ungkap Rully.

Kocokan kontol Rully di dalam lubang memekku semakin dipercepat. Nafsuku yang sudah bangkit ingin mencapai ke puncak, mengimbangi gerakkan. Tubuhku terasa mulai kaku, dinding memekku menyempit. Desahan dan erangan kami bersahutan, nafas memburu, dan detak jantung semakin memompa cepat. Aku sudah mulai merasakan tidak bisa menahan orgasme yang hampir mendera. Nafsu menjalar hingga seluruh tubuh menuntut untuk segera dituntaskan mendapatkan kenikmatan puncak.

“Rul kita barengan. Cici sudah ga kuat. Aaaaaaaacccchhhhh…..,” ucapku pelan sambil mengeluarkan desahan.

Crrrrrrooooottt…… Crrrrrrooooottt……

“Aaauuuuuwwwwwccccchhhhhh…. Aku duluan ci,” ucap Rully yang langsung menghujamkan kontolnya lebih dalam ke dalam memekku. Terasa semprotan spermanya menembak mulut memekku. Tetesan spermanya ada yang masuk ke dalam rahimku. Pantanku bergoyang dengan cepat, membuat kontol Rully yang tertahan di mulut rahimku memberikan sentuhan yang kuat di mulut rahimku. Rully berusaha mempertahankan keberadaan kontolnya tetap menyentuh mulut rahimku. Sedangkan pantatku bergoyang cepat berjuang mencari kenikmatan. Pertahananku akhir jebol. Tubuhku mengejang, pantatku terangkak, dinding memekku semaki menjempit kuat batang kontol Rully.

Oooooouuuuuwwwwhhhhhhh…… crrreeeeetttt…….. crrrreeeeettttt….

“Aku sampai Rul. Nikmat banget kontolmu,” mulutku mengeluarkan desahan dan racauan, ketika mendapatkan kenikmatan puncak dari persetubuhan kami. Nafasku memburu, jantung berdetak dengan cepat, angin yang keluar dari hidungku terasa kencang. Kakiku menyilang di pinggul Rully. Memberikan dorongan ke pantat Rully yang mengakibatkan kontolnya semakin tertancap kuat di mulut rahimku. Kenikmatan yang ditunggu dari entotan Rully, kudapatkan dengan dahsyat. Mataku terpejam menikmati sisa orgasme yang kudapatkan.

“Ci, kakinya kuat banget. Aku ga bisa gerak,” bisik Rully mengingatkanku.

“Sorry Rul. Aku ga sadar sudah menjepit tubuh kamu,” sahutku lagi.

Kakiku bergerak turun dari pinggul Rully. Jepitan yang menekan pinggulnya terlepas. Kontol Rully yang mulai mengecil setelah mengeluarkan sperma, terlepas perlahan dari lubang memekku. Terasa ada tetesan cairan yang ikut keluar dari dalam lubang memekku. Tetesan sisa sperma yang menyemprot dari kontol Rully disertai dengan cairan dari memekku. Mataku kembali terpejam merasakan nikmat tercabutnya kontol gemuk Rully yang mengecil disertai dengan tetesan cairan.

Aaaaauuwwccchhhhh…

Mulutku mengeluarkan lenguhan pelan bersamaan dengan lepasnya kontol Rully. Tubuh Rully langsung dijatuhkannya di sampingku. Nafasnya terdengar mulai teratur. Mataku melirik wajahnya yang terlihat lelah. Tenaga yang terkuras pertempuran kelamin yang kami lakukan. Dari sudut jendela, nampak sinar matahari mulai menyeruak masuk ke dalam kamar. Menandakan hari sudah mulai terang. Aku sendiri tetap memilih bermalasan di tempat tidur. Istirahat sejak mengembalikan tenaga yang terkuras pertempuran sengit kelamin dengan adik iparku sendiri.

“Sudah jam berapa sekarang,” tanyaku kepada Rully memecah kesunyian.

“Baru jam 6 lewat 45 ci,” jawab Rully sambil melihat ke ponsel pintar miliknya.

“Masih pagi. Kamu ga ke kantor,” aku mencoba mengingatkan Rully.

“Nanti siangan dikit aja ci. Tadi malam aku sudah kabarin kantor, kalau semua jadwal di geser siang hari,” sahut Rully.

Kami masih berada di atas tempat tidur. Memanjakan diri selepas menikmati persetubuhan. Belum ada keinginan untuk meninggalkan tempat tidur. Mengembalikan tenaga setelah terkuras habis, membuatku dan Rully masih betah di tempat tidur. Kuambil ponsel pintar milikku yang ada di meja kecil samping tempat tidur. Aku mengirimkan pesan kepada orang tuaku mengabari, kalau tidak berada di rumah. Pekerjaan mendesak harus kuselesaikan. Tidak lupa memberitahukan, kalau nanti yang jemput anak-anak aku sendiri. Apalagi nanti sore suamiku pastinya sudah pulang.

Selepas itu, aku mencoba menghubungi suamiku lewat sambungan telepon. Beberapa kali aku coba menghubungi nomornya, tetapi belum ada respon. Perasaanku jadi tidak nyaman. Tidak biasanya suamiku tidak merespon telepon dariku. Tetapi kubuang jauh-jauh pikiranku, agar tidak perlu merisaukannya. Apalagi sekarang dia berada di proyek, untuk mengawasi pekerjaan. Mungkin dia sudah berada di jalan menuju lokasi, atau sedang mandi.

Kupejamkan kembali mataku untuk melepas lelah. Kuperhatikan pria yang ada di sebelahku sudah tertidur. Dengkuran kecil menambah nyenyak tidurnya. Sejak kapan dia tertidur, aku sendiri tidak tahu. Padahal beberapa menit lalu, pria yang tidak lain suami dari adik kandungku masih berbincang denganku. Tenaga yang terkuras dalam peraduan kelamin menjelang pagi hari, membuat badan terasa lelah. Tanpa terasa, aku pun sudah tidak sadar lagi, dan tertidur.



Bersambung…..
Selamat liburan 2 minggu suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd