Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA teh silvi, dua kali jadi korbanku [fresh no copas]

Status
Please reply by conversation.

true_madness

Suka Semprot
UG-FR
Daftar
10 Feb 2011
Post
19
Like diterima
12
Lokasi
UG BANDUNG
Bimabet
Seperti biasa hari itu aku pulang sore hari.. menyusuri jalanan bandung yang agak macet, sambil menikmati alunan musik dimobilku aku melihat keadaan di kiri dan kanan jalan… oh ya perkenalkan namaku dika, usiaku 24 tahun bekerja sebagai seorang graphic designer di salah satu perusahaan percetakan ternama dibandung..

singkat saja gambaran tentang aku, berkulit putih, tinggi 171 cm, berbadan atletis dan kata teman perempuan dikantorku sih termasuk ganteng… katanya….

Karena jalur utama macet, akhirnya aku pun membelokkan mobilku ke jalan tikus yang biasa kulewati, karena masih sore aku berani lewat jalan ini karena kalau malam hari sama sekali tidak ada penerangan dijalur alternatif ini..

Musik mengalun merdu dari audio di mobilku, dengan kecepatan sedang mobilku menyisir jalanan yang lenggang selepas kemacetan tadi, handphone ku bergetar… kulirik sedikit.. oh, ternyata notifikasi grup whatsapp… aku pun mengalihkan kembali pandangan ke jalan..

Tiba tiba aku terkagetkan oleh pejalan kaiki yang tak tahu datang darimana tiba tiba sudah didepan ku… sekuat tenaga kuinjak rem mobilku… dan aku hanya bisa memejamkan mata karena dari perhitunganku sudah sangat tidak mungkin mobilku bisa berhenti tanpa menabrak penyebrang jalan itu…. Dan seketika mobilku berhenti tetapi aku yakin bahwa aku menabrak sesuatu…. Kutarik rem tangan, menyalakan lampu hazard dan segera keluar dari mobilku untuk melihat keadaan orang yang kuyakin sudah kutabrak tadi…

Ya tuhan… ternyata seorang ibu ibu pemulung… dengan kerudung dan baju jaket lusuhnya ia tertunduk setengah terduduk didepan mobilku…

Aku segera menanyakan keadaan orang tersebut…

“tidak apa apa bu??” tanyaku

Ibu itu melihat kearahku, sedikit meringis kesakitan dia menjawab…. “Pinggang saya tangan saya sakit pak…” suaranya lirih.

“aduh maaf sekali bu, ini semua salah saya… mari saya bantu berdiri bu” kataku sambil berusaha untuk membangunkan orang yang kutabrak itu

Aku angkat ibu tersebut ke pinggir trotoar, dan ternyata manis juga wajahnya… walaupun kulitnya sedikit hitam tapi benar benar manis, usianya kutaksir sekitar 35 tahun lebih.

“bagaimana kalau saya antar ke rumah sakit bu?” tawarku..

“tidak usah pak, ngga parah kok cuma lebam sepertinya… “ jawabnya

“pinggul ya bu?” tanyaku karena melihat si ibu tersebut terus mengelus elus pinggulnya

“sepertinya iya pak…” jawabnya

“ibu mau kemana?” tanyaku lagi

“mmm anu, mau nganter ini pak, hasil ngumpulin tadi” sambil menunjuk ke karung lusuhnya

“jadi gimana nih bu? Betul ibu ga mau kerumah sakit?” tawarku lagi

“ngga usah pak… mudah2an gapapa…” jawabnya

“aduh gmana ya, saya minta maaf sekali nih bu…” kataku sambil mengeluarkan dompetku, aku pun mengambil sejumlah uang, kuhitung ada 5 lembar merah dan aku langsung memberikan pada si ibu..

“ini sebagai permintaan maaf saya bu…” tawarku

Diluar dugaan ternyata si ibu menolaknya…

“maaf, ga usah pak, yang penting saya tidak apa apa…” jawabnya

Baik sekali, hati si ibu ini… pikirku

“kalo gitu biar saya antar ibu pulang saja?, gmana bu? Soalnya saya takut ibu kenapa napa nantinya, kalau memang butuh perawatan saya siap menanggung biayanya bu..”

Si ibu berpikir sejenak, mencoba berdiri dan ternyata mengerang kesakitan…

“aduh!” katanya seraya memegangi pinggulnya..

“hati-hati bu” aku refleks memegangi badan si ibu yang seperti mau jatuh, kutahan badannya sambil sedikit kurangkul badan si ibu tersebut..

Ternyata walau seorang pemulung tapi ternya si ibu ini menjaga kebersihannya, tidak tercium bau tidak sedap, hanya aroma keringat dan bau asap saja yang kucium…

“mari bu.. saya antar saja ibu pulang..” sambil ku bopoh badan si ibu ke mobilku

Merasa memang kondisinya kurang bagus akhirnya si ibu mengiyakan, kubopong sambil menyeret karung lusuhnya..

Ketika membopong ibu tersebut, kupegangi pinggangnya… ternyata bodinya lumayan juga, lekuk tubuhnya cukup aduhai… badannya tidak gemuk tapi berisi, dan bisa kurasakan empuk pinggangnya, perutnya rata dan kencang…

Aku pun mendudukan si ibu di jok belakang mobilku, dan kami pun meluncur ke rumah si ibu untuk mengantarnya pulang

Singkat cerita, kami pun tiba didepan rumah si ibu, setelah obrolan yang cukup panjang kami lakukan sepanjang perjalanan aku pun tahu bahwa si ibu bernama silvi, asal dari salah kabupaten di jawa barat, janda, ditinggal karena suaminya meninggal dunia ketika menjadi buruh bangunan, belum punya anak, karena si ibu ini memiliki sedikit masalah di rahimnya….

Aku memandang sebuah rumah yang sangat sederhana, semi permanen dengan dipinggirnya ditutupi oleh seng yang sepertinya mengamankan bagian dinding yang belum selesai dibangun, aku prediksi ini dikerjakan sendiri oleh suaminya dan belum sempat diselesaikan…

Ketika akan kubopong sambil jalan ternyata si ibu yang kini kupanggil teh silvi mengaduh kesakitan…. Air matanya keluar, dan bisa kuyakinkan ini sakit yang sangat…

“kenapa teh?!?” tanyaku

“ssshh, anu… pinggul ini kok jadi sakit banget ya aa dika…” jawabnya

“pinggulnya teh?” tanyaku

Teh silvi mengangguk sambil meringis, akhirnya secara refleks aku gendong badan teh silvi… dengan besar badanku, aku tidak terlalu kesulitan untuk menggendong wanita dengan tinggi badan kurang lebih 158cm ini…

Sedikit risih, tapi akhirnya karena rasa sakitnya teh silvi pun pasrah dan reflek merangkulku dengan sebelah tangannya yang tidak sakit.

“anu, aa dika ini maaf kuncinya ada disaku celanaku…” kata teh silvi

Teh silvi menggunakan celana model training dengan dua saku, aku pun memepetkan badannya ketembok agar tanganku yang satu bisa lepas untuk mengambil kunci disaku teh silvi.

“maaf ya teh…” kataku

Teh silvi mengangguk, sambil sedikit memiringkan badannya agar aku mudah aauk ke saku celananya.

Tanganku pun aauk ke saku celana trainingnya yang ternyata cukup dalam, aku mencari cari dimana kunci tersebut berada, dan ternyata ada dibagian dalam paha teh silvi persis dekat selangkangannya.

Ketika mencari kunci tersebut aku merasakan empuknya paha teh silvi, dan secara tidak sengaja aku sedikit menyentuh bagian selangkangannya, kencang sekali pahanya pikirku.. mungkin karena sering berjalan kaki jarak jauh badannya jadi seperti seorang instruktur aerobik… sedikit membuat sedikit darahku mengalir kencang ke kemaluanku

Setelah kutemukan kunci itu aku pun segera membuka pintu rumah teh silvi, dan setelah masuk kedalam aku hanya melihat sebuah kasur dilantai.. lusuh tapi bersih…

Aku pun membaringkan teh silvi dikasurnya… dan berniat untuk kembali ke mobilku untuk mengambil karung teh silvi dan botol air mineral..

“aa dika…” tiba tiba teh silvi memanggilku…

“ya teh… “ kataku

“anu….” Katanya sedikit ragu

“kenapa teh? Teh perlu sesuatu?” tanyaku lagi

“anu aa dika… maaf nih sebelumnya, Cuma saya sudah ga kuat… pengen pipis… tapi ga kuat jalan sama tangan saya ga bisa gerak aa..” katanya sambil terlihat raut malu diwajahnya…

Wah, rejeki nih pikirku…

“gapapa teh… biar saya bantu teh” dengan sigap aku dekati teh silvi untuk menggendongnya lagi

“tapi aa, maaf… wcnya jauh dari sini… harus ke kali aa… terus kalo ke kali ga enak diliat orang kalo harus digendong.. kalo aa ga keberatan tolong ambilkan baskom dibelakang aa, biar saya kencing dibaskom saja…” kata teh silvi

“oh, baik teh” kataku sambil bergegas mengambil baskom di dapur belakang

Sepanjang perjalanan ke dapur pikiranku menggebu dan sedikit bergairah dengan harapan bisa melihat teh silvi pipis dihadapanku, karena ku yakin di pasti kesulitan untuk sekedar hanya membuka celananya..

“ini teh…” kataku sambil menyodorkan baskom

Teh silvi pun menerima baskom tersebut dengan sebelah tangannya.. aku pun bergegas keluar, walau niatku memang ingin membantunya tapi aku masih menghargai privasinya, karena tentu saja dia tidak bisa secara begitu saja membiarkan wilayah pribadinya dilihat atau dijamah orang lain..

3 menit berlalu, dan teh silvi memanggilku.. kupikir ia sudah selesai dan sedikit kecewa hatiku ini tidak jadi menyaksikan adegan pipis tersebut..

“aa dika…” teh silvi memanggilku..

“ya teh…” jawabku seraya bergegas kembali masuk kedalam rumah

Tak disangka setelah masuk kedalam rumah aku disuguhi pemandangan yang membuat aku sedikit terkaget… teh silvi dalam posisi berbaring, celana trainingnya sudah melorot sampai lutut.. celana dalamnya aku lihat masih menempel di pinggangnya..

“anu aa… maaf sekali aku ga bisa kencing dengan posisi gini aa… susah… bisa bisa bleberan dikasur… kalo aa ga keberatan mohon bantu angkat aa ke atas baskom…” katanya sambil sedikit tersipu malu..

Wah rejeki yang ditunggu nih kataku…

“baik teh..” dengan sigap aku dudukan badan teh silvi pelan palan dan dari belakang aku angkat pinggulnya perlahan diiringi rintihan sakit teh silvi akibat tabrakanku tadi…

Posisi teh silvi sekarang sudah menduduki baskom, dan siap untuk kencing..

“maaf aa.. celana dalamku….” Kata teh silvi..

“baik teh… maaf ya teh…” kataku sambil membuka celana dalamnya menelusuri paha mulusnya yang terlihat dari belakang pundak teh silvi…

Sambil bersender didadaku, teh silvi pun mengeluarkan air seninya sambil diiringi bunyi khas mendesis yang keluar dari kemaluannya…

“anu, sudah aa….” Katanya…

Aku pun mengangkat sedikit badannya, dan kusingkirkan kepinggir baskom tersebut….

Badan teh silvi kubaringkan lagi, tetapi ada satu yang terlupa… celana dalamnya belum sempat terpakaikan lagi olehku…. Dan benar saja ketika kubaringkan badannya, bagian kemaluannya terlihat cukup jelas olehku dari belakang… bentuknya yang menyembul, ditutupi bulu kemaluan yang halus… aku melihatnya sedikit menelan ludah… bagus juga punya teh silvi, gumamku..

Tersadar kemaluannya terekspos olehku, teh silvi langsung menutupinya dengan sebelah tangannya…

“maaf aa… celanaku… tolong pakaikan lagi aa..” katanya

Aku pun bergegas akan memakaikan lagi celana dalamnya, tapi tiba tiba muncul ideku untuk mengeluarkan tissue dari balik saku celanaku dengan tujuan untuk melap kemaluan teh silvi…

Sambil bergerak kearah bawah badan teh silvi aku pun mengerahkan keberanianku untuk menyentuh kemaluan teh silvi dengan maksud membersihkannya sesudah pipis tadi…

Sesaat tanganku menempel di bagian bawah kemaluan yang tidak tertutup oleh tangannya, teh silvi kaget dan berkata… “eh aa… aduh… kenapa aa.. aa mau apa???” katanya sedikit terkaget

“ini teh, maaf yah… mau saya lap… kan teteh ga bisa cebok, jadi saya bersihkan dulu punya teteh pake tissue… ga apa apa teh, saya mantan perawat kok… tenang saja.. bahaya ini kalau tidak dibersihkan sesudah pipis teh” kataku sambil mengelus elus belahan kemaluan teh silvi dengan dua jariku yang terbalut tissue..

Merasa ada benarnya perkataanku, dan termakan bualanku tentang mantan perawat tadi.. teh silvi pun akhirnya percaya, walaupun sedikit terlihat rasa malu diwajahnya… dia hanya bisa memejamkan mata saja…

“teh, ngangkang sedikit dong… biar bisa bersih semua..” pintaku

Tak disangka, teh silvi menuruti perkataanku, dia menekut lututnya dan membukakan selangkangannya untukku…

“Tangannya angkat saja teh…” kataku meminta teh silvi melepaskan tangan yang menutup sebagian kemaluannya…

Teh silvi pun mengangakat tangannya, dan meletakan tangannya menutupi matanya.. mungkin karena risih… dan terlihatlah dengan jelas seluruh bagian kemaluannya dihadapanku…. Kulit pahanya mulus, hitam manis… tan kalo orang barat bilang…. Belahan kemaluannya menggaris jelas, tipe tipe tembem atau orang barat bilang camel toe atau kuku unta seperti itulah kira kira…

Aku pun memberanikan diri untuk membukakan bibir kemaluan tersebut perlahan…. Dan sedikit demi sedikit terbukalah bagian dalam kemaluan wanita bernama silvi tersebut yang ternyata berwarna merah muda…. Sedikit basah, dan dibagian bawah terdapat sedikit keputih putihan, mungkin lendir yang mengering tebakku…

Aku pun mengusap pelan bagian dalam kemaluan teh silvi dengan tissue, sambil membayangkan kemaluan yang telah hampir 7 tahun tidak pernah tersentuh oleh lelaki…

Saat aku menyentuh bagian dekat liang kemaluannya si teteh sedikit mengigit bibirnya… mungkin geli karena sudah lama dia tidak pernah disentuh lelaki….

Aku pun melepaskan balutan tissue dijariku, dan kuusap kembali kemaluan si teteh hanya dengan dua jariku saja….

Sedikit demi sedikit bisa kurasakan lendir yang mulai merembes dari liang kemaluan wanita ini…. Ya, dia bergairah.. gumamku….

“ahhh… aa….” Desisnya

“kenapa teh??” tanyaku…

“geli aa…” katanya

“sudah aa, silvi malu a….” katanya lagi

“malu kenapa teh…. Gapapa kan biar bersih teh” kataku

“engghhhhh…” lenguhnya ketika aku memberanikan satu jariku untuk masuk kedalam liang senggamanya… sempit dan kencang sekali… seperti perawan saja ini janda… pikirku

“aa… jangan a….. emmhhhh… shhhhh” lenguhnya lagi

“Geli aa…. Silvi ga mau aa…” katanya sambil merapatkan kedua pahanya….

“gapapa teh…. Aku kasian sama teteh…. Sudah lama kan ga pernah disentuh..” kataku langsung to the point…

Aku pun memasukan jari tengahku semakin dalam di liang senggama wanita itu… dan mulai kugerakkan keluar masuk perlahan…. Mensimulasikan gerakan ketika sedang bersenggama….

Wanita pemulung itu tampak makin bergairah…. Tapi masih tetap memejamkan matanya, sambil kulihat air mata keluar dari ujung kedua matanya, kupastikan ini air mata bahagia, bukan sedih karena terlihat dia begitu menikmati dirangsang sedemikian rupa olehku…

Dan makin lama jariku makin terbalur oleh lendir kemaluan yang seakan mengucur deras dari dalam liang senggama wanita ini… dia menikmatinya, karena akhirnya pinggulnya mulai bergoyang mengikuti irama jariku yang keluar masuk di liangnya…

“enggghhhh…” silvi mendesah.. sepertinya birahinya semakin meninggi…

Melihat situasi seperti ini akupun semakin rileks karena sudah sangat yakin wanita ini bisa kusetubuhi..

Perlahan aku angkat baju lusuhnya, sedikit demi sedikit hingga tersibaklah gunung kembar yang dibalut oleh bra lusuh… tidak terlalu besar ukurannya pas, tapi sepertinya bulat dan kencang payudara wanita ini…

Sambil terus mencolok-colok liang senggama teh silvi, kumainkan jariku tepat dibawah bra kiri teh silvi… sedikit demi sedikit jariku masuk kebalik bra tersebut…

Teh silvi terlihat pasrah, jariku pun mulai mendaki satu gunungnya, mencari puting susunya… hingga akhirnya jari tengahku menemukannya….

Perlahan kutekan puting susu tersebut dengan jari tengahku.... bisa kurasakan putingnya mengeras dan lembut sekali..

“emmmhhhhhhh..” teh silvi melenguh ketika kutekan puting susunya..

Gerakan pinggulnya semakin nyata, mengikuti tarian jariku didalam liang senggamanya... dan semakin banjirlah daerah sekitar liang senggama tersebut, memerah dan licin mengkilap kulihat bibir vagina teh silvi..

Kulepaskan tanganku dari dada dan kemaluan teh silvi, kupegang dua paha teh silvi.... dadaku berdegup kencang, memandang kemaluan wanita tersebut.... birahiku semakin tinggi... aku menelan ludah... hasratku sudah sangat tinggi untuk merasakan rasa kemaluan yang sudah birahi tersebut.... lendirnya meleleh seakan menambah aroma dan rasa nikmat ketika kucicipi....

Kubuka perlahan kedua paha tersebut... merekahkan bibir vagina yang sudah memerah dan penuh lendir birahi.....

“ssshhhhhh...” kutempelkan bibirku ditengah belahan teh silvi....

“ahhh... aa.... aa mau apa a.....” teh silvi melihat kearahku yang sedang mengecup lembut bibir vaginanya...

Tanpa berkata-kata, lidahku menyapu bibir vagina tersebut.... dari bawah liang sampai ke atas dan bulu lembutnya pun tidak ketinggalan untuk kucicipi...

Terus bergerak dari atas kebawah, beberapa kali.... diiringi desahan teh silvi yang tidak menyangka akan disentuh lagi setelah sekian lama dia memendam hasrat birahinya....

Ketika lidahku berada dibawah, aku sedikit memberikan kejutan dengan menyedot lembut liang kewanitaanya.... ku rasakan lendir khas wanita dengan sedikit rasa asin yang ada dilidahku.... oh, nikmatnya vagina wanita ini..... wanita yang tadinya tidak kukenal, tapi sekarang pasrah membiarkan bagian paling privasi dari tubuhnya untuk kujelajahi...

Kupandang wajah manisnya, yang ternyata semakin cantik ketika dia bergairah.... dengan kerudungnya yang sudah tak karuan menambah rasa sensai birahi yang lain didalam diriku...

Tak tahan rasanya ingin segera menyusupkan batangku ini didalam liang senggama teh silvi... tapi aku tak ingin terburu-buru... aku ingin menikmati setiap detik kesempatan langka yang mungkin tak datang dua kali ini....

Ku hentikan sejenak jilatanku, dengan mulut yang masih berbalut lendir birahi, kudekatkan mukaku ke muka teh silvi... kutempelkan hidungku di hidungnya.... dia memejamkan matanya, tanda pasrah dan seakan mempercayakan padaku untuk menuntaskan hasrat birahinya yang lama terpendam...

Kukecup perlahan bibir mungilnya.... dia tidak agresif, tapi tidak juga melawan.... aku pun melumat bibir tersebut.... kurangsang lidahnya, tanpa kusangka dia balas rangsanganku dengan lumatan di lidahku dan tarian lidahnya... kami pun bergumul dibumbui dengan rasa lendir birahinya... kami mencicipi bersama rasa birahi tersebut.. menambah tinggi hasrat kami berdua...

Tak kusangka, tangan teh silvi mulai mengusap usap selangkanganku.... dia merasakan batangku yang semakin mengeras, dia elus perlahan sambil sesekali memijit mijit batangku dari luar celana...

Kulepaskan ciumanku.... dia masih terus mengelus selangkanganku... sambil menggigit kecil bibirnya, wajahnya terlihat lebih nakal... aku suka...

Dengan dialek sundanya diapun berbisik pelan dikupingku....

“silvi mau kontol a....” katanya pelan sedikit malu-malu, tetapi tindakannya semakin berani dengan menyusupkan tangannya kebalik celanaku....

Tangan lembutnya hangat kurasakan masuk kebalik celana dalamku....

Dia pun menggenggam lembut batang penisku yang cukup besar dan sudah mengeras tersebut....

“kontol aa gede yah a..... silvi pengen a...” katanya lagi, sambil mulai mengurut batang penisku...

Tanpa babibu kubuka celanaku, dan ku pegang kedua tangan teh silvi... ku simpan batang penisku tepat dibibir teh silvi....

Lidah wanita itu pun menjulur untuk mulai menjilati batangku.... tidak seperti yang sudah berpengalaman memang, tapi justru kepolosannya yang membuatku makin bergairah....

Kulepaskan pegangan tanganku, tangan teh silvi pun mulai memegang penisku yang sudah menegang tersebut.... dengan kedua tangannya ia mengurut halus batangku....

Ahh, enak sekali kurasakan.... dia tidak mengulum penisku hanya mengurut-urut saja sambil memperhatikan lubang kencingku... seakan menunggu sesuatu....

Kurasakan sedikit keluar ciran dari penisku.... dan ketika cairan itu mulai menetes dilubang penisku teh silvi segera menjulurkan lidahnya menyambut setetes cairan birahi tersebut... sambil tetap mengurut-urut batangku, dia mengulum kepala penisku... persis seperti anak kecil sedang menikmati permen lolinya...

Sambil memejamkan matanya dia pun mulai lebih dalam mengulum penisku... tangannya mengelus kedua testisku.... nikmat sekali rasanya....

Bibirnya hangat terasa membelai batang penisku... membuat penisku kencang maksimal dialam mulut teh silvi....

Gayanya memang termasuk biasa, mungkin karena belum terlalu sering bercinta, karena menurut dia suaminya meninggal hanya dua bulan setelah mereka menikah... jadi mungkin hanya sedikit variasi saja yang dia tahu seputar bersenggama, namun justru itu yang membuatnya menarik.. serasa bercinta dengan perawan saja...

Penisku sudah berlumuran ludah.... begitupun bibir teh silvi, seakan tidak bisa menahan lelehan ludah yang tersudutkan oleh batang penisku didalam mulutnya...

“aa... masukin kontolnya yah a... ke memek silvi... silvi pengen diewe sama aa....” katanya, sedikit kaget aku mendengarnya.. tapi yang pasti hati ini senang sekali...

“iya teteh... dah pengen banget yah..” kataku...

“he.. em aa... silvi dah lama ga pernah gituan a... kontol aa juga gede, silvi belum pernah nyobain yang gede a... ” katanya lagi

Aku pun memindahkan badanku kebawah... kuusap usah belahan vagina teh silvi.... dia pun membukakan kedua pahanya untukku, siap menerima penisku didalam liang miliknya....

Aku perhatikan liang vagina teh silvi.... berdenyut denyut seakan tak tahan lagi ingin segera ditusuk oleh batang penisku....

Aku tempelkan batang penisku dibelahan teh silvi, ku gesek gesekan maju mundur tepat dibelahan nya, memastikan lendirnya keluar lagi untuk menyambut batang penisku..

“emhhhhhhh..” teh silvi makin melenguh sambil tetap memejamkan matanya...

Kupukul pukulkan batangku tepat di klitorisnya, membuat dia sedikit menggelinjang.... dan perlahan kumulai masuki liang senggama teh silvi....

Cukup sempit liang wanita ini... tapi karena licin, aku mun mulai meluncur masuk kedalam liang vaginanya....

“akkhhhh.... kontoll....” desah teh silvi... ketika batangku mulai meluncur masuk semua kedalam liang senggamanya..

Aku mun mulai menggenjot perlahan liang kewanitaan yang ternyata memang nikmat sekali seperti menggenjot seorang perawan...

“ahhhh.... shhhhhh... anj*ng... ahhhhh” desah teh silvi ketika aku mulai memompanya...

Tak kusangka, dibalik wajahnya yang lugu ternyata gayanya ketika bersenggama penuh kata-kata kasar.. tapi sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa dengan umpatan kasar dan kata makian yang dia lontarkan, karena keenakan sepertinya dia hilang kendali.... aku pun semakin semangat untuk terus memompa vaginanya...

“enggghhhh... aa... shhhhhhhh... enak pisan kontolnya a.... ahhh... anj*ng.. ahhhhh!!” kata teh silvi sedikit berteriak... membuatku semakin bernafsu untuk menyetubuhinya..

To be continued suhu..
 
Terakhir diubah:
Kedua juga ngikut nungguin
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd