RENI PRAMESTI
Bahagia campur rasa takut itulah perasaan yang Aku rasakan setelah Ummi Niken berusaha mempersatukanku kembali dengan Arman, Dan Aku masih menunggu hasil dari pembicaraan Ummi Niken dengan Arman setelah Ia datang.
Apakah Ia Akan menerimaku kembali atau menolaknya, dan jujur saja Aku masih mengharapkan Arman menerimaku kembali seperti sedia kala, Aku dan Arman saling memadu kasih seperti waktu yang telah lalu.
Malam Ini Aku dan Ummi Niken menunggu Arman pulang dari kampusnya, waktu sudah menunjukan puku tujuh malam. akan tetapi belum ada tanda-tanda kemunculan Arman, hatiku berdebar rasa entah kenapa Aku jadi seperti Ini.
''Ummi Niken jantungku berdebar rasanya'' kataku terhadap Ummi Niken yang pada waktu itu sedang membaca majalah.
''Ibu Reni tenang saja semuanya pasti akan baik-baik saja dan sesuai rencana''Jawab Ummi Niken Menenangkanku.
Kemudian Kami berdua terdiam sambil terus menunggu Arman pulang, Suasana hening untuk beberapa sesaat yang kemudian dilanjutkan dengan suara angin kencang yang terdengar, tidak berapa lama terdengar suara deruman mesin mobil memasuki halaman rumah.
Dan tidak lama kemudian Arman muncul dari depan rumah, lalu ia segera menghampiri Ummi Niken, dan Ummi Niken beranjak dari tempat duduknya, kemudian Arman mengecup Bibirnya.
''Sayang Kok pulang dari kampusnya malam''?tanya Ummi Niken.
''Iyaa,Karena tadi ada tambahan mata kuliah kerena sebentar lagi, Aku menghadapi ujian Akhir'' jawab Arman.
''Yaa sudah sayang sana kamu bersihkan badanmu dulu, nanti kita makan malam bersama yang sudah Aku sipain'' kata Ummi Niken.
Lantas Arman melangkah masuk kekamarnya, setelah selesai mandi dan pakaian baju ia pun kembali, dan segera kami bertiga makan malam bersama, Selesai makan malam kami bertiga tidak lantas beranjak dari kursi meja makan.
''Arr...., bisa kita bicara sebentar, Ada yang ingin Aku bicarakan'' Pinta Ummi Niken.
''Iyaa Ummi ,ada apa sepertinya serius banget'' kata Arman.
''Arr..., Kamu pernah janjikan sama Aku, bahwa kamu akan memenuhi setiap permintaanku demi kandunganku ini''?tanya Ummi Niken.
''Iyaa sayang....ngomong aja apa sih maunya'' jawab Arman.
'' Iya Arr...Setelah melalui pemikiran dan pertimbangan yang matang Aku memutuskan, Nanti Aku mau pernikahan di langsungkan bersama Ibu Reni, jadi kamu menikahi kami berdua langsung nanti'' kata Ummi Niken.
''Apa Niken sayang'' sahut Arman.
''Iyaa Arr..., Apa kamu mau mengikuti kemauanku itu''? tanya Ummi Niken.
''Tapi...Tapi Ibu sendiri yang memutuskan semuanya, dan Ia tidak mau berhubungan denganku kembali''Jawab Arman.
''Engak...Ar...kamu salah, bukan Begitu Bu Reni, saya Harap Ibu Reni sekarang jujur'' kata Ummi Niken.
''Iyaa Ar...., Ternyata Ibu tidak bisa hidup tanpamu.., Ibu sangat mencintaimu..., apa kamu mau menerima Ibu Kembali''?tanya Ibu Reni.
Arman terdiam mendengar apa yang Aku ucapkan, suasana pun terasa hening sejenak, semuanya saling terdiam.Sampai pada Akhirnya Arman menjawab pertanyaanku.
''Iyaaa Bu...., Arman mau menerima Ibu kembali'' jawab Arman.
Kemudian Aku memeluk tubuh Arman, Dan akhirnya ... Hikz Hikz Hikz..... Air Mata pun menetes di pipiku, Melihat air mata yang mengalir di pipiku, Arman lalu mengusapnya Air mataku itu dengan kedua tangannya.
"Ma' ma'afin Arman Bu..., Please Ibu jangan menangis lagi.. " Pinta Arman.
Sementara Ummi Niken melihat Aku yang menangis sambil memeluk Arman, ia pun merasa terharu, kulihat wajahnya Ummi Niken berkaca-kaca melihat kami berdua.
Lantas Ummi Niken beranjak dari tempat Duduknya, Lalu ia ikut memeluk kami berdua, dan suasana pun terasa haru sekali pada malam ini.
''Ummi makasih yaa... ''ucapku.
''Engak usah berterima kasih seperti itu Bu Ren, justru sayalah yang harus berterimakasih sama Ibu, karena Ibu telah rela berkorban demi Aku'' kata Ummi Niken.
Kemudian Ummi dan Aku melepaskan pelukan di badannya Arman, dan Ummi Niken Pun duduk kembali di kursi depanku. perlahan-lahan hari merambat Malam.
Dan kami bertiga masih terus berbincang, sekarang perbincangan kami membahas tentang pernikahan Aku dan Ummi Niken serta Arman. Sampai Akhirnya kami bertiga sepakat, Akan menikah setelah Arman wisuda nanti.
Senyum pun tersungging dari mulut kami bertiga, yang telah menentukan hari pernikahan kami, dan kami bertiga sepakat akan membahasnya nanti kemudian lagi.
''Arr...sepertinya Ibumu kangen tuh sama senjatamu yang besar dan panjang, Malam Ini kamu tidur di kamarnya saja'' kata Ummi Niken.
Dan Arman pun menganguk dengan raut wajah yang senang dan sumringah.Malam itu Aku bercinta dan bercinta bersama Arman Anakku sampai tengah malam. Bahkan kali ini Arman tidur di kamarku.
Ada perasaan menyesal mencintai Anakku, namun perasaan itu pun akhirnya luluh dengan sendirinya,Setiap ciuman, setiap belaian, setiap hentakan Anakku Arman ke dalam vagina diriku.
Aku sangat menyukainya. Aku biarkan Arman membolak-balikkan tubuhku, menikmati setiap jengkal tubuhku. Aku sudah pasrahkan tubuhku untuk Arman yang akan jadi calon Suami.
Pagi sudah menjelang. Ku lihat Arman sudah memakai handuk dengan tubuh basah. Badan tegap membentuk otot-otot dalam setiap tubuhnya, dan tirai kamar pun di buka, sinar raja siang pun menembus kamarku di pagi yang cerah ini.
Hari ini Arman Ada kuliah pagi untuk menghadapi persiapan ujian Akhir, Aku menggeliat. dan bersandar di atas tempat tidur.
"Pagi sayang." Sapa Arman sambil tersenyum. Menghampiriku.
Bibir kami pun berdekatan. Kemudian menempel lagi. Wajahku yang cantik dengan mata yang sayu benar-benar akan membiusnya. Tapi Arman tak bisa berlama-lama di kamarku. Ia harus pergi ke kampus. Segera saja diambil baju-bajunya dan berdandan.
Saat mengkancingkan baju kemejanya, Aku segera melompat dari tempat tidur, Aku membantu Arman memasang kancing baju kemejanya, lalu merapikan rambutnya. Arman melihatku tanpa baju sehelai pun. Kulit yang mulus tanpa cacat.Sebuah kecupan hangat di pagi hari meninggalkanku seorang diri di kamar.
Di luar Arman langsung disambut Ummi Niken.
"Jangan kecewakan Bu Reni.Jangan pernah buat Bu Reni bersedih!" kata Ummi Niken.
"Aku tidak akan. Kalian adalah orang-orang yang paling berharga buatku. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri," kata Arman.
Ummi Niken lalu memeluk Arman.kemudian ia mengecup bibir Arman, Ummi Niken pun melepaskan pelukannya dan Arman yang berangkat ke kampusnya.
Waktu sudah menunjukan jam 10 pagi, kami Aku dan Ummi Niken bahu membahu memasak di dapur dan membereskan rumah, sampai akhirnya semua telah selesai.
''Bu Reni saya pamit mau mandi dulu, karena Hari ini saya mau berangkat ke salonku, karena sudah beberapa hari ini saya tidak berangkat ke salon'' kata Ummi Niken.
''Oh..ya baik Ummi, kebetulan hari ini saya tidak berangkat ke butik, saya tinggal di rumah saja'' jawabku.
Setelah Ummi Niken mandi dan berdandan rapi kemudian ia pun berangkat pergi ke salon tempat usahanya, sementara beristirahat sambil menonton acara tv.
Hari sudah mulai sore, Aku duduk menikmati kopi yang Aku bikin sendiri. Aku telah lega setelah kemarin menceritakan segalanya perasaan hatiku terhadap Arman, Dan Bayangan wajah Arman tak bisa Aku tepis walau pun semalam Aku dan dia telah berhubungan sex. ternyata Aku masih rindu terhadapnya.
Dan lamunanku pun buyar ketika Aku mendengar sebuah suara mobil memasuki halaman rumahku, dengan segera Aku beranjak menuju depan rumah untuk memastikan siapa yang datang.
Aku lihat dari balik gorden ternyata yang datang adalah Arman, Aku pun membuka pintu langsung menyambutnya Arman kemudian masuk.
"Bagaimana Kuliahnya?" tanyaku
"Tenang saja, semuanya berjalan lancar" jawab Arman.
Arman menghadap ke arahku. Arman lebih tinggi dari pada badanku, Arman memegang pipiku, tangan itu terasa lembut di pipiku Aku merasakan kesejukan ketika tangan lembut Arman itu membelai pipiku. Aku memejamkan mata.Dan Arman mendaratkan sebuah ciuman ke bibirku dan memeluknya.
"Aku sangat merindukanmu. Kamu tahu itu?" Tanyaku.
Aku melepaskan pelukannya.Kemudian Aku melepaskan baju gamis panjang warna cream, dan tinggal mengenakan jilbab coklat ,dan g-string sama bra. Tubuhku sangat mulus, kuning langsat, tanpa cacat.
Tak ada bekas luka apapun, bulu-bulu halus tumbuh di sekitar lenganku, tampak urat-urat di payudaraku kelihatan. Buah dada berukuran 38 B ini seakan tak muat dibungkus oleh bra berwarna Coklat .Arman pun membuka kemejanya, sama sepertiku, ia kini hanya memakai boxer. Sebagai laki-laki normal tentu saja senjatanya sudah mengeras.
"Hahahaha, sudah keras aja tuh," kataku.
"Yah, kalau nggak gini ya nggak normal. Hehehhe," kata Arman.
Arman tanpa basa-basi langsung menerjangku "Aw!" kami pun saling bercumbu, seperti melepas kerinduan yang selama ini kami pendam. Arman meremas buah dadaku.
''Uuuuhhss...'' Aku mendesah.
Tangan Arman menggapai kaitan bra di punggungku. Dalam sekejap dua buah bukit kembar dengan puting yang sudah mengeras terpampang di hadapannya.Arman pun mulai bekerja. Bibirnya mulai mengecup puting susuku.Aku menggelinjang.
"Aaahh...Arr...!" desahku nikmat.
Arman menikmati setiap kelembutan yang hinggap di bibirnya. Aku pun merasakan sentuhan seorang lelaki yang kini mulai menikmati payudaraku. Aku memeluk Arman, meremas setiap sudut kepalanya hingga Arman tak bisa bernafas karena terbenam dalam dua buah payudaraku yang empuk. Arman menghisap bergantian kedua puting payudaraku yang sempurna ini.
"Arrrr...geli..." Rintihku
Puas dengan payudaraku, Arman mulai menciumi semua tubuhku ini. Dari kening, kedua kelopak mata, pipi, leher, lalu dada, ketiakku--yang ini membuat Aku menggelinjang hebat, Arman sampai menjilati ketiakku yang bersih serta wangi ini--lalu pinggulku, paha, betis hingga kemudian Arman mengemut jempol kakiku yang membuat tubuhku melengkung.
"Arrrr...Vaginaku gatel, masukin yuukk....plissss..!" Aku merengek.
Arman melihat g-string milikku basah. Ia menyentuh daerah selakanganku, seketika itu Aku pun menggeliat dan menjerit.
"Aawwww!....Uuuhks Arrrr...!" jeritku.
"Kenapa?"Tanya Arman
"Aku keluarrrr...!" sahutku
"Lho, aku belum ngapa-ngapain lho.Tumben Ibu keluar cepat" kata Arman.
''Iyaa ...Ar kerena Ibu lagi nafsu banget'' kataku.
Arman lalu berbaring memelukku erat-erat sementara Aku bergeser berada di atas tubuhnya itu yang sedang terbaring di sofa ruang tamu. Aku pun menggesek-gesekkan kemaluannya di tonjolan boxer Arman.
"Duuhh...Arr, enak bangeetttss!"ucapku.
"Aww.....aduh...iya Ni, enaaakk Bu...!" Sahut Arman.
Aku pun menggesek-gesekkan kemaluannya. Klitorisku benar-benar seperti dikoyak oleh tonjolan kemaluan Arman. Tiba-tiba di saat bergoyang Akui pun menghentikan aktivitasku.Aku berdiri lalu melepaskan G-Stringku.
Dan terlihat jelas vaginaku yang di tumbuhi bulu-bulu dengan tercukur sangat rapi. kemudian Aku melepaskan celana boxernya Arman, Penis Arman mengacung ke atas dan Aku merangkak di atas tubuhnya.
Aku pun kemudian menduduki batang penis itu. Arman menggelinjang geli ketika cairanku yang membasahi Vaginaku kini juga membelai batang penisnya. Aku mulai menggerakkan pinggul maju mundur. seperti batang Arman dikocok oleh jepitan Vaginaku. Sensasiku cukup membuat Arman terangsang dan benar-benar membakar birahi. Arman pun meremas kedua payudaraku.
"Aaahh...Reni...!"racau Arman
"Achh...Arr.....enaaak...uuufffffhhh!" desahku.
Aku terus menggesek-gesekkan bibir kemaluanku dengan batang kemaluan Arman. Rasanya juga sudah cukup enak. Kemaluanku juga sudah gatel ingin segera mengeluarkan orgasmenya lagi. Sedangkan Arman pun juga merasakan sesuatu yang akan meledak.
"Rennnnnn.....aku kayaknya mau keluar," kata Arman.
"Keluarin yang, aku juga nih," Sahutku
"Aaahhh....susumu gedhe gilak!" racau Arman
"Kamu suka?"?tanyaku
"Suka banget!"jawab Arman
"Oohhhh...Cinta....aku keluuuuaaaaaaaaaaarrrrrr!" Arman
"Akhhhh!" rintihku.
Jeritan kami berdua mengakhiri persetubuhan sex , semburan sperma hangat menyembur kedalam rahimku. dan Kami lantas langsung berpelukan erat. Aku memeluk Arman dengan erat, menindihnya, meluapkan semua perasaanku terhadap Arman.
http://3.bp.********.com/-ghLtocfjy8M/VptHaLOUYyI/AAAAAAAAFDU/OVFa6olJCSM/s320/biodata%2Bshinta%2Bbachir.jpg
IRENE JAYANTI
Aku mengerang, badanku yang ramping itu berkali-kali mengeluarkan suara gemertuk persendian. Aku menggeliat hingga membuat dadaku membusung sesaat.Aku terasa capek sekali badanku terasa remuk, mungkin ini Akibat semalam Aku bermain sex dengan Anakku Andre sampai beberapa Ronde.
Setelah cukup lama Aku puasa sex, mungkin Aku kaget belum terbiasa lagi bermain sex,sehingga badanku menjadi pegal-pegal begini, hari ini Aku lebih memilih tinggal didalam kamarku, bermalas-malasan di atas tempat tidur.
TOK! TOK! TOK!
"Permisi," sapa seseorang di pintu, yang tiada lain Alya istri Anakku Andre.
Sesosok wajah cantik yang kepalanya di tutupi hijab warna Abu-abu, dengan kemeja putih dan rok panjang warna Abu-abu juga nongol di pintu, pagi Itu Alya nampak cantik sekali dengan pakai dan kerudungnya yang ia kenakan.
''Pagi Tante gimana tidurnya''?tanya Alya sambil menjatukan pantatnya dipinggir tempat tidur.
''Nyeyak sekali sayang.....tapi badan Tante terasa sakiiittt, dan pegal, mungkin karena semalan Tante bermain sex dengan Suamimu sambil beberapa Ronde'' jawabku.
''Yaa, sudah kita sarapan pagi dulu Yuk'' Ajak Alya.
''Engak Ahh sayang....Tante ingin tiduran saja'' jawabku.
''Bener Nih....Tante engak mau sarapan bareng''? Tanya Alya kembali.
''Iyaa sayang..... kamu saja nanti mungkin siangan Tante baru sarapan'' kataku.
''Yaaa sudah..., Alya sarapan dulu sekalian pamit pergi berangkat kerja'' sahut Alya.
''Baik sayang...hati-hati di jalan'' kataku.
Setelah Alya keluar meninggalkan kamar, Kemudian Aku melamun, pikiranku menerawang kembali kepada masalah keluargaku, dimana Suamiku Mas Bimo berencana Akan menikahi sahabatku Amel, padahal Amel sendiri masih mempunyai Suami yang sah.
Aku sendiri tidak menduga bahwa semuanya ini akan terjadi, padahal awalnya Amelia dan suamiku hanya berhubungan sex untuk sekedar fun saja tidak lebih dari itu, tapi ternyata kini mereka berdua sudah memakai perasaan.
Dan yang paling mengagetkan Amel akan meminta cerai kepada Suaminya, hanya karena ingin di nikahi oleh Mas Bimo Suamiku, oleh sebab itu sekarang Aku ingin menenangkan diriku dengan cara pergi ke Bogor ke rumah Anakku Andre.
Akan tetapi setelah di rumah Anakku di Bogor, permasalahan itu tidak juga hilang dari pikiranku, sekarang Aku sadar Aku harus menyelesaikan permasalahan keluargaku.
Setelah beberapa saat Aku menimbang dan memikirkan semuanya Itu, Akhirnya Aku memutuskan akan memberikan ijin kepada Suamiku untuk menikahi Amel sahabatku, dengan Alasan kalau toh Aku tidak memberikan ijin mereka, Aku yakin suamiku akan tetap menikahi Amel.
Dan Aku juga harus memberi tahukan semuanya terhadap Anakku Andre tentang pernikahan itu, mungkin Aku nanti mencari waktu yang pas untuk memberi tahukan semuanya itu.
Aku kemudian memejamkan mata. Aku tak mau memikirkan dulu hal ini. Apa yang akan terjadi nanti, Biarkan seperti air yang mengalir.Akhirnya Aku tertidur kembali hingga larut siang, sampai pada Akhirnya Aku terbangun ketika Aku merasakan perutku lapar sekali.
Setelah menyantap makan siang ,Kemudian Aku kembali masuk kekamar, entah kenapa hari Ini Aku sangat malas sekali, dan ingin menghabiskan waktuku di tempat tidur.
Menjelang Malam Alya pun datang, dan beberapa jam kemudian di susul oleh Andre, setelah mereka berdua ganti baju dengan baju santai, kemudian kami bertiga kumpul di ruang keluarga.
''Dree...,ada yang Mama ingin bicarakan'' Ucapku.
''Tentang masalah apa Mam''?tanya Andre.
''Ini Tentang Papa, yang berencana Mau nikah lagi' jawabku.
''Nikah...., Nikah dengan siapa? terus Tante sendiri gimana''? tanya Alya kaget.
''Nikah dengan Tante Amel..., Mama sendiri telah mengijikannya'' Jawabku.
''Lhoo..., bukannya Tante Amel dan Om Bimo hanya sebatas hubungan Fun saja''? Tanya Alya.
''Jadi kamu juga sudah tahu tentang Itu AL''? Aku balik tanya.
'' Iyaa Tante Andre yang kasih tahu, Dan Andre juga pernah merasakan hubungan sex dengannya'' jawab Alya.
'' Jadi Andre cerita tentang itu juga''? tanyaku kembali.
''Iya Tante..., karena Kami berdua sudah berjanji untuk saling terbuka'' jawab Alya.
Aku terdiam sejenak, kemudian Aku kembali ke permasalahan pernikahan Suamiku memberitahukan terhadap Andre Anakku, dan Andre meyerahkan semuanya itu padaku.BERSAMBUNG