Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TAK BERDAYA

Tandai dulu ah,belum baca sih sampe habis
 
Merasa mangsanya sudah mulai takhluk, tangan pak johan dengan cepat mulai menyingkap gamis Reni, ia mengangkat kain panjang itu hingga ke pinggang. Paha Reni yang putih dan mulus segera terlihat dengan jelas, tampak begitu menyilaukan di mata pak johan. Tak tahan memandanginya lama-lama,pak johan pun dengan penuh nafsu langsung menunduk dan menciuminya. "Ah... geli, pak johan!" pekik Reni dengan tubuh menggelinjang, tapi sama sekali tidak keberatan.

Merasa mendapat angin segar, Pak johan pun semakin berani. Sambil mengusap-usap paha mulus Reni, ciumannya mulai bergerak ke arah selangkangan wanita cantik itu. Ia ciumi vagina Reni dari luar celana dalamnya, sambil sesekali ia menekan hidungnya pada vagina yang harum dan empuk itu.

"Aghhh... Pak!" Reni mendesah hebat, seolah sangat menikmatinya.

Tapi rangsangan yang diberikan pak Johan tidak berhenti sampai disitu, sambil terus mengendus selangkangan Reni, dia menjulurkan tangannya dari bawah gamis dan memasukkannya ke balik BH. Diusap dan dipegangnya puting Reni yang terasa mulai tegak membesar. Ia pijit dan pilin-pilin ringan benda mungil itu hingga tak berapa lama kemudian, tiba-tiba Reni menjepit kepalanya dan mendesah hebat, "Shshshsshh... aghgahahh!" tubuh montoknya menggelinjang, dan Pak johan merasakan hidung dan mulutnya tiba-tiba basah oleh cairan kewanitaan. Begitu banyaknya hingga menembus sampai luar celana dalam.

"Pak johan, belum pernah kurasakan yang seperti ini, bahkan dari suamiku, dia tidak pernah menciumi vaginaku seperti ini." kata Reni dengan mata setengah terpejam, keenakan.

Pak johan pun langsung tahu arah pembicaraan ini, ia segera menggandeng tangan Reni dan mengajak untuk masuk ke dalam kamar Reni yang selama ini ditempatinya. Reni seperti hilang kesadaran, dengan patuh mengikuti. Sesampainya di dalam, pak Johan langsung melucuti bajunya. Terjuntai lah batang kontolnya yang belum ngaceng sepenuhnya, besar seperti pisang Ambon.

Melihat kontol yang luar biasa itu, Reni melongo. Inilah kontol terbesar dan terpanjang yang pernah ia saksikan seumur hidupnya. Belum sempat hilang rasa herannya, tubuh Reni sudah didorong oleh Johan hingga jatuh ke atas ranjang.Johan yang masih ingin mempermainkan Reni, kemudian mencium bibir wanita cantik itu. Ia juga mengelus-elus seluruh bagian tubuh Reni, terutama payudaranya yang bulat membusung. Johan sangat suka sekali dengan benda itu. Terasa sangat empuk dan kenyal sekali dalam genggaman tangannya.

Sambil terus melumat, dia mulai melepas kancing depan baju Reni satu demi satu sampai terbuka seluruhnya. Tidak hanya itu, ia juga melepas kait BH Reni, tapi tidak ia tarik, BH itu tetap dibiarkannya disitu. Kalau ingin memegang payudara Reni, ia cukup menyingkapkannya ke atas, dan terpampanglah benda putih mulus itu.

Reni semakin terbelalak menyaksikan kontol Johan yang semakin membesar dan memanjang. Seperti layaknya penis kuda, sekarang kontol itu sudah hampir 20 centi panjangnya. Diameternya juga sangat luar biasa, telapak tangan Reni tidak bisa mencakup semuanya saat mencoba menggenggamnya. Tersenyum bangga, Johan dengan kasar melepas celana dalam Reni, satu-satunya penutup yang masih tersisa di tubuh montok wanita cantik itu. Jilbab Reni yang berwarna krem tidak ia lepas, Johan merasa benda itu tidak begitu mengganggu aktivitasnya, bahkan semakin menambah gairahnya.

Reni memandangnya sayu saat mereka saling bertatapan. Johan melihat wanita itu sepertinya senang dengan apa yang ia lakukan. Dia jadi lebih berani mengusap-usap dada Reni yang kenyal menegang dengan puting yang terasa semakin mengeras tajam. Johan mendekatkan mulutnya untuk mencium puting mungil itu. Erangan halus keluar dari mulut Reni saat Johan mulai mengecup dan menghisapnya secara perlahan, bergantian kiri dan kanan. Ia terus melakukannya hingga puting yang memerah itu semakin mengeras dan menegak. Reni tampak semakin gelisah, nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambut Johan yang sedang tenggelam di celah buah dadanya, mulutnya mendesah-desah, "Ssshh... sshh... aghhh... Pak Johan!"

Johan menurunkan ciumannya. Lidahnya kini bermain-main di pusar Reni, menggelitik lembut disana, sambil tangannya mulai mengusap-usap paha Reni yang putih dan mulus. "Pak Johan, ughh..." Reni memanggil saat tangan nakal Johan mulai menyentuh daerah kemaluannya. Johan mengusap-usap perlahan rambut halus yang tumbuh disana sebelum akhirnya lidahnya terjulur dan mulai menjilatinya.

Bau kemaluan Reni merangsang sekali, wangi dan harum, sama sekali tidak amis, dengan satu bau khas yang sukar untuk diceritakan. Johan membuka lebar-lebar paha wanita cantik itu untuk mencari biji klitorisnya. Ia sibak bibir vagina yang telah basah itu. Saat sudah menemukannya, kembali ia julurkan lidah untuk menghisap dan menggigitnya.

"Eghhh... Pak Johan!" Reni mendesah kegelian. Liang kemaluannya tampak semakin basah dan memerah. Baunya juga menjadi semakin kuat. Membuat Johan jadi semakin terangsang. Dilihatnya cairan berwarna putih sudah keluar dari lubang sempit itu. Ini tanda bagi Johan untuk segera beralih ke tahap selanjutnya.

Diperhatikannya tubuh molek Reni yang berbaring telentang atas di ranjang. Terutama buah dadanya yang membusung indah, yang seperti minta untuk disentuh dan diemut. Putingnya yang mungil kemerahan terlihat basah karena air liur Johan. Perut Reni tampak cukup rata dan langsing, tak ada sedikit pun lipatan lemak disana. Kakinya yang terbuka lebar membuat Johan bisa menyaksikan dengan jelas lubang kemaluannya yang basah dan menganga lebar, siap untuk dimasuki.

Jadi, sambil tersenyum mesum, Johan pun segera menindih tubuh Reni. Didekapnya dan dipeluknya dengan gemas sambil melumat mesra bibir ranumnya. TanganJohan meraba seluruh tubuh Reni yang mulus dan halus. Sambil memegang puting susunya, Johan meremas-remas buah dada Reni yang padat dan kenyal. Ia memijit dan mengusap-usapnya hingga nafsu Reni makin terangsang hebat. Reni membalas dengan menggenggam penis Johan erat-erat lalu diusap-usapnya penuh rasa sayang.

Johan membuka lebar-lebar paha Reni untuk mencari liang vaginanya. Setelah ketemu, tanpa memberitahu sebelumnya, dia langsung melesakkan si kuntul menembus lubang sempit itu. "Aaugh... ahhh..." Reni menjerit tertahan, tubuhnya menggelinjang seperti kesakitan karena memeknya terasa penuh oleh si kuntul yang besar dan panjang.

"Pelan-pelan, Pak Johan!" Reni berbicara dengan nafas sesak. Mulutnya meringis seperti orang sedang menahan kencing.

Johan segera memeluk tubuh molek Reni dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, ia menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut benda bulat itu. Mulutnya mengecup-ngecup sambil lidahnya memainkan putingnya. Lalu Johan bertanya dengan suara lembut, "Mau diteruskan?"

Reni membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang begitu menggairahkan. Johan pun menekan penisnya ke dalam. Kemudian ditariknya ke belakang perlahan-lahan. Ditekan lagi. Ditarik lagi. Begitu terus selama beberapa saat hingga kemaluan sempit Reni berubah menjadi sedikit lebih lebar, baru Johan mempercepat hentakannya. Kini dengan lancar si kuntul keluar masuk di memek sempit Reni. Terasa hangatnya sungguh sangat menggairahkan.

"Ehss... ahmm... ughh..." Reni mendesah dan mengerang seiring dengan genjotan pinggul Johan yang semakin cepat dan kencang. Bahkan punggungnya sampai terangkat-angkat untuk menyambut tusukan laki-laki yg lebih tua darinya itu.

Tak ingin kalah, sekuat tenaga Johan terus memaju-mundurkan pinggulnya. Sambil menggoyang, ia juga terus meremas-remas payudara Reni yang bulat dan membusung indah. Sampai akhirnya ia merasakan badan Reni mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk tubuh Johan erat-erat. Satu keluhan berat keluar dari mulutnya. "Arghhh... aku keluar, Pak Johannnn...!" setengah berteriak, wanita itu orgasme. Vaginanya yang sempit menyemburkan cairan kental yang banyak sekali.

Merasa nikmat, bukannya berhenti, Johan malah menggoyang pinggulnya semakin kuat. Kasur tempat mereka bersetubuh sampai berdecit-decit dibuatnya. Denyutan di kemaluan Reni kembali terasa, seakan ingin melumat si kuntul yang tertanam di dalamnya. Dan tak lama, wanita itu kembali orgasme.

"Pak Johan... aku keluar lagi." erang Reni, ingin dikasihani.

Tapi bukan Johan namanya kalau bakal menyerah dalam waktu singkat. Ia terus mempercepat goyangannya, tak peduli meski memek Reni kembali berdenyut-denyut kencang, tanda kalau cairan cintanya akan muncrat lagi. Denyutan yang semakin keras membuat si kuntul semakin menegang keras. Reni mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya, dan...

"Oughhh... Pak Johan!" ia pun orgasme untuk yang ketiga kalinya.

Goyangan Johan menjadi semakin kencang. Kemaluan Reni yang basah terasa semakin keras menjepit batang penisnya. Dirangkulnya tubuh Reni itu kuat-kuat. Reni diam saja, malah ia bersandar pada tubuh gagah perkasa Johan. Reni sudah lunglai tak bertenaga. Tiga kali orgasme membuatnya bagai lemas tak bertulang. Sementara itu, Johan terus menggoyang hingga tak lama tubuh montok Reni kembali terguncang-guncang. Reni membiarkan saja perlakuan itu. Ia sudah tidak kuat untuk membalas. Orgasme demi orgasme yang kembali ia raih membuatnya makin lemas dan terpuruk. Ia pasrah tubuhnya yang masih terbungkus jilbab dan jubah dikerjai oleh Johan.

"Pak Johan kok kuat sekali sih... sudah tujuh kali aku keluar, tapi Pak Johan tetep aja kuat?" tanya Reni dengan suara lirih.

Johan mencabut penisnya dan bertanya, "Kamu bisa bantu saya?"

Merasa tidak enak hati karena sudah diberi kenikmatan bersetubuh yang bertubi-tubi, Reni tidak sanggup untuk menolak. Ia pun mengangguk dan menyanggupi. "Apa yang bisa kulakukan untukmu, Pak?" tanyanya lirih.

Sambil meremas-remas payudara bulat Reni, Johan kemudian berdiri di pinggir ranjang, sedangkan Reni duduk di depannya. Dia menyorongkan kontolnya kepada wanita cantik itu. "Ren, tolong sepong kontolku," pintanya, sedikit memaksa.

Awalnya Reni tidak mau. Ia merasa jijik melakukan hal seperti itu. "Ini kan kotor, Pak." tolaknya halus.

Namun Johan terus memaksa, hingga akhirnya mau tidak mau Reni terpaksa melakukannya. Pertama memang kaku, ia cuma menjilati ujungnya saja. Tapi itupun sudah cukup membuat Johan merem melek keenakan. Semakin lama, hisapan Reni semakin terasa nikmat. Wanita itu kini sudah mulai berani memasukkan penis Johan ke dalam mulutnya. Namun baru separuh yang masuk, Reni sudah tersedak. Wanita itu terbatuk-batuk dan segera meludahkan si kuntul kembali.

"Gede banget burungmu, Pak." keluh Reni.

Tidak peduli, sambil memegang kepala Reni yang masih terbungkus jilbab, Johan meminta Reni agar kembali melahap penisnya. Tidak sanggup untuk menolak, Reni pun kembali menjilatinya. Mata Johan terpejam-pejam ketika lidah basah Reni mulai melumat kepala penisnya dengan lembut. Kontol itu dikulum Reni sebisanya, yang penting bisa membuat Johan mengerang dan merintih penuh nikmat.

Tidak tahan diperlakukan seperti itu, dalam keadaan sangat bergairah, akhirnya Johan menindih kembali tubuh Reni dengan posisi gaya klasik misionary.Dilesakkannya si kuntul kememek yg merah merekah itu. Digenjotnya dengan sekuat tenaga dan penuh gairah. Tak begitu lama Johan pun berteriak arrrrrrrgggghhhhhhhh croooooottttt croooottt crotttttttt. Tubuh Johan bergetar kencang saat cairan itu menyembur keluar. Membanjir i memek Reni bagaikan air bah dan sel sel sperma miliknya siap membuah i rahim Reni yg sedang dalam masa subur itu.



"Bagaimana rasanya, Ren?" tanya Johan menggoda.

Bukannya marah, Reni malah ikut tersenyum dan mengangguk. Enak pak....jawabnya lirih. Ia merasakan ada yang berubah pada dirinya setelah memeknya diguyur sperma, sisi liar yang selama ini tersembunyi dalam dirinya seperti terbangkitkan. Selama ini Reni belum pernah ngeseks dengan suaminya sampai Tujuh kali orgasme seperti yang telah dilakukannya dengan Johan barusan. Dan ternyata, hal itu sangat nikmat sekali. Reni pun menyukainya. Ia ketagihan dibuatnya.

Maka dari itu, begituJohan bertanya, "Gimana, Ren, enak nggak kawin denganku?" Reni segera membalas. "Enak sekali, Pak Johan. Ayo kita ulangi lagi." Gila, seorang istri setia dan lugu bisa berkata seperti ini. Memang, nafsu sanggup membuat seseorang kehilangan akal. Apalagi saat melihat kontol Johan yang ngaceng lagi, makin senanglah wanita muda itu.

"Sekarang lepas semuanya ya, Ren... jilbab, BH dan jubahmu," pinta Johan.

Tanpa perlu diperintah dua kali, Reni menuruti keinginan laki-laki itu. Dengan cepat pakaiannya luruh ke lantai hingga ia sama-sama bugil seperti Johan. Kali ini Reni tidak sungkan lagi melayani Johan. Tanpa rasa malu, ia memeluk Johan dan kemudian melumat bibirnya. Sambil terus berpagutan, sesekali lidah Reni terjulur untuk mencari sisa-sisa ludah Johan.Setelah itu ciumannya turun ke dada Johan untuk mempermainkan putingnya. Reni menghisap dan menjilatinya seperti yang tadi dilakukan Johan pada putingnya.

"Ehm..." melenguh keenakan, Johan menikmatinya dengan hati puas. Niatnya untuk menguasai Reni, kini terlaksana sudah. Bahkan lebih daripada dugaannya. Tanpa sengaja, Johan telah mengubah istri yang alim dan lugu itu menjadi wanita nakal yang haus akan belaian birahi. Terbukti dari ulah Reni yang tanpa diminta, mulai mengulum dan mengocok kontol besar Johan, padahal tadi di awal-awal dia sangat jijik melakukannya. Sekarang malah kelihatan sangat menikmati. Reni terus menghisapnya sambil sesekali mencucup kedua telurnya, membuat Johan merem melem keenakan menerimanya.

Setelah si kuntul tegang sepenuhnya, Reni pun kemudian menaikinya, dan blesh...! Kontol itu dengan telak masuk ke lubang vaginanya. Setelah berdiam diri sejenak, Reni mulai bergerak naik turun. Ia menggenjot pinggulnya di atas batang kontol Johan, menjadikan batang coklat panjang itu sebagai tumpuannya. Reni terus melakukannya sampai ia mendapatkan orgasme secara berulang, sama seperti saat persetubuhan pertama tadi.

Johan kemudian meminta Reni untuk tidur telentang dengan bersandar pada bantal yang ditumpuk. Johan menduduki dada Reni sambil memasukkan kontol besarnya ke mulut wanita cantik itu. Reni kelabakan mendapatkan sodokan kontol Johan, tapi dia sama sekali tidak menolak. Johan yang keenakan, terus menggenjotkan kontolnya dengan penuh nafsu. Begitu cepatnya gesekan antara mulut Reni dengan batang penisnya, sampai membuat mulut Reni terasa nyeri. Rasa sakit itu baru mereda saat tak lama kemudian kontol Johan ejakulasi menyemburkan isinya. Reni menampungnya dengan lahap dan lekas menelan semuanya.

Kelelahan setelah bertarung sesorean membuat keduanya akhirnya tertidur lelap sampai malam. Saat bangun, badan Reni terasa pegal semua, bibirnya juga terasa sedikit perih. Namun semua itu terbayar lunas dengan kepuasan birahinya. Dan berharap dirinya bisa hamil untuk membungkam tuduhan mertuanya, bahwa dirinya mandul.
Mantaabb suhuuu....
Renny jadi cewek haus sex....
Tapi sayangnya disaat awal dg Johan, pake' obat perangsang...
Padahal secara natural, kl cewek udh mau dipijat bagian sensitifnya (mnrt pengalaman gw), akan dengan sendirinya horny n bisa di exe....

Lancrotkeun Renny binal, jadi doyan kuntul... hihihihihiii.......
:Peace: :genit:
 
Merasa mangsanya sudah mulai takhluk, tangan pak johan dengan cepat mulai menyingkap gamis Reni, ia mengangkat kain panjang itu hingga ke pinggang. Paha Reni yang putih dan mulus segera terlihat dengan jelas, tampak begitu menyilaukan di mata pak johan. Tak tahan memandanginya lama-lama,pak johan pun dengan penuh nafsu langsung menunduk dan menciuminya. "Ah... geli, pak johan!" pekik Reni dengan tubuh menggelinjang, tapi sama sekali tidak keberatan.

Merasa mendapat angin segar, Pak johan pun semakin berani. Sambil mengusap-usap paha mulus Reni, ciumannya mulai bergerak ke arah selangkangan wanita cantik itu. Ia ciumi vagina Reni dari luar celana dalamnya, sambil sesekali ia menekan hidungnya pada vagina yang harum dan empuk itu.

"Aghhh... Pak!" Reni mendesah hebat, seolah sangat menikmatinya.

Tapi rangsangan yang diberikan pak Johan tidak berhenti sampai disitu, sambil terus mengendus selangkangan Reni, dia menjulurkan tangannya dari bawah gamis dan memasukkannya ke balik BH. Diusap dan dipegangnya puting Reni yang terasa mulai tegak membesar. Ia pijit dan pilin-pilin ringan benda mungil itu hingga tak berapa lama kemudian, tiba-tiba Reni menjepit kepalanya dan mendesah hebat, "Shshshsshh... aghgahahh!" tubuh montoknya menggelinjang, dan Pak johan merasakan hidung dan mulutnya tiba-tiba basah oleh cairan kewanitaan. Begitu banyaknya hingga menembus sampai luar celana dalam.

"Pak johan, belum pernah kurasakan yang seperti ini, bahkan dari suamiku, dia tidak pernah menciumi vaginaku seperti ini." kata Reni dengan mata setengah terpejam, keenakan.

Pak johan pun langsung tahu arah pembicaraan ini, ia segera menggandeng tangan Reni dan mengajak untuk masuk ke dalam kamar Reni yang selama ini ditempatinya. Reni seperti hilang kesadaran, dengan patuh mengikuti. Sesampainya di dalam, pak Johan langsung melucuti bajunya. Terjuntai lah batang kontolnya yang belum ngaceng sepenuhnya, besar seperti pisang Ambon.

Melihat kontol yang luar biasa itu, Reni melongo. Inilah kontol terbesar dan terpanjang yang pernah ia saksikan seumur hidupnya. Belum sempat hilang rasa herannya, tubuh Reni sudah didorong oleh Johan hingga jatuh ke atas ranjang.Johan yang masih ingin mempermainkan Reni, kemudian mencium bibir wanita cantik itu. Ia juga mengelus-elus seluruh bagian tubuh Reni, terutama payudaranya yang bulat membusung. Johan sangat suka sekali dengan benda itu. Terasa sangat empuk dan kenyal sekali dalam genggaman tangannya.

Sambil terus melumat, dia mulai melepas kancing depan baju Reni satu demi satu sampai terbuka seluruhnya. Tidak hanya itu, ia juga melepas kait BH Reni, tapi tidak ia tarik, BH itu tetap dibiarkannya disitu. Kalau ingin memegang payudara Reni, ia cukup menyingkapkannya ke atas, dan terpampanglah benda putih mulus itu.

Reni semakin terbelalak menyaksikan kontol Johan yang semakin membesar dan memanjang. Seperti layaknya penis kuda, sekarang kontol itu sudah hampir 20 centi panjangnya. Diameternya juga sangat luar biasa, telapak tangan Reni tidak bisa mencakup semuanya saat mencoba menggenggamnya. Tersenyum bangga, Johan dengan kasar melepas celana dalam Reni, satu-satunya penutup yang masih tersisa di tubuh montok wanita cantik itu. Jilbab Reni yang berwarna krem tidak ia lepas, Johan merasa benda itu tidak begitu mengganggu aktivitasnya, bahkan semakin menambah gairahnya.

Reni memandangnya sayu saat mereka saling bertatapan. Johan melihat wanita itu sepertinya senang dengan apa yang ia lakukan. Dia jadi lebih berani mengusap-usap dada Reni yang kenyal menegang dengan puting yang terasa semakin mengeras tajam. Johan mendekatkan mulutnya untuk mencium puting mungil itu. Erangan halus keluar dari mulut Reni saat Johan mulai mengecup dan menghisapnya secara perlahan, bergantian kiri dan kanan. Ia terus melakukannya hingga puting yang memerah itu semakin mengeras dan menegak. Reni tampak semakin gelisah, nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambut Johan yang sedang tenggelam di celah buah dadanya, mulutnya mendesah-desah, "Ssshh... sshh... aghhh... Pak Johan!"

Johan menurunkan ciumannya. Lidahnya kini bermain-main di pusar Reni, menggelitik lembut disana, sambil tangannya mulai mengusap-usap paha Reni yang putih dan mulus. "Pak Johan, ughh..." Reni memanggil saat tangan nakal Johan mulai menyentuh daerah kemaluannya. Johan mengusap-usap perlahan rambut halus yang tumbuh disana sebelum akhirnya lidahnya terjulur dan mulai menjilatinya.

Bau kemaluan Reni merangsang sekali, wangi dan harum, sama sekali tidak amis, dengan satu bau khas yang sukar untuk diceritakan. Johan membuka lebar-lebar paha wanita cantik itu untuk mencari biji klitorisnya. Ia sibak bibir vagina yang telah basah itu. Saat sudah menemukannya, kembali ia julurkan lidah untuk menghisap dan menggigitnya.

"Eghhh... Pak Johan!" Reni mendesah kegelian. Liang kemaluannya tampak semakin basah dan memerah. Baunya juga menjadi semakin kuat. Membuat Johan jadi semakin terangsang. Dilihatnya cairan berwarna putih sudah keluar dari lubang sempit itu. Ini tanda bagi Johan untuk segera beralih ke tahap selanjutnya.

Diperhatikannya tubuh molek Reni yang berbaring telentang atas di ranjang. Terutama buah dadanya yang membusung indah, yang seperti minta untuk disentuh dan diemut. Putingnya yang mungil kemerahan terlihat basah karena air liur Johan. Perut Reni tampak cukup rata dan langsing, tak ada sedikit pun lipatan lemak disana. Kakinya yang terbuka lebar membuat Johan bisa menyaksikan dengan jelas lubang kemaluannya yang basah dan menganga lebar, siap untuk dimasuki.

Jadi, sambil tersenyum mesum, Johan pun segera menindih tubuh Reni. Didekapnya dan dipeluknya dengan gemas sambil melumat mesra bibir ranumnya. TanganJohan meraba seluruh tubuh Reni yang mulus dan halus. Sambil memegang puting susunya, Johan meremas-remas buah dada Reni yang padat dan kenyal. Ia memijit dan mengusap-usapnya hingga nafsu Reni makin terangsang hebat. Reni membalas dengan menggenggam penis Johan erat-erat lalu diusap-usapnya penuh rasa sayang.

Johan membuka lebar-lebar paha Reni untuk mencari liang vaginanya. Setelah ketemu, tanpa memberitahu sebelumnya, dia langsung melesakkan si kuntul menembus lubang sempit itu. "Aaugh... ahhh..." Reni menjerit tertahan, tubuhnya menggelinjang seperti kesakitan karena memeknya terasa penuh oleh si kuntul yang besar dan panjang.

"Pelan-pelan, Pak Johan!" Reni berbicara dengan nafas sesak. Mulutnya meringis seperti orang sedang menahan kencing.

Johan segera memeluk tubuh molek Reni dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, ia menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut benda bulat itu. Mulutnya mengecup-ngecup sambil lidahnya memainkan putingnya. Lalu Johan bertanya dengan suara lembut, "Mau diteruskan?"

Reni membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang begitu menggairahkan. Johan pun menekan penisnya ke dalam. Kemudian ditariknya ke belakang perlahan-lahan. Ditekan lagi. Ditarik lagi. Begitu terus selama beberapa saat hingga kemaluan sempit Reni berubah menjadi sedikit lebih lebar, baru Johan mempercepat hentakannya. Kini dengan lancar si kuntul keluar masuk di memek sempit Reni. Terasa hangatnya sungguh sangat menggairahkan.

"Ehss... ahmm... ughh..." Reni mendesah dan mengerang seiring dengan genjotan pinggul Johan yang semakin cepat dan kencang. Bahkan punggungnya sampai terangkat-angkat untuk menyambut tusukan laki-laki yg lebih tua darinya itu.

Tak ingin kalah, sekuat tenaga Johan terus memaju-mundurkan pinggulnya. Sambil menggoyang, ia juga terus meremas-remas payudara Reni yang bulat dan membusung indah. Sampai akhirnya ia merasakan badan Reni mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk tubuh Johan erat-erat. Satu keluhan berat keluar dari mulutnya. "Arghhh... aku keluar, Pak Johannnn...!" setengah berteriak, wanita itu orgasme. Vaginanya yang sempit menyemburkan cairan kental yang banyak sekali.

Merasa nikmat, bukannya berhenti, Johan malah menggoyang pinggulnya semakin kuat. Kasur tempat mereka bersetubuh sampai berdecit-decit dibuatnya. Denyutan di kemaluan Reni kembali terasa, seakan ingin melumat si kuntul yang tertanam di dalamnya. Dan tak lama, wanita itu kembali orgasme.

"Pak Johan... aku keluar lagi." erang Reni, ingin dikasihani.

Tapi bukan Johan namanya kalau bakal menyerah dalam waktu singkat. Ia terus mempercepat goyangannya, tak peduli meski memek Reni kembali berdenyut-denyut kencang, tanda kalau cairan cintanya akan muncrat lagi. Denyutan yang semakin keras membuat si kuntul semakin menegang keras. Reni mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya, dan...

"Oughhh... Pak Johan!" ia pun orgasme untuk yang ketiga kalinya.

Goyangan Johan menjadi semakin kencang. Kemaluan Reni yang basah terasa semakin keras menjepit batang penisnya. Dirangkulnya tubuh Reni itu kuat-kuat. Reni diam saja, malah ia bersandar pada tubuh gagah perkasa Johan. Reni sudah lunglai tak bertenaga. Tiga kali orgasme membuatnya bagai lemas tak bertulang. Sementara itu, Johan terus menggoyang hingga tak lama tubuh montok Reni kembali terguncang-guncang. Reni membiarkan saja perlakuan itu. Ia sudah tidak kuat untuk membalas. Orgasme demi orgasme yang kembali ia raih membuatnya makin lemas dan terpuruk. Ia pasrah tubuhnya yang masih terbungkus jilbab dan jubah dikerjai oleh Johan.

"Pak Johan kok kuat sekali sih... sudah tujuh kali aku keluar, tapi Pak Johan tetep aja kuat?" tanya Reni dengan suara lirih.

Johan mencabut penisnya dan bertanya, "Kamu bisa bantu saya?"

Merasa tidak enak hati karena sudah diberi kenikmatan bersetubuh yang bertubi-tubi, Reni tidak sanggup untuk menolak. Ia pun mengangguk dan menyanggupi. "Apa yang bisa kulakukan untukmu, Pak?" tanyanya lirih.

Sambil meremas-remas payudara bulat Reni, Johan kemudian berdiri di pinggir ranjang, sedangkan Reni duduk di depannya. Dia menyorongkan kontolnya kepada wanita cantik itu. "Ren, tolong sepong kontolku," pintanya, sedikit memaksa.

Awalnya Reni tidak mau. Ia merasa jijik melakukan hal seperti itu. "Ini kan kotor, Pak." tolaknya halus.

Namun Johan terus memaksa, hingga akhirnya mau tidak mau Reni terpaksa melakukannya. Pertama memang kaku, ia cuma menjilati ujungnya saja. Tapi itupun sudah cukup membuat Johan merem melek keenakan. Semakin lama, hisapan Reni semakin terasa nikmat. Wanita itu kini sudah mulai berani memasukkan penis Johan ke dalam mulutnya. Namun baru separuh yang masuk, Reni sudah tersedak. Wanita itu terbatuk-batuk dan segera meludahkan si kuntul kembali.

"Gede banget burungmu, Pak." keluh Reni.

Tidak peduli, sambil memegang kepala Reni yang masih terbungkus jilbab, Johan meminta Reni agar kembali melahap penisnya. Tidak sanggup untuk menolak, Reni pun kembali menjilatinya. Mata Johan terpejam-pejam ketika lidah basah Reni mulai melumat kepala penisnya dengan lembut. Kontol itu dikulum Reni sebisanya, yang penting bisa membuat Johan mengerang dan merintih penuh nikmat.

Tidak tahan diperlakukan seperti itu, dalam keadaan sangat bergairah, akhirnya Johan menindih kembali tubuh Reni dengan posisi gaya klasik misionary.Dilesakkannya si kuntul kememek yg merah merekah itu. Digenjotnya dengan sekuat tenaga dan penuh gairah. Tak begitu lama Johan pun berteriak arrrrrrrgggghhhhhhhh croooooottttt croooottt crotttttttt. Tubuh Johan bergetar kencang saat cairan itu menyembur keluar. Membanjir i memek Reni bagaikan air bah dan sel sel sperma miliknya siap membuah i rahim Reni yg sedang dalam masa subur itu.



"Bagaimana rasanya, Ren?" tanya Johan menggoda.

Bukannya marah, Reni malah ikut tersenyum dan mengangguk. Enak pak....jawabnya lirih. Ia merasakan ada yang berubah pada dirinya setelah memeknya diguyur sperma, sisi liar yang selama ini tersembunyi dalam dirinya seperti terbangkitkan. Selama ini Reni belum pernah ngeseks dengan suaminya sampai Tujuh kali orgasme seperti yang telah dilakukannya dengan Johan barusan. Dan ternyata, hal itu sangat nikmat sekali. Reni pun menyukainya. Ia ketagihan dibuatnya.

Maka dari itu, begituJohan bertanya, "Gimana, Ren, enak nggak kawin denganku?" Reni segera membalas. "Enak sekali, Pak Johan. Ayo kita ulangi lagi." Gila, seorang istri setia dan lugu bisa berkata seperti ini. Memang, nafsu sanggup membuat seseorang kehilangan akal. Apalagi saat melihat kontol Johan yang ngaceng lagi, makin senanglah wanita muda itu.

"Sekarang lepas semuanya ya, Ren... jilbab, BH dan jubahmu," pinta Johan.

Tanpa perlu diperintah dua kali, Reni menuruti keinginan laki-laki itu. Dengan cepat pakaiannya luruh ke lantai hingga ia sama-sama bugil seperti Johan. Kali ini Reni tidak sungkan lagi melayani Johan. Tanpa rasa malu, ia memeluk Johan dan kemudian melumat bibirnya. Sambil terus berpagutan, sesekali lidah Reni terjulur untuk mencari sisa-sisa ludah Johan.Setelah itu ciumannya turun ke dada Johan untuk mempermainkan putingnya. Reni menghisap dan menjilatinya seperti yang tadi dilakukan Johan pada putingnya.

"Ehm..." melenguh keenakan, Johan menikmatinya dengan hati puas. Niatnya untuk menguasai Reni, kini terlaksana sudah. Bahkan lebih daripada dugaannya. Tanpa sengaja, Johan telah mengubah istri yang alim dan lugu itu menjadi wanita nakal yang haus akan belaian birahi. Terbukti dari ulah Reni yang tanpa diminta, mulai mengulum dan mengocok kontol besar Johan, padahal tadi di awal-awal dia sangat jijik melakukannya. Sekarang malah kelihatan sangat menikmati. Reni terus menghisapnya sambil sesekali mencucup kedua telurnya, membuat Johan merem melem keenakan menerimanya.

Setelah si kuntul tegang sepenuhnya, Reni pun kemudian menaikinya, dan blesh...! Kontol itu dengan telak masuk ke lubang vaginanya. Setelah berdiam diri sejenak, Reni mulai bergerak naik turun. Ia menggenjot pinggulnya di atas batang kontol Johan, menjadikan batang coklat panjang itu sebagai tumpuannya. Reni terus melakukannya sampai ia mendapatkan orgasme secara berulang, sama seperti saat persetubuhan pertama tadi.

Johan kemudian meminta Reni untuk tidur telentang dengan bersandar pada bantal yang ditumpuk. Johan menduduki dada Reni sambil memasukkan kontol besarnya ke mulut wanita cantik itu. Reni kelabakan mendapatkan sodokan kontol Johan, tapi dia sama sekali tidak menolak. Johan yang keenakan, terus menggenjotkan kontolnya dengan penuh nafsu. Begitu cepatnya gesekan antara mulut Reni dengan batang penisnya, sampai membuat mulut Reni terasa nyeri. Rasa sakit itu baru mereda saat tak lama kemudian kontol Johan ejakulasi menyemburkan isinya. Reni menampungnya dengan lahap dan lekas menelan semuanya.

Kelelahan setelah bertarung sesorean membuat keduanya akhirnya tertidur lelap sampai malam. Saat bangun, badan Reni terasa pegal semua, bibirnya juga terasa sedikit perih. Namun semua itu terbayar lunas dengan kepuasan birahinya. Dan berharap dirinya bisa hamil untuk membungkam tuduhan mertuanya, bahwa dirinya mandul.
Penasaran nihhh suhu
 
Bimabet
Malam itu menjadi malam yg syahdu bak sepasang pengantin yg mengarungi samudra kenikmatan dunia. Bermili mili liter sperma yg disemburkan si kuntul berjuang keras untuk membuah i sel telur dirahim Reni. Berbagai gaya bersetubuh di ajarkan Johan kepada Reni yg seorang wanita minim pengetahuan tentang seks. Pertempuran mereka berakhir menjelang sepertiga malam, keduanya terbaring lemas dikasur empuk sambil berpelukan bak sepasang suami istri.

Karena sangat capek tidur Reni begitu pulas, ia baru bangun jam 7 pagi. Biasanya jam 4 pagi dia sudah bangun tidur untuk menjalankan kewajiban dan aktifitas paginya. Ketika Reni terbangun melihat sekelilingnya, pak johan sudah tidak ada disitu. Dengan kondisi yg masih bugil, Reni mencoba mengambil pakaian yg berserakan dilantai kamarnya dan berjalan agak beda dari biasanya karna di vaginanya terasa masih mengganjal.
Reni berjalan menuju kamar mandi dikamarnya, disiramnya tubuh bugil itu dengan shower. Perlahan tangannya mulai menyabuni tubuhnya yg lengket akibat banjir keringat tadi malam.

Air matanya menetes ketika teringat kejadian yg menimpanya. Bisa bisanya seorang istri setia lugu dan sholehah dengan mudahnya digagahi seorang yg baru dikenalnya. Kenikmatan dan bisikan iblis telah mengubahnya malam itu. Selesai mandi junub Reni pun bergegas ke dapur untuk masak, namun sang umi sudah selesai memasak. Dan uminya berkata kalau pak johan sudah pamit pulang karna ada suatu urusan.
Kurang ajar....batin Reni. Sambil bengong.
Kenapa Ren...? Tanya uminya.
Gpp kok Mi....jawab Reni sambil senyum.

Reni tidak menceritakan kejadian yg dialaminya kepada uminya. Namun sang umi sudah tahu kalau pak johan tlah berhasil membuat Anaknya itu mendesah nikmat.
Waktu pun terus berlalu di isi dengan aktifitas seperti biasanya. Kini Reni hidup ditemani uminya dirumahnya.

3 bulan kemudian Reni sering mengeluh sakit. Pusing, tidak nafsu makan, kadang mual. Dengan di antar uminya dia pergi ke klinik. Setelah diperiksa, sang dokter wanita berjilbab itu berkata.
Selamat ya mbak.....mbak hamil. Kata dokter.
Deg.....jantung Reni serasa berhenti sejenak.
Saya hamil dok....? Tanya Reni
Iya mbak.....ini hasilnya positif.jawab sang dokter sambil menunjukan hasil garis 2 ditespek itu.
Antara percaya dan tidak percaya....tetapi Reni akhirnya tersenyum lega. Karena dia bisa membuktikan bahwa tuduhan mertuanya selama ini salah. Tapi hati kecilnya dia juga sedih, kerena anak yg dikandunganya bukanlah anak dari suaminya. Melainkan dari pria lain, karena Reni hapal betul setelah bersetubuh dengan suami sebelum suaminya berangkat berlayar dia menstruasi. Dan ketika dia di setubuhi oleh pak johan dia baru selesai menstruasi.

Nyai siti pun senang dengan kabar ini. Dia mengirim foto tespek itu ke pak johan, pak johan pun juga ikut bahagia.
Tak mau kalah Reni juga mengabarkan kabar ini kepada suami dan mertuanya. Suaminya juga sangat bahagia dengan kabar itu sekaligus mertua reni, karna akan mendapat cucu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd