Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Teh Hani: Fantasi yang Jadi Kenyataan

Part-11

Aku yang kembali "kentang" cuma bisa pasrah sambil memakai kembali pakaianku. Begitu jg teh Hani jg sudah kembali memakai bajunya. Belum selesai mengenakan pakaian, teh Hani menarikku untuk segera keluar dari kamarnya.

"Kamu jalan aja ke belakang, toiletnya sebelah kiri" ucap teh Hani sambil menoleh kiri kanan.

Aku yg panik segera berjalan ke arah belakang rumah teh Hani untuk mencari toilet yg dimaksud. Tak butuh waktu lama untuk mencari toilet rumahnya. Setelah toiletnya ketemu aku masuk lalu menenangkan diri di dalam toilet.

Beberapa menit terdengar percakapan teh Hani dan teh Riska dari luar.

"cekrek..cekrek" terdengar suara pintu dibuka.

"Lama banget buka pintunya Han?" ucap riska.

"Maaf Ris.. tadi aku lagi di dapur" jawab teh Hani.

"Kirain gak ada orang, trus pada kemana kok sepi?" tanya Riska.

"Anak2 sama ayahnya lagi nginap di rumah mertua aku" jawab teh Hani.

Kemudian juga terdengar suara anak kecil yg menanyakan anak teh Hani. Ternyata tujuan teh Riska bertamu adalah jg untuk mengantarkan kado karena kemarin jg berhalangan hadir.

"Adeeek.. kasiin kadonya ke tante Hani" icap teh riska menyuruh anaknya.

"makasi ya de.. Ntar tante bilangin ke si dede klau kamu datang" ucap teh Hani ke anak teh Riska.

"maaf ya Han baru bisa datang sekarang, kemarin lagi sibuk banget" ucap teh Riska minta maaf.

"Iya gapapa.. Kyak sama siapa aja kamu Ris..hahaaa" jawab teh Hani sambil mereka sama2 tertawa.

Beberapa menit mereka mengobrol aku yang masih di dalam toilet menjadi gelisah dan memutuskan untuk keluar. Ketika aku keluar teh Riska terlihat kaget.

"Ehhh ada tamu?" tanya teh Riska memandangiku dgn heran.

"ohh iya itu Adit,, baru datang dari Jakarta. Sekarang dia lg ada proyek di sini" jawab teh Hani.

"mantan suaminya Wiwid adik sepupu aku" ucap teh Hani sambil berbisik ke telinganya teh Riska.

"Haahhh.. Iya gitu? Si Wiwid beruntung banget ya dapat yg ganteng terus." Jawab teh Riska heran.

"Dit kenalin ini Riska temen teteh" ucap teh Hani mengenalkan teh Riska.

Kemudian aku berjalan menyalami teh Riska.

"Adit" ucapku meperkenalkan diri.

"Riska" jawabnya sambil terus memperhatikanku.

"Tadi habis dari toilet" ucapku untuk menghilangkan kecurigaan teh Riska.

"Iya pantesan aku lihat ada sepatu cowo di luar tp ketika pintu diketok gak ada yg nyaut,, lagian si aa (suami teh Hani) setau aku gak suka pakai sepatu" ucap Riska masih penasaran.

"Sialan tadi aku lupa memasukan sepatu ke dalam" pikirku dalam hati.

Tanpa menjawab ucapan Riska, kemudian aku duduk di kursi sebelah teh Hani. Sesekali ketika mereka asyik mengobrol, teh Riska selalu melirik ke arahku. Dengan sikap teh Riska yg seperti itu aku bisa memastikan kalau dia tertarik kepadaku.

Aku yg cuma mendengar mereka mengobrol ngalor-ngidul menjadi bosan dan ingin segera pergi. Sebelum aku meminta izin pulang, datang lagi seseorang yang ingin bertamu. Sesorang yg jg tidak aku kenal.

Dengan kedatangan lagi tamu membuatku bertambah memantapkan niatku untuk segera pulang.

"Teh aku pulang sekarang ya.." ucapku kepada Teh Hani.

"Mau pulang sekaraang?" jawab teh Hani sedikit manyun.

"iya.. Kan gak enak ada temen teteh di sini, takut ganggu" jawabku dengan ekspresi datar.

"Kamu mau pulang naik apa"? Tanya teh Hani.

"Mau pesen taxi online aja" ucapku sambil membuka HP.

"emang pulang kemana Han?" tanya teh Riska memotong pembicaraan.

"Itu ke hotel blablabla.." jawab teh Hani.

"Ohhh.. Brarti searah sama ke rumah aku ya? Tanya teh Riska.

"Iya Ris yang alamatnya di jalan blablabla" jawab teh Hani

"Ya udah nebeng sama aku aja, kan searah. Lagian aku juga udah mau pulang kok" ucap teh riska menawarkan tumpangan.

(Teh Riska ini kalau diperhatikan kehidupannya sedikit lebih mapan, punya mobil Brio putih dan penampilannya sedikit glamor, beda dengan teh Hani yang tampil sederhana tetapi tetap menawan).

"Mau gak Dit nebeng sama teh Riska?" tanya teh Hani sambil menatapku seperti yang tidak suka kalau aku nebeng sama dia.

"Iya kan lumayan ongkos taxol-nya bisa disimpan buat beli cireng" ucap Riska ketawa.

"Hahahhahahah.." kami semua tertawa mendengar ucapan Riska.

Aku yang bingung harus menjawab apa terpaksa aku setujuin karena berharap teh Riska tidak curiga dengan hubunganku dengan teh Hani.

"Boleh deh, emg gapapa kalau aku nebeng?"ucapku bertanya kepada teh Riska.

"Teu nanaon kaleum weh (tidak apa2 tenang aja)" jawab teh Riska dgn bahasa Sunda.

"Ohh ya udah" ucap teh Hani memotong pembicaraan.

Kemudian teh Hani lanjut mengobrol dengan tamu satu lagi yang baru datang.

"Hayu atuh berangkat sekarang...., Hann.. Aku pulang dulu ya ." Ucap teh Riska pamit ke teh Hani dan mengajakku untuk segera berangkat.

"Ya udah hati2 ya" jawab teh Hani.

"Kapan2 aku ke sini lagi trus kita menggibah lagi..hahha" ucap teh Riska melucu.

"Siap bu haji..hahahha" jawab teh Hani juga tertawa.

Kemudian kami berjalan menuju mobilnya teh Riska dengan diantar teh Hani jg. Selesai berpamitan kami langsung berangkat.

Selama diperjalanan teh Riska cerita banyak tentang kehidupan teh Hani. Ternyata teh Riska ini adalah temen curhatnya teh Hani. Dari teh Riska pula aku mengetahui kalau suami teh Hani sudah tidak sanggup memuaskannya di tempat tidur karena penyakit diabetes.

Karena hal itu suaminya pengen teh Hani hamil lagi agar tidak ditinggalkan oleh teh Hani. Makanya dia melarang teh Hani untuk memakai KB agar bisa hamil.

Setelah sampai di depan hotel aku turun dari mobilnya teh Riska.

"Makasi bnyak ya teh Riska" ucapku berterima kasih.

"Sama2 Dit... kalau perlu apa2 hubungi aku ya" Ucap teh Riska sambil kembali menjalankan mobilnya.

(Kronologi apa yg terjadi selama perjalanan dan bagaimana ane bisa mendapatkan nomor Hp doi nanti akan diceritakan di thread khusus teh Riska)

Aku yg melihat mobil teh Riska berlalu hanya tersenyum sambil membayangkan hal2 yg akan terjadi berikutnya. Kemudian aku kembali memasuki hotel.

Sesampai di hotel aku langsung mandi dan mengganti pakaian. Sehingga badanku terasa lebih segar. Kemudian membereskan dan menyiapkan file2 untuk dikerjakan besok hari.

Ketika sedang sibuk membereskan pekerjaan tiba2 ada pesan masuk dari teh Hani.

"Dit.. Lagi dimana? Isi pesan dari teh Hani.

"Di hotel dong, knpa?" Tanyaku.

"Maafin soal yg tadi ya" jawab teh Hani.

"Soal yg mana ya?" tanyaku bingung.

"Tadi yg nanggung ihhhkkk.." balasnya malu.

"Ohh ya harus gmn lagi kan ada yg datang" balasku.

"Mau dilanjutin lagi gak?" balas teh Hani.

"Maksudnya" balasku kaget

"Tar teteh ke sana ya" balas teh Hani.

"Sekarang?" balasku masih belum percaya.

"Iya bentar lagi,, teteh siap2 dulu" balas teh Hani.

"Ya udah sini" balasku.

"Tapi teteh gak nginap ya..!!" jawab teh Hani.

"Lah kenapa, gak seru dong?" tanyaku protes.

"Mau gak nih..? Kalau gak teteh gak jadi ke sana" Jawab teh Hani yg membuatku panik.

"Ya udah ke sini dulu aja" ucapku mengalah.

"Iya tar kalau udah di lobby teteh kabarin ya" balas teh Hani.

"teteh ke sini naik taxol aja ntar ongkosnya diganti sampai sini" ucapku.

"Iya Dit.. Lagian teteh jg gak berani malam2 naik motor sendirian. Takut dibegal..heheh" balas teh Hani.

"Tar sampai sini bakalan dibegal juga sama aku..hehee" balasku mesum.

"itu sih maunya kamu" balasnya meledekku.

Mengetahui teh Hani akan datang buru2 aku membereskan pekerjaanku. Lalu ketika pekerjaanku hampir selesai akhirnya notif pesan dari teh Hani masuk ke HP-ku.

"Dit.. Teteh udah sampai hotel, kamu jemput ke bawah ya?" isi pesan teh Hani.

"Ok otw" balasku.

Setelah menjemput teh Hani kami kembali masuk ke kamar hotel. Tanpa diminta teh Hani langsung nyelonong masuk terus rebahan di atas tempat tidur.

"Enak ya kalau tiap hari bisa tidur di hotel, nyaman banget tempatnya" ucap teh sambil tiduran di kasur.

Aku yang memperhatikannya hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaanku yg tinggal sedikit lagi.

Dengan hadirnya teh Hani membuatku menjadi susah berkonsentrasi. Kontolku yg sudah tegang dari tadi pengen segera memasuki sarangnya. Karena sudah tidak konsentrasi akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan pekerjaanku untuk sementara.

Kemudian aku berbalik lalu memperhatikan teh Hani yg tiduran telungkup sambil main HP di atas kasur. Terlihat bokong teh Hani yg bahenol mengundang hasratku untuk menindihnya.

"Yuk.." ucapku sambil menindihnya dan mencoba mencium bibirnya.

"Sabaaarrr jangan buru2" ucapnya dgn senyum sambil memalingkan wajahnya.

Aku yang sudah tidak sabar segera berdiri lalu mencopot semua pakaianku hingga bener2 bugil. Dan kembali menindih teh Hani yg masih diposisi telungkup di atas tempat tidur.

"Lah kok udah bugil aja?" tanya teh Hani sambil menoleh ke belakang.

Melihat dia menoleh kearahku langsung saja aku melumat bibirnya yg menggoda.

"mmmmmmhhh..." suara yg keluar dari mulut teh Hani.

Kemudian teh Hani ikut membalas ciumanku dengan memasukan lidahnya ke dalam mulutku. Kemudian aku membalikan badannya lalu mengarahkan penisku ke arahnya.

Dia yang mengerti maksudku langsung mengambil posisi untuk mengulum penisku. Penisku terasa hangat di dalam mulutnya..

"Ahhhhhh... Enak teh.. Hangat" ucapku mendesah.

Dia terus mengulum penisku dan sesekali menjilatinya seperti es krim. Lalu aku berinisiatif untuk memaju-mundurkan penisku di dalam mulut teh Hani.

Ketika sedang asyiknya memaju-mundurkan penisku tiba2 teh Hani melepaskan kulumannya.

"Kalau udah mau keluar bilang ya.. Awas aja kalau dikeluarin lagi di mulut teteh" ucapnya mengancam.

Nafsuku yg sudah memuncak kembali memasukan penisku ke dalam mulutnya. Lalu setelah puas memompa mulutnya aku membaringkannya lg di atas tempat tidur. Lalu aku melepaskan satu per satu pakaian teh Hani sampai benar2 bugil.

Setelah teh Hani benar2 bugil aku kembali menindih lalu melumat bibirnya. Lama menciumi bibirnya kemudian turun mencumbui bagian lehernya. Kemudian turun lagi ke payudaranya lalu menjilat putingnya. Seketika putingnya mengeras dan dia terus mendesah menikmati jilatanku.

Kemudian aku memintanya untuk mengambil posisi menungging. Ketika teh Hani telah di posisi menungging, aku menjilati bagian vaginanya dari belakang..

"slurp..slurp..slurp" suara jilatanku di vaginanya.

"Aaaahhhhh..terus Dit jilatiinnn" ucap Hani meracau.

"Aku masukin sekarang ya?"ucapku menahan nafsu.

"aaahhhh... Pake dulu kondom ya..." perintahnya sambil mendesah keenakan.

"Aku gk ada stok kondom" jawabku sedikit kesal.

"Teteh bawa kok,, ada di tas" ucap teh Hani sambil menjangkau tas miliknya.

Tanpa banyak pikir aku meraih kondomnya lalu memasangnya. Padahal aku tidak suka kalau harus pakai kondom. Tetapi karena takut merusak mood-nya aku menuruti permintaannya.

Beberapa menit kemudian teh Hani jg sudah tidak tahan dan memohon untuk segera dientot.

"Masukin sekarang Dit teteh udah gak tahannn" ucap teh Hani memohon.

Diposisi teh Hani masih menungging aku memasukan secara perlahan penisku ke dalam kemaluan teh Hani. Dia hanya bisa meleguh menahan nikmat.

"Ouugghhhhh" desahan teh Hani.

Lanjut aku memompa penisku dengan pelan.

"Ahhh..ahhhh" suara desah teh Hani mengikuti sodokanku.

Semakin lama sodokanku sepakin cepat. Tubuh teh Hani menggeliat-geliat menikmatinya.

"aahhh..ahhh..oughh.." suara desahan teh Hani.

"enak bangeeett.. Dorong lebih dalam" desah Hani mengerang.

Aku yg mulai capek di posisi itu memita untuk mengganti posisi. Kemudian aku berbaring di sebelahnya. Tanpa menunggu lama teh Hani langsung mengambil posisi untuk di atas.

Setelah penisku masuk seluruhnya teh melumat bibirku lalu menggoyangkan pinggulnya. Aku yg mendapat serangan seperti itu hanya bisa pasrah menikmatinya.

"Sssshhhhhtttttt... Ahhhhh enak banget" ucap teh Hani penuh nafsu.

"Kontol kamu keras banget Ditt.." suara teh Hani kembali meracau.

"Plok..plok..plok.." suara kocokan penisku di vagina teh Hani.

Kemudian penisku terasa mau muncrat lalu aku pun menghentikan goyangan pinggul teh Hani di penisku. Tanpa mencabut penisku di vagina teh Hani, aku memintanya untuk berganti posisi menjadi aku yg di atas.

Setelah penisku berhenti berdenyut, aku kembali menggenjot vagina teh Hani. Dia mendesah hebat diikuti badannya meliuk-liuk seperti cacing kepanasan.

"Sayaaanngggg enak bangeeettt " teriak teh Hani dengan manja.

"plok..plok..plok.."suara kelamin kami beradu.

"ouugghhhh..terus yanggg.." Dia kembali mengerang.

"Ahhhhhhh hssssstttttt" akupun ikut mendesah.

Kemudian aku mempercepat genjotannku di vagina teh Hani. Teh Hani pun mengeliat-geliat lalu tubuh teh Hani mengejang dan menarikku ke pelukannya.

"Aaaaaahhhhhhhhh" teriak teh Hani orgasme.

Terasa cairan kenikmatannya menyembur disertai vaginanya ikut berkedut. Aku yg tau teh Hani orgasme hanya diam sambil memperhatikan dan membiarkan penisku tetap di dalam vagina teh Hani.

Dari beberapa ronde sama yg kemarin, baru kali teh Hani orgasme duluan. Suatu kebanggaan bagiku bisa bikin teh Hani orgasme duluan.

"tadi enak banget Dit.. Makasi ya!" ucapnya dengan nafas tersenggal-senggal.

Aku yg mendengarnya cuma tersenyum lalu mengecup keningnya. Setelah mengecup keningnya kemudian aku memeluknya lalu kembali menggenjot vaginanya.

"ahh..ahh..ahh" suara teh Hani.

"Plok..plok..plok.." aku mempercepat genjotanku di vagina teh Hani.

"ouugghhh.. Ahhhh.. Terus yanggg" teh Hani kembali mengerang.

Beberapa menit kemudian penisku kembali terasa mau muncrat. Kemudian aku pun mempercepat genjotanku di vagina teh Hani.

"Aaaaahhhhhhhhh...teeeehhhhhh aku mau keluaaaarrrr" ucapku mengerang.

"aahhhh..terus yanggg teteh jg mau keluar" diikuti teh Hani yg ikut mengerang.

"aaahhhhhhhh...croot..crooottt..croooottt" penis ku muncrat di dalam vagina teh Hani walau terhalang oleh kondom.

"ouuuggghhhh..ahhhh" teh Hani jg mengerang.

Aku yg masih menindih tubuh teh Hani terkulai lemas, nafasku tersenggal-senggal menikmati ormasme yg luar biasa tadi. Dan teh Hani terdiam dgn nafas jg tersenggal-senggal menikmati.

Kemudian penisku mulai terasa mengecil lalu aku mencabut penisku dan melepas kondomnya yg penuh dgn sperma. Tanpa memmbersihkan terlebih dahulu aku mengarahkan penisku ke arah mulut teh Hani. Dengan cepat teh Hani menepisnya dan mendorongku.

"Ueeekkkk.. Apaan sih sembarangan aja" ucap sedikit marah.

"Bersihin lagi dong teh..hehee.."ucapku dengan tertawa.

"Gak mau ahh gila kamu" Teh Hani menatapku heran.

Tanpa menjawab ucapannya aku kembali melumat bibirnya. Selesai menciumi bibirnya aku tiduran di sebelahnya diikuti dia memelukku.

"Nginap di sini ya?" ucapku berharap.

Tanpa menjawab ucapanku teh Hani menjangkau dan meraih hp miliknya dari atas meja.

"Tehh..?" ucapku lg karena tidak diacuhkan olehnya.

"Bentar ihhh.. Teteh mau nelpon suami teteh dulu" jawabnya sambil mencari nmor kontak suaminya.

Aku yg bingung hanya bisa memperhatikannya dengan berharap dia bisa menginap malam ini.

"Teteh mau nelpon si aa, kamu diem ya" ucap teh Hani memintaku agar diam.

"tuutt..tuuuutt" suara speaker kecil hp-nya terdengar di kupingku. Kemudian terdengar suara suaminya di sebrang sana.

"Aa pulang gak sekarang? Soalnya neng gak masak. Kalau pulang beli di jalan aja ya makannya" ucap mengobrol dgn suaminya lewat telpon.

Aku yg tidak terlalu mendengar dengan jelas jawaban suaminya tetapi sempat terdengar suara yg menyatakan kalau suaminya tidak pulang. Mendengar kabar itu aku bersorak dalam hati.

"Ohh ya udah, jaga anak2 ya dan jgn lupa makannya... Mlekuumm" Ucap teh Hani ke suaminya lewat telpon.

"Gimana jadi?" tanyaku dgn segera.

"Iya ehh..bawel" ucapnya sambil mendorong hidungku pakai ujung telunjuknya

Mendengar jawaban teh Hani aku girang lalu kembali melumat bibirnya gemes. Teh Hani cuma diam melihat tingkahku.

Update:
https://www.semprot.com/threads/teh-hani-fantasi-yang-jadi-kenyataan.1474615/post-1908442615
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd