Siang itu, sepulang ane dari sekolah nyokap ane sedang memasak di dapur menyiapkan hidangan untuk makan siang. Ane mengganti baju seragam ane dengan baju main, hanya bajunya saja tidak dengan celananya hehe. Ane memainkan hp dikamar ane yang berada dilantai dua. Didepan ane ada jendela yang terbuka, itu adalah rumah salah satu tetangga sekaligus teman main ane. Ane melihat nyokap teman ane sedang mengganti bajunya. Toketnya lumayan besar walaupun sudah tidak kencang lagi. Oiya perkenalkan, nama nyokap temen ane adalah Maryatun. Mukanya masih cantik, toketnya lumayan besar, pantatnya masih kencang. Itulah sekilas body yang bisa ane gambarkan.
Ane masih terus melihat nyokap teman ane memakai baju, sampai ane lupa ane ketahuan oleh nyokap temen ane.
"Eh Jam ngapain" Teriaknya dari sebrang sanah. Ane malu, langsung ane nunduk dari jendela ane.
Perasaan malu dan takut mulai campur aduk. Ane takut diberitahu ke nyokap ane kalo ane mengintip bu Maryatun. Aduh gimana nih.
"Jamesss" Teriak nyokap ane.
Ane langsung turun kebawah menghampirinya.
"Kenapa Mah" Tanya ane.
"Minta cabe ke rumah bu Atun, bilang Mamah minta" Kata nyokap ane. Glek, ane langsung takut gak karuan. Karena tidak bisa mengelak ane turuti langsung perintahnya.
Ane melangkah keluar rumah, tidak terlalu jauh ane sudah berada didepan rumahnya.
"Puntenn" Teriak ane.
"Mangga" Jawab bu Maryatun dari dalam.
Ane menundukkan kepala, jujur ane masih malu atas kejadian diatas.
"Bu, Mamah minta cabai" Kata ane dengan nada pelan.
"Ambil aja didalam" Kata bu Maryatun.
Ane melirik ke kedua toketnya yang besar itu. Karena tidak mau ketahuan ane langsung masuk kedalam rumahnya. Ane mencari ke rak dapur ternyata tidak ada. Ane mencari di kulkasnya juga tidak ada. Aduh, gimana nih.
"Bu, kok gak ada?" Tanya ane.
Bu Maryatun datang menghampiri ane. Dan mengambil cabai yang ternyata menggantung di atas rak yang ane enggak ngeliatnya.
"Hmm Bu" Kata ane.
"Kenapa Jams" Kata bu Maryatun.
Ternyata dia masih sedikit merasa soal diatas tadi, terlihat dari mukanya yang sedikit kesal kalo ane perhatikan.
"Jangan aduin ke Mamah James. Nanti James diomelin" Kata ane.
"Iyaa gapapa, tapi lain kali jangan begitu" Kata bu Maryatun.
Ane dipersilakan duduk terlebih dahulu, arg kenapa tidak dari tadi aja. Ane disediakan minum es teh manis. Mungkin bu Maryatun mau sedikit ngobrol dengan ane.
"Tadi ngintip apa aja" Kata Bu Maryatun.
"Ngintip tete ibu yang gede" Kata ane.
Bu Maryatun langsung membuka kembali bajunya dan terlihat lah kedua pepaya yang menggantung itu.
Ane langsung menelan ludah kembali.
"Terus apalagi" Tanya bu Maryatun.
"Udah itu doang" Kata ane.
Bu Maryatun mendekat, ane disuruh senderan ke tembok yang berada dibelakang ane. Dilepaskan baju ane. Ane bingung harus berbuat apa, karena ane masih takut tentang kejadian tadi. Bu Maryatun tiba tiba berdiri, lalu duduk kembali. Tapi kini posisinya berada dipangkuan ane. Titid ane terjepit
"James mau Ibu bilangin ke Mamah?" Tanya bu Maryatun.
"Enggak Bu jangan" Kata ane. Jujur ane takut
"Yaudah, pulang kasih cabainya ke Mamah, terus balik lagi kesinih ya" Kata bu Maryatun.
Ane lalu pulang kerumah, memberi pesanan Mamah ane.
"Kamu kemana aja, lama banget" Tanya nyokap ane.
"Iyaa tadi ke warung sebentar" Kata ane.