Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Para suhu yang baik hati,

sebelumnya nubie memohon maaf, karena belakangan update cerita sering molor dari jadwal.
itu akibat kesibukan pekerjaan yang nubie tidak bisa tinggalkan. kesibukan itu, berdampak pada mood menulis nubie menjadi turun naik.
tetapi, nubie masih punya komitmen, agar cerita yang dibuat bisa tamat. minimal menyelesaikan seri 1.

kemudian nubie menyampaikan permohonan maaf, selama bulan Ramadan update cerita dihentikan dulu.
update akan dilanjutkan setelah Hari Raya Idul Fitri. Itu untuk memberikan kesempatan nubie konsentrasi ibadah puasa.

nubie mengucapkan terima kasih banyak atas atensi para suhu yang setia menunggu kelanjutan cerita.

selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.
terima kasih atas perhatiannya.


:beer::beer:;);)


update sebelum puasa, nubie usahakan nanti malam yah suhu.
 
Tamu Membawa Nikmat


JULIA


POV Julia

Suhu dingin terasa merasuk ke suluruh tubuhku. Tidurku tanpa ditutupi sehelai benang, membuat dinginnya suhu mampu merasuk seluruh bagian tubuh. Pelukan suamiku tetap tidak mampu melawan dinginnya suhu udara. Dengan langkah gontai dan masih lelah, aku berusaha membangkitkan tubuhku dari tempat tidur. Langkahku menuju kamar mandi. Shower yang ada di kamar mandi kuhidupkan. Pancuran air dari shower mengucur dengan derasnya. Kupilih pengaturan air panas, untuk membersihkan seluruh tubuhku. Begitu segar kurasakan kucuran air yang keluar dari shower membasahi suluruh tubuhku.

Tubuhku sangat betah berlama-lama dibawah kucuran air panas yang keluar dari shower. Segar rasanya seluruh tubuh mendapatkan siraman air panas, setelah tadi kurasakan suhu yang dingin merasuk sampai tulak rusuk. Puas bermain dengan pancuran air panas dari shower, aku segera mengeringkan tubuh. Langkahku keluar dari kamar mandi. Mesin pendingin yang berada di kamar kumatikan. Suamiku terlihat masih tidur pulas di atas tempat tidur. Aku mengambil daster katun warna coklat bergambar bunga-bunga. Daster yang panjang selutut menutup seluruh bagian dada hingga leher dengan lengan hingga pangkalnya.

Kewajibanku ketika bangun pagi, menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anakku. Setelah menggunakan pakaian, aku bergegas menuju dapur. Waktu terlihat menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit. Aku masih mempunyai banyak waktu untuk menyiapkan sarapan. Setelah pekerjaan di dapur beres, sajian sarapan kuletakkan di meja makan. Langkahku menuju kamar, untuk membangunkan suamiku. Ia pun bergegas ke kamar mandi, dan aku melangkah menuju kamar anak-anakku. Kedua anakku langsung kumandikan, dan mempersiapkan berbagai keperluan sekolahnya. Sampai pengasuh kedua anakku datang, urusan anak-anak langsung ditanganinya.

Usai sarapan bersama, anak-anak langsung bersiap menuju sekolah. Pengasuhnya langsung membawa mereka, setelah sebelumnya berpamitan dengan aku dan suamiku. Kini di meja makan hanya ada aku dan suamiku. Kebingungan masih menghantui pikiranku. Bingung harus dari mana memulai pembicaraan, untuk meminta izin kembali kepada suamiku. Meminta izin untuk menemani Ci Sella ke ibu kota provinsi, untuk urusan perusahaan. Satu sisi aku tidak bisa menolak ajakan Ci Sella untuk pergi bersamanya. Sisi lain, aku harus tetap meminta izin dari suamiku. Aku tidak ingin dianggap sebagai seorang isteri yang tidak taat terhadap suami.

“Pi gimana yah, mami susah menolak ajakan Ci Sella. Papi ngizinan mami yah, untuk berangkat sama Ci Sella,” ucapku memecah kesunyian usai menyantap sarapan bersama suamiku.

“Hhmmm…. Papi sih ga melarang. Tapi mami anak-anak gimana,” sahut suamiku.

“Memang biasanya kalau akhir pekan, anak-anak selalu di rumah papah, jadi mami pikir ga masalah,” jelasku lagi kepada suamiku.

“Ya sudah kalau begitu. Artinya nanti minta mamah jemput anak-anak hari Jumat aja. Jadi mami bisa berangkat pagi atau siang,” suamiku mulai melemah, dan memberikan izin kepadaku.

“Terima kasih sayang. Papi memang paling pengertian. Nanti mami telepon papah, sama Ci Sella, untuk memastikan keberangkatan,” aku segera meluncurkan kecupan lembut di kening suamiku. Bibirku langsung memberikan lumatan kepada suamiku. Kami langsung bertukar liur dari lidah yang bertautan.

“Udah mi, papi mau ke kantor,” kata suamiku singkat, dan langsung melepaskan lumatan bibir kami. Suamiku langsung beranjak dari tempat duduknya. Ia memberikan kecupan di keningku, dan langsung meninggalkanku.

Izin dari suamiku segera kusampaikan kepada Ci Sella. Aku langsung menghubungi kakak tertuaku yang disambut dengan gembira. Ia langsung mengatur keberangkatan kami. Jumat jam 1 siang kami berangkat. Ia akan menjemputku di rumah, setelah itu langsung berangkat ke ibu kota. Sekarang tinggal mempersiapkan keberangkatan. Kedua orang tuaku langsung kukabari, untuk menjemput anak-anakku dari sekolah Jumat sore. Kuberitahukan kalau aku akan menemani Ci Sella untuk urusan perusahaan. Tentunya kedua orang tuaku langsung setuju.



***

Suamiku sudah berangkat ke kantor pagi hari. Aku sendiri tidak mengetahui keberangkatannya. Ia hanya mengirimkan pesan melalui aplikasi percakapan di ponsel pintar. Dalam pesan yang dikirimkannya, ia harus berangkat lebih awal untuk menghadiri beberapa pertemuan penting di kantornya. Aku sendiri memahami kondisinya, karena memang jabatan yang diemban suamiku mempunyai tanggung jawab besar. Ada beberapa pekerjaan yang memang menjadi tanggung jawabnya, sehingga mengharuskan kehadiran dirinya secara fisik.

Waktu baru menunjukkan pukul 9 pagi. Masih banyak waktu untuk aku mempersiapkan berbagai keperluan untuk perjalanan bersama Ci Sella. Pakaian yang kubawa, sudah kusiapkan di dalam koper. Sesuai dengan pesan Ci Sella, aku cukup membawa pakaian yang pantas. Tidak perlu terlalu formil, karena memang hanya untuk beberapa urusan. Sementara menunggu waktu keberangkatan, aku memilih untuk bersantai di ruang keluarga. Pakaian yang kukenakan daster santai harian untuk di rumah. Masih terbilang sopan dengan panjang berada di bawah lutut. Bagian atasnya menutupi seluruh bagian dada hingga leher dengan lengan pendek.

Ting….. tong…. Ting….. tong…. Ting….. tong….

“Ci Sella pagi banget datangnya. Bukannya berangkat pukul 1 siang nanti,” gumamku dalam hati, ketika mendengar suara bel rumah berbunyi berulang kali.

Langkah kakiku menuju pintu rumah. Aku membukakan pintu untuk tamu yang datang pagi hari. Pikiranku, Ci Sella sudah datang untuk menjemputku. Jantung berdebar kencang, ketika mengetahui tamu yang datang. Seorang pria yang tidak pernah kuduga, kembali datang ke rumahku pagi ini. Ada rasa ingin menolak kedatangannya, namun aku tidak mempunyai keberanian. Hatiku menggiringku untuk tetap membiarkannya masuk ke rumah. Ketika pintu terbuka, pria yang tidak lain ialah Rully, langsung menerobos masuk. Dia tergesa-gesa masuk ke rumah, takut ada yang melihat kedatangannya.

“Kamu nekat banget. Ini yang kedua kalinya kamu nekat datang ke rumahku pagi hari. Nanti kalau terlihat orang bagaimana,” aku berusaha mengingatkan Rully sambil tetap berdiri di belakang pintu.

“Kerinduan terhadap cici yang membawaku kemari,” sahut Rully santai.

“Sudah lah Rul. Berulang kali aku mengingatkan, kita sudah punya pasangan masing-masing,” ucapku kembali mengingatkatnya.

“Aku paham ci. Tapi aku ga bisa bohongi perasaan sendiri,” jelasnya singkat.

“Kita tidak boleh begini Rul. Buang jauh-jauh perasaan itu,” tegasku.

“Cici jujur, apa meraskaan yang sama denganku,” tanya Rully meminta ketegasanku.

Mulutku langsung kaku, tidak mampu menjawab pertanyaan Rully. Dengusan nafas memburu keluar bergitu kencang dari hidungku. Rully langsung menangkap keadaanku dengan memberikan pelukan ke tubuhku. Posisiku yang masih berdiiri kaku di dekat pintu dengan mudah masuk ke dalam rangkulan tangannya. Wajah kami berhadapan saling menatap penuh arti. Mata kami bertemu dalam satu pandangan. Perlahan aku menurunkan mataku, untuk menghindari tatapannya yang begitu penuh arti.

Sebuah ciuman langsung mendarat di bibirku. Kecupan lembut menyapu bibir atas dan bawahku bergantian. Tangan Rully dengan lembut membelai rambut pendekku sebahu sambil melumat bibirku dengan lembut. Aku yang sedari tadi hanya berdiri kaku tanpa gerakan, membiarkan Rully menjelajahi bibirku. Pikiranku sedang tidak nyaman dengan ucapan Rully. Aku sendiri tidak tahu, apakah harus menolaknya atau menerima dengan tangan terbuka. Perasaanku dengan mudahnya ditebak Rully, sehingga dia mengetahui sebetulnya aku merindukannya.

Dipeluknya tubuhku pelan dan menggiringku melangkah menuju kamar tidur. Perlahan direbahkannya tubuhku di ranjang tempat tidur aku dan suamiku. Pantatku bertumpu di ujung ranjang, kakiku dibiarkan menjuntai ke lantai. Badan Rully membungkuk yang membuat wajah kami langsung berhadapan. Bibirnya langsung memberikan lumatan kepadaku dengan lembut. Aku mulai terbuai dengan lumatan bibir Rully. Perlahan perasaan hatiku yang merindukan Rully mulai mendorong birahi naik.

Bibirku memberikan respon terhadap lumatannya. Lidahku kini menjulur menyeruak masuk ke dalam rongga mulutnya. Aku yang sedari pasrah menerima serangan Rully, kini memberikan perlawanan sengit. Kami saling melumat, lidah saling bertautan. Birahiku yang terpancing naik menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar saling melumat. Tubuh Rully yang tadinya menindihku, langsung kugerakkan memutar. Berganti posisi dengan Rully rebahan di atas tempat tidur dengan pantatnya bertumpu di ujung kasur. Kakinya menjuntai sama persisi seperti posisi awalku yang direbahkannya perlahan di tempat tidur.

Slllrrrruuuppp…… Slllrrrruuuppp……

Kami kembali saling melumat. Bedanya kini aku berada di atas menindih tubuh Rully. lututku bertumpu pada ujung tempat tidur dengan posisi mengangkangi paha suami adik kandungku. Aku duduk jongkok tepat berada di atas selangkangan pria yang memberikan sensasi kenikmatan berbeda dari suamiku. Pria yang secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya di depanku yang tidak lain kakak iparnya sendiri. Bibir memekku tepat berada di atas kontolnya yang mengeras. Tetapi sekarang posisinya masih terhalang pakaian yang kami kenakan.

Puas saling melumat, mengecup, dan lidah bertautan, bibir kami terlepas. Aku mengisyaratkan untuk Rully tetap berposisi rebahan. Tubuhku mulai turun dari tempat tidur. Celana bahan berwarna biru milik Rully segera kulepas dari tempatnya. Kuturunkan beserta celana dalamnya hingga mata kaki. Kontol gemuknya yang sudah mulai menegang, kini terbebas dari sangkarnya. Mulutku segera mendekati kepala kontol Rully yang berbentuk helem, setelah membuka kedua paha Rully.

Cuuupppp….. Cuppp….

Kecupan lembut kuberikan kepada kepala kontol Rully. Lubang kecil yang ada di kepala kontolnya langsung kujilati menggunakan lidah. Kusapu seluruh permukaan kepala kontolnya hingga mengikilap terkena air liurku. Puas memainkan kepala kontolnya, mulutku menganga dengan luasnya. Kepala dan batang kontol Rully perlahan kumasukkan ke dalam mulutku. Kudiamkan seluruh batang kontolnya tenggelam di dalam mulutku hingga kepalanya menyentuh rongga tenggorokanku. Setelah itu, kubuat gerakan mengocok kontolnya keluar masuk dari dalam mulutku.

Nafsu birahi yang sudah mulai naik, mendorong mulutku terus mengulum kontol Rully. Memainkannya keluar masuk dari dalam mulutku hingga kepala kontolnya menyentuh rongga tenggorokan. Kurasakan tubuh Rully memberikan respon dari gerakan pantatnya yang menaik. Membuat gerakan yang membuat kontolnya menyodok semakin masuk ke dalam mulutku. Rully terus menggelinjang merasakan nikmat dari permaiann mulutku kepada kontolnya. Sampai akhirnya, kepalaku ditahan kedua tangannya, untuk menghentikan kuluman mulutku di kontolnya.

Rully menggiring tubuhku untuk naik ke atas tempat tidur. Pantatku ditariknya untuk mendekati wajahnya. Mulutku dibiarkannya berhadapan kembali dengan kontolnya yang mulai menegang. Celana dalam jenis high cut briefs milikku sudah lepasnya. Bagian bawah dasterku diangkatnya hingga pinggul. Memekku yang dihiasi bulu tipis di atasnya langsung berhadapan dengan wajahnya tanpa pembatas. Lidahnya langsung menjulur pada kulit luar lubang memekku.

Aaaaauuuuwwwwhhh….

Desahan perlahan keluar dari mulutku, ketika lidahnya mulai menyentuh bibir memekku. Mulutku pun mulai melakukan aksinya. Kontol Rully yang gemuk langsung kulumat hingga ke dalam mulutku. Kubuat gerakan mengocok hingga membuat kontolnya keluar masuk di dalam mulutku. Mirip seperti kontol yang berpenetrasi di dalam memek, tapi bedanya mulutku yang mengatur gerakan. Gerakan kontolnya dalam kontrol mulutku. Sesekali kudiamkan lama, ketika kepala kontolnya menyentuh rongga mulutku.

Jilatan lidah Rully di memekku tidak kalah ganasnya. Tidak hanya menjilati, kadang mulutnya menyedot lubang memekku yang mulai lembab. Klitosku dipermainkannya bergantian dengan lidah serta jari. Berulang kali klitosnya disentuhnya memutar baik menggunakan jari, maupun lidah. Ketika jarinya memainkan klitosnya, lidah Rully memutar seluruh bagian luar lubang memekku. Tidak jarang lidahnya menyeruang masuk menembus bibir memekku. Tubuhku langsung menggenlinjang menerima perlakuan lidah dan jari Rully di liang senggamaku. Semakin membuat birahiku naik hingga kepuncak, dan tubuhku tidak kuat ingin merasakan kenikmatan dahsyat.

Ooouuwwwhhh….

Blllesssshhh……

Perlahan mulutku mengeluarkan desahan. Lidah Rully berganti peran dengan jarinya mempermainkan klitosku. Jarinya kini berada di muara lubang memekku, lidahnya menjilati klitosku memutar. Lidahnya terus memberikan jilatan yang membuat aku semakin kenikmatan, sehingga tidak mampu berkonsentrasi mengulum kontol Rully. Kontol gemuk yang kubiarkan tetap berada dalam mulutku, tanpa gerakan mengocoknya. Kurasakan jari tangan Rully mulai menyeruak masuk ke dalam lubang memekku.

Satu jari Rully sudah bermain keluar masuk di dalam liang senggamaku yang sudah melahirkan dua orang anak. Lidahnya dengan lincah memainkan klitosku memutar. Jarinya mengocok keluar masuk layaknya kontol sedang berpenetrasi di dalam memek. Kocokan jarinya pelan yang direspon dinding memekku yang memberikan gerakan menjempit. Gerakan menyempit dorongan dari birahi yang semakin memuncak. Memekku perlahan mulai basah. Lubangnya mengeluarkan cairan kental bening yang melumuri jari tangan Rully.

Tidak hanya satu, kini dua jari Rully mengobok-obok lubang memekku. Jarinya membuat gerakan keluar masuk dari liang senggamaku. Mulutku mendesah sejadinya. Suaranya tertahan kontol Rully yang masih bersarang di mulutku. Lidah Rully dengan lincah bermain di klitosku. Kocokan jari tangan Rully di dalam lubang memekku, membuat tubuhku menggelinjang hebat. Memekku terasa ingin cepat mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. Begitu nikmatnya hingga tanpa sadar kontol Rully sudah terlepas dari kuluman mulutku, menyisakan desisan dan lenguhan yang keluar spontan.

“Rul memekku mau muncrat. Sssssstttt…. Ooouuwwwhhh….,” racauku berulang kali setiap menerima sodokan dua jarinya di dalam memekku. Permainan jarinya yang diimbangi dengan jilatan lidahnya di klitosku.

Tubuhku langsung mengejang kaku. Dinding memekku terasa menyempit, sehingga jari tangan Rully terasa bersentuhan kuat. Lubang memekku mengeluarkan cairan kental bening yang membasahi jari Rully. Basahnya memekku tidak membuat jari tangan Rully berhenti mengocok di dalamnya. Jari tangan Rully terasa semakin cepat mengocok lubang memekku yang semakin menyempit. Aku sendiri mulai tidak tahan dengan sesuatu yang ingin muncrat dari lubang memekku.

Crrrrooottttt……. Seeerrrrrr…… seeeerrrrr…..

Lubang memekku langsung menyemprotkan cairan bening yang mengucur deras. Untungnya kucuran cairan itu, tertahan jari tangan Rully yang masih berada di dalam memekku. Itu membuat cairannya tidak berceceran keluar dari lubang memekku. Namun jari tangan Rully disirami cairan yang keluar. Tubuhku bergetar hebat dengan nafas memburu kuat. Tidak pernah disangka, memekku kembali mengeluarkan cairan bening seperti yang kurasakan saat awal pertukaran pasangan dulu.

Tubuhku yang membungkuk, tepatnya menungging dibiarkan Rully. Ia mencabut dua jari yang berada dalam memekku dibarengi dengan tubuhnya yang menggeser ke samping. Perlahan bergerak keluar dari kangkangan pahaku. Rully mendekati tubuhku dari belakang yang masih perposisi menungging. Kontolnya yang sudah menegang didekatkannya ke lubang memekku yang sudah basah. Dengan sekali gerakan menghentak, kepala kontol beserta batangnya langsung amblas masuk ke dalam luabg memekku.

Blllllleessssshhh…..

Aaauuuwwhhhh…..

Kontol Rully berhasil menyeruak masuk ke dalam lubang memekku dengan sekali gerakan. Kepala kontolnya terasa menyentuh mulut rahim. Ia melakukan penetrasi dari belakang tubuh dengan tangannya menahan pinggulku. Dibiarkan kontolnya beberapa saat di dalam lubang memekku hingga terasa kontolnya mulai bergerak keluar masuk. Aku yang baru saja memuncratkan banyak cairan dari lubang memek sedikit tersentak dengan masuknya kontol Rully. Tidak heran, mulutku langsung mengeluarkan lenguhan tertahan.

Tenagaku yang belum pulih sepenuhnya membiarkan kontol Rully bergerak keluar masuk di dalam lubang memekku. Aku hanya menahan tubuhku, agar tidak ambrul. Kedua tanganku bertumpu kuat di kasur. Mataku terpejam menikmati sisa kenikmatan yang kuraih, ditambah dengan gerakan kontol Rully yang menyodok perlahan. Gerakannya perlahan beririma membuat aku semakin terbawa suasana. Kelelahan yang kurasakan dari kenikmatan yang diraih, ternyata mulai hilang perlahan dengan birahi yang mulai naik.

Tidak pernah menyangka, birahiku sebagai seorang perempuan yang mempunyai suami dengan mudah terpancing. Permainan seks dari tukar pasangan dengan adikku mengajarkan petualangan yang luar biasa. Nafsu birahiku yang dulu sangat normal, kini sangat mudah terpancing dengan sedikit sentuhan di bagian sensitif. Aku menjadi seorang perempuan liar yang seakan ingin selalu dipuaskan kontol pria. Perubahan perilaku sendiri, tidak disadari suamiku. Karena selama ini, aku tetap melayani suamiku bersetubuh. Rasa capek dengan cepat sirna berganti dengan birahi.

Aaauuuwwhhhh….. Ooouuwwwhh…

Birahiku yang mulai kembali naik membuat mulutku perlahan mendesah menahan nikmatnya kocokan kontol gemuk di dalam memekku. Aku yang awalnya diam, perlahan mulai ikut menggoyangkan tubuh. Mengimbangi setiap sodokan kontol milik adik iparku di dalam liang senggamaku. Rasa nikmat dari kocokan kontolnya mendapatkan respon dari dinding memekku yang mulai menyempit. Batang kontol Rully dijepit kuat dinding memekku yang membuat kepalanya semakin tersedot ke dalam hingga menyentuh mulut rahimku.

Gerakan kontol Rully yang mengobok-obok memekku mulai cepat. Tubuhku ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan kontol Rully. Birahiku semakin naik menuju puncak. Lima menitan Rully menggenjot tubuhku dari belakang memberikan kenikmatan dahsyat. Semakin membuat tubuhku bergerak tidak keruan menerima setiap sodokan kontolnya di dalam memekku. Nafas Rully terdengar semangat menderu kuat. Ia berusaha terus memompa kontolnya keluar masuk di dalam memekku. Tanpa diduga, perlahan kontolnya dilepaskan dari liang senggamaku.

“Cici di atas yah sayang,” ucap Rully bersamaan dengan lepasnya kontol gemuk dari memekku.

Tubuh Rully langsung rebahan telentang. Aku yang dari tadi berposisi menungging, kini mulai membangkitkan tubuh. Kakiku mengangkang diantara selangkangan Rully. Kontol Rully yang menegang maksimal langsung kuarahkan menuju lubang memekku. Tanganku memandu kontol Rully hingga membuat posisinya tepat berada di bibir liang senggamaku. Perlahan pantatku mulai bergerak turun, kontol Rully menyeruak masuk membelah bibir memekku. Kuangkat kembali pantatku, kontol Rully bergerak keluar dari lubang memekku. Gerakkan pantatku langsung menurun cepat hingga bersentuhan dengan selangkangan Rully. Kontol Rully langsung melesak masuk ke dalam lubang memekku hingga kepalanya menyentuh ujung rahimku.

Bleeeessshh…..

Kubiarkan kontol gemuk bersarang di lubang memekku paling dalam. Kapalanya terasa bersentuhan kuat dengan mulut rahimku. Menggesek dan menyundul kuat hingga menimbulkan rasa geli yang nikmat. Aku pun mulai bergerak menggoyangkan tubuh. Kontol Rully yang sudah berada di dalam memekku, ikut mengimbangi gerakkanku. Terasa seperti keluar masuk dengan sendirinya seirama dengan goyangan tubuhku. Erangan dan lenguhan tertahan meluncur keluar dari mulutku, merasakan nikmat kontol Rully yang berselancar di dalam memekku.

Aaauuuwwhhhh….. Ssssttt…..

Kenikmatan sodokan kontol Rully semakin memancing birahiku ingin mencapai puncak. Goyangan tubuhku yang bergerak pelan, kini mulai semakin cepat. Tidak lagi bergoyang maju mundur, tetapi pantatku membuat gerakan naik turun. Kontol Rully terasa keluar masuk dengan cepat di dalam lubang memekku. Aku semakin meracau tidak keruan menahan nikmat dari kocokan kontol Rully di liang senggamaku. Pantat Rully ikut bergerak naik turun untuk memberikan sensasi hentakan kontolnya lebih dalam di lubang memekku hingga mulut rahimnya.

Goyangan tubuh kami saling mengimbangi. Aku semakin liar menggerakkan tubuhku, seiring dengan semakin memuncaknya birahi. Nafsu birahi yang melanda tubuhku ingin segera dituntaskan. Tubuhku menggelinjang hebat, terasa kaku. Detak jantung berdetup dengan kencang diiringi dengan nafas yang semakin memburu. Gerakan pantat Rully semakin cepat membuat kontolnya keluar masuk di dalam memekku bertambah cepat. Dinding memekku semakin menyempit, pertanda aku sudah ingin mencapai puncak birahi dari persetubuhan dengan suami adik kandung sendiri.

“Rul…. Aaauuuwwhhhh….. aku sampai lagi, Ssssttt…..,” mulutku mendesah dan mendesis bersamaan dengan orgasme yang kudapatkan.

Crrrrooottttt……. Creeeettttt….. crreettt…..

Rully tidak mempedulikan desahan dan desisan pertanda orgasme yang keluar dari mulutku. Tangannya menahan pinggulku, pantatnya semakin cepat menggenjot tubuhku. Kontolnya semakin bergerak cepat keluar masuk di lubang memekku. Aku yang baru mendapatkan orgasme hebat, tidak bisa menahan nikmat. Desahanku dari mulut semakin keluar dengan keras. Tangan Rully yang berada di pinggulku mengarahkan gerakan tubuhku. Sampai Rully menghentakkan pantatnya dengan kuat, membuat kontolnya semakin masuk ke dalam. Kepala kontolnya menyundul kuat mulut rahimku yang disertai dengan semprotan sperma yang begitu kuat di dalam memekku.

Crooootttt….. crrroooottt….. croooottt…..

Tubuh kami berhenti bergoyang. Aku menjatuhkan tubuhku menimpa Rully. Tangan Rully memberikan pelukan erat. Kontol Rully tertancap kuat hingga di ujung rahimku. Nafas kami memburut kuat. Cukup lama kami diposisi itu hingga perlahan kurasakan kontol Rully mulai mengecil dan lembek. Nafas kami mulai teratur. Dengan sisa tenaga yang kumiliki, tubuhku kualihkan dari atas Rully. Kontol yang mengecil dan lembek yang tertancap di dalam memekku, perlahan terlepas.

Plooooppp….

Suasana hening. Kami rebahan telentang bersebelahan. Memulihkan tenaga yang terkuras dari persetubuhan yang baru kami lakukan. Rully memang membuatku tergila-gila dengan seks. Birahiku dengan cepat dipancing, sehingga sulit menolak ajakannya untuk bersetubuh. Sering kali aku pasrahkan tubuhku, ketika mendapatkan rangsangan dari Rully. Itu pula yang membuat aku perlahan terjatuh pada permainannya. Terjebak dalam sebuah perasaan antara keinginan untuk mendapatkan kepuasan, dan hati bergejolak.

“Rul kami harus segera pulang. Sebentar lagi Ci Sella akan datang,” mulutku mengeluarkan perkataan memecah kesunyian.

“Ci Sella mau datang. Kenapa kamu tidak bilang dari awal,” Rully sedikit terkaget, ketika mendengar kakakku tertua akan datang. Kakakku tertua yang berarti kakak kandung dari isterinya, Esti.

“Tadi aku coba bilang ke kamu, tapi kamu sudah terburu nafsu. Birahiku ikut tepancing naik, ya jadi kubiarkan kita ngentot dulu,” sahutku sekenanya.

“Bisa aja cici. Bilang aja mau dientot,” ungkap Rully yang langsung melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

“Kamu tuh yang pengen ngento cici,” sahutku sekenanya.

“Habis cici ngangenin,” balasnya lagi.

Suara pancuran air keluar dari shower di kamar mandi terdengar keluar. Pertanda Rully sedang membersihkan tubuhnya. Aku sendiri tetap terdiam di tempat tidur. Tidak bergerak memikirkan yang baru saja terjadi. Tidak pernah disangka, Rully kembali datang ke rumahku. Bahkan membawaku ke kamarku dan suamiku. Ia bahkan menggenjot tubuhku di atas kasur tempat aku dan suamiku tidur. Rully memang tamuku yang datang tanpa diundang, namun mampu memberikan kenikmatan kepadaku.

“Cici ga bersih-bersih badan,” kata Rully yang sudah berada di sampingku.

“Nanti aja Rul. Masih capek rasanya. Biar sekalian mandi,” ucapku kepada Rully.

“Kamu cantik banget ci. Aku pasti merindukan kamu terus,” mulut Rully kembali mengeluarkan pujian kepadaku.

“Kalau ada maunya pasti pria selalu memuji perempuan,” aku mencoba mematahkan pujiannya.

“Aku serius ci. Sepanjang hari, aku selalu mengenang kebersamaan kita,” bela Rully.

“Sudah Rul. Kita sudah melakukan tanpa sepengetahuan suamiku. Jangan biarkan hati kita, justru terikat permanan. Ada baiknya, kita nikmati, tanpa ada rasa,” tegasku coba mengingatkan Rully.

Jujur aku senang mendengar pujiannya. Membuat Rully tergila-gila kepadaku, tentu senang. Hati perempuan pastinya berbunga, kalau mampu menaklukan pria. Apalagi pria yang selalu bisa membuat nyaman, tentunya kepuasan dalam seks. Tetapi kami sudah mempunyai pasangan. Ada komitmen yang kami langgar. Itu selalu menghantui pikiranku, meski aku sangat menikmati setiap bersenggama dengan Rully. Hatiku nyaman setiap bersama dengan Rully.

“Tidak perlu cici menutupi perasaan. Aku tahu cici juga merasakan hal yang sama,” kata Rully lagi membuyarkan lamunanku.

“Rul, bisa ga pertemuan kita hanya sekedar untuk kepuasan. Jangan sampai kita terjebak perasaan. Aku merasa tidak enak dengan suamiku, terutama isterimu. Ingat Rul, Esti adik kandungku. Kita tidak boleh menyakitinya,” aku mencoba lebih tegas terhadap Rully.

“Aku paham perasaan cici. Tapi aku tidak mampu membuat rasa ci. Sebaiknya kita jalani dulu,” Rully membela diri.

“Entah lah Rul. Kamu membuat pikiranku jadi tidak menentu. Aku tidak ingin ada yang tersakiti," sahutku lagi mencoba mengingatkan Rully kembali.

“Baik lah cici sayang. Tapi aku harap cici mau menjalani dulu. Kalau memang berbahaya, kita coba buang rasa ini,” Rully mulai mengalah. Tidak ingin berdebat panjang soal rasa yang ada diantara kami.

Tubuhku bangun sambil merapikan pakaian. Tidak kukenakan lagi celana dalam yang sudah terlepas. Aku merapikan penampilanku seadanya. Melangkah keluar kamar yang diiringi Rully. Ia sudah terlihat rapi, dan bersiap meninggalkan rumahku. Kuantarkan ia menuju pintu rumah. Tanpa dugaan, ia memberikan kecupan lembut dikeningku. Tidak hanya kecupan, ia melumat bibirku dengan lembut dan penuh kasih. Aku pun membalas setiap lumatannya. Kemudian dia berlalu pergi meninggalkan rumahku.

“Membingungkan. Aku memang tidak bisa membuang kenangan bersama Rully. Tapi, kasian suami dan adik kandungku. Aku tidak boleh terjebak perasaah hati. Aku harus membuang jauh-jauh pikiran terhadap Rully. Kalau sekedar kepuasan, mungkin masih bisa. Kalau bermain hati, sebaiknya aku menghindar. Tapi bagaimana mungkin, aku bisa,” pikiranku terus menerawang. Memikirkan nasib dari hubunganku dengan Rully. Hubungan yang awalnya hanya untuk kepuasan nafsu, namun terseret jauh dalam permainan hati.

“Sebaiknya aku jujur tentang pertemuanku dengan Rully. Kalau suamiku mengetahuinya, berarti kesempatan Rully untuk bertemuku semakin kecil. Artinya kami jarang bertemu. Kalau jarang bertemu, aku bisa melupakan kenangan kami. Paling tidak, aku bisa membuang rasa sementara waktu,” gumamku dalam hati.

Lama aku memikirkan cara, agar bisa mencegah rasa yang muncul. Rasa yang awalnya untuk mendapatkan kecocokan dalam kepuasan seks. Berubah menjadi rasa yang selalu menghantui hati. Aku sangat menyadari, tidak boleh menggunakan hati. Tapi, tidak pula aku bisa menampik gejolak hati. Menghindari dari Rully mungkin cara yang terbaik. Berlindung dari suamiku, salah satu caranya. Mungkin itu untuk menjaga perasaan masing-masing, agar tidak ada yang tersakiti. Apalagi kami sudah sama-sama berumah tangga. Lebih gila, isteri Rully merupakan adik kandungku sendiri.

Tekadku sudah bulat. Mengubur semua kenangan dengan Rully beserta perasaan. Jangan sampai terus terbawa hingga mengganggu keutuhan rumah tangga. Belum lagi risiko lainnya, aku akan membuat adik kandungku sakit hati. Aku tidak mungkin bercerita tentang rasa di hati dengan suami. Tapi paling tidak, aku bisa jujut soal pertemuan dengan Rully tanpa sepengetahuan suamiku dan Esti. Dengan jujur, aku bisa tenang. Esti bisa mengingatkan Rully untuk tidak bertemu aku, kecuali memang sudah masuk jadwal pertukarangan.

“Kalau suamiku dan Esti memang ingin membalas pertemuanku dengan Rully, aku harus rela. Tidak boleh marah. Anggap sebagai hukuman. Yang penting, aku bisa menghindari Rully sementara waktu. Dengan begitu, aku bisa melupakan kenangan, dan perasaan yang tumbuh,” hatiku semakin mantab, untuk membunuh rasa yang tumbuh di hati.

Aku bergegas mandi untuk mempersiapkan diri. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 lewat 30 menit. Sebentar lagi Ci Sella akan datang menjemputku. Perjalanan bisnis pertamaku bersama Ci Sella. Selama ini, aku tidak pernah mengurus perusahaan. Tetapi dalam perjalanan kali ini, Ci Sella meminta aku terlibat. Aku sebetulnya sudah menolak. Tapi, Ci Sella memaksa. Ia mengingatkan kembali soal perusahaan yang diserahkan orang tua kami. Perusahaan yang harus kami kelola bersama. Akhirnya aku mengalah. Untungnya suamiku memberikan izin.



Bersambung……..
 
Makasih updatenya

Yah malah diizinin tuh Rully bertamu hahaha. Ane kira judul "Tamu" itu orang baru yang akan eksekusi Julia pas ada di ibu kota provinsi.

Selamat bertemu lagi di lebaran nanti suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd