Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Teman kerjaku idamanku

Apakah cerita nya perlu dilanjutkan?


  • Total voters
    190
  • Poll closed .
Setelah merasakan kenikmatan sampai 3x, akupun merapikan celanaku agar orang lain tidak terlalu curiga. Untunglah suasana di bioskop temaram dan sepi sehingga orang lain tidak curiga akan aktifitasku dengan Rani.

30 menit kemudian film sudah selesai. Agak susah ini kaki diajak untuk berjalan serasa tidak ada tenaganya. Kami kemudian berjalan menuju parkiran mobil untuk pulang.

“Gimana Rav tadi? Enak gak?” tanya Rani

“Gila kamu Ran…enak sih enak tapi kalo ketahuan gimana?” timpalku

“Hehehehehehe makanya aku milih nonton malam – malam Rav, biar sepi gak ada yang curiga dan juga di mall yang sepi”

“Hmmmm Ran, sebenernya kamu ngajakin aku keluar itu tujuannya buat enakin aku aja atau kamu juga mau enak?” tanyaku

“Yaaah gimana sikon nya aja Rav” sahut Rani

Tidak sampai satu jam kami sudah keluar pintu tol. Kendaraan menuju kea rah rumah Rani. Jalanan Nampak sepi dan gelap gulita. Maklum saja di saat kejadian ini belum marak di tempat umum di pasang CCTV.

Rani meminggirkan mobilnya dan menyalakan lampu hazard. Tanpa berbicara, seolah – olah aku sudah paham apa yang diinginkan oleh Rani. Kudekati Rani, kemudian kuciumi pundaknya yang putih. Tanganku tidak tinggal diam. Kumasukkan tangan kiri ku ke dalam tanktop Rani. Dan benar seperti dugaanku, Rani tidak menggunakan beha. Kian lama putingnya terasa mengeras. Kulihat wajah Rani yang cantik, dia nampak menikmati dengan memejamkan kedua matanya dan menggigit bibir bagian bawahnya. Setelah aku puas menciumi pundak Rani, kuturunkan tali tanktopnya. Tangan kanan ku kemudian mengangkat tangan kiri Rani dan kuciumi keteknya yang mulus. Mungkin para pembaca disini terheran – heran kenapa selalu saya menciumi ketek Rani. Ya, saya memang terobsesi ketek panlok yang putih, mulus, bersih. Saya pikir itu adalah komposisi yang sempurna di dunia ini. Tidak ketinggalan kemudian kujilati keteknya, sambil tangan kiri ku berpindah ke puting sebelah kanan tetek Rani. Kupelintir pelan – pelan putingnya hingga Rani terlihat mendesah pelan. Setelah aku cukup puas menjilati keteknya, aku coba untuk lebih keatas dengan menciumi leher Rani. Kemudian kucoba keatas lagi hingga menyentuh bibir bagian bawahnya. Tiba – tiba Rani memegang kepalaku.

“Maaf Rav, cukup. Aku gak kuat kalo diajak ciuman, nanti malah kebablasan” sergah Rani.

Akupun menurut. Kusingkap tanktop Rani keatas. Kuserang kedua putingnya yang sudah mengeras. Kusedot putingnya sebelah kanan, sedangkan puting sebelah kiri kupelintir pelan – pelan. Rani tak tahan mengeluarkan desahannya. Setelah putingnya basah dan mengeras, aku berpindah ke putingnya sebelah kiri. Lidahku memutari aerolanya tanpa menyentuh putingnya. Rani semakin kelojotan. Kusedot putingnya yang merah muda itu, tubuhnya semakin bergoncang.

Setelah aku puas mengerjai kedua putingnya, aku memundurkan kursi yang diduduki oleh Rani. Tak lupa juga kursinya ku posisikan menjadi landau sehingga posisi Rani menjadi tiduran. Aku berpindah posisi di depannya.Kulihat kedua puting Rani mengkilat bekas air liurku terkena cahaya jalanan yang remang – remang. Tak lama kemudian kupelorotkan celana pendek Rani sehingga terlihat mem*knya. Tanpa menunggu aba – aba, Rani mengangkangkan kakinya lebar – lebar. Hal ini memudahkanku untuk melihat mem*knya yang berwarna pink agak kecoklatan dan sedikit ada rambut kemaluannya.

Kuambil bantak mobil yang berada di sampingku kemudian kusuruh Rani untuk mendudukinya agar posisinya agak terangkat keatas. Ya, kali ini aku ingin menyerang anus Rani. Kumulai gerakanku. dengan kedua jempolku naik turun di samping bibir mem*k Rani. Kujilati lubang anus Rani. Ah…..rasanya ya seperti itu lah…..

Kujulurkan ujung lidahku semakin masuk kedalam lubang anusnya. Badan Rani bergetar – getar tidak karuan. Kuintip tangannya memaikan kedua payudaranya sendiri.

Kemudian kuusap mem*k Rani secara perlahan. Rambut kemaluannya yang tipis terasa di permukaan tanganku. Lubang anusnya sudah mulai basah oleh air liurku. Aku kemudian berpindah menjilat mem*ek Rani dan jari telunjukku kumasukkan kedalam lubang anus Rani.

“Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh…………..” terdengar suara lengkingan Rani yang agak kaget. Mungkin dia tak mengira jariku masuk ke lubang anusnya.

Kugerakkan jariku maju mundur sambil kujilati mem*k Rani secara ganas. Rani bergerak seperti cacing kepanasan. Setelah tubuh Rani mulai berkedut – kedut, aku berhenti menjilati mem*knya. Kuganti dengan dua jari tangan kiriku yaitu jari telunjuk dan jari tengah mengobok – obok mem*k Rani. Sehingga kedua lubang Rani kuserang dengan kedua tanganku.

Tak sampai 5 menit Rani mengalami orgasme. Akan tetapi aku aku tidak berhenti. Kedua tanganku tetap mengobok – obok mem*k dan lubang anus Rani.

“Beerhenti duuhluuh Raavvhhh….aaahhhh….aaaahhhh” pinta Rani.

Aku tidak menggubrisnya. Hingga tak lama kemudian Rani orgasme untuk kedua kalinya dengan tempo waktu yang berdekatan. Kali ini aku mengeluarkan kedua tanganku dari kedua lubang Rani.

“Giihhllaaaahhh Kaaahhmuuuhh Raavvvhhhhh”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd