Sir Edmund Hillary.
Dari namanya saja jelas kita bisa menerka bahwa ia pastilah seorang bangsawan.
Tapi bukan bangsawan Inggris.
Ia bangsawan Selandia Baru.
Bagaimana dengan nama Tenzing Norgay ?
Susah menerkanya.
Sebuah nama yang tak familiar di benak kita.
Tenzing Norgay adalah seorang Sherpa.
Apalagi itu?
Sherpa adalah seorang pemandu pendaki gunung.
Tenzing Norgay adalah seorang Sherpa berkebangsaan Nepal.
Sekembali mereka berdua dari puncak Mount Everest,
hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary,
dan hanya ada satu reporter saja yang mewawancarai Tenzing Norgay.
Berikut cuplikannya:
Reporter: "Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?"
Tenzing Norgay: "Sangat senang sekali"
Reporter: "Anda kan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?"
Tenzing Norgay: "Ya, benar sekali. Sebagai pemandu saya selalu berada di depan. Pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilahkan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia".
Reporter: "Mengapa Anda lakukan itu?"
Tenzing Norgay: "Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil memandu, membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN-nya".
Disekitar kita,
banyak sekali orang berkarakter seperti Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay.
Pepatah mengatakan:
"Bila Anda hendak menjadi pahlawan, harus ada orang yang bertepuk tangan dipinggir jalan".
Ternyata...
Di dunia ini,
tidak semua manusia berkeinginan dan memiliki impian seperti Sir Edmund Hillary, menjadi pahlawan.
Mereka ini cukup berbahagia dengan memberikan pelayanan dengan membantu orang lain mencapai impiannya.
Mereka merasa cukup menjadi "orang-orang yang bertepuk tangan saja dipinggir jalan".
Orang-orang yang bertepuk tangan di pinggir jalan seperti ini bernasib semacam "telor mata sapi".
Yang punya telor si Ayam,
Yang tersohor malah si Sapi...

Dari namanya saja jelas kita bisa menerka bahwa ia pastilah seorang bangsawan.
Tapi bukan bangsawan Inggris.
Ia bangsawan Selandia Baru.
Bagaimana dengan nama Tenzing Norgay ?
Susah menerkanya.
Sebuah nama yang tak familiar di benak kita.
Tenzing Norgay adalah seorang Sherpa.
Apalagi itu?
Sherpa adalah seorang pemandu pendaki gunung.
Tenzing Norgay adalah seorang Sherpa berkebangsaan Nepal.
Sekembali mereka berdua dari puncak Mount Everest,
hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary,
dan hanya ada satu reporter saja yang mewawancarai Tenzing Norgay.
Berikut cuplikannya:
Reporter: "Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?"
Tenzing Norgay: "Sangat senang sekali"
Reporter: "Anda kan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?"
Tenzing Norgay: "Ya, benar sekali. Sebagai pemandu saya selalu berada di depan. Pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilahkan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia".
Reporter: "Mengapa Anda lakukan itu?"
Tenzing Norgay: "Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil memandu, membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN-nya".
Disekitar kita,
banyak sekali orang berkarakter seperti Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay.
Pepatah mengatakan:
"Bila Anda hendak menjadi pahlawan, harus ada orang yang bertepuk tangan dipinggir jalan".
Ternyata...
Di dunia ini,
tidak semua manusia berkeinginan dan memiliki impian seperti Sir Edmund Hillary, menjadi pahlawan.
Mereka ini cukup berbahagia dengan memberikan pelayanan dengan membantu orang lain mencapai impiannya.
Mereka merasa cukup menjadi "orang-orang yang bertepuk tangan saja dipinggir jalan".
Orang-orang yang bertepuk tangan di pinggir jalan seperti ini bernasib semacam "telor mata sapi".
Yang punya telor si Ayam,
Yang tersohor malah si Sapi...
