Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Syahwat Birahi: Wanita-Wanita Idaman

Bimabet
Kemarin ada kuda binal...
Hmm..
Yang ini apa ya kira kira..?
:baca::bingung:
 
Akhirnya...... Semangat pak, semoga dilancarkan urusan2 di RLnya, dan bisa update lagi, supaya gak krntang ceritanya, hehe
 
Dialognya terasa nyata - cerita nya juga mirip kejadian nyata.

Milli sang primadona apakah akan jadi budak sex Galang yg berikut nya.?

Trims hu
 
Mantab nih ceritanya
Semoga RLnya lancar ya dan bisa terus update
Ada yg ganjal di update yg ketemu milly aka okta
Apa dia temen suhu waktu sekolah?
Udah itu aja sih

Semangat berkarya ya suhu
 
PART XIV
BABAK BARU

Namanya juga rezeki, siapa yang tahu kapan dan dari mana ia akan datang. Maksud hati ingin pulang setelah lelah begadang bersama Mbak Rani, malah dapat wanita secantik bidadari. Apalah daya, tak ada pilihan selain menikmati.

Aku tak menyangka akan merasakan bibir tipis Milly. Aku jelas tak peduli telah berapa banyak bibir laki-laki yang merasakannya. Kini, bibirku juga mendarat disini. Dan semoga saja di seluruh bagian tubuhnya. Ingin kubuktikan, tak hanya dari luar, semua yang terlihat dan tak terlihat semoga enak dipandang. Dan dirasakan tentunya.

Milly sepertinya hanya memiliki baju yang menempel di tubuhnya. Ini baju pesta. Gaun warna pink. Dia tak terlihat membawa semacam tas atau apapun. Bibir kami masih bertaut, ciuman dengan Milly rasanya lembut sekali. Bibir bagian bawahnya yang lebih tebal enak sekali dimainkan. Rasanya pas dan tak berlebihan. Soal kemampuan, jangan tanya lagi. Pengalaman jelas berbicara.

"Kamu kok nggak buru-buru?" Ia melepaskan tautan bibir kami sembari bertanya.

"Buat apa? Aku nggak mau kenikmatan kayak gini cepat berakhir, Mil," aku tersenyum.

Ia bangkit, kami akhirnya sama-sama berdiri. Dan tentu, kami berciuman lagi. Ia lebih agresif kini. Percayalah, jika kalimat yang kau ucapkan benar, maka ia akan mendukung permainan seksmu. Kalau tidak, ya siap-siap saja tak menarik. Lidah Milly mulai menjelajah bagai petualang. Ia bermain di seluruh bagian mulutku. Kadang dijilatinya bibirku, dimainkan sesukanya. Ia memang tipe petualang, dari caranya berciuman saja sudah bisa ditebak. Tangannya juga tak tinggal diam, Ia telusuri seluruh bagian punggungku. Geli juga.

Aku sepertinya tak sanggup meladeni permainan lidahnya. Nafasku megap-megap. Milly sadar itu, Ia melepaskannya.

"Sorry, am I too aggressive?"

"Aku nggak nyangka permainanmu luar biasa"

Kami tertawa. Nampaknya ini akan jadi pertarungan yang menyenangkan. Kami mulai lagi, kali ini aku mulai mengimbangi. Ternyata memang ritme Milly sudah seperti itu. Tak ada tanda-tanda penurunan intensitas. Lidah kami serasa berada di ring, beradu lihai, meliuk-meliuk. Entah berapa air liur yang saling terhisap.

Kami akhirnya rubuh di ranjang. Aku berada di atas. Bibir kami masih lekat. Tak ada tanda-tanda akan lepas. Aku mulai memainkan jari-jariku di bagian tubuhnya. Mulai dari membelai tangan, rambut, hingga turun ke area dada. Milly melenguh, birahinya mulai naik. Baju pesta yang ia kenakan sudah tak karuan lagi bentuknya. Tersingkap dimana-mana. Aku mulai memvariasikan ciumanku. Telinga dan beberapa bagian muka kucoba jelajahi. Milly melenguh lagi. Tubuhnya menggelinjang. Daun telinganya basah dengan air liurku. Aku tak peduli. Aku hanya akan berhenti jika ia minta ampun karena tak kuasa menahan kepuasan.

"Uhhh Laaang" lenguhannya mulai nyaring

Aku tak berhenti. Belum ingin berhenti. Aku masih harus menjelajahi seluruh tubuhnya. Jilatanku mulai turun di lehernya. Aku tahu ia sering berpakaian terbuka, maka aku tak ingin mengacau. Kumainkan sehalus mungkin dan tak meninggalkan jejak. Tubuhnya wangi sekali. Tak ada bau keringat sama sekali. Wanita begini ini yang bikin gairah makin menjadi-jadi.

"Ehhhh uuuhhhhh" Milly melenguh lagi, tubuhnya meliuk makin sering

Penjelajahan berlanjut makin ke bawah. Sampai juga di gundukan yang tak terlalu besar tapi nampak sekal. Jelas ini buah dari olahraga rutin yang dilakukannya. Pakaian yang dikenakan Milly menambah tingkat keseksiannya. Ia mengenakan baju terusan dengan bagian atas terbuka, dan bagian bawah belahannya juga cukup menggoda. Ah aku bisa gila membayangkan apa yang kuhadapi sekarang.

"Laaang uhhhh" Ia melenguh lagi dan lagi

Wanita ini tak banyak bicara tapi lenguhannya membikin birahi kian tinggi. Aku makin semangat menjelajahi tubuhnya. Kuturunkan bajunya pelan. Ah, ia tak memakai bra. Tipe baju tanpa bra begini sungguh seksi. Tersaji di hadapanku tubuh idaman para laki-laki untuk dinikmati dan para wanita untuk dicapai. Milly memiliki tubuh yang luar biasa. Kupandangi lekat-lekat sebelum aku menikmatinya lagi.

"Laaangggg" Ia nampak protes karena aku berhenti sejenak.

Baiklah, Mil, ayo kita lanjutkan. Kumulai dengan memainkan sekitar payudara kecilnya. Tanganku yang kini punya jam terbang lumayan melaksanakan tugasnya dengan lihai. Gerakan memijat seperti ini penting untuk membuat wanita lebih nyaman dan siap menerima serangan berikutnya.

Aku tak tahan untuk tak memainkan putingnya. Bentuknya mungil dan mancung. Idaman. Tak menunggu lama, ia sudah tergarap oleh lidahku. Lembut. Milly mendesah, meliuk, mendengus, lalu melenguh panjang. Mudah sekali birahinya naik. Tipe wanita idaman di ranjang.

"Uhhhh sshhhhh" desahana Milly benar-benar menggairahkan

Tempo kunaikkan. Gantian kanan dan kiri. Jari-jariku juga tetap bermain. Bergantian. Lidah di payudara kanan, jari-jari di payudara kiri. Begitu terus. Bergantian. Payudaranya basah. Air liurku entah berapa yang sudah kukeluarkan.

Tanpa banyak bicara, Milly mendorong kepalaku ke bawah. Belahan gaunnya yang cukup tinggi membuatku mudah menemukan gundukan yang terbungkus kain tipis. Milly memang suka tampil seksi. Celana dalam yang dikenakannya berenda dan tipis. Nampaknya tak terlihat bulu-bulu yang lebat. Tipis sekali. Ia nampak rajin mencukur bagian kewanitaannya. Tak sabar, kutelanjangi bagian bawah tubuh Milly. Soal gaunnya, hanya kusingkap lebih ke atas. Biar saja gaunnya lusuh. Itu sudah risiko. Birahi kami lebih penting dari sekadar gaun yang lusuh.

Vagina Milly sempurna. Meski entah sudah berapa penis yang memasukinya, nampaknya ia rajin menjaga. Aku yakin ia juga selektif, tak sembarang penis bisa keluar masuk disana. Jangan tanya bagaimana aromanya. Ini aroma vagina terbaik yang pernah kunikmati. Lidahku langsung mendarat dan menjalankan tugasnya. Ah, lembut sekali.

"Uhhh Laaang"

"Shhhhhhh ohhhhh"

"Ehhhmm ooouuuuhh"

Gerakanku tak beraturan. Aku tak bisa mengontrol birahiku. Aku harus mengembalikan kesadaran. Bisa-bisa pada babak utama aku yang ampun-ampunan kalau aku masih terbawa suasana. Kunormalkan kembali, tanganku ikut bermain sekarang. Vagina Milly basah sekali. Ada beberapa cairan yang sudah masuk ke mulutku. Segar rasanya.

Entah berapa lama, Milly nampak tak sabar untuk penetrasi. Ia menjambak rambutku, menariknya ke atas. Kami berciuman. Tangannya membuka gesperku dengan sangat terburu-buru. Si Johny sudah tegang maksimal di bawah sana. Agak kesusahan, akhirnya aku ambil peran. Kutatap matanya, kami tertawa.

"Gila, aku nafsu banget Lang"

"Sabaar, everything gonna be alright"

Celanaku tanggal sudah. Si Johny nampak mengacung ke atas seperti biasa. Mudah-mudahan Milly tak kehilangan nafsu saja. Aku berani bersumpah, wajah Milly sekarang ini sangat bernafsu. Ia menarik tubuhku. Dipegangnya Si Johnya. Ia mainkan sebentar, lalu mengarahkan ke vaginanya. Sialan. Lembut sekali. Tak langsung membawanya masuk, Milly memainkan penisku di permukaan. Vaginanya sudah sangat basah, dan rasanya benar-benar melenakan.

"Tingtingtingtingting" ponselnya berbunyi. Sialan.

Kami tak memedulikannya meski cukup mengganggu konsentrasi. Ini mengingatkanku dengan kejadian bersama Dokter Ara. Jika kalian ingat. Ponsel juga yang mengganggu aktivitas kami saat itu. Milly terus memainkan Si Johny di bawah sana, nampaknya ia memainkan klitorisnya yang sudah basah.

"Tingtingtingting" suara ponsel terus menghancurkan momen kami.

"Shit. Shit. Fucking shit," Milly nampak kesal

Sialan. Aku takut Ia tak bernafsu setelah ini. Ponsel sialan. Ingin kuhajar rasanya orang yang telepon itu.

Milly memutuskan untuk mengangkatnya dan meninggalkanku sendiri. Tak ingin kehilangan momen, kususul ia.

"Halo Put" suaranya parau, menahan nafsu.

Kudekap tubuh Milly dari belakang. Ia merespon dengan baik. Kuambil kursi, kunaikkan satu kakinya di sana. Kumainkan vaginanya dengan tanganku. Ia memberikan isyarat untuk diam. Jelas tak kupenuhi, aku tak ingin kehilangan momen.

"Aku belum balik, paling nanti malam"

Aku tak tahu apa yang dibicarakan lawan bicaranya.

"Hmmmm Nggak kok ini lagi sama temenku" suaranya melemah, terdengar menahan enak.

Kuteruskan permainan jariku. Tempo kunaikkan.

"Ihhh mau tau aja deh. Nanti kuceritakan" Ia makin gusar, suaranya makin parau

Milly menoleh ke arahku, digigit bibir bawahnya sambil tetap mendengarkan lawab bicaranya.

Aku mengarahkan penisku tepat di vaginanya. Siap untuk masuk lebih dalam.

"Pliss deh Puut. Shhhh. Udah ah hmm nanti kita coba" Ia melempar ponselnya ke ranjang

"Oooohhhhh" ia sedikit teriak bersamaan dengan kuhujamkan penisku ke vaginanya.

"Kamu kok nakal siih uhhh"

Aku tak peduli. Kubalas kalimatnya dengan senyum sambil mempercepat tusukanku. Milly mulai menggeliat. Tangannya mencari kepalaku. Aku tak menurunkan tempo sama sekali. Gerakanku konstan. Aku tak tahu panggilan di ponselnya tadi masih tersambung atau tidak. Aku hanya peduli kenikmatan ini.

Kami berpacu dengan birahi. Milly mulai ikut bergoyang. Permasalahannya, posisi begini membuatku cepat lelah. Kuturunkan kakinya, tubuhnya berpindah ke ranjang namun tetap dengan posisi menungging. Lalu? Genjot lagi dong.

"Uhhhhh shhhhhh"

"Gimana Mil?" kupancing ia untuk berbicara

"Ohhhh Laaang uhhhh"

"Ia tak merespon selain desahan dan lenguhan"

Aku tak tertarik bertanya lagi. Kugenjot saja terus.

"Laaang ohhhhhh bentar lagi uuuuhhhhh"

Kunaikkan tempo. Kupercepat gerakanku. Milly memukul-mukul ranjang, menggigit seprei. Ia nampak ingin teriak tapi ditahan. Kupercepat lagi. Kunaikkan lagi. Milly menoleh ke belakang, wajahnya sudah dikuasai birahi.

"LAAAAAAANG SHIIIIT OHHHHH"

Orgasme. Ia orgasme. Ini lebih cepat dari yang kukira. Nafasnya terengah-engah. Tubuhnya mengejang. Kaku sebentar, lalu lemas. Ambruk. Ngos-ngosan. Aku belum apa-apa. Si Johny masih tegak di dalam sana.

"Gila! Kok aku jadi cepat gini" Ia sendiri bahkan tak menyangka

Kami masih dalam posisi yang sama. Aku di atas tubuhnya. Alat kelamin kami juga tetap menyatu. Vaginanya terasa basah sekali.

"Lagi nafsu banget mbak?" aku menggodanya

"Kamu gila! Untung tadi temenku yang telpon"

Aku tertawa. Ia mengikuti.

"Siapa emang?"

"Nanti deh kapan-kapan kita coba"

"Hah?"

"Ssst! Mau lanjut nggak nih?"

Ada apa lagi ini. Selalu ada misteri-misteri yang tersembunyi dari tiap wanita yang kutemui.

Kulepas penisku. Milly bangkit, ia melepas gaunnya. Menarikku ke ranjang. Kami bergumul lagi, menuntaskan hal-hal yang harus dituntaskan.
 
Yeah... ada update lagi nih....
thanks suhuuu

Semangat... keep semprott
Sehat dan lancar selalu yak...!!
 
Thx for update...
Bener bener prndek update nya...
Sesingkat Milly yang udah orgasm saja...

Jadi penasaran deskripsi petualang nya Milly
blom di 'keluar'kan hingga update ini..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd